The quintessence of Nina's talks and stories with people through words about world.
This narrative depicts an unknown Indonesian migrant story that trapped in the calamity named human trafficking. She is one of the victims of an inhuman practice that commonly referred as “the hidden figure of crime” by the United Nations. No specific statistics are ever being shown because most cases are undetected. Implying the real challenge to save these people on the move having a life that they deserve. The unknown migrant worker shows the story of someone who used to be forgotten because they have an unsuccessful migration journey, as opposed to Marni, a luvvie that people will remember because she has a successful migration story.
Di malam pertama 2020 — pasca selebrasi Malam Tahun Baru dengan untel-untelan di kamar Nina, episode Midnight with Nina kali ini adalah spesial momen ngobrol dan curcol bareng Arsa, Iponk, Jagad, plus Tobing — yang sengaja di bungkam, tentang kilas balik hidup kita di tahun 2019 dan apa yang kita harapkan di tahun 2020. Perjalanan, eksplorasi, perpisahan, mencintai diri sendiri, dilema keuarga, cita-cita akan cinta, proses penerimaan diri, jadi sekian dari banyak pembahasan yang menarik untuk jadi penjajakan kontemplasi di awal tahun ini. Selamat tinggal 2019 dan selamat datang 2020!
Melanjutkan episode sebelumnya yang membahas tentang cinta dan wanita. Di episode kali ini kita mencoba memahami cinta dari perspektif sebaliknya, pandangan pria. Di tengah ketinggian saat menikmati angin malam, gue bersama Tobing, Vicky dan Fadhil mencoba berdiskusi santai banyak tawa tentang hal-hal yang membuat pria jatuh cinta dan alasan-alasan kenapa akhirnya mereka memutuskan diri untuk memutus rasa. Bagaimana konsiderasi brain, beauty, and behaviour menurut mereka untuk memutuskan pilihannya? Apakah perubahan pola komunikasi yang menjadi less-intense adalah salah satu cara mereka memutuskan cinta? Selamat menemukan jawabannya!
Episode kali ini, kita bercerita tentang alasan-alasan utama mengapa seorang wanita bisa jatuh cinta atau berhenti menikmati cinta. Sambil berdandan ria, gue dan Inez saling mengulik rasionalisasi kami sebagai wanita atas jawaban ini. Nyaman, aman, dan kesadaran adalah jawaban kami atas keduanya. Ternyata jatuh cinta tidak hanya soal rasa, tapi juga beradu dengan logika. Semoga semua dari kita dapat berdamai dengan rasa dan ekspektasi atas cinta. Episode kali ini berakhir dengan make up super cetar ala Inez dan tindikan baru di telinga Nina. Sampai jumpa di cerita kita selanjutnya!