Bentuk sorak yang menyuarakan suara hati. Semoga saja sampai ke hati yang lain.
Di episode kali ini, Kaki Tara membacakan sepenggal kisah yang sudah dikirimkan melalui email swakatarasa@yahoo.com namun cerita kali ini cukup sedih dan cukup memberikan banyak pesan untuk kita. Kita harus bisa menggali lebih lagi apa yang sebenarnya ingin kita bawa nanti, bahwa hidup memang tentang perjalanan dan setiap apa yang kita bawa itu tentu akan berkurang ataupun akan berganti, ya kita harus siap untuk melewatinya. Kita harus kuat, setidaknya untuk diri kita sendiri. Semangat^_^
Tak selamanya sendu selalu kelabu, kadang ia hadir untuk memberi arti. Sendu menjadi pengingat dikala penat, atau di saat kita menjadi orang paling sedih/bahagia sedunia, bahwa sendu adalah teman kita paling pengertian.
Hidup mesti berpeluh, untuk bisa mencapai mimpi dan mewujudkan apa yang jadi keinginan kita kadang kala kita harus mengorbankan satu dan lain hal untuk bisa mencapai apa yang kita ingin gapai. Tidak apa-apa untuk istirahat dan memberi jeda sejenak, karena kita manusia yang bisa lelah dan butuh sedikit waktu untuk akhirnya menyadari, bahwa kesenangan yang kita alami saat ini hanyalah sementara, dan lagi-lagi kita dituntut untuk belajar sabar. Karena, pasti sampai dan pasti bisa. :)
Kalau kalian bisa dengan dermawan kepada orang lain, lantas kenapa kalian malah pelit sama diri sendiri? Jangan keterusan yah, diri sendiri juga perlu kita peduliin, perlu kita sayang agar semuanya seimbang.
Bila akhirnya dia pergi, ya itu berarti bukan tertakdir untuk kita miliki.
Rindu tak selalu berakhir dengan temu, kadang rindu juga berakhir dungu. Karena yang dirindu tak mau tahu.
Hello everyone, selamat datang di podcast kaki tara, selamat mendengarkan suara hati yang pernah bungkam.
Tentang sisi biru yang sebenarnya kelam dan menyimpan pekat yang mendalam.
Semesta tak selalu menjanjikan indah yang nampak nyata, kadang kesedihan selalu dianggap remeh dan dipandang sebelah mata. Bertahanlah ketika semesta menunjukkan wajah ketidakadilannya.