Ngaji Kitab Al Hikam karya Ibnu Athaillah As Syakandari oleh KH Imron Djamil. Tambak Beras
Janganlah kelambatan pemberian karunia Allah sementara engkau telah sungguh - sungguh berdoa, menyebabkan engkau berputus asa. Karena Allah mengijabah pada apa yang Dia pilihkan Untukmu, bukan pada apa yang sesuai seleramu. Dan pada waktu yang Dia kehendaki, bukan pada waktu yang kau inginkan
Kegigihan usahamu (ijtihadi) pada usaha yang telah dijamin untukmu. Sementara melalaikan tugas yang dituntut Allah untukmu, merupakan salah satu tanda (dalil) dari terhapusnya penglihatan mata hati (al-bashirah)
Manusia wajib berusaha untuk menetapi tugas kekhalifahannya. Namun Allah yang memutuskan hasilnya.
Mereka yang buta mata hatinya tidak tahu apa saja bagian yang harus diusahakan dan mana yang harus diimani sudah dijamin oleh Allaj
Dalam melakukan tadbir, seorang hamba harus mengenali mana saja bagian yang "maqama bihi ghairuka" , bagian mana yang sudah diatur oleh Allah, sehingga tidak perlu manusia turut untuk memastikan suatu hasil, dan bagian mana bagian yang bisa diusahakan oleh manusia.
Sesempurnanya seorang manusia merencanakan sesuatu dengan data yang ia peroleh akan selalu ada data tak terduga yang sebelumnya disembunyikan oleh Allah. Karena itu etika orang mukmin untuk tidak memastikan apa yang ia telah rancang menjadi suatu kepastian hasil. Karena kepastian ada di tangan Allah
Istirahatkan dirimu dari kesibukan mengatur urusan duniamu. Karena sesuatu urusan yang telah diatur Allah untukmu, Tidak Perlu turut engkau mengaturnya
Manusia boleh memiliki perencanaan, Himmah, cita-cita, dan berusaha untuk mencapainya. Namun hendaknya etika orang mukmin tidak boleh memastikan akan hasilnya. Karena kepastian adalah takdir Allah.
Himmah ( cita-cita yang kuat) tidak akan mampu menjebol dinding takdir Allah. Usaha manusia untuk mengubah takdir sebenarnya masuk ke dalam lingkaran takdir itu sendiri
Bagaimana seorang salik, mengetahui dirinya diposisikan oleh Allah di posisi yang mana? Apakah oleh Allah diposisikan Al-Asbab ataupun At-Tajrid? Selain lewat seorang Guru Mursyid, ada beberapa cara untuk mengetahuinya.
Keinginanmu untuk melakukan at-tajrid (meninggalkan usaha - usaha mencari rizki) sedangkan Allah menetapkan di dalam maqam al -asbab (sebab -musabab, yakni melakukan usaha - usaha mencari rezeki ) adalah termasuk ke dalam syahwat yang tersembunyi
Mereka yang keimanannya sempurna tidak akan memiliki ketergantungan selain kepada Allah. Ketergantungan seseorang terhadap amal adalah tanda bahwa keimanannya memiliki cacat-cacat, karena menganggap amal dapat menyaingi kehendak Allah
Saat beramal dan bekerja Jangan fokuskan dirimu kepada hasil melainkan fokuskan saja kepada Allah
Tanda dari i'timad kepada amal adalah putusnya harapan kepada Allah, ketika usaha yang ditempuhnya menemui kegagalan
Pengenalan dan pengantar tentang ilmu Tasawuf dan Kitab Al Hikam karya Ibnu Athaillah As-Syakandari.