Place in Drâa-Tafilalet, Morocco
POPULARITY
Categories
Tiga hari pascapembekuan operasional aplikasi World App atau Worldcoin, lokasi cabang Kantor World di Bekasi Timur, Kota Bekasi, masih dikunjungi warga. Sejumlah warga mengaku tidak mengetahui bahwa Worldcoin telah ditutup.
Bismillah,Belajar Al-Qur'an Di Usia SenjaKembali berinteraksi dengan Al-Qur'an di usia senja adalah anugerah. Dua tahun lalu menjadi titik awal perjuangan beliau melawan buta huruf Al-Qur'an. Meski sulit, harapan untuk bisa membaca dan mengkhatamkan Al-Qur'an terus membara.Simak cerita lengkapnya diatas ini dan InsyaAllah kita bisa menjadi bagian dari perjuangan beliau dan ratusan kaum muslimin lainnya yang sedang berjuang dalam program #berantasbutahuruf Muhajir Project Tilawah dan program Muhajir Project Tilawah lainnya.Salurkan infak terbaik kita melalui:CIMB Niaga Syariah860013827500(kode bank 022)A.n. Muhajir Peduli IndonesiaAtau melalui:Bank Syariah Indonesia1111766234Atas nama Muhajir Peduli Indonesia
Publik dikejutkan dengan pengakuan pilu mantan pemain Sirkus Oriental Circus Indonesia yang menyebutkan bahwa mereka mengalami perbudakan, kekerasan fisik dan psikologis, serta pelanggaran hak asasi manusia sejak mereka masih anak-anak. Dalam Podcast SI Paling Kontroversi, dua korban, Vivi dan Yuli, menceritakan penderitaan mereka, termasuk penyiksaan dan pelecehan seksual. Meski telah melaporkan ke Komnas HAM sejak 1997, para korban hingga kini belum mendapatkan keadilan.
Ungkapan "ekonomi sedang tidak baik-baik saja", makin sering muncul di publik, dalam berbagai momen maupun wadah. Situasi gonjang-ganjing ini levelnya global, dipicu kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mematok tarif impor tinggi ke sejumlah negara mitra dagang. Indonesia salah satu yang kena imbas, dikenai tarif bea masuk 32 persen. Meski kemudian penerapannya ditunda 90 hari, ternyata dampaknya sudah terasa. Sejumlah industri padat karya seperti tekstil dan alas kaki, terpukul hebat, karena AS merupakan pasar ekspor terbesar selama 10 tahun terakhir. Tak sedikit yang gulung tikar, melakukan PHK massal, meninggalkan masalah baru: pengangguran. Jurnalis KBR Astri Yuana Sari merangkum suara-suara buruh dan pengusaha lokal yang mencoba bertahan di tengah gencarnya perang dagang. Simak selengkapnya di SAGA KBR.
Keresahan atas makin memburuknya situasi demokrasi memantik benih-benih perlawanan dari kalangan perempuan di jagad maya. Perempuan Melawan adalah upaya menjaga cita-cita reformasi agar tidak mati. Kehadiran mereka jadi simbol, pergerakan melawan tirani tidak pernah memandang jenis kelamin. Meski serangan, cacian, hingga ancaman terus datang, suara mereka makin lantang. Bagaimana resiliensi para perempuan ini menjaga demokrasi dan melawan upaya pembungkaman? Jurnalis Heru Haetami membagikan kisah mereka.*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Leave a comment and share your thoughts: https://open.firstory.me/user/cli77xv0u00bj01307mtm9zlp/comments Bismillah... MasyaAllah la hawlaa walaa quwwata ilaa billah. Barokallohfiikum Kirim curhatan kalian ke podcastselfhealing@gmail.com Subhanakallahumma wa bihamdika, asyhadu al-laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka, wa atuubu ilaik. Artinya: Maha Suci Engkau ya Allah, aku memujiMu. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau, aku minta ampun dan bertaubat kepada-Mu Profile & dapatkan buku ku di msha.ke/riamarliana87 Powered by Firstory Hosting
KPK menangani barang rampasan dan sitaan dari tindak pidana korupsi yang beragam jenis bentuknya, ada mobil, hp, perhiasan, hingga bangunan.Mulai dari penyitaan, perawatan, hingga pelelangan—semuanya memerlukan kerja keras di tengah tantangan efisiensi anggaran. Meski anggaran terbatas, KPK tetap berkomitmen agar setiap rupiah hasil lelang rampasan bisa disetorkan ke kas negara sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).Simak obrolan host tamu - Rizki Abadi, seorang content creator yang suka cari tahu dan berbagi soal rumah, bersama Direktur Labuksi KPK, Mungki Hadipratikto pada episode berikut!
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 14 April 2025Bacaan: "Tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani. Sebab Allah tidak memandang bulu." (Roma 2:10-11) Renungan: Ada seorang ibu yang menuliskan sebuah pengalaman menarik tentang anak laki-lakinya. Setelah beberapa minggu masuk sekolah, suatu siang anak laki-lakinya pulang dan mengatakan bahwa ia memilih seorang terman bermain bernama Michael, satu-satunya anak keturunan Afrika di sekolahnya. Sang ibu tertegun mendengarnya karena ia tidak senang anaknya bergaul dengan orang kulit hitam. Tidak berapa lama setelah itu, ia mendengar bahwa anaknya telah memilih untuk duduk sebangku dengan anak Afrika itu. Pagi itu sang ibu memutuskan untuk datang ke sekolah anaknya. Saat guru anaknya melihat ibu itu datang ia berkata kepadanya, "Apakah Ibu juga akan mencarikan teman sebangku lain bagi anak Ibu? Tunggu sebentar ya? Saya akan melayani seorang Ibu yang telah datang lebih dulu." Ketika sang ibu memandang sekilas, ia melihat seorang wanita berkulit hitam tersenyum kepadanya. Hatinya tersentak dan ia berpikir pastilah wanita itu ibu Michael. "Apakah anakku telah merepotkan Ibu dan anak-anak di sini sehingga setiap kali ia harus berpindah tempat duduk?" tanya wanita berkulit hitam itu kepada ibu guru. Dengan bijaksana ibu guru menjawab, "Tidak sama sekali! Sayalah yang sengaja menukar tempat duduk murid-murid di sini sampai semuanya menemukan pasangan yang cocok." Wanita itu pun kelihatan lega. Meski sedikit gusar, untuk sementara waktu ibu tersebut menahan niatnya untuk memisahkan anaknya dari anak Afrika itu. Kejadian itu sudah seminggu berlalu dan hari ini adalah ulang tahun sang ibu yang ke-40. Anaknya pulang dan memberikan kepadanya sebuah kotak yang dibungkus kertas kado murahan. Ibu tersebut membukanya dan menemukan tiga kuntum mawar di dalamnya, beserta 3 keping uang koin. "Ini dari Michael, untuk Ibu," kata anaknya. Ketika ia membalikkan kotak dari Michael tersebut, ia menemukan secarik kertas dengan tulisan, "Terima kasih karena Ibu adalah orang yang baik. Aku kira, tidak ada orang tua yang akan mengizinkan anaknya duduk denganku. Selamat ulang tahun!" Anaknya kemudian berkata, "Tiga keping uang koin itu disisihkan Michael dari uang sakunya." Sang ibu tertunduk dan menangis sedih. Semua orang butuh penerimaan. Betapa sombong dan egoisnya jika sebagai pengikut Yesus kita masih menentukan penerimaan terhadap orang lain berdasarkan kebangsaan, suku, warna kulit, status sosial dan status ekonomi. Yesus telah menerima kita semua apa adanya dan Ia mau kita menyadari bahwa tidak seorang pun yang lebih baik dan lebih berharga dari yang lain. Pikirkanlah hari ini bagaimana kita dapat melakukan sesuatu yang mendatangkan kesukaan di dalam hati sesama dengan menyatakan penerimaan kita terhadap mereka. Di dunia ini, tidak ada yang perlu kita pertahankan, termasuk harga diri. Sesungguhnya harga diri seseorang terletak pada sikap dan tindakan terpuji yang dapat dilihat di dalam hidupnya. Tuhan Yesus memberkati. Doa:Tuhan Yesus, biarlah hatiku senantiasa melimpah dengan belas kasihan dan penerimaan yang tulus kepada semua orang. Aku menyadari bahwa Engkau menilai seseorang berdasarkan hatinya dan bukan berdasarkan penampilan lahiriah. Amin. (Dod).
Meski harga emas terus melonjak akibat penguatan nilai tukar dolar, warga Bulukumba, Sulawesi Selatan tetap antusias membeli emas. Fenomena ini menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap emas sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi.
Season 32 : Campervan Life
Puisi: MIMPIDitulis & Disuarakan oleh Ardi Kamal KarimaPuisi "MIMPI" karya Ardi Kamal Karima menggali makna mimpi sebagai kekuatan yang menopang kehidupan manusia di tengah keterbatasan. Pertanyaan retoris, "apa yang membuat manusia tak ingin mati?" dijawab dengan tegas: "mimpi". Mimpi di sini bukan sekadar harapan kosong, melainkan daya hidup yang menggerakkan tokoh dalam puisi untuk bertahan dalam kemiskinan dan kepahitan. Sepeda yang meninggalkan jejak, jam dinding yang bergerak lambat, dan tangan bapak yang menghitung utang melambangkan perjuangan melawan waktu dan beban ekonomi. Namun, di balik itu, ada kreativitas yang lahir dari kesederhanaan: mainan dari pelepah pisang, layangan dari kertas lamaran usang, dan keringat yang menjadi "polusi" permainan—semuanya menunjukkan bagaimana mimpi menyulap keterbatasan menjadi ruang imajinasi yang hidup.Puisi ini juga menyoroti kontras antara kegagalan dan keteguhan harapan. Layangan dari kertas lamaran yang "tak pernah sampai ke langit" atau potongan mimpi yang "tersengat listrik" menjadi metafora untuk aspirasi yang terhambat oleh realitas keras, seperti kemiskinan dan sistem yang tak berpihak. Namun, tokoh dalam puisi tidak sepenuhnya terpuruk. Ia tetap "bertepuk tangan pada bayangan sendiri", merayakan keindahan dalam kesunyian, sekalipun ditertawakan tetangga. Senyum bapak saat layangannya tersangkut di kabel listrik mengisyaratkan penerimaan yang ikhlas, di mana kegagalan justru menjadi arsip pengalaman yang membentuk ketahanan batin. Mimpi, meski pahit, tetap mengalir seperti "debu-debu yang mengekor di belakang langkah", tak pernah padam.Di akhir puisi, mimpi dikukuhkan sebagai warisan abadi yang melampaui materi. Tokoh "aku" menyatakan diri sebagai "bahasa isyarat dari barang-barang yang dibuang", simbol dari mereka yang terpinggirkan namun tetap memancarkan makna melalui mimpi. Meski hidup di "puing-puing yang tak bisa dijual" dan langit yang "tak pernah membalas surat", cinta dan mimpi tetap mengalir dalam nadinya, didukung oleh kasih ibu dan didikan bapak. Pilu dalam mimpi yang "mencari muara" menggambarkan pergulatan batin yang tak berujung, tetapi juga keyakinan bahwa mimpi adalah napas yang menjembatani manusia dengan keabadian. Puisi ini, dengan demikian, adalah ode tentang ketangguhan manusia yang bertahan bukan karena harta, melainkan karena mimpi yang terus menyala dalam gelap.#ardikamal #mentalillnes #mentalhealth #depression #depresi #syair #literasi #penulis #poem #puisi #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra
Puisi: EKSPEKTASIDitulis & Disuarakan oleh Ardi Kamal KarimaPuisi "Ekspektasi" menggambarkan hubungan yang terjebak dalam ketidakselarasan akibat perbedaan esensial dan ekspektasi yang tak terpenuhi. Dua individu diibaratkan sebagai "dua gelas" dalam lemari yang sama—satu berisi kopi pekat, satu teh manis—simbol kontras kepribadian atau cara menghadapi hidup. Meski berbagi ruang, mereka tak mampu menyatu. Percakapan di meja makan "retak-retak" bagai sendok yang aktif bergerak dan garpu yang pasif menunggu rusak, mencerminkan komunikasi yang dipaksakan tanpa harmoni. Perbedaan ini diperkuat metafora hujan dengan "logat kemarau" dan tarian di tengah badai, menunjukkan cara mereka merespons emosi yang berlawanan, namun tetap tak sejalan.Waktu menjadi penanda kebingungan mereka membedakan "rindu dan kesepian", seperti pedagang kehilangan kunci timbangan. Malam-malam diumpamakan kertas yang ditulis angka hitam dan puisi kapur—satu rigid, satu ekspresif—menegaskan jurang dalam memaknai hubungan. Bayang-bayang yang bersatu sebentar lalu menguap, atau ombak yang tak pernah mencintai pasir, menyiratkan kesementaraan dan ketidakmampuan untuk saling memahami. Mereka ibarat "dua musim" yang saling menunggu gugur, terperangkap dalam iklim emosional yang berbeda: dingin vs terik, namun sama-sama tak nyaman. Jam dinding yang berdetak menyimpan "bagaimana jika", simbol harapan yang tak pernah terkirim, mengkristalkan kegagalan mereka merajut masa depan bersama.Ekspektasi dalam puisi ini adalah jebakan yang justru memisahkan. Benang harapan mereka pintal menjadi jaring, tetapi laut cinta hanya genangan di atap—kecil dan tak berarti. Meski berbagi "penyedap rasa yang sama", mereka tetap terkurung dalam "toples berbeda", tak mampu mengatasi jarak nyata di antara keduanya. Pengulangan larang pembuka dan penutup, "aku bisa jadi apa saja, kecuali ekspektasimu", menjadi mantra penuh kepedihan tentang identitas yang tertolak. Puisi ini akhirnya adalah elegi atas hubungan yang terperangkap antara hasrat untuk bersatu dan realita perbedaan yang tak terdamaikan, di mana cinta tak cukup untuk mengubur ekspektasi yang menjadi tembok tak tertembus.#ardikamal #mentalillnes #mentalhealth #depression #depresi #syair #literasi #penulis #poem #puisi #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra
Puisi: LUKADitulis & Disuarakan oleh Ardi Kamal KarimaPuisi ini menggali makna kehidupan melalui metafora "luka" sebagai pengalaman yang membentuk manusia. Dari kelahiran, luka sudah menjadi bagian tak terpisahkan: tangisan pertama bayi adalah awal napas yang dipicu tamparan, simbol penderitaan yang mengajarkan bertahan hidup. Luka fisik seperti jatuh dari sepeda atau goresan di betis menjadi guru pertama tentang keseimbangan dan bangkit. Namun, luka tak hanya fisik—ia juga hadir dalam dinamika keluarga. Ayah yang memaksa anak membaca, tapi justru kerutan di dahinya yang lebih jujur mengisahkan beban ekonomi. Ibu yang senyumnya kalah jumlah dari retakan lantai, menggambarkan nestapa yang tersembunyi di balik rutinitas. Luka-luka ini merasuk menjadi memori, membentuk cara pandang terhadap dunia.Luka kemudian berkembang menjadi luka batin: patah hati, tekanan sosial, dan kegagalan. Cinta pertama diibaratkan pisau tumpul yang menyisakan serpihan dikumpulkan menjadi puisi. Patah hati menjadi "sekolah malam" yang mengajarkan ketahanan dalam kesendirian. Tekanan tetangga tentang pernikahan atau gaji diibaratkan derik jangkrit yang menggerogoti malam, mencerminkan absurditas tuntutan masyarakat. Gelar akademis pun tak mampu menutupi mimpi yang mati muda, digantikan oleh luka-luka baru seperti parut di siku dari kerja keras yang tak kunjung memuaskan. Luka menjadi bahasa universal yang tak terbakar, abadi dalam diam, sekaligus bukti eksistensi manusia yang terus bertahan.Pada akhirnya, puisi ini menyimpulkan bahwa hidup adalah akumulasi luka yang bertunas di bawah kulit. Luka-luka itu disimpan, bocor sesekali, menjadi danau tempat manusia berenang dalam kesunyian. Meski tak terlihat, luka tak pernah benar-benar sembuh—ia menjelma abu yang tetap berdarah, simbol kepedihan yang melekat dalam perjalanan hidup. Luka bukan sekadar derita, melainkan catatan perjuangan, guru yang mengajarkan makna kedewasaan, dan bukti bahwa manusia tetap hidup justru karena kemampuan mereka merawat luka-luka itu. Dalam diam, luka-luka itulah yang membentuk identitas, mengajari manusia untuk terus bernapas di tengah retakan dunia.#ardikamal #mentalillnes #mentalhealth #depression #depresi #syair #literasi #penulis #poem #puisi #jurnal #luka #perspektive #monolog #sastra
Khutbah Jum'at - Ustadz Muharrar bin Mikail, Lc. hafizhahullahu.Judul : Fiqih Informasi - Meski Viral, Jangan Asal Share.Sumber : Youtube.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Serly dari Paroki Maria Kusuma Karmel Meruya di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Kebijaksanaan 2: 1a.12-22; Mazmur tg 34: 17-18.19-20.21-23; Yohanes 7: 1-2.10.25-30SAATNYA BELUM TIBA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Saatnya BelumTiba. Tidak lama lagi, sekitar satu minggu ke depan, kita akan merayakan pekansuci. Peristiwa sengsara dan wafatnya Yesus Kristus merupakan pengalaman puncakpendertiaan-Nya. Antisipasi perayaan besar ini kita jumpai pada hari-hari menjelangnya, termasuk pada hari ini. Bentukantisipasi itu ialah aneka kesulitan sebagai perlawanan terhadap Yesus. Ancamanterhadap diri-Nya benar-benar nyata, langsung, dan pasti. Ia berada di ambangpenganiayaan. Jauh sebelum pengalaman nyata Yesus Kristus itu, kitabKebijaksanaan telah menggambarkan penganiayaan ini. Katanya: Mari, kitamencobainya dengan aniaya dan siksa, agar kita mengenal kelembutannya sertamenguji kesabaran hatinya. Hendaklah kita menjatuhkan hukuman mati kejiterhadapnya, sebab menurut katanya ia pasti mendapat pertolongan (Keb 2,19-20). Injil Yohanes yang baru saja kita dengar memperkuat gambaran ambangpenganiayaan itu dengan menyebut: orang-orang Farisi berusaha menangkap Yesustetapi tidak ada seorang pun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba (Yoh7,30). Saat-Nya yang belum tiba bergantung sepenuhnya padapenyelenggaraan Allah. Hari Kamis malam dan Jumat Agung belum tiba. Semua pihakdari kita wajib tunduk pada ketentuan waktu yang belum tiba ini. Semuanya harusmenghormati aspek penting seperti apa berada dalam ambang penganiayaan YesusKristus. Meski gelombang amarah, irihati, benci, dan kekerasan nampaknya takterbendung, mereka wajib menahan dirinya saja. Biarpun gelombang itu amat kuat,Tuhan belum mengijinkan saatnya tiba. Seperti apa kita memaknai “Saatnya Tuhan belum tiba?”Pertama-tama kita memaknainya dengan mengakui dan menerimanya. Kita menerimakenyataan ini dan mengimaninya sebagai bentuk pemenuhan kehendak Bapa daripihak Yesus, dan sebagai isi iman kita. Di dalam doa “Aku Percaya” kitaungkapkan iman kita dengan menyebutkan: Yang menderita sengsara dalampemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, wafat, dan dimakamkan. Mengamini iniberarti juga kita menyanggupi ajaran dan undangan Tuhan untuk mengikuti Diadalam setiap ambang penganiayaan yang kita hadapi di dalam hidup kita. Kita memaknai ini juga dengan tak gentar untuk tetapmempertahankan kebenaran dan kebaikan sebagai tanda keberpihakan kita kepadaTuhan. Biasanya godaan bagi mereka yang berada dalam situasi ambang derita danpenganiayaan ialah takut atau menyerah dan tunduk kepada pihak penganiaya. Biarpenganiaya ingin cepat eksekusinya, kita tidak boleh menyerah kepadakehendaknya. Pengikut Kristus yang otentik tidak tunduk seperti ini. Di ambangtersebut kita berani berseru: kerelaan ini adalah demi Tuhan Yesus Kristus.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Bapa di surga,kuatkanlah kami selalu khususnya ketika kami berada di tengah penderitaan danpenganiayaan, supaya kami tetap berpihak kepada-Mu saja. Bapa kami yang ada disurga ... Dalam nama Bapa ...
Tunjangan Hari Raya (THR) kerap kali menjadi hal yang ditunggu-tunggu di masa lebaran. Biasanya masyarakat suka memanfaatkan THR untuk berzakat, membeli keperluan lebaran, hingga berinvestasi.Meski begitu, kondisi ekonomi Indonesia dan global tidak begitu baik. Harga cabai sedang naik dan IHSG sempat anjlok. Belum lagi situasi politik Indonesia yang buruk juga turut memengaruhi situasi ekonomi saat ini.Bagaimana mengelola keuangan dan THR di saat ekonomi masih tidak stabil? Apakah masih bisa mengalokasikan THR untuk berinvestasi? Dan bagaimana mengatur supaya keuangan kita masih aman bahkan setelah lebaran selesai?Kita akan bincangkan hal ini bersama Esther Sri Astuti, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) dan Rista Zwestika CFP WMI, Perencana Keuangan.*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Meski tidak mengadakan acara khusus atau open house, kediaman Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo, tetap dipadati tamu.
Di hari raya lebaran, jalur arteri Kalimalang masih dilintasi oleh para pemudik. Meski begitu tidak ada titik kemacetan yang begitu signifikan.
Sebuah Puisi: KABUR DARI RUMAH SAKIT JIWADitulis & Disuarakan oleh Ardi Kamal KarimaPuisi ini menggambarkan pergulatan batin penyair yang berusaha melarikan diri dari belenggu pengobatan mental yang kaku dan tidak manusiawi. Dalam tiga bait pertama, penyair menggambarkan rumah sakit jiwa sebagai tempat yang mereduksi penderitaan menjadi sekadar resep obat, diagnosa dangkal, dan rutinitas medis yang menusuk jiwa. Metafora seperti "dokter-dokter menulis resep di atas nafasku yang retak" dan "suster-suster menari di atas kabel infus" mencerminkan ketidaknyamanan terhadap sistem yang mengabaikan esensi manusiawi pasien. Langit-langit kamar yang "meneteskan bau surga" menjadi simbol harap akan kebebasan, meski jalan menuju kesembuhan terasa seperti "peta buta" yang tak jelas.Pelarian dari rumah sakit jiwa bukan sekadar upaya fisik, melainkan pemberontakan terhadap stigma dan keterasingan. Bait berikutnya menegaskan ketakutan penyair menjadi "daftar pasien puisi"—metafora untuk identitas yang hilang di bawah label gangguan mental. Meski rumah sakit berteriak bahwa ia akan kembali, penyair memilih kabur sambil menyadari bahwa luka dan kegagalan mungkin diperlukan untuk menemukan "jalan pulang" yang lebih autentik. "Tangga darurat" yang tak ada merepresentasikan ketiadaan solusi instan, sekaligus keberanian untuk menciptakan kemungkinan baru di luar batasan sistem.Di luar rumah sakit, penyair menemukan pembebasan melalui interaksi dengan alam dan proses merangkai identitas yang hilang. "Udara mengulurkan tangan sebagai terapis baru" dan "angin menenun selimut" melambangkan penyembuhan yang organik, jauh dari klinis. Saat mengeja namanya di "aspal basah", hilangnya suku kata dan tawa yang terpecah mencerminkan perjalanan rekonstruksi diri yang belum utuh, tetapi penuh kelegaan. Puisi ini menutup dengan pesan bahwa kesembuhan jiwa tidak selalu linear, tetapi bisa ditemukan dalam keberanian menghadapi luka dan merayakan fragmen-fragmen kebebasan.#ardikamal #mentalillnes #mentalhealth #depression #depresi #syair #literasi #penulis #poem #puisi #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra
Akun Threads pertama dihapus secara sepihak oleh M3t4, sepertinya Threads sensitif dengan tautan-tautan podcast yang saya bagikan selama sebulan. Namun, saya tetap balik. Penulis enak banget brandingnya di Threads. IG @kata_reffi Telegram channel s.id/telegram_channel
Banjir setinggi 1 meter merendam 32 desa di 5 kecamatan di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, akibat banjir kiriman dari Kapuas Hulu. Sebanyak 13.497 jiwa terdampak, dengan permukiman dan akses jalan tergenang. Meski begitu, warga tetap memilih bertahan di rumah dengan membangun panggung daripada mengungsi.
Meski digempur kritik publik, DPR tetap tancap gas mengesahkan revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia menjadi undang-undang pada Kamis (20/03). Penolakan gencar disuarakan lewat unjuk rasa oleh kalangan mahasiswa, aktivis kemanusiaan, hingga masyarakat sipil. Massa tumpah ruah ke jalanan di Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, dan Makassar. Sementara, di dunia maya #TolakRevisiUUTNI, #TolakDwifungsiABRI, hingga #PeringatanDarurat kembali memuncaki trending topic.Ada 3 pasal dalam perubahan UU TNI yang kontroversial yaitu pasal tentang tambahan tugas Operasi Militer Selain Perang (OMSP), pasal penambahan posisi jabatan publik yang bisa diisi TNI aktif dari menjadi 14, dan pasal terkait perpanjangan batas usia pensiun prajurit.Langkah apa yang bakal diambil masyarakat sipil menyikapi pengesahan UU TNI? Bagaimana dampak UU tersebut pada wajah demokrasi? Apakah berarti supremasi militer bakal menguat?Kita akan bincangkan hal ini bersama Gubernur Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) RI Gubernur Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) RI Periode 2016-2022, Agus Widjojo dan Pakar Hukum Tata Negara Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera, Bivitri Susanti.*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Sebuah Puisi: Cinta (Bagian Ke-empat)Ditulis & Disuarakan oleh Ardi Kamal KarimaPuisi ini menggambarkan cinta yang terjalin dengan tekanan ekonomi dan ketidakpastian hidup. Receh yang "bergemerisik" dan "tabungan menguap dalam logam bisu" menjadi simbol keterbatasan materi yang menghantui hubungan. Pertanyaan seperti "Seberapa jauh rindu bisa ditimbang?" mengungkap kebingungan antara mengukur rasa dengan realitas pragmatis, di mana cinta harus berhadapan dengan kebutuhan hidup—seperti cicilan, biaya pernikahan, atau tuntutan keluarga. Bahkan harapan akan "selamanya" digambarkan seperti mie instan yang mengembang di air mendidih, metafora akan janji yang rapuh dan tak kunjung matang di tengah kesulitan finansial.Hubungan dalam puisi ini diwarnai oleh kesenjangan komunikasi dan keterasingan. Sang gadis yang "sibuk mengunyah kata-katanya tanpa menoleh" mencerminkan jarak emosional, sementara "Bahasa Ibu" yang hanya terdengar dalam gemerisik receh menandakan hilangnya identitas kultural di bawah desakan ekonomi. Gambaran "nasi bungkus setengah keras" versus "kamu" yang mungkin hidup lebih mapan, menegaskan perbedaan kelas sosial. Bioskop dan "ciuman berisik" dalam gelap hanyalah pelarian sementara dari kenyataan, sementara dialog yang "rontok di saku bolong" menjadi simbol janji-janji yang tak tersampaikan atau gagal diwujudkan.Puisi ini juga menyoroti tekanan sosial, terutama dari keluarga, untuk segera menikah dan "membebaskan" sang gadis melalui ikatan formal. Namun, sang aku lirik terbelenggu oleh "cicilan cinta yang menggunung", metafora tanggung jawab yang tak tertanggungkan. Buku usang yang "berderai seperti biji mangga tua" dan "damba yang dijual ke pasar loak" melambangkan impian yang terkikis, diulang-ulang tanpa hasil. Meski demikian, ia terus memungut harapan yang "tercecer" untuk dijadikan puisi atau kenangan—sebuah upaya menyulap keputusasaan menjadi seni, meski ia sadar ini hanya ilusi sementara sebelum kembali jatuh ke jalanan kehidupan yang keras.#ardikamal #literasi #penulis #dialog #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyairindonesia #syaircinta #cinta #patahhati #manusia #cinta #monologue
Sebuah Puisi: Pause (Jeda)Ditulis & Disuarakan oleh Ardi Kamal KarimaPuisi ini menggambarkan kelelahan dan keputusasaan dalam menghadapi rutinitas hidup yang terasa seperti sistem teknis yang rusak. Kursor yang berkelap-kelip, sintaks error, dan hutang dalam "looping larik yang tak ada akhir" menjadi metafora untuk kebuntuan emosional dan finansial. Penulis merasa terjebak dalam siklus monoton—kerja yang tak membuahkan hasil, doa yang tak terjawab, dan mimpi yang terfragmentasi. Layar komputer yang redup dan sampah memori menjadi simbol kehidupan yang mandek, di mana harapan hanya tersimpan dalam "bahasa biner" (0 dan 1), mengisyaratkan ketidakmampuan untuk keluar dari keterpurukan.Ironi modernitas juga terasa kuat: upaya untuk bertahan justru berujung pada kehancuran diri. "Pop-up iklan kebahagiaan instan" yang tak bisa diklik, password yang salah ketik, serta "login ke malam-malam yang mengutuk" mencerminkan kegagalan mencari solusi di dunia digital yang semrawut. Bahkan kebutuhan dasar seperti air dan listrik pun menjadi beban ("keran bocor dan token listrik yang bernyanyi-nyanyi"). Hidup terasa seperti "bug yang tak kunjung rampung"—penuh kesalahan yang tak terselesaikan. Namun, di tengah kekacauan ini, ada upaya untuk merapikan "file-file" kehidupan, meski nama-namanya tak lagi dikenali, seperti usaha sia-sia untuk menemukan makna.Di balik kegelapan, puisi ini menyisipkan secercah harapan. Secangkir kopi dingin yang berbisik, "Jeda bukanlah akhir," menjadi simbol ketahanan. Meski sistem operasi hidup "usang" dan penuh error, ia bisa di-restart—proses berulang untuk bangkit dari keterpurukan. Air yang mengalir membawa "data usang" sekaligus mengingatkan bahwa jeda adalah ruang untuk bernapas dan merefleksikan "jejak error" sebagai pembelajaran. Penutupnya mengisyaratkan penerimaan: meski hati masih menunggu "buffer" yang terisi, ada syukur dalam pelan-pelan menyerup kopi, merangkul paradoks antara keputusasaan dan harapan yang terus menyala.#ardikamal #literasi #penulis #dialogue #dialog #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyairindonesia #syaircinta #cinta #patahhati #manusia #ular #gantikulit #mlungsungi #ekdisis
Sebuah Puisi: Kesepian adalah satu-satunya yang tidak pernah pergiDitulis & Disuarakan oleh Ardi Kamal KarimaPuisi Ardi Kamal Karima menggali kedalaman kesepian sebagai pengalaman yang abadi, melampaui siklus hubungan yang sementara. Narator menggambarkan dirinya melepaskan tangan dan wajah yang tak terhitung, melukiskan betapa relasi manusia hanya datang dengan janji palsu dan pergi dengan alasan yang diciptakan sendiri. Kesepian menjadi satu-satunya kepastian dalam hidupnya, seperti "bangsal kosong" yang pernah ramai oleh kehadiran semu. Metafora rumah sakit dan pasien yang tak lagi ditengok mengisyaratkan luka emosional yang tak kunjung sembuh, di mana setiap perpisahan hanya meninggalkan kekosongan. Narator terjebak dalam lingkaran jatuh cinta dan patah hati, menyadari bahwa cinta selalu menemukan jalan untuk pergi—tanpa perlu diajari—sehingga kesepian menjadi benteng pelarian dari rasa sakit yang berulang.Puisi ini juga mengkritik cara realitas material merasuk ke dalam hubungan intim, bahkan ketika narator berusaha menghindarinya. Uang, yang tak pernah ditulisnya dalam puisi, justru menyusup dalam percakapan paling personal, mengganggu kemurnian cinta. Narator merasa "miskin" secara emosional, tak mampu mencintai sepenuhnya, sementara orang lain memilih pergi ke pelaminan dengan sosok lain. Kontras antara idealisme cinta dan kenyataan hidup—seperti pengangguran di pesta pernikahan—menunjukkan betapa cinta sering dikalahkan oleh tuntutan duniawi. Kebodohan dan ketidakmampuan menawar nasib palsu mencerminkan kepasrahan narator terhadap ketidakberdayaannya dalam menghadapi realitas yang keras.Meski cinta gagal diwujudkan, puisi menjadi medium keabadian bagi narator. Awalnya, ia percaya cinta bisa diabadikan dalam sajak, tetapi pengalaman pahit membuatnya menyadari bahwa puisi tak lagi menciptakan cinta—ia justru melampaui diksi dan mimpi. Puisi hidup "untuk seribu tahun," menjadi saksi bisu kesepian yang tak tertulis. Di tengah keputusasaan, narator memilih kesepian sebagai jalan aman, menghindari menjadi penyebab kesengsaraan orang lain. Di sini, puisi bukan lagi alat romantisasi, melainkan ekspresi jujur dari luka yang tak terelakkan. Kesepian, meski pahit, menjadi kebenaran terakhir yang bertahan, sementara cinta dan kata-kata hanya tinggal sebagai jejak yang terus mengambang dalam ruang hampa.#ardikamal #literasi #penulis #dialogue #dialog #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyairindonesia #syaircinta #cinta #patahhati #manusia
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto meyakini dirinya dikriminalisasi oleh KPK terkait kasus Harun Masiku. Meski demikian, Hasto tetap optimis bahwa keadilan masih ada di Indonesia. Ia menegaskan akan menghadapi proses hukum dengan tegar dan transparan.
Cerita perjalanan tiap brand modest memang tidak sama, namun semuanya cukup setuju di masa pandemi adalah masa kejayaan brand modest khususnya untuk penjualan online. Meski setelahnya, perlahan mulai dihadapkan realita yang tak cukup indah. Alih-alih terpuruk karena produksian tidak mencapai angka sebelumnya, Atala Scarves justru menemukan solusi yang tak mudah namun tepat lewat 'melepaskan' konveksi perusahaan. Dengarkan selengkapnya di episode ini!
Serikat Pekerja Sritex menyambut positif janji pemerintah yang meminta kurator mengumumkan investor baru dalam dua pekan, yang diharapkan akan membuka kembali lapangan pekerjaan bagi eks pekerja Sritex yang terkena PHK massal. Meski begitu, para pekerja berharap hak-hak pekerja dipenuhi terlebih dahulu.
Sebuah Puisi: Cinta (Bagian Pertama)Ditulis & Disuarakan oleh Ardi Kamal KarimaDi sudut kamar yang dingin, cinta dirajut sebagai pertemuan dua jiwa yang terperangkap dalam diam. Secangkir kopi menjadi saksi bisu, bukan sekadar objek, melainkan cermin dari kata-kata yang mengeras seperti batu—keras, tajam, namun tak mampu mengikis jarak. Cinta di sini adalah bahasa isyarat yang retak, tabu, seperti jam dinding yang menertawakan ketidakmampuan kita menghitung detak dan rindu. Waktu bukan lagi selimut yang menghangatkan, melainkan labirin yang menyesatkan, mengubah kerinduan menjadi kebisuan yang dungu. Di ruang sempit ini, dua insan saling melempar metafora: hujan yang tak pernah memenuhi sumur tua, buku-buku yang ditanam di pot mati, hingga akar yang menjelma kabel listrik. Semua adalah upaya menyambung rumah-rumah yang dilapisi jarak, menerangi tetangga yang asing, sementara diri sendiri tetap gelap.Cinta dalam puisi ini adalah arus pendek yang membakar foto pernikahan ibu, sekaligus mencetak wajah berseri yang palsu. Pelukan di sini tak beda dari jeruji; ia mengurung, bukan melindungi. Kulit yang seperti kertas koran basah—setiap lipatannya memuat kematian yang belum terjadi—menjadi simbol betapa rapuhnya ikatan ini. Mencintai adalah mencuri kunci dari penjara tanpa jeruji: bebas, tapi justru merobek sekat-sekat mimpi. Bahkan pisau di meja makan bercerita tentang luka yang tak mau sembuh, tentang kesetiaan yang dihianati oleh garam dan tawa di sela Waktu. Ritual menyambut hantu, surat kepada Tuhan yang hanya dijawab pedagang sayur berkuah rindu masam, adalah ejekan terhadap upaya manusia mengukur yang ilahiah dengan kata-kata. Cinta di sini adalah gerbong kereta yang bergelantungan di rel tanpa tujuan, membawa abu warisan nenek yang setia menunggu—peninggalan dari kesia-siaan yang diwariskan turun-temurun.Akhirnya, cinta adalah meteor yang membakar segala mustahil, sementara kita diam, menghilang, namun tetap memilih untuk mementaskan kehancuran berulang. Ardi Kamal Karima menggambar cinta sebagai tarian antara kegilaan dan keluguan: "mencintaimu adalah lidah yang kebas sekaligus kelu." Meski langit runtuh, puisi ini tak berakhir dengan keputusasaan. Justru di puing-puing, dua tubuh memilih berdansa lagi, menerjang bayang, menghabiskan kisah dengan seluruh kasih hingga ujung jalan. Di sini, cinta bukan jawaban, melainkan pertanyaan yang terus diulang-ulang—seperti puisi yang dikubur hidup-hidup, tapi tetap bernyala dalam meteor yang jatuh.Ardi Kamal Karima#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #cinta #puisicinta #syair #syaircinta
Awal pekan ini, Presiden Prabowo meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara Indonesia. Dana sebesar USD 20 miliar atau setara Rp325 triliun dari efisiensi anggaran bakal digelontorkan untuk Danantara. Sederhananya, Danantara bakal mengelola aset BUMN untuk jadi 'celengan raksasa' bagi beragam program pemerintah.Ada tujuh BUMN yang masuk ke Danantara di tahap pertama, yaitu Pertamina, PLN, Telkom Indonesia, BRI, BNI, Bank Mandiri, dan MIND ID. Danantara digadang-gadang pemerintah bakal jadi kekuatan ekonomi nasional, setara Temasek di Singapura dan 1 Malaysia Development Berhad (1MDB).Meski jadi rujukan, Temasek yang punya rekam jejak bersih pada 2024 dianggap kental aroma politis karena konflik kepentingan pejabatnya. Sementara, 1MDB terjerat skandal finansial hingga menyeret skandal politis eks PM Malaysia Najib Razak.Lantas, bagaimana proyeksi masa depan Danantara? Bakal untung atau buntung? Bagaimana memastikan pengawasan ketat dana investasi yang dikelola Danantara?Kita bincangkan bersama Ekonom Senior FEB UI, Telisa Falianty dan Ekonom Bright Institute, Awalil Rizky.
Aktor, budayawan, dalang, sastrawan, dan penyanyi. Itulah talenta-talenta yang dimiliki oleh sosok seniman legenda yang jadi tamu #QNAMETROTV kali ini! Sosok yang akrab dipanggil Mbah ini kerap kali menyampaikan aspirasi-aspirasinya dengan lantang, tanpa pandang buluh. Meski dinilai kritis, tapi ia juga merupakan sosok yang romantis dan mampu menciptakan banyak sastra cinta nan puitis.
Setiap hari adalah kesempatan baru yang Tuhan berikan. Meski kemarin penuh kegagalan atau kesedihan, kasih setia-Nya selalu baru setiap pagi. Mari kita bangkit dengan semangat baru, percaya bahwa Tuhan memberi harapan dan kekuatan untuk melangkah.
Meski kita berdosa, Tuhan tetap menerima kita karena kasih-Nya yang besar. Dia tidak melihat masa lalu kita, tetapi ingin mengubahkan hidup kita. Renungan ini mengajak kita memahami kasih Tuhan yang menerima dan mengubahkan setiap orang berdosa.
Sebuah Puisi : A-B-A-BDitulis oleh Ardi Kamal KarimaDisuarakan oleh Ardi Kamal KarimaPuisi ini mengungkap pergulatan batin seorang individu yang bergulat dengan kenangan, kehilangan, dan pencarian makna dalam hidup. Pada awalnya, puisi ini menggambarkan perasaan resah yang hadir dalam bentuk mimpi dan ingatan yang samar, seolah ada sesuatu yang tidak bisa dicerna sepenuhnya. Sosok ayah dan ibu muncul sebagai simbol ketabahan dan misteri, sementara buku-buku yang tak laku menjadi metafora bagi harapan atau perjuangan yang terasa sia-sia. Ada rasa sesak yang terpendam dalam ingatan, menciptakan kesan keterasingan dan ketidakpastian.Bagian tengah puisi semakin menguatkan perasaan sakit dan keterasingan itu dengan gambaran luka yang tak hanya fisik, tetapi juga batin. Penyair mempertanyakan keberadaan Tuhan—bukan dalam ketidakpercayaan, tetapi lebih kepada rasa kehilangan arah. Ia merasa semakin jauh dari spiritualitas atau makna doa, seolah-olah kata-kata pun tak lagi mampu menghubungkan dirinya dengan harapan. Usia yang bertambah membawa kesadaran bahwa kebenaran dan kesalahan bercampur dalam hidup, dan dalam kebingungan itu, ia hanya ingin segalanya selesai—entah dengan dilupakan atau diterima.Di bagian akhir, ada resolusi yang melibatkan kepasrahan sekaligus keteguhan. Penyair menemukan makna dalam tulisan, menjadikannya semacam keabadian pribadi di tengah kefanaan. Ia sadar bahwa suatu hari nanti, hidupnya akan berakhir, tetapi selama ia masih bisa menulis, ia akan terus menciptakan sesuatu yang berarti. Meski ada ketakutan akan kehilangan dan kepalsuan, harapan dalam kata-kata tetap menjadi pegangan terakhir, memberikan makna di tengah kerapuhan hidup.#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet
akhir-akhir ini publik dihebohkan dengan banyaknya siswa yang terancam tidak bisa masuk perguruan tinggi lewat jalur prestasi atau SNBP 2025. Hal tersebut dikarenakan sekolah lalai dalam finalisasi PDSS atau Pangkalan Data Sekolah dan Siswa.Meski diberi waktu hingga 31 Januari 2025 kemarin, namun ternyata masih ada ratusan sekolah yang belum melakukan finalisasi. Kejadian ini sangat disayangkan dan tentu saja berdampak bagi para siswa yang telah berjuang untuk mendapatkan nilai terbaik.Lalu apa yang membuat sekolah-sekolah tersebut gagal melakukan finalisasi PDSS?
Vonis bebas Septia Dwi Pertiwi jadi preseden baik penegakan hukum, khususnya terkait Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Ia dilaporkan bekas bosnya John LBF atas tuduhan pencemaran nama, usai berkomentar di X atau Twitter, tentang hak-haknya yang dilanggar saat bekerja di PT Hive Five. Meski lolos dari kriminalisasi, Septia harus melewati perjuangan tak mudah selama dua tahun. Ia membagikan pengalamannya kepada jurnalis KBR Aika.*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Meski di tengah keterbatasan jumlah dokter, pemerintah di daerah Gunung Kidul Yogyakarta mulai melaksanakan program pemeriksaan kesehatan gratis.
Vonis bebas Septia Dwi Pertiwi diapresiasi sebagai preseden baik bagi penegakan hukum, khususnya terkait Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Ia dilaporkan bekas bosnya Jhon LBF atas tuduhan pencemaran nama baik, usai berkomentar di X atau Twitter, tentang hak-haknya yang dilanggar saat masih bekerja di PT Hive Five. Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat membebaskannya dari segala dakwaan karena apa yang disampaikan Septia terbukti benar. Putusan ini memberi angin segar bagi situasi kebebasan berpendapat di Indonesia, apalagi dua kasus kriminalisasi UU ITE sebelumnya juga divonis bebas, yakni Haris dan Fatia serta Daniel Tangkilisan. Meski berhasil lolos dari jerat kriminalisasi, Septia harus melewati perjuangan selama dua tahun yang tak mudah. Ia membagikan pengalamannya kepada jurnalis KBR Aika. *Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, mengklarifikasi pernyataan Trump yang ingin mencaplok wilayah Gaza, Palestina. Meski begitu, alasan relokasi tidak diterima oleh dunia yang ramai-ramai menentang Trump.
Komisi Satu DPR menggelar rapat dengar pendapat dengan Ditjen Pengawasan Ruang Digital Komdigi dan BSSN pada Rabu, 22 Januari 2025. Rapat ini membahas evaluasi pemberantasan judi online. Dijumpai langsung di Gedung Parlemen Senayan usai rapat, Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dave Laksono, mengatakan pihaknya sudah mengetahui kendala yang dialami Komdigi dan BSSN dalam pemberantasan jud*l. Dave menekankan, masalah judi online ini menjadi perhatian serius, baik bagi pemerintah maupun DPR. Ia mengingatkan Presiden Prabowo Subianto sudah memerintahkan masalah judi online agar diberantas. Salah satu kendala yang dibahas adalah maraknya situs jud*l yang terus berkembang meskipun sudah banyak yang berhasil ditutup. Dave menyebut, pemerintah perlu melacak aliran uang dari praktik judi online untuk mengungkap sumber-sumber yang terlibat. Selain itu, Dave juga menyoroti bagaimana penyebaran jud*l kini semakin mudah diakses melalui berbagai platform media sosial dan video. Meski demikian, Dave menegaskan pemerintah dan DPR akan terus bekerja sama untuk memperbaiki sistem kerja dalam pemberantasan jud*l.
Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 31 Januari 2025 Bacaan: Kata Yesus kepadanya, "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" (Yohanes 20:15) Renungan: Tidak mudah kita menerima kehilangan orang yang kita cintai, terlebih jika orang yang kita cintai tersebut adalah anak tunggal kita sendiri. Hal ini dialami oleh sepasang suami istri yang sudah tua ketika anak tunggalnya meninggal. "Tuhan, mengapa Engkau tidak mengambil saya saja? Jangan anak saya," begitu ratap sang ibu. Sedang sang ayah berjuang mengendalikan perasaannya. Berkali-kali ia mengusap air mata sambil merangkul istrinya. Tepat di hari ketiga, suasana duka masih terasa saat ibadat arwah dilangsungkan. Meski demikian, suami istri tersebut terlihat lebih kuat dan tenang. Ketika itu, sang suami bersaksi, "Rasa kehilangan masih kami jalani, tetapi iman membuat kami tidak tersesat. Tuhanlah Sang Pemilik Sejati. Cinta-Nya pada anak kami tak bisa tertandingi, begitu pula pada kami." Kita kembali mengenang peristiwa di pagi Paskah pertama, ketika Maria Magdalena pergi ke kubur Yesus. la begitu dikuasai oleh dukacita sehingga tidak dapat melihat dengan jelas bahwa Yesus sendiri yang berdiri di hadapannya. Kadang rasa kehilangan memang dapat mengaburkan pandangan kita dan melemahkan iman kita. Namun suara Yesus menyadarkannya kembali, dan ia dipulihkan dari kesedihannya. Rasa sedih dan kehilangan yang kita rasakan, jangan sampai membuat kita gagal menyadari bahwa Tuhanlah yang sudah menemukan kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau sudah lebih dahulu menemukan aku sehingga aku sungguh percaya pada-Mu. Jangan biarkan permasalahan dunia membuat aku tidak mampu melihat dan menyadari kehadiran-Mu. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan Sabtu, 25 Januari 2025 Bacaan: "Aku menaikkan tanganku kepada perintah-perintah-Mu yang kucintai, dan aku hendak merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu." (Mazmur 119:48) Renungan: Apakah kita ingat tokoh Alkitab yang bernama Zakaria dan Elisabet? Dalam Injil Lukas 1:5-6 tertulis, "adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet. Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat." Zakaria dan Elisabet sangat mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh. Meski saat itu mereka sudah berusia lanjut dan belum dikaruniai keturunan, mereka tetap setia memelihara hidup di jalan Tuhan dengan hidup benar dan menaati hukum Tuhan. Bukan hal yang mudah untuk selalu hidup beriman dengan benar, setia dan tidak bercela. Perlu usaha yang kuat, ketabahan, ketekunan, keteguhan hati, tekad yang bulat dan tulus untuk dapat mengasihi Tuhan. Tidak jarang orang mudah menyerah dan tidak tahan uji untuk bertahan dalam iman. Sedikit persoalan atau godaan, sudah membuat iman menjadi goyah dan gugur. Seberapa besarkah tekad kita untuk mengikatkan diri kepada Tuhan dan taat pada perintah-perintah-Nya? Maukah kita juga selalu berjuang menjadi orang-orang kesayangan Tuhan dengan berpegang erat kepada-Nya? Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, penuhilah aku dengan Roh Kudus-Mu agar aku dipenuhi hikmat-Nya untuk setia pada jalan-Mu. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 15 Januari 2025 Bacaan: "Namun banyak juga di antara pemimpin yang percaya kepada-Nya, tetapi oleh karena orang-orang Farisi mereka tidak mengakuinya berterus terang, supaya mereka jangan dikucilkan." (Yohanes 12:42) Renungan: Setiap karya indah yang dihasilkan seseorang tidak selalu mendapatkan respons positif. Bisa jadi beberapa orang "terpaksa" memberi respons negatif meski dalam hati kecil mereka mengakui keindahan karya itu. Alasannya, karena mereka tinggal di tengah orang-orang yang mayoritas sangat membenci si pembuat karya itu. Jadi orang-orang itu pun membuat pilihan yang aman supaya dengan demikian mereka tidak akan dikucilkan. Kondisi serupa dilakukan oleh beberapa orang Yahudi untuk merespons begitu banyaknya mukjizat yang Yesus lakukan di depan mereka. Ya, orang-orang Yahudi itu tetap menunjukkan kedegilan hatinya dengan tidak percaya kepada Yesus. Meski demikian, tidak sedikit dari para pemimpin yang sesungguhnya percaya kepada-Nya. Hanya saja mereka tidak mengakuinya karena takut dikucilkan oleh orang-orang Farisi yang sangat membenci Yesus. Dan alasan lain mengapa mereka takut mengakui kepercayaannya adalah karena mereka lebih suka akan kehormatan manusia daripada kehormatan Allah. Dalam kehidupan ini, kenyataan seperti ini pun sering terjadi. Ancaman dan intimidasi dari sebagian besar orang terkadang membuat kita takut untuk menyatakan sebuah kebenaran. Bahkan tidak sedikit orang "rela dan terpaksa" menjual keyakinannya karena sebuah jabatan. Beberapa orang menjual kebenaran dan mengikuti arus yang jahat karena takut dikucilkan atau demi mendapatkan kehormatan dari manusia. Hari-hari ini kepercayaan kita terus diuji! Ketika kita tidak berani mengakui iman kita di depan manusia, kita sebenarnya sedang mencari kehormatan dari manusia. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, berilah aku keberanian untuk menyatakan imanku dengan perbuatan kasihku, sehingga melalui kehadiranku semakin banyak orang mengenal-Mu. Amin. (Dod).
VOA This Morning Podcast - Voice of America | Bahasa Indonesia
Meski hasilkan komunike, para pemimpin G20 tak bisa sepakat soal sejumlah isu, termasuk Ukraina dan Gaza. Sementara itu, Presiden Putin tandatangani doktrin nuklir yang menyebut serangan konvensional negara yang didukung kekuatan nuklir terhadap Rusia akan dianggap serangan bersama terhadapnya.
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 12 November 2024 Bacaan: "Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah." (Mazmur 55:23) Renungan: Kita harus bersyukur karena hidup di zaman serba canggih seperti saat ini. Segala sesuatu yang dahulu dikerjakan secara manual, kini dapat dikerjakan dengan mudah dan efisien. Salah satu contohnya adalah transaksi keuangan yang kini dapat dilakukan dengan sangat mudah, tanpa harus bertemu muka dengan teller. Cukup menghampiri mesin ATM terdekat, kita sudah bisa melakukan transaksi. Untuk kemudahan ini, kita perlu berterima kasih kepada Luther George Simjian, salah seorang penemu mesin tersebut. Mulanya, pria Armenia yang dilahirkan di Turki pada 28 Januari 1905 ini menawarkan ide untuk membuat pelanggan bank melakukan transaksi finansial tanpa bertemu dengan teller. Namun, idenya tersebut diragukan oleh banyak orang. Meski demikian, Simjian tidak menyerah. Pada tahun 1939, Simjian mendaftarkan 20 paten yang berkaitan dengan perangkat temuan barunya tersebut, dan ia pun menawarkan temuannya itu kepada sebuah perusahaan besar yang sekarang dikenal dengan nama Citicorp. Tawaran Simjian tidak langsung mendapatkan respons, karena baru 6 bulan kemudian perusahaan Citicorp merespons penawaran tersebut. Dahulu, ketika Daud mengajukan diri untuk melawan Goliat yang menantang bangsa Israel, ia pernah diragukan. Jika saat itu kita berada di sana, mungkin kita pun akan meragukan kemampuan Daud. Namun, lihat apa yang dilakukan oleh Daud, ia sama sekali tidak memedulikan perkataan sinis orang lain terhadap dirinya. Bahkan, ketika Raja Saul juga meragukan kemampuannya, Daud tetap yakin terhadap dirinya sendiri. Terbukti, ia sangat percaya diri ketika mempromosikan dirinya di hadapan Raja Saul. Keberaniannya itu lahir dari imannya kepada Tuhan. Bukan karena kuat dan gagah, lantas membuatnya berani untuk melawan Goliat. Tetapi, karena ia sadar betul bahwa yang berperang bersamanya adalah Tuhan yang hidup. Seberapa peka kita terhadap perkataan sinis dari orang-orang di sekitar kita? Mungkin saat ini, kita sedang dihujani dengan perkataan-perkataan yang menjatuhkan, meragukan, bahkan meremehkan. Lihatlah bagaimana Simjian berhasil mewujudkan idenya menjadi karya nyata, sekalipun ketika itu banyak yang meragukan. Lihatlah pula bagaimana Daud berhasil mengalahkan Goliat, yang ketika itu pun kemampuannya sangat diragukan. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, istilah yang sudah tak asing lagi di telinga kita. Ya, tidak ada yang mustahil bagi orang-orang yang percaya teguh pada kemampuan Tuhan dan dirinya sendiri. Hidup kita, kitalah yang menjalani. Jadi, lakukanlah apa yang ingin kita lakukan bersama Tuhan. Jangan biarkan perkataan orang lain mendikte kehidupan kita. Percayalah pada impian dan kemampuan yang kita miliki. Tetapi, pastikan bahwa kelak apa yang kita lakukan itu dapat menjadi cerita yang membanggakan. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku serahkan cita-cita dan masa depanku kepada-Mu, karena aku percaya, hanya bersama-Mu aku dapat mewujudkannya. Amin. (Dod).
Setelah VOA memproyeksikan Donald Trump sebagai pemenang Pilpres AS 2024, Rivan Dwiastono dan timnya di Palm Beach County, Florida, kota markas kemenangan Trump, berbicara dengan beberapa diaspora Indonesia yang punya hak pilih. Meski beda pilihan, pesan mereka sama: “let's move on.”
Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 23 Oktober 2024 Bacaan: "Saudaraku yang kekasih, janganlah meniru yang jahat, melainkan yang baik. Barangsiapa berbuat baik, ia berasal dari Allah, tetapi barangsiapa berbuat jahat, ia tidak pernah melihat Allah." (3 Yohanes 1:11) Renungan: Manusia adalah makhluk peniru. Sejak lahir, kita belajar bicara, berjalan, melakukan sesuatu dari meniru orang tua dan orang di sekitar kita. Semakin besar, hal itu terus berlanjut. Saat remaja, kita suka meniru artis idola atau orang dewasa lainnya. Saat bekerja atau berbisnis, kita meniru orang yang kita anggap sukses. Dalam memilih model pakaian atau rambut, kita juga meniru. Dalam belajar sesuatu, kita pun banyak meniru. Banyak orang juga punya keinginan bisa seperti si ini atau si itu. Lagi- lagi itu juga meniru Tuhan tidak pernah melarang kita meniru. Tuhan tahu dan la pun menciptakan kita sebagai makhluk sosial yang belajar dengan saling meniru. Namun, firman Tuhan di 3 Yohanes 1:11 ini mengingatkan kita untuk selektif dalam meniru. Tirulah hal yang baik, jangan yang jahat/buruk! Demikian ayat ini berkata. Sederhana, tapi sangat penting diperhatikan. Ada banyak tokoh Alkitab juga peniru. Timotius adalah seorang peniru, tapi yang ia tiru adalah Lois, neneknya, Eunike, ibunya, dan kemudian Paulus, yang menjadi mentornya. Melalui nenek dan ibunya, Timotius belajar memiliki iman kepada Allah. Melalui Paulus, Timotius belajar meniru bagaimana bisa memberikan ajaran Injil yang sehat dan bagaimana agar imannya dapat ia hidupi dengan sempurna. Paulus memang sosok yang patut ditiru. Meski demikian Paulus pun juga meniru, yaitu meniru teladan Kristus Mari renungkan, siapa yang kehidupannya secara tidak sadar sudah kita tiru selama ini? Alangkah indah jika kita seperti Timotius, yang bisa menemukan sosok panutan yang tepat, yang kehidupannya berpadanan dengan teladan Kristus. Tapi, waspadalah jika kita ternyata lebih tergoda meniru sosok yang membuat kita memikirkan dan melakukan hal-hal yang salah, yang tidak sesuai teladan Kristus. Demikian pula, sadari juga bahwa bisa jadi ada orang yang juga meniru kita. Nah, apakah kita selama ini sudah memberikan teladan yang baik atau buruk? Itu kembali lagi, dimulai dari siapa yang kita tiru dan teladani dalam hidup ini. Semoga kita bisa meneladani yang baik dan bisa menjadi teladan yang baik. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, penuhilah aku dengan kuasa Roh-Mu, agar pikiran, perkataan, perasaan dan perbuatanku mencerminkan kehadiran-Mu sendiri dalam hidupku, sehingga melalui kehadiranku itu banyak orang kubawa dekat pada-Mu. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 15 Oktober 2024 Bacaan: "Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung!" (Roma 14:13) Renungan: Suatu ketika ada seseorang sedang berjalan menyusuri pepohonan khas Jerman bersama seorang petani setempat. Tiba-tiba ia melihat puing kapel kecil. Ia berpikir itu adalah peninggalan masa perang, tetapi ketika ia bertanya kepada petani yang menemaniku berjalan, petani itu mengatakan, "Itu adalah peninggalan hukuman dari Allah." Petani itu pun mulai bercerita. Beberapa tahun silam, ada lima orang pria dari kampung ini yang pulang dari sebuah acara di kota. Karena hujan badai, maka tidak ada pilihan lain selain berteduh di sebuah kapel kecil. Meski sudah berteduh, air hujan tetap saja masuk ke dalam karena atap kapel yang sudah rusak. Di luar kilat dan petir menyambar-nyambar sehingga kelima orang laki-laki tersebut sangat ketakutan. "Ini pasti sebuah hukuman," teriak salah seorang dari mereka. "Kita harus dapat memastikan siapa penyebab semua ini," sambung salah seorang lagi. Mereka pun keluar dan masing-masing menancapkan tongkatnya pada halaman kapel tersebut. Jika salah satu tongkat jatuh ke tanah, maka pemilik tongkat itulah yang menyebabkan mereka menerima hukuman badai tersebut dan dengan sendirinya ia harus menanggung hukuman itu sendirian. Guntur menggelegar dengan hebatnya dan serempak mereka keluar untuk memastikan apakah ada tongkat yang jatuh. Benar juga, ada sebuah tongkat yang jatuh dan tongkat tersebut adalah milik salah seorang dari mereka. Mereka pun masuk ke dalam kapel dan membiarkan teman mereka yang dianggap sebagai penyebab hukuman tersebut tinggal di luar diguyur hujan. Dengan memohon-mohon serta menangis ia mengetok pintu kapel, tetapi teman-temannya tidak mau peduli. Dalam keputusasaan ia berlari pulang menembus hujan dan badai. Karena tidak pulang-pulang, keesokan harinya penduduk kampung keluar untuk mencari keempat laki-laki yang tidak kunjung pulang. Mereka pun mendapati kapel kecil itu hancur berantakan dan terbakar bersama keempat orang laki-laki yang dicari. Ternyata kapel kecil itu telah disambar petir dan kejadian itu telah menjadi sebuah peringatan keras bagi semua orang agar jangan selalu menyatakan diri tidak bersalah lalu melemparkan kesalahan kepada orang lain dan menyeret mereka untuk menerima hukuman yang tidak sepatutnya mereka terima. Ingat bahwa terkadang Tuhan tidak selalu sependapat dengan kita. Ada kalanya kita bilang diri kita paling benar dan orang lain salah. Hampir sejak lama, pernyataan seperti ini keluar dari mulut kita, "Kalau bukan karena Anu, kejadiannya tidak akan kacau seperti ini!" Sebaiknya kita melepaskan diri dari kebiasaan melihat atau bahkan mencari-cari kesalahan orang, padahal kita sendiri telah melakukan kesalahan yang lebih besar. Firman Tuhan mengingatkan, “Hai orang munafik, kekuarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.” Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ampunilah aku karena aku sering menganggap diriku lebih hebat dari orang sehingga aku menjadi sombong dan mudah menghakimi orang lain. Kuduskanlah pikiran, perkataan dan hatiku selalu, sehingga aku terbebas dari dosa kesombongan. Amin. (Dod).
Klaim tiket eksklusif kamu untuk pengalaman berpodcast terbaik bersama Firstory sekarang juga, jangan sampai kelewat ya! Hanya di https://fstry.pse.is/6asc8g —— Firstory DAI —— Apakah kamu pernah merasa hampa dalam hidup meski terlihat bahagia dan berkecukupan? Perasaan kosong ini sering kali muncul tanpa alasan yang jelas. Dalam video ini, kita akan membahas penyebab hidup terasa hampa dan mengapa perasaan kosong dan hampa bisa muncul, bahkan ketika semuanya terlihat baik-baik saja. Lebih dari sekadar memahami penyebabnya, kamu juga akan menemukan cara-cara efektif untuk mengatasi rasa hampa ini dan kembali menemukan makna dalam hidup. Jangan biarkan perasaan ini terus mengganggu, temukan solusi untuk hidup yang lebih bermakna dan penuh kepuasan. Leave a comment and share your thoughts: https://open.firstory.me/user/clhb6d0v60kms01w226gw80p4/comments Powered by Firstory Hosting