Nukilan-nukilan buku yang paling bermakna dan mungkin relate sama kehidupan kamu.
"Conflict exists to show us who is there for us unconditionally and who is just there for the benefits". Excerpt from Mark Manson's book, The Subtle Art of Not Giving a F*ck page 116.
"Happiness requires struggle. It grows from problems". Excerpt from Mark Manson's book, The Subtle Art of Not Giving a F*ck page 25.
"True happiness occurs only when you find the problems you enjoy having and enjoy solving". Excerpt from Mark Manson's book, The Subtle Art of Not Giving a F*ck page 6.
"The key to a good life is not giving a fuck about more; It's giving a fuck about less, giving a fuck about only what is true and immediate and important." Excerpt from Mark Manson's book, The Subtle Art of Not Giving a F*ck page 6.
"Marsinah itu arloji sejati". Kamu dibacain buku berjudul Melipat Jarak, karya Sapardi Djoko Damono. Dongeng Marsinah adalah salah satu sajak dalam buku tersebut. (1993-1996)
"Saya tidak pernah jadi perhatian dalam upacara, dan tidak tahu harga sebuah lencana". Kamu dibacain buku berjudul Melipat Jarak, karya Sapardi Djoko Damono. Dongeng Marsinah adalah salah satu sajak dalam buku tersebut.
"Apakah sebenarnya hakikat kemanusiaan, pangeran?". Kamu dibacain buku berjudul Melipat Jarak, karya Sapardi Djoko Damono. Dongeng Marsinah adalah salah satu sajak dalam buku tersebut.
"Detik pun tergeletak, Marsinah pun abadi". Kamu dibacain buku berjudul Melipat Jarak, karya Sapardi Djoko Damono. Dongeng Marsinah adalah salah satu sajak dalam buku tersebut.
"Dan harus dikembalikan ke asalnya, debu". Kamu dibacain buku berjudul Melipat Jarak, karya Sapardi Djoko Damono. Dongeng Marsinah adalah salah satu sajak dalam buku tersebut.
"Kami ini tak banyak kehendak, sekadar hidup layak, sebutir nasi". Kamu dibacain buku berjudul Melipat Jarak, karya Sapardi Djoko Damono. Dongeng Marsinah adalah salah satu sajak dalam buku tersebut.
"Teman seperjalanan, aku menunggu". Kamu dibacain buku berjudul "Asal Muasal Pelukan", dari Candra Malik. Ini adalah salah satu penggalan puisinya berjudul "Setiba Kematian".
"Siapa pun kau, maukah menemaniku?". Kamu dibacain buku berjudul "Asal Muasal Pelukan", dari Candra Malik. Ini adalah salah satu penggalan puisinya berjudul "Setiba Kematian".
"Sediakah Tuan menemani perjalananku?". Kamu dibacain buku berjudul "Asal Muasal Pelukan", dari Candra Malik. Ini adalah salah satu penggalan puisinya berjudul "Setiba Kematian".
"Ke mana teman seperjalananku?". Kamu dibacain buku berjudul "Asal Muasal Pelukan", dari Candra Malik. Ini adalah salah satu penggalan puisinya berjudul "Setiba Kematian".
"Siapa lagi teman seperjalananku?". Kamu dibacain buku berjudul "Asal Muasal Pelukan", dari Candra Malik. Ini adalah salah satu penggalan puisinya berjudul "Setiba Kematian".
"Angin adalah teman seperjalananku". Kamu dibacain buku berjudul "Asal Muasal Pelukan", dari Candra Malik. Ini adalah salah satu penggalan puisinya berjudul "Setiba Kematian".
"Tanganku bukan teman seperjalanan". Kamu dibacain buku berjudul "Asal Muasal Pelukan", dari Candra Malik. Ini adalah salah satu penggalan puisinya berjudul "Setiba Kematian".
"Tiada lagi teman seperjalananku". Kamu dibacain buku berjudul "Asal Muasal Pelukan", dari Candra Malik. Ini adalah salah satu penggalan puisinya berjudul "Setiba Kematian".
"Tinggal napas teman seperjalananku". Kamu dibacain buku berjudul "Asal Muasal Pelukan", dari Candra Malik. Ini adalah salah satu penggalan puisinya berjudul "Setiba Kematian".
"Kaukah teman seperjalananku?". Kamu dibacain buku berjudul "Asal Muasal Pelukan", dari Candra Malik. Ini adalah salah satu penggalan puisinya berjudul "Setiba Kematian".
Kamu dibacain buku berjudul "Asal Muasal Pelukan", dari Candra Malik. Ini adalah salah satu puisinya berjudul "usia".
"Marilah kita bercinta pada tempatnya". Kamu dibacain buku berjudul BH, judul yang sama dengan salah satu cerpen karya Emha Ainun Nadjib.
"Kupilih surat An-Nur. Tentang Tuhan adalah cahaya. Bagi langit dan bumi. Cahaya itu menyala sebelum dinyalakan...". Kamu dibacain buku berjudul BH, judul yang sama dengan salah satu cerpen karya Emha Ainun Nadjib.
"Apa urusanmu? Masalahku ya masalahku, masalahmy urus sendiri olehmu." Kamu dibacain buku berjudul BH, karya Emha Ainun Nadjib. Ini adalah salah satu cerpen yang berjudul tangis.
"Saya tetap siap mencintai seorang wanita. Saya tetap punya sisa kemurnian sebagai manusia". Kamu dibacain buku berjudul BH, karya Emha Ainun Nadjib.
"..saya adalah pohon yang sendiri. Dan, pohon yang hidup sendiri punya hak mutlak untuk menentukan dirinya sendiri". Kamu dibacain buku berjudul BH karya Emha Ainun Nadjib.
"Genting-genting rumah, pohon-pohon, angin, mata orang lain yang meskipun saya tak kenal, harus tahu bahwa saya laki-laki." Kamu dibacain buku berjudul BH karya Emha Ainun Nadjib.
"Tuhan, kenapa jarang ada tidur yang tanpa bangun kembali? Alangkah gampangnya itu bagi-Mu". Kamu dibacain buku kumpulan cerpen dari Emha Ainun Nadjib, berjudul "BH".
"Aku toh diam-diam bisa berupacara menghormatinya, berdoa untuk hari bahagianya". Kamu dibacain buku berjudul "BH", yang ditulis oleh Emha Ainun Nadjib. Buku kumpulan cerpen, salah satu penggalan cerpennya berjudul "pesta" sedang kamu dengarkan saat ini.
"Kalau memang Tuhan tak bisa digenggam, ya tak usah ber-Tuhan saja". Kamu dibacain buku berjudul "BH", karya Emha Ainun Nadjib. Salah satu cerpennya ini menceritakan perjalanan seseorang dalam mencari Tuhan, sejak dia mulai bisa berpikir dan menalar.
"Ayo gabung ke kami, biar jadi mimpi buruk presiden". Kamu dibacain buku kumpulan puisi Wiji Thukul, "Nyanyian Akar Rumput".
"Siapa suka harkat manusia senilai tikus". Kamu dibacain buku kumpulan puisi Wij Thukul, "Nyanyian Akar Rumput".
"Bahwa sepanjang umurku dulu, telah kuletakkan rasa takut itu ditumitku". Kamu dibacain buku kumpulan puisi wiji thukul, yang berjudul "Nyanyian Akar Rumput".
"Aku hidup, ia hidup, kami sama-sama makan". Kamu dibacain salah satu puisi dari buku "Nyanyian Akar Rumput: Wiji Thukul".
"Apa guna banyak baca buku, kalau mulut kau bungkam melulu". Kamu dibacain buku berjudul "Nyanyian akar rumput: Wiji Thukul", salah satu isinua adalah puisi yang sedang kamu dengarkan ini.
Kamu dibacain buku berjudul "Nyanyian Akar Rumput: Wiji Thukul". Ini adalah salah satu puisi yang berjudul "reportase dari puskesmas", kamu dapat menemukannya di halaman 45.
Kamu dibacain buku yang berjudul "Nyanyian Akar Rumput". Buku ini adalah kumpulan puisi Wiji Thukul. Puisi Sajak Ibu bisa kamu temukan di halaman 30.
Kamu dibacain buku berjudul "Catatan Seorang Demonstran: Soe Hok Gie". Pada bab "mencari makna", terdapat sebuah prosa yang ditulis pada 11 November 1969.
Kamu dibacain buku berjudul "Catatan Seorang Demonstran: Soe Hok Gie", pada bagian dimana Gie menceritakan tentang mimpinya.
Kamu dibacain buku berjudul "Catatan Seorang Demonstran: Soe ahok Gie. Ini adalah puisi yang berjudul sebuah tanya, yang dapat kamu temukan di halaman 215-216.
Kamu dibacain buku berjudul "Catatan Seorang Demonstran: Soe Hok Gie". Pada bagian VII, kumpulan catatan harian Soe Hok Gie yang bertema "politik, pesta dan cinta". Bagian ini menceritakan bagaimana sulitnya hidup menjadi seorang idealis. Kamu dapat menemukan bagian ini di halaman 216.
Kamu dibacain buku yang berjudul "Sepotong senja untuk pacarku", karya Seno Gumira Ajidarma. Ini adalah bagian ketiga dari cerpen"Hujan, senja, dan cinta". Meskipun terdiri dari 3 bagian, ini bukanlah cerpen seutuhnya.
Kamu dibacain buku yang berjudul "Sepotong senja untuk pacarku", karya Seno Gumira Ajidarma. Ini bagian kedua dari "Hujan, senja, dan cinta".
Kamu dibacain buku yang berjudul "Sepotong senja untuk pacarku", karya Seno Gumira Ajidarma. "Hujan, senja, dan cinta" adalah salah satu cerpen yang bisa kamu temukan di halaman 101, saya bacakan cerpen ini dalam 3 bagian agar lebih bisa dinikmati. Walaupun begitu, yang saya bacakan bukanlah cerpen utuh.
Kamu dibacain buku yang berjudul "sepotong senja untuk pacarku", karya Seno Gumira Ajidarma. Salah satu judul cerpennya berjudul "kunang-kunang mandarin", yang sedang kamu dengarkan. Kamu dapat menemukannya di halaman 70 sampai halaman 76.
Kamu dibacain buku yag berjudul sepotong senja untuk pacarku, yang ditulis oleh Seno Gumira Ajidarma. Episode ini adalah penggalan jawaban Alina atas surat yang dikirimkan Sukab. Kamu dapat menemukannya di halaman 25 sampai 28.
Kamu dibacain buku berjudul "sepotong senja untuk pacarku", ditulis oleh Seno Gumira Ajidarma. Teks terdapag di halaman 4 dan 5.