Hai, gue eki. Si anak norak, si anak desa yang punya banyak mimpi besar. Dari kecil gue selalu merasa bahwa gue adalah anak Jakarta yang tersesat di Tasik. Maksudnya pemikiran gue sejak kecil udah beda gitu sama lingkungan. Selalu ingin tahu ini itu, pemikiran gue selalu berusaha mendobrak kebiasaan…
Ada banyak pejuang devisa di luar sana yang terus berjuang, menahan rasa rindu untuk tidak pulang ke kampung halaman demi sesuap nasi. Mereka juga manusia yang kadang lelah disiksa rindu.
Lelah rasanya mencintai orang yang belum bisa lepas dari masa lalunya.
Tak selamanya senyum bisa membantu hati untuk menyembunyikan luka. Nyatanya pulih itu sulit, bukan sembuh malah pilunya semakin membiru. Dari Antologi Senandika Move On, inilah Pilu Membiru karya Wardah.
2nd cover song on my podcast! Happy listening, lov u guys :)
Mau ngerokok atau enggak, seterah lo pada. Itu kan pilihan. Tapi gue mau berbagi nih cerita gue yang sering ditanyain "bro lu nggak ngerokok?" di tongkrongan kampus. Ini keresahan dan pendapat gue tentang rokok ini yang kata temen gue kenikmatannya gabisa dijelasin. Hahaha.
New segment of my podcast. Yash i'll cover anysong :)
Aku dan kamu berjalan masing-masing dan perlahan menjadi asing. Follow my instagram : @kata.eki
Ya begitulah, kadang penantian dan harapan hanya berujung pada sebuah pertemanan.
"Menunggu? Apa kau tidak merasa jemu?" Salah satu karyaku, diambil dari Antologi Puisi 'Masa-Masa Menunggu' yang terbit tahun 2018 oleh Jendela Sastra Indonesia. Selamat Mendengarkan.