Salinan dari buku tulisan pribadiku...
disaksikan burung burung gereja yg tertib mengambil posisi masing masing, berderet di kabel jalanan kota kecil ini,.. . langkah tanpa tujuan, hanya ingin keluar dari bisingnya keramaian... berjalan di pertokoan yg tak beroperasi di malam hari.
Ingatan yg selalu menghentikan langkah..."overthinking"
Tak ada yg bisa melawan ketentuan nya, bersabarlah semua hal indah telah di siapkan, meski harus berdarah untuk sampai ke tujuan.
Dan hari ini...., tidak ada siapapun yang berani menghalangi, menahan ketika sang pemilik raga untuk berada bersamanya.., walau tak sedikit "kami" masih sangat amat menginginkannya ( spesial untuk eyang sapardi djoko damono)
Juni, bulan campur aduk rasa, ketakutan demi ketakutan menghantui diri, kepada juni kumohon " Berdamailah Denganku "
Lalu lamat ku saksikan sendiri ragaku di gerogoti oleh cahaya kecil itu,. "Keharusan-keharusan yang mengharuskan"
Tersekat di ujung lidah.. sebuah kata yang tak akan pernah terucap.. . karna tak ada ingin pandanganku, . melihat senyummu tergantikan oleh sebuah luka mendalam.. .
Spesial untukmu tuan, Rengkuh Rinduku, jaga dengan rapi, untuk sebuah temu.
Berceloteh bersama adik mungilku "umi" yah.... Dy salah satu orang yg menyaksikan bagaimana aq tergopoh setelah badai itu.
Sebuah sajak ku, yang di sempurnakan oleh background musicnya "joshua ginting" dengan permainan keyboard nya yg apik, terimakasih josh...
Sajak yg ku tulis berdasarkan kerinduan sang adik kepada "sang putri"
Mencoba menjadi orang gangguan jiwa, membuat kapala ku sakit.
"maaf" menjadi penetral ampuh untuk luka seorang pecinta, untuk semua kesalahan, besar maupun kecil, semua akan selesai
Pelukan lelah sudah sangat erat merangkul tubuh ku...
Suatu luka yg tertahan menumpuk di Ruang diri sampai pada suatu waktu ke ajaiban datang, melepas Raungan yg lama tertahan, lega bahkan luka pun di sembuhkan dengan keyakinan sendiri...