Sedang belajar membaca. Send in a voice message: https://anchor.fm/embunkelana/message
Sesekali ingin kuselami kedalaman laut. Ingin kulupakan makna batas yang senantiasa tak jelas. --- Send in a voice message: https://anchor.fm/embunkelana/message
„Percayalah, tak ada yang lebih merdu, selain degup jantungmu!“ --- Send in a voice message: https://anchor.fm/embunkelana/message
Kita telanjang hati telanjang diri bergelora di depan kaca menerangi bayang-bayang dengan orkestra daun palma. --- Send in a voice message: https://anchor.fm/embunkelana/message
sepasang sepatu tua tergeletak di sudut sebuah gudang, berdebu. yang kiri terkenang akan aspal meleleh, yang kanan teringat jalan berlumpur sehabis hujan — keduanya telah jatuh cinta kepada sepasang telapak kaki itu. yang kiri menerka mungkin besok mereka dibawa ke tempat sampah dibakar bersama seberkas surat cinta, yang kanan mengira mungkin besok mereka diangkut truk sampah itu dibuang dan dibiarkan membusuk bersama makanan sisa. sepasang sepatu tua saling membisikkan sesuatu yang hanya bisa mereka pahami berdua. --- Send in a voice message: https://anchor.fm/embunkelana/message
Aku setitik debu namun bersujud kepadaMu Aku sehelai daun kering namun bertasbih kepadaMu Aku budak yang kesepian namun yakin pada kasih sayang dan pembelaanMu --- Send in a voice message: https://anchor.fm/embunkelana/message
andaikan tepi jarak itu kau, ingin aku memikul kakikaki onta, agar tak terkekeh para pejalan renta. dan kita ulur detik dan abad, sampai usai nafas lelah tak usai-usai. lalu, dalam sunyi, aku tempuh waktu, kiamat itulah kematian katakata. ia yang enggan menerima segala kebisingan makna. namun taring menjeratku. bagai serangga aku menggeliat ditusuk racun labalaba. tak berdaya. menatap engkau yang menari di mata liar dan kilat taring. jarak itulah fatamorgana yang mengecohku. --- Send in a voice message: https://anchor.fm/embunkelana/message
1973 --- Send in a voice message: https://anchor.fm/embunkelana/message
Aku cuma sepasang mata bagi setiap bulir tangis yang menyentuh dagumu; dan telinga seluruh sedu duka yang membuatmu terjaga. --- Send in a voice message: https://anchor.fm/embunkelana/message
Kini aku mendidih, ruhku mengembara dalam kata-kata. --- Send in a voice message: https://anchor.fm/embunkelana/message
„Mengapa musim terlalu cepat berlalu, atau angin telah berubah arah?“ --- Send in a voice message: https://anchor.fm/embunkelana/message
Maka kepadanya aku berkata: “Kunjungilah negeri terjauh. Temukan dia untukku.” Akan kutanggungkan kesedihanku, merangkum senyum itu. --- Send in a voice message: https://anchor.fm/embunkelana/message
tentang jiwa-jiwa yang terbelit kecemasan tentang cinta yang tersapu kabut tentang janji-janji yang membatu --- Send in a voice message: https://anchor.fm/embunkelana/message
...dan engkaulah rinduku --- Send in a voice message: https://anchor.fm/embunkelana/message
...lalu kau sodorkan selembar puisi --- Send in a voice message: https://anchor.fm/embunkelana/message
Dan aku menikmatinya sedemikian dalam,... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/embunkelana/message
Aku mencintaimu.. Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu. --- Send in a voice message: https://anchor.fm/embunkelana/message
#PerempuanArang --- Send in a voice message: https://anchor.fm/embunkelana/message
Dirundung maksiat hitam Di hadapanmu aku serupa sumbu Hilang cahaya. Rumput liar bertumbuhan. Rumah tak terawat! Bila malam menjengkal dingin batu-batu Dan angin menggugurkan daun jambu Vokal dan konsonan yang kuucap Meloloskan diri dari makna dan hakikat Kehidupan yang kau tempuh, Dengan kaki dan tangan berdarah Waktu. Sungguh malam itu; Segumpal lempung sesal mencetak Diriku, yang letih disampingmu Tidur dipeluk mimpi buruk. --- Send in a voice message: https://anchor.fm/embunkelana/message
aku sampai entah di mana. berputar-putar dalam labirin. perjalanan terpanjang tanpapeta. dan inilah warna gelap paling sempurna. kuraba gang di antara sungai dan jurang. ada jerit, serupa nyanyi. mungkin dari mulutku sendiri. kudengar erangan, serupa senandung. mungkin dari mulutku sendiri. tapi inilah daratan dengan keasingan paling sempurna: tubuhmu yang bertaburan ulatulat kuabaikan. sampai kurampungkan kenikmatan sanggama. sebelum merampungkanmu juga: menikam jantung dan merobek zakarmu, dalam segala ngilu. --- Send in a voice message: https://anchor.fm/embunkelana/message
kuhabiskan hari-hariku dengan kesabaran yang sakit mulut penuh udara memekikkan kehilangan pada beratus maghrib aku bagai udara yang menyembur dari mulutku sendiri lelawa merekat telingaku dengan kebencian dan tukang sulap itu mengiris matanya dalam gelas sebuah pasar malam tak mampu menahan bayanganku untuk pergi. Kuku yang pecah rasa mencintai yang pernah singgah lepas. Kudengar batu-batu menjawab hatiku bagai palu kayu ditangan seorang hakim cadarku mengeras tertawa dan menangis menggoreskan rambut pada tembok-tembok sial engkau dan kegilaanku begitu kukenal dari wajah orang-orang asing yang memiliki kota ini dan selalu kupikirkan bagaimana mereka memenjarakanmu dalam lagu duka itu. --- Send in a voice message: https://anchor.fm/embunkelana/message
kuserahkan debarku kepadamu kupu-kupu yang menanggalkan sayapnya di taman dan memilih diam dari seruan bunga-bunga hitam mencintai seribu hari ini dan malam yang satu, kuserahkan ruhku padamu dari sela derit pintu dan detak jam yang mengelupas di ringkas waktu tiada aku tiada seseorang di tegas masa silam yang mengorbankan cermin saat belukar tumbuh abu kata seekor kijang yang lumpuh terbakar seribu ledakan, dari cinta yang tak pernah terungkapkan setelah kematian demi kematian menakik selengkap perjalanan --- Send in a voice message: https://anchor.fm/embunkelana/message
Telah kuciptakan malam. Pisau-pisau kilat yang kering berpusar di rambutku. Sesungguhnyalah maut dan gairah adalah takdirku! Aku tutup rakaat rakaat panjang dengan doa-doa dosa masa silamku. Arwah-arwah burung merayapi ketiadaan waktu. Harapan-harapanku menjelma jurang jurang yang digali pilu. Kabut menyimpan mayat seorang pemabuk. Dentuman-dentuman raib bergumpaan dihatiku. Kekosongan mengangkut kisah-kisah guntur. Aku menjelma bulan, terbunuh di tengkukmu. Tapi, betapakah kulihat sosok-sosok hujan mengucur dari bangkai-bangkai bayang-bayangku! Biarlah seluruh pengetahuanku membusuk dan kejahatanku beku dalam bisu. Kini, aku persenjatai diriku dengan derita, tak akan pernah terbayang olehmu. Kelak sukmaku sendiri, terkutuk, memuja seluruh kegelapan di tubuhmu. --- Send in a voice message: https://anchor.fm/embunkelana/message
sesekali aku ingin menyimak diam ombak. terpisah dari gumam laut yang menggiringnya ke pantai. mungkin bisa kutemukan makna sunyi lebih fitri. terpisah dari bingkai rahasia yang terbaca dari isyarat alam. sesekali aku ingin mencium bau laut. ingin kuyakini: bahwa dalam kegaduhan bisa juga kutemukan arti diam lebih sempurna. --- Send in a voice message: https://anchor.fm/embunkelana/message
di hatiku tersesat seekor burung kecil dan renta. dahan dahan tak menyediakan tempat buat sarang sarangnya. daun gugur berubah sarang sarang ulat. dahan dan pohon jadi kalimat kalimat perintah. kicau tak lagi berirama, tersusun syair igauan. berdentuman pada jantung sendiri. langit pun tak lagi punya musim. tak ada lagi yang ditunggu-tunggu. juga waktu migrasi. anak anak dengan ketapel, masih juga membidik hatiku. burung itu menggigil dan gemetar. --- Send in a voice message: https://anchor.fm/embunkelana/message
habis kita dalam hujan. obrolan segumpal musim cuma jadi debudebu di jalanan. keindahan hidup: katakata yang berlepasan dari sekuntum bunga, terjelma dalam kalimatkalimat setumpuk kitab, terkunyah dalam pikiran, kita obrolkan, kita lupakan, debudebu menguruk ingatan kita. lalu kau berteduh. hujan, cepat datang. menghabiskan semua. kita berteduh di bawah kaki orangorang gagap. seperti katak, kau berontak. tapi kita berteduh, ya? hujan menghabiskan semua. kita selalu tinggal menunggu jadi gerimis, lalu cemas hujan lagi. hujan lagi. hujan lagi. --- Send in a voice message: https://anchor.fm/embunkelana/message
Hanya suara burung yang kau dengar dan tak pernah kaulihat burung itu tapi tahu burung itu ada di sana Hanya desir angin yang kaurasa dan tak pernah kaulihat angin itu tapi percaya angin itu di sekitarmu Hanya doaku yang bergetar malam ini dan tak pernah kaulihat siapa aku tapi yakin aku ada dalam dirimu. --- Send in a voice message: https://anchor.fm/embunkelana/message
Karya: Dorothea Rosa Herliany --- Send in a voice message: https://anchor.fm/embunkelana/message