POPULARITY
Categories
Selamat datang para pendengar podcast INIKOPER! Hari ini kita akan menyelami kisah William and Lily Foundation, sebuah organisasi filantropi di Indonesia yang memiliki visi besar: menciptakan "Kesempatan yang sama bagi semua masyarakat Indonesia untuk berkembang." Bayangkan sebuah masa depan di mana setiap individu, terlepas dari latar belakangnya, memiliki kebebasan untuk mencapai potensi penuh mereka. WLF tidak hanya bermimpi, tetapi juga bertindak. Mereka telah bertransformasi menjadi yayasan pemberi hibah yang berani, berfokus pada "taruhan besar" untuk memberdayakan komunitas rentan di Indonesia bagian timur. Ini bukan sekadar memberikan bantuan, melainkan membangun ekosistem yang kuat agar masyarakat dapat berkembang secara mandiri dan berkelanjutan. Bagaimana WLF mewujudkan visi ambisius ini? Mereka mengadopsi pendekatan yang cerdas dan adaptif, terinspirasi dari prinsip "Lean Impact". Ini berarti mereka tidak takut untuk bereksperimen, belajar cepat dari setiap inisiatif, dan terus menyempurnakan strategi mereka. WLF berinvestasi pada tiga area kunci: memastikan Pengembangan Anak Usia Dini yang berkualitas, meningkatkan Literasi dan Numerasi dalam Pendidikan Dasar, serta menciptakan Peluang Ekonomi Lokal yang berkelanjutan. Dengan bekerja sama erat dengan organisasi lokal sebagai mitra sejati, WLF memastikan bahwa solusi yang diterapkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan di lapangan, membangun kapasitas dari dalam komunitas itu sendiri. Lebih dari sekadar program, WLF berkomitmen pada perubahan sistemik. Mereka mengintegrasikan isu-isu krusial seperti Inklusi Sosial dan Perubahan Iklim ke dalam setiap aspek pekerjaan mereka, memastikan bahwa dampak yang diciptakan tidak hanya luas tetapi juga adil dan berkelanjutan. Melalui strategi komunikasi dan kolaborasi yang kuat, WLF tidak hanya berbagi keberhasilan, tetapi juga pembelajaran, menginspirasi lebih banyak pihak untuk bergabung dalam perjalanan menuju Indonesia yang lebih sejahtera dan setara. Ini adalah kisah tentang bagaimana filantropi yang strategis dan berani dapat menjadi katalisator perubahan transformatif.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Hendrik Monteiro dan Meri Kaona dari Komunitas Kongregasi Bunda Hati Tersuci Maria di Keuskupan Maumere, Indonesia. Ulangan 6: 4-13; Mazmur tg 18: 2-3a.3bc-4.47.51ab; Matius 17: 14-20.IMAN SEBESAR BIJI SESAWI Renungan kita pada hari ini bertema: Iman Sebesar BijiSesawi. Ada kenyataan bahwa setelah sekian waktu mengikuti Sang Guru, YesusKristus, terbukti para rasul tidak dapat menyelesaikan suatu masalah yangmereka hadapi. Orang sakit dan kerasukan roh jahat tidak dapat mereka sembuhkandan bebaskan dari roh jahat. Mereka jelas menyadari ada yang tidak beres denganiman mereka, namun mereka tidak tahu persis apa sebenarnya yang tidak beresitu. Yesus Kristus menemukan bahwa yang kurang pada merekaialah kekuatan, kualitas dan inti iman itu meski mereka tiap saat hidupbersama-Nya. Iman diumpamakan sebesar biji sesawi, yaitu meski kecil tetapiberisi, berkualitas, berkekuatan dan penuh dengan kuasa Tuhan. Potensi yangsedemikian besar itu akan mampu melakukan apa yang tidak mungkin. Ia dapatmemerintahkan gunung untuk pindah tempatnya. Konkretnya, iman sebesar biji sesawi itu seperti apa?Aspek paling inti ialah di dalam diri seorang beriman, Tuhan adalah penentu danpenggeraknya. Ini mengikuti apa yang dikatakan oleh Santo Paulus, bahwahidupnya adalah bukan dirinya sendiri, tetapi Yesus Kristus yang hidup di dalamdirinya. Misalnya Anda diminta oleh teman untuk membantu meringankan sakittertentu, Anda berkeyakinan bahwa Tuhan yang akan berbuat semuanya. Doa, iman,tenaga, pikiran, inisiatif, pekerjaan, materi yang mungkin dipakai untukmembantu, tapi Tuhan tetap nomor satu yang diberikan ruang dan kesempatankepada-Nya untuk berbuat atas orang sakit itu. Sering terjadi, kemampuan kita manusia saja yangdiandalkan sehingga cepat juga terlihat akibatnya yaitu seperti kita capai,bosan, marah dan menyerah. Ini sangat mungkin Tuhan tidak diberikan ruang dankesempatan untuk berbuat. Akhirnya kita akan mengeluh seperti para rasul, yaitumengapa kita tidak bisa menyembuhkan atau menyelesaikan persoalan sendiri? Daritempat-Nya yang tersembunyi, Tuhan mungkin berbisik: imanmu tidak kuat. Kamutidak melibatkan Aku. Aspek berikutnya yang menandakan iman sebesar biji sesawiialah kesadaran dan kecintaan untuk mempertahankan iman yang sudah tumbuh didalam diri kita. Meski kecilnya seperti biji sesawi, godaan untuk meremehkan,melupakan dan lalai merawatnya harus sekuat mungkin dikalahkan. Dari jauh-jauhwaktu sebelumnya Musa sudah ingatkan akan sebuah kesetiaan, ketaatan danketahanan untuk mempertahankan iman ini. Jangan pernah dilupakan dan dibuanggara-gara ada sesuatu baru yang datang ke permukaan hidup ini. Kita mempunyaiajaran dasar, kitab suci, tradisi suci, spiritualitas yang semua ini wajibdirawat, dipertahankan dan dihidupi selalu. Hanya dengan itu iman kita dapatbertahan sampai akhir. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan YesusKristus, Bunda-Mu dan juga Bunda kami, Santa Perawan Maria menjadi contoh bagikami dalam beriman secara mantap, bagai biji sesawi yang sangat berguna.Tuntunlah kami untuk selalu meneladani iman Bunda Maria. Salam Maria penuhrahmat ... Dalam nama Bapa ...
INI、尾崎匠海&藤牧京介が全国各地で路上ライブを開催 即興のアカペラやカバー曲など2人の歌声で観衆を魅了グローバルボーイズグループ“INI(アイエヌアイ)”の尾崎匠海と藤牧京介が8月7日(木)に東京・隅田公園そよ風広場(認可路上ライブ#artspot)で路上ライブを開催しました尾崎・藤牧は8月4日(月)にオリジナル楽曲「Unrequited Love(読み:アンリクワイテッド ラブ)」「プロポーズ」の2曲をデジタルリリース
”Aș recomanda să se fure mai puțin, dacă chiar e o problemă financiară atât de gravă”, spune într-un interviu la RFI procurorul militar Bogdan Pîrlog, președintele Asociației Inițiativa pentru Justiție, care comentează chestiunea pensiilor speciale. El mai afirmă că ”Justiția este în momentul de față în moarte clinică, dar ceea ce se redeschide acum este perna pe față”. Bogdan Pîrlog, despre reforma justiției: ”Această așa-zisă reformă nu este nici o reformă, nu aduce absolut nimic, nu are nici o justificare și nu va face decât să îngroape sistemul judiciar, iar cetățeanul va deconta din plin prăbușirea sistemului judiciar (...). Ca un sfat, dar aici ca cetățean, nu ca magistrat: dacă chiar este o problemă financiară atât de gravă, aș recomanda să se fure mai puțin”. Despre pensiile speciale: ”Aveți idee la cât iese acum un magistrat la pensie? (...) Se iese la 60 de ani, potrivit legii din 2022. Deci momentul acesta al vârstei de pensionare a fost depășit (...). Sunt niște dispoziții tranzitorii pe zece ani, în care la acest moment se iese la pensie undeva pe la 50 de ani, dar anul ăsta. Anul următor, cresc. În zece ani, se ajunge la 60 de ani”. Despre dosarele Revoluției și Mineriadei, în care este anchetat Ion Iliescu: ”În ceea ce privește răspunderea penală, este evident că nu poate fi trasă o persoană decedată la răspunderea penală, însă lămurirea situației de fapt, chiar dacă privește acte de conduită ale persoanei decedate se va cerceta, având în vedere că discutăm de o acțiune concertată, din ce am citit din presă, a mai multor persoane și atunci trebuie lămurită sub toate aspectele. Deci probabil se vor efectua acte de urmărire penală și cu privire la conduita lui Ion Iliescu, chiar dacă a decedat, dar fără să atragă răspunderea acestuia”.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Hendrik Monteiro dan Meri Kaona dari Komunitas Kongregasi Bunda Hati Tersuci Maria di Keuskupan Maumere, Indonesia. Ulangan 4: 32-40; Mazmur tg 77: 12-13.14-15.16.21; Matius 16: 24-28.PENYANGKALAN DIRI Renungan kita pada hari ini ini bertema: Penyangkalan Diri. Pertukaranbarang di zaman dahulu dengan sistem barter, terjadi misalnya pisang dibawahdari gunung ditukar dengan ikan dari pantai. Zaman telah berubah dan sistempertukaran ikut berubah, sehingga istilahnya bukan lagi tukar menukar barang,tetapi membeli barang. Kita memakai uang untuk “menukar”nya dengan barang yangada di toko. Apakah hidup seseorang bisa ditukar atau dibeli mengikuti cara seperti ini?Seseorang bawa dirinya ke seorang pemegang uang, lalu ia diambil oleh orangkaya tersebut dan sejumlah uang berpindah tangan ke keluarga orang tersebut.Mungkin bisa terjadi saat ini, namun kejadian itu dapat digolongkan sebagaisuatu tindakan tidak normal bahkan mungkin kriminalitas. Pertukaran jenis ini terjadi dalam konteks pasar dan perdagangan. TuhanYesus mengajarkan satu jenis pertukaran hidup, tetapi tidak sebagai sebuahperdagangan. Ia menghadirkan sebuah gaya hidup baru demi meraih keselamatanjiwa dan raga bagi umat manusia. Kepada mereka yang memilih untukmengikuti-Nya, syarat utamanya ialah melakukan sebuah pertukaran hidup: pribadidan semangat hidupnya. Gaya dan semangat duniawi yang membuat kita mementingkan diri kita saja danhidup dalam kegampangan serta bermental dilayani, ditukar dengan gaya hidupbaru dari Yesus ialah penyangkalan diri dengan tanda utama ialah memanggulsalib. Ini melengkapi apa yang sudah dilakukan oleh Tuhan, yaitu membeli kitadari dunia ini dengan harga mahal sekali. Kita dijadikan milik-Nya ditandaidengan pembaptisan dan masuknya kita ke dalam Gereja. Jadi kita mengalami suatupertukaran hidup yang mencakup kepemilikan Tuhan atas diri kita dan gaya hidupdunia ini ditukar dengan gayanya Yesus Kristus berupa penyangkalan diri danmemanggul salib. Ini bukan berarti dunia, budaya dan hidup sosial tidak lagi meng-klaim kitasebagai miliknya, atau sebaliknya kita sendiri kehilangan status di dunia ini.Kita nyatanya masih mengalami dan memiliki itu semua, tetapi diri kita initelah bertukar kualitasnya dengan lebih tinggi, yaitu sebagai para pengikutKritsus. Status ini sudah kita miliki dan tiap saat kita mengalami betapaberartinya kita. Buktinya kita berjanji untuk setia kepada Tuhan dalam kata dan perbuatan kita. Ini yang Musaingatkan supaya kita tidak oleh melupakan status yang amat penting ini. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Di dalam kuasa dan rahmat-Mu, ya Bapa, kamiingin menguduskan diri kami melalui perkataan dan perbuatan kami dengan tetapberada di bawah bimbingan Roh-Mu. Semoga semangat penyangkalan diri yangdiajarkan Putea-Mu Yesus Kristus senantiasa selalu bertumbuh kuat di dalam dirikami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
Buku "Beyond Collaboration Overload" karya Rob Cross menyoroti paradoks modern di mana kolaborasi yang berlebihan, alih-alih meningkatkan efisiensi, justru menjadi sumber utama stres dan penurunan kinerja. Cross berpendapat bahwa kita terjebak dalam bentuk kolaborasi disfungsional yang membebani waktu dan kapasitas kognitif. Fenomena ini dipicu oleh faktor-faktor internal seperti keinginan untuk membantu, rasa puas dari pencapaian, dan ketakutan dicap buruk, serta pemicu kecemasan seperti ketakutan kehilangan kendali dan ketidaknyamanan terhadap ambiguitas. Beban ini dapat muncul sebagai "lonjakan" tiba-tiba atau "pembakaran lambat" yang mengikis kesejahteraan secara bertahap. Sebagai solusi, Cross memperkenalkan konsep "kolaborasi esensial" yang merupakan bagian dari "lingkaran tak terbatas" yang saling memperkuat. Sisi pertama lingkaran berfokus pada "merebut kembali waktu" dengan menantang keyakinan pribadi yang tidak produktif, menerapkan struktur baru dalam pekerjaan (seperti menentukan tujuan "Bintang Utara" dan mengelola kalender secara strategis), serta mengubah perilaku untuk merampingkan praktik kolaborasi. Ini termasuk mengelola rapat dan email secara efisien, menggunakan pesan langsung dan media kaya secara strategis, serta membangun kepercayaan untuk mengurangi permintaan persetujuan yang tidak perlu. Setelah waktu berhasil direbut kembali, sisi kedua lingkaran berfokus pada "menginvestasikan kebebasan baru" untuk meningkatkan kinerja dan kesejahteraan. Ini melibatkan mobilisasi jaringan yang luas untuk skala dan inovasi melalui tiga cakrawala waktu (pendek, menengah, panjang), menjadi "energizer" yang menarik bakat dan peluang melalui tujuan dan kepercayaan, serta mencari pembaruan melalui koneksi pribadi di luar pekerjaan. Dengan menerapkan strategi ini, individu dan organisasi dapat membebaskan diri dari beban kolaborasi, meningkatkan efektivitas, dan mencapai kehidupan yang lebih berarti dan produktif secara holistik.
Generasi Z adalah pribumi digital sejati yang tumbuh dengan ponsel pintar, internet, dan media sosial sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Mereka tidak pernah mengenal dunia tanpa konektivitas instan, membentuk cara mereka berinteraksi, belajar, dan bersosialisasi. Generasi ini sangat mahir mengkurasi persona daring mereka, sering kali mengukur nilai sosial melalui "likes" dan interaksi digital. Namun, ketergantungan pada teknologi ini juga membawa tantangan, seperti potensi rentang perhatian yang lebih pendek, tekanan sosial dari perbandingan daring, dan risiko masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan harga diri rendah akibat perundungan siber atau paparan konten yang tidak sehat. Memahami Generasi Z sangatlah penting karena mereka adalah kekuatan transformatif yang akan membentuk masa depan masyarakat, ekonomi, dan budaya. Sebagai kelompok demografi pertama yang sepenuhnya digital, cara mereka mengonsumsi informasi, berbelanja, dan bekerja akan memengaruhi tren global. Mereka cenderung pragmatis, sadar sosial, dan lebih skeptis terhadap otoritas tradisional dibandingkan generasi sebelumnya. Bagi bisnis, pendidik, dan pembuat kebijakan, mengakui karakteristik unik ini—termasuk preferensi mereka untuk komunikasi visual dan interaktif—adalah kunci untuk terhubung secara efektif dan memanfaatkan daya beli serta pengaruh sosial mereka yang signifikan. Untuk menjangkau dan belajar bersama Generasi Z, diperlukan pendekatan yang autentik, digital-sentris, dan berorientasi solusi. Ini berarti berkomunikasi di platform yang mereka gunakan dengan bahasa mereka sendiri, mempromosikan transparansi dan tujuan sosial yang jelas, serta menyediakan peluang untuk partisipasi dan kreasi. Dalam konteks pendidikan, terutama untuk isu-isu seperti pelestarian hutan dan perubahan iklim, strategi harus mencakup konten interaktif dan visual, gamifikasi, proyek berbasis aksi nyata, kolaborasi dengan influencer, dan penyajian data yang didukung bukti. Dengan memberdayakan mereka untuk menjadi advokat yang terinformasi dan mendukung kesejahteraan digital mereka, kita dapat berkolaborasi dengan Generasi Z untuk membangun masa depan yang lebih baik.
Membangun ekosistem perubahan sosial yang dinamis adalah kunci untuk mengatasi tantangan kompleks di dunia saat ini, mulai dari ketimpangan hingga krisis lingkungan. Ekosistem ini merupakan jaringan hubungan yang terstruktur antara individu, kelompok, dan institusi yang menyelaraskan nilai-nilai dan peran untuk mencapai keadilan dan kesetaraan. Dalam konteks ini, empat strategi utama—akselerasi, kolaborasi, orkestrasi, dan mainstreaming—muncul sebagai pendekatan yang berbeda namun saling melengkapi, masing-masing dengan tujuan dan fokus uniknya untuk mendorong perubahan yang signifikan dan berkelanjutan. Akselerasi berfokus pada percepatan laju perubahan dan dampak, seringkali melalui "scaling" yang melampaui sumber daya yang diinvestasikan, memungkinkan respons cepat terhadap krisis dan mendorong inovasi. Namun, kecepatan berlebihan dapat menyebabkan kelelahan atau pengabaian aspek penting. Di sisi lain, kolaborasi adalah tentang kerja sama multi-pihak untuk mencapai tujuan bersama, memecahkan masalah kompleks, dan membangun kepercayaan. Pendekatan seperti Dampak Kolektif menekankan komunikasi berkelanjutan dan pengukuran bersama, meskipun prosesnya bisa memakan waktu dan rumit dalam mengelola berbagai kepentingan. Orkestrasi melangkah lebih jauh dengan manajemen strategis dan koordinasi pemangku kepentingan dalam ekosistem, seperti seorang konduktor yang memandu orkestra. Tujuannya adalah untuk meningkatkan penciptaan nilai, mendorong inovasi berkelanjutan, dan mencapai pertumbuhan skala besar dengan menyelaraskan berbagai aktor. Sementara itu, mainstreaming adalah puncak dari upaya perubahan, mengintegrasikan inovasi sosial yang berhasil ke dalam kebijakan dan praktik kelembagaan untuk dampak sistemik dan berkelanjutan. Ini mengubah solusi baru menjadi norma yang diterima secara luas, meskipun ada risiko inovasi kehilangan esensi radikalnya saat diinstitusionalisasi. Analisis menunjukkan bahwa tidak ada satu strategi pun yang paling efektif secara universal. Sebaliknya, kekuatan sejati terletak pada penggunaan keempat strategi ini secara komplementer dan sinergis, dengan penekanan yang bergeser sesuai dengan konteks dan tahap perkembangan ekosistem. Misalnya, kolaborasi sangat penting di fase awal untuk membangun kepercayaan, sementara orkestrasi menjadi krusial di fase pertumbuhan untuk menyelaraskan upaya yang berkembang, dan mainstreaming adalah kunci di fase kematangan untuk keberlanjutan jangka panjang. Oleh karena itu, pembangunan ekosistem perubahan sosial yang paling efektif membutuhkan kepemimpinan adaptif yang mampu mengorkestrasi, memanfaatkan data untuk pembelajaran berkelanjutan, dan memberdayakan komunitas. Pendekatan terintegrasi ini memastikan bahwa upaya perubahan tidak hanya cepat dan inovatif, tetapi juga inklusif, berkelanjutan, dan mampu mengatasi akar masalah sosial secara holistik, mengubah inisiatif terpisah menjadi kekuatan transformatif yang kohesif.
Dalam setiap langkah menuju masa depan yang lebih baik, kita dihadapkan pada dua pilihan: menyerah pada keputusasaan atau berani mengorkestrasi perubahan. Kisah-kisah dari Aceh pasca-tsunami hingga perjuangan melawan krisis iklim global mengajarkan kita bahwa transformasi besar tidak terjadi dalam satu momen, melainkan melalui kerja sama yang tulus dan tujuan yang jelas. Ini adalah panggilan untuk melihat lebih dari sekadar masalah, dan fokus pada "bagaimana" kita dapat menyelesaikannya bersama-sama. Kita harus percaya bahwa setiap tindakan kecil, ketika disatukan, memiliki kekuatan untuk menciptakan gelombang momentum yang tak terhentikan. Sering kali, kita terjebak dalam narasi bahwa kemajuan ekonomi harus mengorbankan lingkungan. Namun, dunia kini bergerak menuju pemahaman baru: tindakan iklim yang cerdas adalah pendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Ini bukan lagi tentang pilihan antara "planet atau keuntungan," melainkan tentang membangun sistem ekonomi yang adil, bersih, dan tangguh untuk semua. Podcast ini akan membawa Anda memahami perubahan pola pikir ini, menggali bagaimana kebijakan, teknologi, dan kolaborasi dapat membuka peluang tak terduga untuk menciptakan kemakmuran tanpa merusak bumi. Mari kita bergabung dalam percakapan yang penuh harapan ini. Setiap episode akan mengeksplorasi bukti-bukti optimisme dari berbagai penjuru dunia—dari kota-kota yang merevolusi transportasi hingga komunitas yang memperjuangkan keadilan lingkungan. Kita akan belajar dari para pemimpin yang berani, para inovator yang gigih, dan orang-orang biasa yang melakukan hal-hal luar biasa. Ini bukan hanya tentang mengatasi krisis, tetapi juga tentang menemukan kekuatan kita untuk membangun dunia yang lebih baik. Dengarkan, terinspirasi, dan temukan peran Anda dalam mengorkestrasi perubahan untuk kebaikan bersama.
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 5 Agustus 2025Bacaan: "Karena Tuhan memberi ajaran kepada yang dikasihi Nya, seperti ayah kepada anak yang disayangi." (Amsal 3:12)Renungan: Orang tua di dunia ini tidak satupun yang menginginkan anak-anaknya menjadi orang yang gagal atau menderita di kemudian hari. Semuanya berharap anak-anaknya menjadi orang yang berhasil dalam studi, karir dan juga rumah tangga. Itulah sebabnya orang tua selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya, bahkan mereka pun rela mengorbankan apa saja demi anak. Kasih, perhatian, perlindungan dan terkadang juga teguran diberikan orang tua kepada anak. Dalam kehidupan rohani, Tuhan pun bertindak demikian. Di satu sisi Tuhan senantiasa melimpahkan kasih, kemurahan, pemeliharaan, penyertaan dan pertolongan kepada kita; di sisi lain Dia juga akan memberikan teguran atau hajaran kepada kita bila kita melakukan pelanggaran atau dosa di hadapan-Nya. Tujuan teguran itu adalah agar kita menjadi jera dan tidak lagi mengulangi kesalahan sehingga kita dapat bertumbuh ke arah yang benar sesuai dengan kehendak-Nya. Teguran Tuhan kepada kita terkadang dapat berupa masalah atau persoalan: sakit penyakit, krisis keuangan, masalah keluarga dan sebagainya. Tuhan mengizinkan hal itu terjadi agar kita segera menyadari kesalahan dan berbalik ke jalan-Nya yang benar. Oleh karena itu, "...janganlah engkau menolak didikan Tuhan dan janganlah engkau bosan akan peringatanNya." (Amsal 3:11). Daud pernah melakukan pelanggaran besar di hadapan Tuhan. Ia berzinah dengan Batsyeba. Kemudian Tuhan memakai Natan untuk menegur Daud. Akhirnya Daud pun menyesal dan bertobat. Natanpun berkata kepada Daud: "Tuhan telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati. Walaupun demikian, karena engkau dengan perbuatan ini telah sangat menistai Tuhan, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati." (2 Samuel 12:13-14). Kunci utama ketika kita menerima teguran dari Tuhan adalah bertobat. Pengakuan diri bahwa kita telah melakukan dosa di hadapan Tuhan itu sangat penting, dan itu adalah kunci untuk mengalami pemulihan dan berkat dari Tuhan. Jadi bila kita mendapat teguran dari Tuhan, jangan menjadi kecewa atau marah. Ini artinya Tuhan sangat mengasihi kita, "Jika kamu harus menanggung ganjaran: Allah memperlakukan kamu sebagai anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?" (Ibrani 12:7). Tuhan Yesus memberkati.Doa:Tuhan Yesus, terima kasih atas peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidupku, baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Aku bersyukur karena Engkau mengangkat aku sebagai anak-Mu. Kini aku menyadari bahwa sebagai seorang anak, aku harus senantiasa taat dan setia pada-Mu. Engkau tidak menghendaki aku jauh dan lari dari jalan-Mu. Maka terkadang ada hal-hal yang mungkin tidak kusukai terjadi dalam hidupku, yang kupercaya itu adalah teguran-Mu untukku agar aku tidak salah dalam melangkah. Amin. (Dod).
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Eland Parera dan Meri Kaona dari Komunitas Kongregasi Bunda Hati Tersuci Maria di Keuskupan Maumere, Indonesia. Bilangan 12: 1-13; Mazmur tg 51: 3-4.5-6a.6bc-7.12-13; Matius 14: 22-36.ORANG BUTA JANGAN MENUNTUN ORANG BUTA Renungan pada hari ini bertema: Orang Buta Jangan MenuntunOrang Buta. Pekerjaan menuntun sama kualitasnya dengan membimbing, mengarahkandan mengajarkan. Ini mengandaikan bahwa yang menuntun itu adalah orang yanglebih berkualitas dibandingkan dengan yang dituntun. Misalnya guru menuntunmurid-murid dan orang tua menuntun anak-anak atau cucu-cucu. Tuhan menyelenggarakan hidup kita dengan suatu modelpembelajaran untuk menjadi sesuatu yang diharapkan. Dunia binatang saja secaranatural juga berlaku hukum ini, apalagi manusia yang punya peradaban, di manaakal budi dan imannya menjadi instrumen mendasar yang dipakai untuk menuntundan mengajarkan. Orang-orangpilihan Allah seperti nabi, rasul dan imam dikaruniai kemampuan ini. Tugas istimewa ini bisa lebih dipandang sebagai suatuprivilese atau keistimewaan. Orang-orang pilihan sangat menyadari tentang hal ini. Sama seperti seorang Uskupatau imam atau presiden dengan tugas-tugasnya yang istimewa, ia terdorong untuk menjalankannya secara bertanggungjawab dan adil. Tetapi di sisi lain, orang yang iri atau tidak suka dengan keistimewaan ini pasti memandangnya sebagaisesuatu yang tidak adil, tidak wajar dan tidak benar. Biasanya ada pengaruh Setan yang memenuhi mereka dengan ambisi berkuasa, lalumenginginkan posisi atau privilese tadi. Itu yang terjadi dengan perhatian dan belas kasih Tuhan kepada bangsa Israelyang dalam pembuangan Babel, namun diterangi oleh nubuat nabi Yeremia bahwapembebasan mereka sungguh terjadi. Nubuatini dilawan oleh orang-orang yang tidak suka dengan kehendak Tuhan. Mereka seperti orang buta yang menuntun bangsaIsrael yang buta sedang menuju ke tanah asalnya. Kelakuan mereka mirip dengan orang-orang Farisi yangdikecam oleh Yesus. Merekamelawan Tuhan Yesus Kristus. Kejadian yang digambarkan oleh bacaan Injil pada hari inicukup menjelaskan kepada kita bahwa iman yang kecil atau lemah seperti yangditunjukkan oleh rasul Petrus, tidak bisa diandalkan untuk membimbing danmengajarkan orang lain yang belum kuat imannya. Yang sudah terjadi ialah orangyang salah beriman seperti orang Farisi menganggap diri mampu membimbing oranglain. Padahal itu sama dengan orang buta menuntun orang buta. Bisa jadi mereka bersama-samajatuh ke dalam kehancuran. Atau lebih parah, bisa jadi mereka menjurumuskanorang-orang ke dalam lembah dosa, sementara mereka tahu untuk meluputkandirinya. Untuk menghindari ini, satu nasihat bijaksana buat kita ialah:janganlah menjadi yang buta menuntun yang buta. Rasul Petrus kini telah menjadi model iman kita, karenaimannya sudah sejati. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan dan Allahkami, semoga di dalam rahmat-Mu kami dapat mengisi seluruh hari ini selaludengan perkataan dan perbuatan yang mengakui kebesaran-Mu dan memuliakannama-Mu. Salam Maria penuh rahmat... Dalam nama Bapa...
Fenomena kekhawatiran pelaku usaha memutar lagu Indonesia karena kewajiban membayar royalti. Ini respon Pembina Federasi Serikat Musisi Indonesia yang juga pengawas LMKN (Lembaga Manajemen Kolektif Nasional) - Candra Darusman
Bahasa Indonesia Bersama Windah (for intermediate Indonesian language learners)
https://www.patreon.com/windahTranskrip: https://www.patreon.com/posts/berita-makna-one-135608072?utm_medium=clipboard_copy&utm_source=copyLink&utm_campaign=postshare_creator&utm_content=join_linkTerjemahan: https://www.patreon.com/posts/eng-berita-makna-135608650?utm_medium=clipboard_copy&utm_source=copyLink&utm_campaign=postshare_creator&utm_content=join_linkMakna Bendera One Piece yang Ramai Dipasang di HUT ke-80 RIBelakangan ini ramai di media sosial adanya fenomena pemasangan bendera serial anime asal Jepang, One Piece, yang berkibar di sejumlah rumah hingga kendaraan menjelang HUT RI ke-80. Aksi ini ditengarai sebagai sikap ekspresi kekecewaan masyarakat terhadap pemerintah.Riki Hidayat, warga Kebayoran, Jakarta Selatan, yang berniat mengibarkan bendera anime One Piece di depan rumahnya di momen HUT ke-80 RI, mengatakan mengibarkan bendera One Piece berarti simbol protes atau bentuk perlawanan dari rakyat yang selama ini tak puas dengan kinerja pemerintah.Bagi Riki, mengibarkan bendera One Piece bukan berarti tak lagi mencintai Indonesia. “Ini bukan soal hilangnya rasa nasionalisme ya,” dia mempertanyakan apa artinya nasionalisme jika negara tak ada upaya untuk melindungi hak warga negaranya sendiri.“Saya cinta Tanah Air di mana saya bisa hidup di sana,” ujarnya. “Tetapi Tanah Air yang saya cintai itu, bukan tanah air tempat saya membayar pajak, namun tidak mendapatkan hak yang sepadan atas pajak yang saya bayar,” ujar dia,Menanggapi fenomena tersebut, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Sufmi Dasco Ahmad menganggap pemasangan bendera tengkorak bajak laut itu sebagai upaya memecah belah bangsa. Menurut dia, fenomena ini bergerak secara sistematis."Kami mendeteksi dan mendapat masukan dari lembaga-lembaga pengamanan memang ada upaya memecah belah persatuan dan kesatuan," kata dia di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada Kamis, 31 Juli 2025.https://www.tempo.co/politik/makna-bendera-one-piece-yang-ramai-dipasang-di-hut-ke-80-ri-2053723#goog_rewardedSumber gambar: IG @dankuurrr_Terima kasih banyak atas dukungannya untuk:SAHABAT WINDAHAkiramJayNyong Jago Bob GenericJohn nyMartin JankovskýWilliam ChenDawid GerstelDRamzan BAlex PepinnsSebastianAlexander ScholtesJrobabuja11 RoboNicholai LidowAliteJack William HusbandsAndre ChampouxDemiAlastair JudsonKatherine WalkerLino ArboledaLeon KwekCameron Edinger-ReeveSam BayleyLivvieIsmail OtchiChrisRussell BarlowMary PopeIga Komar帥志 Shuai Chih LinBjornrappangeHossein KhoshtaghazaAldoParis LuckowskiMatthew O'ConnorRussell OgdenYaszalix子强 孙Bart van de KampWC Kon태엽 주Arthur NazaryanDaniel KaposiEmily HuangBenjamin SaySussanTEMAN WINDAHJohn McBride Kristofer Nivens P. Clayton D. Causey, CT Vanessa HackJohn ShumLuis PaezCraig RedriffMariusCharlotteJonny 5Jose LorenzoJeremyLulunMadeleine MillerAngelo CaonRossi von der BorchSicily FiennesEm McDermottMeredith R NormanTom Simamora ThatcherTim DoolingDevin NailAlissa Sjuryadi-TrowbridgeBillEric EmerTarquam James McKennaAmanda BlossStephen MSusan & Ben SetiawanJensBen HarrisonNaota YanagiharaHans WagnerJustin WilsonJayZane RubaiiBenjaminDerynAlexH HMatt WintersAlec MitchellVinceDanielBertiSugiyamaAtsuko MaenoMosaStephen GrahamHannah RowntreeColleen Thornton-WardAilise Sweeney-LoweJimmyYng KenjicnxuFlorian HopfKurt VerschuerenJoakimRyosuke SudaBerberJeroen VellekoopJan NedermeijerMatthewTakeshi YamafujiNatePatrickMiquelFeeJingle YanMathias朗 桑田Benedikt GanderBen PlayfordLauraKenji YanaguRicky ZhangVacanza TropicaleBill Dalton惠羽 蔡Sophie Hoestereyこ ぱるDouglas HerrickTim SomervilleMaxence AKFSF BEddoMarc EberJaime NoriegaJin Kimivy babyJessica BruntonMark ChavezDevlin KuyekDaniel TanDawn TanNeoKimchiSpiritAnders RydbergPaulie MoraAndrew RogersPaula Bradley蕾戴PENDENGAR SETIAColumba TierneyLuciano HespanholHH JorgensenAmina AljehaniJannedCamillelishan fengluan
Rencana Strategis (Renstra) dan Theory of Change (ToC) merupakan dua instrumen fundamental dalam dunia perencanaan yang seringkali digunakan secara berdampingan, terutama dalam sektor publik dan organisasi non-profit. Meskipun keduanya bertujuan untuk memandu organisasi dalam mencapai tujuannya, mereka memiliki fokus, pendekatan, dan fungsi yang sangat berbeda. Memahami perbedaan ini adalah kunci untuk merancang strategi yang tidak hanya ambisius, tetapi juga terstruktur dengan baik dan didukung oleh logika yang kuat. Jika Renstra berfokus pada "apa" dan "bagaimana" organisasi akan bergerak maju, maka ToC mendalami "mengapa" dan "bagaimana" perubahan yang diinginkan akan terjadi di masyarakat. Renstra adalah dokumen perencanaan formal yang bersifat operasional dan hierarkis. Pendekatannya cenderung top-down, dimulai dari visi dan misi organisasi, yang kemudian diturunkan menjadi tujuan, sasaran, dan program kerja yang terukur. Renstra berorientasi pada jangka waktu menengah, biasanya 5 tahun, dan menekankan pada pencapaian target serta indikator kinerja yang konkret. Ini adalah cetak biru yang mendetail tentang alokasi sumber daya, jadwal, dan tanggung jawab, memberikan panduan yang jelas bagi setiap anggota organisasi untuk melaksanakan tugasnya. Sebaliknya, Theory of Change adalah alat analitis yang lebih reflektif dan dinamis. ToC menggunakan pendekatan backward mapping, dimulai dari hasil atau dampak jangka panjang yang diinginkan, kemudian mundur untuk mengidentifikasi semua prasyarat yang harus terpenuhi. Fokus utamanya adalah pada logika perubahan—yakni, bagaimana dan mengapa suatu intervensi akan menghasilkan perubahan transformatif. ToC sering divisualisasikan dalam bentuk diagram yang menunjukkan jalur perubahan yang kompleks dan non-linear, termasuk adanya umpan balik (feedback loops) dan faktor-faktor eksternal. Perbedaan mendasar lainnya terletak pada cara keduanya memperlakukan asumsi. Dalam Renstra tradisional, asumsi yang mendasari strategi seringkali tidak dieksplisitkan dan dianggap sebagai sesuatu yang sudah ada (given). Hal ini membuat Renstra menjadi rentan jika asumsi tersebut ternyata salah. Di sisi lain, ToC secara sengaja menyoroti dan menguji asumsi-asumsi kritis yang mendasari setiap langkah dalam jalur perubahan. Ini menjadikannya alat yang sangat berharga untuk manajemen risiko dan adaptasi, karena memungkinkan organisasi untuk mengidentifikasi potensi kelemahan dalam logika mereka sebelum implementasi. Pada akhirnya, Renstra dan ToC bukan instrumen yang saling bersaing, melainkan saling melengkapi. ToC berfungsi sebagai fondasi konseptual yang kuat, memberikan pemahaman mendalam tentang logika perubahan yang diharapkan. Dengan demikian, ToC dapat menjadi landasan untuk pengembangan Renstra yang lebih strategis, berbasis bukti, dan adaptif. Renstra kemudian menerjemahkan logika tersebut ke dalam rencana kerja yang terukur dan dapat dilaksanakan, memastikan bahwa setiap aktivitas yang dilakukan memiliki alasan yang jelas dan terhubung langsung dengan dampak yang ingin dicapai.
The New Global Possible, aksi iklim tidak lagi dipandang sebagai pengorbanan ekonomi, melainkan sebagai pilar sentral untuk pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja. Narasi ini merupakan perubahan besar dari pandangan sebelumnya yang menganggap aksi iklim sebagai beban ekonomi yang berisiko. Para pemimpin seperti Presiden Joe Biden secara historis mempromosikan strategi ekonomi yang mengintegrasikan aksi iklim untuk menghidupkan kembali ekonomi, meningkatkan daya saing, dan menciptakan jutaan lapangan kerja energi bersih. Undang-undang AS seperti Bipartisan Infrastructure Law (BIL), CHIPS and Science Act, dan Inflation Reduction Act (IRA) mengalokasikan triliunan dolar untuk tujuan ini, yang menghasilkan dampak positif pada ekonomi dan lingkungan. Pergeseran pola pikir ini sangat dipengaruhi oleh penelitian dan advokasi dari Komisi Global tentang Ekonomi dan Iklim, yang meluncurkan laporan Better Growth, Better Climate pada tahun 2014. Laporan ini menantang pemikiran yang sudah lama tertanam bahwa pertumbuhan ekonomi dan aksi iklim adalah permainan zero-sum. Sebaliknya, laporan tersebut menyimpulkan bahwa aksi iklim yang cerdas dapat menghasilkan masa depan yang lebih dinamis, kompetitif, dan menarik investasi. Laporan ini, yang didukung oleh para pemimpin global dan ekonom terkemuka, menjadi dasar bagi narasi pertumbuhan baru yang meyakinkan. Penelitian ini menunjukkan bahwa biaya kelambanan iklim jauh lebih besar daripada biaya tindakan. Selain itu, laporan ini menemukan bahwa investasi dalam ekonomi rendah karbon akan meningkatkan efisiensi ekonomi, mendorong inovasi, dan mengurangi risiko. Hal ini juga menyoroti manfaat yang lebih luas seperti peningkatan kesehatan masyarakat, pengurangan polusi, dan penciptaan puluhan juta lapangan kerja baru. Narasi baru ini telah membantu para pemimpin negara-negara berkembang dan ekonomi menengah untuk melihat transisi iklim sebagai peluang pertumbuhan, memungkinkan mereka untuk melewati fase pembangunan yang merusak dan kotor. Pergeseran pola pikir ini terbukti dalam tindakan yang dilakukan di seluruh dunia. Tiongkok, meskipun merupakan penghasil emisi terbesar, telah menjadi pemimpin tak terbantahkan dalam pasar energi terbarukan global dengan mengendalikan lebih dari 80% kapasitas manufaktur panel surya dan hampir 60% pasokan angin dunia. Investasi dini Tiongkok telah secara signifikan menurunkan biaya energi terbarukan di seluruh dunia. Di India, investasi dalam energi bersih melonjak, dan pemerintah telah menetapkan target ambisius untuk kapasitas non-bahan bakar fosil. Indonesia juga mengadopsi rencana pembangunan rendah karbon yang dapat meningkatkan PDB dan menciptakan jutaan lapangan kerja. Pada akhirnya, kesuksesan transisi ekonomi ini tidak hanya bergantung pada penelitian dan investasi, tetapi juga pada kepemimpinan politik dan kerja sama. Transisi ini membutuhkan pendekatan menyeluruh dari pemerintah, di mana setiap kementerian—bukan hanya kementerian lingkungan hidup—memainkan peran aktif. Ini juga menyoroti pentingnya memastikan bahwa keuntungan dari ekonomi hijau didistribusikan secara adil, melindungi pekerja yang rentan dan memastikan bahwa transisi ini inklusif. Dengan fokus yang tepat pada tindakan yang memiliki dampak terbesar dan membangun dukungan politik, "kisah pertumbuhan baru" ini dapat terwujud, menciptakan masa depan yang lebih aman dan sejahtera untuk semua.
Apa itu Orkestrasi Aksi Iklim? Orkestrasi Aksi Iklim, seperti yang dijelaskan dalam kesimpulan buku, adalah sebuah pendekatan holistik dan terfokus untuk mengatasi perubahan iklim. Ini bukan hanya tentang satu tindakan tunggal, melainkan tentang menciptakan lingkungan yang paling produktif untuk mendorong perilaku positif, membangun koalisi yang kuat, dan mengarahkan sumber daya secara strategis. Pendekatan ini menyadari bahwa solusi teknis dan ekonomi saja tidak cukup. Dibutuhkan perpaduan antara "apa" yang perlu dilakukan (solusi teknis, data, dan pemodelan) dengan "bagaimana" melakukannya (kepemimpinan, diplomasi, dan kemitraan) untuk mencapai perubahan pada kecepatan dan skala yang dibutuhkan. Mengapa ini Penting? Meskipun dunia telah membuat kemajuan dalam mengatasi perubahan iklim, lajunya masih terlalu lambat. Pendekatan saat ini yang sering kali terfragmentasi dan berfokus pada gejala, bukan pada akar masalah, tidak akan cukup untuk menghindari dampak terburuk dari krisis iklim. Orkestrasi aksi iklim penting karena ia menawarkan peta jalan yang praktis untuk memprioritaskan upaya kolektif. Dengan mengidentifikasi "titik kritis" dan memfokuskan energi kita pada sistem dan geografi yang paling penting, kita dapat menciptakan siklus baik yang menghasilkan momentum yang tidak terhentikan. Ini adalah cara untuk mengejar ketertinggalan dan membuat kemajuan kita berlipat ganda, baik dalam kecepatan maupun ukurannya. Empat Pilar Utama Pendekatan ini dibangun di atas empat pilar utama. Pertama, pergeseran pola pikir yang mendalam, yang mengintegrasikan tujuan untuk manusia, alam, dan iklim—bukan melihatnya secara terpisah. Ini juga berarti memahami bahwa perubahan iklim adalah masalah ekonomi dan politik yang sistemik, bukan hanya isu lingkungan. Kedua, fokus pada mendukung transisi negara, terutama negara-negara berpenghasilan menengah yang besar yang memiliki potensi dampak terbesar. Ketiga, fokus pada perubahan sistem, bukan proyek individual, dengan memprioritaskan transformasi sistem energi, pangan, dan kota yang saling terkait. Peran Pendanaan dan Politik Pendanaan dan politik adalah dua aspek yang paling krusial. Orkestrasi aksi iklim menekankan perlunya pendanaan yang strategis—pendanaan publik dan swasta harus disalurkan ke tempat yang tepat, dengan instrumen yang tepat, untuk mengurangi risiko dan mendorong investasi. Ini juga menuntut pemikiran ulang tentang bagaimana aturan perdagangan internasional dapat mendorong transisi hijau. Dari sisi politik, pendekatan ini menyoroti bahwa dukungan politik yang luas sangat penting. Ini berarti para pemimpin harus belajar bagaimana membingkai aksi iklim sebagai solusi untuk masalah yang dihadapi warga setiap hari, seperti biaya hidup, keamanan, dan pekerjaan, untuk mendapatkan dukungan yang langgeng. Mengapa Optimisme adalah Kekuatan Pendorongnya Pada intinya, orkestrasi aksi iklim adalah tentang optimisme yang teguh. Optimisme ini tidak naif, tetapi didasarkan pada bukti dan praktik yang telah terbukti. Kisah-kisah keberhasilan dari seluruh dunia—mulai dari kemitraan bisnis hingga gerakan lokal—menunjukkan bahwa perubahan itu mungkin. Pendekatan ini mengajak kita untuk percaya pada kapasitas kolektif kita untuk mengatasi masalah yang ada dan membangun masa depan yang lebih baik, dengan fokus, tekad, dan kolaborasi yang radikal. Ini adalah seruan untuk bertindak, bukan dari rasa takut, tetapi dari harapan bahwa kita bisa menuliskan masa depan yang lebih aman dan sejahtera.
Khotbah Ibadah Raya | Minggu, 3 Agustus 2025 *HUKUM KELAYAKAN / HUKUM AKSIOMA* (Matius 10:37-38) Setiap orang memiliki nilai rasa layak. Sesuatu yang layak itu sesuatu yang pantas atau sepadan. Yesus menampilkan hal yang layak atau berkenan di hati-Nya bagi setiap orang yang mengasihi dan mau mengikuti Dia. Matius pasal ke 10 ini berkaitan dengan pemilihan murid-murid saat itu, ada hal-hal yang disebut hukum kelayakan ketika mengikuti Yesus. Yesus menerangkan bahwa ketika seseorang mau mengikut Dia, dia harus sungguh-sungguh (100%) mengasihi Yesus lebih dari apa pun, tidak melebihi kasih kepada orang tua, anak, pasangan. Dalam hal ini kita pahami bahwa ketika orang-orang terkasih dalam hidup kita sedang dalam kondisi yang lemah kita pasti akan berjuang dengan keras untuk menolongnya sebagai bukti kasih. Demikianlah ukuran yang Yesus pakai untuk menerapkan kasih yang layak pada Yesus. Ketika kita mengasihi keluarga kita dengan baik dan sempurna, maka kita pun harus mengasihi Yesus dengan cara yang seperti itu bahkan lebih sebab Dia adalah Allah. Engkau mengasihi Yesus karena engkau mendapatkan warisan keselamatan yang dari Allah dalam Yesus! Tiada hal apapun di dunia ini yang mampu memisahkan kita dari kasih Kristus itu disebut kasih rasional. Kasih rasional itu ketika kita tidak mungkin menyangkali pribadi yang kita kasihi. Misal, ada orang tua yang miskin tidak mungkin anak itu akan menyangkal orang tuanya, jika ia menyangkal maka ia tidak layak disebut sebagai anak. Sama halnya dengan ketika seseorang mengikuti Yesus, tiba-tiba ia dicobai oleh Iblis, menjadi miskin dan kemudian meninggalkan imannya kepada Yesus, berarti ia pun tidak layak bagi Yesus. Jadi, percaya kepada Yesus bukan karena ikut-ikutan, bukan karena ada kekayaan apa di dalamnya, atau supaya bisa masuk surga saja, tetapi yang IA kehendaki ialah kita mengasihi Dia dengan sungguh dan memiliki hubungan saling menjalin kasih dengan Kristus. Inilah standar kasih yang layak kepada Yesus. 1. Dalam proses atau perjalanan hidup kita mengikut Yesus, memikul salib (menderita oleh karena iman dan percaya kepada Yesus), sudah menjadi kelayakan bagi kita untuk menanggungnya karena dengan cara demikianlah kita dapat membuktikan kasih kita yang tulus dan murni kepada-Nya. Walau terjadi penindasan, penyiksaan, intimidasi, pengucilan, dll., tidak akan memudarkan atau mengurangi kasih kita kepada-Nya. “Pikullah” (Yn. Lamanei) ini adalah kalimat penting dan ditegaskan. Ini adalah perintah yang Ia berikan untuk kita dapat layak di hadapan-Nya. Oleh sebab itu, jangan lari atau menghindar dengan sengaja dari kelayakan ini! Saudara beriman kepada Kristus, saudara harus siap pegang dan pikul penderitaan oleh karena diri-Nya. Siaplah pikul salib = selalu siap untuk menderita! Sebab dengan begitulah kita disebut layak bagi-Nya karena kita pun turut ikut dalam penderitaan-Nya. Sekalipun zaman sudah modern sekalipun, tak ada yang bisa menggantikan standar hukum kelayakan kepada Kristus 1. Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan segenap kekuatan dan dengan segenap akal budimu dan kasihilah sesamamu manusia seperti engkau mengasihi dirimu sendiri. Pertama-tama kasihilah Tuhan Allah lebih dahulu baru kemudian sesama kita manusia sama seperti diri kita sendiri. 2. Pikullah salibmu maka engkau akan disebut layak bagi Yesus. Barangsiapa rela kehilangan nyawanya oleh karena Kristus, ia akan mendapatkannya. Silahkan koreksi diri saudara sendiri, apakah saudara sungguh sudah layak bagi Yesus? Yesus telah menjalani penderitaan-Nya lebih dulu, Yesus yang miliki pribadi yang agung saja sudah dicaci maki, dihujat, diludahi, disiksa, dihukum dan dibunuh, masakkan kita tidak mau turut menderita bersama-Nya? Jika engkau sungguh mengasihi Yesus maka engkau pun juga mau turut menderita! Tuhan Yesus memberkati
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Salesian Don Bosco Gerak di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Pengkhotbah 1: 2; 2: 21-23; Mazmur tg 90: 3-4.5-6.12-13.14.17; Kolose 3: 1-5.9-11; Lukas 12: 13-21.BERHARAP MENJADI KAYA Tema renungan kita pada hari Minggu Biasa ke-18 ini ialah: Berharap MenjadiKaya. Secara natural manusia di dunia cenderung menjadikan barang, sesamamanusia, benda dan hal-hal non materi untuk menjadi miliknya. Kecenderunganuntuk menjadi kaya bagi manusia merupakan hal biasa. Ini adalah sifat yangmelekat pada pribadi manusia dan keluarga atau kelompok orang. Harapan menjadikaya di dunia ini menjadi keinginan yang mendasar. Satu keluarga mempunyai kebiasaan berdoa bersama sudah berjalan sejak lama,terutama pada malam hari sebelum atau sesudah makan. Setiap orang salingmengingatkan untuk kesempatan istimewa itu supaya semua dapat terlibat. Ketikasatu atau dua anggota keluarga agak terlambat karena urusan pekerjaan di luarrumah, anggota yang lain rela menunggu. Bagi yang berada di luar daerah,berusaha berdoa sendiri, agar sama dengan yang ada di rumah. Intinya, setiapanggota keluarga menjadikan doa bersama itu sebagai sebuah quality time, kesempatan yang sangat berharga. Absen, berarti rugibagi yang bersangkutan. Dengan memanfaatkan sungguh-sungguh kesempatan istimewa tersebut, keluargaitu benar-benar menikmati yang namanya kekayaan yang dimiliki baik sebagai pribadi maupun bersama dalamkeluarga. Yang dimaksudkan kekayaan itu, paling kurang ada tiga unsur yangpenting di sini. Pertama ialah rasa memiliki satu sama lain sebagai satukeluarga. Di sini ada keluarga atau home, jadi tidak bergantung pada rumah,perlengkapan, uang dan barang-barang dunia ini. Setiap pribadi salingmemperhatikan dan berhubungan supaya dapat dihindari seseorang yang tidakterhitung. Kedua, rasa memiliki itu dipertahankan dengan ikatan kebutuhan yangmempersatukan sebagai keluarga. Belum tentu orang-orang punya rasa memiliki,menjadi sebuah kekuatan dan sangat bernilai, jika mereka tidak memperkuatpersekutuan sebagai keluarga atau komunitas. Cara memperkuatkannya ialah denganpertemuan atau perjumpaan yang rutin. Rasa cinta dan kebutuhan untuk melengkapisatu sama lain akan semakin kuat jika orang secara rutin bertemu danberinteraksi. Ketiga, sebuah kebersamaan itu adalah dalam dan bersama Tuhan. Doa bersama,pelayanan dan pengutamaan kemuliaan kerajaan Allah adalah gaya hidup parapengikut Kristus. Jika orang-orang kristiani dan pengikut Kristus memilih hanyadua unsur pertama tadi dan tidak dilengkapi yang ketiga ini, mereka belum dapatdikatakan memiliki kekayaan yang sesungguhnya. Hendaknya kita berharap untukterpenuhi kekayaan-kekayaan ini: rasa memiliki sebagai sesama, persekutuansebagai anak-anak Allah, dan kemuliaan kerajaan Allah. Jangan membuat hidupmenjadi sia-sia hanya karena ketiga hal ini tidak diindahkan. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Allah, berkatilah kami agar perayaan hariMinggu ini menjadi kekuatan baru bagi kami, yaitu menjadikan Dikau sebagaikekayaan kami yang utama. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
Podcast INIKOPER dimulai dengan menyoroti pesan inti buku The New Global Possible, yaitu tentang optimisme yang gigih dalam menghadapi krisis iklim. Dicontohkan melalui pengalaman Christiana Figueres, yang berhasil mengubah keputusasaan pasca-Kopenhagen menjadi momentum tak terhentikan yang berujung pada Perjanjian Paris. Ini menekankan bahwa perubahan besar tidak datang dari keputusasaan, melainkan dari pola pikir yang tepat dan kolaborasi yang kuat. Kita berada di persimpangan jalan sejarah, dan pilihan kita sekarang akan menentukan masa depan planet ini. Buku ini tidak hanya sekadar seruan untuk bertindak, tetapi juga panduan tentang cara mengorkestrasi perubahan sistemik melalui enam lensa utama: multilateralisme, teknologi, bisnis, keadilan, kota, dan ekonomi. Penekanan diberikan pada gagasan bahwa perubahan sistemik sangat personal; bahwa krisis planet adalah cerminan dari krisis pola pikir kita. Transformasi eksternal hanya dapat terjadi jika ada evolusi batin, di mana kita menyadari keterhubungan kita dengan alam dan satu sama lain, bergeser dari persaingan menuju kolaborasi dan dari ketakutan menuju harapan. Sebuah poin kunci adalah bahwa perubahan tidak dapat diimplementasikan tanpa keadilan. Lingkungan dan keadilan sosial saling terkait erat. Isu-isu seperti hak atas tanah bagi masyarakat adat dan perlindungan terhadap pembela lingkungan adalah fondasi untuk transisi yang adil. Transisi ke ekonomi rendah karbon harus inklusif dan tidak boleh meninggalkan komunitas yang paling rentan. Kerangka kerja seperti Perjanjian Escazú dan Gerakan Sabuk Hijau menunjukkan bagaimana solusi lokal dan inklusif dapat diperluas untuk mengatasi ketidakadilan sistemik. Ringkasan ini juga membahas peran krusial teknologi, tetapi bukan sebagai "peluru perak." Contoh Global Forest Watch menunjukkan bahwa teknologi menjadi transformatif ketika digunakan untuk menciptakan transparansi radikal, memungkinkan akuntabilitas, dan memberdayakan masyarakat lokal. Inovasi harus didorong oleh tujuan yang jelas dan kolaborasi yang luas, bukan hanya demi keuntungan komersial. Transformasi ini membutuhkan siklus inovasi yang lebih cepat, di mana teknologi digabungkan dengan realitas politik, sosial, dan kapasitas kelembagaan yang ada. Terakhir, ringkasan ini menyoroti pergeseran dramatis dalam pemikiran ekonomi. Dulu, tindakan iklim dianggap merugikan pertumbuhan ekonomi. Namun, berkat laporan seperti New Climate Economy, narasi ini telah berhasil diubah. Kini, tindakan iklim dipandang sebagai pendorong pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan daya saing. Podcast ini menyimpulkan bahwa transisi ekonomi membutuhkan alur pendanaan yang masif dan terstruktur, yang mengalirkan modal dari negara-negara kaya ke negara-negara berkembang untuk mendukung adaptasi, mitigasi, dan keadilan. Ini adalah cerita pertumbuhan baru abad ke-21.
Hari ini, kita akan menjelajahi gagasan revolusioner: bahwa kota-kota kita bukanlah sekadar tempat tinggal, melainkan laboratorium hidup yang sedang merancang masa depan yang lebih hijau dan lebih adil. Kita sering merasa pesimis dengan tantangan besar seperti polusi dan kemacetan, tetapi di berbagai belahan dunia, para pemimpin visioner membuktikan bahwa solusi kreatif itu ada dan berhasil. Mereka berani mengambil langkah-langkah yang pada awalnya tampak mustahil. Misalnya, di London, walikota berani memberlakukan kebijakan biaya kemacetan yang kontroversial. Banyak yang memprediksi kegagalan, tapi hasilnya justru sebaliknya. Lalu lintas berkurang, polusi udara menurun, dan dana yang terkumpul digunakan untuk meningkatkan transportasi publik. Ini bukan hanya perubahan kebijakan, melainkan pergeseran mentalitas masyarakat. Di belahan dunia lain, kita melihat hal serupa terjadi. Mexico City, yang dulu dikenal sebagai salah satu kota paling tercemar, meluncurkan sistem bus transit cepat Metrobús yang mengubah cara warga bepergian. Di Paris, konsep "kota 15 menit" kini menjadi tren global, menunjukkan bahwa kota yang lebih padat dan terpusat bisa menawarkan kualitas hidup yang lebih baik. Bahkan di Peshawar, Pakistan, sistem transportasi publik baru dirancang untuk memastikan akses yang aman dan setara bagi semua orang, termasuk perempuan dan penyandang disabilitas. Semua contoh ini menunjukkan satu hal: perubahan besar dimulai dari skala kecil, dari tindakan berani yang didukung oleh kolaborasi dan visi yang kuat. Dalam episode kali ini, kita akan menyelami lebih dalam bagaimana transformasi-transformasi ini terjadi dan apa pelajaran yang bisa kita ambil. Jadi, mari kita mulai perjalanan kita ke kota-kota masa depan, di INIKOPER.
Ini adalah opini saya tentang kebocoran data di Jawa Barat yang baru-baru ini terjadi#security
"Apakah anak Moms & Dads akhir-akhir ini tampak lebih cranky dan tidak bersemangat?
Banyak orang yang menyatakan ini yang "benar" atau mencari "kebenaran", tetapi sesungguhnya adalah pembenaran. Mencari truth itu harus dengan hati yang terbuka. Bukan dengan kebencian. Tapi ada juga yang mencari ketertiban (order), bukan truth. Ini cerita lain lagi sih.
Etos kerja bukan sekadar tentang bekerja keras. Ini adalah pola pikir, keyakinan, dan nilai-nilai yang membentuk sikap kita terhadap pekerjaan. Dalam episode ini, kita akan mengupas tuntas mengapa etos kerja sangat penting bagi kesuksesan individu dan kemajuan sebuah tim. Kita akan membahas bagaimana etos kerja yang kuat bisa menjadi fondasi untuk mencapai tujuan-tujuan besar. Kita juga akan mengeksplorasi elemen-elemen penting dari etos kerja. Mulai dari disiplin, tanggung jawab, hingga komitmen untuk terus belajar dan berkolaborasi. Kita akan menggali mengapa etos kerja yang buruk bisa menjadi masalah besar. Dan apa saja strategi praktis yang bisa kita terapkan untuk membangun etos kerja yang lebih baik, baik untuk diri sendiri maupun di lingkungan kerja. Di bagian akhir, kita akan melihat beberapa kisah inspiratif dari tokoh-tokoh sukses. Mereka berhasil mencapai puncak karier berkat etos kerja yang luar biasa. Dengarkan episode ini sampai habis, dan temukan bagaimana Anda bisa membangkitkan semangat etos kerja dalam diri Anda.
Stephen Covey punya resep rahasia untuk hidup yang lebih efektif. Ini bukan sekadar tips, tapi panduan transformatif untuk sukses. Tujuh kebiasaan ini akan mengubah cara Anda berpikir dan bertindak. Anda akan belajar menjadi proaktif dan memprioritaskan hal yang benar. Temukan cara membangun hubungan yang saling menguntungkan dan berkolaborasi secara sinergis. Ini adalah perjalanan dari kemandirian menuju keberhasilan bersama. Siap untuk mengasah potensi diri dan meraih tujuan hidup? Dengarkan episode terbaru podcast INIKOPER ini sekarang. Mari wujudkan kehidupan yang lebih bermakna dan penuh dampak positif!
Stephen Covey ini memang jenius. Dia sudah kasih kita 7 jurus sakti agar hidup kita efektif. Seolah kita dikasih tujuh kunci ajaib untuk membuka semua pintu.Kita pun jadi jago. Kunci nomor satu, proaktif, kita sudah bisa. Kunci nomor tiga, dahulukan yang utama, kita juga sudah hebat. Semua pintu sudah berhasil kita buka. Tapi, begitu pintu terbuka, kita kaget. Di dalam ruangan itu kok kosong dan sepi? Kita sudah jadi robot yang sangat efektif, tapi kok nggak ada jiwa-jiwanya. Di sinilah Covey tersenyum. Dia bilang, "Jangan puas dulu, ada satu kunci lagi." Ini bukan kunci biasa, ini kunci yang bikin kita jadi manusia utuh. Inilah yang namanya Kebiasaan ke-8: Temukan suaramu, dan bantu orang lain menemukan suara mereka. Ini bukan jurus tambahan. Ini adalah lompatan tinggi, dari sekadar efektif menjadi seorang "bintang".
Selamat datang di episode spesial yang mengupas tentang William and Lily Foundation, yayasan filantropi dari keluarga Soeryadjaya. Sejak 2009, yayasan ini telah mentransformasi kehidupan melalui fokus pada pendidikan anak usia dini, literasi, dan penguatan ekonomi lokal. Dengarkan bagaimana visi mereka menciptakan kesetaraan kesempatan menjadi kenyataan, khususnya di wilayah rentan di Timur Indonesia. Kami akan membawa Anda menyelami strategi unik mereka, yaitu berkolaborasi dengan mitra lokal dan pemerintah untuk menciptakan dampak yang berkelanjutan. Kami akan mengupas studi kasus nyata, mulai dari program inovatif di bidang pertanian dan pariwisata hingga peningkatan kualitas pendidikan anak. Ini adalah kisah tentang bagaimana sebuah visi filantropi diubah menjadi aksi nyata yang menyentuh ribuan nyawa. Dengarkan bagaimana William and Lily Foundation berinvestasi pada masa depan Indonesia. Kami akan mengulas pencapaian mereka selama lebih dari satu dekade, termasuk refleksi strategis di tahun 2022 dan rencana ambisius mereka hingga tahun 2025. Jangan lewatkan episode ini untuk terinspirasi oleh kisah ketekunan, kolaborasi, dan komitmen yang tak tergoyahkan.
I rith samhradh na bliana 1985, bhí Éire corraithe leis an bparanormáltacht. Thosaigh dealbha diaganta den Mhaighdean Mhuire ar fud na tíre ag bogadh. Ach cad é a ghríosaigh na heachtraí seo? Cén fáth go raibh an Eaglais míchompordach leis an méid a bhí ag tarlú? Agus an míorúilt a bhí ann i ndáiríre, nó mass hysteria? Ar Seachtain, amharcann Doireann Ní Bhriain siar ar an bhliain inár thosaigh na dealbha ag bogadh. Foclóir: Ag urnaí: Praying Deabhóid: Devotion Foláireamh: Warning Diaga: Sacred Cráifeach: Religious Is iomráití: Most well-known Ar bhinn an tséipéil: On the gable on the church Iniúchadh: Inspection Iontaofa: Trustworthy Tairbhe a bhaint as: To benefit from Oilithreacht: Pilgrimage Míshocair: Unstable Frithghiniúint: Contraception An Mhaighdean Mhuire: Our Lady Clapsholas: Twilight Ag stánadh: Staring Samhlú: Visualisation Easpag: Bishop Díspeag: Belittle Maslach: Degrading Tua: Axe Lámhscríbhinní: Manuscripts Míorúilt: Miracle See omnystudio.com/listener for privacy information.
Tulah Mesir yang terakhir menimpa anak sulung. Ini adalah penghakiman Ilahi atas semua dewa Mesir dan semua keluarga yang menyembah dewa-dewa palsu, Semua dewa-dewi ini tidak berdaya dibandingkan dengan Tuhan yang hidup.
Dunia bergerak begitu cepat, dan Universitas Jambi tak boleh ketinggalan. Para pemimpin di kampus ini harus sigap menghadapi tantangan digital, persaingan global, hingga dinamika riset. Ini bukan lagi soal pilihan, tapi sebuah keharusan untuk terus beradaptasi dan berinovasi demi masa depan pendidikan tinggi yang relevan. Esai ini mengupas tuntas bagaimana para pemimpin Unja harus meningkatkan kapasitasnya. Mulai dari penguasaan literasi digital, mendorong jiwa kewirausahaan, hingga kemampuan menyeimbangkan berbagai peran krusial—seperti mengelola konflik dan mengalokasikan sumber daya secara bijak. Kita juga membahas pentingnya membangun pemimpin masa depan dan menjalin kolaborasi strategis. Masa depan Universitas Jambi terbentang luas, penuh peluang tak terbatas. Namun, peluang itu hanya bisa dijemput dengan kepemimpinan yang berani dan visioner. Bersama-sama, dengan terus belajar, beradaptasi, dan berinovasi, para pemimpin akan membawa Unja melesat, mewujudkan Jambi yang maju, dari kampus untuk Indonesia. Dengarkan selengkapnya di podcast INIKOPER!
Tulah Mesir yang terakhir menimpa anak sulung. Ini adalah penghakiman Ilahi atas semua dewa Mesir dan semua keluarga yang menyembah dewa-dewa palsu, Semua dewa-dewi ini tidak berdaya dibandingkan dengan Tuhan yang hidup.
Gelombang tsunami setinggi 30 cm terpantau tiba di pesisir utara Hokkaido, Jepang, pagi ini. Ini merupakan dampak dari gempa dahsyat bermagnitudo 8,6 yang mengguncang Semenanjung Kamchatka, Rusia. Visual udara menunjukkan pergerakan gelombang di sepanjang garis pantai.Otoritas Jepang memperingatkan kemungkinan datangnya gelombang yang lebih besar dan meminta warga di daerah pesisir untuk tetap waspada.
Ini adalah opini saya (pemahaman saya) terhadap topik "penyerahan data pribadi Indonesia ke Amerika". Opini ini didasari informasi yang saya peroleh. Saya tidak terlibat dengan diskusi / bahasan formal yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia (dan Amerika). Jadi ini adalah bahasan dari orang merdeka.
Ekosistem perubahan sosial adalah jaringan dinamis yang kompleks, terdiri dari berbagai aktor, sumber daya, dan interaksi yang secara kolektif mendukung serta mempercepat upaya Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) dalam menciptakan dampak positif. Kerangka ini, seperti yang dikembangkan oleh Deepa Iyer, mengidentifikasi beragam peran—mulai dari penghubung hingga pendongeng—yang esensial untuk mendorong solidaritas, keadilan, dan kesetaraan. Pentingnya ekosistem ini terletak pada kemampuannya untuk memperkuat OMS agar dapat beroperasi lebih efektif, berkelanjutan, dan adaptif dalam menghadapi tantangan sosial yang terus berkembang. Dalam ekosistem ini, setiap elemen saling terkait dan memperkuat. Ruang sipil yang kondusif menjadi fondasi bagi partisipasi, sementara persepsi publik yang positif membangun kepercayaan dan legitimasi. Diversifikasi model pendanaan memastikan kemandirian finansial, dan manajemen talenta yang kuat mengembangkan kapasitas sumber daya manusia. Kemampuan memanfaatkan momentum dan kelokalan, didukung oleh program inkubasi dan akselerasi, mendorong inovasi dan pertumbuhan, menciptakan sinergi yang vital untuk perubahan skala besar. Kekuatan sejati ekosistem perubahan sosial terletak pada interkoneksi elemen-elemennya, di mana penguatan satu pilar akan menciptakan efek multiplikator positif pada pilar lainnya. Ini membentuk lingkaran kebajikan yang meningkatkan ketahanan kolektif dan kemampuan OMS untuk menavigasi kompleksitas tantangan sosial. Dengan memupuk kolaborasi, berbagi sumber daya, dan berinovasi secara kolektif, ekosistem ini memungkinkan OMS untuk mencapai dampak yang lebih besar dan berkelanjutan, mewujudkan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera
Kasus beras oplosan kini memasuki tahap penyidikan usai Dittipideksus Bareskrim Polri melalui Satgas Pangan Polri menemukan tindak pidana.Beras oplosan beredar tak hanya di pasar, bahkan sampai di rak supermarket dan minimarket, dikemas seolah-olah premium, tapi kualitas dan kuantitasnya tak sesuai yang dijanjikan. Kerugiannya bahkan ditaksir mencapai Rp100 triliun.Presiden Prabowo Subianto menegaskan, praktik mengoplos beras merupakan bentuk penipuan dan pidana.Kementerian Perdagangan menyatakan bagi masyarakat yang merasa dirugikan akibat membeli beras oplosan berhak mengajukan ganti rugi. Ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI) bahkan sudah membuka posko pengaduan bagi korban beras oplosan, baik melalui pusat bantuan maupun media sosial, dengan syarat ada struk pembelian.Lalu, pihak mana yang bisa dituntut mengganti kerugian masyarakat? Seperti apa mekanisme yang bisa ditempuh?Bagaimana pula peran kehadiran negara dalam menjamin hak masyarakat? Dan juga dorongan penuntasan kasusnya?Di Ruang Publik KBR, kita akan bahas topik ini bersama Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) RI M. Mufti Mubarok, lalu Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS Johan Rosihan, dan Sekjen Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia (PBHI) Gina Sabrina.
Asesmen Kapasitas Organisasi (AKO) adalah proses esensial bagi setiap Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) yang ingin mencapai potensi penuhnya. Ini bukan sekadar evaluasi, melainkan sebuah cermin yang membantu organisasi melihat kekuatan tersembunyi dan area yang memerlukan perbaikan. Dengan memahami kapasitas teknis, fungsional, dan transformasional, OMS dapat mengidentifikasi fondasi yang kokoh serta titik-titik lemah yang mungkin menghambat efektivitas dan keberlanjutan program. Proses AKO yang sistematis memungkinkan organisasi untuk bergerak melampaui sekadar respons terhadap masalah permukaan. Melalui analisis mendalam, termasuk penggunaan Iceberg Model, OMS dapat menggali akar penyebab dari tantangan yang dihadapi, mulai dari pola berulang hingga model mental yang mendasari. Pendekatan ini memastikan bahwa setiap strategi pengembangan kapasitas yang dirumuskan akan menyasar inti permasalahan, bukan hanya gejalanya, sehingga menghasilkan perubahan yang lebih signifikan dan berkelanjutan. Pada akhirnya, AKO bukan hanya tentang identifikasi masalah, tetapi juga tentang merancang masa depan. Dengan hasil asesmen yang komprehensif, organisasi dapat menyusun strategi pengembangan yang terarah, mulai dari "upgrade" kemampuan yang ada, "upstream" untuk mengatasi masalah struktural, "upshift" untuk mengubah pola pikir, hingga "upscale" untuk memperluas dampak. Ini adalah investasi strategis yang memberdayakan OMS untuk beradaptasi, berinovasi, dan terus memberikan kontribusi positif dalam ekosistem perubahan sosial.
Send us a text
Strategi bukan cuma sekadar rencana, tapi juga cetak biru keberhasilan organisasi. Para pakar punya pandangan unik: dari Michael Porter dengan posisi unik dan keunggulan kompetitif, hingga Henry Mintzberg yang melihatnya sebagai "pola dalam aliran keputusan". Ada juga Peter Drucker yang menanyakan "Apakah bisnis kita?" dan Alfred Chandler Jr. yang fokus pada tujuan jangka panjang serta alokasi sumber daya. H. Igor Ansoff punya matriks pertumbuhan, sementara Gary Hamel dan C.K. Prahalad memperkenalkan "strategic intent" sebagai impian ambisius. Jangan lupa, Richard Rumelt punya empat kriteria evaluasi yang solid, dan Seth Godin memandangnya sebagai "kerja keras memilih apa yang harus dilakukan hari ini untuk meningkatkan hari esok." Jadi, strategi itu dinamis, butuh pemikiran mendalam, dan yang terpenting: eksekusi! Nah, bagaimana merumuskannya? Prosesnya berkelanjutan dan iteratif! Dimulai dengan visi, misi, dan tujuan yang jelas. Lalu, kita analisis lingkungan eksternal (peluang & ancaman) dan internal (kekuatan & kelemahan). Dari situ, kita pilih alternatif strategi yang paling pas, kembangkan rencana strategis detail, dan implementasikan dengan alokasi sumber daya yang tepat. Terakhir, yang tak kalah penting, evaluasi dan kontrol secara berkala untuk pastikan strategi tetap relevan dan kompetitif. Ini bukan cuma tentang membuat rencana, tapi juga tentang adaptasi dan perbaikan terus-menerus! Untuk membantu analisis, kita punya alat canggih! Ada SWOT yang bantu kita identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Lalu, Lima Kekuatan Porter untuk membedah struktur industri dan intensitas persaingan(pikirkan ancaman pendatang baru, produk pengganti, daya tawar pembeli dan pemasok, serta persaingan internal). Dan untuk gambaran yang lebih luas, ada PESTEL yang melihat faktor Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Lingkungan, dan Hukum. Dengan kerangka kerja ini, perusahaan bisa merancang strategi yang efektif, mengelola risiko, dan responsif terhadap perubahan lingkungan, demi kesuksesan jangka panjang. Siap untuk menyelami dunia strategi lebih dalam? #PodcastStrategi #Bisnis #Manajemen #Inovasi #Kesuksesan
Ekosistem perubahan sosial itu seperti orkestra besar di mana setiap orang punya peran penting! Ini bukan cuma soal manusia dan masalahnya, tapi juga gimana kita berinteraksi dengan alam di sekitar kita. Bayangkan saja, kalau alam berubah, masyarakat juga ikut berubah. Makanya, kalau mau bikin perubahan yang nyata dan berkelanjutan, kita harus lihat semuanya secara menyeluruh, enggak bisa sepotong-sepotong. Ini tentang membangun solusi yang kuat, yang bisa berdampak jangka panjang! Di dalam orkestra ini, ada banyak "musisi" dengan perannya masing-masing. Ada Agen Perubahan yang jadi konduktor, Inovator Sosial yang menciptakan melodi baru, sampai Filantropis yang menyediakan instrumennya. Lalu ada juga Fasilitator dan Penghubung yang memastikan semua nada selaras. Enggak ketinggalan Peneliti yang bikin kita paham lagunya, dan Aktivis yang menggaungkan suaranya. Peran-peran ini terus berkembang, apalagi sekarang dengan bantuan teknologi yang bikin kita makin mudah bersinergi. Pastinya, main orkestra bareng itu ada tantangannya. Kadang ada "nada sumbang" karena konflik kepentingan, atau "ritme yang lambat" karena banyak hambatan. Tapi jangan khawatir, kita bisa mengatasinya dengan kolaborasi yang cerdas, komunikasi yang terbuka, dan tentu saja, saling percaya. Dan yang paling penting, kita harus bisa mengukur seberapa merdu "lagu" perubahan yang sudah kita ciptakan. Dengan begitu, kita bisa terus belajar dan memastikan dampak positif yang kita inginkan benar-benar terwujud.
Ini cerita saya ketika bandingin diri sama penulis lain dan sedikit down #writingtips #freelancewriter #branding
Dunia terus berubah, tantangan datang tak henti. Organisasi tak bisa lagi berjalan sendiri. Kita butuh cara baru, yang lebih tangguh dan adaptif. Di Podcast INIKOPER kali ini, kita akan bedah tuntas Jelajah Kolaboraya (JK), sebuah metodologi sistemik yang jadi kunci. JK akan memandu Anda dari kerja individualistik menuju Kolaborasi Raya yang kokoh, berkelanjutan, dan berdampak luas. Jelajah Kolaboraya dibangun di atas tiga pilar utama: Pendekatan Berbasis Kekuatan, Pemikiran Sistem, dan Kolaborasi Transformatif. Prosesnya terstruktur selama tiga hari, fokus pada KONEKSI untuk memetakan kekuatan ekosistem, membangun KOLABORASI RAYA dengan visi bersama, dan merancang eksperimen menuju PERUBAHAN SOSIAL yang signifikan. Ini bukan sekadar teori, tapi panduan praktis untuk aksi nyata. Ingin tahu bagaimana organisasi Anda bisa bertahan hingga 40 tahun ke depan? Bagaimana membangun ekosistem perubahan yang berdaya dan adaptif? Dengarkan episode terbaru Podcast INIKOPER dan selami lebih dalam rahasia Jelajah Kolaboraya. Jangan lewatkan kesempatan untuk mengubah tantangan menjadi peluang kolaborasi yang tak terbatas!
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 21 Juli 2025Bacaan:"Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus." (Markus 10:50) Renungan: Bartimeus adalah seorang pengemis yang buta. Entah apakah dia masih berharap untuk mendapatkan kesembuhan dari cacatnya itu atau sudah putus harapan, kita tidak tahu. Tapi saat ia mendengar tentang Yesus, pengharapannya muncul kembali. Ini terlihat dari teriakan-teriakannya. Setelah diizinkan untuk bertemu Yesus, Bartimeuspun menanggalkan jubahnya, berdiri dan mendapatkan Yesus. Bartimeus tidak membutuhkan jubah yang setia menemaninya meminta-minta selama ini karena dia yakin akan mendapatkan sesuatu yang lebih baik. Dia yakin bahwa Yesus akan membawanya ke status yang baru, bukan lagi sebagai pengemis, yang hidupnya bergantung pada belas kasihan orang lain. Bartimeus telah meninggalkan statusnya yang lama, dan bersama Yesus ia mendapat status yang baru. Mungkin saat ini orang lain sudah memberikan label kepada kita karena jubah yang selalu kita pakai. Kita memakai jubah kesombongan, sehingga orang menyebut kita sebagai orang sombong. Kita memakai jubah ketakutan dan kekhawatiran; kita memakai jubah kemalasan; kita memakai jubah pemarah dan sebagainya. Marilah kita tanggalkan jubah-jubah itu dan segera bangkit serta berlari mendapatkan Yesus. Yesus akan membawa kita menemukan status yang baru, yaitu sebagai seorang pemenang. Tuhan Yesus memberkati.Doa: Tuhan Yesus, bantulah aku untuk melepaskan jubah-jubah negatif yang selama ini aku pakai untuk menutupi kekuranganku. Masuklah dalam hatiku dan berkuasalah, sehingga Engkau memperbaharui hatiku untuk siap menjadi seorang pemenang yang menjadi kebanggaan-Mu dan menjadi berkat bagi sesamaku. Amin. (Dod).
At some stage you will probably need help from a Justice of the Peace. It may be to prove your identity, to make an insurance claim or to certify copies of your legal documents in your language. JPs are trained volunteers who play a crucial role in the community by helping maintain the integrity of our legal system. So what exactly does a JP do and where can we find one when we need their services? - Pada tahap tertentu Anda mungkin akan membutuhkan bantuan dari Justice of the Peace. Ini mungkin untuk membuktikan identitas Anda, untuk membuat klaim asuransi atau untuk mengesahkan salinan dokumen hukum Anda dalam bahasa Anda. JP adalah sukarelawan terlatih yang memainkan peran penting dalam masyarakat dengan membantu menjaga integritas sistem hukum kita. Jadi apa sebenarnya yang dilakukan JP dan di mana kita dapat menemukannya ketika kita membutuhkan layanan mereka?
Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 17 Juli 2025Bacaan: "Sebab itu janganlah kamu khawatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." (Matius 6:39)Renungan: Sir Willam Osler, seorang yang dikenal berotak cemerlang mengatakan bahwa sebenarnya otaknya berkualitas sedang. Ia bisa mencapai yang terbaik di dalam hidupnya karena la telah belajar menerapkan hidup dalam jangka waktu terbatas. Artinya kita harus menutup rapat-rapat "pintu belakang" dan "pintu depan". Salah satu hal yang sering menyiksa manusia sehingga tidak bisa menikmati kehidupan ini adalah kebiasaan membiarkan kesedihan serta kekecewaan masa lalu (pintu belakang) dan khawatir memikirkan hari esok (pintu depan). Osler menegaskan bahwa cara terbaik untuk menyiapkan hari esok adalah melaksanakan apa yang semestinya kita kerjakan hari ini sebaik-baiknya tanpa disertai kekhawatiran akan hari esok. Kepada mahasiswa yang diajarnya ia mengatakan bahwa mereka harus selalu memulai hari mereka seperti doa yang diajarkan Yesus, "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya." (Mat 6:11). Ini bukan berarti bahwa kita tidak perlu merencanakan sesuatu untuk masa depan atau tidak boleh memersiapkan kebutuhan untuk hari esok. Tetapi janganlah kekhawatiran hari esok membebani hati dan pikiran sehingga kita tidak bisa mengerjakan dengan baik pekerjaan hari ini. Bukankah beban hari ini jika ditambah dengan beban hari esok akan lebih memberatkan? Ketika melalui hari ini tanpa gangguan dengan beban hari esok, kita bisa bekerja dengan maksimal hari ini dan melakukan semuanya dengan baik sehingga kita dapatmemersiapkan hari esok dengan lebih baik. Kekhawatiran tidak akan mendatangkan keuntungan. Orang yang selalu khawatir pasti hidupnya tidak tenang, tertekan dan akhirnya merusak kesehatannya sendiri. Dia yang memelihara kita adalah Tuhan yang hidup dan dapat diandalkan. Kalau Ia mengajarkan kita untuk tidak khawatir, itu berarti bahwa Ia menjamin seluruh kehidupan kita termasuk apa yang kita khawatirkan. Kuncinya adalah percaya pada pemeliharaan-Nya dan lakukan yang terbaik hari ini. Tuhan Yesus memberkati.Doa:Tuhan Yesus, ampunilah aku karena aku sering meragukan kesetiaan-Mu yang senantiasa menyertai dan memelihara aku. Roh kekhawatiran akan segala sesuatu dalam hidupku selalu menjerat aku, sehingga kuasa-Mu tidak bisa bekerja secara penuh dalam diriku. Ajarilah aku bahwa walau aku manusia biasa, tapi aku punya Allah yang luar biasa yang sanggup berbuat segala sesuatu yang mustahil bagiku. Amin. (Dod).
Comisia Europeană prezinta astazi propunerea sa de buget pentru perioada 2028-2034. Inițiativa marchează începutul unor negocieri intense între Comisie, statele membre și Parlamentul European care vor dura doi ani. Imediat, cu explicatii, corespondentul RFI la Bruxelles, Mihaela Gherghisan. Revoltă la Iași după ce anumite tronsoane din autostrăzile A7 și A8 au fost eliminate din PNRR Asociația Moldova vrea autostrada a trimis o scrisoare deschisa adresata premierului Ilie Bolojan si cere garantii că Autostrada A8 se va construi până în anul 2030. Director executiv la Asociația Pro Infrastructură, Ionut Ciurea spune care mai sunt sunt solutiile in acest moment. Un raport al Institutului Național pentru Studierea Holocaustului din România “Elie Wiesel” evidențiază o creștere fără precedent a extremismului de dreapta in perioada electorala mai 2024-aprilie 2025 Documentul atrage atenția și asupra sprijinului tacit – sau uneori deschis – din partea unor instituții religioase și administrative. Directorul general al institutului, Alexandru Florian, explică avansul curentului antisemit. Programul Rabla pentru persoane fizice va fi reluat curând, însă cu un buget mai mic, de 200 de milioane de lei Vor fi cu siguranţă discuţii legate de vouchere, pentru că există diferenţe foarte, foarte mari între un voucher pentru o maşină electrica si una termica, iar in contextul economic dificil aceasta diferenta se va micsora, spune ministrul Mediului. Un interviu in aceasta seara.
On May 30th 2024 seminar goers at Princeton University witnessed a thrilling moment. The mathematician Zhouli Xu of the University of California, LA, announced that, together with colleagues he had sorted out the 126th dimension. Not in general, but in regards to a problem that has taunted mathematicians since the 1960s. The problem involves strange shapes and is called the Kervaire invariant problem, after the mathematician Michel Kervaire. In this episode of Maths on the Move Zhouli takes us on a trip into higher dimensions, giving us a gist of what this long-standing problem is all about and retracing some of the long, and sometimes arduous, journey towards a proof. We met Zhouli when he visited our neighbours at the Isaac Newton institute for Mathematical Sciences (INI) in Cambridge to take part in a research programme called Equivariant homotopy theory in Context. To find out more abut the topics discussed in this podcast see: Maths in a minute: Topology The hypersphere in four dimensions Telescope topology This content forms part of our collaboration with the Isaac Newton Institute for Mathematical Sciences (INI) – you can find all the content from the collaboration here. The INI is an international research centre and our neighbour here on the University of Cambridge's maths campus. It attracts leading mathematical scientists from all over the world, and is open to all. Visit www.newton.ac.uk to find out more.
Episode baru setiap Senin | pemuda.stemi.id | Episode 264 (Matius 17:24-27): Ketika bangsa Israel diperintah oleh dinasti Makabe pada abad 164-63 SM, semua laki-laki Yahudi dewasa diwajibkan membayar dua dirham. Ini setara dengan rata-rata penghasilan pekerja harian selama dua hari pada waktu itu. Pada zaman Tuhan Yesus, kebiasaan ini masih terus diberlakukan, tetapi dengan banyak pertentangan.
Episode baru setiap Senin | pemuda.stemi.id | Episode 263 (Matius 17:22-23): Dua ayat ini melanjutkan pemberitaan Yesus mengenai sengsara-Nya kepada para murid. Ini adalah berita yang sangat mendukakan para murid. Murid-murid berduka karena mereka lagi-lagi berfokus kepada berita sengsara dan kematian. Mereka tidak melihat hingga kemenangan Kristus di dalam kebangkitan-Nya.
Imagine we could have a digital version of our entire body which could help us, and our doctors, decide what life style is good for us, predict which diseases we might get, and how to best treat them? In short, what if we could all have our very own digital twin? The idea isn't quite as sci-fi as it sounds. A gigantic scientific effort called the Physiome Project is about piecing together a mathematical description of the entire physiology of the human body. Once this has been achieved to a sufficient level digital twins will be a spin-off. In this podcast we revisit an interview we did back in 2019 with Steven Niederer, who was then Professor of Biomedical Engineering at King's College London but has since moved to a new position at Imperial College London as Chair of Biomedical Engineering. Niederer told us about the physiome project, about how the fitbits many of us own are a very first step towards a digital twin, and about how you can model individual human organs such as the heart. We also challenge ourselves to explain differential equations in one minute. You can find out more about maths and medicine, differential equations and mathematical modelling on Plus. We met Niederer in 2019 when he helped to organise a research programme at the Isaac Newton Institute for Mathematical Sciences in Cambridge. The music in this podcast comes from the artist Oli Freke. The track is called Space Power Facility. This podcast forms part of our collaboration with the Isaac Newton Institute for Mathematical Sciences (INI) – you can find all the content from the collaboration here. The INI is an international research centre and our neighbour here on the University of Cambridge's maths campus. It attracts leading mathematical scientists from all over the world, and is open to all. Visit www.newton.ac.uk to find out more.
Ini this episode, i touch on the Christmas in July schedule, the Hallmark Christmas Experience and other Hallmark Christmas-related news.