Sebaiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain. Tapi apa gunanya jika tidak bermanfaat untuk dirinya sendiri? Mengenai jati diri, relationship, ambisi, dan tawakal
Attiya. Merantau ke Solo dan kuliah di S1 fisika. Dikenal sebagai anak religius dan hobi nongkrong di masjid. Di tahun 2018, ada kejadian luar biasa yang menimpa hidupnya
Materi episode ini tidak jauh dengan sebelumnya. Kali ini dibahas lebih dalam dan lebih ngena. Didapatkan dari berbagai sumber :D
Semoga puisi ini menjadi pelajaran untuk kita semua. Menyadari kerapuhan hati adalah awal untuk bertumbuh
Jangan lupa memahami diri sendiri Ada ralat. pada bagian kata "hati dan emosi". Seharusnya "pikiran dan emosi"
Kamu rajin beribadah, shalat, tilawah, datang ke kajian. Tapi selalu menggerutu karena jodoh belum datang? Mungkin kamu kurang bisa menerima takdir dari Allah. Seharusnya kamu bersyukur karena diberi waktu lebih lama untuk memperbaiki diri
Ini tidak sekedar "melupakan" doi/mantan/siapapun yang pernah datang ke kehidupan kita. Tips ini juga membangun karakter agar lebih baik ke depannya. Caranya berbeda dengan yang lain. lumayan menyakitkan. namun hasilnya jauh lebih baik (menurut gua wkwkwk). yeah short pain long gain Kalo ada sesuatu bisa send voice message ke https://anchor.fm/tentangdiri/message atau dm ig @attiyanr
Banyak sekali orang mudah jatuh cinta pada orang lain padahal hanya sekedar mencari pelampiasan. Bahkan tidak bisa membedakan apakah dirinya sungguh cinta atau hanya ego belaka