POPULARITY
Categories
Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. - Fiqhul Akhlaq - Keutamaan dan Pentingnya Akhlak Mulia - Bagian 1
Bagian dari pembahasan tema Paskah
Pelajaran ke 5, Kwartal 2, Tahun 2025 (26 April - 2 Mei 2025)
Ustadz Abdullah Zaen, Lc. , M.A. - Memukul Anak Itu Ada Aturannya Bagian 3
Tuhan benar ketika Tuhan memperingatkan umat-Nya tentang apa yang akan terjadi bila umat berpaling dari Tuhan dan memilih raja duniawi sebagai gantinya.
Tuhan benar ketika Tuhan memperingatkan umat-Nya tentang apa yang akan terjadi bila umat berpaling dari Tuhan dan memilih raja duniawi sebagai gantinya.
Kita semua berada dalam bahaya "mengesampingkan kesederhanaan kerendahan hati Kristus dan para rasul-NYA" demi kemegahan, kuasa, penghargaan, dan godaan dunia. Jika kita berpikir kita tidak berada dalam bahaya, kita sedang membodohi diri sendiri.
Kita semua berada dalam bahaya "mengesampingkan kesederhanaan kerendahan hati Kristus dan para rasul-NYA" demi kemegahan, kuasa, penghargaan, dan godaan dunia. Jika kita berpikir kita tidak berada dalam bahaya, kita sedang membodohi diri sendiri.
Pelajaran ke 4, Kwartal 2, Tahun 2025 (19 - 25 April 2025)
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Ari Hartanti dari Gereja Santo Mikhael Pangkalan TNI AU Adi Sucipto Jogyakarta di Keuskupan Agung Semarang, Indonesia. Kisah Para Rasul 2: 36-41; Mazmur tg 33: 4-5.18-19.20.22; Yohanes 20: 11-18PENGAKUAN DAN TINDAKAN IMAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Pengakuan DanTindakan Iman. Ketika kebenaran atau fakta suatu peristiwa diungkapkan secara terang-terangandan tanpa halangan apa pun, tanggapan yang datang biasanya tidak selalu seragamya atau tidak. Pasti ada tanggapan menyambut dan menyetujui, pasti tanggapanlain yang tidak setuju dan menolak. Ada juga tanggapan yang samar-samar atautidak jelas apakah setuju atau tidak setuju. Dengan kata lain, kita tidakmungkin menyenangkan dan memuaskan semua dan serentak orang lain. Seperti ketika Yesus masih hidup tidak diterima semuaorang, kotbah pertama oleh Petrus yang dikelilingi para rasul dan murid itudipercaya bernasib yang sama. Namun teks Kisah Para Rasul pada hari inimenonjolkan bagian orang yang setuju dan menerima ajaran Injil Yesus Kristusyang disampaikan. Bagian kotbah pada hari Pentekosta berbunyi demikian: Allahtelah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus. Lalusecara spesifik respon orang-orang Yahudi yang mendengarkan kotbah itu ialah hatimereka sangat terharu. Selanjutnya mereka bertanya kepada Petrus dan para rasultentang apa yang perlu dilakukan sebagai kelanjutan dari rasa haru mereka. Mereka memahami isi kotbah tersebut dengan pikirannya,lalu mereka terbawa di dalam perasaan harunya, dan selanjutnya ialah kemauannyayang sudah terbuka untuk diisi. Yang bertugas mengisi ialah pembawa kabar sukacita dalam hal ini ialah para rasul. Keterbukaan itu tidak serta-merta segeradiisi dengan pengakuan dan tindakan iman. Keterbukaan hati dan pikiran itumemungkinkan sebuah proses bertumbuhnya iman yang sesungguhnya. Yangselanjutnya diperlukan ialah pertobatan, pembaptisan dalam nama Yesus Kristussebagai pengampunan dosa, dan pencurahan karunia Roh Kudus. Jadi apa yang terjadi dalam konteks kotbah pertama tentangInjil Yesus Kristus itu telah membuahkan sebuah tanggapan mendasar dariorang-orang yang percaya. Di dalam kehidupan Gereja saat ini kita menyebutnyasebagai tiga sakramen inisiasi, yaitu pembaptisan, komuni kudus, dan krisma.Ketiganya merupakan tahap awal dan mendasar kehidupan Kristiani dan menggereja. Firman Tuhan yang didengar dan diterima mengarahkanseseorang pada pembaharuan arah hidup. Lalu ia dipersiapkan untuk menerimapembaptisan yang membuatnya bertemu dan melihat Tuhan secara pribadi. Bahkan iadipanggil namanya seperti Yesus yang bangkit menyebut nama “Maria” dalamperistiwa penampakan. Ini layaknya pengalaman menerima Tuhan secara pribadiseperti Komuni Suci. Selanjutnya penguatan iman yang diterima dan diakui itumelalui pencurahan Roh Kudus di dalam sakramen krisma.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan YesusKristus, semoga kami tidak luput dari mengenali-Mu secara benar dansungguh-sungguh melalui pewartaan firman-Mu setiap hari. Salam Maria penuhrahmat ... Dalam nama Bapa ...
Wahyu, dalam beberapa hal, adalah kitab Kejadian yang dibalik, itulah sebabnya Kejadian tetap menjadi kunci penting untuk memahami bagaimana masalah dunia berkembang sejak awal.
Wahyu, dalam beberapa hal, adalah kitab Kejadian yang dibalik, itulah sebabnya Kejadian tetap menjadi kunci penting untuk memahami bagaimana masalah dunia berkembang sejak awal.
Gaperlu takut ketinggalan, bertahan sejauh ini termasuk pencapaian. Tinggalkan komentar dan berikan pendapatmu: https://open.firstory.me/user/clkqb46r504pz01vegeva9445/comments Powered by Firstory Hosting
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 7 April 2025Bacaan: "Dari pada-Mulah kiranya datang penghakiman: mata-Mu kiranya melihat apa yang benar." (Mazmur 17:2) Renungan: Kemarahan itu bagaikan ranjau kehidupan, artinya, sesuatu yang mampu memiliki daya yang menghancurkan hidup kita. Dengan demikian, berhentilah untuk marah karena kemarahan tidak pernah akan mengerjakan kebenaran Tuhan. Kemarahan akan mengerdilkan kekuatan Tuhan di dalam kehidupan kita. Kemarahan mengangkat damai sejahtera Tuhan di dalam kehidupan kita. Kemarahan membuat kita tidak dapat berdoa. Demikianlah kemarahan akan membawa kita dari satu kerugian rohani kepada kerugian rohani yang lain, dan akhirnya mendamparkan kita pada kepahitan. Seseorang berkata, "Barang siapa yang membiarkan dirinya dikuasai amarah biasanya akan seperti sebuah pesawat yang mendarat di tempat yang salah. Bukankah firman Tuhan pun mengajarkan kepada kita, "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu." Artinya, kita boleh marah tetapi jangan membiarkan amarah itu menguasai diri kita. Serahkan mereka yang telah menimbulkan kemarahan kita kepada kasih karunia Tuhan. Biarkan Tuhan yang beracara di dalam setiap permasalahan yang ada. Bagian kita hanyalah menjaga hati dari sampah-sampah kehidupan seperti itu, karena firman Tuhan berkata, "Buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu." Dan kita akan melihat betapa indahnya menjalani hidup yang tanpa menyimpan kemarahan dan sakit hati. Ingatlah, kita memiliki Tuhan sebagai hakim yang adil yang akan memunculkan kebenaran kita seperti siang. Bagian kita hanyalah menyediakan sebuah tanah hati yang terpupuk dengan indah oleh kebenaran-kebenaran firman Tuhan. Dengan demikian, kita harus selalu waspada untuk membereskan setiap kemarahan yang muncul di dalam hati kita. Jangan biarkan berlarut-larut karena kemarahan dapat memadamkan api Roh-Nya di dalam diri kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa:Tuhan Yesus, aku memaafkan setiap orang yang telah menyakiti hatiku dan aku serahkan mereka ke dalam belaskasihan-Mu. Amin. (Dod).
Bagian 5 - Dua Diri 35. Dua Diri
Tinggalkan komentar dan berikan pendapatmu: https://open.firstory.me/user/clhkbe0z1049r01xob569atao/comments Powered by Firstory Hosting
Sebuah Puisi: Cinta (Bagian Ke-empat)Ditulis & Disuarakan oleh Ardi Kamal KarimaPuisi ini menggambarkan cinta yang terjalin dengan tekanan ekonomi dan ketidakpastian hidup. Receh yang "bergemerisik" dan "tabungan menguap dalam logam bisu" menjadi simbol keterbatasan materi yang menghantui hubungan. Pertanyaan seperti "Seberapa jauh rindu bisa ditimbang?" mengungkap kebingungan antara mengukur rasa dengan realitas pragmatis, di mana cinta harus berhadapan dengan kebutuhan hidup—seperti cicilan, biaya pernikahan, atau tuntutan keluarga. Bahkan harapan akan "selamanya" digambarkan seperti mie instan yang mengembang di air mendidih, metafora akan janji yang rapuh dan tak kunjung matang di tengah kesulitan finansial.Hubungan dalam puisi ini diwarnai oleh kesenjangan komunikasi dan keterasingan. Sang gadis yang "sibuk mengunyah kata-katanya tanpa menoleh" mencerminkan jarak emosional, sementara "Bahasa Ibu" yang hanya terdengar dalam gemerisik receh menandakan hilangnya identitas kultural di bawah desakan ekonomi. Gambaran "nasi bungkus setengah keras" versus "kamu" yang mungkin hidup lebih mapan, menegaskan perbedaan kelas sosial. Bioskop dan "ciuman berisik" dalam gelap hanyalah pelarian sementara dari kenyataan, sementara dialog yang "rontok di saku bolong" menjadi simbol janji-janji yang tak tersampaikan atau gagal diwujudkan.Puisi ini juga menyoroti tekanan sosial, terutama dari keluarga, untuk segera menikah dan "membebaskan" sang gadis melalui ikatan formal. Namun, sang aku lirik terbelenggu oleh "cicilan cinta yang menggunung", metafora tanggung jawab yang tak tertanggungkan. Buku usang yang "berderai seperti biji mangga tua" dan "damba yang dijual ke pasar loak" melambangkan impian yang terkikis, diulang-ulang tanpa hasil. Meski demikian, ia terus memungut harapan yang "tercecer" untuk dijadikan puisi atau kenangan—sebuah upaya menyulap keputusasaan menjadi seni, meski ia sadar ini hanya ilusi sementara sebelum kembali jatuh ke jalanan kehidupan yang keras.#ardikamal #literasi #penulis #dialog #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyairindonesia #syaircinta #cinta #patahhati #manusia #cinta #monologue
Sebuah Puisi: Cinta (Bagian Ke-tiga)Ditulis & Disuarakan oleh Ardi Kamal KarimaPuisi ini menggambarkan ketabahan seorang ibu yang menjalani hidup sederhana dengan pengorbanan tak terucap. Ibu digambarkan melakukan pekerjaan domestik yang melelahkan—seperti mencuci gelas di lantai kamar mandi, menggunakan ember dan sikat usang—tanpa mengeluh, sementara kemewahan atau kemajuan teknologi hanya menjadi angan. Ritual hariannya, seperti menonton sinetron untuk sekadar menangis diam-diam atau menikmati momen langka ke mall sebelum Lebaran, menjadi simbol pelarian dari beban hidup. Kehidupannya diabdikan untuk memastikan anak-anaknya tumbuh tanpa terbebani oleh nestapa yang ia rasakan, meski ia sendiri tak pernah merasakan "keindahan hidup" yang diidamkan.Puisi ini juga menyuarakan kegelisahan anak yang takut kehilangan sang ibu, sosok yang menjadi tumpuan harapan sekaligus pelindung dari kerasnya dunia. Ketakutan terbesar bukanlah kegelapan atau nasib buruk, melainkan saat ibu "tiba-tiba berhenti" setelah lelah berdoa dan bekerja. Momen-momen kecil, seperti es krim meleleh di mal atau senyum ibu yang tertahan, menjadi saksi betapa kebahagiaan mereka rapuh dan sementara. Namun, di balik itu, ada upaya untuk mengabadikan luka dan perjuangan ibu melalui puisi—sebagai cara melawan lupa, mengubah air seni dan air mata menjadi kata-kata yang dijual ke "pasar tak kasat mata", sekaligus mengukir warisan cinta yang tak lekang waktu.Puisi ini menegaskan bahwa cinta sejati tak memerlukan kata-kata indah, melainkan kehadiran tulus dalam kesederhanaan. Cinta ibu terlihat dari tangannya yang tak pernah berhenti bekerja, dari kesediaannya menahan air mata agar anak-anaknya tumbuh tanpa beban, dan dari doa-doa yang dipintal di sajadah usang. Penulis menolak meromantisasi penderitaan, tetapi justru mengangkatnya sebagai bukti ketangguhan dan kesetiaan. Puisi ini adalah penghormatan pada ibu yang "berpulang dengan lega", yakin bahwa anak-anaknya akan melanjutkan perjuangan dan cintanya—meski tanpa kehadirannya. Di sini, cinta bukanlah kisah sinetron bahagia, tetapi jejak langkah ibu di keramik mall yang menyilaukan, atau sikat cuci yang tetap setia di sudut kamar mandi.#ardikamal #literasi #penulis #dialog #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyairindonesia #syaircinta #cinta #patahhati #manusia #cinta #monologue
Tinggalkan komentar dan berikan pendapatmu: https://open.firstory.me/user/clhkbe0z1049r01xob569atao/comments Powered by Firstory Hosting
Sebuah Puisi: Cinta (Bagian Kedua)Ditulis & Disuarakan oleh Ardi Kamal KarimaPuisi "CINTA (Bagian Kedua)" menggunakan metafora-metafora sehari-hari yang absurd dan sarat simbol untuk menggambarkan kompleksitas cinta yang rusak, stagnan, dan penuh nostalgia. Kloset mampet, pipa tua, sampah basah, dan bak mandi yang berubah menjadi lautan "usang" menjadi alegori tentang hubungan yang tak lagi mengalir, tersumbat oleh kenangan, kekecewaan, dan upaya sia-sia untuk memperbaiki yang sudah retak. Kata-kata seperti "pasta rindu yang kadaluarsa" atau "katalog doa-doa yang belum terjawab" menegaskan betapa cinta di sini dihadapkan pada hal-hal usang, keinginan yang tertahan, dan komunikasi yang gagal. Bahkan upaya romantis seperti mencari "cincin yang jatuh" berubah jadi tragedi ketika yang ditemukan justru kehancuran ekosistem cinta: garam yang "bercerai" dan ikan yang "berpuasa", menggambarkan keterpisahan dan kelaparan emosional.Puisi ini juga menyoroti ketidakmampuan untuk melepaskan masa lalu, diwakili oleh gambaran "plankton-plankton / mengeja nama mantan" atau "danau bekas mandi bunga / yang merindukan tubuh-tubuh (tak berbusa)". Air, yang semestinya membersihkan atau menghidupkan, justru menjadi medium penuh limbah kenangan. Pipa-pipa besi yang "mengubur dirinya diam-diam" dan "tikus-tikus kosong yang mulai serakah" menyimbolkan hasrat yang terkubur atau dikorupsi oleh waktu. Penyair seolah mengatakan bahwa cinta yang tak dirawat akan berubah menjadi saluran pembuangan—tempat di mana segala sisa-sia emosi mengendap dan meracuni. Akhirnya, puisi ini bukan hanya menjadi kritik pada cinta yang gagal, tapi juga refleksi pilu tentang bagaimana manusia sering terjebak dalam siklus merindukan sesuatu yang sudah kehilangan esensinya, seperti tubuh yang "tak berbusa", tanpa gairah atau kejutan.#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #cinta #puisicinta #syair #syaircinta
Sebuah Puisi: Cinta (Bagian Pertama)Ditulis & Disuarakan oleh Ardi Kamal KarimaDi sudut kamar yang dingin, cinta dirajut sebagai pertemuan dua jiwa yang terperangkap dalam diam. Secangkir kopi menjadi saksi bisu, bukan sekadar objek, melainkan cermin dari kata-kata yang mengeras seperti batu—keras, tajam, namun tak mampu mengikis jarak. Cinta di sini adalah bahasa isyarat yang retak, tabu, seperti jam dinding yang menertawakan ketidakmampuan kita menghitung detak dan rindu. Waktu bukan lagi selimut yang menghangatkan, melainkan labirin yang menyesatkan, mengubah kerinduan menjadi kebisuan yang dungu. Di ruang sempit ini, dua insan saling melempar metafora: hujan yang tak pernah memenuhi sumur tua, buku-buku yang ditanam di pot mati, hingga akar yang menjelma kabel listrik. Semua adalah upaya menyambung rumah-rumah yang dilapisi jarak, menerangi tetangga yang asing, sementara diri sendiri tetap gelap.Cinta dalam puisi ini adalah arus pendek yang membakar foto pernikahan ibu, sekaligus mencetak wajah berseri yang palsu. Pelukan di sini tak beda dari jeruji; ia mengurung, bukan melindungi. Kulit yang seperti kertas koran basah—setiap lipatannya memuat kematian yang belum terjadi—menjadi simbol betapa rapuhnya ikatan ini. Mencintai adalah mencuri kunci dari penjara tanpa jeruji: bebas, tapi justru merobek sekat-sekat mimpi. Bahkan pisau di meja makan bercerita tentang luka yang tak mau sembuh, tentang kesetiaan yang dihianati oleh garam dan tawa di sela Waktu. Ritual menyambut hantu, surat kepada Tuhan yang hanya dijawab pedagang sayur berkuah rindu masam, adalah ejekan terhadap upaya manusia mengukur yang ilahiah dengan kata-kata. Cinta di sini adalah gerbong kereta yang bergelantungan di rel tanpa tujuan, membawa abu warisan nenek yang setia menunggu—peninggalan dari kesia-siaan yang diwariskan turun-temurun.Akhirnya, cinta adalah meteor yang membakar segala mustahil, sementara kita diam, menghilang, namun tetap memilih untuk mementaskan kehancuran berulang. Ardi Kamal Karima menggambar cinta sebagai tarian antara kegilaan dan keluguan: "mencintaimu adalah lidah yang kebas sekaligus kelu." Meski langit runtuh, puisi ini tak berakhir dengan keputusasaan. Justru di puing-puing, dua tubuh memilih berdansa lagi, menerjang bayang, menghabiskan kisah dengan seluruh kasih hingga ujung jalan. Di sini, cinta bukan jawaban, melainkan pertanyaan yang terus diulang-ulang—seperti puisi yang dikubur hidup-hidup, tapi tetap bernyala dalam meteor yang jatuh.Ardi Kamal Karima#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #cinta #puisicinta #syair #syaircinta
Tinggalkan komentar dan berikan pendapatmu: https://open.firstory.me/user/clhkbe0z1049r01xob569atao/comments Powered by Firstory Hosting
Pemerintahan Prabowo-Gibran mematok target ambisius untuk kebutuhan papan rakyat: 3 juta rumah pertahun, naik tiga kali lipat dibanding target era Jokowi. Ambisi besar tapi anggaran kurang, bahkan masih disunat karena kebijakan efisiensi.Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait alias Ara merespons amanat program 3 juta rumah dengan membuat gebrakan di awal jabatan.Ia menggandeng konglomerat Agung Sedayu Group Sugianto Kusuma alias Aguan untuk kolaborasi membangun 250 unit rumah gratis di Desa Sukawali, Kecamatan Pakuhaji, Tangerang, Banten.Proyek ini diniatkan sebagai percontohan gerakan gotong-royong bangun rumah untuk rakyat. Namun, tampaknya inisiatif tersebut layu sebelum berkembang, yang menandai ketidakjelasan arah pembangunan 3 juta rumah. Padahal, program ini termasuk prioritas dan bagian dari quick wins di 100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran.Jurnalis KBR Wahyu Setiawan dan Ninik Yuniati menguak berbagai masalah dalam implementasi program 3 juta rumah. Simak cerita lengkapnya dalam dua seri laporan yang dibacakan Malika. Berikut kisah bagian kedua.*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Pemerintahan Prabowo-Gibran mematok target ambisius untuk kebutuhan papan rakyat: 3 juta rumah pertahun, naik tiga kali lipat dibanding target era Jokowi. Ambisi besar tapi anggaran kurang, bahkan masih disunat karena kebijakan efisiensi. Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait alias Ara merespons amanat program 3 juta rumah dengan membuat gebrakan di awal jabatan. Ia menggandeng konglomerat Agung Sedayu Group Sugianto Kusuma alias Aguan untuk kolaborasi membangun 250 unit rumah gratis di Desa Sukawali, Kecamatan Pakuhaji, Tangerang, Banten. Proyek ini diniatkan sebagai percontohan gerakan gotong-royong bangun rumah untuk rakyat. Namun, tampaknya inisiatif tersebut layu sebelum berkembang, yang menandai ketidakjelasan arah pembangunan 3 juta rumah. Padahal, program ini termasuk prioritas dan bagian dari quick wins di 100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran. Jurnalis KBR Wahyu Setiawan dan Ninik Yuniati menguak berbagai masalah dalam implementasi program 3 juta rumah. Simak cerita lengkapnya dalam dua seri laporan yang dibacakan Malika. Berikut kisah bagian pertama.*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Bagian 4 25. Kekeliruan-kekeliruan Bernoulli
Bagian 3 - Keyakinan Berlebihan 19. Ilusi Pemahaman
Perginya orang-orang Indonesia ke luar negeri itu bukan hal yang baru. Dari dahulu juga sudah ada, tetapi dahulu tidak digembar-gemborkan dengan hashtag karena dulu belum ada media sosial. Ha ha ha. Saya juga pernah muda dan pernah sok tahu. Ngeyel pula. Seharusnya kita belajar dari pengalaman orang-orang yang sudah melaluinya. Belajar dari dukanya, kegagalan, dan kesulitan2.Bagian kesatu dari #kaburajadulu ada di sini: https://youtu.be/4qeLUgYUx54
Di kelas ini Ashin Kheminda melanjutkan penjelasannya tentang perjalanan #Buddha Gotama dalam mengajarkan #Dhamma setelah kunjungan Beliau ke Kapilavatthu. Kita mengenal ada dua umat perumah tangga yang merupakan donatur yang paling terkemuka di zaman Buddha Gotama. Salah satunya adalah Anāthapiṇḍika yang mempersembahkan Hutan Jeta kepada Buddha. Mengapa beliau bisa memiliki keyakinan yang begitu kuat kepada Begawan? Mari kita bersama-sama mendengarkan penjelasannya oleh Ashin Kheminda hanya berdasarkan Pāḷi dan #kitab komentarnya. Selamat menikmati.Informasi :• Pusat Informasi DBS •Telp/WA : 0813 8700 3600www.dhammavihari.or.id
Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan tentang perjalanan #Buddha sejak dari pencapaian Kemahatahuan hingga Beliau tinggal di tempat yang ada alas utk Mahāparinibbana. Setelah mencapai kemahatahuan, Buddha kita memulai perjalanannya dalam mengajarkan #Dhamma. Selama 45 tahun Beliau bertemu dengan berbagai makhluk dan mengajarkan Dhamma kepada mereka, ada saja makhluk yang langsung mencapai tingkat #kesucian tertinggi, ada yang mencapai tingkat kesucian pertama, kedua atau ketiga dan ada juga yang kemudian mengambil Tiratana sebagai perlindungan. Namun ada dua orang umat perumah tangga yang hanya mengambil 2 perlindungan, mengapa demikian? Mari kita bersama-sama mendengarkan penjelasannya oleh Ashin Kheminda hanya berdasarkan Pāḷi dan #kitab komentarnya. Selamat menikmati.Informasi :• Pusat Informasi DBS •Telp/WA : 0813 8700 3600www.dhammavihari.or.id
Season 31 : The Power of Community
Bahasa Indonesia Bersama Windah (for intermediate Indonesian language learners)
https://www.patreon.com/windahTranskrip:https://www.patreon.com/posts/high-tidak-cinta-122166970?utm_medium=clipboard_copy&utm_source=copyLink&utm_campaign=postshare_creator&utm_content=join_linkTerjemahan:https://www.patreon.com/posts/eng-tidak-cinta-122167832?utm_medium=clipboard_copy&utm_source=copyLink&utm_campaign=postshare_creator&utm_content=join_linkDi episode ini, kita membahas apa yang terjadi kalau hubungan tidak berjalan sesuai harapan, mulai dari putus, cerai, dan alasan-alasan orang memilih untuk berpisah. Selamat mendengarkan!Gambar: Kelly Sikkema di UnsplashTerima kasih banyak atas dukungannya untuk:SAHABAT WINDAHAkiramJayNyong Jago Bob GenericJohn nyMartin JankovskýWilliam ChenDawid GerstelDRamzan BAlex PepinnsSebastianAlexander ScholtesJrobabuja11 RoboNicholai LidowTim SomervilleAliteJack William HusbandsAndre ChampouxDemi Alastair JudsonNicky BrownKatherine WalkerLino ArboledaLeon KwekMimi Choo燕 丘Cameron Edinger-ReeveSam BayleySophie HoestereyLivvieIsmail OtchiChrisRussell BarlowWill FreudenheimKira SenseiTEMAN WINDAHJohn McBride Kristofer Nivens P. Clayton D. Causey, CT Vanessa HackJohn ShumLuis PaezChloe ArianaCraig RedriffMariusCharlotteJonny 5Jose LorenzoJeremyLulunMadeleine MillerAngelo CaonRossi von der BorchRussell OgdenSicily FiennesEm McDermottMeredith R NormanTom Simamora ThatcherWill HendersonBjornrappangeTim DoolingDevin NailAlissa Sjuryadi-TrowbridgeBillEric EmerAsakoTarquam James McKennaAmanda BlossStephen MSusan & Ben SetiawanJensBen HarrisonNaota YanagiharaHans WagnerPham VyJustin WilsonNadiaJayElfin MoningkaZane RubaiiBenjaminDerynAlexH HMatt WintersHong WantingAlec MitchellVinceDanielBertiSugiyamaAtsuko MaenoMosaStephen GrahamHannah RowntreeCallum TrainorHildaColleen Thornton-WardAilise Sweeney-LoweJimmyTan Jing YiYng KenjicnxuFlorian HopfKurt VerschuerenJoakimEdmund TanRyosuke SudaFloBerberJeroen VellekoopJan NedermeijerMinh Vy Trần NgọcMatthewTakeshi YamafujiNateLauraPatrickMiquelFee 倫 阿Jingle YanMathias蕊谭朗 桑田Benedikt GanderBen PlayfordLauraPENDENGAR SETIAJoColumba TierneyLuciano HespanholHH JorgensenChingyu yangAmina AljehaniJannedBill DaltonRicky ZhangPAYPAL/OVO/dll.YaszalixGary Chan
Apa yang terjadi setelah Pangeran Siddhattha meninggalkan istana dan menjadi seorang #pertapa? Bagaimana perjalanan Bodhisatta kita sampai akhirnya mencapai Ke-Buddha-an dan menembus kemahatahuan? Mari kita bersama-sama mendengarkan penjelasannya oleh #AshinKheminda hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentar di kanal Youtube #Dhammavihari#Buddhist Studies.Selamat menikmati.Informasi :• Pusat Informasi DBS •Telp/WA : 0813 8700 3600www.dhammavihari.or.id
Sebuah Puisi : A-B-A-BDitulis oleh Ardi Kamal KarimaDisuarakan oleh Ardi Kamal KarimaPuisi ini mengungkap pergulatan batin seorang individu yang bergulat dengan kenangan, kehilangan, dan pencarian makna dalam hidup. Pada awalnya, puisi ini menggambarkan perasaan resah yang hadir dalam bentuk mimpi dan ingatan yang samar, seolah ada sesuatu yang tidak bisa dicerna sepenuhnya. Sosok ayah dan ibu muncul sebagai simbol ketabahan dan misteri, sementara buku-buku yang tak laku menjadi metafora bagi harapan atau perjuangan yang terasa sia-sia. Ada rasa sesak yang terpendam dalam ingatan, menciptakan kesan keterasingan dan ketidakpastian.Bagian tengah puisi semakin menguatkan perasaan sakit dan keterasingan itu dengan gambaran luka yang tak hanya fisik, tetapi juga batin. Penyair mempertanyakan keberadaan Tuhan—bukan dalam ketidakpercayaan, tetapi lebih kepada rasa kehilangan arah. Ia merasa semakin jauh dari spiritualitas atau makna doa, seolah-olah kata-kata pun tak lagi mampu menghubungkan dirinya dengan harapan. Usia yang bertambah membawa kesadaran bahwa kebenaran dan kesalahan bercampur dalam hidup, dan dalam kebingungan itu, ia hanya ingin segalanya selesai—entah dengan dilupakan atau diterima.Di bagian akhir, ada resolusi yang melibatkan kepasrahan sekaligus keteguhan. Penyair menemukan makna dalam tulisan, menjadikannya semacam keabadian pribadi di tengah kefanaan. Ia sadar bahwa suatu hari nanti, hidupnya akan berakhir, tetapi selama ia masih bisa menulis, ia akan terus menciptakan sesuatu yang berarti. Meski ada ketakutan akan kehilangan dan kepalsuan, harapan dalam kata-kata tetap menjadi pegangan terakhir, memberikan makna di tengah kerapuhan hidup.#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet
Di kelas ini #AshinKheminda melanjutkan penjelasan tentang #kehidupan Bodhisatta setelah kejatuhan-Nya dari #Surga Tusita dan terlahir kembali di rahim Ratu Mahāmāyā serta masa kecil Pangeran Siddhatta. Mari kita bersama-sama mendengarkan penjelasan beliau hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentar di kanal Youtube Dhammavihari #Buddhist Studies.Selamat menikmati.Informasi :• Pusat Informasi DBS •Telp/WA : 0813 8700 3600www.dhammavihari.or.id
Setelah mendapatkan “ramalan” dari #Buddha Dīpaṅkara, #Pertapa Sumedha memulai perjalanannya dalam mengumpulkan pāramī selama 4 waktu yang tidak terhitung lamanya dan 100.000 eon demi kesejahteraan makhluk lainnya. Bagaimana kisah perjalanan Bodhisatta dalam mengumpulkan pāramī? Mari kita bersama-sama mendengarkan penjelasannya oleh Ashin Kheminda hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentar di kanal Youtube Dhammavihari #Buddhist Studies.Selamat menikmati.Informasi :• Pusat Informasi DBS •Telp/WA : 0813 8700 3600www.dhammavihari.or.id
Setelah mendapatkan “ramalan” dari #Buddha Dīpaṅkara, #Pertapa Sumedha memulai perjalanannya dalam mengumpulkan pāramī selama 4 waktu yang tidak terhitung lamanya dan 100.000 eon demi kesejahteraan makhluk lainnya. Bagaimana kisah perjalanan Bodhisatta dalam mengumpulkan pāramī? Mari kita bersama-sama mendengarkan penjelasannya oleh Ashin Kheminda hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentar di kanal Youtube Dhammavihari #Buddhist Studies.Selamat menikmati.Informasi :• Pusat Informasi DBS •Telp/WA : 0813 8700 3600www.dhammavihari.or.id
Banyak dari kita sudah pernah mendengar tentang sosok #Pertapa Sumedha. Seorang pertapa yang rela untuk tidak mencapai tingkat #kesucian tertinggi di kehidupan tersebut namun bertekad dan beraspirasi untuk menjadi #Buddha dan harus menyempurnakan pāramī selama 4 waktu yang tidak terhitung lamanya dan 100.000 eon demi kesejahteraan makhluk lainnya. Bagaimana kisah kehidupan Pertapa Sumedha ini? Di kelas ini Ashin Kheminda akan menjelaskan tentang kehidupan Pertapa Sumedha di Kota Amaravatī. Mari kita bersama-sama mendengarkan penjelasannya hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentar di kanal Youtube Dhammavihari Buddhist Studies.Selamat menikmati.Informasi :• Pusat Informasi DBS •Telp/WA : 0813 8700 3600www.dhammavihari.or.id
Seluruh kehidupan di dalam bahtera rumah tangga Kristiani harus senantiasa menunjukkan keserasian dan keharmonisan dalam sebuah rumah tangga Kristian.
Setan secara lihai dan pelan-pelan menyusup dalam ranah komunikasi rumah tangga kita sehingga kita pun tidak menyadarinya, kini anggota rumah tangga memiliki berbagai pilihan untuk berkomunikasi.
Stres bukan penyakit tetapi merupakan respon tubuh dan pikiran terhadap tekanan yang sifatnya non spesifik. // Perasaan gembira atau tertawa itu membuat kita senang dan membuat tubuh kita menjadi disembuhkan.
Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya, dan barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup.
Roh Kudus sebagai pengganti kehadiran Yesus secara pribadi, dan Roh inilah yang selalu berbisik dalam hati kita yang menuntun kita untuk selalu berjalan di jalan yang benar dan yang Tuhan inginkan.
Iblis masih menjadi penguasa dunia sehingga mampu melaksanakan apa saja yang menjadi kesempatan besar baginya, Iblis masih memiliki kuasa penghancur iman Kristiani kita, sudah jelas dinubuatkan sejak Perjanjian Lama.
Celsius menyatakan bahwa Kekristenan pada waktu itu telah menjadi satu kekuatan yang patut dipertimbangkan karena pengaruhnya besar yang membawa ketakutan tersendiri bagi Kekaisaran Roma pada waktu itu.
Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya, demikianlah manusia menjadi makhluk hidup.
Episode baru setiap Senin | pemuda.stemi.id | Episode 239 (Matius 12:43-50): Dua narasi ini akan kita gabungkan di dalam pembahasan hari ini. Bagian pertama adalah tentang roh jahat yang kembali menguasai manusia dan membuat keadaannya makin parah. Ini adalah perumpamaan tentang Israel yang kosong. Bagian selanjtunya, Yesus mengajarkan bahwa orang-orang yang melakukan kehendak Bapa akan dianggap sebagai keluarga Yesus. Siapakah ibu-Nya? Siapakah adik-Nya laki-laki dan adik-Nya perempuan?
Sudah waktunya untuk episode keenam! Banyak dari kalian telah memintanya, kapten Timnas Indonesia: Jay IDZES! Thom Haye dan Neal Petersen berbicara dengan sang kapten tentang mimpinya bersama Indonesia, Piala Dunia, bermain sepak bola di Belanda, dan menjadi panutan. Ini adalah bagian pertama dari podcast bersama Jay Idzes. Bagian kedua akan online minggu depan! Selamat menikmati!THOM HAYE INSTAGRAM: @thomhayeTHOM HAYE SPOTIFY: @thehayewaySee Privacy Policy at https://art19.com/privacy and California Privacy Notice at https://art19.com/privacy#do-not-sell-my-info.
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 26 November 2024 Bacaan: "Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. (Yohanes 15:5) Renungan: Kalau kita perhatikan, pohon-pohon yang ada di sekitar kita ternyata memiliki berbagai macam bentuk dan jenis. Pada umumnya, pohon memiliki beberapa bagian-bagian tertentu yang memiliki kekuatan dan fungsi yang berbeda-beda. Bagian yang tidak kelihatan dari pohon adalah akar yang biasanya terbenam di dalam tanah. Sedangkan bagian yang terlihat adalah batang, ranting, bunga dan buah. Kalau kita perhatikan, ranting akan melekat pada batang pohon. Pada ranting-ranting tersebut kita akan melihat bunga dan buah yang banyak. Meskipun ranting-ranting itu lemah jika dibanding dengan batang pohon yang terlihat jauh lebih kuat, tetapi ranting mampu menahan berat buah yang dihasilkannya. Yesus berkata bahwa Dialah pokok anggur dan kita adalah ranting-ranting-Nya. Pada sebuah pohon, ranting adalah tempat gantungan untuk buah dan juga tempat di mana buah dihasilkan. Pokok anggur bertugas memasok kehidupan pada ranting-ranting dan ranting mempunyai tugas untuk menghasilkan buah dan sebagai tempat gantungan bagi buah yang dihasilkan. Pokok anggur itu kuat, sedangkan ranting itu lemah. Tetapi meskipun lemah, ranting tetaplah tempat buah dihasilkan. Untuk dapat menghasilkan buah, ranting harus melekat pada pokok anggur. Ketika ranting terpisah dari pokok anggur, ranting tidak dapat berbuat apa-apa, apalagi untuk menghasilkan buah. Sebagai ranting, yang perlu kita perhatikan adalah di mana kita melekat? Kita harus melekat pada tempat yang benar. Saat kita melekat pada tempat yang kuat dan memberi kehidupan, kita akan mampu menghasilkan banyak buah. Saat kita melekat pada dunia, kita akan menghasilkan buah dari kedagingan kita. Ketika kita melekat pada Tuhan, kita akan menghasilkan buah-buah yang dari pada Tuhan, yaitu buah Roh Kudus. Tetapi sebaliknya, saat kita terpisah dari Tuhan, kita akan mati dan tidak bisa menghasilkan apa-apa. Saatnya untuk mengoreksi diri, di manakah selama ini kita melekat? Apakah pada pokok anggur yang benar, yaitu Tuhan ataukah kita melekat di tempat yang salah? Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ampuni aku karena selama ini aku terlalu terikat dengan hal-hal duniawi. Bantulah aku agar hatiku dapat melekat erat hanya pada-Mu saja. Yesus yang baik, tolonglah aku anak-Mu. Amin. (Dod).
Democrats are concerned Muslim voters in the swing state of Michigan could propel Donald Trump back into the White House amid anger over the Biden Administration's support for Israel. - Partai Demokrat khawatir pemilih Muslim di negara bagian Michigan memilih Donald Trump akibat kemarahan atas dukungan Pemerintahan Biden terhadap Israel.
Tandi Bagian earned a Bachelor's degree in Engineering from the University of Washington in 1979. She was employed by NASA's Johnson Space Center and served as Lead Instructor for Astronaut Crew Training; Flight Projects Manager for the Space Biomedical Research Institute; and Head of the Crew Interface Analysis Section. This last position involved supervising six Human Factors Laboratories to support NASA's Space Shuttle and Space Station missions. She also was a Principal Science Coordinator for Exploration Human Factors, and in that capacity informed the Agency's Advanced Human Support Technology roadmap in preparation for Mars Exploration mission definition. In 1995, Tandi transferred from NASA to the U.S. Environmental Protection Agency and worked at the EPA's National Vehicle and Fuel Emissions Laboratory in Ann Arbor. Along the way, she earned a Master of Science in Industrial and Operations Engineering from the University of Michigan, Ann Arbor, in 1999. In 2012, Tandi joined the Department of Veteran Affairs as Director, Human Factors Division for the VA National Center for Patient Safety. That team created an award-winning Patient Safety Boot Camp' training for Biomedical Engineers across the entire VHA. With a vision to make sure patient safety is everyone's business', NCPS created strong technical partners across the over 170 VA Medical Centers, as well as with industry partners, to assist Healthcare professionals in providing ‘safer systems, safer care'. With 46 years of Federal Service, Ms. Bagian retired in 2022 and quickly became Associated with the NASA Engineering and Safety Center's Human Factors Technical Discipline Team. And this is where we met. This HF team is responsible for responding to requests for analysis and review of human factors issues across the NASA Centers and Commercial/International Partners committed to NASA's Moon2Mars mission. Learn more about Tandi: NESC Academy Where to find the hosts: Brian Moon Brian's website Brian's LinkedIn Brian's Twitter Laura Militello Laura's website Laura's LinkedIn Laura's Twitter