Membuat mahakarya dengan tulisan sederhana. Menjadikan tulisan sederhana menjadi suara. Selamat menyelami makna dari setiap kata dan cerita.
Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia, kita pasti akan mengalami perubahan. Baik karena keinginan sendiri atau karena situasi yang memaksa kita untuk berubah. Hijrah misalnya. Setelah melewati proses yang panjang, kita pun lahir menjadi pribadi yang baru. Tapi sayangnya, tidak semua orang mau menerima perubahan kita. Lalu, kita sedih dan bimbang; memilih untuk lanjut berubah menjadi baik atau kembali seperti dulu. Memahami pikiran orang lain memang sulit. Mereka yang tidak menerima perubahan baik kita, mungkin juga sedang kesulitan memahami keputusan yang kita ambil. Meski terkadang, kesulitan mereka bermuara pada penghakiman. Kalau kata masgun, “Disinilah kita, sebuah tempat bernama pencarian diri. Berusaha memahami apa dan bagaimana hidup itu bekerja. Dan bagaimana setiap orang berusaha melakukan apa saja untuk menjaga apa yang ia yakini. Lambat laun, kita akan semakin memahami dimana diri kita sebenarnya dalam hidup ini. Semua hal yang sedang kita hadapi saat ini, adalah sebuah rumusan berharga yang kelak akan memudahkan kita memahami situasi, lebih mudah memecahkan masalah, dan lebih mudah untuk beranjak.” . Semua orang pasti berubah. Kita pun berhak untuk berubah. Tinggal memilih, mau berubah jadi lebih baik atau sebaliknya.
“Sebenernya apa sih itu baper? Boleh gak kalo kita baper? Ciri-ciri orang baper kayak gimana? Sebabnya karena apa?” dan pertanyaan-pertanyaan lain seputar ‘Baper’ akan dibahas tuntas di podcast jelajah makna kali ini. Check this out! Selamat menjelajah makna teman-teman! :)
Sekitar 2 minggu yang lalu, saya mengikuti seminar dan pelatihan tentang “Deteksi Dini Depresi pada Anak Sekolah”. Acara ini merupakan kolaborasi antara MGBK (Musyawarah Guru BK) DKI Jakarta dengan RSKD Duren Sawit Jakarta Timur yang diikuti oleh seluruh guru BK SMP tingkat DKI Jakarta yang tergabung dalam forum MGBK Jakarta Timur. Awalnya acara ini khusus untuk guru BK wilayah Jakarta Timur aja, tapi karena tema yang diangkat sangat menarik, guru BK dari Jakarta Barat, Utara, Selatan, dan Pusat juga banyak yang ikut. Selamat mendengarkan, yaa! Semoga bermanfaat
Seleksi alam dalam persahabatan pasti pernah atau sedang terjadi dalam hidup kita. Yang dulunya deket banget kayak urat nadi, sekarang udah biasa aja. Bukan karena ada konflik atau permasalahan yang gak bisa diselesaikan, bukan. Tapi karena emang udah gak cocok aja. Masing-masing kita akhirnya menemukan kenyamanan lain di teman yang lain. Yaa meskipun ada juga sih yang kasusnya sahabatan terus pisah karena suatu hal. But, it’s okey. Apapun sebabnya, siklus itu pasti terjadi dan wajar banget. Kalo kamu dijauhi itu bukan salah kamu atau kamu punya keanehan, itu karena mereka gak menemukan kenyamanan itu di diri kamu. Mereka punya hak untuk mau sahabatan sama kamu atau enggak. Tapi, kamu pun berhak bahagia dengan sahabat lain yang bisa nerima kamu apa adanya dan kamu bisa nerima dia. Kenyamanan yang muncul saat kamu sedang bersama sahabat km disebabkan karena kamu udah satu frekuensi dengan dia. Emm.. kayak udah cocok dan klop gitu. Hehe. Jadi, jangan ngerasa minder yaa. Keep #PositiveThinking!
Saat kamu mengupayakan sesuatu, lalu kamu memperoleh sebuah hasil, maka itulah prestasi kamu. Kamu gak akan pernah bisa menyamakan diri kamu dengan orang lain. Kamu berbeda dan luar biasa; dengan segudang prestasi dan kreativitas yang orang lain mungkin tidak miliki. Kalau hasil yang didapat masih kecil, maka tambahkan lagi upayanya. Kuatkan dengan doa. Karena sejatinya doa itu bukan hanya menguatkan kemungkinan impian akan tercapai, tapi juga menguatkan jiwa orang-orang yang berdoa kepadaNya.
Kamu pernah gak ngerasa capek banget saat menjalani sesuatu? Ngerasa pengen nyerah dan yaudah, pasrah aja. Tapi, saat udah memutuskan untuk nyerah, muncul perasaan takut dan khawatir karena kamu tau bahwa menyerah itu bukan langkah terbaik. Akhirnya, ngerasa bingung harus apa dan kemana. Kalau pernah, tos! Kita sama! Hee. Terus sekarang gimana? Udah terlampaui, kah? Atau masih tetap ada di zona itu? Kalau udah terlampaui, saya ucapkan selamat! Maa syaa Allah.. Kamu hebat! Terus kalau belum? Gakpapa, karena setiap dari kita pasti pernah ada diposisi kayak gitu; berada dalam titik jenuh. Tapi, kadang kita cuma kurang ‘main’ aja. Seringnya kita lebih sering ngegunain mata kita utk ngeliat layar drpd ngegunain telinga kita utk mendengar cerita orang. Coba yuk sering-sering denger cerita orang lain. Di suatu waktu, kita akan menemukan betapa mereka jauh lebih susah dan punya masalah yg super duper besar dibanding kita. Saya punya seorang sahabat yang punya sakit berat. Tapi, alhamdulillaah sekarang dia udah mulai sehat. Tau gak apa yang bikin dia kuat? Dia bilang gini, “Selain karena Allah dan orang tua, gue juga bisa kuat karena selalu berpikir kalo orang lain ada yang sakitnya lebih parah dari gue. Lebih menyedihkan drpd gue. Dan sekarang Allah bener-bener nguatin gue karena itu semua. Gue bersyukur.” Gitu. Kalau aja kita bisa lebih banyak belajar bahwa sesungguhnya ujian itu bukanlah cobaan, kita pasti akan sadar bahwa ujian itu adalah sebuah konspirasi Allah dengan semestaNya utk menjadikan kita manusia yang lebih tangguh, tau diri, dan lebih dekat denganNya. Jadi, jangan bersedih terlalu lama, yaa. Jangan dulu pasrah karena menyerah. Kamu gak sendirian. Gak ada masalah besar yang gak bisa ditaklukan. Gak ada satupun Nabi dan Rasul yang gak punya musuh besar untuk dilawan. Coba liat diri kamu sekarang, berapa banyak masalah-masalah kecil sampai besar yang udah berhasil kamu lewati? Banyak, kan?
Kita pasti pernah ada di posisi tidak menyenangkan dalam hidup. Satu sisi kita merasa itu adalah ujian, tapi di sisi lain kita merasa itu adalah hukuman. Sampai akhirnya, hal yang tidak menyenangkan itu berakhir. Melewati segala hal yang mungkin telah kita perjuangkan atau korbankan. Suatu hari, tepatnya mungkin hari ini, kita kembali teringat masa-masa itu. Diantara kita mungkin ada yang mengingatnya sembari menyesal karena saat itu terlalu banyak mengeluh hingga mengambil keputusan yang salah. Tapi, ada juga diantara kita yang mengingatnya sambil tersenyum sebab pada saat itu lebih banyak bersyukur dan bersabar. Kita adalah kenangan bagi diri kita sendiri. Hal-hal yang telah kita lakukan di masa lalu, akan menjadi kenangan di masa sekarang. Dan hal-hal yang kita lakukan di masa sekarang, akan terkenang di masa yang akan datang. Pun jika kita tak punya kesempatan lagi untuk mengenangnya di masa yang akan datang, semoga ada satu kebaikan yang mampu dikenang dan masih dirasakan oleh orang-orang yang telah kita tinggalkan.