Seorang amatiran yang mencoba, merekam suaranya yang kadang kedengaran aneh. Ia yang suka ngawur, baginya ngawur adalah cara terbaik buat menemukan inspirasi dalam berkarya (entah ia juga bingung berkarya itu apa maksudnya). Dalam hati, ia selalu suka membayangkan dirinya seperti manusia bebas, baru…
Di episode kedua ini, setelah sebulan yang lalu melepas episode pertama memuisikan, "Akulah si Telaga" karya pak Sapardi Djoko Damono. Kali ini membacakan puisi karya beliau, lagi, yang judulnya "Bunga, 2". Semakin ke sini bolehlah aku bilang kalau aku ini penggemar puisi-puisi karya pak Sapardi. Soalnya 'lirik' puisinya gak jauh-jauh dari bunga, pohon, telaga, hujan, batu, angin, langit, taman dan segala kesederhanaan alam beserta isinya. Ah, meski suaraku tak layak disebut bagus atau indah, tetap saja tak bisa menahan keinginan untuk merekamnya. Soalnya aku tau suaraku agak serak-serak ringan dan kalau didengerin pas lagi pas, maksudnya pas lagi tenang dan sendiri atau lagi mood dengerin puisi pasti ikut merasakan keindahan kata-kata dalam puisi pak Sapardi. Sampai di sini dulu. Selamat menderngarkan. O ya, di episode ini ada puisi bonus yang aku selipkan, tentu karya pak Sapardi juga yang aku petik dari buku Hujan Bulan Juni: Sepilihan Sajak (1959-1994). Sampai jumpa dan terima kasih.
Puisi indah karya Sapardi Djoko Damono. Semoga kalian suka dan sedikit jadi lebih tenang. Salam pengagum karya-karya indah (puisi).