POPULARITY
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 29 April 2025Bacaan: Lalu Abner mengirim utusan kepada Daud dengan pesan: "Milik siapakah negeri ini? Adakanlah perjanjian dengan aku, maka sesungguhnya aku akan membantu engkau untuk membawa seluruh orang Israel memihak kepadamu." (2 Samuel 3:12)Renungan: Abner adalah panglima Saul, raja Israel, yang tentunya turut memusuhi Daud la menjadi sosok yang memegang peranan penting dalam setiap pertempuran antara keluarga Saul dengan keluarga Daud. Namun, kekecewaannya kepada Isyboset, anak Saul, membuatnya berbalik memihak Daud dan bersumpah untuk menjadikan Daud sebagai raja atas seluruh Israel. Kisah selanjutnya, Daud menjadi raja atas seluruh Israel. Daud tak pernah berpikir bahwa Tuhan akan membuat situasi berbalik arah, yakni orang yang memusuhinya di peperangan menjadi akses terbesar untuk memunculkannya sebagai raja Israel. Kita sering berpikir bahwa musuh tidak pernah mendatangkan sesuatu yang baik, melainkan hanya membuat hidup kita lebih buruk. Namun melalui kisah ini. Tuhan mencelikkan mata hati kita bahwa di balik kata "musuh" terdapat jendela Tuhan yang terbuka untuk membuat kita melakukan terobosan pandangan untuk lebih memahami kehendak Nya. Namun sering kali kepicikan pikiran atau kemarahan membutakan mata hati kita. Sering kali kita tidak mengerti jalan Tuhan di dalam hidup kita, tetapi keterbukaan hati membuat kita jauh lebih mudah untuk memahaminya. Semakin luas keterbukaan hati kita, semakin jauh jangkauan pandangan mata rohani kita, sehingga kita dapat mengerti bahwa Tuhan tidak begitu saja mengizinkan orang-orang yang membenci dan menyakiti tanpa ada maksud Tuhan di dalamnya. Di manakah kebesaran sebuah pengampunan tanpa adanya hati yang terluka? Di manakah teladan kasih yang sempurna tanpa hadirnya musuh dalam hidup? Yesus dikelilingi oleh mereka yang berteriak dengan penuh kebencian, "Salibkan Dia!" Tetapi, dengan membiarkan diri disalib, di situlah kasih yang agung ditunjukkan. Yesus tidak bereaksi terhadap kebencian dan caci maki yang dilontarkan kepada-Nya, melainkan membiarkan diri-Nya diperlakukan sedemikian rupa sampai rencana Bapa digenapi di dalam hidup-Nya. Demikian pula dengan Daud ketika Simei mengutuki dan melemparinya dengan batu. Hal ini menimbulkan kemarahan besar Abisai, pengawai Daud. Tetapi, Daud hanya berkata, "Biarlah ia mengutuki! Sebab apabila TUHAN berfirman kepadanya: Kutukilah Daud, siapakah yang akan bertanya: mengapa engkau berbuat demikian?" Lalu Daud melanjutkan perjalanannya, sementara Simei terus mengutuk. Bukankah banyak di antara kita bereaksi seperti Abisai yang penuh dengan kemarahan dan ingin menghentikan perjalanan untuk sekadar membalas sakit hati yang ada? Teladanilah Daud! Tanggalkan panas hati dan lanjutkan perjalanan hidupmu untuk makin mendekat kepada rencana-Nya. Mari kita membiarkan Tuhan bekerja dengan segala cara-Nya untuk menggenapi rencana-Nya yang terindah bagi kita, sekalipun di luar jangkauan pengertian kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa:Tuhan Yesus, berilah aku kesabaran dan kerelaan untuk menerima sikap permusuhan orang lain sehingga aku bisa lebih mengerti maksud-Mu di dalam hidupku. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 18 April 2025Bacaan: "Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh." (Yesaya 53:5) Renungan: Sebelum dijatuhi hukuman mati di kayu salib, Yesus dijatuhi hukuman cambuk Romawi terlebih dulu. Hukuman cambuk Romawi dibagi menjadi dua. Pertama, hukuman bagi warga negara Roma, di mana yang dipakai untuk mencambuk adalah rotan biasa. Kedua, bagi warga negara non-Roma yang dipakai adalah cambuk yang disebut "flagellum atau flagrum" dan ini yang dialami Yesus. Flagrum adalah cambuk dengan gagang kayu pendek yang diberi beberapa tali kulit, yang di ujungnya ada bola-bola yang dilengkapi dengan potongan-potongan timah atau tulang-tulang domba yang diruncingkan. yang akan merobek kulit. Hukuman cambuk Romawi adalah penyiksaan yang hebat, di mana korban ditelanjangi, tangannya diikat ke tiang dengan punggung yang dibungkukkan sehingga tubuhnya terbuka sebagai landasan bagi cambuk yang mengerikan itu. Cambukan flagrum akan menjadikan daging korban tercabik-cabik, dan bilur atau luka-luka yang diakibatkan cambuk itu akan meradang. Selain itu, luka-luka ini akan menyebabkan korban kehilangan banyak darah. Luka-luka cambuk yang diderita Yesus pastilah sangat perih, menyakitkan dan suhu tubuhnya akan panas tinggi setelah dicambuk sedemikian rupa. Di sumber yang lain dikatakan bahwa hukuman Romawi ini sering mengakibatkan kematian atau orang yang dihukum paling tidak akan gila. Hanya sedikit orang yang bisa sadar sampai akhir pencambukan dan Yesus adalah salah satunya. Tidak puas dengan hukuman cambuk yang dialami Yesus, orang Farisi dan Saduki menuntut Yesus dihukum salib, yaitu hukuman yang diberikan kepada penjahat politik. Penjahat politik adalah orang yang dianggap menghina, memberontak atau makar terhadap pemerintah Roma. Sebenarnya secara politik, dalam penyelidikan baik oleh Pontius Pilatus maupun Herodes. mereka tidak menemukan Yesus sebagai penjahat politik. Tetapi fitnah, taktik jahat dan saksi palsu dari orang Farisi dan Saduki yang menyebut Yesus sebagai Raja orang Yahudi dan karena ketakutan Pontius Pilatus kepada massa, membuat Yesus dihukum salib. Dan ini menjadi penggenapan akan nubuat Nabi Yesaya tentang Hamba Allah yang menderita itu. Sesungguhnya siapa yang telah menyebabkan Yesus dicambuk dan disalibkan? Orang Farisi, Saduki, atau Pontius Pilatus? Tidak, kita yang berdosalah yang telah membuat Dia dicambuk, supaya oleh bilur-bilurNya kita menjadi sembuh. Kematian-Nya di kayu salib berkuasa menebus kita dari maut yang membinasakan. Biarlah kita mengalami kuasa salibNya! Tuhan Yesus memberkati. Doa:Tuhan Yesus, terima kasih atas pengorbanan dan penderitaan-Mu untuk menebus dan menyelamatkanku. Bantulah aku agar aku dapat menghargai pengorbanan-Mu di salib dengan hidup sesuai kehendak-Mu. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 20 Maret 2025Bacaan: "Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu." (Kejadian 45:5) Renungan: Ada satu sisi keberhasilan Yusuf yang mungkin sering diremehkan dan tidak dipandang sebagai suatu keberhasilan. Keberhasilan itu adalah "mengampuni". Pernahkah kita berpikir bahwa "mengampuni" merupakan suatu kunci keberhasilan? Terlebih lagi mengampuni saudara sendiri yang tidak seharusnya berniat jahat kepada kita. Yusuf ingat pengkhianatan saudara-saudaranya. la ingat ketika mereka tidak berlaku ramah kepadanya. la ingat ketika mereka menanggalkan jubahnya, memasukkannya ke dalam sumur dan menjualnya sebagai budak. Kini ia punya kesempatan membalas semua kejahatan saudara-saudaranya karena tidak ada sesuatu pun di dunia yang bisa menghalangi Perdana Menteri Mesir seperti Yusuf. Tetapi Tuhan sudah bekerja di dalam hatinya melalui roh kelemahlembutan, untuk menghapus kepahitan-kepahitan masa lalu. Kelemahlembutannya telah melebur semua kemarahan dan dendam terhadap saudara-saudaranya. Yusuf mendemonstrasikan apa yang dituliskan Paulus di dalam Efesus 4:2, "Selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar." Mungkin kita perlu melihat permohonan yang terkandung di dalam doa Fransiskus dari Asisi, "Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai. Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta kasih. Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa pengampunan." Pernyataan lain mengatakan, "Bila engkau memberikan sesuatu kepada seseorang, berikanlah sesuatu yang di luar perkiraannya." Saudara-saudara Yusuf gemetar ketakutan di hadapan Yusuf yang kini menjadi pembesar di Mesir. Mereka menyangka inilah saatnya Yusuf membalas perlakuan buruk mereka terhadapnya. Tetapi sungguh mengagumkan, Yusuf memberi dan melakukan sesuatu yang di luar perkiraan mereka. Yusuf mengampuni dan mengasihi mereka serta tidak menuntut balas atau mengungkit peristiwa-peristiwa di masa lalu. Sudahkah kita juga memiliki kelemahlembutan yang memampukan kita mengampuni dan selalu membawa damai di mana ada kebencian? Lepaskanlah kasih dan berilah pengampunan sebanyak mungkin bagi mereka yang menyinggung perasaan kita, bahkan bagi orang yang pernah punya rencana jahat terhadap kita. Kelemahlembutan menyembuhkan semua luka batin yang pernah ada di hati seseorang. Tuhan Yesus memberkati. Doa:Tuhan Yesus, mampukanlah aku mengampuni setiap kesalahan dan tidak memperhitungkan perlakuan buruk orang lain terhadapku. Biarlah mataku memandang pada rencana-Mu yang indah sehingga aku tidak menyimpan dendam. Amin. (Dod).
Khotbah MDC Surabaya satelit Graha Pemulihan: Di dalam Kebaikan Tuhan kita mendapatkan hikmat dan kuasa-Nya, disadarkan bahwa kita diciptakan untuk berbuat baik, kita kembali dingatkan untuk tidak jemu-jemu menabur dan menuai kebaikan, dan kalau kita berbuat baik maka orang lain dapat memuliakan nama Tuhan serta dapat mencicipi sedikit suasana Surga itu seperti apa, melalui perbuatan kita. Biarlah melalui hidup kita, Sikap pesimis dapat diubah menjadi optimis, melihat segala sesuatu dari sisi positif. Perkataan dan perbuatan kita terus diurapi Tuhan untuk menjadi sumber inspirasi. Serta belajar bersyukur dan tidak mudah menghakimi sesama. God is good all the time, All the time God is good. —Pdt. Andreas Rahardjo, the Goodness of God.
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 31 Desember 2024 Bacaan: "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana." (Mazmur 90:12) Renungan: Seseorang mendapat kiriman sebuah kalender mini dengan tulisan yang menginspirasi topik permenungan di akhir tahun 2024 ini. Inilah kutipan tulisan yang tertera di bawah kalender tersebut. "Sebagai saudara seiman aku ingin memberikan sesuatu kepadamu. Sesuatu yang tidak berharga namun bernilai, yaitu sebuah kalender mini tahun 2024. Memang kalender ini tidak akan berguna lagi ketika fajar tahun 2025 menyingsing, tapi ini sungguh berarti di mata orang yang tahu menghargainya. Marilah belajar menghitung hari- hari yang masih tersisa untuk melihat apa yang masih belum kita kerjakan atau selesaikan bagi Tuhan dan sesama di tahun 2024. Apalagi yang belum kita bagikan kepada sesama dan berikan kepada Tuhan? Masih banyakkah yang belum kita selesaikan hingga di penghujung tahun 2024 ini? Semuanya belum terlambat. Tetapkanlah langkah dan rencana di dalam tangan Tuhan. Lakukanlah dan jangan berhenti!" Dari surat itu, ada empat pesan yang harus kita renungkan kala fajar 2025 menjelang. Pertama, apalagi yang belum kita kerjakan atau selesaikan di tahun 2024? Apakah target yang sudah kita rumuskan di awal tahun 2024, sudah sepenuhnya tercapai atau malah 50%-nya sama sekali tidak terlaksana? Jika banyak rencana belum terjadi karena kita suka menunda-nunda, itu berarti kita dengan sengaja menghambat terwujudnya apa yang kita impikan. Menunda berarti menghilangkan kesempatan emas untuk berhasil. Kedua, apa saja yang belum sempat kita bagikan kepada sesama? Apa yang sudah kita bagikan kepada sesama? Idealnya hidup seorang pengikut Yesus adalah menjadi sebuah kesaksian yang tertulis dan dapat dibaca oleh orang banyak. Dan itu akan menjadi kenyataan jika kita bersedia membagi hidup, waktu, materi, jalan keluar, ide, atau kreativitas kita untuk membangun sesama atau memajukan pelayanan yang Tuhan percayakan. Tetapkanlah setiap hari sebagai "Hari Kemurahan", di mana kita akan berbagi apa yang kita miliki untuk sebuah kemajuan. Ketiga, apa yang belum kita berikan kepada Tuhan? Adakah kita terus menghabiskan waktu hanya untuk bekerja atau bersenang-senang saja tanpa mempedulikan mezbah doa kita di hadapan Tuhan? Atau adakah kita menolak untuk terlibat di dalam pelayanan padahal kesempatan untuk melayani Tuhan terbuka lebar di depan mata? Marilah kita menghitung hari-hari dengan memandang betapa besar kasih, anugerah dan berkat-berkat yang Tuhan curahkan di sepanjang tahun ini. Biarlah semua itu memacu kita untuk melayani di tahun 2025. Keempat, jika masih banyak pekerjaan yang tertunda, belumlah terlambat untuk memulainya. Mulailah melakukannya hari ini juga dan jangan berhenti dengan menunda-nunda. Melangkahlah sambil memandang kepada Tuhan, karena Dia akan menuntun dan memberikan hikmat kepada kita ketika kita mengerjakan bagian kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ampunilah aku karena belum menjadi pribadi seperti yang Kau inginkan. Aku belum menjadi manusia yang efektif. Ubahlah aku seturut kehendak-Mu. Amin. (Dod)
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 29 Desember 2024 Bacaan: "Siapa mendapat istri, mendapat sesuatu yang baik, dan ia dikenan Tuhan." (Amsal 18:22) Renungan: Littre, seorang sarjana Prancis yang hebat, sangat terpelajar dalam hal hikmat manusia. Sayangnya, ia ia tidak peduli dengan Tuhan. Beruntung sekali bagi putrinya bahwa istri Littre adalah seorang Kristen yang saleh. Ilmuwan tersebut memberitahu istrinya: "Rawat putrimu dalam ajaran agamamu yang selalu kau ikuti. Ketika putrimu sudah berusia 15 tahun, bawa dia untuk menemuiku. Kemudian aku akan menjelaskan pandanganku kepadanya, dan ia akan dapat memilih untuk dirinya sendiri." Sang istri menerima persyaratan tersebut. Tahun demi tahun berlalu, dan ulang tahun yang ke-15 pun tiba. Sang istri pun memasuki kamar belajar suaminya dan berkata, "Apakah kamu ingat apa yang kamu katakan kepadaku dan apa yang aku janjikan padamu? Putrimu berusia 15 tahun hari ini. Ia sekarang siap untuk mendengarkanmu dengan segala hormat dan rasa percaya diri yang layak bagi ayahnya. Apakah aku boleh membawanya masuk?" Littre menjawab, "Tentu saja!Tetapi aku tidak akan menjelaskan kepadanya mengenai pandanganku. Kau telah menjadikan putri kita sebagai anak yang baik, penuh kasih, sederhana, pandai, dan bahagia. Biarkan dia masuk, supaya aku dapat memberkatimu di hadapannya untuk segala hal yang sudah kau lakukan bagi putri kita, agar ia menjadi semakin mengasihimu." Membangun sebuah rumah tangga atau keluarga itu artinya kita sedang membangun sebuah tim. Setiap anggota tim memiliki kelebihan dan kekurangan, dan masing-masing memiliki peran yang harus dilakukan serta saling melengkapi. Oleh karena itu mereka perlu sebuah penghargaan. Penghargaan seperti apa yang sudah kita berikan bagi anggota tim di keluarga kita, untuk suami, istri, anak-anak dan orang tua? Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih untuk setiap anggota keluarga yang telah Kau berikan padaku. Ajarilah aku untuk menerima mereka dan peduli pada mereka. Biarlah melalui kepedulianku pada mereka menunjukkan bahwa aku sungguh menghargai mereka. Amin. (Dod).
Biarlah setiap penghuni rumah yang rendah hati membaca dan memahami Firman yang diberikan oleh Guru yang paling bijaksana yang pernah dikenal dunia.
Biarlah setiap penghuni rumah yang rendah hati membaca dan memahami Firman yang diberikan oleh Guru yang paling bijaksana yang pernah dikenal dunia.
Biarlah jiwa-jiwa ini, dalam ketidaklayakan mereka yang tidak berdaya itu, menyerahkan diri pada kemurahan Juruselamat mereka yang penuh belas kasihan.
Biarlah jiwa-jiwa ini, dalam ketidaklayakan mereka yang tidak berdaya itu, menyerahkan diri pada kemurahan Juruselamat mereka yang penuh belas kasihan.
Khotbah MDC Surabaya satelit Graha Pemulihan: Tantangan di dalam hidup memang berat dan serba tak menentu. Tetapi Tuhan kita masih jauh lebih hebat dari semua tantangan yang sedang dihadapi. Dia masih sanggup untuk melakukan berbagai mukjizat, memulihkan hubungan keluarga, serta menyembuhkan sakit penyakit. Dia adalah Pembuat mukjizat sejati. Datanglah dengan penuh ucapan syukur, bahwa kita memiliki Bapa yang begitu baik. Biarlah firman-Nya terus mengingatkan, bahwa kita memiliki Bapa yang masih memegang kendali penuh masa depan di dalam hidup kita. Dia menyayangi setiap kita. Kuasa-Nya tidak terbatas, dan cara-caraNya tidak terduga dalam memberkati kehidupan anak-anakNya. Datanglah dan rendahkan diri kita. Jadikan Tuhan sebagai yang terutama di dalam hidup kita. —Bp. Soetjipto Koesno, The Prodigal God.
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 19 November 2024 Bacaan: Jawab Yesus, "Bukankah sudah kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?" (Yohanes 11:40) Renungan: Pada April tahun 2000, seorang anak bernama Nathan mengalami kecelakaan mobil yang fatal saat ia berusaha menghindari seekor rusa. Ketika dia tiba di rumah sakit, dia mengalami patah tulang pada kakinya, kerusakan pada sumsum tulang belakang, luka di mana-mana, dan kerusakan di daerah paru-paru. Untuk menstabilkan kondisinya, dokter memutuskan untuk memberikan obat yang membuat dia seperti sedang 'koma.' Nathan berada pada masa koma sekitar 4 hari, tetapi ketika obat tersebut tidak dilanjutkan lagi, ia tidak juga sadar dari komanya. Malam itu, ibunya berdoa dan membacakan Alkitab untuk Nathan. Berulang kali ia mengucapkan firman Tuhan Yesus untuk Lazarus: "Bangkitlah." Saya katakan kepada dia, "Kamu harus maju berperang. Kamu harus bangun." Tetapi kerusakan pada sumsum tulang belakangnya ini adalah hal utama yang sangat mengkhawatirkan. Nathan juga mengalami retak pada bagian lehernya. Dokter memberikan Nathan satu pelindung untuk bagian leher yang berfungsi menjaga ruas tulang yang retak tersebut. Tubuhnya terancam mengalami kelumpuhan total maupun sebagian. Setelah siuman, selama sekitar dua minggu, Nathan berdoa sungguh-sungguh untuk kesembuhannya. Suatu malam ketika dia tertidur, dia mendengar dan merasakan sesuatu di lehernya. Keesokan paginya, dokter melakukan tiga rangkaian pemeriksaan sinar-X untuk melihat keretakan pada tulang lehernya yang semakin parah. Namun, hasil pemeriksaan malah menunjukkan bahwa tulangnya yang retak sudah menyatu kembali. Dokter terkejut dengan hasilnya dan tidak ada satu pun yang bisa menjelaskannya secara medis. Tiga bulan setelah kecelakaan tersebut, dokter memberikan izin kepada Nathan untuk kembali berpartisipasi dalam olahraga atletik, termasuk sepakbola, gulat, dan lainnya. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Entah itu sakit-penyakit, masalah ekonomi, ataupun masalah keluarga dan hubungan yang paling sulit sekali pun. Selalu ada jalan keluar bagi mereka yang mengandalkan Tuhan. Selalu ada mukjizat bagi mereka yang berharap kepada-Nya. Seseorang pernah berkata, "Waktu yang dihabiskan untuk berdoa tidak pernah terbuang percuma." Biarlah setiap mukjizat yang terjadi dalam kehidupan kita akan membawa kemuliaan bagi Tuhan Yesus, sang pembuat mukjizat. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih karena kuasa-Mu begitu besar. Tambahkanlah imanku, sehingga aku semakin percaya bahwa bersama-Mu semuanya akan baik-baik saja. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 15 November 2024 Bacaan: "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis." (Efesus 4:26-27) Renungan: Ada begitu banyak alasan untuk menyimpan kepahitan. Seorang pria tidak bisa memaafkan dan melupakan kepahitan yang dialaminya pada masa kecilnya, karena ayahnya memperlakukan dia dengan kejam. Seorang wanita tidak bisa lepas dari kebencian karena suaminya telah berselingkuh. Seorang pemuda tidak bisa melupakan penolakan atas cintanya, dll. Adalah hal yang dapat dimengerti jika kita marah kepada orang yang bersalah atau berlaku tidak adil kepada kita, akan tetapi kita tidak boleh membiarkan kemarahan singgah lama dalam hati kita, sehingga kemarahan itu berubah menjadi kebencian. Dalam hal melepaskan kebencian, kita harus belajar dari Daud yang selalu melepaskan pengampunan bagi orang-orang yang telah menyakiti hatinya. Suatu hari, hati Daud galau, ia sedang dalam pelarian dari Absalom anaknya, tiba-tiba tampillah Simei mengutukinya. "Demikianlah Daud melanjutkan perjalanannya dengan orang-orangnya, sedang Simei berjalan terus di lereng gunung bertentangan dengan dia dan sambil berjalan ia mengutuk, melemparinya dengan batu dan menimbulkan debu." Kondisi yang sedang dialami Daud şebenarnya mendukungnya untuk membenci Simei, tetapi Daud tidak memberi kesempatan pada kebencian untuk singgah di dalam hatinya. Menanggapi komentar anak-anak Zeruya yang berusaha memanas-manasi Daud untuk membenci dan membalas perbuatan Simei, maka Daud berkata demikian, "Tetapi kata raja: Apakah urusanku dengan kamu, hai anak-anak Zeruya? Biarlah ia mengutuk! Sebab apabila TUHAN berfirman kepadanya: Kutukilah Daud, siapakah yang akan bertanya: Mengapa engkau berbuat demikian? Mungkin TUHAN akan memperhatikan kesengsaraanku ini dan TUHAN membalas yang baik kepadaku sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini." (2 Samuel 16:10, 12). Kita harus segera menetralkan "racun" kemarahan yang akan mencemari hati dan cenderung mematikan kasih dalam hidup kita, yaitu dengan cara melepaskan pengampunan. Mengampuni bukan berarti toleransi terhadap kesalahan orang lain, tetapi memberikan kesempatan kepada orang yang berbuat salah untuk bertobat. Orang yang tidak mau mengampuni akan membuat dirinya "berkubang" pada pengalaman pahit di masa lampau. Melepaskan pengampunan kepada orang yang bersalah kepada kita merupakan cara untuk melepaskan diri dari "kubangan" kebencian, dan kunci untuk menikmati damai sejahtera yang Tuhan sediakan. Kebencian menjadikan kita tawanan kepahitan masa lampau, padahal Yesus siap memerdekakan kita dari kebencian itu. Di sisi yang lain, pengampunan akan menciptakan kesempatan bagi kita untuk memperbaiki hubungan yang sempat rusak atau terputus dengan orang yang seharusnya tetap kita kasihi. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, taruhlah hati-Mu dalam hatiku agar akupun dapat mengampuni seseorang yang saat ini telah membuat kepahitan dalam diriku. Bebaskanlah aku dari rasa dendam dan benci, sehingga damai-Mu kembali menguasaiku. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 14 November 2024 Bacaan: Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak." (Markus 7:27-28) Renungan: Perjumpaan perempuan Siro-Fenisia dengan Yesus merupakan suatu peristiwa yang menarik! Sebab, baru kali ini Yesus nampak tega merendahkan martabat orang yang sedang membutuhkan pertolongan-Nya. Yesus tidak hanya terkesan menolak untuk memberikan pertolongan kepada perempuan ini, namun la pun terkesan merendahkan status perempuan ini sebagai orang Sidon yang tidak percaya kepada Tuhannya orang Yahudi. Dalam percakapan dengan perempuan ini, Yesus menyamakannya dengan anjing peliharaan. Merendahkan status perempuan Siro-Fenisia ini sengaja diangkat oleh Yesus dalam percakapan mereka untuk menyadarkannya bahwa ia sungguh-sungguh tidak layak memperoleh berkat dari Tuhannya orang Yahudi. Dan lihatlah bagaimana perempuan Siro-Fenisia ini bereaksi! Luar biasa! la sama sekali tidak marah, atau membalikkan badan meninggalkan Yesus. Justru ia menerima perkataan tersebut dengan lapang dada, karena ia merasa bahwa memang seperti itulah keadaannya sebagai seorang yang berasal dari bangsa kafir yang tidak layak untuk menerima belas kasihan Tuhan. Bagi orang yang tidak mengerti, Yesus terkesan rasial, sama seperti orang-orang Yahudi lainnya. Namun bagi perempuan ini, setiap perkataan Yesus itu merupakan ujian baginya dan ia justru melihat ada kesempatan baginya untuk memperoleh pertolongan dari-Nya. Kerendahan hati perempuan inilah yang kemudian membuat Yesus kagum kepadanya. Hanya orang yang rendah hati, yang tidak merasa lebih tinggi atau lebih mulia dari orang lain. Hanya orang yang rendah hati, yang rela mengalami penghinaan dan tidak menjadi marah. Hanya orang yang rendah hati, yang bisa bersabar dan tetap tekun memohon. Memang tidak mudah untuk menjadi pribadi yang rendah hati, tetapi inilah yang Tuhan kehendaki dari setiap kita! Kemuliaan dan kuasa-Nya hanya bisa dinyatakan jika kita mau merendahkan hati. Selama kita merasa mampu dan bisa melakukan sesuatu dengan kekuatan kita sendiri serta tidak memerlukan Tuhan, maka la tidak akan turun tangan membantu kita. Sesungguhnya saat kita datang kepada-Nya dan memohon jamahan-Nya, la sangat ingin menolong kita dengan segera. Oleh karena itu, mari kita teladani perempuan Siro-Fenisia ini, datanglah kepada Tuhan dengan segala kerendahan hati! Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ampunilah aku jika selama ini aku merasa bisa melakukan semua hal tanpa Engkau. Aku mau belajar untuk lebih rendah hati lagi. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 29 Oktober 2024 Bacaan: "Tetaplah berdoa." (1 Tesalonika 5:17) Renungan: Suatu kali seseorang bertanya kepada Ibu Ani yang sudah tua mengenai arti dari "berdoa tanpa henti." Ibu Ani menjawab, "Artinya adalah berdoa tanpa henti. Ketika saya membasuh wajah saya pada pagi hari, saya berdoa kepada Tuhan agar Ia membasuh banyak orang berdosa hari itu dengan darah Kristus. Ketika saya mengenakan pakaian saya, saya berdoa agar Tuhan mengenakan pakaian Kristus dan kerendahan hati pada diri saya. Ketika saya mengambil sisir, saya berpikir mengenai seorang wanita yang menyapu rumahnya untuk mencari uang peraknya yang hilang, dan saya berdoa agar Tuhan menyapu dunia dan menyelamatkan orang-orang yang terhilang. Ketika saya menggosok parutan dan parutan itu mulai menjadi cemerlang, saya berdoa agar Tuhan membuat jiwa saya menjadi lebih cerah." Dan begitulah Ani menyebutkan hal-hal yang memberikan kesempatan kepada dia untuk berdoa kepada Tuhan. Doa bukan hanya dapat dilakukan pada saat kita pergi ke gereja, pada saat bersaat teduh, atau ketika kita sedang menghadiri kelompok persekutuan doa saja. Doa adalah nafas hidup kita. Biarlah doa menjadi bagian dari seluruh aktivitas yang kita lakukan setiap hari.Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, penuhilah aku dengan Roh doa-Mu, sehingga di manapun aku berada dan apapun yang akan aku lakukan, mulutku senantiasa melantunkan pujian dan doa untuk kemuliaan nama-Mu dan memberkati orang-orang di sekitarku. Amin. (Dod).
Khotbah MDC Surabaya satelit Graha Pemulihan: Jangan pernah mengesampingkan dan menganggap remeh kehidupan rohani yang harus kita bangun di setiap harinya melalui jam doa pribadi dan juga pembacaan firman-Nya di dalam Alkitab. Jangan pernah berhenti untuk terus bertumbuh dewasa secara rohani, dan tetaplah setia melayani di dalam pekerjaan Tuhan. Biarlah hidup kita terus menghasilkan buah, yang buahnya dapat dilihat serta dirasakan manisnya oleh orang-orang yang ada di sekitar kita. Tidak hanya kita menjadi orang yang successful / berhasil saja, tetapi juga dimampukan Tuhan untuk dapat menjadi orang-orang yang useful / bermanfaat, menjadi berkat dan terang Kristus, serta menjadi garam dan terang-Nya, bagi dunia yang terhilang ini. Amin. —Pdt. Andreas Rahardjo, Bertumbuh dan Berbuah.
Khotbah MDC Surabaya satelit Graha Pemulihan : Setiap dari kita bisa saja mengalami kekecewaan, yang bila tidak dengan segera diatasi dapat berujung pada luka batin. Dari kisah dua orang murid yang pergi ke sebuah kampung yang bernama Emaus, yang tercatat di dalam Lukas 24:13-18, kita dapat belajar bahwa kejadian yang memengaruhi emosi itu dapat, Menurunkan semangat yang kita miliki, membuat kita lupa akan apa yang menjadi panggilan Tuhan di dalam hidup, serta membutakan mata rohani. Biarlah setiap kita terbuka di hadapan Tuhan karena Dia itu mengerti, belajarlah untuk mengampuni sesama yang sudah mengecewakan kita, melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan, dan mengucap syukur senantiasa. —Pdt. Andreas Rahardjo, Luka Batin.
Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 24 Juli 2024 Bacaan: "Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu." (Amsal 27:19) Renungan: Ada banyak orang berusaha mengetahui karakter seseorang bahkan karakternya sendiri. Mulai dari yang agak ilmiah seperti tes psikologi hingga ke yang berbau mitos (bentuk wajah ini karakternya sabar, tanggal lahir ini punya sifat pendendam, dll). Padahal, sebenarnya melihat karakter asli seseorang itu bukan hal yang sulit. Caranya cukup dengan melihat bagaimana respons sikapnya saat berada dalam tekanan masalah. Sebagai pemimpin, Saul dan Daud pernah menghadapi situasi sulit. Tapi, respons mereka sangat berbeda. Ketika Goliat menantang pasukan Saul, Saul justru membuat sayembara dan bukan memohon pertolongan kepada Tuhan. Tampak bahwa Saul lebih mengandalkan manusia. Kenekadan Saul membakar korban akibat tak sabar menunggu Samuel juga karena ia takut rakyatnya meninggalkannya. Sekali lagi, ia lebih bersandar pada manusia. Sepeninggal Samuel, Saul sempat memakai pemanggil arwah agar bisa bicara dengan arwah Samuel. Apakah Samuel yang menolong dia? Tidak! Samuel hanya perantara Allah. Tapi toh Saul tetap tidak mencari Allah. Berbeda dengan Daud. Saat menghadapi tekanan karena keluarganya dan keluarga pasukannya ditawan musuh, Daud memilih mencari Allah. Dalam masa-masa pelarian dan menghadapi berbagai masalah, kita juga bisa melihat mazmur-mazmurnya yang bukan hanya memohon pertolongan Allah tapi percaya pada-Nya. Bagaimana karakter kita ketika masalah datang? Apakah kita tetap beriman pada-Nya? Apakah kita tetap setia berjalan dalam kebenaran? Ataukah masalah justru membuat kita kecewa dan kemudian memilih menempuh cara-cara dunia? Filsuf Romawi, Marcus Aurellius berkata, "Hal-hal buruk hanya bisa menghancurkanmu ketika hal-hal tersebut sudah menghancurkan karaktermu." Biarlah iman kita selalu lebih besar dari masalah kita, karena kita sendiri punya Tuhan yang jauh lebih hebat dari segala masalah yang kita hadapi. Andalkan Dia saat masalah datang. Berjalanlah dengan kekuatan dari-Nya dan bukan dengan kekuatan sendiri. Ikuti kehendak-Nya dan bukan keinginan sendiri. Biarlah masalah justru membuat kita tekun, tahan uji, dan berpengharapan. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, tambahkanlah imanku, agar saat aku mengalami masa-masa sulit, aku tetap mengandalkan Engkau sebagai-satunya sumber keselamatanku. Amin. (Dod).
Syalom Keluarga Damai! Sapaan Damai Sejahtera atau disingkat SAMAS merupakan sebuah renungan singkat yang tayang setiap hari Senin-Sabtu. SAMAS tidak hanya dibawakan oleh pendeta/hamba Tuhan, tetapi juga akan dibawakan oleh siapapun yang ingin berbagi sapaan Tuhan kepada dirinya. Semoga kita dapat menemukan damai sejahtera yang datangnya dari sapaan Tuhan kepada setiap kita melalui SAMAS ini. Tuhan Yesus memberkati!
Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 13 Juli 2024 Bacaan: Engkau tadinya merasa aman dalam kejahatanmu, katamu: "Tiada yang melihat aku!" Kebijaksanaanmu dan pengetahuanmu itulah yang menyesatkan engkau, sehingga engkau berkata dalam hatimu: "Tiada yang lain di sampingku!" (Yesaya 47:10) Renungan: Ada sebuah desa yang selalu diserang babi hutan setiap malamnya. Kawanan babi hutan memasuki desa dan memakan hasil kebun penduduk desa. Penduduk desa berusaha mengusir babi-babi tersebut, namun tidak berhasil. Suatu hari, seorang bijak memberikan nasihat kepada Kepala Desa. “Suruhlah setiap keluarga membawa makanan berupa hasil pertanian dan mengumpulkannya di lahan kosong yang cukup luas.” Mereka melakukan persis apa yang disarankan orang bijak itu. Makanan tersebut ditaruh di tengah ladang dan pada malam hari kawanan babi hutan datang dan melahap makanan tersebut. Awalnya babi-babi itu sedikit takut dan gugup, namun mereka tetap menghabiskan makanan yang telah disiapkan. Penduduk desa melakukan hal yang sama, mengumpulkan makanan setiap malam selama beberapa hari. Dan babi hutan akan datang untuk mendapatkan makanan gratis yang sudah disiapkan. Seiring berjalannya waktu, babi-babi tersebut tampak semakin menikmati makanannya tanpa rasa takut dan cemas. Lama kelamaan kawanan babi hutan itu terbiasa menikmati makanan di ladang kosong itu. Hanya dalam waktu satu minggu, kebiasaan baru makan di ladang kosong itu sudah “dibangun” dalam diri babi-babi hutan tersebut. Akhirnya orang bijak itu menyuruh orang-orang kampung untuk memagari ladang itu secara bertahap dan hanya membuat satu pintu masuk yang cukup besar. Pada malam harinya, seperti biasanya gerombolan babi-babi itu datang kembali untuk mendapatkan makanan gratis. Ketika mereka sedang asyik makan, dengan cepat orang-orang kampung menutup satu-satunya pintu masuk ke ladang tersebut. Babi-babi yang sedang asyik makan tidak sadar akan apa yang sedang terjadi. Setelah pintu ditutup, mereka terjebak di dalam ladang dan dengan mudah penduduk kampung membunuh babi-babi itu dengan tombak. Sangatlah mudah membangun kebiasaan buruk, tetapi sekali kebiasaan itu sudah terbentuk maka akan sangat sulit untuk mengubahnya. Demikian juga jika kita membiasakan diri membangun kebiasaan baik dengan melakukan apa yang benar dan terpuji, maka kebiasaan baik itu akan menjadi karakter kita. Sebaliknya, jika kita membiasakan diri melakukan perbuatan yang tidak benar, maka kebiasaan yang tidak benar itu akan menguasai hidup kita. Ketika kita merasa aman dalam ketidakbenaran itu, tanpa sadar hidup kita sudah berada dalam perangkap yang membawa malapetaka. Membangun kebiasaan yang baik dan benar, akan menempatkan kita pada posisi yang berkenan kepada Allah. Jangan pernah merasa aman di dalam dosa, karena itu akan menghancurkan hidup kita! Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ingatkan aku jika hidupku mulai menyimpang dari jalan-Mu. Biarlah kegelisahan dalam hatiku menjadi petunjuk dari-Mu bahwa jalanku mulai menyimpang dari jalan-Mu, sehingga aku dapat kembali kepada-Mu. Amin. (Dod).
Hai Wonder Kids, kembali dalam renungan anak GKY Mangga Besar. Judul renungan hari ini adalah PUJILAH TUHAN! MAZMUR 95:1-2 berbunyi seperti ini - Marilah kita bersorak-sorai untuk TUHAN, bersorak-sorak bagi gunung batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur, bersorak-sorak bagi-Nya dengan nyanyian mazmur. Wonder kids, ketika kamu bicara dengan TUHAN, melalui lagu untuk memuji TUHAN, atau menceritakan kegiatanmu selama satu hari, atau menyampaikan permohonan kepada TUHAN, apakah hatimu dipenuhi dengan ucapan syukur? Ketika kamu datang kepada TUHAN dengan puji-pujian, maka kamu akan masuk ke hadirat-Nya, kemudian hatimu yang tadinya dipenuhi kekuatiran akan diisi oleh TUHAN dengan damai sejahtera karena kamu tahu bahwa TUHAN akan memeliharamu. Oleh sebab itu Wonder kids, pujilah TUHAN! Sampaikan ucapan syukur atas kuasa-Nya dalam menyelesaikan masalahmu, akan hikmat-Nya yang tahu apa yang terbaik bagimu, serta kemurahan-Nya untuk mengampuni dosa-dosamu. Pujilah TUHAN atas kasih-Nya, atas rencana-Nya yang sempurna bagi hidupmu, dan atas rumahmu yang ada di surga. Jadi Wonder kids, jangan menunda lagi, pujilah TUHAN sekarang juga! Mari kita berdoa, TUHAN, Engkaulah Juru Selamatku, pembela dan pembimbing serta sahabatku. Terima kasih karena Engkau begitu mengasihiku, di dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa, Amin. Wonder Kids, HARI INI, PUJILAH TUHAN DENGAN SEGENAP HATIMU. Tuhan Yesus memberkati
Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 29 Juni 2024 Bacaan: "Biarlah selalu putih pakaianmu dan jangan tidak ada minyak di atas kepalamu." (Pengkhotbah 9:8) Renungan: Daud memenuhi hari-harinya dengan keterbukaan hati untuk diselidiki oleh Tuhan. Kerinduannya adalah menjauhkan dirinya dari segala perkara yang akan mencemarkan hati dan pikirannya. Hal inilah yang membuat Daud menjadi kekasih hati Tuhan. Bukan karena ia telah menjalani kehidupan yang tanpa noda, melainkan ia membuka diri sepenuhnya untuk dikoreksi oleh Tuhan. Ia memiliki keterbukaan hati untuk diarahkan oleh Tuhan, dengan berkata, "Apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal." Keterbukaan hati di hadapan Tuhan dan kerelaan hati untuk dipimpin oleh Tuhan adalah kunci utama di dalam menjaga kekudusan hidup. Dengan keterbukaan hati, kita membiarkan Tuhan menjelajahi kedalaman hati kita dan membiarkan-Nya membasuh setiap noda-noda yang ada. Bagaimanakah kita dapat memiliki keterbukaan hati di hadapan Tuhan? Dengan menyadari bahwa kita telanjang dan terbuka di hadapan Tuhan. Tidak ada satu noda pun yang dapat kita sembunyikan di hadapanNya. Adam dan Hawa berusaha menyembunyikan ketelanjangan mereka di balik dedaunan. Ananias dan Safira mengelabui Roh Kudus dengan menyembunyikan hasil penjualan tanah mereka. Yudas menyembunyikan pengkhianatannya di balik sebuah ciuman untuk Yesus. Demikian juga, kita pun dapat menyembunyikan segala noda dosa kita di belakang layar. Namun, Tuhan melihat kehidupan kita, bagai ikan yang berada di aquarium yang tidak dapat menyembunyikan diri mereka, sekalipun di sudut-sudut terpencil. Kita tidak dapat menyembunyikan kecemaran di belakang panggung sandiwara, karena kedalaman hati dan pikiran kita bagai secarik kertas putih, di mana noda sekecil apa pun akan dapat terlihat dengan jelas di hadapan Tuhan. Jika demikian, mengapakah kita masih berusaha mencoba mengelabui Tuhan? Jadilah seperti seorang anak kecil di hadapan Tuhan yang selalu berkata polos tentang perkara-perkara di kehidupan mereka. Ingatlah, Daud menjadi kekasih hati Tuhan bukan karena ia telah menjalani kehidupan yang sempurna sebagai orang percaya, tetapi karena ketulusan hatinya dan kerinduannya untuk mengalami pembenahan Tuhan di kedalaman hatinya. Ketulusan hati dalam menjaga kekudusan hidup adalah bagai permata yang Tuhan ingin temukan di dalam kehidupan kita sebagai anak-anak-Nya. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, tidak ada yang tersembunyi dari-Mu, maka selidikilah hatiku dan perbaikilah hidupku agar aku berkenan di hadapan-Mu. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 24 Juni 2024 Bacaan: Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian. (Kejadian 1:14-15) Renungan: Jauh sebelum manusia diciptakan, Tuhan sudah terlebih dahulu merancangkan waktu untuk kehidupan manusia, yaitu yang nantinya dibatası dengan hari, minggu, bulan sampai tahun, serta agar dapat menentukan atau mengetahui musim-musim yang ada di bumi. Dalam penciptaan di hari keempat inilah Tuhan menentukan waktu-waktu bagi manusia, melalui terbentuknya matahari, bulan, dan bintang. Dalam ayat 14 dikatakan, "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun. "Sangat jelas, ayat ini menunjukkan bahwa benda-benda penerang yang diciptakan Tuhan, yaitu matahari, bulan, dan bintanglah yang dipakai Tuhan untuk memisahkan waktu-waktu tersebut. Ada beberapa tugas benda- benda penerang tersebut: Pertama, memisahkan siang dari malam. Itulah tugas khusus bagi matahari. Kedua, menunjukkan masa serta tahun-tahun. Istilah "masa" biasanya dipakai untuk menentukan waktu menanam dan menuai atau panen di ladang. Orang-orang pada zaman dahulu, ketika melihat benda-benda penerang tersebut di langit, akan mengetahui kapan masa menabur dan kapan mereka harus menuai. Ketiga, sebagai penerang bagi bumi. Tuhan menentukan bahwa yang lebih besar, yaitu matahari, akan menguasai siang. Artinya menjadi penerang di siang hari. Sedangkan yang lebih kecil, yaitu bulan, akan menguasai malam. Artinya menjadi penerang di malam hari. Kadang, oleh para nelayan, bintang-bintang dijadikan pertanda bagi mereka untuk melaut, khususnya untuk menentukan tempat di mana mereka menebarkan jalanya. Tuhan kita bukan hanya memiliki jiwa seni yang sangat tinggi, yang dapat kita perhatikan melalui karya-karyaNya, namun juga memiliki sifat yang sangat menyukai adanya keteraturan. Segala sesuatu yang ada di dunia ini harus memiliki keteraturan. Termasuk juga keteraturan dalam waktu. Ide Tuhan dalam menciptakan benda-benda penerang tersebut merupakan cara la untuk mempermudah mengatur berjalannya waktu di bumi, khususnya yang disediakan bagi manusia. Sudah seharusnya kita bersyukur kepada Tuhan karena Dia sudah menetapkan waktu bagi kita melalui penciptaan benda-benda penerang di langit. Itu memudahkan kita dalam menjalani kehidupan ini. Oleh sebab itu, jangan menyia-nyiakan waktu. Gunakan waktu untuk kegiatan yang bermanfaat. Ingat, waktu yang telah berlalu tidak akan bisa diulang! Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, tolonglah aku untuk bisa mengatur waktu yang ada dengan bijak, agar apa yang aku kerjakan dapat berjalan sesuai dengan rencana-Mu. Amin. (Dod).
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Loly dan Juan dari Paroki Maria Bunda Tak Bercela Orong, Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yesaya 49: 1-6; Mazmur tg 139: 1-3.13-14ab.14c-15; Kisah Para Rasul 13: 22-26; Lukas 1: 57-66.80 KARPET MERAH YOHANES Tema renungan kita pada hari ini ialah: Karpet Merah Yohanes. Di dalam Gereja baik di Timur maupun Barat dalam hal ini Latin-Roma, kelahiran Yohanes Pembaptis dirayakan pada hari ini. Kita menjadikannya hari raya, sebab Yohanes telah memperlihatkan perannya yang sangat penting dalam karya Yesus Kristus di dunia. Berita tentang karunia Yohanes ke dalam hidup Zakaria dan Elisabeth sudah merupakan berita besar sekali yang mencengangkan banyak orang. Menyusul ialah perutusan yang dibawa Yohanes kelak, yaitu mempersiapkan manusia untuk menyambut Yesus Kristus. Mesias bagi Israel ialah raja agung yang memiliki segala kuasa dan menjadi harapan tertinggi demi kehidupan mereka yang tenteram dan damai. Jadi persiapannya tentu harus sangat besar dan terbaik. Pribadi Yohanes sejak di dalam kandungan bunda Elisabeth, berikut kelahirannya, dan perutusannya bagaikan karpet merah bagi raja agung Yesus Kristus. Ia sudah mencengangkan dunia dan mengubahnya kepada terang kehidupan yang baru, bahkan orang sejahat raja Herodes pun segan kepadanya. Tetapi ia sendiri mengakui bahwa Yesus jauh lebih besar daripada dirinya. Ia relakan diri untuk menjadi karpet merah yang membentang di tanah sebagai jalan terbuka dan terhormat supaya Yesus Kristus datang dan melewati di atas karpet merah itu. Kelahiran Yohanes Pembaptis memberikan kita makna akan sebuah perutusan atau tugas yang merefleksikan panggilan hidup. Nama “Yohanes” yang dilekatkan pada dirinya berarti “Tuhan yang penuh rahmat”. Menurut kitab nabi Yesaya, pemanggilan nama itu sudah dilakukan sejak dalam kandungan ibu. Pemanggilan nama mengandung arti bahwa pribadi manusia sudah dikenal dan ditentukan kalau nanti setelah lahir ia sudah mempunyai tugas yang spesifik. Jadi kelahiran seorang anak manusia, termasuk kita masing-masing, sudah di dalam rencana Tuhan. Tidak ada seorang anak manusia dilahirkan secara kebetulan atau spontan. Yohanes mempersiapkan jalan supaya pemilik atau bos-Nya rahmat itu datang ke dalam dunia demi menghalau dosa dan membawa keselamatan. Kita sebenarnya dapat menggunakan setiap rahmat yang dicurahkan oleh Tuhan, khususnya melalui sakramen-sakramen yang telah kita terima untuk menyingkirkan dosa, membaharui hidup, dan menjalankan suatu hidup baru. Memiliki dan menikmati hidup baru lantas tidak membuat kita besar kepala, sombong, dan bersenang-senang saja. Hidup baru kita mesti tetap mengikuti gaya Yohanes yang menjadi karpet merah bagi Tuhan, terutama dalam pelayanan-pelayanan kepada orang lain. Biarlah mereka tahu bahwa Tuhan yang berbuat bagi hidup mereka dan bukan kita yang berbuat. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah kami, semoga perayaan untuk memeriahkan hari kelahiran Yohanes Pembaptis ini memperkuat semangat kami untuk selalu hidup di dalam rahmat-Mu. Kemuliaan kepada Bapa...Dalam nama Bapa… --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
Wigand Sugandi - Mazmur 97:1 (TB) TUHAN adalah Raja! Biarlah bumi bersorak-sorak, biarlah banyak pulau bersukacita!
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 20 Mei 2024 Bacaan: Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan. Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." (Kolose 3:22-23) Renungan: Di zaman sekarang ini mungkin Tuhan akan jarang menemukan orang-orang yang mau melakukan sesuatu dengan hati yang murni kepada-Nya. Hampir semua orang melakukan sesuatu demi mendapatkan imbalan, nama baik, pujian dari manusia, dan keuntungan diri sendiri lainnya. Sementara hanya ada segelintir orang yang bersusah payah tetap setia dan rendah hati melayani Tuhan meski tak terlihat. Orang-orang yang demikian adalah orang yang mengerti apa yang mereka kerjakan, yakni mereka bekerja bukan untuk sesuatu yang fana melainkan untuk sesuatu yang kekal, yang tidak dapat binasa. Mereka pun sadar bahwa mereka bekerja bukan untuk mendapatkan sesuatu melainkan karena mereka mengasihi Tuhan. Lantas, kita ini termasuk kategori yang mana? Pada umumnya manusia memang akan kecewa bila tidak mendapatkan penghargaan dari orang lain atas apa yang sudah dilakukannya. Tetapi bagi anak Tuhan, penilaian Tuhanlah yang terpenting, sebab Tuhan melihat semua yang kita lakukan. Hukum tabur tuai pun masih berlaku hingga saat ini, sehingga bagi orang-orang yang sungguh-sungguh melakukan segala sesuatunya dengan cara terbaik dan tulus hati, Tuhan akan memberkatinya. Tuhan tidak menganggap remeh, apalagi berpura-pura tidak melihat apa yang sudah kita kerjakan. Oleh karenanya, tetaplah setia dan tulus hati melakukan apa yang telah Tuhan percayakan kepada kita. Kerjakanlah sebaik-baiknya apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab kita saat ini. Berikanlah pelayanan terbaik kita kepada Tuhan dan sesama. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku mohon ampun karena selama ini memiliki motivasi yang tidak baik dalam bekerja dan pelayanan. Biarlah firman-Mu mengingatkanku selalu agar aku memurnikan motivasiku dalam bekerja dan pelayanan. Amin. (Dod).
Kita adalah orang pertama yang tahu apa yang kita kerjakan, kesulitan-kesulitan yang dihadapi, apa yang kita raih dan lain sebagainya. Tak semua orang tahu perjuangan kita. Tak semua orang dapat menghargai apa yang kita usahakan. Tak semua orang bisa memuji perbuatan baik kita. Tapi jangan kita yang menunjukkannya di hadapan orang. Biarlah orang lain memujimu, jangan mulutmu sendiri, bahkan orang yang tidak kaukenal, bukan bibirmu sendiri. Pujian itu diberikan, bukan dinyatakan sendiri. --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/sherly-grezia/message
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 6 Mei 2024 Bacaan: "Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian." (Kolose 3:13) Renungan: Ada begitu banyak alasan untuk menyimpan kepahitan. Seorang pria tidak bisa memaafkan dan melupakan kepahitan yang dialaminya pada masa kecilnya, karena ayahnya memperlakukan dia dengan kejam. Seorang wanita tidak bisa lepas dari kebencian karena suaminya telah berselingkuh. Seorang pemuda tidak bisa melupakan penolakan atas cintanya, dll. Adalah hal yang dapat dimengerti jika kita marah kepada orang yang bersalah atau berlaku tidak adil kepada kita, akan tetapi kita tidak boleh membiarkan kemarahan singgah lama dalam hati kita, sehingga kemarahan itu berubah menjadi kebencian. Dalam hal melepaskan rasa benci, hendaknya kita belajar dari Daud yang selalu melepaskan pengampunan terhadap orang yang telah menyakiti hatinya. Suatu hari, hati Daud galau, ia sedang dalam pelarian dari Absalom, putranya, tiba-tiba muncul Simei yang mengutukinya. Kondisi yang dialami Daud sebenarnya mendukungnya untuk membenci Simei, namun Daud tidak memberi kesempatan pada kebencian itu untuk singgah di hatinya. Menanggapi komentar anak-anak Zeruya yang berusaha menghasut Daud untuk membenci dan membalas tindakan Simei, Daud mengatakan hal ini, “Tetapi raja berkata: Apakah urusanku dengan kamu, hai anak-anak Zeruya? Biarlah ia mengutuk! Sebab apabila TUHAN berfirman kepadanya: Kutukilah Daud, siapakah yang akan bertanya: Mengapa engkau berbuat demikian? Mungkin Tuhan akan memperhatikan kesengsaraanku ini dan Tuhan membalas yang baik kepadaku sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini." (2 Samuel 16:10, 12). Kita harus segera menetralkan "racun" kemarahan yang akan mencemari hati dan cenderung mematikan kasih dalam hidup kita, yaitu dengan cara melepaskan pengampunan. Mengampuni bukan berarti toleransi terhadap kesalahan orang lain, tetapi memberikan kesempatan kepada orang yang berbuat salah untuk bertobat. Orang yang tidak mau mengampuni akan membuat dirinya "berkubang" pada pengalaman pahit di masa lampau. Melepaskan pengampunan kepada orang yang bersalah kepada kita merupakan cara untuk melepaskan diri dari "kubangan" kebencian, dan kunci untuk menikmati damai sejahtera yang Tuhan sediakan. Kebencian menjadikan kita tawanan kepahitan masa lampau, padahal Yesus siap memerdekakan kita dari kebencian itu. Di sisi yang lain, pengampunan akan menciptakan kesempatan bagi kita untuk memperbaiki hubungan yang sempat rusak atau terputus dengan orang yang seharusnya tetap kita kasihi. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk mau mengampuni orang yang telah menyakiti hatiku selama ini. Seperti Engkau mau mengampuni aku orang yang berdosa ini, mampukanlah aku untuk mengampuni orang yang telah menyakiti hatiku. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 13 April 2024 Bacaan: "Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti." (Yesaya 48:18) Renungan: Suatu ketika hiduplah seorang pembuat sepatu yang miskin. Pendapatannya dari membuat sepatu hanya cukup untuk makan saja. Meskipun demikian, ia selalu kelihatan gembira dan bernyanyi sepanjang hari. Ketika ia bernyanyi, banyak anak kecil yang datang ke rumahnya dan mereka bergurau dengannya. Karena merasa terganggu dengan suara nyanyian si tukang sepatu tersebut, orang kaya yang tinggal di sebelah rumahnya mencari akal bagaimana membuat si tukang sepatu berhenti menyanyi. Ia pun menyiapkan sekantong uang dan memberikannya kepada si tukang sepatu. Betapa senangnya si tukang sepatu menerima kantong berisi uang tersebut, ia memeluk serta memandanginya, maklumlah selama hidupnya ia belum pernah melihat uang sebanyak itu. Karena takut hilang, ia membawa uang itu ke tempat tidurnya dan meletakkannya di bawah bantal. Tetapi ketika hendak berbaring tidur, ia khawatir jangan- jangan ada maling yang masuk ke rumahnya dan tidak hanya mengambil uang tersebut, tetapi juga membunuhnya. la pun bangun, mengambil kantong uangnya dan menaruhnya di loteng rumah. Setelah itu ia berpikir, "Ah, akan lebih aman jika aku menyimpannya di lemari yang terkunci, tetapi biasanya orang akan curiga jika melihat lemari terkunci rapat dan mereka akan berusaha membuka dengan paksa dan mengambil uangku. Sebaiknya aku menggali lubang di kebun dan memendamnya di sana." Begitulah yang terjadi setiap hari, tukang sepatu itu begitu sibuk dengan uangnya sehingga ia tidak sempat lagi bekerja membuat sepatu. Kini ia punya kesibukan lain yang menguras pikiran dan kegembiraannya. Rumah kecilnya pun kelihatan begitu sepi, tidak ada lagi suara merdu yang berkumandang dari dalamnya, tidak ada lagi suara anak-anak yang bersukacita dan bercanda dengannya, semua telah meninggalkannya dan kini ia penuh kekhawatiran karena uang yang ada padanya. Tukang sepatu itu menyadari bahwa ia kini begitu menderita dan sangat tidak bahagia karena uang itu. la pun memutuskan untuk menggali uang yang dipendamnya serta mengembalikannya kepada orang kaya yang telah memberikan uang itu. Sejak mengembalikan uang tersebut, ia kembali bekerja sambil bernyanyi. Anak-anak kecil pun kembali berdatangan ke rumahnya dan kebahagiaan yang pernah hilang kini dimilikinya kembali. Kebahagiaan tidak ditentukan oleh banyaknya uang ataupun harta yang kita miliki. Memiliki banyak uang dan harta tanpa bisa mengontrol diri agar tidak dikuasai oleh uang dan harta tersebut, hanya akan mencuri kebahagiaan yang kita miliki dan membuat kita jauh dari Tuhan. Kaya atau miskin, masing-masing orang bisa menciptakan kebahagiaannya sendiri dengan cara mensyukuri keberadaannya dan menikmati apa yang Tuhan percayakan kepadanya, tanpa membandingkan diri dengan orang lain yang lebih berada. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih untuk damai sejahtera yang telah Kau berikan padaku. Biarlah damai itu tetap tinggal dalam hatiku, sehingga melalui hidupku banyak orang diberkati. Amin. (Dod).
Biarlah pelajar Alkitab membebani pikirannya saat dia mempelajari Firman Tuhan; karena maknanya sering kali tersembunyi di bawah permukaan, pengetahuan yang diperoleh seperti itu akan seperti benih surgawi yang ditanam oleh Penabur Ilahi.
Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 1 Maret 2024 Bacaan: "Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu." (Efesus 4:32) Renungan: Pengampunan sering kali merupakan sesuatu yang sangat sulit dilakukan. Kita lebih suka melakukan balas dendam kepada orang-orang yang menyakiti kita. Karena hal itu akan lebih memuaskan kedagingan kita yang selalu cenderung untuk menuntut balas. Mata ganti mata, gigi ganti gigi. Namun Tuhan Yesus mengajarkan hal yang lain kepada kita semua. Dia justru mengajar kita agar tidak membalas dendam, melainkan mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kita, seperti Dia juga telah mengampuni kita. Corrie Ten Boom, juga mempunyai pengalaman dalam soal mengampuni. Dengan mata kepala sendiri, dia menyaksikan kedua orang tuanya disiksa dan dibunuh oleh seorang tentara Nazi. la sendiri juga mengalami siksaan yang luar biasa sehingga hatinya dipenuhi kebencian terhadap orang itu. Setelah menjalani masa-masa penyiksaan yang berat di kamp konsentrasi, Corrie akhirnya dibebaskan. la pun mulai bersaksi dan memberitakan Injil. Suatu kali ketika memimpin kebangunan rohani, ia melihat pembunuh orang tuanya itu, sekaligus orang yang pernah menyiksanya, ikut berdiri dan mengambil keputusan menerima Yesus sebagai Juruselamat. Saat itu hatinya penuh dengan pergumulan luar biasa antara kebencian dan keinginan mengampuni. Dalam ketidakberdayaan, ia berseru meminta pertolongan Tuhan. Tuhan menjamah dan mengalirkan kasih-Nya kepada Corrie, sehingga Corrie mampu memandang orang itu dengan cara pandang yang baru. la mendekati orang itu dan memperkenalkan dirinya. la berkata bahwa ia sudah mengampuni orang itu karena Tuhan telah mengampuninya. Orang itu terkejut dan dengan air mata bercucuran ia meminta ampun atas dosa-dosanya. Terjadi pemulihan yang luar biasa. Corrie merasakan beban kebencian yang menindihnya selama ini terlepas. Orang itu pun merasakan sukacita yang besar karena dosa-dosanya diampuni Allah dan Corrie. Jika kita merasa tidak mampu mengampuni, Allah selalu siap untuk menolong asalkan kita mau berseru kepada-Nya. Jadi mari memohon pertolongan Tuhan. Minta Dia untuk mengalirkan kasih-Nya kepada kita, karena dengan kemampuan sendiri, kita tidak akan dapat mengampuni orang yang bersalah kepada kita, namun dengan pertolongan Tuhan, kita pasti akan dimampukan untuk memberikan pengampunan. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, jadikanlah hatiku seperti hati-Mu, hati yang selalu penuh pengampunan terhadap orang-orang yang menyakiti hatiku. Biarlah damai sejahtera-Mu selalu menguasai hatiku. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 29 Februari 2024 Bacaan: Dan engkau, anak manusia, janganlah takut melihat mereka maupun mendengarkan kata-katanya, biarpun engkau di tengah-tengah onak dan duri dan engkau tinggal dekat kalajengking." (Yehezkiel 2:6a) Renungan: Suatu kali, seorang pemain musik muda mengadakan konser perdana. Setelah konser selesai, ia dicela habis-habisan oleh para kritikus sehingga sedih dan depresi. Melihat hal itu, Jean Sibelius, komposer Finisia yang terkenal, menghibur dia. Sambil menepuk-nepuk pundaknya, ia berkata, "Ingat Nak, tidak satu pun kota di seluruh dunia yang mendirikan patung penghargaan untuk kritikus." Orang yang baru pertama kali tampil biasanya melakukan banyak kesalahan sehingga banyak dikiritik dan ditolak. Tahun 1954, Jimmy Denny, manajer Grand Ole Opry memecat Elvis Presley setelah pertunjukan dan berkata, "Kamu tak akan berhasil Nak. Sebaiknya kembali jadi sopir truk saja." Ternyata Elvis Presley menjadi legenda dunia. Tahun 1959, petinggi Universal Pictures memecat Clint Eastwood karena giginya cuwil, jakunnya menonjol, dan bicaranya terlalu pelan. Ternyata Clint Eastwood akhirnya menjadi aktor Hollywood yang terkenal. Tahun 1962, perusahaan rekaman Deka menolak 4 pemuda yang bermain gugup untuk rekaman pertamanya. Mereka berkata, "Kami tidak suka mereka. Kelompok gitaris tidak begitu populer." Keempat pemuda itu adalah The Beatles, yang akhirnya juga menjadi legenda dunia. Mereka semua adalah contoh dari orang-orang yang tidak mudah patah semangat. Mereka terus maju dan tidak berhenti. Mereka terus berusaha mencari peluang, walaupun orang-orang mengkritik, mencemooh dan menghina mereka. Akhirnya, sejarah membuktikan mereka semua menjadi orang-orang yang sukses. Jika saat ini, kita banyak dikritik dan ditolak pada penampilan perdana, jangan putus asa! Jangan menyerah dan jangan berkecil hati, maju terus dan temukan peluang yang lain. Karena, suatu saat nanti, bila waktunya telah tiba, sejarah akan membuktikan kesuksesan dan keberhasilan kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, berilah aku hati seluas samudera agar aku dapat menerima semua kritik tanpa terluka. Biarlah semua kritik pada akhirnya menjadikan aku pribadi yang lebih baik dari hari ini. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 25 Februari 2024 Bacaan: "Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku." (Mazmur 62:2) Renungan: Suatu ketika, seorang Ibu sedang mengunjungi sebuah pegunungan di daerah Switzerland. Hari itu, ia mendekati sebuah tempat penggembalaan domba di suatu perbukitan. Di sana tampak berdiri seorang gembala dengan kawanan dombanya. Tidak jauh dari situ, berbaringlah seekor domba yang kelihatannya sedang sakit. Ternyata salah satu kakinya patah. Ibu itu lalu bertanya, "Mengapa domba yang satu ini kakinya bisa sampai patah?" Sang gembala menjawab, "Ibu, kaki domba ini patah bukan karena hewan buas yang menyerangnya, namun justru sayalah yang dengan sengaja mematahkan kakinya agar domba ini dapat terlindungi." Mendengar jawaban aneh itu sang Ibu tampak begitu terkejut, dan kembali bertanya, "Apa? Mengapa engkau justru mematahkan kakinya? Apakah engkau memang sudah tidak menginginkan domba ini lagi?" Dengan tenang, sang gembala itu melanjutkan penjelasannya," Begini Bu, dari semua domba dalam kawanan ini, yang satu ini paling tidak setia. Ia tidak pernah mentaati perintahku. la selalu berkeliaran sendiri dan mengantar kawanan lainnya tersesat. Justru karena aku begitu mengasihinya, aku tidak ingin domba nakal ini tersesat, tidak mengetahui arah jalan pulang dan akhirnya dimangsa binatang buas. Jadi jalan satu-satunya aku harus mematahkan kakinya agar tidak berkeliaran lagi. Saya telah mengalami hal-hal ini sebelumnya, makanya saya tahu bagaimana mencegahnya. Pada hari pertama saya mengantar makanan kepadanya, ia mencoba menggigit saya. Saya meninggalkannya sendirian selama beberapa hari dan ia kelaparan. Hari berikutnya, saya kembali mengantar makanan kepadanya. Sekarang ia tidak hanya mengambil makanan itu tetapi juga menjilati tanganku. Jika domba ini sehat kembali ia akan menjadi domba terbaik di antara semua kawanan itu. Karena, tidak ada seekor domba pun yang mampu mendengar suaraku lebih cepat daripada yang satu ini. Tidak ada seekor dombapun yang mendekati saya sedemikian akrabnya seperti yang satu ini". Tuhan Yesus adalah Gembala yang Agung dan kita semua adalah domba- dombaNya. Biarlah kita tidak menjadi domba yang liar yang tidak dapat dikendalikan dan yang tidak dapat diatur, karena hal itu justru akan mencelakakan diri kita sendiri. Sijahat dapat memangsa kita setiap saat, dan mencelakakan kita, bila kita mulai menjauh dari Tuhan dan berjalan sendiri menuruti keinginan daging kita. Jangan pernah melarikan diri dari Tuhan dan menempuh jalan kita sendiri, karena hanya dekat sang Gembala Agung yaitu Yesus Tuhan, kita beroleh ketenangan, sukacita, berkat yang melimpah dan damai sejahtera. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, jadikanlah aku seperti domba yang taat pada perintah sang gembala agar hidupku dilimpahi ketenangan dan sukacita-Mu. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 17 Desember 2023 Bacaan: "Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu." (1 Petrus 1:22) Renungan: Biasanya kita membayangkan orang ramah itu adalah yang murah senyum, suka menyapa, tutur katanya halus dan lembut, sopan dengan semua orang, sabar, selalu mau melayani serta terbuka diajak bicara oleh siapapun, dll. Apakah Yesus juga termasuk ramah? Ya, kita bisa melihatnya. la terbuka diajak bicara siapapun baik orang kaya atau miskin, pemimpin atau hamba, paham teologi atau tidak. la ramah saat bertemu anak-anak kecil sekalipun. Kelemahlembutan-Nya tampak dari belas kasihan-Nya yang begitu besar pada orang lain. la juga sabar terhadap para murid yang sulit memahami ajaran-Nya. Tapi bukankah la beberapa kali mengecam orang Farisi dengan menyebut mereka munafik, celaka, dll. Di mana juga keramahan Yesus saat la mengusir para penjual hewan dan penukar uang di Bait Allah? Di sinilah kita harus memahami bahwa nyatanya ramah bukanlah sekadar basa-basi agar kita tampak baik di depan orang belaka. Keramahan yang diajarkan Alkitab bukan sekadar sopan santun, tapi juga harus bersumber dari kasih, kekudusan, dan kebenaran. Keramahan bukan berarti bersikap terbuka dengan dosa serta kejahatan. Keramahan memang mengandung penerimaan, tapi bukan menerima hal-hal yang salah sebagai kebenaran. Yesus menerima orang berdosa yang datang kepada-Nya. la bahkan makan dengan para pemungut cukai. Tapi, keramahan Yesus justru menjadi jalan untuk la bisa menjangkau mereka dan menyadarkan mereka dari dosa-dosanya. Sebaliknya, kepada mereka yang terus berkeras pada dosa, seperti para Farisi, la tetap menegur bahkan mengecam mereka. Biarlah hati kita terbuka untuk mengasihi semua orang. Keterbukaan itu adalah jalan agar orang bisa melihat Kristus melalui hidup kita (2 Kor. 3:2-3), Keterbukaan kita mendemonstrasikan bagaimana Kristus mengasihi semua orang, termasuk orang berdosa. Namun, di saat yang sama kita juga harus bisa menunjukkan kekudusan Allah melalui sikap hidup kita dan tidak kompromi terhadap dosa. Kasih dan kekudusan atau kebenaran adalah dua hal yang tak terpisahkan. Inilah yang membedakan keramahan dunia dengan sikap ramah pengikut Yesus. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, berilah aku hikmat dalam bersikap ramah, sehingga walau aku terbuka dengan banyak orang dan baik dalam bersikap, namun aku tetap tegas untuk menegakkan kebenaran-Mu. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 14 Oktober 2023 Bacaan: "Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia. Itulah sebabnya, maka dari satu orang, malahan orang yang telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya." (Ibrani 11:11-12) Renungan: Abraham dan Sara mengalami hilang kekuatan untuk menanti sampai tergenapinya janji Tuhan. Bukan hanya hilang kekuatan secara mental, tetapi juga hilang kekuatan secara fisik. Alkitab mencatat bahwa Sara melahirkan anak saat Abraham berumur 100 tahun. Bahkan Sara sendiri dikatakan telah mati haid. Itu artinya dari segi usia dan tenaga, Abraham dan Sara sudah tidak mempunyai kekuatan lagi untuk mendapatkan anak. Namun, kenyataannya mereka mempunyai anak. Itu karena iman. Penulis surat Ibrani menyebutkan di dalam Ibrani 11:11, yaitu bahwa karena iman, Abraham dan Sara memperoleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun pada saat itu usianya sudah lewat. Hal itu terjadi karena Abraham menganggap Tuhan, yang memberikan janji kepadanya itu setia. "Kekuatan" yang dimaksud di sini menekankan kepada kekuatan yang nampak luar, yang bisa dilihat oleh orang lain dengan kasat mata. Tentu ini sangat luar biasa, kakek dan nenek, yang biasanya untuk berjalan saja sudah susah, tetapi yang ini malah melahirkan anak. Kemampuan Abraham dan Sara mempunyai anak di usia senja jelas merupakan kesaksian nyata bagi orang lain, yaitu mengenai kesetiaan Tuhan. Tuhan yang tidak pernah berbohong, Tuhan akan menepati setiap janji-Nya. Bukan hanya sebatas hal itu, karena iman itulah nantinya muncul suatu keturunan yang jumlahnya sampai tidak terbilang. Hal ini ditegaskan di dalam Ibrani 11:12, "Itulah sebabnya, maka dari satu orang, malahan orang yang telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya. Mungkin saat ini kita kehilangan kekuatan untuk menghadapi masalah dan tantangan, untuk melanjutkan aktivitas kehidupan, untuk menjadi orang yang berguna. Mari, munculkan kembali kepercayaan di dalam diri kita kepada Tuhan, tumbuhkan iman kita kepada janji- janji-Nya. Iman itu yang akan menyegarkan jiwa kita, yang akan mengalahkan segala kepenatan fisik dan jiwa. Pusatkan pikiran, perasaan, kehendak dan hati kita kepada apa yang Tuhan janjikan. Niscaya kita akan tegar kembali dan siap memperoleh apa yang kita rindukan. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku yakin bahwa Engkau setia kepada janji-Mu. Biarlah aku terus menaruh harap kepada-Mu, sehingga aku kuat menghadapi setiap masalah. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 6 Oktober 2024 Bacaan: "Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan." (Keluaran 20:7) Renungan: Dalam sebuah wawancara dengan sebuah majalah kenamaan Amerika di tahun 1966, John Lennon, vokalis The Beatles, yang saat itu tengah berada di puncak kariernya, berkata, "Kekristenan akan berakhir dan akan menghilang. Yesus sih lumayan, tetapi tujuan-tujuanNya terlalu sederhana. Hari ini The Beatles lebih terkenal dari Dia." Sejarah mencatat bahwa hidup Lennonlah yang berakhir, malah berakhir tragis. Ia ditembak empat kali oleh Mark David Chapman di lorong pintu The Dakota, tempat di mana ia menetap, tanggal 8 Desember 1980. Firman Tuhan di dalam Kel 20:7 berkata, "Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan." Hati-hati dengan ucapan kita. Sekadar berkata sia-sia saja sudah dosa (Mat 12:36), apalagi jika kita sampai berani menghujat Tuhan. Kesombongan selalu menjadi awal dari tindakan hujat kepada Tuhan. Di dalam Kis 12:20-23 dijelaskan bahwa Herodes mati karena ia begitu gembira mendengar sorak-sorai rakyat yang mengelu-elukannya, "Ini suara allah dan bukan suara manusia!" Seketika itu juga ia ditampar malaikat Tuhan karena ia tidak memberi hormat kepada Tuhan dan ia mati dimakan cacing-cacing. Kesombongan dan berbicara tanpa berpikir adalah dua sikap yang harus kita beri perhatian. Jangan sampai karena terbawa suasana, kita jadi kecolongan mengucapkan kata-kata yang sia-sia, bahkan menghujat Tuhan. Tuhan sudah memanggil kita menjadi alat-Nya untuk menyampaikan kabar sukacita bagi semua orang. Biarlah mulut kita hanya mengeluarkan kata-kata positif yang memberkati, bukan gosip dan hinaan yang bisa membuat orang lain terluka bahkan terjatuh mentalnya. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, hari ini aku berjanji untuk mengawasi setiap ucapanku. Biarlah lewat ucapanku orang-orang di sekitarku diberkati, sehingga aku dapat menyenangkan hati-Mu. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 3 Oktober 2023 Bacaan: "Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi." (Matius 5:5) Renungan: Salah satu ucapan bahagia yang disampaikan Yesus pada waktu berkhotbah di bukit adalah, "Berbaha gialah orang yang lemah lembut,..." (Mat 5:5). Sebagian orang mengartikan kata "lemah lembut" hanya sebatas pada keramahan, kesopanan dan nada bicara yang pelan jika berbicara. Sebenarnya kata "lemah lembut" mengandung arti yang lebih luas termasuk di dalamnya: sabar dan rendah hati. Kesabaran yang disertai dengan kerendahan hati akan memampukan seseorang untuk menanggung segala situasi. Orang yang nada bicaranya pelan tidak dapat disimpulkan sebagai orang yang lemah lembut. Lemah lembut lebih mengarah pada sikap hati seseorang. Tidak sedikit orang yang begitu ramah jika berbicara dengan orang, tetapi hatinya kaku, mudah marah dan pendendam jika dikecewakan. Seseorang mengartikan orang yang lemah lembut sebagai: orang yang tidak gampang marah, sabar menanggung beban, tahan terhadap luka hati dan cercaan, ramah, tidak iri, tidak keras hati, tetapi dengan mudah taat pada kehendak Allah. Di kalangan orang Yahudi ada sebuah nyanyian yang syairnya berkata, "Kebijaksanaan, ketaatan dan kelemahlembutan sangatlah berharga, tetapi yang paling berharga dari semuanya adalah kelemahlembutan. Biarlah setiap orang lemah lembut seperti Hillel dan jangan pemarah seperti Shammai." Hillel dan Shammai adalah dua rabi Israel yang cukup terkenal, mereka hidup pada zaman Bait Allah kedua. Hillel dikenal sebagai orang yang sabar, lembut dan rendah hati, sedangkan Shammai adalah orang yang keras hati, cepat emosi dan tidak sabar. Orang yang tidak cepat terluka dan sakit hati, memang lebih disenangi daripada orang yang pemarah dan tidak sabar. la jarang bermasalah dalam berhubungan dengan orang lain. Di dalam kehidupan sehari-hari ketika bergaul dengan sesama, kita akan selalu menghadapi situasi yang mungkin membuat hati ini merasa tidak enak. Orang yang suka membangkang, pembicaraan yang menyinggung perasaan dan tindakan yang membuat hati terluka, itu pasti akan kita temukan. Kita tidak bisa melarang agar orang tidak menyakiti hati kita, karena jika demikian kita akan kecewa dan membenci semua orang. Kita perlu meminta agar Tuhan memampukan kita menjadi orang yang lemah lembut, kuat dan sabar menanggung beban. Latihlah diri kita dengan membuang ego dan kesombongan yang membuat kita sulit menjadi orang yang lemah lembut. Mat 5:5 melanjutkan, "....karena mereka akan memiliki bumi." Ada yang mengartikan ayat ini bahwa orang yang lemah lembut akan diterima di mana-mana karena sifat mereka yang baik. Tetapi ada juga yang memberikan makna lebih jauh; menunjuk kepada bumi di masa depan, yaitu bumi yang baru. Hanya mereka yang memelihara hidupnya dalam kesucian yang akan mewarisi kemuliaan yang disediakan oleh Allah. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terkadang aku tidak mampu menjaga hatiku. Biarlah Roh-Mu yang kudus menolong aku menjadi orang yang lemah lembut. Amin. (Dod).
Biarlah setiap tujuan yang Anda bentuk, setiap pekerjaan yang Anda lakukan, dan setiap kesenangan yang Anda nikmati, bagi kemuliaan Tuhan.
Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 9 Agustus 2023 Bacaan: "Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan!" (Pengkhotbah 11:9) Renungan: Kemacetan bukanlah suatu pemandangan yang baru di Jakarta. Hampir dipastikan setiap pagi, siang dan sore di jalan-jalan tertentu kendaraan berlapis-lapis dan tersendat, sehingga banyak orang yang harus meluangkan waktu 2 jam lebih awal atau lebih untuk pergi ke tempat tertentu pada hari-hari kerja. Saat mengantri dalam kendaraan di tengah kemacetan, banyak hal yang bisa dilakukan. Ada yang marah-marah dan mengomel, ada yang panik karena takut terlambat, ada yang santai sambil mendengarkan musik, bahkan ada yang diam dan berdoa. Saat sampai ke tempat tujuan, suasana hati dan fisik merekapun berbeda. Mereka yang penuh kemarahan dan panik, akan membawa suasana hati mereka sampai di rumah, sehingga kepanikan dan kemarahan bisa berlanjut dan suasana rumah menjadi tidak nyaman lagi. Mereka yang tenang mendengarkan musik dan berdoa, tetap akan membawa suasana sukacita ketika sampai di rumah, sehingga sukacita tetap memenuhi rumah mereka. Ternyata bukan hanya kendaraan yang mengantri berjam-jam di tengah kepadatan jalan ibukota. Tanpa kita sadari pribadi kita masing-masingpun saat ini sedang mengantri untuk kembali ke rumah Bapa. Cepat atau lambat semua kita akan dipanggil untuk kembali kepada-Nya. Apakah di saat mengantri giliran kita ini, hati kita dipenuhi ketakutan, kemarahan, kedosaan, kenajisan? Ataukah hati kita tetap tenang, percaya dan berharap? Jika antrian manusia yang akan kembali ke rumah Bapa bisa digambarkan, kira-kira masih berapa meterkah jarak anda dan saya saat ini untuk sampai ke sana? Kalau dihitung pakai hitungan hari, kira-kira tinggal berapa hari lagikah anda dan saya sampai ke sana? Marilah kita persiapkan diri kita dengan baik, baik jasmani dan rohani kita. Hidup ini hanya sekali, maka isilah dengan banyak kebaikan sehingga hidup kita dapat menjadi berkat bagi banyak orang. Pada akhirnya ketika kita sampai di rumah Bapa, kita akan melihat senyum-Nya yang terindah menyambut kedatangan kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih atas rahmat kehidupan yang Kau berikan padaku sampai hari ini. Saat ini Kau sadarkan aku bahwa hidupku di dunia hanya sementara saja. Kalau di hari-hari yang lalu banyak waktu yang kusia-siakan dengan hal yang mengecewakan hati-Mu dan hati banyak orang, maka hari ini ajarkanlah aku untuk mulai memanfaatkan sisa umurku ini untuk berbuat banyak kebaikan bagi orang lain. Biarlah apapun yang akan ku perbuat semata-mata hanya untuk kemuliaan nama-Mu. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 29 Juli 2023 Bacaan: "Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya." (1 Yohanes 2:16-17) Renungan: Suatu ketika saya memiliki dua orang teman laki-laki, mereka berdua kakak beradik. Salah satunya menikah dengan seorang wanita yang bekerja di kantor. Perangainya judes dan kasar terutama terhadap ibu mertuanya. Sang ibu mertua tertekan dengan kehadiran menantunya ini. Kemudian saudaranya hendak menikah dengan seorang wanita yang mempunyai pekerjaan sebagai pembantu yang mengurus seorang ibu tua tetangga sebelahnya. Mendengar adik iparnya hendak menikah dengan pembantu tentu saja istri saudaranya itu marah terhadap adik iparnya itu. Tetapi dengan tenang sang adik ipar hanya menjawab, "Bagi saya pekerjaan calon istri saya tidak begitu penting, wajah juga tidak begitu penting. Yang penting adalah dia bisa menjaga mama saya dengan baik. Percuma saya mencari istri yang cantik, pandai dan kaya tetapi tidak sayang dengan mama saya. Selama ini saya memerhatikan dia begitu tekun dan penuh kasih merawat oma di sebelah sampai akhir hayatnya. Kalau dia saja bisa menjaga dan merawat oma tersebut yang bukan saudaranya dengan baik, pasti dia juga bisa merawat dan menjaga mama saya dengan baik." Ketampanan dan kecantikan jasmani bukanlah jaminan hidup kita dapat menjadi berkat bagi orang lain jika tidak disertai ketampanan dan kecantikan batinian. Saat ini begitu banyak jiwa-jiwa yang terhilang karena tidak mendapatkan kasih dan perhatian dari orang-orang di sekitarnya. Tuhan menghendaki kita menjadi pohon rindang yang dapat menjadi perteduhan bagi mereka. Tuhan juga menghendaki kita menjadi air sejuk yang dapat menghilangkan dahaga mereka. Itu semua dapat kita lakukan bila kita memiliki ketampanan dan kecantikan batiniah. Mungkin saat ini kita diberkati dengan harta kekayaan yang melimpah, pekerjaan yang sukses dan kita menjadi kebanggaan di tempat kita bekerja. Akan tetapi apakah di rumah, kita juga menjadi kebanggaan pasangan, anak-anak atau orang tua, sementara kesibukan kita menyita waktu kita untuk mereka? Tuhan tidak membutuhkan harta, ketampanan, kedudukan dan titel kita. Tapi Tuhan membutuhkan hati kita untuk orang-orang yang kita kasihi dan yang ada di sekitar kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, bantulah aku agar aku tidak terlena dengan semua berkat jasmani-Mu. Biarlah dengan berkat jasmani itu aku semakin dapat memberkati banyak orang, sehingga kehadiranku mampu membawa orang-orang di sekitarku kembali kepada hati-Mu. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 28 Juli 2023 Bacaan: "Karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa." (Efesus 2:18) Renungan: Tidak jarang kita menemui adanya larangan masuk dalam hidup sehari-hari. Ada tanda-tanda peringatan seperti: "Khusus Karyawan, Khusus Mobil Pejabat, Dilarang Masuk, Di larang Lewat". Tidak seorangpun di antara kita ingin mendengar pernyataan bahwa kita tidak diterima. Namun, faktanya selalu ada tempat di mana kita akan dilarang masuk. Akan tetapi kita harus mengucap syukur, karena Allah tidak menetapkan larangan bagi mereka yang ingin datang kepada-Nya. Mereka yang datang kepada Allah tidak akan melihat tanda "Dilarang Masuk". Melalui doa, Allah Bapa memperkenankan kita untuk datang kepada-Nya secara langsung dan tanpa dibatasi. Ini karena Yesus telah membuka jalan bagi semua orang yang menerima-Nya. "Marilah kepadaku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadaMu" (Mat 11:28). "Barangsiapa datang kepadaku, la tidak akan Kubuang" (Yoh 6:37). "Barangsiapa haus, baiklah la datang kepadaku dan minum!" (Yoh 7:37). Begitu kita datang kepada Kristus untuk menerima keselamatan, kita dapat menikmati persekutuan yang tidak terbatas. Pintu menuju kepada-Nya selalu terbuka. Ayo! Tunggu apalagi! Mari kita datang pada-Nya, dan Ia akan mempersilakan kita masuk untuk memperoleh keselamatan. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau selalu terbuka untukku. Apapun keadaan diriku, tangan-Mu senantiasa terbuka untuk menerima kedatanganku. Buka hatiku dan hancurkan kekerasan hatiku agar aku dapat bergegas untuk datang kepada-Mu. Jangan biarkan dunia gemerlapan menjerat dan menghadang aku untuk datang pada-Mu. Biarlah hati-Mu yang penuh kasih senantiasa menguasai hatiku, sehingga melalui kehadiranku, banyak orang datang kepada-Mu. Yesus, jadikan hatiku seperti hati-Mu. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 9 Juli 2023 Bacaan: "Hai anakku, janganlah pertimbangan dan kebijaksanaan itu menjauh dari matamu, peliharalah itu." (Amsal 3:21) Renungan: Keputusan Esau menjual hak kesulungannya, salah satunya disebabkan karena tidak adanya pertimbangan atau tidak berpikir panjang. Tentunya Esau juga tahu apa itu hak kesulungan dan berkat-berkat apa saja yang akan diperolehnya melalui hak kesulungan itu. Buktinya setelah ia tahu bahwa ayahnya telah memberkati Yakub, meraung-raunglah ia dengan keras sambil memohon agar Ishak memberkatinya juga. Namun apa boleh buat, semua sudah terlambat. Ketika Esau diperhadapkan pada keinginan yang besar untuk makan bubur kacang merah, ia sama sekali tidak berpikir panjang tentang pentingnya hak kesulungan. Ia terpikat dengan apa yang ada di depan matanya saat itu. Melalui kisah kehidupan Esau kita belajar tentang satu perkara penting, yaitu membiasakan diri berpikir panjang sebelum mengambil keputusan. Seringkali kita begitu terpaku pada keadaan yang ada di depan mata kita, sehingga kita lupa untuk berpikir panjang dan menimbang-nimbang mengenai akibat dari keputusan yang kita ambil. Ada sebuah kata bijak yang berkata, "Mujurlah orang yang tidak tergesa-gesa memutuskan, karena pertimbangan akan mencegah air mata penyesalannya." Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ingatkan aku ketika aku hendak mengambil keputusan. Biarlah hikmat dan kebijaksaan-Mu menguasai hati dan pikiranku, sehingga setiap keputusan yang aku ambil sungguh sesuai dengan kehendak-Mu dan bukan kehendakku sendiri, Yesus, Engkaulah sumber kebijaksanaanku, Amin. (Dod).
Daripada mengoreksi orang lain atas salahnya penilaian mereka kepada diri kita, lebih baik kita mengoreksi diri kita sendiri seraya berkata, “Kalaulah saya memang tidak seperti apa yang mereka katakan, kenapa saya harus marah?”
Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 8 Juni 2023 Bacaan: Mazmur "Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya! Takutlah akan TUHAN, hai orang-orang- Nya yang kudus, sebab tidak berkekurangan orang yang takut akan Dia! Singa- singa muda merana kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari TUHAN, tidak kekurangan sesuatupun yang baik." (34:9-11) Renungan: Seorang wanita cantik mengenakan baju mahal datang ke seorang psikiater dengan segudang keluhan dan merasa hidupnya hampa. Lalu psikiater itu memanggil Merry, seorang wanita tua yang bekerja sebagai cleaning service di kantornya. Lalu Merry disuruh bercerita mengenai kisah hidupnya. Merry bercerita, "Suamiku meninggal akibat malaria. Tiga bulan kemudian anak tunggalku tewas dalam kecelakaan. Aku tidak punya siapa-siapa lagi. Aku tidak bisa tidur, tidak bisa makan, tidak pernah tersenyum kepada siapapun juga, bahkan aku ingin bunuh diri. Di suatu sore, seekor anak kucing mengikutiku saat aku pulang. Karena kasihan aku memberinya susu. Setelah kenyang anak kucing tersebut bermanja- manja di kakiku, saat itulah untuk pertama kalinya aku tersenyum kembali. Sesaat kemudian aku berpikir: jika membantu seekor anak kucing saja aku bisa tersenyum, aku pasti akan bahagia jika melakukan sesuatu bagi orang lain. Di hari berikutnya aku membawa beberapa biskuit untuk kuberikan pada tetanggaku yang sakit. Tiap hari aku mencoba melakukan sesuatu yang baik bagi setiap orang yang kujumpai dan hal itu membuatku bahagia. Aku tahu banyak orang yang bisa tidur dan makan lebih baik dariku, tetapi aku telah menemukan kebahagiaan ketika aku memberi dalam keterbatasanku." Si wanita kaya itupun menangis, dia memiliki segala sesuatu yang bisa dibeli dengan uang, namun kehilangan kebahagiaan yang tidak bisa dibeli dengan uang, yaitu bersyukur. Seseorang pernah berkata, "Tuhan hanya berdiam di dua tempat: di Sorga dan di hati orang yang tahu mengucap syukur.' Bersyukurlah, karena setiap hari Tuhan memberi kita kesempatan untuk mengecap dan merenungkan segala kebaikkan-Nya. Saat kita merenungkan semua kemurahan hati-Nya, maka hati kita akan tergerak untuk menjadikan hidup kita berharga dan berguna. Kita akan terpacu untuk berbuat sesuatu yang menjadikan kita paket berkat bagi sesama. Orang yang paling malang di dunia adalah orang yang kehilangan kesempatan untuk bersyukur atas segala berkat yang Tuhan berikan dan tidak pernah mengalami kebahagiaan karena menjadi berkat bagi orang lain. Apakah kita akan menjadi orang yang malang atau orang yang beruntung? Keputusan ada di tangan kita masing-masing. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku mengucap syukur atas semua kebaikan yang kuterima dari-Mu di sepanjang hidupku ini. Aku rindu untuk dapat menjadi saluran berkat bagi banyak orang, terutama mereka yang saat ini merasa tidak puas akan hidup ini dan kecewa dengan apa yang sudah mereka terima. Biarlah melalui pengalaman hidupku, aku dapat menjadi firman-Mu yang hidup yang dapat membebaskan banyak orang dari keputusasaan mereka dalam menghadapi hidup ini. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 1 Juni 2023 Bacaan: "Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." (Lukas 19:10) Renungan: Seseorang menemukan sebatang bunga lidah buaya yang mulai mengering di tong sampah. Kemudian batang lidah buaya itu dibawa pulang dan ditanam serta dirawat dengan baik. Lama-kelamaan bunga batang lidah buaya itu tumbuh subur dan memenuhi pekarangan rumah orang tersebut. Banyak orang dapat menikmati es lidah buaya yang berasal dari sebatang lidah buaya yang mulai kering, yang dirawat dengan baik, karena ada sepasang tangan yang mau mengambil dari tempat sampah dan merawatnya dengan baik. Pernahkah kita berpikir bahwa seperti itulah Allah "memungut" serta mengangkat kita dari lumpur dosa? Kita yang seharusnya binasa karena pelanggaran kita, kini dapat memanggil Dia "Bapa", karena kita sudah diangkat menjadi anak-Nya. Allah melakukan itu karena kasih-Nya yang besar kepada kita. Dia tidak mau membiarkan kita binasa di dalam kejatuhan kita, tetapi Dia ingin agar kita dapat menerima berkat-berkat-Nya, sehingga pada akhirnya kitapun dapat menjadi berkat bagi orang lain. Ketika dunia menolak, merendahkan dan menganggap kita tidak berarti, ingatlah bahwa Allah tidak pernah menolak kita karena, "Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun Tuhan menyambut aku." (Mzm 27:10). Di dunia ini mungkin kita sulit mendapatkan penerimaan seperti penerimaan Allah terhadap kita. Ia menerima kita dengan segala keberadaan kita, sebab itu datanglah pada-Nya. Dia ingin memperbaharui hidup kita sehingga menjadi berkenan di hadapan-Nya. Bagaimanapun keadaan kita saat ini, pandanglah Yesus dan raihlah tangan-Nya yang terulur pada kita, karena "Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya.." Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku bersyukur pada-Mu karena hati-Mu seluas samudera, yang senantiasa siap menerima aku dalam keadaan apapun. Aku percaya kasih dan kerahiman-Mu melebihi segala kedosaanku. Karena itu ulurkanlah tangan-Mu dan raihlah aku. Ubah aku menjadi pribadi yang sesuai kehendak-Mu, yang dapat menjadi saluran berkat bagi sesamaku. Angkat semua kesedihan, kebencian, dendam, amarah dari hatiku dan ganti dengan kuasa pengampunan dan sukacita-Mu. Biarlah wajahku berseri-seri karena Engkau sudah hadir dalam diriku dan siap memberkati banyak orang. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 3 April 2023 Bacaan: "Janganlah menahan kebaikan daripada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27) Renungan: Suatu kali saya membimbing retret untuk anak-anak SD di suatu sekolah. Dari sekian banyak anak ada seorang anak yang terlihat autis. Setiap saat dia bisa melompat-lompat atau berjalan-jalan walaupun saat pengajaran diberikan. Satu hal yang sungguh mengharukan saya adalah ketika anak itu mulai beranjak dari tempat duduknya dan mulai berjalan, selalu saja ada teman-temannya yang dengan sabar menuntun dia kembali ke tempat duduk. Saat melaksanakan tugas pribadi atau kelompok, ada saja teman-temannya yang senantiasa mendampingi dia, memberi pengarahan bahkan dengan sabar mengajarinya tanpa diminta oleh saya atau guru kelasnya. Hal itu membuat suasana retret sungguh mengharukan sekaligus menyenangkan bagi saya, karena saya melihat anak-anak dapat menjadi malaikat penolong bagi teman yang mengalami kesulitan. Seseorang pernah berkata, "Agar dikasihi, jadilah orang yang menyenangkan." Jika kita mau setiap pagi memotivasi diri untuk menjadi orang yang menyenangkan hati Tuhan dan sesama, tentu kita bisa menjadi malaikat penolong di manapun kita berada. Perangkat yang kita perlukan adalah hati yang peka dan rela menolong sesual dengan kemampuan yang kita miliki. Jika kita hanya memiliki tangan, perkataan yang membangun, materi atau telinga untuk mendengar. pakailah itu dengan baik. Jadilah malaikat penolong dengan mengasan anggota tubuh, terutama hati nurani agar peka dan terlatih menolong sesama. Singkirkanlah keegoisan, jadilah pribadi yang ramah dan murah hati. Kembangkan sikap saling melayani dan jauhkan diri dari tindakan yang saling menggigit, mencela atau mencelakakan, maka hidup kita akan menjadi berkat bagi orang lain. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, taruhlah dalam hatiku roh kerelaan dan kepedulian seperti yang dimiliki oleh orang Samaria yang murah hati. Berilah aku kuasa penuh untuk menjadi berkat bagi orang lain baik melalui perkataan, perasaan, pikiran dan perbuatanku. Aku rindu untuk menjadi kepanjangan diri-Mu yang dapat menjadi saluran berkat untuk sesamaku yang membutuhkan. Mampukan aku Yesus untuk membuat mereka tersenyum bahagia dengan sedikit perbuatan baikku. Biarlah senyum mereka menjadi senyum-Mu sendiri sebab aku percaya. Engkau senantiasa hadir dalam diri orang-orang miskin, menderita dan sakit. Yesus, jadikan hatiku seperti hati-Mu, hati yang penuh belas kasih untuk menolong orang yang berkesusahan. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan Sabtu, 1 April 2023 Bacaan: "Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging. Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup." (Roma 8:12-13) Renungan: Sebuah Hymne yang berjudul "Amazing Grace" merupakan pernyataan pribadi dari seseorang yang merasakan bahwa anugrah Allah semata-matalah yang telah menyelamatkan dan melayakkan dia untuk melayani Tuhan. John Newton pengarang lagu tersebut tadinya memiliki prinsip hidup, tingkah laku dan hati yang hitam sebagaimana layaknya orang yang hidup di luar Tuhan. John merasakan kehidupan yang sangat pahit dan menyakitkan ketika ia hidup jauh dari Tuhan. Ia adalah anak seorang kapten kapal yang begitu dihormati, namun pernah jatuh dalam kemiskinan dan kehinaan. Begitu dalam kejatuhannya sehingga John yang adalah bangsa kulit putih harus menjadi budak dari majikan negro dan istri majikannya memperlakukannya begitu kejam. Tetapi akhirnya ia dilayakkan untuk melayani Tuhan dan menjadi seorang hamba Tuhan. Ketika meninggal pada tahun 1807, di atas batu nisannya tertulis, "John Newton, pejabat, seorang yang dahulunya penentang Kristen dan penganut kebebasan yang oleh anugerah yang kaya dari Tuhan dan Juruselamat kita Yesus Kristus, dijaga, diperbaharui, diampuni, dan diurapi untuk memberitakan iman yang dahulu sangat berusaha dihancurkan olehnya, hampir 16 tahun di Olney di Bucks, dan 28 tahun di gereja ini." John Newton memiliki kesadaran seperti Paulus yang begitu mengagumi karya Allah yang telah mengubahkan serta melayakkannya untuk melayani Allah. Paulus bahkan menyebutkan dirinya sebagai orang yang paling berdosa dari semua orang berdosa. Ia merasa sangat berhutang kepada Allah, sehingga ia melakukan begitu banyak pengorbanan untuk memberitakan Injil. Bagaimana dengan kita? Adakah rasa berhutang atas kebaikan Allah di dalam diri kita yang akan mendorong kita untuk melakukan sesuatu bagi-Nya? Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku bersyukur atas semua kebaikan yang telah kuterima dari-Mu selama ini. Ajarilah aku untuk tetap setia pada-Mu dan buatlah aku untuk juga mau membagikan kasih-Mu itu dengan cara menyenangkan Engkau melalui perbuatan baikku kepada sesama. Biarlah apapun yang kulakukan dalam hidupku semata-mata hanya untuk memuliakan nama-Mu, sehingga melalui sikap hidupku semakin banyak orang mengenal Engkau dan memuliakan nama-Mu. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 30 Maret 2023 Bacaan: "Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian." (Kolose 3:13) Renungan: Ada begitu banyak alasan untuk menyimpan kepahitan. Seorang pria tidak bisa memaafkan dan melupakan kepahitan yang dialaminya pada masa kecilnya, karena ayahnya memperlakukan dia dengan kejam. Seorang wanita tidak bisa lepas dari kebencian karena suaminya telah berselingkuh. Seorang pemuda tidak bisa melupakan penolakan atas cintanya, dll. Adalah hal yang dapat dimengerti jika kita marah kepada orang yang bersalah atau berlaku tidak adil kepada kita, akan tetapi kita tidak boleh membiarkan kemarahan singgah lama dalam hati kita, sehingga kemarahan itu berubah menjadi kebencian. Dalam hal melepaskan kebencian, kita harus belajar dari Daud yang selalu melepaskan pengampunan bagi orang-orang yang telah menyakiti hatinya. Suatu hari, hati Daud galau, ia sedang dalam pelarian dari Absalom anaknya, tiba-tiba tampillah Simei mengutukinya. "Demikianlah Daud melanjutkan perjalanannya dengan orang-orangnya, sedang Simei berjalan terus di lereng gunung bertentangan dengan dia dan sambil berjalan ia mengutuk, melemparinya dengan batu dan menimbulkan debu." Kondisi yang sedang dialami Daud sebenarnya mendukungnya untuk membenci Simei, tetapi Daud tidak memberi kesempatan pada kebencian untuk singgah di dalam hatinya. Menanggapi komentar anak- anak Zeruya yang berusaha memanas-manasi Daud untuk membenci dan membalas perbuatan Simei, maka Daud berkata demikian. "Tetapi kata raja: Apakah urusanku dengan kamu, hai anak2 Zeruya? Biarlah ia mengutuk! Sebab apabila TUHAN berfirman kepadanya: Kutukilah Daud, siapakah yang akan bertanya: Mengapa engkau berbuat demikian? Mungkin TUHAN akan memperhatikan kesengsaraanku ini dan TUHAN membalas yang baik kepadaku sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini." (2 Samuel 16:10, 12). Kita harus segera menetralkan "racun" kemarahan yang akan mencemari hati dan cenderung mematikan kasih dalam hidup kita, yaitu dengan cara melepaskan pengampunan. Mengampuni bukan berarti toleransi terhadap kesalahan orang lain, tetapi memberikan kesempatan kepada orang yang berbuat salah untuk bertobat. Orang yang tidak mau mengampuni akan membuat dirinya "berkubang" pada pengalaman pahit di masa lampau. Melepaskan pengampunan kepada orang yang bersalah kepada kita merupakan cara untuk melepaskan diri dari "kubangan" kebencian, dan kunci untuk menikmati damai sejahtera yang Tuhan sediakan. Kebencian menjadikan kita tawanan kepahitan masa lampau, padahal Yesus siap memerdekakan kita dari kebencian itu. Di sisi yang lain, pengampunan akan menciptakan kesempatan bagi kita untuk memperbaiki hubungan yang sempat rusak atau terputus dengan orang yang seharusnya tetap kita kasihi. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, penuhilah aku dengan kasih-Mu, sehingga dapat menetralkan racun kemarahan, dendam, sakit hati yang selama ini mengikatku. Ubahlah aku menjadi baru, sehingga damai sejahtera-Mu kembali menguasai diriku. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 28 Februari 2023 Bacaan: "Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang; sebab mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau. Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang." (Mazmur 37:1-2, 6) Renungan: Ada sebuah kisah nyata tentang seorang pejabat pemerintah yang kaya dan terpandang di kampungnya. Ia dapat melakukan apa saja yang diinginkannya karena ia memiliki banyak uang. Orang-orang selalu menghormatinya ke manapun ia pergi sehingga ia gampang menguasai masyarakat di kampungnya. Di kampung yang sama ada sebuah keluarga sederhana yang sehari-harinya berjualan kerupuk. Suatu hari keluarga itu menjemur kerupuk di sepanjang tepi jalan di depan rumah mereka. Sebenarnya pejabat itu bisa mengingatkan keluarga tersebut untuk tidak menjemur kerupuknya di pinggir jalan karena dapat mengganggu pemandangan di kota itu. Tetapi tanpa memberikan peringatan terlebih dahulu, pejabat tersebut menggilas kerupuk-kerupuk itu dengan mobil mewahnya sehingga keluarga sederhana yang ternyata adalah keluarga Kristen itu hanya dapat memandangi kejadian itu dengan linangan air mata Mereka tidak dapat mengajukan protes apalagi marah karena mereka adalah orang-orang kecil yang tidak mungkin didengarkan suaranya. Mereka hanya bisa mengadu dan mengeluh kepada Tuhan. Orang lain tidak mendengarnya, tetapi Tuhan mendengarkannya. Tidak lama berselang, pejabat itu meninggal secara mengenaskan karena mobil yang dikendarainya menabrak sebuah pohon besar. Kita tidak bersyukur atas apa yang telah menimpanya. Pejabat tersebut telah menuai apa yang ditaburnya. Di dunia ini tidak semua orang dapat mengerti dan memahami keberadaan kita. Kita tidak selalu mendapat dukungan dan pembelaan dari orang-orang yang kita harapkan dapat mendukung dan membela kita. Kita bahkan tidak selalu mendapat pertolongan dari saudara2 kita sendiri. Kita jangan terlalu banyak berharap bahwa kebenaran kita akan ditegakkan karena hukum di dunia ini selalu diplintir dan diselewengkan. Pemazmur mengatakan bahwa Tuhanlah yang akan memunculkan kebenaran kita. Ketika semua orang berpihak pada orang-orang kuat, Tuhan berpihak kepada orang-orang lemah yang haknya dirampas. Jika saat ini kita merasa bahwa harga diri dan hak kita diinjak-injak, janganlah mencari pembelaan dari manusia. Bawalah perkara kita kepada Tuhan dan biarkan la yang bertindak untuk kita. Biarlah la yang membela kita dengan menunjukkan keadilan-Nya. Dan bagi kita yang merasa punya hak dan wewenang untuk melakukan apa saja terhadap sesama, ingatlah mata Tuhan selalu tertuju kepada apa saja yang terjadi di dunia ini. Taburlah perbuatan yang baik, jangan merampas hak orang lemah, jangan perdayai orang-orang bodoh, jangan memutarbalikkan fakta karena jika seseorang mengadu kepada Tuhan, maka Tuhan sendiri yang akan turun tangan dan bertindak terhadap kita! Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, lihatlah segala kebenaran yang diselewengkan di dunia ini. Orang-orang lemah tidak dapat membela diri dan mempertahankan haknya tetapi aku tahu bahwa Engkau ada di pihak mereka, bertindaklah ya Tuhan. Amin. (Dod).
Pembawa Renungan: RD. Alip Suwito Yogyakarta Mrk. 1:7-11