a graying hipster from Jakarta. Talking about everything under the sun. Podcasting in the Indonesian language
Direktur Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Philips J. Vermonte, yang juga host podcast The Graying Hipsters diundang oleh tim Podcast uTara Tempo. Dalam episode kali ini Philips bicara bagaimana negara yang demokratis akan menggunakan riset dan bukti sebagai dasar pembuatan kebijakan. Philips juga bicara soal optimisme anak muda di tengah masa ketidakpastian ini. Gelombang demonstrasi mahasiswa beberapa bulan yang lalu adalah salah satu contohnya. Dengarkan pembahasannya bersama host Gita Putri Damayana. Di uTara podcast dari Tempo Institute, menyajikan obrolan yang ringan tapi perlu didengarkan.
Kali ini kita ngobrol dengan Bima Arya tentang tata kota Bogor, bagaimana ia merancang kota ini selama menjabat. Selain itu, masalah intoleransi dan hal-hal yang personal.
Episode 8 Bincang-bincang dengan dua penulis muda, yaitu Idhar Resmadi penulis buku "Jurnalisme Musik dan Selingkar Wilayahnya" dan Nuran Wibisono penulis buku "Nice Boys Don't Write Rock and Roll: Obsesi Busuk Menulis Musik 2007-2017". Diskusi tentang jurnalisme dan penulisan musik di Indonesia dan masa depannya, juga persoalan pop culture dan musisi-musisi yang semakin kehilangan kemampuan menulis dan terlibat dalam public discourse dibandingkan dengan musisi kita di era sebelumnya. Juga mengenai musik dan penulis musik yang menginspirasi.
Bincang-bincang bersama Donal Faris dari Indonesian Corruption Watch (ICW) dan Fadli Ramadani dari Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) mengenai pendanaan partai politik kita. Apa saja masalahnya? Mengapa banyak kader partai dan pemimpinnya terlibat kasus korupsi? Apa saja yang perlu dilakukan untuk melawan korupsi politik dan memperkuat demokrasi kita? Berapa besaran subsidi bagi partai politik yang idealnya diberikan negara (baca: dari uang pembayar pajak)?
Bersama tiga peneliti CSIS: Arya Fernandes, Noory Okthariza (Oktha) dan Yose Rizal Damuri, membincangkan dan mengevaluasi debat pertama capres-cawapres yang diselenggarakan KPU. Bagaimana voters memandang debat televisi? Apakah debat mempengaruhi pilihan? Apakah akan terjadi economic voting? Debat capres/cawapres menjadikan pemilih sangat fokus pada pemilihan presiden, nyaris melupakan pemilihan legislatif, apa konsekuensinya?
Bincang-bincang Bersama Dr. Ian Wilson dan bukunya "Politik Jatah Preman" (diterjemahkan dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia oleh penerbit Marjin Kiri, 2018) mengenai studinya tenting ormas-ormas yang tidak segan menggunakan kekerasan dalam kontentas politik pasca Orde Baru. Bagaimana mereka berevolusi sejak masa Orde Baru hingga hari ini dan apa konsekuensinya bagi demokrasi.
Bincang-bincang Bersama Dandhy Dwi Laksono, co-founder Watchdoc yang memproduksi ratusan film dokumenter, antara lain melalui rekaman perjalanan naik motor keliling Indonesia setahun penuh, menempuh ribuan kilometer. Seperti Motorcycle Diary dari Che Guevara yang bittersweet atau George Orwell yang satiristik? Film-film Watchdoc merekam persoalan-persoalan sosial dan telah menjadi repertoire gerakan perlawanan sosial terhadap kebijakan-kebijakan yang oleh Dandhy dilihat mengabaikan local wisdom, seperti persoalan pabrik semen di Kendeng, atau reklamasi di Teluk Benoa Bali. Watchdoc dan film-filmnya menawarkan cara pandang alternatif, other world is possible.
Bersama Kus Eryansyah, Managing Director Asosiasi Fintech Indonesia. Apa dan bagaimana Fintech di Indonesia? Bagaimana konsekuensinya untuk kehidupan sehari-hari? Bagaimana bank-bank berstrategi menghadapi moda baru transaksi financial yang semakin terdigitalisasi? Seberapa siapkah Indonesia disbanding berbagai negara lain dalam menghadapi dan, yang terpenting, memanfaatkan inovasi teknologi di bidang finansial ini?
Bincang-bincang album musik Indonesia terbaik tahun 2018, bersama Wahyu Acum Nugroho (vokalis Bangkutaman dan redaktur media musik online Pop Hari ini dan Yandri Ardiyan Erlangga redaktur Vice Indonesia. Bicara tentang kriteria musik yang mask kategori "terbaik", untuk apa membuat daftar album terbaik hingga observasi mengenai perkembangan skena musik di tanah air yang semakin terdesentralisasi, musik-musik keren semakin kuat di luar Jakarta.
Bersama Rinaldi Usman dkk, tentang inisiatif mendirikan Skolari - Sekolah Lari yang bermoto "Running is Sharing". Bincang-bincang seputar motivasi kenapa harus lari, hingga trend life style kelas menengah dan sedikit soal politik aspirasi kelas menengah di kota-kota besar. Apakah trend lari ini bagian dari awal aspirasi kelas menengah untuk kebijakan eco-friendly? Atau ini sekedar kesibukan sekelompok kelas menengah yang hanya peduli kesehatannya sendiri?