teruntuk dia yang datang dengan harapan dan cinta. Gian.
Mungkin tidak pernah ada kesempatan untuk menyuarakan isi hati, namun sepertinya ini cara terbaik untuk kita.
Sebuah puisi dari saya untuk semua tenaga medis diluar sana yang senantiasa berjuang demi kemanusiaan
Saat malam pun larut keceriaan Kesepian yang tak semata alasan Pada Tuhan, Pemilik Semesta Alam Pengabul segala kehendak Pemberi seluruh rizki
Lagi-lagi hari minggu yang kau tunggu. Begitu saja membawakanku cerita yang candu. Kini eksistensimu hanya sebuah kesempatan temu atau peluang untuk sakit hati.
Kopi tidak mengenal derajat, Terserah dari kalangan mana. Kopi itu menyatukan, karena lewat rasa kita mengenal, dari pahit kita menemukan manis.
Mungkin pada mulanya hati itu tak berpintu, tak bercelah. Kadang manusia membutuhkan benturan demi benturan sampai hatinya dapat terbuka. Mungkin begitulah orang bilang cinta datang bersama luka.
Ku bermimpi namun sekilas. Di alam bawah sadarku kau muncul. Namun ku tau itu hanya ilusi semata. Karena menyesal tidak ada dalam kosakata mu
From me brought to my monolog. Hari ini hujan. Kita lupa menutup jendela di ruang kosong bernama hati. Kala itu dimusim yang sama bayangmu terlihat. Tanpa aba-aba dan tanpa jeda.
Kuteringat sebuah kota tua yang dimana menyimpan sesuatu. Sedetik moment tak pernah kulupakan meski kini menjadi kenangan. Tanpamu.