Rinduku tumpah ruah. Mataku mendung membendung rintiknya. Kau pendatang hujan. Dengan hanya pelukmu yang meredakan.
Tidak ada yang salah. Tapi tidak semua benar. Kita hanya perlu menata diri, maka hati akan sadar pada tujuannya pula. Ocehan ini bukanlah ceramah. Ini untuk aku juga kamu, yang masih jauh dalam pandang untuk sampai kesana. Tapi, punya banyak bekal rencana untuk dikerjakan bersama. Boleh saja, berharap siapa. Hatimu berlabuh pada siapa? Pada nyatanya, ketika kita merasa cukup dan menerima, seluruh kriteria kita akan luruh. Doa terbaik untuk kita yang masih berjibaku dengan sekolah kehidupan❤
Nafasmu doa, abdimu mulia. Dok, putih jasmu, seputih hatimu. Alfatihah untuk yang gugur dalam perjuangan. Syahid Insya Allah...
Ramadhan tetap istimewa. Jangan-jangan kita yang tak sesuai bagaimana cara merindu, menunggu, dan berharap dalan bulan Ramadhan. Tingkatkan imun dan iman!
Bahagia itu diri kita sendiri yang mutusin. Ketika kita milih bahagia tidak akan ada seorang pun yang mampu membuat kita bersedih. Ketika kita memilih bersedih tidak akan ada seorang pun yang mampu membuat kita bahagia. Sembuh juga gak selalu tentang waktu, lama atau sebentar kita sendiri yang nentuin. Jangan tanya orang lain. Tapi tanya diri sendiri. Kapan lagi? Dan Sekarang Waktunya.
Bahwa aku ada ; masih dan selalu. Aku tak pernah menduga bahwa hilang juga akan datang. Tapi ternyata pisah tak hanya membuat patah, dan patah sudah tak berlaku tuk sesoeang yg lebih dahulu lancur dN luuu
Ketulusan itu selalu membahagiakan dua sisi. Si pemberi ataupun si penerima.
Jangan takut. Malam selalu berganti siang. Hujan sebentar lagi reda dan pelangi akan datang atau mentari bakal menyapan
Setiap kebaikan itu nasehat, untuk dirinya sendiri dan orang lain. Dan usahakan untuk setiap nasehat itu tidak melukai yang lain, maka jika kamu menegur jangan sampai menghina, mendidik jangan sampai memaki, dan memberi jangan sampai mengungkit.
Terimakasih atas semua percikan bahagia yang telah kau ciptakan. Tak apa kau tak mendengarkan sajak-sajakku. Karena hanya untukmu, keseserhanaanku dalam sajak, kuhadirkan (untukmu) dalam peluk. Jaga baik-baik rindumu. Nanti kita buat lautan dengan rintik hujan yang kita miliki.
Memeluk terlalu erat kerap kali hanya bisa membuat sesak. Maaf bila cintaku pernah melukaimu. Aku tidak ingin ruang yang melaju semakin jauh menjadi jarak yang kian membentang.
Hallo!!! Disini gue kedatangan temen gue yang super duper open minded
Bisakah kita menjadi sepasang saja?
Kalau aku tak tahu air mata ini kemana lagi harus bermuara. Kadang aku menyimpannya sebagai lautan. Karena kau tak tahu diam diantara riang yang penuh kepalsuan. Orang, memang mau? Mencari dasar tanpa tahu sebuah kedalaman. Takut. Rasa itu menghantui setiap saat aku ingin mencari teman. Bukan waktu yang dibutuhkan untuk penerimaan, tapi kesediaan. Sulit, aku punya kekuatan untuk orang lain tapi tidak untuk diriku sendiri. Kalau ada orang yang bilang aku bermuka dua, lalu mengapa aku berusaha terlihat baik baik saja. Sementara kubiarkan hatiku terbelah dua? Aku lupa, bahwa hati yang hancur tak mampu lagi dipatahkan.
Setelah hujan reda aku menunggu pelangi datang. Setelah rindu tercipta aku menunggu temu yang belum juga tiba.
Jarak memang mendewasakan rindu yang kekanak-kanakkan. Saat hujan turun deras, pelukmu hanya satu-satunya cara yang membuatnya supaya reda
Digenggam sakit dilepas susah. :")
Aku tak pernah letih menggenggamu yang bahkan tengah pudar. Aku tetap tegar memberi rasa pada apa yang kita lalui walau kau bilang hambar.