POPULARITY
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Hendry dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kisah Para Rasul 20: 28-38; Mazmur tg 68: 29-30.33-35a.35b-36c; Yohanes 17: 11b-19.BERBAGI ROHKUDUS Renungan kita pada hari ini bertema: Berbagi Roh Kudus. Maksud ungkapanberbagi Roh Kudus di sini ialah bahwa setelah menerima pencurahan dan dinaungiRoh Kudus, seseorang itu mendapat perutusan untuk berbagi karunia Roh Kudus itukepada orang lain. Ia membagikannya sejalan dengan perutusan yang ada padanya. Misalnyasebagai orang tua, ia membawa Roh Kudus itu ke dalam keluarga di mana ayah danibu menghadirkan relasi perkawinan mereka yang baik, sehingga berpengaruhpositif bagi segenap keluarga. Masing-masing saling menyapa secara baik danpositif sehingga suka cita tumbuh di dalam keluarga. Ada begitu banyak contohbagaimana kita masing-masing dapat berbagi Roh Kudus. Kita mendapat contoh dari kedua bacaan pada hari ini. Yesus menguatkan pararasul dan murid-murid, bahwa hidup mereka tanpa kehadiran-Nya secara fisikadalah dalam bimbingan Roh Kudus. Mereka pasti mengalami banyak tantangan dankesulitan, terutama ancaman para musuh Tuhan. Tetapi Roh Kudus yang penuh dalamYesus, dibagikan semuanya kepada mereka. Demikian juga Paulus yang akanmeninggalkan jemaat Efesus yang telah ia bina selama tiga tahun. Ia menjaminbahwa Roh Kudus sepenuhnya menguatkan dan membimbing mereka. Mengapa kita harus berbagi Roh Kudus? Ada beberapa alasan mendasar. Pertamakarena Tuhan Allah sendiri sudah berbagi dari diri-Nya sendiri. Dia yang sucidan murni di dalam surga, mau berbagi hidup-Nya dengan manusia sehingga PutraAllah menjadi Yesus Kristus, kemudian Yesus sendiri mengutus Roh-Nya bagi kita.Allah sudah berbagi, maka kita harus juga berbagi. Kedua, Roh Kudus bergerak dan berkegiatan. Ia menggerakkan setiap pribadidalam Gereja Perdana lalu menginisiatifkan kegiatan-kegiatan mereka sehinggamereka tidak tinggal diam atau bersembunyi. Masing-masing dari mereka bergerakdan keluar di setiap penjuru dunia untuk bersaksi tentang Yesus Kristus. Kita perlujuga berbuat demikian, terutama berbagi kepada orang lain. Ketiga, Gereja itu inklusif dan menaati perintah Yesus untuk menjadikanseluruh bangsa murid-murid-Nya. Maka tak ada cara lain yang paling pas kecualimenggerakan setiap pengikut Kristus untuk berbagi semangat Roh Kudus, yaitumenyampaikan segala kebaikan, suka cita dan kebenaran kepada seluruh dunia.Berbagi kepada sesama di dalam persekutuan Yesus Kristus merupakan hukum yangtak dilalaikan dan kepada sesama manusia yang lain, sudah merupakan tanggungsetiap manusia sebagai anggota Gereja yang kudus. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus Kristus, di dalam saat-saat penantiandatangnya Roh Kudus, kami menaruh iman kami kepada-Mu dengan sepenuh hati,supaya melalui kepenuhan Roh Kudus kami membagikannya kepada orang-orang disekitar kami. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa ...
Seringkali, kita merasa bahwa untuk menciptakan perubahan besar, kita harus melakukan sesuatu yang luar biasa atau memulai proyek raksasa. Namun, kenyataannya, dampak yang kita inginkan seringkali bermula dari serangkaian langkah-langkah kecil yang konsisten. Ibarat membangun sebuah rumah, kita tidak langsung mendirikan seluruh bangunan. Kita memulai dengan satu batu bata, lalu batu bata berikutnya, hingga akhirnya terbentuklah struktur yang kokoh. Demikian pula dalam kehidupan, apakah itu untuk mencapai tujuan pribadi, berkontribusi pada komunitas, atau bahkan menciptakan perubahan sosial, aksi-aksi kecil yang dilakukan secara teratur dapat menumpuk dan menghasilkan efek domino yang kuat. Ini karena setiap tindakan, sekecil apa pun, memiliki potensi untuk memicu tindakan lain dan menciptakan momentum. Kekuatan dari langkah-langkah kecil ini terletak pada akumulasi dan keberlanjutannya. Misalnya, jika Anda ingin meningkatkan kesehatan, tidak perlu langsung memulai program diet ekstrem atau olahraga berat. Mulailah dengan minum segelas air lebih banyak setiap hari, berjalan kaki 15 menit setelah makan, atau mengurangi satu porsi makanan olahan. Masing-masing tindakan ini mungkin terasa tidak signifikan secara individu, tetapi ketika digabungkan dan dilakukan secara konsisten selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun, hasilnya akan sangat transformatif. Prinsip ini berlaku sama untuk berbagai aspek kehidupan, mulai dari penghematan finansial (menabung sedikit setiap hari) hingga pengembangan keterampilan baru (belajar lima kosakata baru setiap hari). Pada akhirnya, dampak yang kita inginkan bukanlah hasil dari satu peristiwa besar, melainkan produk dari disiplin dalam melakukan hal-hal kecil secara terus-menerus. Ini adalah tentang memahami bahwa setiap kontribusi, sekecil apa pun, memiliki nilai. Ketika kita memecah tujuan besar menjadi tugas-tugas yang dapat dikelola, kita mengurangi rasa kewalahan dan meningkatkan kemungkinan untuk memulai dan bertahan. Jadi, jangan pernah meremehkan kekuatan dari langkah kecil pertama. Ia adalah fondasi di mana perubahan besar dan dampak yang langgeng dibangun.
PPIH Arab Saudi mengimbau jemaah Indonesia untuk melaksanakan salat Jumat terakhir sebelum Armuzna dilakukan di hotel masing-masing. Selain soal kesehatan jemaah, hal itu juga untuk menghindari potensi kepadatan luar biasa di sekitar Masjidil Haram. Demikian dikatakan Kepala Bidang Transportasi PPIH Arab Saudi, Mujib Roni.
Stock markets in the US and Europe have rallied off the back of trade tensions easing between China and the US. - Pasar saham di AS dan Eropa telah menguat karena meredanya ketegangan perdagangan antara Tiongkok dan AS.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Shendy Jost dari Paroki Santo Albertus Agung di Keuskupan Agung Makassar, Indonesia. Kisah Para Rasul 11: 1-18; Mazmur tg 42: 2-3; 43: 3.4; Yohanes 10: 1-10.GEMBALA YANG BAIK BERBAU DOMBANYA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Gembala Yang Baik Berbau Dombanya.Paus Fransiskus pernah mengujar satu himbauan sekaligus ajaran kepada seluruhGereja, dan secara khusus ditujukan kepada para Uskup dan imam, bahwa merekaharus berbau seperti domba-dombanya. Ajarannya itu sampai kini selalu menjadikutipan berbagai pihak di dalam Gereja Katolik. Paus sedang mengajarkan tentangiman yang terlibat dan menyatu dengan hidup yang nyata. Maksudnya ialah supaya tugas kepemimpinan dan pelayanan itu tidak meluluhmenempatkan orang di dalam kantor, rumah, di belakang meja, di forum diskusi,rapat dan perencanaan. Seperti Yesus Kristus sang Gembala sejati, siapa punkita yang mengikuti Dia, mesti dapat meneladani-Nya. Hal ini diungkapkan olehempat orang anak, dua perempuan dan dua laki-laki kakak-beradik. Mereka sangatmengagumi dan mengidolakan kedua orang tuanya. Masing-masing bersaksi bahwabapak dan ibunya mengasihi setiapanaknya secara pribadi dan memperlakukan masing-masingnya sesuai keadaan dankarakternya. Masing-masingnya mengatakan bahwa nanti memilih jodoh, profilwanita atau pria pasangannya kurang lebih mengikuti pribadi bapak dan ibunyasendiri. Ciri gembala yang berbau dombanya adalah seperti yang dilakukan oleh bapakdan ibu tadi. Orang atau pihak yangdilayani diberikan rasa betah, dikasihi, dan dimajukan. Pertama-tama karena mereka berbuat sepertiYesus, yang tidak memilih-milih orang untuk dilayani. Perlakuan setiap orangsecara pribadi dan perhatian kepada semua yang memerlukan kasih, merupakan carakonkret seorang gembala mengalami bau dombanya. Kondisi dan pengalaman konkretsetiap dan semua orang yang diperhatikan atau dilayani, dirasakan dan dimilikijuga si pelayan atau pekerja. Nilai spesial untuk gembala yang baik yang berbau dombanya, ialah bahwaTuhan tak jijik dan menyerah dengan bau domba-domba yang diperhatikan. Diamalah suka dengan bau domba-domba itu. Bau mereka yang berbeda-beda itu sangatdisukai dan nantinya diubah dalam keharuman kasih dan kerahimanNya. Domba-dombabukan hanya di dalam kandang, tetapi juga di luar kandang, semuanyadigembalakan oleh Yesus. Demikian juga santo Petrus yang berhasil membawa orangorang yang di luar batas teritori Yahudi, untuk menjadi anggota Gereja Perdana. Gembala yang berbau dombanya belum semuanya terealisasi saat ini. Kita hendaknyatetap berdoa dan berharap supaya para gembala khusus, yaitu yang tertahbis dangembala umum umat beriman, menjadikan ini sebagai tantangan dalam membawabanyak domba lainnya ke dalam Gereja. Semua bau mereka mesti menarik kita semuamembawa mereka kepada Kristus.Marilah kita berdoa... Dalam nama Bapa...Tuhan Yesus Kristus,perkuatkanlah kami dengan semangat-Mu supaya kami dapat menjadi domba-dombayang baik dan dapat membawa domba-dombalain untuk datang kepada-Mu dan menikmati suka cita di dalam Dikau. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
Klassikaraadio tutvustab LHV uue heliloomingu Au-tasule nomineeritud teoseid.
On Book Club this month: Anna Sulan Masing's Chinese and Any Other Asian, an eye-opening and moving book about East and South East Asian identity in Britain. You can find a transcript for this episode at leckerpodcast.com. Chinese and Any Other Asian is out now. Find all of the Lecker Book Club reads on my Bookshop.org list. [aff link] Support Lecker by becoming a paid subscriber on Patreon, Apple Podcasts and now on Substack. Music is by Blue Dot Sessions.
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kembali disorot publik usai beredarnya dokumen struktur kepengurusan Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030. FOLU Net Sink merupakan upaya pengurangan emisi gas rumah kaca di sektor kehutanan. Yang bikin heboh adalah di dalam struktur kepengurusan, banyak nama politisi PSI, partai yang menaungi Raja Juli Antoni. Sebut saja Kokok Dirgantoro, Andy Budiman, Sigit Widodo, Furqan Amini Chaniago, dan Suci Mayang Sari. Mereka tersebar di berbagai divisi, misalnya, penegakan hukum, pengelolaan hutan lestari, konservasi, hingga peningkatan cadangan karbon. Masing-masing mendapat honor bulanan mulai dari Rp8 hingga 50 juta, yang diklaim bukan berasal dari APBN, tetapi dibiayai donor atau negara mitra. Apakah hal ini pantas dipandang sebagai bagi-bagi kue kekuasaan? Apa dampaknya bagi upaya pengendalian perubahan iklim? Bagaimana nasib target FOLU Net Sink 2030? Kita bincangkan bersama Guru Besar Perlindungan Hutan, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB, Prof Bambang Hero Saharjo dan Forest Campaigner Greenpeace Indonesia, Iqbal Damanik.*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Bernadete Lamatokan dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kejadian 8: 6-13.20-22; Mazmur tg 116: 12-13.14-15.18-19; Markus 8: 22-26MELIHAT DUNIA BARU Tema renungan kita pada hari ini ialah: Melihat DuniaBaru. Pembersihan muka bumi dari dosa dan kejahatan oleh Tuhan memberikan hasilyang langsung dilihat ialah tampak sebuah dunia baru. Pembersihan halaman ataurumah yang kotor, akan menampilkan tampaknya yang baru, yaitu bersih dan indah.Seorang yang baru saja selesai menerima sakrament tobat, ia telah dibuatmenjadi baru, hidupnya diperbaharui, hatinya bersih, dan pikirannya disegarkan. Setelah pertengkaran dua kakak-beradik dan tidak salingberbicara selama tiga tahun, mereka bersepakat untuk mengakhiri perang danmemulai hidup yang baru. Pertama kali bertemu, yang satu melihat yang lainnyadengan pandangan yang baru. Masing-masing menganggap saudaranya telah lahirkembali. Masing-masing tidak ingin terjebak untuk kembali ke masalah merekayang lalu. Masing-masing ingin melihat dan memperlakukan saudaranya sepertitidak pernah terjadi masalah di antara mereka. Kehidupan baru telah mulai diantara mereka. Kebutuhan kita untuk melihat dan menikmati dunia baruadalah amanat firman Tuhan bagi umat manusia yang dikasihi Tuhan. Alasan utamaadanya kebutuhan ini ialah bahwa dunia lama sudah waktunya untuk berlalu. Dunialama secara prinsipil ditandai dengan dosa yang merupakan buah-buah nyatakejatuhan manusia ke dalam dosa. Entah melalui sebuah proses yang radikalseperti revolusi dan perjuangan fisik, entah melalui sebuah proses pembaharuanmental spiritual, dunia baru sungguh dikehendaki oleh Tuhan dan yang didambakanoleh umat manusia. Ini adalah sebuah kehidupan yang diselamatkan. Kisah di dalam kitab Kejadian tentang Nuh dan sanakkeluarganya mengalami dunia baru setelah air bah berlalu, merupakan wujudkeselamatan itu. Bersama dengan air bah berlalu, berlalu juga semua bentukkejahatan dan dosa yang sudah terlanjur memenuhi muka bumi. Di dalam kontekshidup beriman dan menggereja saat ini, air bah mengingatkan kita akan segalabentuk proses pembaharuan yang kita jalani secara prinsipil dan rutin sebagaipara pengikut Kristus. Dengan kata lain, dunia lama yang ditandai dengan kejahatandan dosa, harus ditinggalkan melalui sebuah proses perjuangan dan ketegasan. Di dalam dunia yang baru, Pembaptisan kita adalah saatpembaharuan yang sangat mendasar. Kita juga menjalani berbagai pembaharuanrutin seperti latihan rohani, pemeriksaan batin, sakramen tobat dan matiraga.Gereja kita menggunakan cara-cara ini untuk menjadikan kita baru kembali. Sebabketika kita berada di dalam suasana dosa, kita sama dengan orang buta atausetengah buta. Kita tidak dapat melihat dengan pasti kebaikan dan kebenaran.Tetapi setelah halangan-halangan terlepas, kita akan melihat segala sesuatudengan sangat jelas.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus, buatlahhidup kami kembali menjadi baru, sehingga kami dibaharui juga di dalam sukacita-Mu dan menjadi orang-orang yang dikasihi Bapa di surga. Salam Maria penuhrahmat... Dalam nama Bapa ...
'Chinese and Any Other Asian.' On official documents, a vast range of identities in the East and South East Asian (ESEA) population in the UK is reduced to a single vague checkbox, an act of Othering with a history several centuries in the making. Academic, poet, and journalist Dr Anna Sulan Masing seeks to change the narrative. Exploring the history of the ESEA population in the UK, which spans on the one hand Empire, violence, and appropriation, and on the other, creativity, fusion, and multiplicity, Anna Sulan reveals a multifaceted history. From how the mythos of MSG drew on the language of Victorian media on opium dens, to why we should close the chapter on Miss Saigon for good, Anna Sulan reveals the rising voices reclaiming a stolen narrative. Learn more about your ad choices. Visit podcastchoices.com/adchoices
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Margareta Cahaya dan Florensia dari Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Wae Kesambi di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Ibrani 13: 1-8; Mazmur tg 27: 1.3.5.8b-9abc; Markus 6: 14-29 KATA HATI KITA Renungan kita pada hari ini bertema: Kata Hati Kita. Ada seorang pemuda disukai tiga orang teman wanitanya. Masing-masing mempunyai keinginan yang sama, yaitu supaya dikawini pemuda itu. Dalam keadaan dilema, ia berkonsultasi dengan orang tuanya. Bapa dan ibunya memberikan semua pertimbangan yang diperlukan. Kemudian anaknya diberikan segala kebebasan untuk memutuskan. Ibu berkata, "Dengarkan kata hatimu, dan tentukan pilihan yang terbaik." Umumnya kita mengerti kata hati kita sebagai kebenaran yang memiliki tuntutan moral yang tinggi. Kata hati sebagai keputusan terakhir setelah melalui berbagai pertimbangan dan analisa. Diskusi, pembahasan dan konsultasi pada umumnya berguna untuk memberikan pencerahan dan pemahaman yang lebih luas. Usulan atau kritikan juga sering kita jadikan sebagai faktor yang diperlukan untuk memberikan keseimbangan dalam pemikiran dan pembahasan. Pada akhirnya keputusan itu memang benar-benar hasil dari kata hati yang jujur dan jernih. Kita mengetahui bahwa kata hati itu adalah suara hati nurani kita. Tuhan memilih untuk tinggal di dalam hati nurani kita. Maka ketika kita memikirkan dengan tenang, damai, positif dan dalam suasana berdoa, kata hati nurani kita tentu akan berisi kebaikan, pujian dan syukur kepada Tuhan, kebenaran yang membebaskan, dan suka cita yang membawa kedamaian. Sebaliknya, jika kita diliputi kebencian, kemarahan, kesombongan dan segala jenis hawa nafsu, maka kata hati nurani memang selalu berisi kejahatan dan dosa. Kata hati kita sangat bergantung pada niat, intensi, maksud dan perasaan kita sebagai manusia. Bacaan-bacaan kita pada hari ini menggambarkan dua contoh kata hati nurani yang sangat berlawanan. Yang pertama ialah kata hati seorang yang beriman, seperti yang digambarkan oleh Surat kepada orang Ibrani. Ini adalah sebuah gambaran orang beriman yang mementingkan kebaikan, sehingga ia menghindari perbuatan jahat. Ia menggantungkan hidupnya dalam kemurahan Tuhan dan berbekal belas kasih Tuhan ia sungguh percaya bahwa hidupnya sangat dirahmati dan diberkati oleh Tuhan. Pada gilirannya, ia akan menjadi berkat dan penyalur rahmat bagi orang lain. Yang kedua ialah kata hati seorang yang tidak beriman dan yang hidup dalam sebuah sistem hukum rimba. Sistem hidup ini membenarkan mereka yang kuat dan berkuasa mematikan mereka yang lemah dan yang menghadirkan kebenaran. Herodes memiliki kata hati yang jahat dan penuh dosa. Tidak ada kasih dan kebenaran di dalam hatinya. Kata hatinya memerintahkan dia untuk melakukan kebohongan dari pada kebenaran, kegelapan dari pada terang, kekacauan dari pada kedamaian, kebencian dari pada cinta. Kita dapat bertanya pada diri kita sendiri: keadaan saya saat ini, apakah diwarnai kata hati yang baik dan benar, ataukah kata hati yang salah dan jahat? Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus, murnikanlah hati kami supaya kami kembali hidup dalam kebenaran-Mu. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Salesian Don Bosco Gerak di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 1 Samuel 1: 20-22.24-28; Mazmur tg 84: 2-3.5-6.9-10; 1 Yohanes 3: 1-3.21-24; Lukas 2: 41-52 KELUARGA MEMAKNAI KEHIDUPAN Tema renungan kita pada hari Minggu Keluarga Kudus ini ialah: Keluarga Memaknai Kehidupan. Seorang remaja kembali dari sekolah dan bertanya kepada ibunya: “Bunda, berkeluarga untuk hidup atau hidup untuk berkeluarga?” Di dalam pelajaran tadi, para siswa diminta untuk merenungkan tentang hidup di dalam keluarga. Masing-masing siswa diminta untuk merenungkan tentang keluarga sendiri. Ia sendiri tidak bisa menjawab pertanyaan itu, demikian juga gurunya. Maka ia bertanya langsung kepada orang tuanya yang adalah pembentuk pertama keluarga. Lalu si Ibu menjawab: “Sabar ya nak, Bunda akan menjawabmu.” Remaja tadi berdiam dan menunggu jawabannya. Ibunya masuk ke kamar, mengambil kumpulan foto di dalam album besar, lalu menghampiri anaknya. Katanya: “Lihat foto-foto ini dari awal, kamu akan mengerti bahwa keluarga kita memaknai kehidupan. Itu berarti kita berkeluarga untuk hidup.” Remaja itu melihat, memandang, dan mengagumi tiap episode di dalam foto keluarga itu. Dari kedua orang tuanya yang masih pacaran, berlanjut ke pernikahan, lalu kelahiran anak-anak, hingga saat dirinya menjadi remaja. Ia akhirnya mengerti, setelah mendapatkan jawabannya. Ketika pemuda dan pemudi mulai memadu cinta, mereka memaknai kehidupan sebagai sebuah keindahan. Pasangan hidup membuat semuanya indah. Pada saat krisis dan kesulitan datang, mereka maknai hidup ini sebagai sebuah medan bertempur atau bahaya yang harus dihindari. Tiba saatnya mereka dikaruniai buah hati, hidup itu mereka maknai sebagai cinta yang dipanen. Namun datang juga saatnya ketika anak-anak nakal, gagal, bahkan jatuh dalam dosa, hidup ini dipandang sebagai perjalanan yang penuh duri dan ancaman menakutkan. Pasangan keluarga Nazareth: Yosef dan Maria bersama kanak-kanak Yesus menampilkan pengalaman gambaran nyata kehidupan keluarga-keluarga kita pada umumnya. Ketika keluarga kita setia akan perkawinan dan pendidikan anak-anaknya, makna kehidupan bagi mereka adalah menjalankan kehendak Tuhan seperti keluarga Elkana dan Hana, juga keluarga Yosef dan Maria. Banyak keluarga kita juga begitu, mereka ingin mewujudkan kehendak Tuhan sebagai makna kehidupan mereka. Sebaliknya, ketika perkawinan dan pendidikan anak-anak berada dalam bahaya bahkan kehancuran, kehidupan itu dimaknai sebagai kemunduran dan kegagalan. Jika keluarga mengalami kemunduran dan bahkan kegagalan, hendaknya masalah itu diatasi bersama dengan campur tangan Tuhan. Tuhan perlu diminta campur tangan-Nya, karena Dialah pembentuk dan pencipta keluarga-keluarga kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa, kami persembahkan setiap keluarga kami ke dalam tangan-Mu supaya Engkau berkati. Bapa kami ... Dalam nama Bapa ...
Pengadilan Tipikor menggelar sidang perdana kasus penerimaan suap dan gratifikasi tiga hakim Pengadilan Negeri Surabaya atas vonis bebas Ronald Tannur. Ketiga hakim tersebut mendengarkan dakwaan dari jaksa. Ketiga hakim yang yakni Erintuah Damanik, Heru Hanindyo, dan Mangapaul, persidangan dipisah dalam tiga berkas. Namun, persidangan dilakukan secara bersamaan. Ketiga hakim tersebut menerima suap sejumlah 140.000 dolar Singapura, Lisa Rachmat selaku pengacara Ronald Tannur. Masing-masing menerima 38.000 dolar Singapura. Lisa Rachmat juga diduga menemui ketiga hakim sebelum keputusan majelis dalam kasus Ronald Tannur. Perkara akan diperiksa dan diadili Ketua Majelis Teguh Santoso dan hakim anggota yakni Toni Irfan dan Mardiantos. Dalam perkara ini, tiga hakim tersebut diduga menerima suap untuk memengaruhi putusan bebas terhadap terdakwa Gregorius Ronald Tannur. Uang yang diterima berhasil membuat terdakwa kasus pembunuhan menjadi bebas. Untuk mengetahui informasi selengkapnya, kami sudah terhubung oleh jurnalis Metro TV, Qonita Rakhman, langsung dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Tipikor.
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 17 November 2024 Bacaan: "Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna. Orang-orang yang demikian kami peringati dan nasihati dalam Tuhan Yesus Kristus, supaya mereka tetap tenang melakukan pekerjaannya dan dengan demikian makan makanannya sendiri." (2 Tesalonika 3:11-12) Renungan: Sejak detik pertama seorang manusia lahir ke dalam dunia ini, ia diberikan hak untuk membuat cerita tentang kehidupannya sendiri. Masing-masing kita telah diberikan pena untuk mengisi setiap lembaran kertas dalam buku kehidupan. Kita bebas untuk menuliskan apa saja yang kita mau dan yang tertulis di dalamnya itu adalah kehidupan yang kita jalani selama hidup. Orang akan dikenang sesuai dengan kisah hidup yang dijalaninya. Kita berhak menentukan seperti apakah nanti kita akan dikenang. Terlepas dari kebebasan yang kita miliki untuk menuliskan akan seperti apa kehidupan kita, kita juga harus tetap memikirkan suatu catatan kehidupan yang tidak hanya berguna bagi dunia saat ini, tetapi juga bagi generasi yang akan datang. Dapat kita saksikan sendiri, betapa banyak orang yang menyia-nyiakan hidup mereka untuk hal yang tidak berguna. Mungkin mereka kaya, terkenal, dan memiliki kekuasaan, tetapi apalah artinya bila semuanya itu tidak berguna bagi orang lain? Kelak saat mereka meninggalkan dunia ini, dengan cepat orang akan melupakan mereka, karena mereka tidak menciptakan sesuatu yang berguna. Ada pepatah yang mengatakan, "Lebih baik menjadi seseorang yang sederhana dan berguna daripada kaya namun tidak ada artinya." Hidup bukan hanya untuk sekadar hidup. Tuhan tidak menciptakan kita untuk menjadi manusia yang hidup seperti rumput yang tumbuh dan kemudian mati begitu saja. Hidup yang diberikan oleh Tuhan kepada kita adalah suatu kehidupan yang berharga. Jika kita sudah demikian berharga bagi Tuhan, maka sudah seharusnya kita memaksimalkan kehidupan ini. Dengan semua kemampuan yang ada pada kita, jadikan hidup kita semakin berguna. Saat ini, kita mungkin tidak harus menjadi seorang yang hebat dan terkenal. Tetapi, dengan menjadi berguna bagi sesama, itu artinya kita sudah menuliskan hidup kita sebagai hidup yang memberi arti. Untuk itu, marilah kita menuliskan perjalanan hidup kita dengan sesuatu yang bermanfaat. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, mampukan aku agar dapat menuliskan catatan perjalanan hidupku dengan hal-hal yang berguna, sehingga melalui kehadiranku banyak orang merasakan dampak yang positif. Amin. (Dod).
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Kristina Kire Ofong dan Siprianus T. Betekeneng dari Paroki Santa Maria Asumta di Keuskupan Agung Kupang, Indonesia. Filipi 3: 3-8a; Mazmur tg 105: 2-3.4-5.6-7; Lukas 15: 1-10 FAKTOR KRISTUS Renungan kita pada hari ini bertema: Faktor Kristus. Setiap dari kita yang mengikuti Kristus memiliki hak dan kewajiban untuk menyatakan iman, bahwa kita masing-masing seperti saat ini, karena faktor Kristus. Menurut paham teologi fundamental Kristen, Yesus Kristus adalah rasio fundamentalis atau alasan dasar iman kita. Kalau bukan Dia, iman kita pasti sudah berwujud lain dan kita tidak memiliki kenyataan hidup seperti pada saat ini dan di tempat ini. Masing-masing dari kita dapat membuat daftar panjang berisi kebaikan, keuntungan, mujisat, keberhasilan, dan keindahan, yang faktor alasan dasarnya ialah Yesus Kristus. Kalau tentang panggilan hidup, seorang biarawan atau imam sangat wajar dengan bangga dan syukur menyatakan bahwa faktor Kristus adalah jawaban tertinggi dan terakhir bagi kelangsungan panggilan hidup dan perutusannya. Demikian juga bagi setiap profesi dan jalan hidup yang dipilih. Faktor Yesus sebagai penentu kehidupan kita baik saat ini maupun di masa depan setelah kematian kita. Namun jika bukan faktor Yesus berarti seseorang itu pada prinsipnya tidak memilih Yesus Kristus sebagai jalan utama hidupnya. Santo Paulus berbagi keyakinan hidupnya kepada jemaat di Filipi setelah ia bertobat, bahwa masa lalunya telah membuat ia dikenal luas dan penuh kuasa. Namun semua itu kemudian dianggapnya sebagai kerugian total, ketika ia menjadikan Kristus sebagai alasan utama dan terakhir hidupnya. Berbagi pengalaman iman seperti ini sudah sangat jamak terjadi di antara kita umat Kristen dalam aneka konteks baik kelompok kecil maupun besar, baik dalam forum informal sesama teman maupun dalam kesempatan homili imam di gereja. Di dalam melakukan pelayanan pewartaan dan kasih, hendaknya faktor Kristus itu diutamakan. Tujuannya supaya wajah Kristus menjadi dominan dan menjadi daya tarik universal serta patokan untuk pencapaian kebaikan dan kebenaran tertinggi. Kita perlu menghindari setiap kesaksian hidup di dalam kata, perbuatan dan pelayanan yang cenderung mengaburkan peran faktor Kristus, sehingga yang justru lebih tampak ialah peran pribadi manusia tertentu, kelompok tertentu, ide tertentu, situasi tertentu atau materi tertentu. Jika mereka semua dipaksakan untuk menggantikan posisi faktor Kristus, tujuan mulia untuk keselamatan dan kebahagiaan abadi akan meleset. Faktor Kristus memiliki tujuan yang mulia dan tertinggi ialah keselamatan setiap orang tanpa kecuali. Sebaliknya faktor lain yang bukan Yesus pasti tujuannya untuk kepentingannya sendiri dan pasti berbentuk diskriminasi, perpecahan, dan pemisahan. Karena itu Yesus sendiri mengajarkan bahwa biarpun satu orang atau bagian saja yang hilang, ia harus dicari dan diselamatkan. Di surga akan ada suka cita besar bila satu atau sebagian itu berhasil di selamatkan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus, jadikanlah kami penyelamat bagi sesama kami yang hilang dari-Mu baik karena kekurangan diri mereka sendiri maupun karena disebabkan oleh orang lain. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
Amarah Meledak, Pasutri Berjarak Oleh. Bunga Padi(Kontributor NarasiPost.Com) Voice over talent: Dewi Fitriana NarasiPost.Com-Pernikahan yang bahagia adalah idaman setiap pasangan suami istri. Namun perjalanan menuju rumah tangga idaman tidak mudah. Sering kali kerikil-kerikil tajam turut menyertai hingga menguras emosi. Tidak pelak amarah membuncah membuat pasangan suami istri jadi berjarak. Dalam mengarungi bahtera rumah tangga, pasutri akan menemui berbagai cobaan. Masalah demi masalah datang silih berganti. Kerap air mata tumpah tatkala percakapan hangat tiba-tiba berubah menjadi ajang perdebatan sengit. Perbedaan pendapat membuat emosi menjadi tidak terkendali. Masing-masing memberikan perlawanan, saling menyalahkan, dan melakukan pembenaran versi diri sendiri. Naskah selengkapnya: https://narasipost.com/family/10/2024/amarah-meledak-pasutri-berjarak/ Terimakasih buat kalian yang sudah mendengarkan podcast ini, Follow us on: instagram: http://instagram.com/narasipost Facebook: https://www.facebook.com/narasi.post.9 Fanpage: Https://www.facebook.com/pg/narasipostmedia/posts/ Twitter: Http://twitter.com/narasipostx
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Maria Casilda dan Suster Maria Dominatris dari Komunitas Suster PRR Kuluhun di Keuskupan Agung Dili, Timor Leste. Efesus 2: 1-10; Mazmur tg 100: 2.3.4.5; Lukas 12: 13-21 TEMPAT KITA BERSAMA KRISTUS DI SURGA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Tempat Kita Bersama Kristus Di Surga. Bagi orang-orang yang percaya, surga dan bumi mempunyai kaitan yang sangat kuat. Kehidupan mereka tidak boleh hanya berhenti di dalam dunia, namun harus bersambung kepada hidup abadi di surga. Sebenarnya kita tidak dilarang untuk mengisi hidup di dunia ini dengan memenuhi semua kebutuhan jasmani. Kita perlu sandang, pangan, dan papan. Kita perlu sesama supaya bersosialisasi dan kerkomunikasi. Kita perlu uang untuk membeli dan menjual barang-barang. Namun akan menjadi kesalahan dan berakibat pada penyesatan hidup kita sendiri jika semua kebutuhan di dunia ini menghalangi kita untuk melihat masa depan kehidupan kita setelah kematian. Akan menjadi malapetaka kekal jika semua kebutuhan duniawi itu menutup jalan untuk mengarahkan hidup kita kepada Tuhan. Dua orang bersaudara beranggapan bahwa nasib hidup mereka cukup saja ditentukan dengan pembagian harta di antara mereka. Jika terwujud mereka pasti bahagia. Sikap seperti ini ada di dalam diri orang-orang yang mengejar harta dunia sampai-sampai mengorbankan ketenangan batin, rasa nyaman di dalam keluarga, relasi persaudaraan, dan semangat hidup rohaninya. Sepasang suami-isteri yang masih muda sedang gila kerja karena mereka ingin kumpulkan harta sebanyak mungkin ketika masih muda. Tetapi akibat hanya fokus pada satu aspek itu, anak mereka yang masih kecil tidak terurus, bahkan kesehatan dan pertumbuhannya terganggu. Mereka sering sengaja melewatkan kesempatan berdoa dan beribadat. Hidup rohani mereka kering dan pada suatu ketika perkawinan mereka di ambang kehancuran. Masing-masingnya sudah tidak menjadi daya tarik lagi bagi pasangannya. Masing-masing memilih penghiburan di luar, termasuk perhatian dan kasih sayang dari pihak ketiga dan keempat. Ini adalah ilustrasi jelek sekali yang diakibatkan oleh pengaruh duniawi yang dipentingkan sementara kehidupan rohani dan kesetiaan iman diabaikan. Terhadap sikap hidup seperti ini, Tuhan Yesus menegur kita dengan nasihat-Nya: “Hidup kita tidak bergantung pada semua kekayaan itu.” Nasihat ini bukan berarti kita membuat keseimbangan dalam memiliki harta duniawi dan harta surgawi menjadi 50 persen dengan 50 persen. Hal seperti ini bukan sebuah pilihan yang terbaik, karena resiko untuk cenderung berpindah ke arah duniawi sangatlah besar. Adalah lebih baik jika kita membuat orientasi condong ke arah surgawi lebih besar, yaitu mulai dengan 51 persen ke atas. Hal ini sangat berguna untuk memberikan kita sebuah keyakinan bahwa arah untuk mencapai rumah abadi bersama Kristus di surga menjadi terang. Itu adalah amanat santo Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Efesus. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus Kritsus, semoga perjalanan hidup kami tetap menuju ke tempat-Mu di surga. Salam Maria... Dalam nama...
Tiga pasangan calon bertarung di Pilkada Jakarta 2024. Masing-masing mengusung beragam ide-ide dan program kerja untuk merebut hati warga Jakarta. Ketiga pasangan calon memilih ketua tim pemenangan yang bukan orang biasa. Ada yang mantan wakil gubernur Jakarta, mantan menteri, hingga seorang komedian. Bagaimana ketiganya menyusun strategi untuk memenangkan jagoan mereka? Seberapa menantang pilkada Jakarta bagi ketiganya?
Hari ini majelis permusayawaratan rakyat (mpr ri) menggelar rapat paripurna dengan agenda penetapan dan pelantikan pimpinan mpr di ruang rapat paripurna 1. Masing masing fraksi dan kelompok dpd akan menyampaikan bakal calon pimpinan mpr yang akan ditetapkan dalam rapat paripurna.
Ayat-ayat yang dibaca: Al Fatihah, Asy Syams, Al Lail, Adh Dhuha, Al Insyirah, Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas. Masing-masing sekali. Dilanjutkan: Al Fatihah, Ayat Kursi (Al Baqarah 255), Dan Laqad Jaa-akum (At Taubah 128-129); masing-masing sekali. Ditutup Fain tawallauw sd akhir ayat (At Taubah 129) sebabyak 7x. Lakukan istiqamah tiap petang. (Akhir Ashar30 menit jelang maghrib). Semoga berhasil sobatku semua. Ajaztukum.
Puan Maharani terpilih menjadi Ketua DPR periode 2024-2029. Ini merupakan periode keduanya menjabat. Sebanyak 580 Anggota DPR RI dari delapan partai, telah selesai dilantik. Masing-masing partai juga telah mengirimkan nama-nama yang akan menjadi pimpinan fraksi di DPR.
Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 20 September 2024 Bacaan: "Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?" (Yakobus 4:1) Renungan: Suatu ketika ada seekor beruang baru keluar dari sungai dan hendak menyantap seekor ikan gabus yang ditangkapnya. Namun, beruang itu belum memakannya, tiba-tiba muncul seekor beruang lain dan mencoba merebut ikan itu. Beruang yang pertama tidak mau mengalah, ia melawan sehingga terjadilah perkelahian di antara dua beruang itu. Saat terlibat perkelahian yang seru, kedua beruang itu tidak menyadari kalau ikan gabus yang mereka tangkap sedang meronta-ronta berusaha masuk kembali ke dalam air. Ikan itu berhasil mencapai air dan pergi meninggalkan mereka yang masih berkelahi. Setelah perseteruan mereka berhenti, mereka mencari ikan itu namun sudah tidak ditemukan lagi. Kisah dua ekor beruang ini menggambarkan sifat manusia yang egois. Keegoisan adalah sifat duniawi manusia yang masih hidup dalam hawa nafsu kedagingan. Masing-masing hanya mementingkan kepuasan diri sendiri tanpa memerhatikan orang lain, sehingga pada akhirnya berkat yang datang kepada mereka menghilang. Tuhan mengajarkan kita untuk saling berbagi dan saling memerhatikan satu sama lainnya. Selalu memberi dan bukan hanya meminta. Aktif di dalam berbagi dan pasif di dalam menerima. Itulah kehidupan iman Kristen yang sesungguhnya. Beruang merupakan hewan yang tidak mengerti indahnya hidup berbagi. Tetapi kita manusia, telah diajarkan oleh Tuhan untuk menunjukkan belas kasihan di dalam hidup bersama. Hubungan kita dengan Tuhan, akan menuntun sikap kita menjadi semakin dewasa. Roh Kudus akan membimbing kita, sehingga segala kedagingan seperti itu akan dimatikan dan diganti dengan kasih Yesus yang penuh kemurahan. Untuk itu, jangan keraskan hati kita. Biarkan Roh Kudus mengubah hati kita. Jika kita menyerahkan hidup kita dipimpin oleh Roh Kudus, maka segala sifat kedagingan kita dapat ditaklukkan. Sebab tidak ada yang dapat menghilangkan keegoisan di dalam diri manusia selain daripada kasih Tuhan yang bekerja di dalam hati kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, mulai saat ini aku tidak mau menjadi orang yang egois. Kiranya Roh Kudus menuntunku pada pertumbuhan rohani yang semakin dewasa. Amin. (Dod).
Respons Putusan MK, Jokowi: Hormati Kewenangan Masing-masing Lembaga | Sri Mulyani Beri Sinyal Thomas Djiwandono Lanjutkan Tugas di Kemenkeu | Argentina Karantina Kapal Karena Penumpang Diduga Terjangkit Cacar Monyet
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Salesian Don Bosco Gerak di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yeremia 18: 1-6; Mazmur tg 146: 2abc.2d-4.5-6; Matius 13: 47-53 PILIHAN FUNDAMENTAL Tema renungan kita pada hari ini ialah: Pilihan Fundamental. Ada dua anak anjing berkelahi hebat. Masing-masing ingin menang. Perkelahian berlanjut sampai luka memar di tubuh mereka masing-masing. Induk anjing dan beberapa anjing besar lain berusaha menghentikan, baru mereka berhenti berkelahi. Namun masing-masing masih terlihat jengkel dan marah. Salah satu dari anak anjing itu mengadu kepada ibunya. Ia berkata: “Saya sangat sakit hati dengan kejadian ini. Di antara kami masih ada dendam dan suatu saat nanti kami akan berkelahi lagi. Oleh karena itu saya memutuskan untuk keluar dari rumah, dari lingkungan kita ini, dan pindah ke hutan. Saya harus pergi.” Induk anjing berusaha membujuk supaya anaknya urungkan niat untuk pergi, tapi tidak berhasil. Anak anjing itu sudah bulat keputusannya untuk pergi dari rumah. Apa yang dipilih dan dibuat oleh anak anjing, yakni pindah dari rumah dan menetap di hutan merupakan contoh pilihan fundamental. Ia sudah bukan lagi anjing di rumah dengan lingkungan yang menyenangkan, tetapi ia sudah menjadi anjing hutan. Ia hidup di lingkungan yang sama sekali berbeda dan gaya hidupnya sudah tentu berubah total. Sesamanya ialah binatang-binatang hutan dan ia harus menjalani sistem kehidupan di hutan. Suatu pilihan dasar dibuat dengan tujuan untuk mengubah jati diri dan identitas. Ketika seseorang membuat suatu pilihan dasar dalam hidupnya, ia membuat suatu keputusan luar biasa besar dan konsekwensi atas pilihan itu ialah tujuan akhir hidupnya sendiri. Pada dasarnya pilihan fundamental bagi orang-orang beriman ialah hanya satu, yakni ketika ia memilih berada di pihak Tuhan atau di luar Tuhan. Ini adalah pilihan terang atau gelap, suatu pilihan untuk hidup atau memilih kematian. Tuhan Yesus selalu memberikan kita perumpamaan tentang pemisahan orang benar dan orang jahat yang pasti terjadi pada akhir zaman. Pada saat itu tujuan setiap orang dari kehidupannya di dunia tampak dengan jelas, di mana ia ditentukan untuk berada di pihak Tuhan atau sebaliknya ia berada di luar rumah Tuhan. Atas dasar itulah maka kita masing-masing hendaknya mempunyai pilihan fundamental yang terus-menerus kita pertahankan selagi kita masih hidup di dunia. Pilihan untuk berada di pihak Tuhan akan tetap menjaga kita berada di jalan yang mengantar kita bersatu dengan Tuhan setelah kita mati. Menurut kitab nabi Yeremia dari bacaan pertama hari ini, cara untuk tetap mempertahankan kita berada di pihak Tuhan selama kita masih di dalam dunia ini, ialah dengan menjadi seperti tanah liat di tangan tukang periuk. Kita hendaknya berserah, patuh, taat dan setia karena Tuhan akan membentuk kita sesuai dengan kehendak-Nya. Tiap-tiap hari kita hendaknya membuka diri kepada Tuhan, agar ia membentuk dan membimbing diri kita dalam kebenaran dan kebaikan. Pilihan fundamental kita tiap hari ialah berada di dalam tangan Tuhan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa...Ya Allah, di dalam tangan-Mu kami berserah untuk dibentuk dan dibimbing di dalam jalan-Mu. Salam Maria penuh rahmat... Dalam nama Bapa..
Kebenaran merupakan konsep menyeluruh dari perumpamaan tentang penabur. Masing-masing memilih menjadi jenis tanah yang mana, memutuskan bagi diri sendiri apakah mereka mau berserah kepada Yesus atau tidak. Masing-masing kita harus memilih.
Kebenaran merupakan konsep menyeluruh dari perumpamaan tentang penabur. Masing-masing memilih menjadi jenis tanah yang mana, memutuskan bagi diri sendiri apakah mereka mau berserah kepada Yesus atau tidak. Masing-masing kita harus memilih.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Florensia dan Angel dari Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Wae Kesambi di Labuan Bajo, Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 2 Raja-Raja 24: 8-17; Mazmur tg 79: 1-2.3-5.8.9; Matius 7: 21-29 RUMAH BATU VERSUS RUMAH PASIR Tema renungan kita pada hari ini ialah: Rumah Batu Versus Rumah Pasir. Ketika Yesus mengumpamakan bangunan yang tidak kuat menghadapi bencana hujan, banjir dan topan yang bakal menghancurkannya, Ia sejalan dengan pemikiran penulis kitab Amsal yang berkata: Ketika angin-topan melanda, orang-orang berdosa ikut dibinasakan, tetapi orang-orang benar akan bertahan sampai selamanya (Ams 10,25). Ada dua orang ibu saling berbagi cerita tentang anaknya masing-masing yang sedang kuliah di kota. Masing-masing tinggal di kota yang berbeda-beda. Orang tua dan keluarga masing-masing di kampung sangat berharap supaya mereka tekun dengan hidup rohaninya selain mereka harus juga tekun belajar. Pada waktu masih berada di rumah dan sebelum kuliah, mereka tekun berdoa dan aktif dalam kehidupan Gereja. Ketika sudah jauh dari rumah, ceritanya sudah berubah. Satu dari dua mahasiswa itu memiliki cerita yang menggembirakan. Suasana di kos tempat ia tinggal, pergaulan dan di kampus menuntut dirinya harus memiliki ketahanan rohani yang kuat. Kebiasaan doa pribadinya menjadi semakin kuat dan ia terlibat dalam kegiatan kepemudaan di paroki. Ia tekun dengan Misa tiap hari minggu, bahkan mengikuti juga misa harian. Mahasiswa ini adalah sebuah rumah batu rohani, seperti yang digambarkan oleh Yesus dalam Injil hari ini. Cerita tentang mahasiswa yang lain justru sangat berbeda. Lingkungan hidupnya di kota telah mengubahnya menjadi seorang muda penentang, berwatak keras, dan suka terlibat dalam kejahatan. Beberapa kali ia menjadi target kejaran pihak keamanan tetapi ia selalu lolos. Kehidupan rohaninya sudah kacau-balau. Ia mengakui diri sebagai orang beriman yang percaya kepada Kristus, tetapi hidupnya yang nyata sangat bertentangan dengan imannya. Orang muda ini adalah contoh bangunan rumah pasir yang juga digambarkan oleh Injil hari ini. Iman yang tumbuh sebagai rumah batu merupakan suatu kehidupan yang dijalani oleh orang-orang beriman dengan dua ciri penting, yaitu mendengarkan perkataan Tuhan dan melakukannya di dalam kenyataan. Sebaliknya mereka yang mendengarkan tetapi tidak melakukan, mereka itu tergolong kehidupan iman sebagai rumah pasir. Di dalam kehidupan kita, sering terdapat dua jenis orang ini yang hidup di dalam satu keluarga, komunitas, lingkungan, dan Gereja. Di sini terjadi ujian sesungguhnya. Masing-masingnya berusaha untuk menang. Jika rumah batu kehidupan iman menjadi lebih kuat, kuasa dan kemuliaan Tuhan akan merajai seluruh kehidupan kita. Tetapi jika rumah pasir yang lebih kuat, maka bencana-bencana akan segera melanda kehidupan kita, seperti pengalaman pahit bangsa Israel yang dikalahkan dan dibuang ke Babel. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan, berkatilah kami dengan pertumbuhan iman kami yang sehat dan dewasa. Bapa kami... Dalam nama Bapa ... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
YUNIAR KUSTANTO >> Bus Shalawat akan melayani jemaah calon haji Indonesia dari hotel masing-masing ke Masjidil Haram selama 24 jam. Bus Shalawat akan mengantar dan menjemput jamaah haji Indonesia yang tinggal di lima kawasan di Makkah, yaitu Syisyah, Raudhah, Misfalah, Jarwal, dan Rei Bakhsy. NS Kabid Transportasi PPIH Arab Saudi Mujib Roni. Laporan Yuniar Kustanto dari Kantor Urusan Haji Daker Mekkah Arab Saudi (15.42) #LiputanHajiElshinta2024 #Haji2024 #MCH2024
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Johanes Bambang dan Yuliana Manjung dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Kisah Para Rasul 20: 28-38; Mazmur tg 68: 29-30.33-35a.35b-36c; Yohanes 17: 11b-19 BERBAGI ROH KUDUS Renungan kita pada hari ini bertema: Berbagi Roh Kudus. Maksud ungkapan berbagi Roh Kudus ini ialah bahwa setelah menerima pencurahan dan dinaungi Roh Kudus, seseorang itu mendapat perutusan untuk berbagi karunia Roh Kudus itu kepada orang lain. Ia membagikannya sejalan dengan perutusan, misalnya sebagai orang tua yang membawa Roh Kudus itu ke dalam keluarga di mana ayah dan ibu menghadirkan relasi perkawinan mereka yang baik, sehingga memberikan pengaruh positif bagi segenap keluarga. Masing-masing saling menyapa secara baik dan positif sehingga berpengaruh sehat dan positif juga di dalam keluarga. Ada begitu banyak contoh bagaimana kita masing-masing dapat berbagi Roh Kudus. Pada momen perpisahan dengan para pemimpin jemaat di Efesus, Paulus menguatkan hati mereka dengan penegasan bahwa Roh Kudus telah menetapkan mereka. Paulus telah ditetapkan lebih dahulu oleh Roh Kudus, maka ia berbagi peneguhan penetapan ini kepada jemaat yang lain. Mereka bersama-sama dalam satu nasib, yaitu dikuasai dan dipenuhi Roh Kudus. Peneguhan ini bertujuan untuk saling menguatkan dan memberikan semangat. Mengapa harus berbagi Roh Kudus? Ada beberapa alasan mendasar. Pertama karena Tuhan Allah sendiri sudah berbagi dari diri-Nya sendiri. Dia adalah Allah yang suci dan murni di dalam surga, mau berbagi hidup-Nya dengan manusia sehingga Putra Allah menjadi Yesus Kristus, kemudian Yesus sendiri mengutus Roh-Nya bagi kita. Allah sudah berbagi, maka kita harus juga bisa berbagi. Kedua, Roh Kudus bergerak dan berkegiatan. Ia menggerakkan setiap pribadi dalam Gereja Perdana lalu menginisiatifkan kegiatan-kegiatan mereka sehingga mereka tidak tinggal diam atau bersembunyi. Masing-masing dari mereka bergerak dan keluar ke setiap penjuru dunia untuk bersaksi tentang Yesus Kristus. Kalau Tuhan sudah bergerak dan berkegiatan, maka kita harus juga berbuat demikian, terutama berbagi kepada orang lain. Ketiga, Gereja itu inklusif dan menaati perintah Yesus untuk menjadikan seluruh bangsa murid-murid-Nya. Maka tak ada cara lain yang paling pas kecuali menggerakkan setiap pengikut Kristus untuk berbagi semangat Roh Kudus, yaitu menyampaikan segala kebaikan, suka cita dan kebenaran kepada seluruh dunia. Berbagi kepada sesama di dalam persekutuan Yesus Kristus merupakan bentuk konkret implementasi semangat persekutuan di antara kita yang menjadi isi doa Yesus Kristus bagi kita. Semoga kita menjadi satu seperti Dia dengan Bapa satu. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus Kristus, di dalam saat-saat penantian datangnya Roh Kudus, kami menaruh iman kami kepada-Mu sebagai guru dan Tuhan kami. Kuatkanlah kami dengan berkat dan kasih-Mu supaya dalam penantian ini kami selalu fokus dengan penuh devosi dan mawas diri. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 12 Maret 2024 Bacaan: "Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna. Orang-orang yang demikian kami peringati dan nasihati dalam Tuhan Yesus Kristus, supaya mereka tetap tenang melakukan pekerjaannya dan dengan demikian makan makanannya sendiri." (2 Tesalonika 3:11-12) Renungan: Sejak detik pertama seorang manusia lahir ke dalam dunia ini, ia diberikan hak untuk membuat cerita tentang kehidupannya sendiri. Masing-masing kita telah diberikan pena untuk mengisi setiap lembaran kertas dalam buku kehidupan. Kita bebas untuk menuliskan apa saja yang kita mau dan yang tertulis di dalamnya itu adalah kehidupan yang kita jalani selama hidup. Orang akan dikenang sesuai dengan kisah hidup yang dijalaninya. Kita berhak menentukan seperti apakah nanti kita akan dikenang. Terlepas dari kebebasan yang kita miliki untuk menuliskan akan seperti apa kehidupan kita, kita juga harus tetap memikirkan suatu catatan kehidupan yang tidak hanya berguna bagi dunia saat ini, tetapi juga bagi generasi yang akan datang. Dapat kita saksikan sendiri, betapa banyak orang yang menyia-nyiakan hidup mereka untuk hal yang tidak berguna. Mungkin mereka kaya, terkenal, dan memiliki kekuasaan, tetapi apalah artinya bila semuanya itu tidak berguna bagi orang lain? Kelak saat mereka meninggalkan dunia ini, dengan cepat orang akan melupakan mereka, karena mereka tidak menciptakan sesuatu yang berguna. Ada pepatah yang mengatakan, "Lebih baik menjadi seseorang yang sederhana dan berguna daripada kaya namun tidak ada artinya." Hidup bukan hanya untuk sekadar hidup. Tuhan tidak menciptakan kita untuk menjadi manusia yang hidup seperti rumput yang tumbuh dan kemudian mati begitu saja. Hidup yang diberikan oleh Tuhan kepada kita adalah suatu kehidupan yang berharga. Jika kita sudah demikian berharga bagi Tuhan, maka sudah seharusnya kita memaksimalkan kehidupan ini. Dengan semua kemampuan yang ada pada kita, jadikan hidup kita semakin berguna. Saat ini, kita mungkin tidak harus menjadi seorang penemu yang hebat dan terkenal. Tetapi, dengan menjadi berguna bagi sesama, itu artinya kita sudah menuliskan hidup kita sebagai hidup yang memberi arti. Untuk itu, marilah kita menuliskan perjalanan hidup kita dengan sesuatu yang bermanfaat. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku ingin menuliskan catatan perjalanan hidupku dengan hal-hal yang berguna. Oleh karena itu sertailah aku dengan hikmat-Mu. Amin. (Dod).
FK354! Jaapani traagilised armastuslood Peipsi järve ääres. Just see ootab ees kõiki neid, kes lähevad kinno vaatama Marko Raadi uut filmi “Biwa järve 8 nägu”. Meil on külas selle filmi peaosatäitja Elina Masing, kes meenutab, kuidas suvine Peipsi filmitegijaid kohtles. Nudimata versiooni kuulajatele on meil maisupalaks intervjuu “Savusanna sõsarate” produtsendi Marianne Ostratiga, kes meenutab pöörast sõitu Oscari-rallil. Uudistes räägime Timur Bekmambetovi uuest trillerist, Jonah Hilli uuest mustast komöödiast ja James Gunn'i Supermanist. Kinno saabuvad “Biwa järve 8 nägu”, “Eelmisel suvel”, “Nähtamatu sõber” ja “Bernadette”. Sisukord: 03:44 Intervjuu: Marianne Ostrat 1:03:34 Kirjad 1:17:07 Edetabel 1:23:56 Uudised 1:34:39 Intervjuu: Elina Masing 2:05:18 Biwa järve 8 nägu (Eesti) 2:08:36 Eelmisel suvel (Prantsusmaa) 2:11:24 Nähtamatu sõber 2:14:40 Bernadette (Prantsusmaa) 2:21:36 Telekava
Kalau Alkitab berkata, “Ucapkan syukur dalam segala hal,” itu bukan tanpa alasan. Artinya semua yang terjadi baik adanya. Misalnya, ketika nama baik kita dirusak, sebenarnya Tuhan mau menghancurkan kehormatan dan kesombongan kita. Karena Tuhan mau kita hanya mencari kehormatan di kekekalan, kehormatan yang diberikan Allah; bukan kehormatan dari manusia. Masing-masing kita memiliki pergumulan yang berbeda-beda,... Continue reading →
Kamu pasti pernah ada di kondisi di mana sebenernya hati bilang kita ini korban tapi di sisi lain logika ngasih sinyal kalo kita ini sebenernya adalah penjahatnya. Sering kali kamu lupa, kalo emang faktanya kita ada aja yang jadi pawang di kehidupan orang, ada kalanya juga kita jadi badutnya. Dengerin di #PodcastBercanda!
Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 19 Oktober 2023 Bacaan: "Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan. Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna." (2 Tesalonika 3:10-11) Renungan: Karl Landsteiner adalah seorang ilmuwan dari Austria yang menemukan golongan darah A, B, AB, dan O. Selain itu, ia juga menemukan rhesus darah atau Rh, yaitu antigen yang terdapat pada permukaan sel darah merah. Rhesus ini terdiri dari rhesus positif dan negatif. Orang yang memiliki rhesus positif tidak boleh menerima transfusi darah dari rhesus negatif. Berkat penemuannya, kini orang dapat melakukan transfusi darah yang cocok dengan darah si penerima. Penemuannya ini menyelamatkan orang dari transfusi darah yang sembarangan, yang bisa memperparah kondisi si penerima. Apa yang terjadi bila Karl Landsteiner tidak menemukan golongan darah dan rhesus darah saat itu? Mungkin akan ada banyak korban karena kesalahan dalam transfusi. Karl kini diingat sebagai seorang ilmuwan yang bukan saja pintar, tetapi juga penemuannya berguna bagi hidup manusia Sejak detik pertama seorang manusia lahir ke dalam dunia ini, ia diberikan hak untuk membuat cerita tentang kehidupannya sendiri. Masing-masing kita telah diberikan pena untuk mengisi setiap lembaran kertas dalam buku kehidupan. Kita bebas untuk menuliskan apa saja yang kita mau, dan yang tertulis di dalamnya itu adalah kehidupan yang kita jalani selama hidup. Orang akan dikenang sesuai dengan kisah hidup yang dijalaninya. Kita berhak menentukan seperti apakah nanti kita akan dikenang. Ada pepatah yang mengatakan, "Lebih baik menjadi seseorang yang sederhana dan berguna daripada kaya namun tidak ada artinya." Hidup bukan hanya untuk sekadar hidup. Tuhan tidak menciptakan kita untuk menjadi manusia yang hidup seperti rumput yang tumbuh dan kemudian mati begitu saja. Hidup yang diberikan oleh Tuhan kepada kita adalah suatu kehidupan yang berharga. Jika kita sudah demikian berharga bagi Tuhan, maka sudah seharusnya kita memaksimalkan kehidupan ini. Dengan semua kemampuan yang ada pada kita, jadikan hidup kita semakin berguna. Saat ini, kita mungkin tidak harus menjadi seorang penemu yang hebat dan terkenal seperti Karl. Tetapi, dengan menjadi berguna bagi sesama, itu artinya kita sudah menuliskan hidup kita sebagai hidup yang memberi arti. Untuk itu, marilah kita menuliskan perjalanan hidup kita dengan sesuatu yang bermanfaat. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku ingin menuliskan catatan perjalanan hidupku dengan hal-hal yang berguna. Untuk itu, aku mohon sertailah aku dengan kuasa Roh-Mu sehingga hidupku bisa menghasilkan buah kebaikan bagi sesamaku. Amin. (Dod).
This week Simon Tyszko brings us an extended and captivating work in progress from Berlin based Estonian Composer Elo Masing, exploring post-human and cross-species themes, and commissioned for performance in Switzerland in the coming weeks. This preview has been remixed, attenuated, affected, and finally reassembled by Isotopica especially for Resonance 104.4fm.
Once upon a time, supporting independent makers in food and drink was paramount for conscientious consumers. To these shoppers, a common goal was to avoid anything with a whiff of global corporate ownership. But today, the goal posts have shifted in a slightly different direction, with customers often focusing on aspects like seasonality, sustainability, and staying as close as possible to the source. This emphasis on hyper localism isn't quite as one-dimensional as it seems, or so says writer and academic Dr. Anna Sulan Masing. In a story for Good Beer Hunting titled, “People, Place, and Produce — How Agriculture, Secondary Ingredients, and Trade Routes Define Spirits' Identities,” Masing looks at the tangible and historical influences on spirits and explains how certain ideas of what a spirit is today can often leave out where it actually comes from. She encourages readers to look to our past to understand our future, and how time, space, and travel all inform the products we consume, regardless of how local we think they are. In this episode, we discuss the power and danger of wielding the idea of “authenticity,” and what the term even means in the first place. You'll hear how it took years for her to piece together the threads of an idea to report this story, as well as the challenges—and surprises—she faced throughout her research. We'll talk about how history and heritage informs innovation and how those ideas of authenticity can be an ever-evolving concept, shifting from one person to the next. Even if you don't fancy yourself a beverage historian, none of us can escape the local or global systems that nourish us. So let's explore them, head on, and as a collective group.
Menjadi ibu itu tidak mudah, tapi menjadi ayah juga tidak semudah itu. Masing-masing memilki tantangan tersendiri. Ayah juga perlu berkomitmen dan jujur atas keputusan yang diambil dalam menjalani perannya. Keberadaan ayah dalam pengasuhan pun PENTING dan memberikan DAMPAK bagi karakter dan tumbuh kembang anak. Dan meskipun tidak ada ayah sempurna, ayah bisa terus berusaha menjadi yang terbaik dan jadi lebih baik setiap harinya. Jadi, bagaimana peran ayah yang tepat dalam keluarga? Simak obrolan Bu Nucha dan Pak Ario bersama Mas Menteri Nadiem Makarim dan Mbak Franka Makarim sampai tuntas yaa! TIMESTAMP (00:00) Opening (01:44) Keseharian dan komitmen sebagai Ayah (04:52) Pentingnya Ayah untuk jujur sama diri sendiri (07:48) Gak ada Ayah yang sempurna, tapi Ayah yang terbaik (13:57) Dominasi pengasuhan yang tepat (17:25) Dampak peran Ayah bagi anak (21:22) Yang harus Ayah lakukan dalam pengasuhan Anak (29:32) Aturan di rumah setiap setiap keluarga berbeda (32:12) Konsistensi dan menerapkan kebiasaan membaca (35:36) Yang paling diapresiasi dari Mas Menteri (37:56) Dampak interaksi Ayah dan Ibu bagi anak (40:54) Pesan buat para Ayah (42:59) Closing & summary Jangan lupa follow kami di instagram @curhatbapakibu, @nuchabachri, @sheggario
Anna Sulan Masing, host of Whetstone Radio's Taste of Place podcast cooks her way through Mandy Yin's incredible Sarawak Chicken recipeRecipeMarinate 6 skinless chicken thighs, with the bone-in just with salt, leave for 1/2hour on the kitchen bench to get it to room temperatureBlitz up spice paste: 200g roughly chopped onion, 2 garlic cloves, 2.5cm of ginger root, 2 stalks of lemongrass also roughly choppedToast 1tsp of black peppercorns, and 1 tsp of white peppercorns - choose any good quality peppercorns. This is done on a very low heat, without oil until fragrant. Then, grind it into a fine powder ideally in a mortar & pestleIn a medium sized saucepan slowly get 3 tbsp of oil warm, then add in the pepper powder and the spice paste. Fry off until the oil splits - no longer than 10minsAdd in the chicken, 450g (1lb) of roughly chopped tomatoes, 300mls of water, 5 laksa leaves (or a bunch of mint) with stalks. Bring to boil then let simmer for 20min. Keep an eye on it and stirr at regular intervals.Add in 100mls of coconut milk, stir and cook for another 5minsServe with rice!Is there a recipe you'd like to hear us make? Tell us all about it at podcasts@food52.com!Lobby Time Kevin MacLeod (incompetech.com)Licensed under Creative Commons: By Attribution 3.0http://creativecommons.org/licenses/by/3.0/
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 9 Mei 2023 Bacaan: Firman-Nya: Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?Manusia itu menjawab: Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan. Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan." (Kejadian 3:11-13) Renungan: Seorang anak lahir setelah 11 tahun pernikahan. Mereka adalah pasangan yang saling mencintai dan anak itu adalah buah hati mereka. Saat anak itu berumur 2 tahun, suatu pagi si ayah melihat sebotol obat yang terbuka. Dia terlambat untuk ke kantor, maka dia meminta istrinya untuk menutupnya dan menyimpannya di lemari. Istrinya karena kesibukannya di dapur sama sekali melupakan hal tersebut. Anak itu melihat botol itu dan dengan riang memainkannya. Karena tertarik dengan warna obat tersebut lalu si anak memakannya semua. Obat tersebut adalah obat keras yang bahkan untuk orang dewasa pun hanya dalam dosis kecil saja. Ketika mengetahui anaknya minum obat tersebut, sang istri segera membawa si anak ke rumah sakit. Tapi si anak tidak tertolong. Sang istri ngeri membayangkan bagaimana dia harus menghadapi suaminya. Ketika si suami datang ke rumah sakit dan melihat anaknya telah meninggal, dia melihat kepada istrinya dan mengucapkan 3 kata, "SAYA BERSAMAMU SAYANG." Reaksi sang suami yang tidak disangka-sangka adalah sikap proaktif. Si anak sudah meninggal, tidak bisa dihidupkan kembali. Tidak ada gunanya mencari-cari kesalahan pada sang istri. Lagipula seandainya dia menyempatkan waktu untuk menutup dan menyimpan botol tersebut, maka hal itu tidak akan terjadi. Tidak ada yang perlu disalahkan. Si istri juga kehilangan anak semata wayangnya. Apa yang si istri perlukan saat itu adalah penghiburan dari sang suami, dan itulah yang diberikan suaminya saat itu. Jika semua orang dapat melihat hidup dengan cara pandang seperti ini, maka akan terdapat jauh lebih sedikit permasalahan di dunia ini. Kadang kita membuang waktu untuk mencari kesalahan orang lain. Hal ini akan membuat kita kehilangan kehangatan dalam hubungan antar sesama manusia. Salah satu sifat dosa adalah saling menyalahkan satu dengan yang lain. Adam menyalahkan Hawa, Hawa menyalahkan ular. Masing-masing tidak mau dipersalahkan. Banyak orang lari dari tanggung jawab dan melemparkannya kepada orang lain. Tanpa kita sadari banyak orang menderita karena kita mau cari selamat sendiri. Hari ini kita diajak untuk mengatakan kebenaran tanpa harus mengorbankan atau mempersalahkan orang lain, "Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat." (Mat 5:37). Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, bantulah aku supaya menjadi pribadi yang bertanggung jawab atas apapun yang telah kulakukan dan tidak lari dari tanggung jawab atau mencari-cari kesalahan orang lain. Amin. (Dod)
Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 18 Maret 2023 Bacaan: "Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah." (2 Timotius 3:1-4) Renungan: Suatu kali beredar di dunia maya, sebuah foto yang menunjukkin seorang pria hendak bunuh diri dengan melompat dari sebuah jembatan penyeberangan dekat Golders Green di London Utara. Kejadian ini berlangsung pada pukul 17.00 tanggal 28 April 2017. Orang pertama yang melihat pria yang mau bunuh diri itu, langsung merangkul pundaknya dan terus merangkulnya selama dua jam sampai datang bantuan. Kemudian datang orang kedua yang merangkul kakinya, lalu ada gadis yang melilitkan tali kuning, ada yang memegang bajunya, ikat pinggangnya. Mereka semua tidak saling mengenal, hanya kepedulian dan cinta terhadap sesama tanpa berharap balasan apa pun juga. Pelajaran apa yang dapat kita petik dari pemandangan ini? Pertama, kepedulian terhadap sesama. Kepedulian adalah wujud nyata kasih kepada sesama. Orang-orang yang berusaha menyelamatkan si pemuda yang mau bunuh diri tersebut, tidak ada yang mengenalnya. Namun mereka dengan sigap turun tangan, membuang waktu mereka yang berharga karena saat itu sudah sore dan semua orang sedang menuju rumah masing-masing setelah lelah seharian bekerja. Dengan berbagai cara mereka berusaha mengamankan agar si pemuda tidak bisa melompat hingga petugas damkar datang menurunkan pemuda tersebut dengan crane. Kedua, bunuh diri bukanlah jalan keluar dari masalah yang sedang kita hadapi. Sepertinya masalah yang di dunia ini menjadi selesai ketika seseorang bunuh diri. Tetapi dia lupa, bahwa ada masalah lain yang timbul dengan kepergiannya seperti itu. Keluarga merasa malu. Jika dia memunyai anak-anak, maka anak-anaknya akan tumbuh tanpa kasih sayang dari seorang ayah atau ibu. Kalau dia meninggalkan hutang, bisa jadi keluarga yang ditinggalkan yang akan menanggung beban hutangnya. Lebih jauh lagi, apakah orang yang mati bunuh diri akan diterima oleh Tuhan? Saat ini, dengan semakin sulitnya kehidupan, semakin berkurang pula kepedulian terhadap sesama. Masing-masing sibuk dengan pekerjaannya dan tenggelam di dalam persoalannya sendiri. Kasih menjadi semakin dingin. Masing-masing berjuang mempertahankan hidupnya. Hanya satu hal yang bisa mencegah agar kasih di dalam hatinya tidak menjadi dingin dan hilang, yaitu milikilah kasih Tuhan. Jika kasih Tuhan ada di dalam hati kita, maka kasih itulah yang sanggup membuat kita tetap memedulikan orang lain. Mari, kita lebih peduli kepada sesama dan jangan ada seorang pun di antara kita yang melakukan bunuh diri di dalam menyelesaikan persoalan hidupnya. Semua masalah, pasti ada jalan keluarnya. Mintalah hikmat yang dari Tuhan. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, pandanglah setiap anak-anak-Mu yang memunyai pergumulan berat. Tolonglah mereka dan bukalah jalan bagi pergumulan yang saat ini mereka hadapi, sehingga hati mereka tetap tertuju pada-Mu. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 12 Maret 2023 Bacaan: "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu." (Yesaya 55:8-9) Renungan: Ada seorang pelukis yang sedang menyelesaikan lukisannya. Ia bermaksud mempertontonkan hasil lukisannya pada sebuah pameran. Sang pelukis sangat kagum dengan lukisannya, sehingga ia tidak henti-hentinya memandang lukisan tersebut sambil berjalan mundur. Ia terus berjalan mundur sambil mengamati lukisannya sehingga tanpa sadar ia semakin dekat pada ujung gedung dan jika ia melangkah satu langkah lagi, ia pasti jatuh dari gedung tinggi tersebut. Seseorang yang melihatnya bermaksud memperingatkannya, tetapi ia khawatir jika peringatannya justru akan membuat pelukis itu kaget dan jatuh. Satu-satunya cara yang terbaik menurut orang itu adalah mengambil kuas yang masih terletak di depan lukisan tersebut dan merusak lukisan tersebut dengan cara mencoret-coretnya. Orang itu melakukannya, ia mencoret-coret lukisan tersebut hingga tidak terlihat lagi keindahan di dalamnya. Apa yang dilakukan orang tersebut menyebabkan sang pelukis yang sedang asyik menikmati keindahan lukisannya berlari ke arah lukisannya dengan perasaan marah dan kecewa. Masing-masing kita memunyai impian, cita-cita dan harapan yang indah tentang masa depan, pekerjaan dan pasangan hidup. Sedikit demi sedikit kita mulai mewujudkan impian itu. Kita sedang asyik menikmati indahnya semua yang sudah kita capai ketika segalanya berubah. Secara tiba-tiba kita menemui jalan buntu, semuanya hancur dan mengecewakan. Semua yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Tetapi kadangkala Tuhan mengizinkan sesuatu yang mengecewakan terjadi untuk menyadarkan kita bahwa langkah dan keputusan yang kita ambil akan mencelakakan kita sendiri. Kita sebagai manusia yang terbatas tidak mengetahui hal itu, tetapi Tuhan tahu segalanya dan Tuhan yang Mahatahu itu akan melakukan apa saja untuk menyelamatkan kita karena kasih-Nya. Mungkin saja kita menganggap ini sebagai suatu kegagalan. Tetapi seseorang pernah berkata, "Hanya orang bodoh yang merasa terluka ketika mengalami kegagalan, karena bagaimanapun juga apa yang kita anggap sebagai kegagalan merupakan halte yang baik untuk mulai mengevaluasi langkah-langkah yang sudah kita ambil serta mempelajari langkah-langkah dan keputusan yang harus kita ambil selanjutnya." Apa yang kita lakukan ketika Tuhan seakan "merusak lukisan kita?" Marah, putus asa dan tidak lagi mempercayai Dia? Mazmur 73:26 berbunyi, "Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya." Mampukah kita berkata demikian ketika segalanya berubah dan tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan? Daud mengatakan ini karena ia sangat mengerti bahwa rancangan Allah sempurna adanya, sekalipun manusia seringkali memandangnya sebagai kegagalan dan ketidakadilan. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, Engkau yang empunya hidupku dan Engkau berhak melakukan apa yang Engkau anggap baik untuk mendatangkan kebaikan bagiku. Ingatkan aku bahwa setiap rancangan-Mu baik dan sempurna. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 21 Februari 2023 Bacaan: "Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang." (Amsal 14:30) Renungan: Ada seorang tua yang bijak bertemu dengan dua orang musafir. Musafir yang pertama sangat rakus, serakah, tamak dan loba. Sedangkan musafir yang kedua adalah seorang yang pengiri, dengki dan selalu tidak senang jika melihat orang lain memiliki sesuatu yang lebih darinya. Si orang tua bijak berkata kepada kedua musafir ini, "Aku ingin memberikan sesuatu kepada kalian berdua. Siapa pun yang meminta pertama kali, maka apapun keinginannya pasti akan dikabulkan, dan orang yang lainnya akan menerima dua kali lipat dari apa yang diperoleh orang pertama." Musafir yang serakah tahu apa yang ia inginkan, tapi ia tidak mau menyebutkan hal itu duluan karena ia tidak mau musafir yang kedua mendapatkan barang yang sama dengannya dalam jumlah yang lebih banyak. Musafir yang kedua pun tidak mau menyebutkan apa yang diinginkannya terlebih dahulu karena ia pun tidak dapat tahan jika melihat temannya memiliki barang yang lebih banyak dibandingkan dengan miliknya. Masing-masing saling menunggu yang lain untuk mengucapkan permintaannya. Setelah lama saling tunggu, musafir yang serakah menjadi marah dan menjambak kerah baju musafir yang pengiri, dan berkata bahwa ia akan memukulnya hingga mati jika ia tidak mengucapkan permintaannya terlebih dahulu. Musafir pengiri berpikir, jika ia sebutkan permintaannya, maka ia akan rugi karena temannyalah yang akan lebih untung daripadanya. Kemudian ia berpikir cepat, bagaimana agar temannya menderita kerugian lebih banyak darinya. Tetapi itu berarti ia juga harus menderita rugi. "Akh...," pikirnya cepat, "Biarlah sama-sama rugi, daripada dia untung lebih banyak daripadaku, lebih baik dia rugi lebih banyak dariku." Lalu musafir pengiri ini berkata, "Baik, baik aku akan mengucapkan permintaanku." "Ayo cepat katakan!" teriak musafir serakah setengah gembira karena ia merasa telah menang melalui kekerasannya dan segera akan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak dari temannya. "Ya.. ya... aku minta mataku buta satu," jawab si musafir pengiri dengan tegas. Dan apa yang dimintanya segera terjadi, matanya jadi buta satu dan mata temannya buta keduanya. Si musafir pengiri pun merasa puas dan lega. Begitulah akhir hidup orang yang serakah dan pengiri. Kedua-duanya akan mengalami kerugian yang tidak pernah terbayangkan olehnya sebelumnya. Apakah kita termasuk salah satu dari mereka? Apakah hati kita dipenuhi oleh sifat serakah? Tidak pernah puas dengan apa yang ada, selalu kurang dan kurang selalu. Apakah hati kita dipenuhi oleh sifat pengiri? Tidak bisa melihat orang mendapatkan kesenangan, harta bahkan mungkin pelayanan yang lebih baik. Hati si pengiri mulai merancangkan kejahatan agar teman-temannya menjadi lebih parah keadaannya daripadanya. Bagaimana dengan hati kita? Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ajarilah aku agar dapat menerima orang lain apa adanya. Lepaskanlah sifat iri hati dari dalam diriku agar aku tidak kehilangan damai sejahtera-Mu. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 4 Februari 2023 Bacaan: "Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa." (Yakobus 4:1-2) Renungan: Suatu ketika ada seekor beruang baru keluar dari sungai dan hendak menyantap seekor ikan gabus yang ditangkapnya. Namun, beruang itu belum memakannya, tiba-tiba muncul seekor beruang lain dan mencoba merebut ikan itu. Beruang yang pertama tidak mau mengalah, ia melawan sehingga terjadilah perkelahian di antara dua beruang itu. Saat terlibat perkelahian yang seru, kedua beruang itu tidak menyadari kalau ikan gabus yang mereka tangkap sedang meronta-ronta berusaha masuk kembali ke dalam air. Ikan itu berhasil mencapai air dan pergi meninggalkan mereka yang masih berkelahi. Setelah perseteruan mereka berhenti, mereka mencari ikan itu namun sudah tidak ditemukan lagi. Kisah dua ekor beruang ini menggambarkan sifat manusia yang egois. Masing-masing hanya mementingkan kepuasan diri sendiri tanpa memerhatikan orang lain, sehingga pada akhirnya berkat yang datang kepada mereka menghilang. Tuhan mengajarkan kita untuk saling berbagi dan saling memerhatikan satu sama lainnya. Selalu memberi dan bukan meminta. Aktif di dalam berbagi dan pasif di dalam menerima. Itulah kehidupan iman Kristen yang sesungguhnya. Beruang merupakan hewan yang tidak mengerti indahnya hidup berbagi. Tetapi kita manusia, telah diajarkan oleh Tuhan untuk menunjukkan belas kasihan di dalam hidup bersama. Berbagi dan mengutamakan orang lain akan memberikan kebahagiaan tersendiri di dalam diri kita, saat kita melihat mereka tersenyum penuh sukacita. Keegoisan menunjukkan bahwa orang itu belum dewasa secara rohani. Berusahalah supaya kita berubah oleh pembaharuan budi kita dan tidak menjadi pengikut Yesus yang mendukakan Tuhan. Hubungan kita yang dekat dengan Tuhan, akan menuntun sikap kita menjadi semakin dewasa. Roh Kudus akan membimbing kita, sehingga segala kedagingan seperti itu akan dimatikan dan diganti dengan kasih Yesus yang penuh kemurahan. Untuk itu, jangan keraskan hati kita. Biarkan Roh Kudus mengubah hati kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, mulai saat ini aku tidak mau menjadi orang yang egois. Kiranya Roh Kudus menuntunku pada pertumbuhan rohani yang semakin dewasa. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 19 Januari 2023 Bacaan: "Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu." (Amsal 29:17) Renungan: Seandainya anak-anak kecil bisa berbicara dan memiliki keberanian untuk mengajukan permohonan mereka kepada orang tuanya, apa yang akan mereka katakan? Bukankah seringkali ada orang tua yang merasa berhak melakukan apa saja terhadap anak-anak tanpa memahami perasaan mereka? Di dalam hati kecilnya, anak-anak kita mungkin ingin mengatakan: "Tanganku begitu kecil, janganlah mengharapkan hasil yang sempurna ketika aku merapikan tempat tidur, menggambar sesuatu atau melemparkan bola. Kakiku masih pendek, perlambatlah jalanmu agar aku bisa berjalan bersamamu. Mataku belum bisa memandang dunia ini sebagaimana engkau memandangnya, biarkanlah aku mengamati dan mempelajari banyak hal secara perlahan-lahan. Kesibukan di rumah akan selalu ada, beri aku sedikit saja waktu untuk menjelaskan tentang banyak hal yang belum kupahami dan bermainlah bersamaku Perasaanku lembut, pekalah terhadap apa yang aku butuhkan dan jangan mengomeliku sepanjang hari. Perlakukanlah aku sebagaimana engkau ingin diperlakukan. Aku adalah pemberian khusus dari Allah. Sayangilah aku, sebagaimana yang Allah perintahkan untuk engkau lakukan. Beritahu aku aturan-aturan di dalam menjalani kehidupan dan disiplinkan aku dengan kasih. Aku butuh dorongan dan bukan sekadar pujian untuk bertumbuh. Ketika engkau mengkritikku, kritiklah perbuatanku dan jangan benci padaku. Dengan begitu, aku bisa mengubah kebiasaan buruk di dalam diriku. Berilah aku kebebasan untuk membuat keputusan tentang diriku sendiri. Jangan marah ketika aku berbuat salah, sehingga aku dapat belajar dari kesalahanku. Dengan demikian suatu hari nanti aku dapat membuat keputusan yang benar. Tolong jangan buat aku merasa bersalah dan tidak yakin terhadap diriku dengan cara membandingkanku dengan kakak atau adikku. Masing-masing kami memiliki kemampuan dan kapasitas yang berbeda-beda. Jangan terlalu kuatir meninggalkan aku, sekali-sekali ambillah waktu untuk ber- santai dan menenangkan diri. Kadang anak-anak perlu waktu tanpa orang tua, sebagaimana orang tua juga perlu waktu untuk menenangkan diri berdua tanpa anak-anak. Di samping itu, itu merupakan cara yang bagus untuk memperlihatkan kepada kami anak-anak bahwa pernikahan kalian begitu spesial dan harmonis. Ajak dan doronglah kami untuk berdoa dan beribadah. Berilah teladan yang baik, karena aku ingin belajar banyak tentang Tuhan. Kiranya kita semakin memiliki hati yang mengasihi anak-anak, peka terhadap kebutuhan mereka dan dimampukan untuk menjadi orang tua yang bijaksana. Tuhan Yesus memberkati. DOA Tuhan Yesus, mendidik anak bukanlah suatu hal yang mudah. Sebab itu, berilah aku kemampuan dan hikmat untuk melakukan tugas yang telah Kau percayakan padaku itu agar aku dapat melakukannya dengan penuh kasih. Amin. (Dod).
We end the season at a party where guests bring dishes filled with nostalgia and pepper and discuss what pepper means to them. The guests include novelist Emma Hughes, Vittles founder and editor Jonathan Nunn, chef and writer Chloe-Rose Crabtree, previous guests Jenny Lau, Pam Brunton, Tomas Heale and special guest Dr. Masing's mother, Fiona Mowlem. Taste of Place is part of Whetstone Radio Collective. Learn more about Taste of Place here. Find show notes here.And transcript here.
Anna Sulan Masing, host of Whetstone Radio's Taste of Place podcast cooks her way through Mandy Yin's incredible Sarawak Chicken recipeRecipeMarinate 6 skinless chicken thighs, with the bone-in just with salt, leave for 1/2hour on the kitchen bench to get it to room temperatureBlitz up spice paste: 200g roughly chopped onion, 2 garlic cloves, 2.5cm of ginger root, 2 stalks of lemongrass also roughly choppedToast 1tsp of black peppercorns, and 1 tsp of white peppercorns - choose any good quality peppercorns. This is done on a very low heat, without oil until fragrant. Then, grind it into a fine powder ideally in a mortar & pestleIn a medium sized saucepan slowly get 3 tbsp of oil warm, then add in the pepper powder and the spice paste. Fry off until the oil splits - no longer than 10minsAdd in the chicken, 450g (1lb) of roughly chopped tomatoes, 300mls of water, 5 laksa leaves (or a bunch of mint) with stalks. Bring to boil then let simmer for 20min. Keep an eye on it and stirr at regular intervals.Add in 100mls of coconut milk, stir and cook for another 5minsServe with rice!Is there a recipe you'd like to hear us make? Tell us all about it at podcasts@food52.com!Lobby Time Kevin MacLeod (incompetech.com)Licensed under Creative Commons: By Attribution 3.0http://creativecommons.org/licenses/by/3.0/
Anna Sulan Masing, host of Whetstone Radio's Taste of Place podcast cooks her way through Mandy Yin's incredible Sarawak Chicken recipeRecipeMarinate 6 skinless chicken thighs, with the bone-in just with salt, leave for 1/2hour on the kitchen bench to get it to room temperatureBlitz up spice paste: 200g roughly chopped onion, 2 garlic cloves, 2.5cm of ginger root, 2 stalks of lemongrass also roughly choppedToast 1tsp of black peppercorns, and 1 tsp of white peppercorns - choose any good quality peppercorns. This is done on a very low heat, without oil until fragrant. Then, grind it into a fine powder ideally in a mortar & pestleIn a medium sized saucepan slowly get 3 tbsp of oil warm, then add in the pepper powder and the spice paste. Fry off until the oil splits - no longer than 10minsAdd in the chicken, 450g (1lb) of roughly chopped tomatoes, 300mls of water, 5 laksa leaves (or a bunch of mint) with stalks. Bring to boil then let simmer for 20min. Keep an eye on it and stirr at regular intervals.Add in 100mls of coconut milk, stir and cook for another 5minsServe with rice!Is there a recipe you'd like to hear us make? Tell us all about it at podcasts@food52.com!Lobby Time Kevin MacLeod (incompetech.com)Licensed under Creative Commons: By Attribution 3.0http://creativecommons.org/licenses/by/3.0/
This episode is all about the flavors of home. Two friends gift Dr. Masing some Sarawak pepper when she runs out, anthropologist David Sutton explains how we build home through cooking and Diaspora Co. founder Sana Javeri Kadri tells us how she is building a spice business with equality at its heart and to bring a taste of home to diaspora. Taste of Place is a part of Whetstone Radio Collective from Whetstone Media - where storytelling lives. Whetstone produces original commissioned content that centers the perspectives of global majority populations and diasporas. Taste of Place is part of Whetstone Radio Collective. Learn more about Taste of Place here. Find show notes here.And transcript here.
Mase is back, Mike Tyson edibles and much more…. @shootingtheshhhpod @briezzle @legendintwogames @tripyung_rfrt @shaunfontain