Penikmat kata dan pecandu suara kata. Ini hanya tentang cerita, suara kata, episode kata...
Semoga membaikmu selalu membuat dirimu mampu melangkah, meski aku hanya bagian salah satu episode semesta rasa...
Yuk, bangkit lagi... jangan lupa charge energi positifmu, ya...
Tentang segala ekspetasi yang membuatmu keterlaluan menyimpan overthinking...
Silakan kau temui segala hal yang membuat benakmu penuh dengan keraguan.
Dari seorang teman untuk pertemanan kedua insan yang menyimpan hati
Selamat bertambah usia, semoga kamu selalu baik, meski aku masih tak mendengar kabarmu kembali ...
Menyamankan, tak berarti seindah perkataan semesta...
Karena tangan telah semesta merencanakan terbaik ...
Tentang temu yang dirindukan, tentang sepotong jingga yang menggantungkan ...
Bu, Yah, Anakmu telah dewasa ... Selamat merindu dan selalu tenang di sisi Semesta
Ada kalanya kau butuh membebaskan beban yang mengusik, karena kau berhak bahagia dengan caramu yang baik ...
Nanti akan ada saatnya kita akan bertemu dengan akhir yang semestinya, akhir yang tentunya indah untuk didekap...
Tolong disimak baik-baik tentang kalimat hati ini. Semoga, kau memahami setiap katanya ...
Akhir tentang kalimat semoga ...
Tentang jawaban yang belum menemukan akhir kepastian ...
Akhir semoga yang kudekapkan dalam harapan. Semoga cerita tentang akan menjadi akhir pembelajaran yang indah ...
Memberi jarak bukanlah membenci ataupun mengakhiri, namun perihal jarak adalah perihal terbaik untuk menjaga...
Jika dia masih mau melangkah, akan kupersilakan. Semoga dia mengetahui, bahwa ada sebongkah hati yang menginginkan dia kembali...
Tak apa, bila tak berada di garis persamaan, bukan berarti tak menganggap sebagai sahabat baik...
Sayangnya meski jarak harus mendekap, persahabatan kita masih tetap bersemayam sampai nanti...
Sahabat, semesta membiarkan kita saling tak menemukan canda kembali. Namun bukan untuk saling menjauhi...
Sahabat, kita pernah saling menemukan, di satu frekuensi yang sama...
Rasa yang ada, sayangnya bukan akhir jawaban. Kenyataannya kita tak saling berada di garis episode yang sama...
Kita ada, namun bukan untuk menyamai langkah yang sejalan...
Hingga hati nyaris tak mampu menyembunyikan kalimat rasa kembali...
Bola mata yang pernah ada, sayangnya rasa itu masih tersimpan rapi...
Tentang rindu yang bersemayam di balik cahaya jingga, adanya jarak yang tak bisa lepas bersama senja...
Kota cerita yang tak menyimpan cerita tentang kita, namun sayangnya senja mampu membuat hati nyaman saat kaki ini menjejak di sini...
Menceritakan segala hal tentang senja, memang tak akan ada habisnya, karena cukup kumenyukainya...
Kamu adalah alasanku bertahan menyukai senja...
Kamu yang pernah ada, terkadang bicara senja lebih menyenangkan...
Ketika cerita berkata tentang menemukan, kuucapkan selamat datang atas pertemuan yang pernah ada ...
Sebuah pertanyaan yang melintas seolah hati menetapkan rasa kembali, kalimat tanya itu ialah "Mengapa harus kamu yang kurindukan?"
Berkata tentang senja, dan tak selalu kamu yang jadi perbincangan waktu...
Ketika bicara waktu hanya bisa menanti tanpa sebuah permintaan..
Ketika bicara waktu yang akhirnya mengikrar rasa..
Pada akhirnya, kau akan menentukan pilihan yang sempat dirahasiakan semesta.
Meski bicara waktu hanya cukup menitip pesan hati, tak apa..
Meski bicara waktu hanya dapat merasakan, tak apa...
Meski bicara waktu tanpa menemukan titik temu, tak apa..
Meski bicara waktu hanya bisa mengenal tanpa berucap, tak apa..
Ketika bicara waktu hanya bisa saling mengikhlaskan rasa, tak apa..