POPULARITY
Khotbah MDC Surabaya satelit Graha Pemulihan:Paskah kembali mengingatkan bahwa kita adalah orang-orang yang sangat beruntung. Seharusnya kita menerima murka Allah, tetapi dibebaskan dari murka-Nya. Seharusnya kita menjadi musuh Allah, tetapi kini malah diangkat menjadi anak-anakNya yang terkasih, dan diterima dalam sebuah keluarga rohani.Karena itu pergunakanlah waktu dan kesempatan yang diberikan Tuhan dengan bijaksana, dan layanilah Dia dengan lebih sungguh lagi. Tuhan Yesus sudah melakukan semuanya bagi kita. Dia sudah mengorbankan nyawa-Nya, untuk penebusan dosa-dosa kita. Sesungguhnya, Dia itu cukup bagi kita.—Bp. Soetjipto Koesno, Amazing Love.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Meita Adhie Moelya dari Paroki Santo Yosep Purwokerto di Keuskupan Purwokerto - Jawa Tengah, Indonesia. Yesaya 49: 1-6; Mazmur tg 71: 1-2.3-4a.5-6ab.15.17; Yohanes 13: 21-33.36-38.DURI DALAM DAGING Renungan kita pada hari ini bertema: Duri Dalam Daging.Pepatah “duri dalam daging” sudah umum dalam pembicaraan kita. Daging harusnyamembangkitkan selera makan, ternyata tidak enak dan memuaskan selera karena adaduri di dalamnya. Seharusnya kita memiliki sebuah keuntungan atau kehidupandalam kegembiraan dan kedamaian, namun ternyata ada benci atau fitnah yangsedang menggelora di dalam hidup bersama di antara saudara dan teman. Siapakah duri itu sebenarnya? Ia bisa saja dirimu, teman,kenalan atau anggota keluarga. Faktor kejahatan dan kelemahan-kelemahan manusiadapat menjadi pendukung untuk tumbuhnya pribadi-pribadi yang dipandang “duri”atau penyakit di dalam hidup bersama. Setiap pribadi memiliki kelemahankodrati, misalnya sikap malas, marah, rakus dan sombong. Ia terlahir denganmembawa benih-benih kelemahan tersebut. Ketika kelemahan-kelemahan itu tidakdiolah denga baik, si Jahat atau Setan akan dengan leluasa memanfaatkannyapeluang tersebut. Di dalam sebuah komunitas persekutuan di paroki, para anggotanya berusaha dalam komitmen pelayanandan berbuah pada kehidupan yang nyaman, tenang dan damai. Tetapi jika adaseseorang atau dua yang mulai menjadi biang gosip, penyebar fitnah, atauberkelakuan tidak wajar, ia pasti menjadi beban dan perusak komunitasnya. Halini sama dengan semua situasi yang lain. Jika pihak yang menjadi sumberkekacauan itu tidak teridentifikasi untuk sekurang-kurangnya membuka kepadapublik kejahatan atau pola kerjanya, ia akan tetap sebagai “duri dalam daging”yang mengganggu dan merusak sesama yang lain. Kemarin, pribadi Yudas Iskariot dibuka topeng kejahatannyahanya sebagian kecil, tetapi hari ini Yesus Kristus membukanya supaya menjaditransparan, bahwa ia adalah “duri” bagi komunitas yang dipimpin langsung olehYesus. Mata, pikiran, dan hati Yudas sendiri dan rekan-rekan para rasul terbuka.Mereka semua menjadi tahu siapa pengacau dan perusak sebenarnya di dalampersekutuan itu, ketika Yesus berkata: “Apa yang hendak kau perbuat, perbuatlahsegera.” Pelajaran yang kita peroleh dari kejadian di dalam Injiltersebut ialah keberanian dan kepastian dari pihak kita untuk mengidentifikasidan mengambil tindakan atas sumber masalah yang selalu mengacaukan danmengganggu hidup kita. Di dalam diri setiap orang, bisa saja sumber masalah ituadalah satu atau dua kelemahan utama. Misalnya kesombongan atau kemalasan, jikadipastikan bahwa ini adalah “duri” atau “Yudas Iskariot”, kita harusmengatasinya segera. Demikiannya juga di dalam keluarga, komunitas,persekutuan, organisasi dan masyarakat, diharuskan ada keberanian dan kepastiandalam membuka ketersembunyian sumber kejahatan dan orang-orang yang menjadipelakunya. Jika tahap identifikasi dicapai, maka ada jalan terbuka untukmendapatkan solusinya.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan maha kuasa,semoga kami tetap teguh dalam iman kami kepada-Mu, meskipun ada ancaman dariorang yang memusuhi dan hendak mencelakakan kami. Salam Maria penuh rahmat ...Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Peyi dan Karni dari Paroki Santo Petrus Colol di Keuskupan Ruteng, Indonesia. Hosea 6: 1-6; Mazmur tg 51: 3-4.18-19.20-21ab; Lukas 19: 9-14PENDOSA TRANSPARAN Renungan kita pada hari ini bertema: PendosaTransparan. Hanya satu dari semua manusia ciptaan Tuhan tidak berdosa. Dia ituadalah Bunda terberkati, Maria, yang dikandung oleh ibundanya tidak bercela.Maka itu ia disebut Maria Imakulata. Selain dari dia, kita semua adalah pendosaentah besar entah kecil, entah banyak entah sedikit, entah kelihatan entahtidak kelihatan. Ada dua orang bersahabat sejak kecil. Persahabatanmereka tetap terpelihara sampai kini ketika mereka sudah berkeluarga. Padasuatu hari kedua sahabat itu terlibat percakapan yang menyangkut hal-halbersifat pribadi. Mario, satu dari kedua sabahat itu berkata bahwa ia korupsiuang kantor. Besarnya uang, berapa kali ia lakukan korupsi, tempat-tempat uangdisimpan, uang dipakai untuk apa, ia ceritakan semuanya. Ia percaya sahabatnya Mateopasti menjamin kerahasiaannya. Sahabatnya Mateo menikmati cerita tersebut. Terkadangia meminta klarifikasi hal yang kurang jelas. Ia mengangguk kepala tandasetuju. Ia memahami semua yang diceritakan. Bagi Mario, dengan terbuka kepadasahabatnya, ia sudah merasa ringan atas beban yang dipikulnya. Ada perasaanlega dan terbuka jalan di depannya untuk kemungkinan berubah dari tindakankorupsi di kemudian hari. Di pihak Mateo, ia tidak menampakkan tanda-tandauntuk bercerita tentang dirinya. Padahal sudah menjadi kecurigaan umum bahwa iaselingkuh. Mateo sepertinya tersiksa dan menderita dalam kesendirian dengandosa yang sedang menderanya. Kepada sahabatnya pun ia tidak berani terbuka. Kisah ini paling kurang memberikan kita sedikitpencerahan bahwa ada dua jenis pendosa. Mereka yang disebut pendosa yang tulusatau seperti yang disebutkan di atas, pendosa transparan, ialah orang yangterbuka dengan dosa yang telah diperbuatnya. Ia dapat terbuka di kamarpengakuan, dengan pasangan hidupnya, sabahatnya, atau dengan orang terpercaya.Motivasinya ialah dengan sikap transparan itu, ia dapat melepaskan diri daribelenggu dan siksaan beratnya dosa. Tujuan yang paling penting ialah supaya iamemperoleh bantuan berupa pengertian, dukungan moril dan pengampunan. Sebaliknya mereka yang disebut pendosa tertutup atauterselubung ialah orang yang menutup-nutupi kesalahan atau dosa yang telahdiperbuat. Ada banyak alasan adanya sikap tertutup ini: misalnya malu, takut,atau sombong. Orang Farisi dalam kisah Injil di atas paling kurang dihantuiketiga alasan tersebut. Tuhan sungguh tidak berkenan dengan orang Farisi itu.Seharusnya, dan terlebih-lebih dalam masa Pra Paskah ini, kita menyadari dirikita sebagai para pendosa transparan. Tuhan sudah mengetahui semuanya, dan didalam era komunikasi ini, apa pun bentuk dosanya akan tersingkap pada saatnyayang tepat. Maka marilah kita hilangkan sikap tertutup atas dosa kita.Marilah kita berdoa. Dalam namaBapa ... Ya Bapa, tambahkanlah keberanian dan keterbukaan kami, supaya dapatmengakui kesalahan kami dengan tulus dan iklas, demi mendapatkanpengampunan-Mu. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam namaBapa ...
Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 13 Maret 2025Bacaan: Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! (Yeremia 17:5, 7)Renungan: Kisah orang lumpuh di kolam Betesda berawal ketika Yesus melihat orang lumpuh tersebut sedang berbaring di dekat kolam itu, menunggu malaikat Tuhan yang sewaktu-waktu akan turun ke kolam itu dan mengguncangkan air yang ada di dalamnya. Sebab, barangsiapa yang lebih dulu masuk ke dalam kolam itu akan menjadi sembuh. Yesus mengetahui bahwa orang lumpuh itu telah lama berada dalam keadaan demikian. Untuk itu, la menawarkan kesembuhan kepada orang lumpuh tersebut, dengan bertanya, "Maukah engkau sembuh?" Tetapi, nampaknya orang itu tidak menduga akan penawaran kesembuhan yang diberikan kepadanya, karena ia masih berfokus pada masalahnya. Orang lumpuh itu menjawab, "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku." Seharusnya orang lumpuh itu hanya perlu menjawab, "Ya". Tetapi, orang lumpuh itu seolah-olah menyalahkan orang lain atas kondisi yang ia alami. Terkadang kita pun sama seperti orang lumpuh tersebut. Ketika kita terlampau mengandalkan orang lain, kita sudah menjadikan diri tidak berdaya, menjadikan hati kecewa dan tidak jarang mempersalahkan orang lain atas keadaan yang kita alami. Terlebih daripada itu, kita tidak dapat melihat pertolongan yang Tuhan tawarkan kepada kita. Manusia memang memiliki kelemahan dan keterbatasan. Untuk itu, kita memerlukan satu pribadi yang kuat, yang dapat kita andalkan. Dalam hal ini hanya ada satu pribadi, yaitu Tuhan Yesus Kristus yang adalah sumber kekuatan dan pengharapan kita. Sebagai orang percaya, sudah seharusnya kita mengandalkan Tuhan dalam segala aspek kehidupan kita. Sebab firman-Nya jelas mengatakan bahwa terkutuklah orang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya sendiri. Akan tetapi, diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan dan menaruh harapannya pada Tuhan. Jika dahulu kita tidak mengandalkan Tuhan, sekarang sudah saatnya untuk mengandalkan Tuhan. Nantikanlah perkara ajaib yang akan la kerjakan. Tuhan Yesus memberkati. Doa:Tuhan Yesus, Engkaulah andalanku. Jangan biarkan masalah duniawi menjauhkan aku dari-Mu, tapi biarlah melalui masalah duniawi tersebut aku semakin percaya bahwa Engkau selalu ada untukku. Amin. (Dod).
Polda Metro Jaya akan membentuk timsus yang bertugas mengatasi masalah klasik di Jakarta yaitu kemacetan.
Perginya orang-orang Indonesia ke luar negeri itu bukan hal yang baru. Dari dahulu juga sudah ada, tetapi dahulu tidak digembar-gemborkan dengan hashtag karena dulu belum ada media sosial. Ha ha ha. Saya juga pernah muda dan pernah sok tahu. Ngeyel pula. Seharusnya kita belajar dari pengalaman orang-orang yang sudah melaluinya. Belajar dari dukanya, kegagalan, dan kesulitan2.Bagian kesatu dari #kaburajadulu ada di sini: https://youtu.be/4qeLUgYUx54
Cara berpikir dualisme membuat pemisahan antara "hal rohani" dan "hal jasmani". Seharusnya tidak ada dualisme pemisahan antara dua hal ini. Namun, bagaimana kita melihat kesatuan antara study/bidang ditekuni dengan iman percaya kita?
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Clementine Puji Utami dari Paroki Gembala Yang Baik Surabaya di Keuskupan Surabaya, Indonesia. Ibrani 4: 1-5.11; Mazmur tg 78: 3.4bc.6c-7.8; Mark 2: 1-12 GAMPANG MENGAMPUNI DENGAN MULUT Tema renungan kita pada hari ini ialah: Gampang Mengampuni Dengan Mulut. Pepatah “Lidah tak bertulang” bermaksud untuk menggambarkan kelemahan umum pada manusia. Ini adalah kelemahan dalam berbicara. Jika orang berbicara sesuai dengan ukuran-ukurannya, maka pembicaraan itu memenuhi harapan dalam relasi dan komunikasi antar pribadi. Namun sering pembicaraan tidak memakai ukuran, tidak pada tempat dan waktunya, maka pembicaraan itu mengganggu atau merusak relasi dan komunikasi antar pribadi. Pada aspek ini, pepatah tadi benar adanya. Seseorang bergurau di antara teman yang saling mengerti, mungkin tidak ada masalah. Namun karena kurang mengontrol diri, gurauan yang sama dipakai pada orang-orang yang berbeda, akibatnya gurauan itu menimbulkan salah paham dan marah. Sambutan atau pidato yang lepas kontrol bisa saja menghadirkan kata-kata atau ungkapan yang tidak sesuai dengan pemahaman orang banyak yang sebagai pendengarnya. Kebohongan entah untuk maksud jahat entah untuk kebaikan menunjuk pada aspek lidah tak bertulang. Orang yang cerewet, selalu mengomel, mengomentari berlebihan atas orang lain, situasi dan peraturan, dapat dikategorikan sebagai akibat dari kelemahan manusiawi lidah tak bertulang. Demikian juga halnya dengan kebiasaan manusia yang berbicara sepertinya sangat meyakinkan dan menampakkan kebenaran, tetapi di dalam perbuatan tak ada buktinya. Dengan kata lain, lidah berkata lain namun perbuatan menunjukkan hal yang lain lagi. Dalam hal keutamaan pengampunan, ini menjadi sesuatu yang sudah klise atau suatu kelemahan yang umum. Kita sepertinya gampang mengampuni dengan mulut. Tetapi kita sering menjadi kaku dan sulit mewujudkan pengampunan itu dalam tindakan. Memang benar, dalam mengampuni, yang paling diharapkan pertama muncul ialah kata-kata seperti: “Saya memaafkan engkau”, atau “Kamu telah saya ampuni.” Tuhan Yesus mengungkapkan kata-kata itu kepada orang lumpuh yang disembuhkan, setelah itu orang tersebut diperintahkan untuk bangun, tinggalkan tempat itu dan pulang ke rumahnya sebagai orang yang baru. Sering yang menjadi kelemahan kita sebagai manusia ialah, kata-kata diucapkan dengan begitu lancar dan meyakinkan, namun selanjutnya kita meninggalkan dosa, kemarahan dan sakit hati. Perasaan sakit hati masih ada, luka masih terbuka, dan keperihan masih segar. Padahal perintah Yesus untuk bangun dan berjalan sebagai orang yang baru merupakan pengalaman pembebasan dan pembaharuan. Seharusnya, begitu mengampuni, kita melupakan itu dan selesai masalahnya. Kita menjadi bebas dan tahap baru kehidupan perlu kita mulai kembali. Marilah kita berdoa. Dalam nama... Ya Yesus ajarilah kami untuk mengampuni secara benar dan tulus seperti Engkau sendiri. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa...
Ustadz Zainal Abidin Bin Syamsudin, Lc. - Begini Seharusnya Mengagungkan Rasulullah
Bahaya bila mendengar atau membaca Firman Tuhan, tetapi tidak memperhatikan, tidak tinggal dalamnya, tidak menurutinya. Artinya, tidak menerima Firman Tuhan sebagai terang yang seharusnya menuntun pikiran dan tindakan kita.
Bahaya bila mendengar atau membaca Firman Tuhan, tetapi tidak memperhatikan, tidak tinggal dalamnya, tidak menurutinya. Artinya, tidak menerima Firman Tuhan sebagai terang yang seharusnya menuntun pikiran dan tindakan kita.
Pilatus menyerukan kepada orang banyak "Lihatlah manusia itu!" saat menghadapkan Mesias dengan pakaian raja kepada bangsa Israel, ingin membebaskan Yesus, tapi para pemimpin rohani, yang seharusnya mengakui Yesus, justru menuntut agar Yesus disalibkan!
Pilatus menyerukan kepada orang banyak "Lihatlah manusia itu!" saat menghadapkan Mesias dengan pakaian raja kepada bangsa Israel, ingin membebaskan Yesus, tapi para pemimpin rohani, yang seharusnya mengakui Yesus, justru menuntut agar Yesus disalibkan!
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 16 Desember 2024 Bacaan: Matius 12:35 "Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat." Renungan: Ada dua orang pergi beribadah di Gereja. Orang pertama bernama pak Agus. Ia beribadah di Gereja dengan sikap penuh kritik. Ketika paduan suara bernyanyi, pak Agus mendengar bahwa pemain organ ternyata salah memainkan nadanya, sehingga kedengaran sumbang. Kemudian Pak Agus mendengar empat orang anggota paduan suara yang suaranya sangat mengganggu harmonisasi lagu pujian. Pak Agus berpikir, "Seharusnya orang orang seperti itu tahu diri, jangan ikut paduan suara." Ketika kantong persembahan diedarkan, Pak Agus mengeluh, "Mengapa tiap minggu Gereja ini seperti haus uang terus?" Karena itu ia hanya memasukkan Rp. 1000,- ke kantong Kolekte. Lalu, ketika khotbah disampaikan, pak Agus menghitung bahwa Pastor lebih dari 10 kali salah ucap dalam penyampaian khotbahnya. Pak Agus pulang dengan seribu satu macam omelan, ia berkata kepada istrinya, "Cukup sampai disini, lain kali aku tidak mau lagi ke Gereja yang penuh dengan orang munafik seperti itu." Orang kedua ialah Pak Anton yang mengikuti ibadah yang sama dengan Pak Agus. Ketika paduan suara menyanyi, ia merasakan suasana damai yang indah. Memang ia mendengar pemain organnya salah main, tapi ia menganggap itu adalah hal yang biasa karena tidak ada orang yang sempurna didunia ini. Ketika paduan suara menyanyi, Pak Anton merasa bersuka cita melihat begitu banyak anak muda mau menjadi anggota paduan suara. Ketika persembahan dijalankan, Pak Anton juga merasa bahagia bisa berpartisipasi dalam pekerjaan Tuhan. Ia membuka dompetnya dan memberikan Rp. 200.000,- Ketika khotbah disampaikan, Pak Anton mendengarkan dengan khidmat, tanpa mempedulikan beberapa kalimat salah yang dikatakan oleh Pastor. Ketika pulang Pak Anton berkata kepada istrinya, "Alangkah indahnya ibadah tadi itu, ya bu? Gerejanya sama, ibadahnya sama, namun kedua orang itu mendapatkan hasil yang berbeda, karena keduanya mempunyai sikap yang berbeda. Satu berpikir negatif maka ia kehilangan damai sejahtera dan satunya berpikir positif sehingga hatinya penuh dengan damai sejahtera. Jadi marilah kita berpikir, berperasaan, berkata dan bersikap yang baik dalam segala hal, supaya kita juga bisa mendapatkan hasil yang baik. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, kuduskanlah pikiranku sehingga aku selalu berpikir yang positif dalam segala hal sehingga damai sejahtera-Mu tetap tinggal di hatiku. Amin. (Dod).
Ada wacana mengenai peraturan Pilkada yang harus direformasi.
Banyak orang yang tidak mengenal Yesus meskipun mereka seharusnya mengenal-Nya, terutama karena semua hal yang Yesus lakukan dan katakan. Dan, terlebih lagi, karena kitab-kitab Perjanjian Lama menunjuk kepada-Nya.
Banyak orang yang tidak mengenal Yesus meskipun mereka seharusnya mengenal-Nya, terutama karena semua hal yang Yesus lakukan dan katakan. Dan, terlebih lagi, karena kitab-kitab Perjanjian Lama menunjuk kepada-Nya.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, Satryo Soemantri Brodjonegoro menyatakan bahwa penerima beasiswa lpdp tidak harus kembali ke Indonesia. Hal ini menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat. menanggapi hal ini, Saan Mustopa mendukung agar Awardee LPDP bisa kembali ke Indonesia untuk mengabdi pada negara. Saan menyatakan bahwa seharusnya penerima lpdp harus menunjukkan komitmennya untuk berbakti demi kepentingan bangsa dan negara maka lebih baik jika kembali ke dalam negeri.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Maria Letek dan Benediktus Laga dari Stasi Santo Yosef Pekerja Imulolong, Paroki Santo Yosef Boto di Keuskupan Larantuka, NTT, Indonesia. Filipi 3: 17 - 4: 1; Mazmur tg 122: 1-2.3-4a.4b-5; Lukas 16: 1-8 INISIATIF SUCI Renungan kita pada hari ini bertema: Inisiatif Suci. Santo Yohanes Bosco atau lazim dipanggil Don Bosco memulai pekerjaan pelayanan orang muda, yang kemudian merintis jalan untuk pendirian Serikat Salesian atau SDB, dengan tersenyum, tertawa dan bersiul. Kejadiannya pada tanggal 8 Desember 1841. Di Gereja Santo Fransiskus Asisi di kota Turin, Italia, ia bertemu seorang anak miskin dan gelandangan. Don Bosco meminta anak itu untuk membuat tanda salib dan mengucapkan beberapa doa dasar yang sudah umum, tetapi ia tidak mengetahui apa-apa. Kemudian Don Bosco meminta dia tersenyum, tertawa dan bersiul. Ia dapat melakukan itu sesuai dengan kemampuannya. Inisiatif itu kemudian membuka jalan baginya untuk mengajarkan dia berdoa, yang diikuti pada pertemuan-pertemuan berikutnya dengan bertambahnya banyak anak yang lain. Ini merupakan sebuah inisiatif suci, karena jalan dan pintu sungguh terbuka kepada suatu proses mengenal iman, mempelajari misteri-misterinya, dan akhirnya berjumpa dengan Tuhan yang menjadi sumber kebenaran dan hidup. Kata inisiatif dari kata Latin itiare atau initium mengandung arti memulai atau mengawali. Kita memahaminya juga sebagai tindakan mengambil atau membuat langkah pertama dan membuat terobosan. Di dalam kisah Injil yang baru saja kita dengar, Tuhan Yesus menguraikan tentang tuan yang kaya itu memuji pegawainya yang cerdik, meski ia berbuat tidak jujur karena memanipulasi data hutang para piutang tuannya. Ia cerdik namun ia bukan orang yang baik. Kecerdikan dalam konteks kisah tersebut menunjuk pada kemampuan memperhitungkan masa depan. Pegawai tersebut mewakili orang-orang di dunia ini, termasuk kita, yang sering kuatir akan hari esok. Ada orang yang menabung banyak di bank. Ada yang lain investasi berupa tanah, rumah atau emas. Atau yang lain ingin menjamin masa depan dengan menyekolahkan anak cucunya sebaik mungkin. Semua itu adalah bentuk-bentuk inisiatif. Kita harus membuat inisiatif apa pun jenisnya dalam cara benar dan jujur. Kita akan dipuji oleh Tuhan karena mampu memperhitungkan masa depan kita sendiri. Seharusnya kita juga dapat memperhitungkan masa depan hidup rohani kita. Santo Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi sungguh menyadari bahwa arah kehidupan rohani para pengikut Kristus sering menjadi kabur atau disesatkan karena ada begitu banyak pengaruh dunia ini yang tidak benar. Maka Ia menyanggupi diri sebagai teladan yang harus diikuti. Banyak orang kudus seperti Paulus, ingin supaya kita meneladani mereka agar kita dapat memenuhi apa yang dikehendaki Tuhan atas diri kita masing-masing. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus Kristus, terangilah selalu budi dan hati kami untuk selalu setia di jalan-Mu yang benar. Kemuliaan kepada Bapa... Dalam nama Bapa...
Salah satu tantangan yang saya buat untuk diri saya sendiri adalah membuat topik setiap hari. Ini dilakukan melalui brainstorming. Ternyata ini tidak mudah. Seharusnya mudah, tapi saya lihat banyak orang yang tidak bisa. Atau mungkin tidak terbiasa?
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Monica Miselia dan Julia Ayuningtyas dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yeremia 31: 31-34; Mazmur tg 51: 12-13.14-15.18-19; Matius 16: 13-23 JANGANLAH PERHATIKAN DOSA KAMI Tema renungan kita pada hari ini ialah: Janganlah Perhatikan Dosa Kami. Kita selalu menyebut nama Allah kita sebagai Tuhan yang mahabaik. Hal ini berarti Dia mempunyai segala kebaikan dan itu adalah kebaikan yang sempurna. Kebaikan Tuhan ini dapat mengatasi semua kelemahan, kekurangan, kejahatan dan dosa yang ada di dunia. Maka sangatlah tepat kita selalu memohon Tuhan agar kebaikan-Nya itu melindungi kita dari dosa. Jika kita sudah terlanjur berdosa, doa yang selalu kita ucapkan ialah: “Janganlah perhatikan dosa kami, ya Tuhan”. Kita selalu mengucapkan itu di dalam perayaan Ekaristi. Bacaan dari kitab nabi Yeremia pada hari ini mengatakan tentang Tuhan yang mengikat perjanjian baru dengan umat pilihan-Nya. Perjanjian itu ialah Tuhan mengampuni kesalahan dan dosa umat-Nya untuk kesekian kalinya, dan Ia tidak mengingat atau memperhatikan dosa mereka lagi. Ini merupakan suatu gambaran Tuhan yang maharahim dan besar kasih setia-Nya. Ketika perbuatan mengampuni dilengkapi dengan tidak mengingat dosa atau kesalahan yang telah dilakukan, seseorang mengalami suatu perubahan yang menyeluruh dan menggembirakan. Ini merupakan bagian dari proses pertobatan. Ada orang-orang Katolik yang sudah tidak rutin atau reguler membuat pengakuan dosa. Mereka memang rajin menghadiri Ekaristi baik mingguan maupun harian. Namun mereka menganggap bahwa Sakramen pengakuan dosa bukan menjadi suatu kewajiban dan kebiasaan baik seorang beriman. Ada banyak yang berasumsi bahwa kalau mereka teratur membuat pengakuan dosa, dosa-dosa mereka akan selalu diingat oleh imam atau bapa pengakuan. Hal itu membuat mereka malu bahkan takut, khususnya ketika bapa pengakuan mengangkat kembali dosa yang lama lalu menegur atau memarahi si pengaku dosa. Ketakutan ini sebenarnya tidak beralasan. Maka ini memang hanya sebuah asumsi. Semestinya kita sebagai orang-orang beriman mempunyai pandangan bahwa imam atau bapa pengakuan mengambil peran sebagai representasi Tuhan Yesus Kristus, yang mengampuni dan tidak memperhatikan dosa-dosa yang sudah disesali, diakui dan diampuni. Si pengaku dosa dan bapa pengakuan pada momen pelayanan Sakramen Tobat merupakan orang-orang baru dan bukan orang-orang dengan perbuatan dan dosa-dosa di masa lalu. Seharusnya ketika kita percaya kepada Tuhan Allah yang mengampuni dan tidak mengingat dosa-dosa kita lagi, kita sepatutnya berbuat demikian dengan sesama kita. Kita tahu bahwa selalu ada orang yang bersalah kepada kita. Kesalahan mereka beragam, dari yang kecil sampai yang besar. Maka ketika kita berniat untuk mengampuni, kita mesti bulatkan niat kita juga untuk tidak memperhatikan dosa-dosa mereka. Jika sebaliknya kita memang mengampuni, tetapi kita selalu mengingat atau memperhatikan dosa-dosa itu, berarti kita masih mempunyai marah dan dendam. Itu berarti tobat kita hanya setengah jadi. Itu berarti kita mempunyai potensi untuk kembali bermusuhan dengan orang yang bersangkutan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Allah, bantulah kami untuk dapat mengampuni sungguh-sungguh dan tidak mengingat dosa-dosa lagi. Bapa kami ... Dalam nama Bapa ...
Audio Buletin Edisi 121 : Begini Seharusnya Seorang Muslim Berpakaian __________________ Ikuti Semua Media Sosial Kami: Instagram: https://www.instagram.com/surabayamengaji/ YouTube: bit.ly/subscribesurabayamengaji Facebook: https://facebook.com/surabayamengaji Telegram: t.me/surabayamengaji Website: surabayamengaji.com
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Salesian Don Bosco Gerak di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Amos 8: 4-6.9-12; Mazmur tg 119: 2.10.20.30.40.131; Matius 9: 9-13 HIDUP INI BUKAN DARI ROTI SAJA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Kita Hidup ini Buka dari Roti Saja. Ada seorang mahasiswa mengabari orang tuanya di kampung bahwa ia sangat membutuhkan uang untuk berbagai keperluannya. Sudah dua tahun ia kuliah di kota besar dan kebutuhannya untuk kuliah dan diluar kuliah semakin bertambah. Baru minggu lalu ia meminta uang kepada orang tuanya, dan minggu ini ia kembali menelpon dan meminta jumlah uang yang lebih besar daripada sebelumnya. Tentu saja orang tua di kampung yang hidup sehari-hari sebagai petani harus berusaha sekuat tenaga memenuhi permintaan anaknya itu. Mereka tidak mempunyai uang yang cukup di bank. Mereka masih menunggu datangnya musim panen supaya bisa menjual hasil kebun dan mendapat uang. Mereka ingin meminjam uang di saudara dan tetangga, tetapi dengan begitu berarti utang-utang mereka semakin bertambah. Mereka sangat bingung dan harus mengarahkan perhatian kepada Tuhan yang dipercaya akan memberikan solusinya. Bapa dan ibu mahasiswa itu pergi bersama-sama berdoa di depan Bunda Maria. Mereka membakar lilin dan menaruh tulisan intensi doa mereka di kaki Bunda Maria. Tulisan intensi itu berbunyi kira-kira begini: “Ya Tuhan Yesus, sampaikan intensi kami yaitu kesulitan keuangan untuk membiayai anak kami kuliah kepada Bunda-Mu, Santa Perawan Maria. Bunda pasti punya tabungan banyak di bank, jadi transfer ke rekening kami jumlah yang sesuai permintaan anak kami.” Tambahan tulisan di bagian paling bawah kertas ialah nama, jumlah uang, dan nomor rekening. Satu hari kemudian mereka mendapat notifikasi bahwa ada sejumlah uang masuk ke rekening mereka. Setelah dicek, uang itu persis berjumlah sesuai dengan kebutuhan anaknya yang sedang berkuliah di kota. Rupanya ada seseorang yang ingin tahu tulisan itu dan sempat membacanya. Ia amat bersimpati ingin berbuat baik tanpa harus diketahui orang lain. Sepulang dari berdoa di depan Bunda Maria, ia segera transfer uang ke rekening orang tua mahasiwa tersebut. Ketika Tuhan Yesus berkata bahwa hidup kita bukan dari roti saja, Ia memberikan jawabannya dengan menambahkan pernyataan yang berbunyi: melainkan dari setiap firman yang disampaikan oleh Tuhan kepada kita. Nubuat nabi Amos berkata bahwa rasa lapar dan haus kita di dunia bukan terhadap makanan dunia ini, namun seharusnya firman Tuhan sendiri. Tuhan yang masuk ke dalam diri kita secara pribadi sesungguhnya merupakan kerajaan Allah yang kita cari dan temukan. Kita memang disibuki bahkan dibebani oleh aneka macam kebutuhan hidup. Seharusnya kita pergi kepada Tuhan dan meminta pertolongan-Nya, bukan hanya sekali tetapi berkali-kali dan dengan penuh iman. Itu adalah cara kita mencari dahulu Kerajaan Allah, kemudian Tuhan akan menyediakan apa yang kita perlukan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan, semoga datanglah kerajaan-Mu kepada kami merupakan kehendak-Mulah yang terjadi ke atas kami. Kemuliaan kepada Bapa ... Dalam nama Bapa ...
Seharusnya, interaksi antara tim data dan product managers (PM) bersifat simbiosis mutualisme. PM butuh tim data untuk validasi, tim data butuh PM untuk menangani hubungan dengan external stakeholders dan mendapatkan konteks dengan lebih baik. Dalam keberjalanannya, hubungan dua entitas ini tidak selalu mulus. Kali ini saya ngobrol dengan Gurun Nevada Dharan, salah satu pesohor product management di jagat maya Indonesia, terkait pengalamannya berhadapan dengan tim data. Apa benar perusahaan benar-benar menerapkan data-driven decision making? Lalu, sebetulnya PM itu butuh bisa query data sendiri tidak sih? Selamat mendengarkan!
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 7 Mei 2024 Bacaan: "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. (Yohanes 15:15) Renungan: Di dalam Alkitab, ada hubungan persahabatan yang indah antara Abraham dengan Tuhan. Secara gamblang kita dapat melihatnya pada kisah Sodom dan Gomora. Ada perkataan Tuhan yang menarik di sana. Bisa dibilang, mungkin saat itu Tuhan seperti sedang bergumam di dalam hatiNya, "Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang hendak Kulakukan ini?" Tuhan seakan resah dan merasa tidak enak bila menyembunyikan sesuatu dari Abraham. la merasa perlu menceritakan keinginan-Nya untuk memusnahkan Sodom dan Gomora kepada Abraham. Menariknya lagi, kita melihat bagaimana Abraham bisa dengan bebasnya tawar-menawar dengan Tuhan, seperti tidak ada batasan. Beginilah hubungan persahabatan yang benar. Menganggap satu sama lain penting, sehingga merasa perlu untuk saling bertanya, berdiskusi, dan merasa tidak enak bila menyembunyikan sesuatu. Hubungan yang indah bukan? Lantas apakah kita pun bisa memiliki hubungan yang indah ini dengan Tuhan? Sesungguhnya Tuhan bisa menjadi Sahabat bagi siapa saja, tanpa memilih-milih. la tidak hanya menjadi Sahabat Abraham, tetapi bisa juga menjadi Sahabat bagi kita. Namun yang terjadi, kitalah yang justru tidak menjadikan-Nya sebagai Sahabat. Bila kita ingin Tuhan menjadi Sahabat kita, maka kita harus memiliki hubungan yang erat dengan-Nya. Ingat, hubungan yang erat hanya tercipta dari komunikasi yang erat pula. Berdoa dan merenungkan firman-Nya adalah sarana komunikasi yang dapat kita pakai untuk terhubung dengan-Nya. Maka kualitas hubungan kita dengan-Nya tergantung pada seberapa banyak kita mempergunakan sarana tersebut. Seharusnya kita bersyukur karena Tuhan terlebih dahulu menganggap kita sebagai sahabat-Nya. Sekarang tinggal bagaimana kita, maukah kita menjadikan-Nya Sahabat? Berkomunikasilah dengan bebas kepada Tuhan, namun sopan. Nyatakanlah segala isi hati kita kepada-Nya. Walau tak terlihat tetapi sesungguhnya Dialah yang paling dekat dengan kita daripada sahabat kita yang lain. Belajarlah untuk menempatkan Tuhan sebagai yang pertama dari orang-orang yang hendak kita temui untuk diajak berbagi, bertukar pikiran, mendapatkan motivasi, dsb. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih telah memberikanku sahabat di dunia ini sehingga aku bahagia. Namun aku lebih bahagia lagi karena Engkau mau menjadi Sahabatku. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 28 April 2024 Bacaan: "Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut." (Ibrani 12:28) Renungan: Catnip adalah suatu jenis tanaman yang masih tergolong jenis keluarga tanaman mint Tanaman ini sangat ampuh untuk menjadi pengusir nyamuk, karena serangga tersebut tidak menyukai baunya. Biasanya catnip diolah menjadi teh yang memiliki efek membuat pikiran kita nyaman dan tenang selama beberapa waktu. Namun, efek yang jauh berbeda akan terjadi pada seekor kucing jika kucing tersebut diberikan dedaunan catnip. Kucing itu akan menggaruk, berputar-putar, mengeong atau menggeram sambil berguling-guling tanpa henti. Dia tampak begitu tergila-gila dengan dedaunan tersebut dan tidak terkendali. Si kucing akan terlihat senang sekali seperti baru saja memenangkan undian berhadiah ratusan ikan segar. Namun, beberapa kucing memiliki reaksi yang berbeda. Ada kucing yang akan melamun dan terus mengendus tanaman catnip miliknya. Ada juga yang akan berlari-lari dan menjadi hiperaktif. Ada yang akan menjadi ganas dan protektif terhadap "mainan" barunya. Dia tak akan membiarkan ada yang menyentuh catnip miliknya. Tetapi, hal unik lainnya adalah efek catnip hanya akan bertahan selama kurang lebih 10 menit saja. Setelah itu, kucing yang tadinya begitu tergila-gila dengan aroma catnip akan kehilangan minat terhadap tanaman tersebut. Dibutuhkan waktu paling lama 2 jam untuk membuat si kucing me-reset efek kecanduan catnip dan kembali tergila-gila dengan tanaman tersebut. Efek catnip hanya berhasil kepada kucing di atas usia 6 bulan. Anak kucing yang berusia di bawah 6 bulan tidak akan terpengaruh. Para ilmuwan tidak dapat dengan yakin menjelaskan fenomena ini. Penelitian menunjukkan bahwa catnip memiliki zat kimia sejenis feromon "kebahagiaan". Feromon ini menstimulasi otak kucing sehingga membuatnya merasakan kebahagiaan yang meledak-ledak. Bagaikan manusia yang mengonsumsi narkoba dan mendapatkan efek senang dan tenang sesaat, namun membuat kecanduan. Sering kali kita juga tergila-gila dengan sesuatu sehingga kehilangan banyak momen dan waktu berharga. Contohnya adalah kegilaan terhadap gadget, seperti handphone, tablet, komputer, video game, dsb. Beberapa orang menghabiskan waktunya dengan gadget mereka untuk bermain, berfoto-foto, chatting lewat berbagai jenis social media atau menelusuri internet. Semua hal itu dilakukan setiap waktu, bahkan ketika sedang beribadah di gereja sehingga tidak ada waktu untuk berhubungan dengan Tuhan. Seharusnya kita berhenti dari kecanduan kita dan meluangkan waktu untuk beribadah kepada Tuhan. Jangan sampai kita menjadikan semua hal itu berhala sehingga kita melupakan hubungan dengan Tuhan. Paulus mengingatkan agar kita tidak lupa untuk mengucap syukur dan beribadah kepada Tuhan dengan hormat dan takut. Simpanlah dahulu gadget kita dan mulailah memperbanyak waktu berdoa dan beribadah kepada Tuhan. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku mau semakin dekat kepada-Mu melalui doa, pujian, dan penyembahanku. Mampukanlah aku ya Tuhan, sehingga hidup rohaniku semakin bertumbuh. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 15 April 2024 Bacaan: Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku." (Yohanes 5:7) Renungan: Manusia adalah makhluk sosial karena manusia tidak akan dapat bertahan hidup tanpa bantuan dari orang lain. Namun, bukan berarti dalam segala aspek hidup, kita sebagai manusia harus mengandalkan orang lain sepenuhnya, sebab manusia memiliki keterbatasan. Jika hidup kita terlampau mengandalkan orang lain, maka secara tidak langsung kita ragu akan kemampuan diri sendiri, terlebih lagi kemampuan Tuhan. Hal inilah yang dilakukan oleh orang lumpuh di kolam Betesda. Kisah ini berawal ketika Yesus melihat orang lumpuh tersebut sedang berbaring di dekat kolam, menunggu malaikat Tuhan yang sewaktu-waktu akan turun ke kolam itu dan mengguncangkan air yang ada di dalamnya. Sebab, barangsiapa yang lebih dulu masuk ke dalam kolam itu akan menjadi sembuh. Yesus mengetahui bahwa orang lumpuh itu telah lama berada dalam keadaan demikian. Untuk itu, la menawarkan kesembuhan kepada orang lumpuh tersebut, dengan bertanya, "Maukah engkau sembuh?" Tetapi, nampaknya orang itu tidak menduga akan penawaran kesembuhan yang diberikan kepadanya, karena ia masih berfokus pada masalahnya. Orang lumpuh itu menjawab, "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku." Seharusnya orang lumpuh itu hanya perlu menjawab, "Ya". Tetapi, orang lumpuh itu seolah-olah menyalahkan orang lain atas kondisi yang ia alami. Terkadang kita pun sama seperti orang lumpuh tersebut. Ketika kita terlampau mengandalkan orang lain, kita sudah menjadikan diri tidak berdaya, menjadikan hati kecewa dan tidak jarang mempersalahkan orang lain atas keadaan yang kita alami. Terlebih lagi kita tidak dapat melihat pertolongan yang Tuhan tawarkan kepada kita. Manusia memang memiliki kelemahan dan keterbatasan. Untuk itu, kita memerlukan satu pribadi yang kuat, yang dapat kita andalkan. Dalam hal ini hanya ada satu pribadi, yaitu Tuhan Yesus Kristus yang adalah sumber kekuatan dan pengharapan kita. Sebagai anak Tuhan, sudah seharusnya kita mengandalkan Tuhan dalam segala aspek kehidupan kita. Sebab firman-Nya jelas mengatakan bahwa terkutuklah orang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya sendiri. Akan tetapi, diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan dan menaruh harapannya pada Tuhan. Jika dahulu kita tidak mengandalkan Tuhan, sekarang sudah saatnya untuk mengandalkan Tuhan. Nantikanlah perkara ajaib yang akan la kerjakan. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ampunilah aku karena selama ini aku hanya mengandalkan kekuatanku sendiri saat masalah mendera dalam hidupku, sehingga hanya kekecewaan yang kudapati. Kini aku menyadari bahwa hanya Engkaulah satu-satunya andalan dalam hidupku. Amin. (Dod).
Episode PutCast kali ini akan mengobrolkan kisruh soal jersey timnas yang baru bersama Sirajudin Hasbi, founder FANDOM.ID dan pengelola SMBD Apparel. Bagaimana sebaiknya Erspo menanggapi kekisruhan ini?
Itsar merupakan sifat terpuji yang seharusnya dimiliki oleh setiap muslim, Itsar adalah mendahulukan kepentingan orang lain karena Allah. Ketahuilah keutamaan dari sifat Itsar ini. Mari kita dengarkan! Link donasi: https://saweria.co/dakwahmilenial Tinggalkan komentar dan berikan pendapatmu: https://open.firstory.me/user/clqw2ibmb011a01tj4pex78rx/comments Powered by Firstory Hosting
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Agustina Sitorus dan Diana Pinotoan dari Sekolah Saint Peter Jakarta di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. 1 Samuel 8: 4-7.10-22a; Mazmur tg 89: 16-17.18-19; Markus 2: 1-12 GAMPANG MENGAMPUNI DENGAN MULUT Tema renungan kita pada hari ini ialah: Gampang Mengampuni Dengan Mulut. Pepatah “Lidah tak bertulang” bermaksud untuk menggambarkan kelemahan umum pada manusia. Ini adalah kelemahan dalam berbicara. Jika orang berbicara sesuai dengan ukuran-ukurannya, maka pembicaraan itu memenuhi harapan dalam relasi dan komunikasi antar pribadi. Namun sering pembicaraan tidak memakai ukuran, tidak pada tempat dan waktunya, maka pembicaraan itu mengganggu atau merusak relasi dan komunikasi antar pribadi. Pada aspek ini, pepatah tadi benar adanya. Seorang bergurau di antara teman yang saling mengerti, mungkin tidak ada masalah. Namun karena kurang mengontrol diri, gurauan yang sama dipakai pada orang-orang yang berbeda, akibatnya gurauan itu menimbulkan salah paham dan marah. Sambutan atau pidato yang lepas kontrol bisa saja menghadirkan kata-kata atau ungkapan yang tidak sesuai dengan pemahaman orang banyak yang sebagai pendengarnya. Kebohongan entah untuk maksud jahat entah untuk kebaikan menunjuk pada aspek lidah tak bertulang. Orang yang cerewet, selalu mengomel, mengomentari berlebihan atas orang lain, situasi dan peraturan, dapat dikategorikan sebagai akibat dari kelemahan manusiawi lidah tak bertulang. Demikian juga halnya dengan kebiasaan manusia yang berbicara sepertinya sangat meyakinkan dan menampakkan kebenaran, tetapi di dalam perbuatan tak ada buktinya. Dengan kata lain, lidah berkata lain namun perbuatan menunjukkan hal yang lain lagi. Dalam hal keutamaan pengampunan, ini menjadi sesuatu yang sudah klise atau suatu kelemahan yang umum. Kita sepertinya gampang mengampuni dengan mulut. Tetapi kita sering menjadi kaku dan sulit mewujudkan pengampunan itu dalam tindakan. Memang benar, dalam mengampuni, yang paling diharapkan pertama muncul ialah kata-kata seperti: “Saya memaafkan engkau”, atau “Kamu telah saya ampuni.” Tuhan Yesus mengungkapkan kata-kata itu kepada orang lumpuh yang disembuhkan, setelah itu orang tersebut diperintahkan untuk bangun, tinggalkan tempat itu dan pulang ke rumahnya sebagai orang yang baru. Sering yang menjadi kelemahan kita sebagai manusia ialah, kata-kata diucapkan dengan begitu lancar, baik dan meyakinkan, namun selanjutnya kita tidak melepaskan diri dari dosa, kemarahan, kebencian, dendam, dan sakit hati. Lebih muda orang merasakan sakitnya masih ada, luka masih terbuka, dan keperihan masih segar, daripada menuruti perintah Yesus untuk bangun, berjalan sebagai orang yang baru, dan pulang ke rumah dengan selamat. Akibatnya, marah belum hilang, niat membalas dendam masih ada, dan tentu pengampunan tidak tulus. Seharusnya, begitu mengampuni, kita melupakan itu dan selesai masalahnya. Kita menjadi bebas dan tahap baru kehidupan perlu kita mulai kembali. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Yesus ajarilah kami untuk mengampuni secara benar dan tulus seperti Engkau sendiri. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
Hmmm .... This episode is part of #30HariBersuara2023 challenge by @thepodcasters.id
Seharusnya, secara ideal motif kita untuk memberitakan Kristus, untuk misi, dan untuk menjangkau orang lain dengan kabar baik ini, harus keluar karena kasih, dan karena kebenaran dan bukan karena ambisi diri, kecemburuan, atau pertengkaran.
Seharusnya, secara ideal motif kita untuk memberitakan Kristus, untuk misi, dan untuk menjangkau orang lain dengan kabar baik ini, harus keluar karena kasih, dan karena kebenaran dan bukan karena ambisi diri, kecemburuan, atau pertengkaran.
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 31 Oktober 2023 Bacaan: "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku." (Yohanes 15:15) Renungan: Di dalam Alkitab, hubungan persahabatan yang indah terlihat pada hubungan antara Abraham dengan Tuhan. Kita dapat melihatnya pada kisah Sodom dan Gomora. Ada perkataan Tuhan yang menarik di sana. Bisa dikatakan mungkin saat itu Tuhan seperti sedang bergumam di dalam hati-Nya, "Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang hendak Kulakukan ini?" Tuhan seakan resah dan merasa tidak enak bila menyembunyikan sesuatu dari Abraham. Ia merasa perlu menceritakan keinginan-Nya untuk memusnahkan Sodom dan Gomora kepada Abraham. Menariknya lagi, kita melihat bagaimana Abraham bisa dengan bebasnya tawar-menawar dengan Tuhan, seperti tidak ada batasan. Beginilah hubungan persahabatan yang benar. Menganggap satu sama lain penting, sehingga merasa perlu untuk saling bertanya, berdiskusi, dan merasa tidak enak bila menyembunyikan sesuatu. Hubungan yang indah bukan? Lantas apakah kita pun bisa memiliki hubungan yang indah ini dengan Tuhan? Sesungguhnya Tuhan bisa menjadi Sahabat bagi siapa saja, tanpa memilih-milih. la tidak hanya menjadi Sahabat Abraham, tetapi bisa juga menjadi Sahabat bagi kita. Namun yang terjadi, kitalah yang justru tidak menjadikan-Nya sebagai Sahabat. Bila kita ingin Tuhan menjadi Sahabat kita, maka kita harus memiliki hubungan yang erat dengan-Nya. Ingat, hubungan yang erat hanya tercipta dari komunikasi yang erat pula. Berdoa dan merenungkan firman-Nya adalah sarana komunikasi yang dapat kita pakai untuk terhubung dengan-Nya. Maka kualitas hubungan kita dengan-Nya tergantung pada seberapa banyak kita mempergunakan sarana tersebut. Seharusnya kita bersyukur karena la terlebih dahulu menganggap kita sebagai sahabat- Nya. Sekarang tinggal bagaimana kita, maukah kita menjadikan-Nya Sahabat? Berkomunikasilah dengan bebas kepada Tuhan, namun sopan. Nyatakanlah segala isi hati kita kepada-Nya. Walau tak terlihat tetapi sesungguhnya Dialah yang paling dekat dengan kita daripada sahabat kita yang lain. Belajarlah untuk menempatkan-Nya sebagai yang pertama dari orang-orang yang hendak kita temui untuk diajak berbagi, bertukar pikiran, mendapatkan motivasi, dan sebagainya. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau mau menjadikan aku sebagai sahabat-Mu. Mampukanlah aku agar dapat menjadi sahabat terbaik-Mu. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 24 Oktober 2023 Bacaan: "Janganlah engkau pergi kian ke mari menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu; janganlah engkau mengancam hidup sesamamu manusia; Akulah TUHAN." (Imamat 19:16) Renungan: Kita pasti sering mendengar ungkapan "fitnah lebih kejam dari pembunuhan". Hal ini ada benarnya, karena dengan fitnah, berbagai macam hal buruk dapat terjadi pada orang yang difitnah. Sakit hati, kekecewaan, kebencian, penyiksaan, dan bahkan sampai kematian. Ams 25:18 berkata, "Orang yang bersaksi dusta terhadap sesamanya adalah seperti gada, atau pedang, atau panah yang tajam." Selain Nabot, Daud, Daniel, Yesus dan Stefanus juga pernah mengalami fitnah dari saksi-saksi palsu. Dan akhirnya Yesus dan Stefanus dihukum mati karena tuduhan jahat tersebut. Ketika seseorang adalah orang yang benar dan musuhnya tidak dapat menemukan apa pun untuk menjatuhkannya, maka memberikan kesaksian palsu adalah senjata yang umum dan ampuh. Tuhan melarang orang yang menyebarkan kesaksian dusta, memfitnah orang lain, membenarkan yang salah dan menyalahkan yang benar. Artinya Tuhan membenci hal-hal itu. Jadi, fitnah adalah kekejian di mata Tuhan. Jika kita melihat kepada nasib akhir dari Raja Ahab dan Ratu Izebel, Tuhan memberikan ganjaran yang setimpal atas segala kekejian dan kejahatan yang mereka perbuat di sepanjang hidup mereka. Mereka berdua tewas terbunuh dengan sangat mengenaskan. Maka, jangan sampai lidah kita dipenuhi fitnah untuk menjatuhkan orang lain. Sebagai pengikut Yesus, kita seharusnya memperkatakan pujian dan memberikan semangat kepada sesama kita. Seharusnya kita saling menopang, menolong, dan mengangkat satu sama lain. Jauhilah kebiasaan membicarakan orang lain, sebab dari situlah biasanya muncul tuduhan-tuduhan yang mengarah kepada fitnah. Kasihilah sesama dan jangan memfitnah mereka! Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, urapilah mulutku sehingga aku dapat mengeluarkan kata-kata yang membangun orang lain, bukan yang memfitnah orang lain. Amin. (Dod).
Lagi-lagi miras oplosan menewaskan 5 warga Bantul, dan kini penjual itu sudah ditangkap oleh pihak kepolisian.
Sebagai manusia tentu kita setiap hari menggunakan kemampuan kita untuk berpikir dan hal ini penting terlebih sebelum membuat keputusan. Dear Pikiranku! kali ini saya bersama Habib Husein Ja'far akan membahas tentang Overthinking, yang kayaknya hampir setiap dari kita pernah atau bahkan sekarang sedang melakukannya.
Walaupun bukan hari kasih sayang, buat kamu mah sayang terus
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 26 Februari 2023 Bacaan: "Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!" (Yeremia 18:6) Renungan: Joy bekerja di rumah majikannya sebagai pengangkat air. Setiap hari ia membawa dua ember hitam, mengisinya dengan air dari sungai dan membawanya pulang ke rumah majikannya. Ember yang satu bocor tetapi yang satunya lagi tidak. Ember yang tidak bocor selalu dapat membawa air dengan penuh sampai ke rumah, maka ia selalu menenteng ember tersebut di tangan kanan. Sedangkan ember yang bocor hanya bisa membawa 1/4 ember air sampai ke rumah majikannya, maka ia menentengnya di tangan sebelah kiri. Sudah hampir dua tahun Joy bekerja sebagai pengangkat air di rumah majikannya. Ember yang tidak bocor bangga karena ia dapat membawa air penuh ke rumah majikannya. Tetapi tidak demikian dengan ember yang bocor. Ia merasa malu dan tidak berarti karena hanya bisa membawa 1/4 air untuk majikannya. Ia merasa tidak layak karena tidak bisa melakukan sesuatu dengan maksimal. Maka pada suatu sore ia berkata kepada Joy, "Maafkan saya yang tidak bisa bekerja sebaik ember yang satu itu." "Apa maksudmu?" tanya Joy. "Seharusnya saya dapat membawa satu ember penuh air dan bukan hanya 1/4 ember. Karena ada lubang kecil di bagian bawah maka air yang saya bawa selalu saja tumpah sepanjang jalan. Karena itu saya telah merugikanmu dan merugikan majikan kita," kata ember yang bocor dengan sedih. Hati Joy sangat terharu kepada si ember bocor dan ia berkata menghibur, "Besok saya akan menunjukkan kepadamu sesuatu yang indah di sepanjang jalan yang kita lewati setiap kali mengangkut air." Keesokan harinya ketika mereka mengangkut air dan mulai melewati jalan setapak, ember bocor mulai memerhatikan sisi jalan yang mereka lewati. Ada bunga-bunga yang indah berwarna-warni sehingga ember bocor sedikit terhibur melihat pemandangan itu. Tetapi ia kembali sedih ketika melihat airnya tidak pernah penuh seperti ember yang tidak bocor. Maka Joy pun kembali menghiburnya, "Tidakkah kamu lihat betapa indahnya bunga-bunga di sepanjang jalan di sisi kamu tadi? Perhatikanlah bahwa bunga-bunga itu hanya tumbuh di sisi jalan yang kamu lewati sedangkan di sisi jalan yang dilewati ember yang tidak bocor itu tidak terdapat satu bunga pun. Saya tahu bahwa kamu memiliki kekurangan, bagian bawahmu sedikit bocor, tetapi saya memanfaatkan semua kekuranganmu itu untuk menyirami bunga-bunga tersebut tanpa engkau sadari. Selama ini bunga2 yang indah di meja makan majikan kita adalah hasil dari bunga-bunga yang engkau sirami setiap hari. Tidak seorangpun yang sempurna di antara kita. Semua memunyai kekurangan dan kelemahan. Tetapi di tangan Tuhan, la sanggup memakai kita dan membuat kekurangan dan kelemahan kita menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar kita. Apakah kekurangan kita? Serahkan pada Tuhan yang sanggup memakainya untuk kemuliaan nama-Nya. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku berterima kasih karena ternyata aku mempunyai tempat khusus di dalam hati-Mu. Pakailah aku sesuai yang Engkau kehendaki. Amin. (Dod).
The Climate Council is increasing pressure on companies and their carbon emissions, identifying 12 business groups as the biggest emitters in its latest report. - Dewan Iklim Australia meningkatkan tekanan pada perusahaan dan emisi karbon mereka. Dewan itu mengidentifikasi 12 kelompok bisnis sebagai penghasil emisi terbesar dalam laporan terbarunya.
This year's Australia Day celebrations in major cities were especially marked by protest because for many it was a reminder of a profound loss – the loss of Aboriginal peoples' sovereign rights to their lands. For the First Nations people, the significance of 26 January is to mark the arrival of white people to Australia. Thus it is the anniversary of Invasion Day. - Perayaan Hari Australia tahun ini di kota-kota besar terutamanya ditandai dengan protes karena bagi banyak orang itu adalah peringatan akan kehilangan yang mendalam – hilangnya hak kedaulatan penduduk Aborijin atas tanah mereka. Bagi orang Bangsa Pertama, arti penting 26 Januari adalah untuk menandai kedatangan orang kulit putih ke Australia. Dengan demikian itu adalah peringatan Hari Invasi.
Tidak ada satu pun yang aku sesali. Segalanya telah berada di tempat dan waktunya masing-masing. Semoga, kamu juga memercayainya, ya.
Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 12 November 2022 "Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:14, 16) Renungan: Ada banyak hiasan yang bisa menyala di dalam gelap yang biasa disebut glow in the dark. Bentuknya ada bermacam-macam. Ada yang berbentuk bintang, bulan, boneka, bibir, hati dan lain-lain. Hiasan ini akan bercahaya dan nampak begitu indah ketika berada di tempat yang gelap. Sebaliknya keindahannya itu akan hilang jika berada di tempat yang terang. Tentu kita sangat bersyukur dan beruntung Ketika Tuhan Yesus menyebut kita sebagai terang dunia. Artinya kita memiliki fungsi yang sangat berarti. Menjadi terang tidak hanya dilihat dari seberapa besar energi cahaya yang kita miliki, tetapi juga seberapa gelap dan luas tempat yang kita sinari. Kita harus menjadi terang di tempat yang gelap, sebab terang akan bermanfaat dan nampak indah hanya ketika terang itu berada di dalam kegelapan. Akan tetapi, saat ini tidak sedikit pengikut Yesus yang justru kehilangan keindahannya itu, karena tidak berada pada tempat yang seharusnya. Sebagai pengikut Yesus yang adalah terang dan yang seharusnya menerangi tempat gelap, justru hanya ingin berada di tempat yang terang. Bisa dibayangkan bagaimana ketika terang itu berada di tempat yang terang. Pastinya terang itu tidak lagi berguna dan keindahannya pun tidak akan nampak. Dalam hal ini Tuhan Yesus sendiri adalah teladan bagi kita. Yang perlu diketahui, ketika Tuhan Yesus melayani di dunia, Ia tidak hanya melayani di rumah ibadah, justru semakin besar waktunya dihabiskan di luar rumah ibadah. Jika membaca riwayat pelayanan-Nya, kita dapat mengetahui tempat-tempat apa saja yang dikunjungi oleh Tuhan Yesus. Yang pasti Ia lebih memilih tempat yang perlu diterangi seperti di rumah pemungut cukai, pasar, bukit, danau, bahkan tempat yang memungkinkan seorang pelacur untuk menghampirinya. Sebagai pengikut Yesus yang adalah terang, sudah kah kita berada di tempat yang tepat? Apakah kita sudah berfungsi dengan baik? Seharusnya terang yang daripada Tuhan dinyatakan kepada semua orang, agar orang lain dapat melihat kita dengan jelas. Tuhan Yesus sendiri mengatakan bahwa pelita itu tidak boleh ditaruh di bawah gantang. Sebab terang tidak akan berfungsi maksimal bila diletakkan di bawah gantang atau dalam keadaan tertutup. Dalam hal ini, kita tidak diminta untuk menutup diri dan menghalangi terang Tuhan yang ada pada kita. Sebaliknya Tuhan menginginkan kita untuk bersinar keluar, memancarkan sinar kemuliaan-Nya di tengah dunia yang gelap ini. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku bersyukur karena engkau menjadikanku terang dunia. Mampukanlah aku Tuhan agar dapat menerangi kegelapan yang ada di sekitarku ini melalui perkataan dan perbuatanku yang baik. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 8 November 2022 "Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu." (Efesus 4:32) Renungan: Berbicara mengenai keramahan, kita bisa belajar dari semut. Binatang kecil ini sudah lama mendapat predikat baik yaitu sebagai pekerja keras, suka bergotong-royong dan juga ramah. Ketika saya kecil saya sering mengamati apa yang dilakukan oleh semut. Semut hidup berkelompok, selalu bekerja sama mengumpulkan bahan makanan mereka dan uniknya sesibuk apapun mereka, mereka bisa menyempatkan waktu sekadar untuk berpapasan. Sekilas mereka terlihat seperti sedang memberi ciuman, tetapi tidak tahu pasti apakah benar demikian. Yang jelas ini adalah bentuk keramahan dari semut-semut tersebut. Sampai saat ini perilaku semut tersebut tidaklah berubah. Predikat baik seperti yang disebutkan di atas tetap ada pada si semut. Seharusnya keramahtamahan juga menjadi predikat setiap orang percaya. Sebab keramahtamahan merupakan bagian penting dari sikap hidup orang percaya, sebagaimana tertulis dalam Efesus 4:32 di atas. Perihal ini Tuhan Yesus sudah memberikan teladan kepada kita. Semasa pelayanan-Nya di dunia, Ia telah menunjukkan keramahtamahan-Nya kepada semua orang. Tidak hanya kepada orang-orang percaya yang mengikuti-Nya, tapi juga kepada orang-orang berdosa, tertolak dan terkucilkan. Sehingga tindakannya tersebut tidak jarang dikritik dan dihujat oleh pemuka-pemuka agama ketika itu. Mungkin kesibukan telah membuat kita melupakan hal penting ini. Tetapi saat ini kita bersyukur karena firman Tuhan telah mengingatkan kepada kita kembali sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang percaya. Ketahuilah, keramahtamahan adalah kesempatan bagi kita untuk menyampaikan kasih Kristus kepada sesama. Tuhan pun telah menyediakan upah bagi setiap kita yang tidak pernah jemu-jemuk untuk berbuat kebaikan. Jadikanlah keramahtamahan sebagai predikat kita, bukan hanya karena kita orang Indonesia, tetapi karena kita adalah anak-anak Tuhan. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, mampukanlah aku untuk melakukan firman-Mu dengan bersikap ramah terhadap orang-orang di sekitarku. Amin. (Dod).
Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) membuat gaduh setelah memblokir berbagai platform gaming. Lebih dari itu, gimana sih sebenernya negara harus mengelola internet? Perlu banget ikut campur negara gak sih? Selengkapnya di Podcast Bebas Aktif. Instagram: @kontekstualcom Twitter: @kontekstualcom YouTube: Kontekstual Kunjungi kontekstual.com untuk berita HI paling aktual!
Kuliah Ihya' Tematik disajikan lebih leluasa karena tidak harus membaca teks kata demi kata. Dalam ngaji tematik ini juga dibuka forum tanya-jawab. Untuk mengirim pertanyaan silakan kirim via WhatsApp: https://wa.me/6281906378622 Kuliah Ihya' Tematik (KIT) akan live streaming setiap Ahad pagi pukul 06.00 WIB selama 45-60 menit via Facebook dan (jika ada) YouTube.
"Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong." (1 Korintus 13:4) Renungan: Ada sepasang suami istri yang hari ini merayakan ulang tahun pernikahan mereka. Sejak sore mereka berdua pergi untuk makan malam diluar. Anak gadisnya di rumah ingin membuatkan kue tart dari resep yang didapat dari sebuah majalah. Inilah pertama kalinya Ia belajar membuat kue. Ia akan mencoba membuat kue terbaik untuk dipersembahkan kepada papa dan mamanya dihari istimewa ini. Ia sudah membeli semua bahan yang diperlukan, dan begitu mobil yang dikendarai papa dan mamanya keluar dari pagar rumah, ia segera berlari ke dapur untuk membuat kue. Ia sangat sibuk dengan kuenya sehingga tidak terasa waktu berlalu begitu cepat. Hari sudah malam dan mungkin sebentar lagi papa dan mamanya akan pulang. Ia mengangkat kuenya dari oven. Ia mencicipinya dan lapisan luarnya terasa agak pahit karena gosong. Ia menarik nafas sambil memandang dapur yang berantakan. Blender dan mixer yang kotor, ada tepung yang bertaburan di lantai dan meja, ditambah lagi dengan mangkok-mangkok kotor yang belum sempat dibereskan. Mana yang lebih dahulu harus dikerjakan, apakah menyelesaikan lapisan coklat di kuenya atau membereskan dapur yang berantakan? Akhirnya Ia memutuskan untuk menyelesaikan kuenya. Ketika kuenya selesai ia mendengar suara mobil memasuki halaman rumah. Ia segera mematikan lampu dan berharap ketika papa dan mamanya masuk ke dapur akan senang dengan kejutan itu. Benar saja, papa dan mamanya berjalan berdampingan menuju dapur dan ketika mereka sampai di pintu, anaknya menyalakan lampu sambil berteriak, "Surprise..!" Mereka tersenyum dan sang anak memeluk papa dan mamanya sambil mengucapkan selamat atas pernikahan indah mereka. Namun beberapa saat kemudian raut wajah sang mama berubah dan menjadi marah, "Coba lihat, apa yang sudah kau perbuat di dapur ini sehingga sangat berantakan. Sudah berapa kali mama katakan kepadamu untuk segera merapikan sendiri segala sesuatu yang sudah kau buat menjadi kacau." "Tetapi, Mah..," belum sempat anaknya menjelaskan semuanya, sang mama sudah berpaling berjalan menuju kamarnya sambil berkata, "Seharusnya mama mengawasimu merapikan semua ini sekarang juga, tetapi sekarang mama sedang kesal. Besok pagi mama mau semua sudah rapih." "Sayang coba lihat kemeja itu," kata suaminya mencoba meredakan amarah istrinya. "Aku tahu, bahwa meja itu juga sudah sangat berantakan dan aku juga tidak akan tahan melihatnya," kata istrinya sambil berjalan. Sang anak hanya terdiam. Ia menangis dan memeluk papanya sambil berkata, "Pa, bahkan mama tidak melirik sedikitpun ke kue itu." Papanya membelai rambut anaknya sambil berkata, "Sayang, banyak orang tua yang menderita penyakit ketidakmampuan melihat gambaran secara menyeluruh karena terpengaruh oleh hal-hal kecil. Dan itu yang terjadi kepada Mama. Besok setelah Mama tahu kau membuat kue untuknya, hatinya pasti akan terharu." Kita seringkali gagal melihat motivasi baik yang terbungkus oleh suatu keadaan yang buruk. ketidakmampuan melihat gambaran secara menyeluruh membutakan kita, sehingga kita tidak bisa melihat bentuk cinta kasih atau penghargaan yang dipersiapkan oleh orang-orang yang kita kasihi. Ada seorang ibu yang mencubit anaknya hingga memar karena anaknya memecahkan 2 buah piring yang akan dicuci anaknya. Manakah yang lebih berharga, terbentuknya kerajinan anak atau harga 2 piring yang pecah itu? Jangan lukai perasaan orang yang kita kasihi karena hal-hal yang kecil, telusuri motivasi awal mereka ketika melakukan suatu hal kemudian bimbing mereka untuk melakukannya dengan cara yang lebih baik. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ampunilah aku yang seringkali gagal melihat kebaikan-kebaikan yang dilakukan sesamaku, karena pandanganku yang negatif. Amin. (Dod).
"Firman TUHAN kepada Kain: "Di mana Habel, adikmu itu?" Jawabnya: "Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?" Firman-Nya: "Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah." (Kejadian 4:9-10) Renungan: Seseorang berkata, "Seorang kakak kadang suka memosisikan dirinya sebagai bos, tetapi dalam masa-masa sulit, dia akan membela saudaranya yang lebih muda, berapapun harga yang harus ditanggung. Di dalam diri seorang kakak, kita bisa melihat gambar seorang ayah. Siapapun saudara kita, kita tidak punya pilihan. Kita hanya harus menerimanya dengan bangga dan sukacita. Seorang saudara akan mendengarkan masalah kita dan memberi nasihat yang baik. Seorang saudara dapat membawa sukacita bagi keluarga, pelukan yang baik, tertawa dan menyenangkan." Itulah The Good Brother! Tidak demikian dengan kain. Kain bukan The Good Brother tetapi The Bad Brother. Beberapa hal berikut membuktikan bahwa kain adalah The Bad Brother. 1. Kain iri hati kepada saudaranya sendiri. Kain dan persembahannya memang tidak diperkenan Tuhan, tetapi bukan berarti ini bisa dijadikan alasan yang layak untuk dia iri hati kepada Habel. Bukankah tanggung jawab ada di masing-masing pribadi? Seharusnya kain introspeksi diri dan sebagai saudara, seharusnya dia tetap bersyukur karena Habel dan persembahannya diperkenan Tuhan, bukannya iri hati. Orang yang iri hati dengan keberhasilan saudaranya adalah seorang saudara yang buruk. 2. Kain merasa bukan seorang penjaga saudara mudanya. Dengan lantang kain berkata, "Apakah aku penjaga adikku?" Penjaga bisa dimengerti seperti seorang bodyguard, yang juga bisa dimengerti sebagai seorang pengawas. Kalaupun tidak bertindak seperti seorang bodyguard, jawaban kain tersebut tetap salah, karena dia menyangkal bahwa dirinya adalah orang yang seharusnya mengawasi adiknya. Artinya dia tidak bertindak sebagai pengganti ayahnya, terutama ketika mereka berada jauh dari rumah. Masakan dia sama sekali tidak tahu keberadaan Habel adiknya? Jawaban kain menunjukkan bahwa dia adalah seorang The Bad Brother yaitu tidak ada kepedulian sama sekali kepada saudaranya. 3. Kain membunuh adiknya. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa inilah wujud nyata seorang The Bad Brother. Lebih parah lagi, pembunuhan ini sudah direncanakan yang disertai dengan tipu muslihat. Pasti Habel tidak menyangka kalau kakaknya merencanakan sesuatu yang jahat. Kita bisa bayangkan betapa tenang dan tulusnya hati Habel ketika kain mengajaknya pergi ke padang. Sungguh pembunuhan keji, pembunuhan tingkat satu. Tidak jarang hubungan antar saudara diselingi dengan perselisihan atau pertengkaran. Sekalipun begitu, tetaplah menjadi seorang The Good Brother. Jauhkanlah iri hati, dendam, rencana jahat dan tipu muslihat terhadap saudara kita. Sebab tanpa curiga dia hidup bersama dengan kita. Jangan menjadi The Bad Brother, karena Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban dari kita atas kepercayaan yang Dia berikan untuk menjaga saudara kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku bersyukur untuk keberadaan saudaraku. Mampukan aku untuk terus bersikap benar kepadanya, sehingga dia merasa nyaman hidup bersamaku. Amin. (Dod).
The Federal Government will soon announce an election date for a Federal election. On traditional and contemporary platforms, the print and electronic media will cover the election campaign. Traditional media have adapted to new technology but do they also need to change their style of coverage to better inform voters? - Pemerintah Federal akan segera mengumumkan tanggal untuk pemilihan Federal. Pada platform tradisional dan kontemporer, media cetak dan elektronik akan meliput kampanye pemilu. Media tradisional telah beradaptasi dengan teknologi baru, tetapi apakah mereka juga perlu mengubah gaya liputannya untuk memberi informasi yang lebih baik kepada pemilih?
S1 E19. Seharusnya di episode ini Oki banyak kali punya cerita, tapi... ah sudahlah! btw Ketua Ginting bangga kali kami padamu. Selamat mendengarkan episode ini!