POPULARITY
Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 29 Juni 2024 Bacaan: "Biarlah selalu putih pakaianmu dan jangan tidak ada minyak di atas kepalamu." (Pengkhotbah 9:8) Renungan: Daud memenuhi hari-harinya dengan keterbukaan hati untuk diselidiki oleh Tuhan. Kerinduannya adalah menjauhkan dirinya dari segala perkara yang akan mencemarkan hati dan pikirannya. Hal inilah yang membuat Daud menjadi kekasih hati Tuhan. Bukan karena ia telah menjalani kehidupan yang tanpa noda, melainkan ia membuka diri sepenuhnya untuk dikoreksi oleh Tuhan. Ia memiliki keterbukaan hati untuk diarahkan oleh Tuhan, dengan berkata, "Apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal." Keterbukaan hati di hadapan Tuhan dan kerelaan hati untuk dipimpin oleh Tuhan adalah kunci utama di dalam menjaga kekudusan hidup. Dengan keterbukaan hati, kita membiarkan Tuhan menjelajahi kedalaman hati kita dan membiarkan-Nya membasuh setiap noda-noda yang ada. Bagaimanakah kita dapat memiliki keterbukaan hati di hadapan Tuhan? Dengan menyadari bahwa kita telanjang dan terbuka di hadapan Tuhan. Tidak ada satu noda pun yang dapat kita sembunyikan di hadapanNya. Adam dan Hawa berusaha menyembunyikan ketelanjangan mereka di balik dedaunan. Ananias dan Safira mengelabui Roh Kudus dengan menyembunyikan hasil penjualan tanah mereka. Yudas menyembunyikan pengkhianatannya di balik sebuah ciuman untuk Yesus. Demikian juga, kita pun dapat menyembunyikan segala noda dosa kita di belakang layar. Namun, Tuhan melihat kehidupan kita, bagai ikan yang berada di aquarium yang tidak dapat menyembunyikan diri mereka, sekalipun di sudut-sudut terpencil. Kita tidak dapat menyembunyikan kecemaran di belakang panggung sandiwara, karena kedalaman hati dan pikiran kita bagai secarik kertas putih, di mana noda sekecil apa pun akan dapat terlihat dengan jelas di hadapan Tuhan. Jika demikian, mengapakah kita masih berusaha mencoba mengelabui Tuhan? Jadilah seperti seorang anak kecil di hadapan Tuhan yang selalu berkata polos tentang perkara-perkara di kehidupan mereka. Ingatlah, Daud menjadi kekasih hati Tuhan bukan karena ia telah menjalani kehidupan yang sempurna sebagai orang percaya, tetapi karena ketulusan hatinya dan kerinduannya untuk mengalami pembenahan Tuhan di kedalaman hatinya. Ketulusan hati dalam menjaga kekudusan hidup adalah bagai permata yang Tuhan ingin temukan di dalam kehidupan kita sebagai anak-anak-Nya. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, tidak ada yang tersembunyi dari-Mu, maka selidikilah hatiku dan perbaikilah hidupku agar aku berkenan di hadapan-Mu. Amin. (Dod).
Ulangan 33 : 8-11, TB2
email buat curhat: temandayatpiliang@gmail.com
harus bangga dong jadi org tulus (◍•ᴗ•◍)✧*。 -ralat: dari keterpurukan bukan dalam keterpurukan Podcast ini juga ada di Noice . Podcast ini bagian dari tantangan #30HariBersuara dari komunitas The Podcaster Indonesia
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Hendry dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Yunus 1: 1-17; 2: 10; Mazmur tg Yun 2: 2-4.7; Lukas 10: 25-37 TUHAN MENGATASI DILEMA Renungan kita pada hari ini bertema: Tuhan Mengatasi Dilema. Jika Tuhan Allah itu pengasih dan penyayang lalu mengapa ada begitu banyak derita dan kejahatan di dunia? Orang-orang yang imannya kecil bahkan tak beriman dengan muda menganggap percuma kalau Allah sebagai kasih. Apakah jawaban Tuhan atas dilema ini? Perumpamaan tentang perampokan dan penganiayaan dalam Injil ini dapat menjadi terang untuk jawabannya. Yesus ungkapkan itu kepada seorang Yahudi saleh yang sangat ingin mengerti bagaimana menjalankan perintah Allah yang terbesar yaitu kasih dalam hidup hariannya. Ia punya niat hidup untuk mengasihi Allah sungguh-sungguh dan juga dengan bobot yang sama mengasihi sesamanya. Tetapi mengasihi sesama dengan sungguh-sungguh itu seperti apa, itu yang sedang dicari jawabnya. Ia pantas ditertawakan baik oleh Yesus maupun oleh orang-orang Yahudi pada umumnya. Karena setiap orang Yahudi menghafal hukum utama mereka yaitu kasihilah sesamamu seperti engkau mengasihi dirimu sendiri. Pengertian sesama baginya dan dalam arti sempit ialah sesama tetangga, sekampung, sekota, sebudaya, setanah air. Tetapi Yesus harus perbaiki pandangan itu bahwa sesama kita cakupannya harus lebih luas, yaitu di luar batas kategori kita atau kami dan ini memang sesuai dengan yang diinginkan Allah. Intinya, pengalaman Yunus yang berada di tengah-tengah orang asing dan berperan untuk membuka mereka jalan kepada Allah, lalu perumpamaan orang Samaria baik hati ini, sebenarnya ingin menekankan bahwa kasih dan kemurahan Tuhan menyentuh dan melingkupi setiap pribadi manusia. Tapi dalam cerita perumpamaan ini, ironisnya ialah yang sungguh menjadi seorang sesama ialah orang asing, orang Samaria terhadap korban perampokan seorang Yahudi. Imam dan orang Levi yang orang-orang Yahudi justru menghindar untuk membantu. Faktor utama dalam membantu sesama yang kesulitan ialah apakah orang yang membantu ada beban atau tanpa beban. Ia ada pamrih atau tidak. Membantu atau menolong tanpa beban atau tanpa pamrih ialah hanya demi kebaikan dan keselamatan dia yang kesulitan. Ketulusan dan tak ada keberatan apa pun dalam membantu membuat yang bersangkutan tak kuatir dan tak terbebani akan kehilangan atau kekurangan apa pun. Bantu saja dan selesaikan persoalan atau kesulitan itu. Lain cerita kalau pertolongan itu dilakukan disertai dengan keberatan, misalnya terkena kotor, capek, harga diri atau nama baik tercemar, apa kata orang tentang bantuan itu, besarnya pengeluaran, imbalan dan lain sebagainya. Faktor-faktor inilah yang membuat pertolongan kita menjadi tidak tulus atau ada pamrihnya. Marilah kita menjadi sesama yang tulus dan tanpa pamrih. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus Kristus, ajaran-Mu mengarahkan kami untuk melihat kembali motivasi-motivasi kami dalam memberikan pertolongan kepada sesama kami. Terima kasih atas ajaran yang penuh kekuatan ini. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
Galatia 4 : 12-15, TB2
Sempat bengong dan kagum saat cipul menceritakan bagaimana perasaan yang dia rasakan saat pacaran sama pasangan beliau yang satu ini. Senang sedih dan menjadi dewasa bersama terdengar sangat menggiurkan. Ketulusan dari cinta mereka berdua buat gua pribadi jadi iri. Cinta yang tulus itu terdengar sangat omong kosong memang. Apalagi buat yang belom pernah ngerasain ketulusan dari mencitai seseorang. Tapi apa iya cinta yang tulus itu beneran ada? dengerin di episode special Cipul Menikah! Lesgo!
Imamat 1 : 10-17, TB2
Setiap kita memiliki banyak cerita dalam kehidupan. Dari sekian banyak cerita hidup yang kita miliki, apakah ada cerita tentang iman kita kepada Tuhan? Dalam seri "The Story of Faith" ini, kita akan belajar dari cerita iman Yusuf ketika ia menghadapi situasi kehamilan Maria. Beberapa hal yang bisa dipelajari dari kehidupan iman Yusuf : 1. Ketulusan 2. Keterbukaan 3. Kepekaan 4. Keberanian untuk taat 5. Kekudusan
Marilah memulai sebuah kebaikan bukan karena harus ada balasan namun lakukan denhan ketulusan.
Di saat semua orang mulai mementingkan diri sendiri
Keluaran 35 : 20-29, TB
Ps. Ferry Felani - Dikuasai Oleh Ketulusan
Ps. Wigand Sugandi - Ketulusan dan Kejujuran
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 7 November 2022 "Nikmatilah hidup dengan isteri yang kaukasihi seumur hidupmu yang sia-sia, yang dikaruniakan TUHAN kepadamu di bawah matahari, karena itulah bahagianmu dalam hidup dan dalam usaha yang engkau lakukan dengan jerih payah di bawah matahari." (Pengkhotbah 9:9) Renungan: Tragedi gempa bumi yang terjadi pada tanggal 12 Mei 2008, yang mengguncang Wenchuan, Tiongkok menyisahkan satu kisah mengharukan. Wu Jiafang, seorang pegawai restoran menemukan jenazah istrinya, Shi Huaqing di belakang reruntuhan restoran di mana dia bekerja. Tentu saja Ini membuat air matanya tidak terbendung lagi. Namun dia tetap sabar menunggu bantuan datang untuk membawa pulang jenazah istrinya. Ternyata setelah lama menunggu, bantuan tidak kunjung tiba. Wu pun menggunakan tali kain merah untuk mengikatkan istrinya ke punggungnya. Lalu dia naik sepeda motor dan dengan perlahan membawa mayat istrinya ke rumah yang berjarak 4 km. "Saat itu saya tidak berani menangis lagi karena takut mata saya kabur nanti terjadi kecelakaan, sehingga dia akan menderita lagi," katanya. Adegan ini mengharukan banyak orang dan dia disebut sebagai "suami yang paling berperasaan dalam gempa". Sesampainya di rumah, Wu pun langsung menguburkan jenazah istrinya di samping rumahnya. Dia kemudian membuat tenda menemani istrinya yang sudah meninggal. Selama 100 hari masa berkabung itu dia hanya makan satu kali sehari. "Istri saya tidak pernah meninggalkan saya ketika saya sedang menderita. Saya merasa berhutang budi kepadanya," katanya. Ternyata apa yang dilakukanmu ini menjadi buah bibir masyarakat dan sudah pasti sampai ke telinga banyak orang. Bukan hanya itu, cerita itu menyentuh hati perempuan-perempuan. Tidak berapa lama kemudian, 16 perempuan menulis surat kepadanya dan menyatakan diri ingin menjadi pendamping hidupnya. Tanggal 16 Oktober 2008 seorang wanita di Shenzhen yang bernama Liu Rurong juga meneleponnya. Dalam dua minggu mereka berkomunikasi jarak jauh setiap hari. Tanggal 9 November 2008, mereka bertemu dan merasa cocok. Sekalipun bukan perkara mudah bagi Wu, tetapi kemudian dia memutuskan untuk menerima Liu untuk menjadi pendamping hidupnya. Wu berkata, "Dia jatuh cinta sama saya karena tersentuh akan kasih sayang saya terhadap istri saya terdahulu, dan juga karena dia menaruh gelas kasih ke saya sebagai korban gempa. Saya tidak memiliki apa-apa, namun dia mau menikah dengan saya tanpa syarat. Karena itulah Saya mencintainya." Hal senada dikatakan oleh Liu, "Dia adalah seorang petani biasa, pria yang ramah. Kesederhanaannya menyentuh saya." Ketulusan cinta seseorang kepada pasangannya tidak diukur dari seberapa banyak harta yang bisa dia berikan, tetapi dari seberapa keras usaha untuk melindungi, merawat, mendampingi dan memerhatikan pasangannya. Akan sangat mudah untuk memerhatikan pasangan ketika sehat dan banyak harta, tetapi tidak mudah ketika pasangan dalam keadaan menderita. Mari kita tanamkan dalam diri kita cinta yang tulus sehingga apapun keadaan pasangan kita, kita tetap menunjukkan cinta itu dalam tindakan nyata. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, berikanlah aku hati yang sanggup mengasihi pasanganku dengan tulus dan terwujud di dalam tindakan nyata. Amin. (Dod).
2 Korintus 8 : 8-15, TB
2 Korintus 4 : 1-6, TB
2 Korintus 1 : 12-14, TB
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 19 September 2022 Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga." (Matius 19:14) Renungan: Beberapa bulan lalu ada murid kelas 1 SD di tempat saya mengajar, kita sebut saja Ani, setiap pagi susah untuk masuk ke dalam kelas. Karena diantar mamanya, maka dia tidak mau lepas dari mamanya, sampai ada guru yang harus membujuknya dengan sangat hati-hati sampai dia mau masuk. Hal ini berlangsung selama beberapa minggu. Setelah itu Ani pada akhirnya berani masuk kelas tanpa ditemani mamanya, temannya atau gurunya. Begitu masuk lapangan Ani jalan sendiri, cek suhu, cuci tangan dan masuk ke kelas dengan jalan penuh semangat. Seminggu lalu, ada seorang teman sekelasnya yang tiba-tiba ngambek untuk masuk kelas. Begitu sampai di depan gerbang, dia memegang tangan mamanya dan tidak mau masuk. Setelah dibujuk gurunya baru masuk. Hal ini berlangsung sampai beberapa hari. Sampai pada akhirnya hari Kamis lalu, ketika anak ini ngambek tidak mau masuk kelas, Ani bersama beberapa temannya membujuknya dan menggandengnya sampai masuk ke dalam kelas. Ketika saya melihat mereka, saya tersenyum sendiri, karena akhirnya Ani menjadi penolong bagi temannya. Mengapa dalam bacaan di atas Tuhan mengaitkan Kerajaan Sorga dengan anak-anak? Dan mengapa anak-anak terkesan mendapat tempat istimewa di dalam Kerajaan-Nya? Alkitab mencatat bagaimana senangnya Tuhan Yesus pada anak-anak. Saat murid-murid-Nya menganggap anak-anak kurang penting, Tuhan Yesus justru menganggap anak-anak penting, bahkan sangat penting. Itu bukan karena secara fisik anak-anak terlihat lucu dan menggemaskan, tetapi lebih daripada itu karena mereka sederhana dan polos. Nah, Tuhan Yesus senang pada kesederhanaan dan kepolosan anak-anak. Ada dua hal yang bisa kita pelajari dari anak-anak. Pertama, cepat berdamai. Perihal berdamai, anak-anak memang layak dijadikan teladan. Anak-anak tidak mengenal dendam. Mungkin mereka dengan cepat mengekspresikan kemarahan mereka sebagai tanda ketidaksetujuan akan suatu hal. Namun, bisa dipastikan bahwa mereka pun akan dengan cepat mengucapkan kata maaf dan berdamai. Dan ini sangat berbeda dengan orang dewasa yang terlalu gengsi untuk meminta maaf. Kedua, berkata apa adanya. Anak-anak tidak pernah memilah kata-kata yang hendak keluar dari mulutnya. Apapun perkataan yang keluar dari mulut anak-anak selalu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya terjadi. Inilah dua hal yang bisa ditemukan dalam diri anak-anak, mungkin masih banyak lagi. Maka, tidaklah heran jika Tuhan menjadikan anak-anak sebagai role model untuk kita pribadi dewasa. Mari, belajarlah lebih banyak hal baik dari anak-anak, karena sikap seperti itulah yang disenangi Tuhan. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk meneladani hal-hal yang baik dari anak-anak. Amin. (Dod).
Aku melupakan apa yang telah dibelakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Yesus Kristus.
Aku melupakan apa yang telah dibelakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Yesus Kristus.
Renungan harian "BERSAMA ALLAH DI WAKTU FAJAR" - 10 September 2022
Kidung Agung 1 : 12-14, TB
Ps. Andreas Agus - Ketulusan
Orang yang dipakai Tuhah menjadi berkat adalah yang memiliki ketulusan hati #inspirasikristen #inspirasifirman #belajaralkitab #saatteduhkristen #renunganharian #bacaalkitab #santapanrohani #renunganpagi #saatteduhpagi #renunganharian #virtualdevotion #fabiovalentino
Ketulusan dalam berdoa memerlukan iman yang tidak sedikit
Keluaran 14 : 1-9, TB
1 Samuel 30 : 9 - 16a, TB
Curahan hati Indo Canaries yang diwakili oleh Bang Bastian, beliau mengajari kita tentang ketulusan hati menjadi seorang fans sepakbola yang tidak melulu mendukung di kala menang namun juga tetap setia di masa sulit.
Terkadang, seseorang memiliki rasa cinta yang teramat besar kepada orang yang disayanginya, bahkan rasa sayang tersebut melebihi rasa sayangnya kepada diri sendiri. Sementara itu, kehilangan seseorang yang kita sayangi menjadi sesuatu yang tak kita harapkan dan jangan pernah itu bisa terjadi. Lantas, apa sejujurnya dirinya juga sadar akan cinta dan kasih yang begitu besar pada dirinya? - T ⠀ ⠀ #pukulduamalam ________________________________ ⠀ Penulis: @tommykura2 Yang menyuarakan: @shamayayoesa
"Ketika kita berada di dalam Kristus, kita adalah manusia baru. Sedangkan di luar Kristus adalah manusia lama"
Ketulusan keluarga kecil dalam pertemuan 5 hari --- This episode is sponsored by · Anchor: The easiest way to make a podcast. https://anchor.fm/app
Dalam memberikan suatu benda kepada orang lain, ketulusan dan keikhlasan, adalah lebih penting dari benda itu sendiri. Saksikan video kami: Youtube ☛ www.youtube.com/ntdkehidupan Dailymotion ☛ www.dailymotion.com/ntdkehidupan Facebook ☛ https://web.facebook.com/ntdkehidupan Terhubung dengan kami di Twitter ☛ twitter.com/indonesia_ntd Youmaker ☛ https://www.youmaker.com/c/ntdkehidupan Dengarkan Podcast kami: Anchor ☛ https://anchor.fm/ntd-kehidupan Spotify ☛ https://open.spotify.com/show/4phapkNi7D1INq8emRB1Tu
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dibawakan oleh Markus Maleng dan renungan dibawakan oleh Veronika Ose Pukan dari Gereja St. Arnoldus Jansen, Paroki Waikomo, Keuskupan Larantuka di NTT. Efesus 4: 1-7.11-13; Mazmur tg 19: 2-3.4-5; Matius 9: 9-13 BIARKAN HATI YANG BERBICARA Renungan kita pada hari ini bertema: Biarkan Hati Yang Berbicara. Santo Matius berasal dari Kapernaum di sekitar danau Genesaret. Ia adalah anak Alfeus, yang terpanggil untuk menjadi rasul Yesus dari latar belakang hidup yang sangat terhina. Ia dikenal sebagai pemungut pajak romawi, satu pekerjaan yang dibenci oleh orang-orang sedaerahnya karena memihak kepada bangsa penjajah, Romawi. Jelas ia dianggap pendosa berat, dan Yesus dikritik keras karena menjadikan dia salah seorang murid-Nya. Tetapi Yesus beralasan bahwa tugas-Nya ialah sebagai penyembuh jiwa-jiwa para pendosa. Matius juga dipercayai sebagai penulis Injil Tuhan, dan menjadi rasul yang menginjili daerah Ethiopia. Proses Matius, seorang pendosa paling dibenci orang-orang di sekitarnya, menjadi murid Yesus merupakan suatu gerakan hati yang dipenuhi oleh kuasa Allah. Tuhan Yesus memiliki hati yang penuh belas kasih dan Ia melihat dengan hati-Nya itu dalam memilih orang-orang yang menjadi partner dalam bekerja. Matius dalam profesinya sebagai pembantu penjajah romawi untuk memungut pajak masyarakat, juga memiliki hati yang tulus dan terbuka kepada Tuhan yang menemui dan memilihnya. Karena itu ia tak punya beban apa-apa, tidak terikat atau tidak bergantung pada pekerjaannya. Ia meninggalkan itu dan mengikuti Yesus. Kalau kita biarkan hati yang mengerti, memilih dan berbicara, hasilnya adalah kebenaran. Tentu ini ada faktanya. Karena Tuhan berkenan tinggal di dalam hati nurani manusia untuk setiap kali memberikan nasihat bijak dan murni di kala kita mengambil keputusan. Pikiran sering berputar-putar dengan kemampuan rasionalisasi, imajinasi dan spekulasi, misalnya untuk membela diri, kesombongan, mencari kambing hitam dsb. Tetapi hati jika berpikir dan berbicara, terjadi seperti Samuel yang memilih Daud dari ke-7 saudaranya yang pertama, sehingga katanya: “Tuhan melihat di hati, dan bukan karena penampilannya”. Santo Paulus dalam mendampingi jemaat Kristen perdana, selalu berbicara dari hatinya. Ketulusan dan kemurnian hatinya sangat mengesankan hati jemaat. Matius, meskipun pikirannya sibuk tentang urusan pajak dan mendapatkan keuntungan dari pekerjaan itu, hatinya jelas rindu akan Tuhan. Karena pekerjaannya, ia menyadari tak bisa masuk ke dalam sinagoga untuk mendengarkan firman Allah dan berdoa. Namun ketika bertemu Yesus, kedua hati mereka dipenuhi kuasa Allah langsung cocok, kompak. Dua kata: “Ikutilah Aku” dari Yesus segera mengubah hidup Matius. Ia langsung mengikuti Yesus. Bagi kita, berbicara dengan hati merupakan kesempatan untuk berbagi tentang kebaikan, kebenaran dan penguatan panggilan hidup kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus Kristus, tinggallah selalu di dalam hati kami dan baharui hidup kami sesuai dengan kehendak-Mu. Salam Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message
Bismillah 484. TEBARLAH KETULUSAN Riyaadhush Shaalihiin BAB 22 | Nasihat Hadits 186 | Hadits Abu Ruqayyah Tamim -Radhiallaahu 'anhu Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus ad-Dari -Radhiallaahu 'anhu, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda, فَالأَوَّلُ : عن أَبِي رُقيَّةَ تَميمِ بنِ أَوْس الدَّارِيِّ رضي اللَّه عنه أَنَّ النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ: « الدِّينُ النَّصِيحَةُ » قُلْنَا : لِمَنْ ؟ قَالَ « للَّه وَلِكِتَابِهِ ولِرسُولِهِ وَلأَئمَّةِ المُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ » رواه مُسْلم . "Agama ini adalah nasihat ." Kami bertanya, "Bagi siapa?" Beliau menjawab, "Bagi Allah, KitabNya, RasulNya, para pemimpin kaum Muslimin, dan kaum muslimin secara umum." (HR. Muslim) === Ikuti Kajian Serial Riyaadhush Shaalihiin via LIVE STREAMING Insyaa Allah:
teruji oleh waktu dan peristiwa --- Send in a voice message: https://anchor.fm/sherly-grezia/message
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dibawakan oleh Hermina dari Asrama Putri St. Luisa-Mahasiwa Kebidanan di Kediri, Jawa Timur dan renungan dibawakan oleh Suster Inez PK (Putri Kasih) dari Komunitas Novisiat PK di Kediri, Jawa Timur. Kejadian 12: 1-9; Mazmur tg 33: 12-13.18-19.20.22; Matius 7: 1-5. KETULUSAN ITU INDAH Tema renungan kita pada hari ini ialah: Ketulusan Itu Indah. Kebajikan ketulusan dapat kita pahami sebagai apa adanya tentang diri sendiri dalam kata dan tindakan. Sering ketulusan itu disandingkan dengan kejujuran, transparansi, atau terus-terang. Kalau seorang tulus berhadapan dengan masalah, ia bersikap netral terhadap masalah. Ia terbebas dari prasangka, tidak pilih kasih dan tidak bias. Kalau sikap tulus itu bisa disepadankan dengan sikap polos atau terang dan jelas, ini sama dengan seseorang yang tidak punya beban apa pun dalam berkata atau bertindak. Ia bertindak selalu berdasar pada kebenaran umum, akal sehat, moral dan norma yang dimiliki bersama di dalam masyarakat. Pernah diceritakan di dalam kitab Kejadian bahwa Tuhan Allah menanggil Abram dan mengutusnya untuk pergi ke suatu wilayah yang dinamakan tanah perjanjian Allah dengan dia. Abram bersikap tulus dengan panggilan itu dan ia berangkat bersama dengan keluarganya, istrinya Sarah dan sanaknya Lot. Ia merasa tanpa beban dan dengan senang hati menuruti Allah. Tindakan itu harus dipandang sebagai ketulusan. Abram membuka dirinya kepada Tuhan sehingga ia tidak merasa sulit untuk menjalankan kehendak Tuhan. Tuhan memandang ketulusan Abram itu sebagai modal dasar untuk mewujudkan rencara yang lebih besar, ialah keselamatan umat manusia. Ketulusan Abram itu diperkuat dengan pemberian keyakinan kepadanya seperti ini: tidak usah kuatir, ketulusan itu akan bertambah kuat. Kamu tidak punya beban, karena soal ini adalah urusan Tuhan. Jangan terlalu mengambil sebagai urusan pribadi. Atau secara sederhana begini:tidak usah baper (terbawa perasaan pribadi). Dan Abram terbukti sebagai bapak iman segala bangsa. Abram hendak mengingatkan kita semua bahwa tulus itu indah. Ketulusan itu memang luar biasa. Satu keuntungannya ialah akan membuat pribadi seseorang bebas, tanpa beban, dan dengan gembira menjalani hidupnya secara baik dan lancar. Tuhan Yesus memberikan kita nasihat melalui pewartaan Injil pada hari ini, bahwa ketulusan dalam diri kita harus dipelihara dan ditingkatkan. Caranya ialah ketika membuat penilaian atau mengevaluasi orang lain, kita harus menghindari kebiasaan penghakiman. Kalau seseorang cenderung tidak melihat balok di matanya tetapi suka melihat jarum di mata orang lain, ia jelas dipandang sebagai manusia yang tidak tulus. Ketulusan kita perlu tetap dipertahankan supaya ikut membuat hidup kita hari demi hari bersama sesama kita indah dan menyenangkan. Keindahan ini diperoleh dengan lebih dahulu menilai diri sendiri pada tempat yang pertama, sebelum menilai orang orang lain. Itu adalah sebuah ketulusan yang benar. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus Kristus, berkatilah kami dengan rahmat ketulusan dan kejujuran di dalam perkataan dan tindakan kami. Kemuliaan kepada Bapa ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dibawakan oleh Paulus Endon dan renungan dibawakan oleh Fransiska Josefina, dari Lingkungan Santa Lusia I, Gereja St. Yakobus, Paroki Kelapa Gading, Keuskupan Agung Jakarta. 2 Korintus 5: 14-21; Mazmur tg 103: 1-2.3-4.8-9.11-12; Matius 5: 33-37. PERSEKUTUAN HATI Tema renungan kita pada hari ini ialah: Persekutuan Hati. Ada dua hati manusia yang berpadu dari awal sampai akhir kehidupan. Tuhan merancang itu untuk terjadi secara kodrati. Mereka masing-masing tidak pernah merencanakan itu. Karena Tuhan sudah membuatnya demikian, maka terjadilah. Secara alamiah kedua hati itu intim, berpadu, menyatu, tak terpisahkan bahkan kematian tidak bisa memisahkan mereka. Kedua hati itu bukan suami dan istri. Bukan pula sebuah pasangan yang sangat serasi pun. Bukan juga sepasang anak kembar. Kakak dan adik tidak pernah berpadu sejak awal kehidupan. Bapa dan anak pun tidak memiliki hubungan yang sebegitu menyatu. Sebenarnya kedua hati itu adalah ibu dan anak. Hubungan mereka sudah ditetapkan oleh Pencipta sejak pembuahan sperma dan sel telur suami dan istri. Bapak tidak memiliki keistimewaan seperti ibu. Hanya ibu yang memiliki keindahan pertautan hatinya dengan buah hatinya. Tuhan Allah ingin menetapkan persekutuan hati Putera-Nya Yesus Kristus dan Bunda Maria untuk mengungkapkan bahwa Kerajaan Allah hanya dapat menghadirkan diri sebagai sebuah rumah bagi semua umat beriman ketika ada persekutuan hati di antara para warganya. Kita orang beriman tidak hanya memakai pikiran dan nalar untuk memahami misteri iman. Karena tindakan iman ialah cinta kasih, maka kita sangat memerlukan pekerjaan hati kita. Persekutuan hati Yesus dan Maria telah melahirkan kehidupan Gereja kita yang dirasakan dampak karyanya melalui aneka pelayanan kasih. Jadi persekutuan hati berbuah dalam pelayanan kasih. Penginjil Matius memberikan kita satu contoh bagaimana hati yang suci dan murni harus dapat membebaskan dirinya dari setiap bentuk sumpah dan kepalsuan. Tuhan Allah yang mulia dan mahabenar menuntut kita untuk menjadi mulia dan benar juga. Ketulusan dan kebenaran itulah yang menjadi persembahan kita yang layak kepada sesama dan kepada dunia. Orang-orang Kristen tidak boleh memberikan sesuatu apa pun kepada dunia selain cinta kasih dan kebenaran dari Tuhan yang mahakuasa. Betapa kita masing-masing sangat menikmati panggilan hidup yang telah Tuhan anugerahkan, itu karena kita memang memadukan gerak hati kita dengan kehendak hati Tuhan! Kalau gerakan hati kita tidak sejalan dengan kehendak Tuhan, kita pasti mengalami masalah di dalam panggilan hidup kita. Sejalan dengan ini, perpaduan hati di antara kita manusia seperti suami dan istri atau kakak dan adik kiranya dapat mewujudkan suatu capaian kebaikan yang diinginkan bersama. Perpaduan seperti ini sangat diperlukan bagi setiap kerja sama, persatuan, dan toleransi di antara kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa di surga, semoga Roh-Mu selalu menyertai kami sampai kami menuntaskan tugas pelayanan kami sampai garis akhir seperti Tuhan kami Yesus Kristus. Kemuliaan kepada Bapa ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message
"Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah." (Galatia 6:9) Renungan: Suatu ketika saat hendak pulang dari gereja, ada seorang kakek yang bertemu dengan saya. Kakek itu bercerita bahwa sejak muda dia aktif dalam kegiatan gereja dan banyak membantu orang susah. Kini diusianya yang sudah 84 tahun, kondisi tubuhnya sudah mulai lemah dan berbagai penyakit mulai dideritanya. Sambil menangis ia mengatakan bahwa ia ingin mati saja karena keluarganya dan orang lain tidak peduli lagi padanya. Semua kebaikan yang pernah dibuatnya seolah-olah sia-sia, karena kini hidupnya menderita dan kesepian. Di dalam kehidupan ini , Yesus mengutus kita untuk bisa berbuat kebaikan bagi banyak orang. Namun mungkin kita sering mengeluh dan kecewa karena ternyata semua kebaikan kita tidak membuahkan apa-apa, bahkan orang lain tidak menghargainya tetapi justru membalasnya dengan kejahatan. Ingatlah, walau balasan atas kebaikan kita tidak seperti yang kita harapkan, tetaplah untuk berbuat kebaikan. Perbuatan baik yang kita lakukan kepada sesama itu ibarat benih yang kita tabur. Suatu ketika kita pasti akan menuainya. Kalau kita tidak menuainya saat ini, maka anak cucu kitalah yang kelak akan menuai hasil kebaikan yang kita lakukan saat ini. Tuhan tahu kepada siapa buah kebaikan yang kita tabur akan Dia berikan untuk dinikmati hasilnya. Oleh karena itu janganlah jemu-jemu untuk berbuat kebaikan. Lakukanlah semua itu untuk kemuliaan nama Tuhan, maka kita akan senantiasa terpuaskan walaupun orang lain tidak menghargai kita. Ketulusan kita untuk berbuat baik akan membuat senyum di bibir Tuhan semakin indah untuk kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk berbuat kebaikan bukan semata-mata untuk mendapatkan pujian dari manusia, tetapi tulus kulakukan untuk memuliakan nama-Mu, karena Engkau sudah lebih dulu memberkati aku dengan banyak kebaikan. Lapangkan hatiku saat perbuatan baikku tidak dihargai oleh orang lain dan buatlah aku tetap tersenyum saat orang lain membalas perbuatan baikku dengan penghinaan. Tuhan Yesus yang baik, jadikanlah hatiku seluas samudera untuk dapat menampung semua hal yang baik dan yang tidak baik dari orang-orang di sekitarku tanpa aku menjadi kecewa. Amin. (Dod).
Halo sobat CSR,
Ketulusan yang sesungguhnya tidak mengharapkan balasan. Namun ketulusan dilakukan dengan hati yang bersukacita.
Ketulusan perlu melalui proses taat kepada kebenaran. Ini bukan perkara yang mudah, ini adalah kesungguhan merenungkan firman Tuhan dan juga menyalibkan keinginan daging. --- Support this podcast: https://anchor.fm/deeptalk4/support
Tuhan Yesus, bantu kami untuk selalu dekat denganMu
Bagaimana mengajarkan hal kejujuran pada anak kita? Apa akibat ketidakjujuran? --- Send in a voice message: https://anchor.fm/pekabaran-roh-nubuat/message
Ketulusan dan kejujuran dalam bekerja, tidak bergantung pada apakah akan ada yang memuji ataupun mencela hasil pekerjaan yang kita buat. Itu adalah dorongan dari dalam diri sendiri, untuk memberikan yang terbaik, yang mampu kita lakukan. Saksikan video kami: Youtube ☛ https://www.youtube.com/ntdkehidupan Dailymotion ☛ https://www.dailymotion.com/ntdkehidupan Dengarkan Podcast kami: Anchor ☛ https://anchor.fm/ntd-kehidupan Spotify ☛ https://open.spotify.com/show/4phapkNi7D1INq8emRB1Tu
Membicarakan apakah ketulusan palsu itu? Gimana sih kita bisa tahu itu tulus atau palsu? Kita cuma sharing2 aja bagaimana menjadi tulus atau juga ketulusan bias yang kita alami.
Renungan pagi : KETULUSAN DAN KEJUJURAN Tidak ada pengawal yang lebih baik bagi kehidupan seseorang selain ketulusan dan kejujuran. Bahkan seorang Matthew Henry mengatakan, ketulusan dan kejujuran adalah pengawal yang akan memberi keamanan terbaik bagi seseorang pada masa-masa yang sulit. Karena itu mintalah dari Allah agar Ia mengaruniakan perkara penting ini kepada kita. Tentu sambil belajar hidup dengan hasrat "menanti-nantikan" Dia. Selamat pagi, Tuhan Yesus memberkati kita semua.
Mimbar Online Ramadhan Masjid Kampus UGM 1441 H Edisi ke-25 Pembicara: Prof. Yuny Erwanto, S.Pt., M.P., Ph.D. (Takmir Masjid Kampus UGM, Guru Besar Fakultas Peternakan UGM)
Ketulusan itu selalu membahagiakan dua sisi. Si pemberi ataupun si penerima.
Ketulusan hati merupakan tanda kebaikan seseorang yang bisa diraba dengan perasaan. Ketulusan identik dengan keikhlasan, sehingga orang yang memiliki ketulusan hati dalam memberikan bantuan tidak mengharapkan pamrih. Hati yang tulus akan bersinergi dengan pikiran positif, sehingga setiap langkah yang ditempuh terasa ringan dan lapang. Penasaran kan dengan podcast hariini? Dengerin ya! Selamat mendengarkan!!!