POPULARITY
Categories
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Yenny dari Paroki Santo Paulus di Keuskupan Bandung, Indonesia. Roma 4: 20-25; Mazmur tg 1: 69-70.71-72.73-75; Lukas 12: 13-21.KITADIPERHITUNGKAN TUHAN Renungan kita pada hari ini bertema: Kita DiperhitungkanTuhan. Seorang remaja laki-laki berdiskusi dengan ibunya. Ia pertanyakanmengapa dulu ia dibaptis bayi, padahal kalo menunggu saatnya ia besar, iasendiri yang akan memilih untuk dibaptis. Ia ingin melakukan sendiri pengakuanimannya. Tetapi sang Ibu menjelaskan, iman putranya itu diwakili oleh keduaorang tuanya. Cara seperti itu tepat sekali seperti yang diwartakan olehSanto Paulus bahwa melalui iman Abraham, kita semua ikut menjadi beriman.Artinya, setiap orang yang dibaptis dengan diwakili seperti remaja itu, ikutdiperhitungkan dalam karya keselamatan Kristus. Diperhitungkan berarti kitamasing-masing berada dalam daftarnya Tuhan. Diri kita diperhitungkan di daftaritu karena kita mengikuti dan berbagi dalam kehidupan Kristus. Prinsip inidijalankan oleh Abraham, dan kita semua setelah beliau juga mendapatkan bagiannya. Tuhan yang maha baik dan maha murah berkehendak supayasemua orang diperhitungkan, masuk dalam daftarnya. Namun menjadi terdaftarbukan tanpa aturan apa pun. Harus ada standar kelayakan dan kelulusan. Pintunyakecil dan setiap orang harus dapat melewatinya. Siapa yang kedapatan tidakberpakaian pesta perjamuan Tuhan, ia akan digagalkan menikmati Kerajaan Allah.Siapa yang tidak menyangkal diri dan memikul salibnya tidak layak bagi Dia. Iniadalah contoh-contoh standar yang kita temukan di dalam kitab suci. Dengan kata lain, perhitungan yang dikenakan kepada kitaadalah mengikuti standar Yesus Kristus. Injil pada hari ini menegaskan lagisyarat menurut standar itu supaya seseorang menjadi layak disertakan dalamdaftar rencana keselamatan. Standar utamanya ialah pertumbuhan rohani dankeselamatan jiwa kita. Sabda Allah dan semua perintah Allah merupakan sumbermakanan kehidupan rohani kita. Kehidupan ini adalah bentuk nyata kerajaan Allahitu. Meskipun kita memang sedang berada di dunia dan tidak bisaterlepas dari kenyataan jasmani serta kehidupan sosial kemasyarakatan, namunkehidupan rohani kita yang mesti menjiwai semuanya. Sebab jika tak ada kekuatanrohani yang mengarahkan hidup kita, dan kalau hanya ada orientasijasmani-material-sosial yang menjadi perhitungan di dunia ini, nasib manusiaitu akan seperti orang kaya dengan hasil tanahnya berlimpah namun tidak selamatseperti yang diumpamakan Injil tadi. Apa gunanya semua benda, materi, reputasi, gelar dancapaian ketenaran di dunia ini, jika semua itu tak masuk dalam perhitunganTuhan atas diri kita! Justru perhitungan itu adalah jiwa kita, kehidupan rohanikita, yang mengikuti standar Yesus Kristus.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus yang baik,besarkanlah hati kami untuk dapat mengikuti dengan sebenarnya apa yang menjadiarah hati-Mu, yaitu melaksanakan kehendak Bapa. Bapa kami yang ada di surga ...Dalam nama Bapa ...
Hai Wonder Kids, kembali dalam renungan anak GKY Mangga besar. Judul renungan hari ini adalahMENEMUKAN HAL BAIK Mari kita membaca Firman Tuhan dariROMA 12: 14Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!Wonder Kids, Kamu pasti pernah merasa disakiti atau diperlakukan tidak adil oleh temanmu, ya? Mungkin temanmu mengejek, marah, atau tidak mau bermain denganmu. Apa yang biasanya kamu lakukan? Marah balik? Atau mendiamkan dia? Tapi Firman Tuhan berkata:“Berkatilah orang yang menyakitimu, jangan balas dengan kejahatan.”Wah, ini tidak mudah, ya? Tapi itulah yang dilakukan Tuhan Yesus, bahkan kepada orang yang mengkhianati-Nya, yaitu Yudas. Tuhan Yesus tahu bahwa Yudas akan menjual-Nya, tapi Ia tetap menyapa Yudas dengan lembut dan menyebutnya “teman” (Matius 26:50). Tuhan Yesus menunjukkan kasih dan kesabaran, meskipun Dia tahu Yudas berbuat salah. Ini bukan karena Yudas memiliki “sesuatu yang baik,” tetapi karena Yesus sendiri baik dan penuh kasih.MARI KITA BERTUMBUH DI DALAM ANUGERAH TUHANWonder Kids, beberapa orang mudah menemukan hal baik dari diri orang lain. Tapi ada pula yang sulit menemukannya. Meskipun demikian teruslah mencari kebaikan dalam diri orang lain, seperti Tuhan Yesus yang menemukan kebaikan dalam diri Yudas. Teruslah berdoa agar orang lain juga bisa menemukannya.Mari kita berdoaBapa ajari aku untuk memberkati orang-orang di sekitarku dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Bantu aku untuk selalu bersikap baik dan penuh kasih. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa, AminWonder Kids, TUHAN MENGAJAR KITA UNTUK MEMBERKATI ORANG LAIN, BAHKAN KETIKA MEREKA BRBUAT JAHAT KEPADA KITA. Tuhan Yesus memberkati
Setelah hampir tiga dekade sejak Reformasi, lanskap Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) di Indonesia mengalami transformasi hebat, namun juga diwarnai kerentanan struktural yang kompleks. Laporan riset dari ARC UI dan POLGOV UGM, "Mengakar dan Menyebar? Peta Gerakan Masyarakat Sipil Indonesia di Masa Kemunduran Demokrasi", memberikan peta jalan analisis kritis terhadap kondisi terkini OMS, menyoroti kontradiksi mendasar antara tuntutan profesionalisme dan pelemahan agenda politik transformatif. Warisan Otoritarianisme dan Kontradiksi Struktural Konteks historis pasca-1998 menunjukkan bahwa kebebasan yang diperoleh telah diserap kembali ke dalam tatanan baru. Meskipun jumlah OMS, LSM, dan kelompok advokasi menjamur pada awal 2000-an, laporan ini menegaskan bahwa warisan Orde Baru tetap memengaruhi struktur dan kinerja mereka. Warisan ini termanifestasi dalam fragmentasi aliansi pro-demokrasi, penyerapan aktivis ke dalam institusi negara, dan melemahnya politik kelas yang seharusnya mampu mengonsolidasikan basis massa akar rumput. Laporan ini secara khusus mengkaji bagaimana OMS kini beroperasi di tengah fenomena kemunduran demokrasi yang tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga secara global. Di Indonesia, kemunduran ini ditandai dengan kembalinya elit ekonomi politik otoritarian melalui dinasti politik, yang turut menyempitkan ruang gerak sipil (halaman 9). Penyempitan ruang sipil ini diperparah oleh lingkungan regulasi yang kontradiktif (Temuan 1, halaman 15). Negara secara strategis menggunakan dua wajah hukum: satu sisi ada regulasi yang mendukung HAM (seperti UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM), namun di sisi lain terdapat regulasi represif (seperti UU No. 16 Tahun 2017 tentang Ormas dan UU ITE) yang memperkuat pembatasan. Kriminalisasi digital, dengan ratusan kasus berbasis UU ITE, menjadi ancaman nyata yang melampaui batas digital. Paradoks Profesionalisme: Teknikalisasi dan Depolitisasi Inti temuan laporan ini adalah identifikasi dua proses sentral yang membatasi kapasitas transformatif OMS: teknikalisasidan depolitisasi. Teknikalisasi didefinisikan sebagai proses sehari-hari yang menekankan efisiensi, standardisasi, dan manajerialisme dalam pengelolaan program OMS (Boks 6, halaman 12). Praktik ini didorong oleh tuntutan akuntabilitas donor, khususnya skema Government-to-Government (G-to-G), yang mewajibkan pelaporan teknis, kerangka logis, dan indikator kinerja kuantitatif yang ekstensif. Laporan tersebut mencatat Paradoks Profesionalisme (Temuan 2, halaman 17), di mana OMS institusional menjadi lebih profesional secara manajerial—ahli dalam penulisan proposal dan evaluasi dampak—namun kapasitas politik mereka untuk mendorong reformasi struktural justru menurun. Tuntutan manajerial ini menyita waktu dan energi yang seharusnya dialokasikan untuk pengorganisasian komunitas tapak, menyebabkan fragmentasi organisasional karena OMS terjebak dalam "silo program" mereka sendiri. Depolitisasi, sebagai pasangan dari teknikalisasi, adalah erosi bertahap atas dimensi politik dalam aktivitas OMS, yang ditandai oleh menyempitnya ruang deliberasi publik (Boks 6, halaman 12). Ketika fokus utama beralih pada pencapaian hasil program untuk menghindari risiko pendanaan, diskusi mengenai relasi kekuasaan dan agenda transformasi sosial menjadi sulit dijalankan, melemahkan konsolidasi gerakan lintas kelas. Kontradiksi ini juga tercermin pada dampak kerja OMS: OMS yang menangani isu yang dikuasai elit ekonomi politik (pertambangan, kelapa sawit) memiliki dampak terbatas, sementara OMS yang bergerak di wilayah yang tidak dikontrol elit (kesetaraan gender, disabilitas) justru menunjukkan peningkatan pengaruh (halaman 7). Kondisi ini menciptakan fragmentasi OMS yang disponsori negara, yang semakin memecah belah kekuatan masyarakat sipil (halaman 14). Otonomi Lokal dan Rizoma Gerakan Muda Di tengah dominasi teknikalisasi di tingkat nasional, laporan ini juga menyoroti dinamika penting di tingkat lokal dan gerakan akar rumput orang muda. Pada tingkat lokal, OMS menghadapi pilihan antara meningkatkan kapasitas teknis melalui pendanaan (risiko teknikalisasi) atau mempertahankan otonomi politik (risiko keterbatasan sumber daya) (Temuan 3, halaman 19). Kasus Dewan Rakyat Lampung (DRL) menjadi contoh model alternatif yang menolak dukungan finansial donor demi menjaga kohesi dan otonomi politik, meskipun harus menghadapi keterbatasan jangkauan ketika berhadapan dengan entitas besar seperti BUMN. Laporan ini secara khusus menggarisbawahi rizoma gerakan orang muda (Temuan 4, halaman 22) sebagai kekuatan baru dalam ekosistem masyarakat sipil. Model Organisasi Rizomatik: Gerakan ini mengadopsi struktur yang horizontal, cair, dan berjejaring, yang berbeda dari struktur hierarkis OMS institusional. Mereka memanfaatkan teknologi digital sebagai tulang punggung untuk koordinasi dan mobilisasi cepat. Independensi Pendanaan: Mengandalkan pendanaan mandiri, iuran anggota, atau crowdfunding memberikan mereka otonomi politik dan membebaskan mereka dari tuntutan pelaporan formal donor. Potensi Transformatif: Gerakan ini mampu memobilisasi massa secara luas dan cepat, seperti dalam demonstrasi #ReformasiDikorupsi (2019) dan protes anti-UU Cipta Kerja. Mereka juga memperkenalkan wacana baru seperti interseksionalitas dan keadilan iklim. Namun, laporan ini juga memperingatkan bahwa model rizomatik ini rentan terhadap fragmentasi organisasional, bersifat sporadis, dan menghadapi ancaman serius dari represi digital (UU ITE). Rekomendasi untuk Konsolidasi Progresif Berdasarkan temuan kontradiksi yang terjadi, laporan ini menyajikan sejumlah rekomendasi strategis (Boks 11, halaman 24) untuk memperkuat gerakan masyarakat sipil di tengah kemunduran demokrasi. Menjembatani OMS Institusional, Organik, dan Komunitas Tapak: Mendesak pengembangan mekanisme pendanaan kolaboratif yang mengintegrasikan akuntabilitas formal dengan keterlibatan politik transformatif. OMS institusional didorong untuk membangun konsolidasi gerakan tanpa terjebak pada luaran program yang kaku. Mendukung OMS di Tengah Kemunduran Demokrasi: Diperlukan desain program fleksibel yang memungkinkan kerja advokasi di luar kerangka programatik. Bantuan legal dan keamanan digital harus diprioritaskan, terutama bagi OMS di wilayah berisiko tinggi. Memfasilitasi Dialog Antargenerasi Aktivis: Merekomendasikan penciptaan ruang pertukaran strategi dan pengetahuan yang setara antara OMS terinstitusionalisasi, organik, dan gerakan orang muda. Skema peer mentoringdua arah diperlukan agar aktivis senior menyumbang narasi historis dan aktivis muda menyumbang inovasi digital dan taktik mobilisasi. Memperkuat Peran OMS Lokal: Pendanaan harus disalurkan langsung ke OMS lokal dengan meminimalkan perantara pusat (Jakarta), terutama bagi mereka yang menghadapi tekanan dari industri ekstraktif dan kepentingan elit ekonomi politik. Mendukung Gerakan Rizomatik Orang Muda: Dukungan alternatif tanpa persyaratan institusionalisasi formal perlu diberikan, serta mendorong pertukaran lintas daerah antarkolektif muda. Penelitian ini menyimpulkan bahwa meskipun OMS Indonesia menghadapi hambatan signifikan akibat teknikalisasi dan depolitisasi, resiliensi mereka tampak melalui kemunculan model aktivisme baru dari generasi pascareformasi 1998. Kontradiksi ini—antara kekuatan basis sosial yang beragam dan penyebaran jejaring organik yang adaptif—menawarkan peluang bagi pembaruan gerakan pro-demokrasi untuk menjadi motor perubahan sosial yang progresif.
Gareth Morgan menyajikan pandangan yang revolusioner tentang organisasi. Ia berpendapat bahwa semua teori manajemen berakar pada metafora yang tersirat. Metafora ini membentuk cara kita melihat, memahami, dan mengelola suatu organisasi sehari-hari. Buku "Images of Organization" karya Gareth Morgan ini mengajarkan bahwa tidak ada satu pun pandangan yang sempurna. Setiap metafora menawarkan wawasan yang kuat, namun sifatnya selalu parsial. Tantangannya kini adalah mengembangkan kemampuan untuk memanfaatkan banyak perspektif secara bersamaan. Ini adalah kunci untuk menjadi pemimpin yang efektif dalam menghadapi dunia yang penuh ambiguitas. Metafora tidak hanya memperindah bahasa, tetapi juga cara kita berpikir. Ketika kita menyebut "organisasi adalah mesin," kita menyoroti aspek rasional dan strukturalnya. Morgan mengajak kita untuk menyadari adanya distorsi yang diciptakan oleh setiap perumpamaan. Metafora pertama dan paling umum adalah organisasi sebagai mesin. Pandangan ini melahirkan sistem birokrasi yang terpusat dan berjenjang hierarki. Organisasi dirancang agar beroperasi secara efisien, andal, dan sangat terprediksi. Dasar pemikiran ini berasal dari era Revolusi Industri dan praktik militer klasik. Frederick Taylor, dengan konsep manajemen ilmiah-nya, memecah pekerjaan menjadi tugas-tugas kecil yang rutin dan spesifik. Tujuannya memastikan setiap orang bertindak persis seperti komponen mekanis. Kelebihan model mesin adalah efisiensi luar biasa dalam melaksanakan tugas yang sederhana dan stabil. Ini terbukti sukses di lini perakitan atau layanan cepat saji, seperti yang diterapkan McDonald's. Namun, kelemahannya adalah ketidakmampuan untuk beradaptasi cepat terhadap perubahan lingkungan. Model ini juga dapat menciptakan birokrasi yang kaku dan menghambat pemikiran kreatif. Pengkotak-kotakan tugas dan spesialisasi yang ketat cenderung menciptakan fragmentasi di dalam organisasi. Hal ini sering menimbulkan masalah seperti apatis dan minimnya inisiatif di kalangan karyawan. Morgan menyarankan kita harus siap beralih dari pola pikir mekanistik ini di tengah era perubahan yang cepat. Metafora kedua melihat organisasi sebagai organisme hidup. Organisasi dipandang sebagai sistem terbuka yang mutlak bergantung pada lingkungan luar. Ia memiliki "kebutuhan" yang harus dipenuhi untuk menjamin kelangsungan hidup. Konsep organisme menekankan pentingnya lingkungan dan kemampuan adaptasi. Teori ini melahirkan Teori Kontingensi, yang menegaskan bahwa tidak ada satu cara pun yang terbaik untuk berorganisasi. Bentuk organisasi yang tepat sangat bergantung pada jenis lingkungan dan tugas yang dihadapi. Stabilitas lingkungan memerlukan struktur yang mekanistik, sementara turbulensi membutuhkan struktur yang organik dan fleksibel. Organisasi organik dicirikan oleh fleksibilitas tinggi, jaringan komunikasi terbuka, dan desentralisasi kekuasaan. Contohnya adalah adhocracy atau organisasi yang berbasis tim proyek inovatif. Model ini lebih mampu beradaptasi karena fokus utamanya adalah kelangsungan hidup total, bukan sekadar pencapaian tujuan operasional. Morgan mengupas teori ekologi populasi yang menempatkan lingkungan sebagai kekuatan seleksi utama. Teori ini berpendapat bahwa hanya organisasi yang "paling cocok" yang akan bertahan di tengah kelangkaan sumber daya. Namun, pandangan ini dikritik karena dianggap terlalu deterministik dan meremehkan pilihan strategis manajemen. Batasan mendasar metafora organisme adalah asumsi kesatuan fungsional internal. Organisasi sebenarnya tidak seutuh atau seharmonis organisme biologis. Selain itu, organisasi pada dasarnya adalah konstruksi sosial yang dibentuk oleh ide dan keyakinan, bukan hanya struktur fisik yang kaku. Metafora otak menyajikan organisasi sebagai sistem pemrosesan informasi yang kompleks. Organisasi dipandang memiliki kemampuan belajar dan mengatur diri sendiri secara cerdas. Inti dari pandangan ini adalah cybernetics, yakni ilmu kontrol dan komunikasi. Terdapat konsep umpan balik negatif yang menjelaskan mekanisme regulasi diri sistematis. Ini membantu sistem mendeteksi dan mengoreksi penyimpangan dari norma yang telah ditetapkan. Pembelajaran sejati memerlukan "double-loop learning," yaitu kemampuan untuk mempertanyakan dan mengubah norma operasional yang mendasarinya. Birokrasi sering terjebak dalam "single-loop learning" yang statis dan repetitif. Morgan juga memperkenalkan konsep holografik dalam mendesain organisasi modern. Holografi menyiratkan bahwa visi dan kecerdasan keseluruhan dikodekan di setiap bagian. Ini memungkinkan adanya kecerdasan terdistribusi dan redundansi fungsi yang efektif. Organisasi yang cerdas harus menggabungkan spesialisasi yang kuat dengan desentralisasi penuh. Prinsip desain holografik mencakup requisite variety dan minimum specs. Requisite variety menuntut mekanisme internal harus mencerminkan keragaman lingkungan luar yang kompleks. Minimum specs memastikan karyawan memiliki otonomi yang cukup untuk mengatur pekerjaan mereka sendiri. Penerapan prinsip ini menciptakan "learning organizations" yang adaptif dan dinamis. Organisasi juga dapat dipahami sebagai budaya yang unik dan hidup. Metafora ini berfokus pada nilai, norma, keyakinan, ritual, dan makna bersama yang menuntun kehidupan organisasi. Budaya adalah realitas sosial yang diciptakan, dikomunikasikan, dan dipertahankan bersama-sama. Budaya ini seringkali jauh lebih kuat daripada struktur formal yang didokumentasikan. Contohnya adalah perusahaan Jepang yang sangat menekankan harmoni, komitmen total, dan rasa saling memiliki. Budaya korporat yang kuat dapat menyatukan karyawan dan memberikan panduan yang jelas saat ada ambiguitas. Budaya yang sehat mendorong inovasi dan adaptasi yang berkelanjutan dan organik. Budaya dapat dianggap sebagai DNA organisasi, yang memberikan cetak biru bagi reproduksi diri. Morgan menunjukkan bagaimana budaya terbentuk dari interaksi sehari-hari, termasuk humor, cerita, dan ritual kecil. Memahami budaya membantu manajer menyadari peran mereka sebagai pencipta realitas kolektif. Konsep Enactment of a Shared Reality menjelaskan proses penciptaan ini. Orang-orang "menjalankan" realitas bersama mereka melalui serangkaian tindakan dan interpretasi. Perubahan organisasi harus dimulai dari transformasi citra, asumsi, dan nilai-nilai inti, bukan sekadar mengganti struktur. Meskipun metafora budaya kuat, ia cenderung mengabaikan konflik dan dominasi kekuasaan. Terlalu fokus pada idealisme harmoni dapat menyamarkan isu politik dan kekuasaan yang nyata. Budaya yang terlalu kuat dan homogen justru bisa menjadi "penjara psikis" baru yang menghambat adanya kritik. Metafora politik melihat organisasi sebagai sistem yang didorong oleh kepentingan, konflik, dan kekuasaan. Pandangan ini menggeser fokus dari rasionalitas ideal ke perjuangan nyata untuk alokasi sumber daya. Organisasi adalah arena tempat individu dan kelompok mengejar tujuannya masing-masing. Kekuasaan bersumber dari banyak aspek, bukan hanya wewenang formal yang melekat pada posisi. Ini termasuk kontrol terhadap sumber daya yang langka dan kemampuan untuk menghadapi ketidakpastian. Kekuasaan juga dapat berasal dari aliansi interpersonal dan kontrol terhadap informasi atau pengetahuan. Konflik timbul karena perbedaan kepentingan, baik di tingkat individu maupun fungsional atau subkultur. Morgan membedakan berbagai sistem pemerintahan dalam organisasi, seperti otokrasi (kekuasaan absolut) dan teknokrasi (kekuasaan berdasarkan keahlian). Adanya demokrasi di tempat kerja, seperti serikat pekerja, menunjukkan upaya perimbangan kekuasaan yang terus-menerus. Kekuatan politik selalu ada dalam organisasi, meskipun tidak diakui secara eksplisit oleh manajemen. Memahami politik organisasi memungkinkan manajer untuk bersikap realistis dan strategis. Mereka dapat menganalisis kepentingan (Tugas, Karier, Ekstramural) yang berbeda untuk memprediksi perilaku yang muncul. Dengan demikian, manajemen yang efektif melibatkan negosiasi dan pembangunan koalisi yang strategis. Konflik tidak selalu bersifat disfungsional; ia dapat menjadi katalisator bagi perubahan dan inovasi yang diperlukan. Namun, manajemen harus berhati-hati agar tidak terperangkap dalam permainan kekuasaan yang berlarut-larut dan merusak. Metafora politik mengungkap drama nyata yang sering tersembunyi di balik fasad rasionalitas. Metafora ini adalah yang paling abstrak, melihat organisasi sebagai penjara yang diciptakan oleh pikiran sendiri. Kita sering terperangkap oleh ide, asumsi, dan gambaran mental yang tanpa sadar kita ciptakan. Morgan mengajak kita untuk menggali ranah alam bawah sadar organisasi. Morgan mengutip teori Freud dan Jung dalam konteks ini. Organisasi dapat mewujudkan obsesi bawah sadar terhadap kontrol dan ketertiban yang berlebihan. Kepemimpinan yang otoriter mungkin merefleksikan dinamika keluarga patriarkal yang telah direpresi. Organisasi juga dapat menjadi sarana pencarian keabadian kolektif atau proyeksi ketakutan. Beberapa praktik organisasi, seperti obsesi pertumbuhan yang tidak sehat atau kebutuhan akan warisan, mungkin didorong oleh kecemasan akan kematian. Metafora ini memberikan wawasan mendalam tentang dinamika irasional yang memengaruhi keputusan strategis. Kelemahan metafora ini adalah kecenderungannya untuk mengabaikan faktor eksternal dan terstruktur yang nyata. Fokus yang terlalu kuat pada psikodinamika dapat membuat kritik menjadi nihilistik atau pesimistis. Namun, metafora ini vital untuk memahami mengapa organisasi sulit melakukan perubahan yang rasional. Metafora ini memandang organisasi sebagai pola perubahan yang berkelanjutan, bukan entitas yang statis. Perubahanadalah logika yang tidak terhindarkan, yang membentuk dan mengubah realitas organisasi secara konstan dari waktu ke waktu. Ini secara langsung menantang pandangan linier tentang perencanaan dan kontrol. Morgan memperkenalkan konsep Autopoiesis, di mana organisasi adalah sistem yang memproduksi dan mereproduksi dirinya sendiri secara tertutup. Organisasi cenderung berinteraksi dengan proyeksi diri mereka sendiri, menciptakan narcissism organisasi yang merusak. Mereka seringkali memiliki "identitas" yang menghambat adaptasi dengan dunia luar. Konsep Chaos and Complexity menyoroti perubahan yang bersifat non-linier dan tak terduga. Pergeseran kecil dapat menghasilkan konsekuensi besar yang tak terduga dalam sistem yang sangat kompleks. Organisasi harus belajar untuk mengelola di tengah ketidakpastian, yakni dengan menemukan pola-pola yang muncul di dalam kekacauan. Konsep Dialectical Change menekankan perubahan yang didorong oleh kekuatan yang saling berlawanan (contradiction). Misalnya, ketegangan antara kontrol dan otonomi dapat memicu krisis yang melahirkan struktur baru. Metafora ini menuntut manajer untuk merangkul paradoks yang ada dalam organisasi. Metafora terakhir adalah Instrumen Dominasi, yang secara kritis menyoroti sisi eksploitatif dan manipulatif organisasi. Organisasi besar sering dilihat sebagai alat kekuasaan yang digunakan untuk mencapai kepentingan sekelompok kecil pemodal atau elit. Fokusnya adalah pada dampak negatif di tempat kerja dan masyarakat luas. Morgan mengkritik bagaimana organisasi menggunakan dan mengeksploitasi karyawan. Ini termasuk bahaya kerja, penyakit akibat kerja, dan stres mental yang ditimbulkan oleh ritme kerja yang brutal. Organisasi memperkuat sistem kelas dan kontrol sosial di dalam masyarakat. Peran perusahaan multinasional disoroti sebagai kekuatan global yang dominan. Mereka menggunakan sumber daya dan memengaruhi kebijakan ekonomi global demi keuntungan finansial mereka sendiri. Morgan mempertanyakan etika di balik operasi global yang sering mengorbankan komunitas lokal. Meskipun kuat untuk kritik yang radikal, metafora ini harus digunakan bersama dengan metafora yang lain. Ia cenderung mengabaikan potensi organisasi untuk kebaikan, kolaborasi, dan kemanusiaan. Metafora dominasi merupakan perpanjangan dari metafora politik, tetapi dengan fokus etika dan moral yang lebih tajam. Kekuatan utama buku Morgan terletak pada pluralisme metaforisnya yang kaya. Buku ini memberdayakan pembaca untuk "membaca" organisasi secara mendalam dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Tidak ada satu pun lensa yang dapat menangkap keseluruhan kompleksitas organisasi. Manajer yang mahir harus mampu berganti lensa tergantung pada situasi yang dihadapi. Mereka perlu melihat organisasi sebagai mesin, organisme, budaya, otak, dan sistem politik secara simultan. Morgan menyarankan agar kita menggunakan metafora sebagai alat diagnostik yang aktif dan terintegrasi dalam praktik. Tujuan utamanya bukan untuk menemukan teori yang "benar" secara absolut, melainkan untuk melihat organisasi sebagai fenomena yang kaya, kompleks, dan multidimensi. Inilah inti dari kebijaksanaan organisasi modern yang diperlukan saat ini. Kemampuan untuk mengintegrasikan pandangan-pandangan ini adalah kunci untuk memimpin di dunia yang terus berubah dengan cepat.
Hari ini, banyak ahli kepemimpinan sepakat bahwa pengaruh sejati bukan karisma sesaat, melainkan tindakan jangka panjang yang berakar pada integritas. Kepemimpinan yang kokoh selalu dibangun di atas kepercayaan, sebuah fondasi yang perlu diuji dan dibuktikan melalui konsistensi tindakan. Kepercayaan ini menjadi modal utama seorang pemimpin. Maxwell merangkum ekspektasi pengikut melalui tiga pertanyaan: "Apakah kamu menyukaiku?," "Bisakah kamu membantuku?," dan yang paling fundamental, "Bisakah aku mempercayaimu?" Inti motivasi pemimpin haruslah pelayanan bagi pengikut, bukan sekadar kekuasaan atau keuntungan pribadi. Pemimpin yang melayani menggunakan keunggulannya untuk memastikan kemenangan tim, bukan kemenangan diri sendiri. Motif pelayanan sangat penting karena kepemimpinan yang berorientasi gelar hanya menarik individu yang belum matang secara emosional. Daniel Goleman menekankan bahwa kecerdasan emosional adalah kompetensi kunci bagi pemimpin yang efektif. Pemimpin wajib memiliki kesadaran diri yang tinggi agar mampu mengendalikan dorongan dan perilaku impulsif. Presencing (Presence dan Sensing) adalah praktik kepemimpinan transformatif yang dikembangkan oleh C. Otto Scharmer. Ini adalah kapasitas unik untuk merasakan dan mewujudkan potensi masa depan tertinggi yang ingin muncul melalui diri kita. Pemimpin yang ber-Presencing bertindak dari niat (intention) yang jernih, bukan sekadar mengulang pola pikir lama (downloading). Keaslian dimulai dari kejujuran diri, yaitu memahami sepenuhnya kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Meskipun demikian, Herminia Ibarra mengingatkan bahwa terlalu kaku pada satu "jati diri sejati" bisa menghambat kemauan untuk berkembang. Mengikuti saran Peter Drucker, keberhasilan maksimal hanya tercapai jika seseorang beroperasi dari kekuatan dan metode kerja alaminya. Mitos "ikuti gairah Anda" perlu dilengkapi dengan realitas bakat atau keahlian yang nyata. Jika tidak berbakat, jadikanlah gairah sebagai hobi agar kecintaan itu tidak hancur oleh kegagalan profesional. Marcus Buckingham menekankan bahwa manajer hebat berfokus pada kekuatan unik setiap karyawan untuk memaksimalkan kinerja tim secara keseluruhan. Beralih dari pemain terbaik menjadi seorang manajer adalah transisi yang sulit dan sering kali membingungkan. Linda A. Hill menjelaskan bahwa manajer baru harus menggeser fokus dari pencapaian individu ke keberhasilan yang dicapai melalui interdependensi tim. Mereka harus segera belajar mengelola konteks dan hubungan dalam lingkungan kerja secara menyeluruh. Manajer pemula sering keliru mengasumsikan bahwa kekuasaan mereka bersumber dari otoritas posisi. Padahal, pengaruh sejati lahir dari kredibilitas yang dibangun melalui karakter, kompetensi, dan keteladanan yang konsisten. Jika fondasi kepercayaan rapuh, upaya memaksakan kepatuhan pada staf berbakat hanya akan menemui kegagalan. Salah satu hambatan terbesar adalah delegasi, karena manajer pemula khawatir kehilangan kontrol atau terlihat tidak penting. Analogi "Monyet di Punggung" mengajarkan pemimpin untuk secara sadar mengembalikan inisiatif (agency) kepada staf, sehingga manajer dapat fokus pada waktu diskresionernya. Tindakan ini krusial untuk menumbuhkan akuntabilitas tim. Maxwell menegaskan bahwa promosi tidak seharusnya diberikan sebelum seseorang berhasil melatih pengganti mereka sendiri. Prinsip ini memastikan calon pemimpin memiliki kemampuan dasar untuk mengembangkan potensi orang lain. Carol Walker menyarankan agar perusahaan secara eksplisit memberikan penghargaan kepada manajer yang sukses dalam membina dan mempromosikan stafnya. Dalam komunikasi, prinsip Ramsey sangat jelas: "Menjadi tidak jelas berarti menjadi tidak baik," karena kejujuran menuntut keberanian untuk menyampaikan kebenaran. Kejelasan yang penuh kasih diperlukan agar semua orang memahami realitas, standar, dan arahan yang berlaku, mencegah ketidakjelasan menimbulkan kekacauan. Banyak insentif tradisional seperti kenaikan gaji atau fasilitas hanya menghasilkan pergerakan jangka pendek, didorong oleh imbalan eksternal. Frederick Herzberg berpendapat bahwa motivasi sejati berasal dari dalam, muncul dari rasa pencapaian, tanggung jawab, dan pekerjaan yang menantang. Pemimpin harus memperkaya peran kerja, bukan sekadar memperluas tugas, untuk mengaktifkan potensi ini. Pemimpin wajib memberikan umpan balik yang membangun secara teratur, lugas, dan tepat waktu, tidak menundanya hingga akhir tahun. Umpan balik bertujuan memberdayakan karyawan, meningkatkan keterampilan, dan mendukung jalur karier mereka. Kritik harus selalu berfokus pada perilaku yang dapat diubah dan bukan menyasar kepribadian. Kepemimpinan efektif memerlukan empati yang mendalam, secara sengaja mempertimbangkan perasaan anggota tim saat mengambil keputusan sulit. Lencioni menambahkan bahwa pemimpin harus berani "menderita lebih banyak" untuk kebaikan kolektif, siap terluka demi melindungi timnya. Pengorbanan adalah harga dari tanggung jawab kolektif. Membengkokkan sinar perhatian kembali ke diri sendiri adalah praktik sentral Presencing untuk menumbuhkan kesadaran (awareness) yang lebih luas. Pemimpin harus berlatih mendengarkan secara generatif, menangguhkan penilaian, dan membuka hati untuk merasakan dinamika sistem secara keseluruhan. Kualitas hasil kolektif berbanding lurus dengan kualitas "tanah sosial" yang ditanam oleh pemimpin. Kegagalan adalah bagian tak terhindarkan dari pertumbuhan, sebagaimana ditekankan oleh Maxwell. Respon adalah kuncinya: "Kegagalan yang Baik (Good Miss)" menghasilkan pembelajaran dan penyesuaian, sedangkan "Kegagalan yang Buruk (Bad Miss)" lahir dari penolakan tanggung jawab. Chris Argyris menyebut proses ini sebagai pembelajaran double-loop, kemampuan merefleksikan dan mengubah asumsi mendasar. Resiliensi adalah kemampuan krusial untuk bangkit dari kesulitan besar. Individu yang tangguh menunjukkan penerimaan realitas yang kuat, menolak optimisme buta yang menyesatkan. Resiliensi juga muncul dari penemuan makna di balik kesulitan, yang menciptakan jembatan harapan untuk membuat tantangan saat ini terasa tertahankan. Mengingat waktu adalah sumber daya terbatas, pemimpin efektif harus mengelola energi, bukan hanya waktu, melalui pembaruan yang sistematis. Dorongan untuk bekerja berlebihan menyebabkan kelelahan dan ketidakfokusan, merusak kinerja. Ritual pembaruan yang disengaja, seperti istirahat berkala dan nutrisi seimbang, adalah kunci untuk kinerja berkelanjutan. Transformasi sistem menuntut pemimpin melampaui ego-sistem (fokus pada diri) ke eko-sistem (fokus pada keseluruhan). Ini berarti beralih dari persaingan menuju ko-kreasi, mengintegrasikan perhatian, niat, dan tindakan pada tingkat keseluruhan, yang merupakan inti dari kepemimpinan eko-sistem Scharmer. Akhirnya, keberhasilan jangka panjang dibentuk oleh jangkar pribadi yang kuat, melampaui pencapaian profesional semata. Maxwell menegaskan definisi utamanya: dicintai dan dihormati oleh orang-orang terdekat. Investasi yang selaras dengan esensi batin dan tujuan hidup akan menjamin kebahagiaan yang mendalam dan abadi.
Model tradisional dalam sektor nirlaba sering kali beroperasi dalam kerangka kerja yang disebut Dampak Terisolasi (Isolated Impact). Sistem ini didorong oleh kriteria pendanaan yang berorientasi pada efisiensi program, di mana para pemberi dana berupaya menginvestasikan sumber daya yang paling sedikit untuk menghasilkan dampak yang paling besar. Meskipun bertujuan baik, model ini sering kali menghasilkan program yang memiliki sedikit atau tidak ada efek terukur yang bertahan lama pada komunitas. Dampak sistemik membedakan diri secara fundamental dari Dampak Programatik (Programmatic Impact). Dampak programatik biasanya berfokus pada perubahan proses (perubahan yang tidak mendasar) yang terjadi hanya pada aspek pelaksanaan sistem, bertujuan untuk memperbaiki sistem yang sudah ada. Sebaliknya, Dampak Sistemik berfokus pada perubahan struktural, yaitu perubahan mendasar dalam aspek kehidupan manusia yang menghasilkan reorganisasi. Tujuan akhirnya adalah mencapai perubahan di tingkat populasi dan sistem secara keseluruhan.
Sebuah Puisi: GELAP TERANGDitulis oleh Ardi Kamal KarimaDisuarakan: Nona SenjaPuisi ini membuka dengan gambaran realitas sosial yang suram dan penuh penderitaan. "Pelita yang padam" melambangkan harapan yang terus menerus pudar, sementara "bibir-bibir sumbing" dan "bayangan yang tumbuh lebih panjang" menggambarkan luka, korban kota, serta beban hidup yang lebih besar daripada diri manusia itu sendiri. Penderitaan itu semakin dalam dengan "sungai diam-diam menelan nama," yang menyiratkan hilangnya identitas dan nyawa tanpa suara, seakan-akan kegelapan (malam) terus meminta tumbal tanpa ada "pengganti cahaya." Kehidupan digambarkan statis dan tak berarti, hanya coretan di "papan-papan yang selalu basah," ibarat pesan atau protes yang tak pernah bertahan atau didengar.Pada bagian ini, sang aku lirik menunjukkan respons terhadap kegelapan tersebut, yang penuh dengan pengorbanan sia-sia dan keputusasaan. "Hutan-hutan masih membakar diri" adalah metafora kuat untuk pengorbanan besar yang dilakukan hanya untuk sekadar bertahan hidup di tengah zaman yang "terkontaminasi," seperti mengorbankan sesuatu yang murni untuk menyaring racun dunia. Pengorbanan itu ternyata tidak diimbangi dengan keyakinan; doa disimpan "di saku yang bolong," melambangkan iman yang mudah hilang dan rapuh. Keraguan mencapai puncaknya dalam pertanyaan retoris, "apakah fajar hanya dongeng yang diwariskan pembohong?" yang meruntuhkan optimisme konvensional dan mempertanyakan kebenaran janji akan perubahan yang lebih baik.Meskipun diliputi kegelapan, puisi ini tidak berakhir dengan keputusasaan total. Bagian penutup menawarkan sebuah pemahaman baru tentang harapan. "Remang itu tetap merayap, seperti akar yang menguak retakan tembok" adalah simbol dari ketekunan dan kekuatan halus yang pada akhirnya bisa merobohkan tembok-tembok kesulitan. Terang tidak lagi digambarkan sebagai janji muluk yang diberikan dari luar, tetapi sebagai "luka yang bersedia mengobati diri sendiri"—sebuah kekuatan yang lahir justru dari penderitaan itu sendiri dan melalui proses penyadaran serta perjuangan internal. Penantian pun tetap dilakukan, meski terasa lama dan melelahkan ("waktu sudah lama menjadi tamu yang lupa pulang").Pada akhir puisi berfungsi sebagai penegas sekaligus pengingat bahwa siklus ini adalah suatu keyakinan historis, yang dalam konteks puisi ini, harus diperjuangkan dengan gigih dan sabar, bukan hanya ditunggu secara pasif.#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #kutipan #poetry #sajak #mentalhealth #syair #pahamkiri #wijithukul
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dibuat terkejut oleh tingginya tarif cukai hasil tembakau di Indonesia. Meskipun tingginya angka tersebut merupakan langkah pemerintah untuk mengendalikan konsumsi, tersimpan dilema besar antara kepentingan fiskal, kesehatan, dan nasib industri.Lalu, arah kebijakan seperti apa yang akan dilakukan pemerintah dalam menjaga sisi kesehatan dengan mengendalikan konsumen, tetapi tidak mematikan industri yang selama ini menjadi tempat lapangan kerja?Saksikan #HOTROOMMETROTV "CUKAI ROKOK: SOLUSI 'ASAP' UNTUK MASALAH KESEHATAN?" di #MetroTV
Pengembangan geothermal di negara berkembang seperti Indonesia tidak lepas dari investasi asing, yang menjadi katalisator utama di tengah keterbatasan modal domestik. Namun, pola kepemilikan yang timpang menimbulkan kekhawatiran neokolonialisme energi. Ormat Technologies Inc., perusahaan asal AS-Israel, menjadi contoh mencolok. Meskipun data terkini menunjukkan Ormat memegang 49% saham di PT Medco Cahaya Geothermal (MCG) untuk PLTP Ijen (35 MW, COD Februari 2025), klaim 75% penguasaan merujuk pada proyek lain seperti PT Ormat Geothermal Indonesia, di mana Ormat mendominasi 75% ekuitas untuk pengembangan di Toka Tindung, Sulawesi Utara, dan Wapsalit, Maluku.
Mendengarkan adalah keterampilan fundamental dalam komunikasi, tetapi tidak semua cara mendengarkan diciptakan sama. Dua pendekatan yang sering dibahas, terutama dalam konteks profesional, adalah active listening (mendengarkan aktif) dan adaptive listening (mendengarkan adaptif). Meskipun keduanya bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, mereka memiliki perbedaan mendasar dalam tujuan, fokus, dan penerapannya. Mendengarkan aktif adalah fondasi yang berorientasi pada empati, sementara mendengarkan adaptif adalah evolusi yang berorientasi pada hasil dan disesuaikan dengan konteks yang spesifik. Mendengarkan aktif adalah praktik yang telah lama diakui dalam psikologi dan komunikasi interpersonal. Intinya adalah memberikan perhatian penuh kepada pembicara dengan tujuan utama untuk memahami pesan dan emosi mereka. Seorang pendengar aktif akan menahan diri dari menghakimi, menggunakan bahasa tubuh yang positif, memparafrasekan apa yang didengarnya, dan mengajukan pertanyaan terbuka untuk memperdalam pemahaman. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk membangun kepercayaan dan menciptakan lingkungan yang aman bagi pembicara untuk mengekspresikan diri sepenuhnya. Ini ideal untuk situasi yang memerlukan dukungan emosional, seperti percakapan pribadi atau sesi konseling, di mana respons yang berfokus pada solusi seringkali tidak diinginkan atau tidak diperlukan. Namun, di lingkungan kerja yang dinamis, pendekatan yang hanya berfokus pada empati terkadang tidak cukup. Inilah yang menjadi dasar bagi konsep adaptive listening yang dikembangkan oleh Nancy Duarte. Mendengarkan adaptif mengakui bahwa ada saat-saat di mana pembicara membutuhkan lebih dari sekadar didengarkan; mereka mungkin membutuhkan solusi, kritik, atau evaluasi. Oleh karena itu, mendengarkan adaptif mengajarkan pendengar untuk menyesuaikan gaya mendengarnya berdasarkan tujuan spesifik pembicara. Model ini memperkenalkan empat gaya mendengarkan (S.A.I.D.): Mendukung, Mendorong, Menyerap, dan Membedakan, masing-masing memiliki tujuan unik yang selaras dengan kebutuhan lawan bicara. Perbedaan kunci terletak pada tujuannya. Active listening bertujuan untuk memvalidasi dan memahami, sementara adaptive listening bertujuan untuk bertindak dan memberikan respons yang paling bermanfaat sesuai dengan situasi. Sebagai contoh, dalam percakapan yang membutuhkan evaluasi proyek, seorang pendengar adaptif akan beralih ke gaya Membedakan untuk membantu pembicara mengidentifikasi masalah, sebuah tindakan yang mungkin dihindari oleh pendengar aktif agar tidak terlihat menghakimi. Ini menunjukkan bahwa mendengarkan adaptif tidak hanya pasif menerima, tetapi secara aktif memilih pendekatan yang tepat untuk mendorong kemajuan, baik itu dalam hal emosional atau praktis. Pada akhirnya, kedua pendekatan ini memiliki peran penting. Mendengarkan aktif adalah fondasi universal untuk komunikasi yang efektif, mengajarkan kita empati dan perhatian yang diperlukan untuk membangun hubungan yang sehat. Di sisi lain, mendengarkan adaptif mengambil prinsip-prinsip ini dan menerapkannya dalam konteks yang lebih kompleks, seperti tempat kerja, di mana respons yang disesuaikan dapat secara signifikan meningkatkan produktivitas dan kolaborasi. Menguasai kedua keterampilan ini memungkinkan seseorang untuk menjadi komunikator yang lebih holistik dan responsif, mampu terhubung dengan orang lain pada tingkat emosional dan membantu mereka mencapai tujuan praktis.
Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 20 September 2025Bacaan: "Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia." (Yakobus 2:22)Renungan: Ada seorang pria melintasi padang gurun dan ia melihat tunas kelapa yang muncul di permukaan bumi. Ia pun mengangkat sebuah batu besar lalu meletakkannya tepat di atas kelapa yang sedang bertunas tadi. Sambil tersenyum puas, pria itu pergi. Meskipun sang kelapa telah berusaha sekuat tenaga untuk menyingkirkan batu itu, namun batu itu tidak bergerak sedikitpun. Satu-satunya cara agar ia tetap tumbuh, ia menancapkan akar akarnya ke bawah sampai mencapai sumber air yang cukup untuk pertumbuhannya. Semakin hari akar-akarnya semakin kuat dan iapun berhasil tumbuh dengan meliukkan tunasnya untuk menghindari batu tersebut. Beberapa tahun kemudian, pria tersebut kembali untuk memastikan pohon kelapa itu sudah mati. Ketika ia sedang mencari-cari, sebuah kelapa yang sangat tinggi menyapanya sambil berkata. "Aku ingin berterima kasih kepadamu atas batu besar yang kau letakkan di atasku dulu. Batu itulah yang telah menyemangati aku untuk terus bertumbuh dengan berbagai cara. Hasilnya sekarang aku menjadi pohon kelapa tertinggi di tempat ini." Seringkali kita berdoa dan meminta kepada Tuhan agar Ia mengangkat masalah dan beban yang menekan kita, tetapi jarang kita minta agar Tuhan memberikan kekuatan dan kemampuan ekstra untuk dapat menanggung beban dan masalah kita. Akibatnya ketika kita tidak merasa mampu lagi menanggung beban itu, iman kita menjadi lemah dan kita mulai kecewa terhadap Tuhan. Sebenarnya tahan atau tidaknya kita dalam tekanan, terletak pada cara kita menyikapi tekanan tersebut. Orang yang mau maju tidak akan pernah memandang tekanan sebagai beban berat yang akan menyebabkannya jatuh. Sebaliknya ia akan memandang itu sebagai pendorong semangat untuk berusaha dan terus bertekun. Jangan selalu meminta agar Tuhan mengangkat beban kita, tetapi mintalah kekuatan untuk dapat bertahan dan menang atas setiap tekanan yang ada, maka iman dan kepribadian kita akan semakin didewasakan. Tuhan Yesus memberkati.Doa:Tuhan Yesus, aku tidak meminta agar Engkau mengangkat beban hidupku, tetapi berilah aku kekuatan untuk menanggungnya. Karena kalau Engkau mengizinkan beban dan permasalahan terjadi dalam hidupku, itu artinya Engkau sedang membentuk aku menjadi pribadi yang kuat dan tahan uji. Amin. (Dod).
Hai Wonder Kids, kembali dalam renungan anak GKY Mangga besar. Judul renungan hari ini adalahPANDANGLAH PADA YESUSMari kita membaca Firman Tuhan dari1 PETRUS 1: 8Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan,Wonder Kids, Pernahkah kamu mendaki bukit atau berjalan jauh ke atas gunung? seorang ahli pernah ikut pendaki gunung dan melihat sesuatu yang menarik.Ketika langit cerah dan para pendaki bisa melihat puncak gunung, mereka bersemangat dan saling menolong.Tapi saat awan gelap menutupi puncak gunung, para pendaki jadi mudah marah dan hanya peduli pada diri sendiri. Hal yang sama juga terjadi pada kita.Jika kita fokus kepada Allah, hati kita penuh sukacita dan kita senang menolong orang lain. Tapi kalau kita terlalu fokus pada dunia, kita jadi mudah mengeluh.Paulus mengingatkan kita untuk memikirkan hal-hal yang dari Allah, bukan hal-hal yang hanya ada di dunia ini - Kolose 3: 2MARI KITA BERTUMBUH DI DALAM ANUGERAH TUHANWonder Kids, coba tulis jurnal selama seminggu. Tuliskan apakah cuaca cerah atau mendung, dan bagaimana perasaanmu. Apakah matahari membuatmu bersemangat? Apakah awan membuatmu sedih? Jika cuaca buruk membuatmu kehilangan semangat, ingatlah untuk memandang Tuhan Yesus.Mari kita berdoaBapa, terima kasih atas iman yang Engkau berikan kepadaku. Meskipun aku tidak melihat Engkau, tapi aku tetap percaya. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa, Amin.Wonder Kids, MESKIPUN TIDAK MELIHAT TUHAN, KITA DAPAT BERSUKACITA KARENA IMAN KITA KEPADA TUHAN. Tuhan Yesus memberkati
Sāmaṇera Sumana adalah murid dari Anuruddha Thera. Meskipun dia baru berusia tujuh tahun, namun dia adalah seorang Arahat yang memiliki kekuatan supernormal. Pada saat gurunya Anuruddha jatuh sakit di vihara yang berada di dalam sebuah hutan di Himalaya, dia mengambilkan air dari danau Anotatta yang jauhnya 500 yojana dari vihara. Perjalanan itu tidak ditempuh dengan jalan darat tetapi melalui jalan udara berkat kekuatan supernormalnya. Suatu hari, Anuruddha Thera membawa Sāmaṇera Sumana menghadap Buddha, yang sedang berdiam di vihara Pubbarama, sebuah vihara yang dipersembahkan oleh Visakkha. Di sana, para Bhikkhu muda dan Sāmaṇera menggodanya dengan menepuk kepalanya; menarik telinga, hidung, dan tangannya; dan bersenda gurau menanyakan apakah dia tidak merasa bosan. Buddha melihat kejadian tersebut dan berpikir bahwa beliau akan membuat para Bhikkhu muda itu melihat kualitas langka yang dimiliki Sāmaṇera Sumana yang masih muda. Apa yang kemudian dilakukan oleh Buddha? Bagaimana Sāmaṇera Sumana bisa memiliki kemampuan supernormal pada usia yang masih muda? Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 382 dari Kelompok Stanza tentang Bhikkhu (Bhikkhuvagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
Hai Wonder Kids, kembali dalam renungan anak GKY Mangga besar. Judul renungan hari ini adalahLEBIH INDAH SETELAH BERHENTIMari kita membaca Firman Tuhan dariKELUARAN 20: 11Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.Wonder Kids, Tahukah kamu bahwa dalam musik ada bagian yang disebut tanda diam?Tanda diam membuat pemain musik berhenti sejenak dari permainannya. Meskipun terdengar seperti “tidak melakukan apa-apa”, justru diam ini membuat musik terdengar lebih indah setelahnya.Begitu pula hidup kita. Manusia sering sibuk dengan banyak hal: sekolah, les, olahraga, membantu di rumah, dan bermain. Semua itu baik, tapi Tuhan mengajarkan kita untuk berhenti sejenak dari semua kesibukan itu.Dalam Keluaran 20:11, Tuhan sendiri berhenti dan beristirahat pada hari ketujuh setelah menciptakan segala sesuatu. Tuhan tidak lelah seperti manusia, tetapi Ia memberi teladan bagi kita untuk beristirahat dan berdiam di hadapan-Nya.Beristirahat di hadapan Tuhan artinya:• Meluangkan waktu untuk membaca Firman Tuhan• Berdoa dan mendengarkan suara-Nya• Menyadari bahwa hidup bukan hanya soal kesibukan, tapi juga hubungan dengan Allah.Ketika kita belajar untuk berhenti sejenak, kita akan mengalami bahwa hidup ini lebih damai, lebih tenang, dan lebih indah bersama Tuhan.MARI KITA BERTUMBUH DI DALAM ANUGERAH TUHANWonder Kids, hidupmu diisi dengan banyak kegiatan. Sekolah, les, bermain, membantu orang tua, olahraga, dan lainnya. Tapi di tengah kesibukan, luangkan waktu untuk berdiam diri bersama TUHAN. Setelahnya, kamu akan merasakan betapa indahnya dunia ini.Mari kita berdoaBapa, terima kasih atas hari Sabat yang Engkau berikan agar aku dapat beristirahat dan menyegarkan jiwaku. Tolong aku menghargai waktu istirahat ini untuk semakin dekat dan mengenal-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa, Amin.Wonder Kids, Hidup kita bisa seperti musik yang indah — tetapi hanya jika kita tahu kapan harus berhenti. Luangkan waktu untuk bersama Tuhan, dan rasakan bagaimana hidupmu jadi lebih indah. Tuhan Yesus memberkati!
Sejumlah pejabat di lingkaran pemerintahan Prabowo-Gibran menjadi sorotan publik akibat krisis etika. Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dan Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Abdul Kadir Karding terlihat bermain domino bersama mantan tersangka kasus pembalakan liar Azis Wellang.Meskipun status tersangka Azis Wellang telah dibatalkan dan pertemuan disebut sebagai silaturahim, publik menuntut bukti nyata komitmen etika dari pejabat. Aksi ini memunculkan pertanyaan mengenai standar moral dan kemungkinan konflik kepentingan.
Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 6 September 2025Bacaan: "Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak." (Amsal 6:6)Renungan: Ada sejenis semut di musim panas yang membangun rumahnya setinggi manusia. Mereka tidak membangunnya dari pasir tetapi dari sejenis tanah liat. Rumah itu dilengkapi dengan kamar-kamar dan juga lubang kecil dari kamar satu ke kamar lain. Meskipun tidak ada pemimpin yang mengatur tetapi mereka melakukannya dengan baik. Allah memberikan keterampilan pada para semut dan semua itu dijalankan dengan baik. Firman Tuhan dalam bacaan hari ini memerintahkan kepada manusia khususnya yang pemalas untuk belajar dari semut. Dengan melihat kesibukan mereka seharusnya kita malu sebagai manusia yang hanya bermalas-malasan sepanjang hari. Kalaupun melakukan sesuatu mungkin dengan ogah-ogahan dan dengan berat hati. Kita juga dapat mengamati betapa sukacita dan semangatnya semut-semut itu bekerja. Ketika berpapasan dengan sesama semut, mereka kelihatan berangkulan sejenak kemudian melanjutkan kesibukan mereka. Allah tidak menempatkan manusia di bumi untuk berpangku tangan dan tidak melakukan sesuatu. Kita bisa menghasilkan sesuatu yang indah dan berguna dan kita akan meraih kesuksesan jika kita rajin dan mau berusaha. Ketika kita mau berusaha dengan tekun, maka berkat Tuhan akan turun menghampiri kita. Tuhan Yesus memberkati.Doa:Tuhan Yesus, Engkau sudah memberikan kami akal budi dan tubuh yang sempurna untuk melakukan aktifitas. Berkatilah seluruh keberadaan tubuhku, agar apapun yang aku pikirkan, aku katakan, aku rasakan dan aku perbuat sungguh mendatangkan berkat bagi diriku, sesamaku dan membuat Engkau tersenyum. Amin. (Dod).
Korupsi di Indonesia telah lama melampaui batas masalah hukum semata; ia telah bermetamorfosis menjadi sebuah krisis multidimensi yang menggerogoti berbagai sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Meskipun berbagai upaya pemberantasan telah dilakukan, Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia pada tahun 2024 masih berada di peringkat 99 dari 180 negara dengan skor 37, sebuah peningkatan yang belum dapat dikategorikan membanggakan. Hal ini mengindikasikan bahwa korupsi telah menjadi "dinamika sosial-politik yang mengakar" dan "penyakit sosial yang berbahaya" yang sulit diberantas hanya melalui penindakan hukum. Dampak korupsi sangat luas dan merugikan, tidak hanya sebatas kerugian finansial yang dapat diukur. KPK mencatat bahwa dalam rentang waktu 2001-2012, kerugian eksplisit akibat korupsi dari 1.842 koruptor mencapai Rp 168 triliun, sementara denda dan hukuman yang dijatuhkan hanya mampu mengembalikan Rp 15 triliun. Selisih Rp 153 triliun yang signifikan ini pada akhirnya harus ditanggung oleh rakyat melalui pajak, menunjukkan bahwa korupsi membebankan rakyat secara langsun Oleh karena itu, diperlukan pergeseran paradigma dari sekadar menjalankan "program" yang sporadis menjadi pembangunan sebuah "ekosistem" yang terintegrasi dan berkelanjutan. Sebuah ekosistem secara intrinsik lebih kuat karena setiap komponennya saling mendukung. Kebijakan yang baik (infrastruktur) tidak akan efektif tanpa tata kelola yang bersih (struktur) dan tanpa penanaman nilai-nilai yang mendalam di masyarakat (kultur). Pendekatan ini memastikan bahwa pendidikan antikorupsi tidak hanya menjadi mata pelajaran, tetapi sebuah budaya dan habituasi yang meresap ke dalam seluruh lingkungan pendidikan.
Meskipun kondisi dompet di tanggal tua makin miris, merapat ke Meet Nite Live yuk biar "Senyum Tipis di Hari Kamis".
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Ririn Pandong dari Paroki Santo Nikolaus Pacar di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 1 Tesalonika 2: 9-13; Mazmur tg 139: 7-8.9-10.11-12ab; Matius 23: 27-32.KASIH KEPADA IBU Renungan kita pada hari ini bertema: Kasih Kepada Ibu. Semua pujian danhormat kita kepada para ibu, khususnya ibu kita masing-masing, belum cukupuntuk membalas semua kasih dan kebaikan darinya. Seorang ibu diberikanpenghargaan begitu tinggi seperti peribahasa mengatakan “surga ada di telapakkaki ibu.” Meskipun begitu, beban derita dan daya menahan sakit ibu mencapaitingkat seperti duka berada di dalam lembah yang sangat gelap. Kita semua tidak bisa mengangkat dan menghilangkan derita ibu kita, karenapenderitaan itu sudah menjadi bagian dari panggilannya. Ia menahan sakit luarbiasa ketika melahirkan kita. Hati ibu seperti diiris-iris pisau tajam dankepalanya seperti terbentur di batu ketika suaminya berbuat jahat atauanak-anaknya mengalami kecelakaan. Kematian atau kehilangan suami atauanak-anaknya sangat membuat ibu menderita dengan sangat mendalam. Santa Monika yang kita peringati hari ini juga mengalami penderitaan lahirbatin begitu besar, ketika anaknya Santo Agustinus belum bertobat. Ia berdoasambil menangis dan mengaduh kepada Tuhan, supaya putranya itu bertobat. Iamemilih untuk menderita biarpun sangat berat, asalkan putranya Agustinusberubah hidupnya dari kejahatan dan percaya kepada Tuhan. Yesus Kristus bertemu dengan seorang ibu janda yang sangat menderita karenaanak tunggalnya meninggal dunia. Ia sudah kehilangan suami, ia kehilangan jugaanak satu-satunya. Tetapi Tuhan penuh dengan belas kasihan. Saat itu, Yesusmembantu mengisi hati janda itu yang sedang kosong, sehingga menjadi utuhkembali, yaitu dengan membangkitkan anaknya yang telah meninggal dunia. Yang dilakukan Tuhan terhadap janda itu, sama dengan yang dilakukanterhadap Santa Monika. Tindakan kasih kepada ibu juga dilakukan kepada semuaibu kita di dunia. Suka dan duka yang dialami seorang ibu, dibayar oleh kasihseluruh dunia, yaitu setiap orang tanpa kecuali selalu menegaskan diri bahwa iadilahirkan oleh ibunya. Hati dan karakter ibu tertanam di dalam dirinyasehingga dalam melakoni hidupnya, ada sosok ibu yang ikut membentuk dirinya. Kasih kepada ibu ini bukan hanya sebagai bentuk kebaikan dari dunia iniyang diterima sang ibu, tetapi juga apa yang sudah disediakan oleh Tuhan didalam surga bagi seorang ibu. Cinta kasih seorang ibu yang telah ia bagikanbaik kepada suaminya, anak-anaknya maupun kepada siapa pun di sekitarnya, akandibayar oleh kasih Tuhan yang begitu besar. Tanggung jawab seorang ibu dihadapan Tuhan ialah mengatakan bahwa ia sangat terberkati dan bersyukur karenamenjadi seorang ibu. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan, kami mendoakan ibu kamimasing-masing dan semua ibu di dunia, agar mereka senantiasa gembira danbersyukur menjadi ibu bagi kami. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus... Dalam nama Bapa ...
Dalam wacana mengenai hak-hak dan identitas komunitas pribumi di Indonesia, sering kali muncul istilah masyarakat adat dan masyarakat hukum adat. Meskipun keduanya berhubungan erat dan sering digunakan secara bergantian, terdapat perbedaan mendasar dalam konteks dan fungsinya. Masyarakat adat merujuk pada komunitas sosial yang memiliki identitas, sejarah, dan ikatan kekerabatan yang kuat dengan wilayah geografis tertentu. Mereka memiliki sistem nilai, budaya, tradisi, dan cara hidup yang unik dan diwariskan dari generasi ke generasi. Konsep ini lebih menekankan pada aspek sosiokultural dan identitas kolektif, tanpa secara langsung menyertakan pengakuan formal dari negara. Singkatnya, masyarakat adat adalah entitas budaya dan sosial yang hidup berdasarkan tradisi mereka. Di sisi lain, masyarakat hukum adat adalah masyarakat adat yang secara formal diakui oleh negara dan hukum positifnya. Pengakuan ini biasanya didasarkan pada keberadaan sistem hukum adat yang masih hidup dan dipatuhi oleh anggotanya, serta hak atas tanah ulayat (tanah adat) yang jelas. Konsep ini muncul dari kebutuhan untuk melindungi hak-hak masyarakat adat secara hukum, terutama terkait dengan kepemilikan tanah dan sumber daya alam. Pengakuan sebagai masyarakat hukum adat memberikan mereka legitimasi dan perlindungan hukum untuk menjalankan sistem peradilan adat mereka sendiri dan mempertahankan wilayah adat mereka dari ancaman eksternal. Dengan demikian, masyarakat hukum adat adalah masyarakat adat yang statusnya telah diakui secara yuridis. Risiko terbesar dari pemahaman yang keliru atau penggunaan istilah yang tidak tepat adalah pengabaian hak-hak fundamental masyarakat adat. Tanpa pengakuan sebagai masyarakat hukum adat, komunitas-komunitas ini rentan kehilangan tanah dan wilayah mereka karena proyek pembangunan atau eksploitasi sumber daya alam. Meskipun mereka mungkin memiliki tradisi dan sistem sosial yang kuat, ketiadaan perlindungan hukum membuat posisi mereka menjadi lemah. Sebaliknya, proses pengakuan hukum juga memiliki tantangan, seperti birokrasi yang rumit dan syarat-syarat yang sering kali sulit dipenuhi oleh masyarakat adat. Oleh karena itu, penting untuk membedakan kedua istilah ini agar upaya advokasi dan perlindungan hak-hak masyarakat adat dapat berjalan efektif dan tepat sasaran, memastikan bahwa identitas budaya dan hak atas tanah mereka dihormati dan dilindungi oleh negara.
Apa itu Orkestrasi Aksi Iklim? Orkestrasi Aksi Iklim, seperti yang dijelaskan dalam kesimpulan buku, adalah sebuah pendekatan holistik dan terfokus untuk mengatasi perubahan iklim. Ini bukan hanya tentang satu tindakan tunggal, melainkan tentang menciptakan lingkungan yang paling produktif untuk mendorong perilaku positif, membangun koalisi yang kuat, dan mengarahkan sumber daya secara strategis. Pendekatan ini menyadari bahwa solusi teknis dan ekonomi saja tidak cukup. Dibutuhkan perpaduan antara "apa" yang perlu dilakukan (solusi teknis, data, dan pemodelan) dengan "bagaimana" melakukannya (kepemimpinan, diplomasi, dan kemitraan) untuk mencapai perubahan pada kecepatan dan skala yang dibutuhkan. Mengapa ini Penting? Meskipun dunia telah membuat kemajuan dalam mengatasi perubahan iklim, lajunya masih terlalu lambat. Pendekatan saat ini yang sering kali terfragmentasi dan berfokus pada gejala, bukan pada akar masalah, tidak akan cukup untuk menghindari dampak terburuk dari krisis iklim. Orkestrasi aksi iklim penting karena ia menawarkan peta jalan yang praktis untuk memprioritaskan upaya kolektif. Dengan mengidentifikasi "titik kritis" dan memfokuskan energi kita pada sistem dan geografi yang paling penting, kita dapat menciptakan siklus baik yang menghasilkan momentum yang tidak terhentikan. Ini adalah cara untuk mengejar ketertinggalan dan membuat kemajuan kita berlipat ganda, baik dalam kecepatan maupun ukurannya. Empat Pilar Utama Pendekatan ini dibangun di atas empat pilar utama. Pertama, pergeseran pola pikir yang mendalam, yang mengintegrasikan tujuan untuk manusia, alam, dan iklim—bukan melihatnya secara terpisah. Ini juga berarti memahami bahwa perubahan iklim adalah masalah ekonomi dan politik yang sistemik, bukan hanya isu lingkungan. Kedua, fokus pada mendukung transisi negara, terutama negara-negara berpenghasilan menengah yang besar yang memiliki potensi dampak terbesar. Ketiga, fokus pada perubahan sistem, bukan proyek individual, dengan memprioritaskan transformasi sistem energi, pangan, dan kota yang saling terkait. Peran Pendanaan dan Politik Pendanaan dan politik adalah dua aspek yang paling krusial. Orkestrasi aksi iklim menekankan perlunya pendanaan yang strategis—pendanaan publik dan swasta harus disalurkan ke tempat yang tepat, dengan instrumen yang tepat, untuk mengurangi risiko dan mendorong investasi. Ini juga menuntut pemikiran ulang tentang bagaimana aturan perdagangan internasional dapat mendorong transisi hijau. Dari sisi politik, pendekatan ini menyoroti bahwa dukungan politik yang luas sangat penting. Ini berarti para pemimpin harus belajar bagaimana membingkai aksi iklim sebagai solusi untuk masalah yang dihadapi warga setiap hari, seperti biaya hidup, keamanan, dan pekerjaan, untuk mendapatkan dukungan yang langgeng. Mengapa Optimisme adalah Kekuatan Pendorongnya Pada intinya, orkestrasi aksi iklim adalah tentang optimisme yang teguh. Optimisme ini tidak naif, tetapi didasarkan pada bukti dan praktik yang telah terbukti. Kisah-kisah keberhasilan dari seluruh dunia—mulai dari kemitraan bisnis hingga gerakan lokal—menunjukkan bahwa perubahan itu mungkin. Pendekatan ini mengajak kita untuk percaya pada kapasitas kolektif kita untuk mengatasi masalah yang ada dan membangun masa depan yang lebih baik, dengan fokus, tekad, dan kolaborasi yang radikal. Ini adalah seruan untuk bertindak, bukan dari rasa takut, tetapi dari harapan bahwa kita bisa menuliskan masa depan yang lebih aman dan sejahtera.
Rencana Strategis (Renstra) dan Theory of Change (ToC) merupakan dua instrumen fundamental dalam dunia perencanaan yang seringkali digunakan secara berdampingan, terutama dalam sektor publik dan organisasi non-profit. Meskipun keduanya bertujuan untuk memandu organisasi dalam mencapai tujuannya, mereka memiliki fokus, pendekatan, dan fungsi yang sangat berbeda. Memahami perbedaan ini adalah kunci untuk merancang strategi yang tidak hanya ambisius, tetapi juga terstruktur dengan baik dan didukung oleh logika yang kuat. Jika Renstra berfokus pada "apa" dan "bagaimana" organisasi akan bergerak maju, maka ToC mendalami "mengapa" dan "bagaimana" perubahan yang diinginkan akan terjadi di masyarakat. Renstra adalah dokumen perencanaan formal yang bersifat operasional dan hierarkis. Pendekatannya cenderung top-down, dimulai dari visi dan misi organisasi, yang kemudian diturunkan menjadi tujuan, sasaran, dan program kerja yang terukur. Renstra berorientasi pada jangka waktu menengah, biasanya 5 tahun, dan menekankan pada pencapaian target serta indikator kinerja yang konkret. Ini adalah cetak biru yang mendetail tentang alokasi sumber daya, jadwal, dan tanggung jawab, memberikan panduan yang jelas bagi setiap anggota organisasi untuk melaksanakan tugasnya. Sebaliknya, Theory of Change adalah alat analitis yang lebih reflektif dan dinamis. ToC menggunakan pendekatan backward mapping, dimulai dari hasil atau dampak jangka panjang yang diinginkan, kemudian mundur untuk mengidentifikasi semua prasyarat yang harus terpenuhi. Fokus utamanya adalah pada logika perubahan—yakni, bagaimana dan mengapa suatu intervensi akan menghasilkan perubahan transformatif. ToC sering divisualisasikan dalam bentuk diagram yang menunjukkan jalur perubahan yang kompleks dan non-linear, termasuk adanya umpan balik (feedback loops) dan faktor-faktor eksternal. Perbedaan mendasar lainnya terletak pada cara keduanya memperlakukan asumsi. Dalam Renstra tradisional, asumsi yang mendasari strategi seringkali tidak dieksplisitkan dan dianggap sebagai sesuatu yang sudah ada (given). Hal ini membuat Renstra menjadi rentan jika asumsi tersebut ternyata salah. Di sisi lain, ToC secara sengaja menyoroti dan menguji asumsi-asumsi kritis yang mendasari setiap langkah dalam jalur perubahan. Ini menjadikannya alat yang sangat berharga untuk manajemen risiko dan adaptasi, karena memungkinkan organisasi untuk mengidentifikasi potensi kelemahan dalam logika mereka sebelum implementasi. Pada akhirnya, Renstra dan ToC bukan instrumen yang saling bersaing, melainkan saling melengkapi. ToC berfungsi sebagai fondasi konseptual yang kuat, memberikan pemahaman mendalam tentang logika perubahan yang diharapkan. Dengan demikian, ToC dapat menjadi landasan untuk pengembangan Renstra yang lebih strategis, berbasis bukti, dan adaptif. Renstra kemudian menerjemahkan logika tersebut ke dalam rencana kerja yang terukur dan dapat dilaksanakan, memastikan bahwa setiap aktivitas yang dilakukan memiliki alasan yang jelas dan terhubung langsung dengan dampak yang ingin dicapai.
Polda Metro Jaya akhirnya mengungkap misteri kematian diplomat muda Arya Daru Pangayunan. Mereka menyatakan bahwa kematian tersebut bukan karena tindak pidana. Direskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Wira Satya Triputra, menyebutkan bahwa 103 unit barang bukti diamankan dari berbagai lokasi terkait aktivitas korban sebelum ditemukan tewas. Meskipun polisi menyimpulkan tidak ada keterlibatan pihak lain, kondisi jasad korban yang tidak wajar telah menarik perhatian publik dan memicu spekulasi.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Sania Tangur dan Meri Kaona dari Komunitas Kongregasi Bunda Hati Tersuci Maria di Kesukupan Maumere, Indonesia. Keluaran 32: 15-24.30-34; Mazmur tg 106: 19-20.21-22.23; Matius 13: 31-35.DUNIA NYATA,BUKAN MIMPI Tema renungan kita pada hari ini ialah: Dunia Nyata, Bukan Mimpi. Kita barusaja mendengar bacaan Injil tentang makna penaburan benih dan tumbuhnya lalangbersamanya sampai saat musim panen. Satu unsur dari pemaknaan perumpamaan itu,kata Yesus, ialah ladang atau lahan penanaman yang dimaknai sebagai dunia.Dunia yang dimaksudkan di sini ialah dunia nyata, tempat kita berada sekarangdan di sini. Dunia nyata ialah dunia yang natural, sosial, budaya, danspiritual. Dunia nyata diisi dengan kehidupan kita. Allah begitu sayang dan menaruhperhatian kepada manusia di dunia, maka Ia mengutus Putra tunggal-Nya datang kedunia untuk menyelamatkannya. Yesus Kristus mendirikan kerajaan-Nya di duniayang berwujud Gereja untuk mewadai semua umat Allah dapat mencapai keselamatan,dan akhirnya masuk dalam kerajaan surga yang abadi. Dunia ini dan pribadi-pribadi manusia yang mendiaminya menjadi pilihanYesus Kristus. Ia rela mati demi kebaikan mereka. Selain sebagai orang berdosa,kita juga menghadapi banyak kesulitan karena kita dikelilingi semua jenislalang. Namun Yesus tak pernah menyerah atau berhenti memperhatikan kita.Meskipun kita selalu berbuat baik, di sekitar kita tetap saja ada orang yangtidak puas, tidak setuju, tidak menyukai, masah bodoh, iri dll. Semua ituadalah lalang yang tak pernah membuat kita bebas. Namun Yesus Kristus tak lepaskontrol atas diri kita, dan Roh Kudus setia mendampingi kita. Kenyataan di dunia ini tak bisa kita hindari. Kita hanya bisa mengambilsikap dan memiliki kemampuan yang dibekali dengan semua ajaran kebenaran dankebaikan dari Tuhan. Seperti Musa dan umat Allah yang kembali dari praktikberhala dan berpaling kepada Tuhan, kita berusaha juga untuk selalu optimis danberniat baik selagi hidup di dunia nyata ini. Sikap ini mendukung rasa betahdan tetap berusaha aktif untuk membaharui diri dan dunia tempat kita berada.Orang harus terlepas dari angan-angan, khayalan dan mimpi yang bisa membuatnyapesimis dan anti akan dunia nyata ini. Bermimpi untuk terlepas dari dunia nyata ini hanya karena tidak tahandengan situasinya saat ini, mungkin bisa disamakan dengan empat roda mobil yangberputar di atas bahu jalan berbatu dan aspal. Roda belakang terus sajabermimpi atau berkhayal: saya ingin berada di posisi depan biar tiba duluan,tapi kapan ya saya bisa... Banyak dari kita sering jatuh dalam angan-anganseperti ini, yang berarti bahwa mereka tidak betah, tidak optimis dan realististentang hidupnya di dunia ini. Semoga Anda dan saya tidak seperti ini, tetapitetap realistis dan opitimis. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah Bapa maha murah, dunia tempat kamihidup Engkau penuhi dengan segala kemungkinan untuk kami berjuang danmembaharuninya di bawah bimbingan Roh-Mu. Semoga kami senantiasa setia dalamjalan yang telah dilalui Yesus Kristus Putra-Mu untuk mencintai-Mu dan sesamakami. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa...
Sound horeg ini adalah akibat dari sila ke-3 pancasila, tapi yang bersatu cuma orang goblok. Meskipun sudah banyak bukti merusak dan bahkan mengganggu ketentraman, kegiatan sampah ini tetap lanjut dimana-mana.
Podcast INIKOPER mempersembahkan episode terbaru yang membahas tuntas "Handbook on Pro-Environmental Behaviour Change" yang disunting oleh Birgitta Gatersleben dan Niamh Murtagh. Buku ini menyoroti bagaimana perilaku pro-lingkungan menjadi kunci untuk mengatasi krisis iklim dan keanekaragaman hayati yang mendesak. Meskipun banyak pihak sudah berkomitmen, emisi global diprediksi masih akan meningkat, menandakan bahwa upaya perubahan perilaku perlu ditingkatkan secara signifikan. Kami akan mengupas berbagai intervensi, mulai dari perilaku individu hingga kebijakan berskala besar, yang bertujuan untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Dalam episode ini, kami akan menganalisis berbagai intervensi perubahan perilaku yang telah diulas dalam buku. Mulai dari pentingnya motivasi intrinsik dan pengalaman alam pada anak-anak, hingga peran krusial norma sosial di lingkungan sekitar dalam mendorong perilaku pro-lingkungan. Kami juga akan membahas metode pengukuran perilaku, konsistensi dalam kebiasaan konsumsi energi, serta cara mengelola limbah elektronik yang lebih baik. Tidak lupa, kami akan mengeksplorasi instrumen ekonomi seperti pajak dan subsidi, serta mengapa komunikasi lingkungan yang disruptif mungkin diperlukan untuk perubahan yang lebih cepat dan signifikan. Satu hal yang menjadi sorotan utama adalah bahwa perubahan perilaku tidak bisa hanya berfokus pada individu. Buku ini menekankan bahwa perilaku selalu terikat pada konteks sosial, ekonomi, dan fisik di sekitarnya. Tidak ada solusi tunggal yang bisa diterapkan di semua situasi; keberhasilan intervensi sangat bergantung pada pemahaman mendalam tentang konteks tersebut dan bagaimana menggabungkan berbagai strategi untuk dampak maksimal. Jadi, perubahan yang efektif harus dimulai dengan memahami prioritas orang-orang dan bagaimana kebiasaan serta nilai-nilai mereka terhubung dengan lingkungan.
Meskipun usia pensiun di Australia saat ini adalah 67 tahun, pekerja berusia 51 hingga 55 tahun sering kali dianggap sebagai pekerja yang lebih tua selama proses perekrutan.
Buku ini merinci perjalanan karier Jony Ive, seorang desainer ulung di balik produk-produk paling inovatif Apple. Dibesarkan di Inggris, minat Ive pada desain didorong oleh ayahnya yang seorang pembuat perak dan guru desain. Ive didiagnosis menderita disleksia saat sekolah, tetapi ia menunjukkan bakat awal dalam membuat dan menggambar objek, sering kali membongkar barang-barang elektronik untuk memahami cara kerjanya. Pendidikan desainnya di Newcastle Polytechnic menekankan keterampilan praktis dan pemikiran desain, dengan fokus pada penyederhanaan dan perhatian terhadap detail—filosofi yang akan menjadi ciri khas karyanya di Apple. Ive menolak pendekatan desain yang hanya berfokus pada estetika, sebaliknya menekankan "faktor bermain-main" dan hubungan emosional yang dapat dibentuk pengguna dengan produk. Karier Ive di Apple dimulai pada tahun 1992. Ia direkrut oleh Bob Brunner, yang mendirikan studio desain internal pertama Apple. Meskipun awalnya menghadapi budaya perusahaan yang disfungsional dan teknik yang berpusat pada insinyur , kedatangan Steve Jobs pada tahun 1997 mengubah segalanya. Jobs, yang juga sangat menghargai desain, membentuk kemitraan yang kuat dengan Ive, mendorong tim desain untuk mengejar inovasi yang radikal. Di bawah kepemimpinan Jobs dan Ive, Apple merevolusi industri dengan produk-produk seperti iMac, iPod, iPhone, dan iPad. Ive berperan penting dalam transisi Apple dari desain kotak berwarna krem menjadi plastik transparan dan kemudian logam , dan juga memelopori proses manufaktur baru seperti unibody, yang memungkinkan presisi dan kesederhanaan yang tak tertandingi dalam produk Apple. Kemitraan Jobs dan Ive berkembang menjadi salah satu kolaborasi kreatif paling sukses di era modern, dengan Ive memiliki kekuatan operasional yang signifikan dalam perusahaan. Setelah kematian Jobs, Ive mengambil alih kepemimpinan desain antarmuka manusia di seluruh perusahaan, yang menunjukkan fokus Apple yang berkelanjutan pada integrasi perangkat keras dan perangkat lunak. Ive percaya bahwa tujuan utama Apple bukanlah menghasilkan uang, tetapi membuat produk-produk hebat yang dicintai orang. Komitmennya yang tak tergoyahkan terhadap kesederhanaan, perhatian terhadap detail, dan inovasi terus membentuk arah Apple.
Membangun organisasi sebagai ekosistem hidup adalah sebuah pendekatan holistik yang memandang entitas bisnis bukan sebagai mesin statis, melainkan sebagai sistem dinamis yang saling terhubung, adaptif, dan berkelanjutan, layaknya ekosistem alam. Konsep ini menekankan interdependensi antar bagian, kemampuan beradaptasi terhadap perubahan, pencarian keseimbangan kepentingan, fokus pada keberlanjutan jangka panjang, dan resiliensi untuk pulih dari gangguan.Pendekatan ini krusial di tengah lanskap bisnis yang kompleks dan tidak pasti, memungkinkan organisasi untuk tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang secara organik, memastikan relevansi dan pertumbuhan berkelanjutan di masa depan. Implementasi ekosistem organisasi merupakan perjalanan transformasi yang terstruktur dalam empat fase utama: Asesmen dan Persiapan, Desain Struktur Ekosistem, Implementasi dan Integrasi, serta Monitoring dan Optimalisasi.Proses ini dirancang untuk membangun fondasi yang kokoh dalam waktu sekitar 9 hingga 12 bulan, namun merupakan evolusi berkelanjutan. Untuk mendukung implementasi yang holistik, organisasi perlu mengintegrasikan tiga kerangka kerja utama: Orang & Budaya, Proses & Sistem, serta Kemitraan & Jaringan, yang masing-masing berfokus pada aspek manusia, operasional, dan hubungan eksternal. Keberhasilan dalam membangun ekosistem ini sangat bergantung pada beberapa faktor kunci, termasuk komitmen kuat dari kepemimpinan, manajemen perubahan yang efektif, dukungan teknologi yang memadai, dan penyelarasan budaya organisasi dengan prinsip-prinsip ekosistem. Meskipun menjanjikan manfaat besar, perjalanan ini juga menghadapi potensi risiko seperti penolakan terhadap perubahan, kompleksitas implementasi, keterbatasan sumber daya, dan ketidakselarasan budaya. Oleh karena itu, organisasi harus proaktif dalam merencanakan strategi mitigasi dan terus belajar serta beradaptasi sepanjang perjalanan transformasi ini untuk memastikan ekosistem yang resilien dan berkelanjutan.
Penelitian Aksi Partisipatif (PAR) adalah pendekatan metodologis yang memberdayakan anggota komunitas untuk berpartisipasi sebagai peneliti bersama, sering kali berkolaborasi dengan akademisi, untuk mengatasi masalah sosial yang berdampak langsung pada kehidupan mereka. Ini adalah pendekatan berbasis prinsip yang bertujuan untuk menyatukan ilmu pengetahuan (penelitian) dengan praktik (perubahan) guna memfasilitasi tindakan yang mengarah pada perbaikan suatu masalah. PAR berpusat pada tiga komponen inti: partisipasi, di mana kelompok masyarakat sipil memandu proses penelitian dan aksi; aksi, di mana penelitian secara nyata mendukung proses pembangunan komunitas; dan penelitian, yang melibatkan pengembangan pengetahuan oleh kelompok untuk mendukung aksi. Pendekatan ini sangat penting karena mengatasi ketidakseimbangan kekuasaan dalam produksi pengetahuan, mendorong keadilan sosial, memberdayakan individu yang terpinggirkan, dan menumbuhkan kesadaran kritis, menantang model penelitian tradisional yang didominasi oleh pihak luar. Implementasi PAR dicirikan oleh sifat siklusnya yang iteratif, yang melibatkan perencanaan, aksi, observasi, dan refleksi berkelanjutan, mirip dengan spiral Kurt Lewin. Ini memanfaatkan beragam metode, baik kuantitatif seperti survei, maupun kualitatif seperti wawancara, diskusi kelompok terfokus, penceritaan, pemetaan komunitas, dan PhotoVoice, memungkinkan adaptasi terhadap konteks komunitas tertentu. Keterlibatan pemangku kepentingan yang otentik adalah kunci, dengan penekanan pada pendekatan dari bawah ke atas, pengambilan keputusan bersama, pembangunan kepercayaan, dan proses pembelajaran bersama. Peneliti akademik sering bertindak sebagai fasilitator, memungkinkan anggota komunitas untuk tetap menjadi protagonis dalam proses tersebut. PAR telah diterapkan dalam berbagai konteks, mulai dari penelitian perkotaan yang diprakarsai komunitas dan kesehatan anak usia dini hingga pemberdayaan pemuda dan respons terhadap krisis, menunjukkan fleksibilitas dan adaptabilitasnya. Hasil dan dampak PAR melampaui temuan penelitian, mencakup transformasi individu, kelompok, dan komunitas. Pada tingkat individu, ini mengarah pada pembangunan kapasitas, pengembangan keterampilan, peningkatan kesadaran kritis, dan pemberdayaan pribadi. Pada tingkat kelompok dan komunitas, ini mendorong aksi kolektif yang lebih besar, penguatan ikatan komunitas, peningkatan modal sosial, dan pengembangan organisasi. Selain itu, PAR memiliki potensi untuk memengaruhi perubahan kebijakan dan pergeseran sistemik, dengan temuan yang digunakan untuk advokasi dan memengaruhi keputusan di tingkat negara bagian dan lokal. Namun, implementasi PAR menghadapi tantangan signifikan, termasuk ketidakseimbangan kekuasaan yang terus-menerus antara peneliti dan anggota komunitas, kendala kelembagaan seperti tekanan akademik dan hambatan birokrasi, kesulitan metodologis dalam memastikan ketelitian dan mengelola perspektif yang beragam, serta masalah keberlanjutan terkait pendanaan dan komitmen jangka panjang. Meskipun demikian, PAR tetap menjadi katalisator yang kuat untuk pembangunan komunitas yang berkelanjutan, memberdayakan komunitas untuk menjadi agen perubahan mereka sendiri dan menantang ideologi yang merugikan.
Khutbah Jum'at - Ustadz Dr. Firanda Andirja, Lc., .MA. hafizhahullahu.Judul : Meskipun Berat, Maafkanlah!Sumber : YouTube.
Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 16 Juli 2025Bacaan: "Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan Tuhan daripada banyak harta dengan diserta kecemasan." (Amsal 15:16)Renungan: Benyamin Franklin berkata, "Uang tidak pernah menjadikan seseorang bahagia dan memang tidak akan pernah. Semakin banyak seseorang memiliki uang dan kekayaan, semakin banyak yang ia inginkan. Kekosongan demi kekosongan akan selalu timbul. Ketika suatu keinginan dipuaskan, maka akan timbul keinginan-keinginan berikutnya dalam bentuk lain." Meskipun harus diakui bahwa manusia membutuhkan uang, tetapi uang bukanlah segalanya. Uang tidak bisa membeli kebahagiaan dan kekayaan tidak akan pernah mendatangkan kepuasan bagi jiwa kita. Satu-satunya Pribadi yang dapat memberikan kebahagiaan dan kepuasan jiwa adalah Tuhan. Betapa banyak pengikut Yesus setelah memperoleh segalanya kemudian melupakan Tuhan. Kita lupa bahwa semua fasilitas yang ada termasuk uang yang ada di tangan kita adalah pemberian Tuhan dan milik Tuhan. Kita hanya dipercaya untuk memakai apa yang bukan milik kita. Amsal 15:16 berkata, "Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan Tuhan daripada banyak harta dengan diserta kecemasan." Kekayaan dan uang yang berlimpah tanpa takut akan Tuhan tidak akan pernah menjamin kebahagiaan dan kepuasan kita. Waspadalah kalau hati kita mulai condong kepada uang, menganggap uang adalah segalanya. Hal ini dapat membutakan hati nurani kita sehingga kita dapat jauh dari Tuhan. Takutlah akan Tuhan maka berkat dan kebahagiaan akan mengikuti kita. Tuhan Yesus memberkati.Doa:Tuhan Yesus, aku bersyukur karena aku memiliki Engkau. Berapapun banyaknya kekayaan yang ku miliki, namun Engkaulah yang ada di atas segala-galanya bagiku. Jangan biarkan harta duniawi menyilaukan hatiku sehingga perlahan-lahan menjauhkan aku daripada-Mu. Bantulah aku Tuhan, agar dengan harta yang kumiliki, aku dapat memuliakan nama-Mu dan dapat menjadi berkat bagi banyak orang. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 11 Juli 2025Bacaan: "Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak." (Amsal 6:6)Renungan: Ada sejenis semut di musim panas yang membangun rumahnya setinggi manusia. Mereka tidak membangunnya dari pasir tetapi dari sejenis tanah liat. Rumah itu dilengkapi dengan kamar-kamar dan juga lubang kecil dari kamar satu ke kamar lain. Meskipun tidak ada pemimpin yang mengatur tetapi mereka melakukannya dengan baik. Allah memberikan keterampilan pada para semut dan semua itu dijalankan dengan baik. Allah dalam bacaan hari ini memerintahkan kepada manusia khususnya yang pemalas untuk belajar dari semut. Dengan melihat kesibukan mereka, seharusnya kita malu sebagai manusia yang hanya bermalas-malasan sepanjang hari. Kalaupun melakukan sesuatu mungkin dengan ogah-ogahan dan dengan berat hati. Kita juga dapat mengamati betapa sukacita dan semangatnya semut-semut itu bekerja. Ketika berpapasan dengan sesama semut, mereka kelihatan berangkulan sejenak kemudian melanjutkan kesibukan mereka. Allah tidak menempatkan manusia di bumi hanya untuk berpangku tangan dan tidak melakukan sesuatu. Kita bisa menghasilkan sesuatu yang indah dan berguna dan kita akan meraih kesuksesan jika kita rajin dan mau berusaha. Ketika kita mau berusaha dengan tekun, maka berkat Tuhan akan turun menghampiri kita. Jangan kalah dengan semut ya. Tuhan Yesus memberkati,Doa:Tuhan Yesus, Engkau sudah memberikan kami akal budi dan tubuh yang sempurna. Berkatilah seluruh keberadaan tubuhku, agar apapun yang aku pikirkan, aku katakan, aku rasakan dan aku perbuat sungguh mendatangkan berkat bagi diriku, sesamaku dan untuk kemuliaan nama-Mu. Lepaskanlah kemalasan dalam diriku karena hal itu hanya akan mendatangkan kemiskinan bagi hidupku. Amin. (Dod).
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Sisilia SJMJ dan Suster Felisitas SJMJ dari Komunitas Suster SJMJ Siti Miriam Makassar di Keuskupan Agung Makassar, Indonesia. Kejadian 44: 18-21.23b-29; 45: 1-5; Mazmur tg 105: 16-17.18-19.20-21; Matius 10: 7-15.GRATIS Renungan kita pada hari ini bertema: Gratis. Pada papan promosi yangberdiri di depan sebuah rumah makan tertulis: “Selamat datang! Di sini ada yanggratis dan ada yang tidak gratis.” Seorang kakek dan istrinya ingin makan direstoran itu. Kakek dan nenek itu disambut hangat oleh pemilik rumah makan.Mereka berbincang akrab banyak hal sebelum makanan pesanan kedua lansia itudisajikan. Sebelum makan, nenek memberitahu bahwa mereka ingin mendapatkanbagian yang gratis dari restoran itu. Setelah makan, kedua orang tua itu disodorkan catatan pembayaran. Tentusaja hal itu mengagetkan mereka, karena dari awal mereka sudah menginginkanbagian yang gratis dari restoran itu. “Karena di sini tertulis ‘Di sini adayang gratis', maka kami memilih yang gratis”. Kemudian kakek dan nenek itudijelaskan bahwa makanan dan minuman yang dikonsumsi itu harus dibayar.Sedangkan yang gratis adalah saat-saat persahabatan, perjumpaan, sapaan, salam,pembincaraan dan tukar pikiran yang sudah mereka dilakukan. Meskipun protes,tetapi aturannya jelas: makanan dan minuman harus dibayar. Gratis atau cuma-cuma merupakan sebuah bentuk kemurahan hati. Suatuperhatian atau pemberian yang gratis dilakukan atas dasar kebebasan, suka cita,dan kasih, sehingga baik pemberi maupun yang diberi mengalami suatu relasi yangmenyenangkan dan saling melengkapi. Pada hari ini, firman Tuhan menyinggungtentang pemberian yang gratis berupa kasih karunia dan kerahiman ilahi olehTuhan kepada para rasul yang diutus untuk mewartakan kabar suka cita KerajaanAllah. Tuhan berkata bahwa mereka menerima karunia-karunia itu secara gratis,maka mereka juga harus membaginya secara gratis pula. Tuhan tidak memberikan mereka uang atau makanan yang ada harganya. Tuhanmelengkapi setiap orang dengan kasih karunia, rahmat dan berkat-berkat-Nya.Semua itu kita terima dengan gratis. Misalnya dalam hal keramah-tamahan, yangmerupakan salah satu jenis karunia yang ada pada kita. Kita tersenyum, menyapadengan ramah, mengajak dan berkenalan, lalu memberikan kesan bahwa lawan bicarakita menjadi betah saat berbicara dengan kita, semua itu merupakan bagian darisisi kemanusian kita dan karunia kasih dari Tuhan. Sering terjadi ketika kita berbagi karunia rohani yang gratis itu kepadasesama, justru balasan yang kita terima berlipat ganda. Kita kembali akan mendapat perhatian dankasih dari lebih banyak orang. Atas nama Tuhan, semua pemberian seperti inimenjadi berkat-berkat yang tidak terbilang harganya. Cinta kasih adalahukurannya, dan bukan harta atau benda, seperti yang dilakukan oleh Yusuf kepadasaudara-saudaranya ketika mereka melakukan rekonsiliasi persaudaraan. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus, berkatilah selalu kami, supaya kamiselalu bermurah hati seperti Engkau sendiri. Kemuliaan kepada Bapa dan Putradan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
Hai Wonder Kids,kembali dalam renungan anak GKY Mangga besar. Judul renungan hari ini adalah MENEMUKAN KEBAIKAN TUHAN Mari kitamembaca Firman Tuhan dari AYUB 10: 12Hidup dan kasihsetia Kaukaruniakan kepadaku, dan pemeliharaan-Mu menjaga nyawaku. Wonder Kids, Kita tahu kalau berbuat salah bisa kenahukuman, tapi TUHAN punya cara yang istimewa! Meskipun kitasalah, Tuhan Yesus tetap mengasihi kita! Buktinya: · Raja Daud pernah berbuat jahat, tapi TUHANampuni dan pakai dia lagi. · Petrus pernah menyangkal Tuhan Yesus, tapi TUHANtetap pakai dia.· Zakheus suka meniptu, tapi Tuhan Yesus maudatang ke rumahnya.· Pencuri di kayu salib hampir mati, tapi TuhanYesus bawa dia ke surga. TUHAN selalumencari cara untuk membawa kita kembali kepada-Nya. MARI KITABERTUMBUH DI DALAM ANUGERAH TUHAN Wonder Kids, ayorenungkan: Mari kita berdoa TUHAN,terimakasih untuk kasih-Mu yang ajaib! Tolong aku untuk selalu ingat berkat-Mu danmau mengampuni seperti Engkau mengampuni aku.. Dalam nama Tuhan Yesus akuberdoa, Amin. Wonder Kids, TUHANSELALU SAYANG KAMU Tuhan Yesus memberkati
Meskipun di bawah ancaman hukuman mati saat dilahirkan Kel. 2:2 menyebut Musa dilahirkan sebagai seorang anak yang “tob” artinya "baik". Menurut rencana Allah, anak ini akan menjadi orang dewasa yang akan memimpin bangsa Ibrani keluar dari perbudakan
Meskipun di bawah ancaman hukuman mati saat dilahirkan Kel. 2:2 menyebut Musa dilahirkan sebagai seorang anak yang “tob” artinya "baik". Menurut rencana Allah, anak ini akan menjadi orang dewasa yang akan memimpin bangsa Ibrani keluar dari perbudakan
Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 25 Juni 2025Bacaan: "Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita." (Ibrani 12:1)Renungan: Seorang atlet harus dapat menguasai diri, mendisiplin diri, tekun berlatih dan mau menanggalkan segala hal yang menghalanginya untuk meraih kemenangan. Ada cerita menarik di olimpiade yaitu kisah Orypus, atlet Yunani kuno yang pakaiannya terjatuh saat mengikuti pertandingan lari. Meskipun pakaiannya terjatuh, tetapi ia tetap fokus berlari dan keluar sebagai juara. Peristiwa yang dialami Orypus itu menjadi titik awal mengapa banyak atlet Yunani tidak berpakaian saat bertanding. Mereka percaya bahwa dengan berlari tanpa pakaian, mereka dapat keluar sebagai pemenang. Bacaan di atas menasihatkan agar kita menanggalkan beban dan dosa yang merintangi agar dapat terus berlari mencapai garis akhir. Beban dan dosa sekecil apapun dapat menjadi batu sandungan yang menggagalkan kemenangan kita. Itu sebabnya Tuhan ingin agar kita hidup dalam iman, kekudusan dan penguasaan diri sehingga dapat menjadi pemenang dalam segala hal. Orang yang siap menerima mahkota yang abadi pasti mau menguasai diri, tidak menuruti nafsu kedagingan dan tidak mengotori tubuhnya dengan berbagai macam perbuatan dosa. Tuhan Yesus memberkati.Doa: Tuhan Yesus, aku rindu bertanding dengan baik di dalam pertandingan iman. Kuduskan selalu diriku dan lepaskan aku dari segala keterikatan dengan hal-hal duniawi yang dapat menjadi batu sandungan dalam mencapai garis finish kemenanganku. Kuasai diriku dan tuntun aku sehingga tidak ada satupun kuasa selain kuasa-Mu yang senantiasa menaungiku aku. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 10 Juni 2025Bacaan: "Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya — juga itu pun karunia Allah." (Pengkhotbah 5:18)Renungan: Ada seorang wanita kaya raya dirundung rasa sepi yang mendalam. Meskipun ia dikelilingi kenalan yang berkelas dan mampu membeli barang-barang mewah yang diinginkannya, tapi semua itu tetap saja tak memberi kebahagiaan baginya. Hidupnya tidak nyaman karena ada ruang kosong di dalam hatinya yang tak terpuaskan oleh limpahan materi semata. Di puncak kegalauan batin itu ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. "Aku akan pergi ke sungai untuk mengakhiri hidupku," katanya dalam hati. Dengan pikiran yang melayang-layang ia berjalan ke sungai di mana ia akan mengakhiri hidupnya. Di perjalanan tiba-tiba ia merasakan sebuah tangan kecil menarik-narik roknya. Dengan refleks matanya memandang ke bawah, ia melihat seorang bocah tak berdaya sedang menarik-narik roknya. "Nyonya, kami ada enam bersaudara dan sedang sekarat karena kelaparan," kata anak itu sambil merintih. Wanita itu terdiam, ia berpikir sejenak. "Kenapa aku tidak meringankan beban keluarga anak malang ini? Aku punya banyak harta dan aku tak akan memerlukan semua kekayaan itu kalau aku sudah mati nanti." Wanita itu menunda niatnya untuk bunuh diri dan mengajak anak itu berjalan ke rumah kesengsaraan mereka. Di sana ia mengosongkan isi dompetnya dan seketika terciptalah suasana bahagia di tengah-tengah keluarga yang kelaparan itu. Wanita itu terpaku, hatinya tersentuh tatkala melihat keluarga tersebut berulangkali mengucapkan terima kasih padanya. Tanpa disadarinya setitik kebahagiaan menerobos jiwanya yang kosong, bertepatan saat ia membuat orang lain berbahagia. Tergerak oleh belas kasihan yang mulai bertumbuh di hatinya, wanita itu pun berucap, "Besok saya akan kembali untuk membawa berkat yang lebih banyak. Saya akan membagikan apa yang telah Tuhan berikan pada saya secara berlimpah-limpah." Kemudian wanita itu berpamitan, ia pulang dengan satu semangat dan pemikiran yang baru. Kini ia memahami mengapa Tuhan menganugerahkan kekayaan yang melimpah kepadanya. Ia bertekad untuk tidak akan pernah mengakhiri hidupnya secara terpaksa, karena masih banyak orang yang membutuhkan uluran tangannya. Tuhan merancang kita bukan untuk hidup bagi diri kita sendiri, tapi untuk berbagi dengan sesama. Kita akan merasa bahagia dan bangga ketika hidup kita memberi dampak yang membangun atau mendorong orang lain menjadi lebih baik. Jika kita berhasil mengembangkan sikap mulia ini maka kita akan merasakan kepuasan tersendiri, yang nilainya sangat tinggi. Untuk itu, bangkitkanlah kepedulian dan cinta kasih terhadap orang tua, anak, rekan sekerja, tetangga, teman atau mereka yang membutuhkan uluran tangan kita. Buatlah mereka bahagia, maka kita juga akan turut bahagia! Tuhan Yesus memberkati. Doa:Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk dapat mengasihi, berbagi dan peduli pada orang-orang di sekitarku. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 9 Juni 2025Bacaan: "Siapa loba akan keuntungan gelap, mengacaukan rumah tangganya, tetapi siapa membenci suap akan hidup." (Amsal 15:27)Renungan: Seorang raja mengumpulkan orang-orang yang ahli dalam keuangan untuk membahas masalah penting menyangkut kesejahteraan rakyat. Raja sangat heran karena dalam lima tahun terakhir ini negara sudah menyalurkan begitu banyak dana untuk perbaikan jalan-jalan yang rusak, untuk membuka lapangan pekerjaan baru, untuk membuka jaringan listrik dan telepon ke desa-desa kecil dan membangun rumah sakit. Namun kelihatannya dana yang dikucurkan masih saja kurang dan tidak pernah cukup. Sudah hampir dua jam pertemuan itu berjalan namun belum juga jelas penyebab dari semua kebocoran uang negara itu. Pada saat itulah seorang jenderal tua berkaca mata yang duduk di ujung meja, berdiri dan mengambil sebongkah es dari dalam baskom di samping meja. Ia memberikan bongkahan es tersebut kepada orang yang berada di sebelahnya untuk diedarkan ke semua orang yang berada di sekeliling meja hingga tiba pada orang terakhir di ujung meja. Ketika bongkahan es itu tiba pada orang terakhir, besarnya tidak lagi sebesar ketika pertama kali ia menyerahkannya. Sekarang besarnya sudah berkurang menjadi seperempat bagian dari besar sebelumnya. "Anda tahu apa artinya pelajaran ini?" tanya jenderal itu kepada semua yang hadir. Meskipun semuanya diam, namun tampak kepala mereka mengangguk-angguk tanda mengerti pelajaran dari bongkahan es itu. Jenderal itu menjelaskan, "Semakin banyak tangan yang dilalui, semakin berkuranglah jumlahnya." Meskipun di mana-mana kita mendengar seruan dan himbauan menentang korupsi, namun praktik korupsi tetap juga terjadi. Korupsi adalah penyelewengan atau penggelapan uang negara atau perusahaan untuk kepentingan pribadi. 1 Timotius 6:10 berbunyi, "Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka." Meskipun uang itu sendiri tidaklah jahat tetapi kecintaan akan uanglah yang membuat orang-orang menjadi jahat. Sebagai orang percaya kita harus menyadari bahwa apa yang kita peroleh dengan cara yang tidak benar, tidak akan pernah mendatangkan kedamaian bagi kita. Sebaliknya kita telah menempatkan diri sendiri di bawah bayang-bayang masalah. Ketika Tuhan mempercayakan kita untuk menempati posisi yang baik dan tinggi di dalam pekerjaan kita, itu bukan dengan maksud agar kita mempunyai peluang untuk berlaku curang dan mengambil sesuatu yang bukan hak kita. Di dalam pekerjaan, korupsi mempunyai arti yang lebih luas. Selain korupsi uang, ada juga korupsi waktu dan korupsi barang-barang lain milik perusahaan yang kemudian diambil menjadi milik sendiri tanpa ada yang tahu. Ingatlah bahwa standar Tuhan tidak akan pernah berubah. Ketika kita bekerja dengan jujur dan setia, maka Tuhan sendiri akan menyatakan kemurahan-Nya atas kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa:Tuhan Yesus, jauhkanlah aku dari keinginan mencari keuntungan gelap. Aku mau mengucap syukur senantiasa untuk apa yang sudah Engkau percayakan kepadaku. Aku akan mencukupkan diri dengan pemberian-Mu saja. Amin. (Dod).
A free, independent and diverse press is a fundamental pillar of democracy. Australia has two taxpayer-funded networks that serve the public interest (ABC and SBS), plus a variety of commercial and community media outlets. Although publicly funded media receives money from the government, it is unlike the state-sponsored outlets found overseas. - Pers yang bebas, independen dan beragam adalah pilar fundamental demokrasi. Australia memiliki dua jaringan yang didanai pembayar pajak dan melayani kepentingan publik (ABC dan SBS), ditambah berbagai outlet media komersial dan komunitas. Meskipun media yang didanai publik menerima uang dari pemerintah, media ini tidak seperti outlet yang disponsori negara yang ditemukan di luar negeri.
Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 30 Mei 2025Bacaan: "Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus." (Galatia 3:26) Renungan: Brian seorang anak laki-laki yang baru berumur 3,5 tahun, asyik menonton tv bersama ayahnya sambil menikmati makanan kecil. Brian memperhatikan betapa lahapnya sang ayah makan biskuit coklat. Sambil menggigit biskuit itu, sang ayah berkata, "Ayah sangat suka biskuit coklat ini, apalagi bila diminum dengan segelas susu. Wah sedap sekali!" Di dalam hati Brian berpikir, "Jika aku membuatkan segelas susu untuk ayah, ia pasti akan senang. Brian pun ke dapur. Tangannya membuka pintu lemari, tapi badannya terlalu pendek untuk bisa mencapai kotak susu yang diletakkan di rak atas. Dengan tenaga anak-anaknya ia menarik kursi mendekati lemari. Lantai pun penuh goresan bekas kaki kursi yang diseret dengan paksa. Dengan sedikit berjinjit, akhirnya tangannya menggapai kotak susu yang ada di rak lemari. Sekarang giliran mengambil gelas. Bunyi gelas-gelas yang beradu keras terdengar ketika ia mengambil sebuah gelas yang cukup besar. Sebuah gelas jatuh dan pecah, tapi Brian tidak peduli. Yang ada dalam pikirannya, "Aku mau membuat segelas susu untuk ayah." Brian merasa mungkin lebih leluasa membuat susu di lantai daripada di meja, maka ia pun meletakkan gelas di lantai, berikut kotak susu dan sedikit air dalam cangkir plastik. Sementara itu, ayahnya secara diam-diam memperhatikan semua yang Brian lakukan. la melihat goresan-goresan di lantai bekas kursi yang ditarik, pintu lemari yang masih terbuka lebar, pеcahan gelas yang berserakan di sana-sini, lantai yang basah dan susu yang tumpah di mana-mana. Akhirnya, Brian mengangkat gelas besar berisi penuh dengan susu sambil berteriak memanggil-manggil ayahnya. "Ayah, aku membawakan segelas susu untuk Ayah!" Lantai serta karpet yang diinjak kakinya meninggalkan bekas susu. Gelas yang diisi susu terlalu penuh itu menetes ke lantai, karpet bahkan sofa. Karena tidak menemukan sang ayah, Brian kembali ke dapur, berdiri di sana sambil memandang sekelilingnya. Matanya melihat dapur yang berantakan. Ia memandang tubuhnya, bajunya dan kakinya, semuanya basah karena tumpahan susu. Dengan mata yang penuh rasa bersalah ia memandang kepada ayahnya yang tiba-tiba berdiri di depannya. "Ayah pasti akan menghukumku," pikirnya. Tetapi ayahnya hanya tersenyum. Ayahnya tidak melihat ia sebagai seorang anak nakal yang telah membuat segalanya kotor dan berantakan, tetapi ia melihat seorang anak yang begitu dikasihinya dan anaknya itu sedang berusaha menyenangkan hati ayahnya. Tak peduli apa yang sudah Brian lakukan, sang ayah memeluknya seraya berkata, "Engkau adalah anakku." Bapa di Sorga mengasihi kita seperti ayah Brian yang mengasihi anaknya sepenuh hati. Meskipun di dalam usaha kita untuk mengasihi dan menyenangkan hati-Nya masih terdapat banyak kekurangan karena keterbatasan kita, namun Bapa di Sorga tidak langsung memvonis kita. la tetap menyebut kita "anakNya", dan menolong kita untuk menjadi lebih baik lagi. Tuhan Yesus memberkati. Doa:Tuhan Yesus, aku sungguh bersyukur karena Engkau mengasihiku sekalipun dalam keterbatasanku aku sering berbuat salah. Ampuni aku Yesus. Amin. (Dod).
Penyakit Radang Usus, atau IBD, Australia adalah yang tertinggi di dunia , kondisi ini meningkat dengan cepat. Meskipun penyebab pasti penyakit ini masih belum diketahui, kami mengumpulkan informasi mengenai bagaimana hidup dengan IBD, bahkan mungkin mencegahnya.
Meskipun pendaftaran pemilih saat ini mencapai titik tertinggi sepanjang masa, partisipasi pemilih telah menurun sejak 2007. Pemilu 2022 mencatat penurunan partisipasi pemilih ke level terendah sejak pemungutan suara wajib diperkenalkan pada 1925.
Meskipun tubuh manusia dapat memperoleh nutrisi dari makanan hewani, namun itu tidak aman terhadap sejumlah besar lemak dan kolesterol yang dimiliki oleh hewan karnivora.
Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 12 April 2025Bacaan: "TUHAN itu tinggi, namun Ia melihat orang yang hina, dan mengenal orang yang sombong dari jauh." (Mazmur 138:6) Renungan: Seekor burung gagak terbang dan melewati sebuah rumah yang pintunya sedang terbuka lebar. Di atas meja yang ada di dalam rumah, ia melihat beberapa potong daging sapi segar yang belum dimasak. Tanpa menyia-nyiakan kesempatan itu, burung gagak segera menukik dan masuk ke dalam rumah. Ia mengambil sepotong daging sapi yang paling besar dan terbang kembali. Dia terbang mencari pohon yang aman di mana ia dapat menikmati daging lezatnya. Tak lama, sampailah ia di sebuah pohon rindang dan ia segera bertengger di situ. Karena hari mulai gelap, seekor musang keluar untuk mencari makan. Tidak sengaja musang itu melihat ke atas dan ketika melihat burung gagak dengan sepotong daging besar di paruhnya, segera saja mulutnya penuh air liur. Musang tersebut mulai mencari akal bagaimana mendapatkan daging itu. "Hai kawan, seumur hidupku aku belum pernah melihat burung gagak secantik engkau. Bulumu kelihatan mengkilap, matamu tajam dan kakimu indah sekali." Musang itu kembali memikirkan pujian apa lagi yang hendak diberikannya kepada burung gagak tersebut, sementara si burung gagak melompat ke sana-sini sambil berputar-putar bangga mendengar pujian yang ditujukan kepadanya. "Pastilah bukan hanya bulu, mata dan kakimu yang cantik. Suaramu juga pasti sangat merdu. Meskipun burung gagak pada umumnya mempunyai suara serak, tetapi aku percaya engkau ini beda. Maukah engkau menyanyikan sebuah lagu untukku?" Burung gagak semakin besar kepala mendengar pujian si musang sehingga mulailah ia membuka paruhnya dan mengeluarkan suaranya yang serak, tanpa menyadari bahwa di paruhnya terselip daging yang lezat. Ketika ia membuka paruhnya, jatuhlah daging sapi segar yang ada di paruhnya bersamaan dengan sorak kegirangan dari mulut si musang. Berhati-hatilah dengan pujian. Ada orang yang terlalu mengada-ada ketika memberikan pujian sehingga kita menjadi besar kepala dan lupa daratan. Orang seperti ini tidak memuji kita dengan tulus, tetapi karena maksud-maksud tertentu. Ada juga orang yang memberikan pujian dengan tulus untuk kelebihan-kelebihan yang kita miliki. Ketika kita menerima pujian dari seseorang, waspadalah jangan sampai kita terlena dengan pujian tersebut kemudian merasa bangga dan merasa diri lebih hebat. Hal ini perlahan-lahan akan membuat kita menjadi sombong sehingga kita mulai lengah. Jika telah menjadi sombong, kita tidak lagi bisa melihat kekurangan-kekurangan yang masih harus diperbaiki. Akhirnya, pujian yang kita terima, malah akan "mengubur" kita. Setiap kali pujian itu datang, bersyukurlah kepada Tuhan dan jadikanlah pujian itu sebagai alat yang akan terus memacu kita untuk melakukan yang lebih baik hari demi hari. "Di atas langit ada langit, di atas kita masih ada orang yang lebih baik." Tuhan Yesus memberkati. Doa:Tuhan Yesus, berilah aku rahmat kerendahan hati, sehingga setiap pujian yang ditujukan padaku, kukembalikan pada-Mu, karena Engkaulah yang layak untuk dipuji. Amin. (Dod).
Meskipun tantangan selalu ada, Tuhan selalu memberikan kekuatan bagi mereka yang mau berjuang di dalam nama Tuhan. // Setiap kali melakukan hal-hal tidak benar akan perintah Allah sesuai dengan keinginan daging berarti buah itu mati.
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 17 Maret 2025Bacaan: "Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN." (Yesaya 31:1) Renungan: Ada seorang ibu, anak bungsunya dinyatakan mengidap satu penyakit yang cukup parah. Ia melakukan berbagai upaya penyembuhan bagi anaknya dengan mendatangi dokter-dokter ahli, membeli obat ramuan yang cukup mahal dan banyak lagi usaha yang memakan banyak biaya untuk kesembuhannya. Dengan pengeluaran uang yang tidak sedikit setiap minggunya, lama-kelamaan keadaan keuangannya pun menipis. Ia tidak pernah menyangka bahwa pengobatan anaknya akan memakan biaya yang tidak sedikit. Tetapi demi kesembuhannya, ia bersedia melakukan apa saja, bahkan kalau harus menjual barang-barang berharganya. Setelah melewati proses yang cukup lama, ibu tersebut tidak melihat perubahan yang berarti di dalam diri anaknya. Uang semakin menipis sedangkan ia masih memerlukan biaya hidup setiap harinya.Untuk pertama kalinya ia mulai berpikir tentang kuasa Tuhan setelah ia merasa tidak berdaya dan tidak mampu. Ia baru menyadari bahwa ia tidak dapat bergantung pada uangnya dan pada kemampuannya sendiri. Semuanya terbatas dan tidak bisa memberinya jalan keluar. Dalam keadaan tidak berdaya, ia pun bersimpuh dan memohon pengampunan-Nya. Di dalam doa ia berkata kepada Tuhan bahwa segala upaya yang ia lakukan tanpa campur tangan-Nya, ternyata sia-sia. Tuhan pada akhirnya mendengar doanya ketika ia berseru di dalam ketidakberdayaan. Ia mulai melihat suatu perubahan yang sangat baik di dalam diri anaknya. Semakin hari kesehatannya semakin membaik. Ia bersyukur karena Tuhan mengajarkan kepadanya pelajaran yang sangat penting bahwa sekuat dan semampu apa pun manusia, ia tidak akan pernah bisa menandingi kuasa Tuhan. Meskipun uang bisa menjadi sarana, namun uang bukan segala-galanya! Apa yang seringkali membatasi kuasa Tuhan sehingga kita tidak bisa bekerja dengan leluasa di dalam hidup kita, adalah keangkuhan kita yang semata-mata hanya mengandalkan akal dan uang. Yeremia 17:7 berbunyi, "Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!" Orang sering berkata bahwa Tuhan akan turun tangan ketika kita mengangkat tangan. Artinya bahwa kuasa Tuhan akan nyata bagi mereka yang benar-benar merindukannya, bagi mereka yang merasa tidak berdaya dengan kekuatan sendiri, dan bagi mereka yang menggantungkan seluruh hidupnya hanya kepada Tuhan. Tuhan Yesus memberkati. Doa:Tuhan Yesus, kuserahkan pergumulan hidupku saat ini kepada-Mu. Bantulah aku untuk menyelesaikannya dengan cara-Mu sendiri, sebab aku percaya cara-Mu selalu yang terbaik. Amin. (Dod).
The Murray-Darling basin has been described as the heart of Australia's waterways. It covers more than one million square kilometres and provides water for more than 3.6 million people. The Murray-Darling basin is Australia's largest river system and plans to protect it hope to keep enough water in the system to improve the environment. While there have been billions of dollars of investment and 30 years of policy reform, reports from new research suggest that the river system is declining in its health, leading to widespread impacts. Of a total of 27 indicators reviewed by scientists, 74 percent showed no improvement or worsening conditions. The group of scientists behind the report is now calling for more to be done to change this state of affairs. Listen to SBS Indonesian every Monday, Wednesday, Friday, and Sunday at 3 pm. Follow us on Facebook and Instagram, and listen to our podcasts. - Cekungan Murray-Darling telah digambarkan sebagai jantung jalur air Australia. Luasnya lebih dari satu juta kilometer persegi dan menyediakan air bagi lebih dari 3,6 juta orang. Cekungan Murray-Darling merupakan sistem sungai terbesar di Australia dan rencana untuk melindunginya berharap dapat menjaga cukup air dalam sistem tersebut untuk memperbaiki lingkungan. Meskipun telah ada investasi miliaran dolar dan 30 tahun reformasi kebijakan, laporan dari penelitian baru menunjukkan bahwa sistem sungai tersebut menurun kesehatannya, yang menyebabkan dampak yang meluas. Dari total 27 indikator yang ditinjau oleh para ilmuwan, 74 persen menunjukkan tidak ada perbaikan atau kondisi yang memburuk. Kelompok ilmuwan di balik laporan tersebut kini menyerukan agar lebih banyak hal dilakukan untuk mengubah keadaan ini. Dengarkan SBS Indonesian setiap hari Senin, Rabu, Jumat dan Minggu jam 3 sore. Ikuti kami di Facebook dan Instagram, serta jangan lewatkan podcast kami.
