POPULARITY
Categories
Dalam episode ini, kita akan membahas apa saja pertimbangan penting yang harus dipikirkan sebelum memutuskan ke mana arah pendidikan S1 akan dibawa. Bersama tamu spesial di epsisode kali ini yaitu Ibu Rina (Wakil Rektor 4) dan Ibu Putri (Dosen Manajemen) dari Institut Asia Malang, kita akan membuka cara pandang baru tentang dunia pendidikan tinggi di era digital.Memilih jurusan kuliah dan kampus bukan sekadar mengikuti tren atau sekadar ikut-ikutan teman. Episode ini membahas bagaimana perubahan teknologi, khususnya AI yang berdampak besar pada masa depan profesi dan pentingnya memilih program studi yang adaptif. Apakah jurusan yang Anda pilih akan tetap relevan 10 tahun ke depan? Apa saja profesi yang akan tergantikan oleh teknologi? Pertanyaan-pertanyaan krusial ini dibahas dengan cara yang mudah dipahami.Tak hanya dari sisi teknologi, Anda juga akan diajak untuk memahami pentingnya karakter, passion, dan pola pikir dalam memilih jurusan. Di tengah inflasi gelar dan makin kaburnya batas antara belajar formal dan informal, pendidikan tetap memegang peran besar dalam membentuk struktur berpikir dan jaringan sosial yang kuat. Tanadi Santoso juga berbagi pengalaman pribadi dan kisah menarik dalam membimbing anak-anaknya memilih jurusan dan kampus, dari Surabaya hingga ke Harvard. Kisah ini menggambarkan betapa pentingnya peran orang tua dalam membimbing tanpa memaksakan, serta pentingnya komunikasi terbuka antara anak dan orang tua dalam menentukan masa depan.
Sebuah Puisi: BARANGKALIDitulis oleh Ardi Kamal KarimaDisuarakan: Ardi Kamal KarimaPuisi ini mengungkap kerinduan mendalam akan kehidupan yang tenang dan bermakna. Penyair membayangkan memiliki rumah sederhana, merawat tanaman, dan melakukan rutinitas kecil seperti menyiram atau memanen sayur. Aktivitas sehari-hari ini menjadi simbol keinginan untuk ketenangan, kedekatan dengan alam, dan kepuasan dalam hal-hal kecil yang dirawat dengan penuh perhatian. Kehangatan juga dihadirkan melalui bayangan menyeruput teh dan bercakap-cakap tanpa sekat.Meski membayangkan kehangatan bersama ("bersamamu"), puisi ini secara kuat diwarnai nuansa kesendirian. Penyair menyibukkan diri di malam hari dengan lampu neon, rokok, kopi, atau buku, "menjelajahi dunia" dalam kesunyian. Pertanyaan "Dengan siapa?" dan jawaban "Bisa jadi dengan diriku" menegaskan bahwa interaksi yang dibayangkan (termasuk dengan "kamu") mungkin hanya terjadi dalam imajinasi atau dialog internal penyair sendiri, sebagai pelarian dari kesepian di "gelapnya ruang".Rumah yang diinginkan bukanlah sekadar bangunan fisik ("dari siapa saja"), melainkan lebih merupakan metafora untuk ruang psikologis atau keadaan batin yang aman dan nyaman. Puisi ini menggambarkan pencarian tempat bernaung (baik fisik maupun emosional) di mana penyair bisa menjadi dirinya sendiri, merawat hal-hal kecil, dan menemukan kedamaian, meskipun mungkin harus melakukannya sendirian atau hanya dalam bayangan kehadiran orang lain ("Atau kamu"). Akhiran yang terbuka ("Atau kamu") menegaskan ketidakpastian dan sifat "barangkali" dari kerinduan ini.Puisi "Barangkali" menyuarakan kerinduan akan kehidupan sederhana yang penuh kehangatan dan perawatan, namun dibayangi oleh kesadaran akan kesendirian yang mendalam. Penyair menggunakan imajinasi dan rutinitas kecil sebagai pelarian serta mencari "rumah" yang lebih bersifat abstrak – sebuah ruang batin untuk merasa tenang dan utuh, meski mungkin hanya ditemani diri sendiri atau bayangan kehadiran orang lain.#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyair #kutipan #poetry #sajak #mentalhealth #syair #meramurasa #cinta
Sebuah Puisi: GELAP TERANGDitulis oleh Ardi Kamal KarimaDisuarakan: Ardi Kamal KarimaPuisi ini membuka dengan gambaran suram kehidupan yang terluka: pelita (harapan) yang padam di kegelapan malam, kemiskinan ("bibir-bibir sumbing," "tubuh menelantang"), dan ketidakberdayaan ("bayangan lebih panjang daripada tubuh"). Sungai yang "diam-diam menelan nama" menyimbolkan hilangnya identitas atau korban yang dilupakan, sementara pertanyaan "siapa pengganti cahaya?" dan "hidup dengan coretan di papan basah" menegaskan kegagalan menemukan solusi dan kondisi hidup yang rapuh serta tak menentu.Puisi kemudian meluas ke kerusakan lingkungan ("hutan-hutan masih membakar diri") yang ironisnya dilakukan demi bertahan hidup di tengah polusi zaman. Keterpurukan semakin dalam digambarkan dengan "doa di saku bolong," simbol iman atau harapan yang bocor dan tak tersimpan baik. Pertanyaan retoris "apakah fajar hanya dongeng... pembohong?" mencerminkan krisis keyakinan mendalam, keraguan apakah harapan ("fajar") hanyalah ilusi atau kebohongan kosong yang diwariskan.Meski suram, puisi menawarkan secercah ketahanan. "Remang yang merayap seperti akar menguak retakan tembok" melambangkan harapan atau perlawanan kecil yang gigih dan tak terhentikan, tumbuh dari celah-celah kesulitan. Terang didefinisikan ulang bukan sebagai janji muluk ("bukanlah janji"), melainkan sebagai "luka yang bersedia mengobati diri sendiri" – sebuah proses penyembuhan aktif dari penderitaan itu sendiri. Penantian panjang ("waktu... tamu yang lupa pulang") dan kutipan Kartini di akhir ("Habis gelap terbitlah terang") bukan kepasifan, melainkan pengakuan akan perjuangan panjang sekaligus penegasan kembali keyakinan bahwa terang, dalam bentuknya yang lebih nyata dan personal, pada akhirnya akan muncul.#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyair #kutipan #poetry #sajak #mentalhealth #syair #habisgelapterbitlahterang #kartini
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 11 Mei 2025Bacaan: "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." (Roma 8:28) Renungan: Tuhan merancangkan damai sejahtera dan bukan kecelakaan, mungkinkah la memberikan air mata, penyakit, kesusahan, dan lain sebagainya kepada orang-orang yang percaya pada-Nya? Pertanyaan dari banyak orang pengikut Yesus yang sering kali timbul ke permukaan. Agar mendapat jawabannya, pertama-tama kita harus sepakat meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, tak ada satu pun, atau bahkan sekecil apa pun yang luput dari kendali dan pengawasan Tuhan. Hidup yang kita jalani dengan segala situasi dan kondisi yang kita alami, bukanlah suatu kebetulan. Kitab Mazmur berkata dengan gamblang mengenai ini, "MataMu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya." (Mzm 139:16). Adalah benar. Tuhan merancangkan damai sejahtera dan bukannya kecelakaan kepada semua orang yang percaya kepadaNya. Namun, jika hari ini atau hari-hari sebelumnya kita menjalani kehidupan dengan mencucurkan air mata, kesusahan, dan kesengsaraan, itu semua boleh terjadi karena Tuhan mengizinkannya, sama seperti yang la izinkan terjadi pada Ayub. Ayub, seorang yang jujur, takut akan Tuhan, dan yang menjauhi kejahatan, tetap diizinkan Tuhan untuk mengalami penyakit dan kesengsaraan yang begitu panjang. Tetapi, lihatlah bagaimana Tuhan mengganti semua kesusahan dan kesengsaraan Ayub dengan sukacita dan berkat yang melimpah tepat pada waktunya. Pertolongan Tuhan yang indah pada waktunya juga dirasakan oleh Yusuf. Yusuf diperhadapkan dengan maut; dirinya yang diserahkan dari tangan ke tangan, layaknya barang dagangan; mendapat fitnah; bahkan harus masuk ke dalam jeruji besi tanpa didapati kesalahan apa pun pada dirinya. Pada akhirnya, ia dijadikan Tuhan sebagai salah satu penguasa di negeri Mesir. Apa yang telah Tuhan lakukan di dalam kehidupan Ayub dan Yusuf, itu juga yang akan la nyatakan di dalam kehidupan orang percaya. Ingatlah, bahwa Tuhan sekali-kali tidak pernah meninggalkan kita, bahkan sekejap mengedipkan mata-Nya pun tidak la lakukan. Jadi, janganlah takut, apalagi menjadi tawar hati. Jangan lagi bertanya mengapa terjadi begini dan begitu? Sebab telah jelas, bahwa Tuhan turut bekerja di dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang percaya kepada-Nya. Tuhan Yesus memberkati. Doa:Tuhan Yesus, apa pun yang terjadi di dalam hidupku, aku ingin selalu berkata, semua baik bagiku. Amin. (Dod).
Puisi: BERGANTIANDitulis oleh Ardi Kamal KarimaDisuarakan Oleh Bintang KiranaPuisi "Membelah Rasa Percaya" menggali konflik batin dalam hubungan yang retak akibat kehilangan kepercayaan. Pembukaannya, "Aku lupa bagaimana caranya membaca rupa dari prasangka," menunjukkan kegagalan komunikasi dan ketidakmampuan memahami pasangan, bahkan untuk sekadar menafsirkan keraguan. Kegelisahan ini diperkuat oleh gambaran waktu yang kabur ("Entah siang, entah malam") dan mendung yang "berbeda dari biasanya," mencerminkan kekacauan emosi yang mengaburkan realitas. Penyair seolah terjebak dalam lingkaran pertanyaan tanpa jawab, di mana kelelahan dan kekecewaan menjadi tembok yang memisahkan dua insan.Pada bait kedua, puisi ini menyoroti paradoks antara kerinduan dan kepedihan yang disembunyikan. "Ada rindu yang kupesan tanpa nama" mengisyaratkan kerinduan yang tak terungkap, sementara "pilu yang kusembunyikan dalam tawa" menegaskan betapa rasa sakit dipendam demi menjaga ilusi kebahagiaan. Pertanyaan retoris, "Apa betul ada hidup yang begitu surga?" mengkritik harapan naif tentang cinta yang sempurna, yang justru runtuh ketika kepercayaan hilang. Pasangan yang "kehilangan rasa percaya" digambarkan seperti dua insan yang terdampar di antara ilusi dan realitas, di mana cinta tak lagi mampu menjadi jembatan.Bait terakhir menguatkan tema keputusasaan melalui metafora alam: "Gaduh kian luruh tuk jadi kita" dan "Gemuruh tak mau jauh menghadiahi luka." Suara bising dan gemuruh mungkin mewakili pertengkaran atau konflik yang tak terhindarkan, sementara "laut percaya" yang tak terbelah menjadi simbol akhir dari hubungan tanpa rekonsiliasi. Penyair menegaskan bahwa cinta tanpa kepercayaan ibarat laut yang tak mungkin dibelah—tak ada mukjizat atau solusi ajaib. Penutup ini meninggalkan kesan pilu: ketika kepercayaan hancur, yang tersisa hanyalah luka dan pengakuan bahwa cinta tak bisa bertahan hanya dengan nostalgia atau harapan kosong.#ardikamal #mentalillnes #mentalhealth #depression #depresi #syair #literasi #penulis #poem #puisi #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #cinta
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Serly dari Paroki Maria Kusumah Karmel di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Kisah Para Rasul 9: 1-20; Mazmur tg 117: 1.2; Yohanes 6: 52-59MAKANAN DAN MINUMAN ROHANI Renungan kita pada hari ini bertema: Makanan dan Minuman Rohani. KetikaTuhan Yesus Kristus menjelaskan bahwa diri-Nya adalah tubuh dan darah yangmesti dikonsumsi oleh mereka yang percaya kepada-Nya, satu pertanyaan yangsegera muncul ialah: dari semua yang mendengar itu, siapa saja yang pertamamemahami lalu makan daging dan minum darah Yesus Kristus? Pertanyaan ini sungguh terkait dengan perasaan para pendengar-Nya waktuitu. Orang-orang Yahudi merasa geli dan malu. Para murid terbagi menjadi yangmenerima dan menolak ajaran ini. Isi ajaran ini sungguh berat untuk dipahami,apalagi sampai pada tindakan untuk memakan dan meminum diri Yesus. Bagaimanamungkin ada ajaran suci untuk menjadi kanibal, pemakan manusia? Namun ajaran ini sebenarnya berdimensi rohani. Yesus ingin jadikan diri-Nyamakanan dan minuman rohani supaya menghasilkan pertumbuhan rohani parapengikut-Nya dan akhirnya tiba pada suatu pencapaian rohani, yaitu persektuandengan Allah. Makanan dan minuman rohani itu ialah firman dari Bapa, ajaranYesus Kristus, dan tindakan pengorbanan diri-Nya. Kita mengkonsumsi berartikita mengerti, percaya, meniru, dan menjalaninya. Di dalam liturgi hari ini, seorang sosok manusia yang mengambil jalan untukmengkonsumsi makanan dan minuman rohani ini ialah Saulus. Meski ia adalah orangYahudi tulen dengan tugasnya ialah membinasakan Gereja yang sudah mulaiberkembang, Allah telah memilih dia menjadi alat pilihan bagi-Nya. Namunsebelum menjadi alat Tuhan sesungguhnya, ia ditegur oleh Tuhan, lalu ia sadarakan perilaku jahatnya, dan pintu terbuka baginya untuk berubah. Kemudian ituia harus memakan tubuh dan darah Kristus, yaitu sabda dan teladan Yesussendiri. Roh Tuhan memasuki dirinya sehingga ia dibaptis dan ditahbiskanmenjadi pribadi yang sama sekali baru. Hasilnya ialah ia berubah namanyamenjadi Paulus dan selanjutnya menjadi seorang rasul yang sangat karismatik. Makanan dan minuman rohani itu kemudian menjadi santapan banyak orang lainselanjutnya dan sampai menyebar ke seluruh dunia. Menjadi pengikut Kristus saatini baik mengambil bagian dalam Gereja sebagai persekutuan bersama umat Allahmaupun sebagai kesaksian hidup pribadi setiap orang, kita perlu terus-menerusmengakui bahwa tubuh dan darah Kristus itu yang memelihara dan mempertahankankita. Bayangkan saja, ketika Anda sudah beberapa waktu lamanya tidak berjumpadengan firman Tuhan dan merayakan perjamuan ekaristi, perasaan kehilangan dankekosongan itu sangatlah kuat dan menyiksa. Itu adalah tanda bahwa iman kitasangat bergantung pada roti hidup Yesus Kristus. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan maha kuasa, kami bersyukur atasdiri-Mu sebagai roti hidup untuk kelangsungan hidup rohani kami. Semoga Roh-Musenantiasa menguduskan kami. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ...Dalam nama Bapa ...
Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 17 April 2025Bacaan: "Maka Aku akan mengarahkan mata-Ku kepada mereka untuk kebaikan mereka, dan Aku akan membawa mereka kembali ke negeri ini. Aku akan membangun mereka, bukan meruntuhkannya; Aku akan menanam, bukan mencabutnya." (Yeremia 24:6) Renungan: Pernahkah kita mengucap syukur kepada Tuhan untuk "pintu-pintu" yang tertutup sebagaimana kita mengucap syukur untuk "pintu-pintu" yang terbuka? Sekarang ini mungkin kita sedang bertanya-tanya, "Mengapa Tuhan tidak mengabulkan doaku untuk bisa bekerja di perusahaan itu?" atau "Mengapa hubungan dengan kekasihku hanya berakhir sampai di sini?" atau "Mengapa usaha yang baru kurintis ini gagal lagi?" Pertanyaan-pertanyaan seperti ini seringkali muncul dalam pikiran kita ketika impian dan cita-cita kita tidak terjadi. Tetapi, apakah kita pernah memikirkan bahwa setiap kali Tuhan menutup sebuah pintu, sebenarnya la sedang mengarahkan kita kepada pintu lain di mana berkat yang lebih baik sedang menunggu kita? Satu-satunya alasan mengapa Tuhan menutup pintu bagi kita, yaitu karena di balik pintu itu tidak tersedia apa-apa bagi kita, atau mungkin juga ada sesuatu, tetapi hal itu tidak akan membawa kebaikan bagi kita. Percayalah bahwa Tuhan selalu merancangkan damai sejahtera dan kebaikan bagi kita. Ia akan "membangun" dan bukan "meruntuhkan", la akan "menanam" dan bukan "mencabut" kita. Inilah yang harus kita ingat ketika kita menemukan jalan buntu atau ketika diperhadapkan pada suatu masalah di mana seolah-olah tidak ada jalan keluarnya. Pernahkah kita bertanya, mengapa seorang tukang burung harus menyelimuti sangkar burungnya dengan sehelai kain di dalam mengajar burung itu untuk bernyanyi dan mengeluarkan suara-suara yang indah dan merdu? Konon dengan menutupi sangkar burung sehingga keadaan di dalamnya menjadi gelap, hal ini akan mempermudah burung tersebut berkonsentrasi sehingga ia bisa bernyanyi dengan kualitas suara yang lebih baik. Tuhan seringkali melakukan hal yang sama terhadap kita dengan maksud menjadikan kita lebih maju, lebih diberkati, lebih berkualitas dan lebih dewasa. Ketika Tuhan menutup "pintu", kita seakan-akan berada di dalam kegelapan dan jalan buntu. Ia harus melakukan itu karena dalam keadaan demikianlah kita akan belajar sesuatu yang lebih berarti, mungkin belajar tentang penundukan diri, kerendahan hati, kesabaran atau penyerahan total kepada Tuhan. Pintu-pintu yang tertutup bukan berarti Tuhan menghukum atau tidak mengasihi kita. Sebaliknya pintu-pintu yang tertutup itu akan membawa kita pada sesuatu yang lebih baik yang la sediakan dan pada pengenalan yang lebih dalam lagi akan Dia. Sekalipun kita seringkali diperhadapkan pada "pintu-pintu" yang tertutup, percayalah bahwa la akan selalu membuktikan diri-Nya setia dari waktu ke waktu, meskipun la harus menguji, menyaring dan memurnikan iman kita sedemikian rupa sampai-sampai kita merasa seperti ditekan, dibiarkan bahkan ditinggalkan Tuhan. Tuhan Yesus memberkati. Doa:Tuhan Yesus, aku mau bersyukur untuk setiap pintu-pintu tertutup yang aku temukan karena aku percaya bahwa Engkau sudah menyediakan pintu yang lain untukku. Berikan aku kepekaan pada kehendak-Mu. Amin. (Dod).
Puisi: BERGANTIANDitulis & Disuarakan oleh Ardi Kamal KarimaPuisi ini menggali ketegangan antara kebahagiaan dan kesedihan yang "bergantian" menghinggapi manusia. Pertanyaan berulang, "kenapa kau selalu bisa tersenyum dalam keadaan apapun?" menyiratkan keheranan terhadap ketenangan yang mungkin palsu atau hasil dari pergulatan batin. Alam menjadi metafora untuk dualitas ini: bayang pohon yang terbelah, angin membawa tawa lama, dan tanah yang mencatat setiap jeda. Gambaran seperti duri yang tumbuh jadi pepohonan atau buah yang lahir dari "suka dan sekelumit rela" menegaskan bahwa luka dan keindahan sering kali menyatu, menciptakan komposisi hidup yang paradoks.Ketenangan digambarkan sebagai sesuatu yang mengalir lalu sirna, "hanya bahasa yang kehilangan arah" atau "kehancuran yang tertelan Kompas." Ini menunjukkan bahwa kedamaian mungkin ilusi, atau justru lahir dari penerimaan atas kehancuran. Puisi juga menyoroti kontras antara kegembiraan yang sulit diungkapkan ("gembira terlalu asing untuk dinyanyikan") dan nestapa yang "mahir merangkai puisi." Penyair, seperti "si kepala jeruji," terkurung dalam paradoks: keterampilannya merangkai kata justru berasal dari sepi yang "mengoyaknya." Seni menjadi produk dari luka yang abadi, sekaligus upaya bertahan di zaman yang kacau.Puisi ini ditutup dengan pertanyaan yang sama seperti pembuka, menegaskan siklus abadi antara bahagia dan pilu. Gambaran akhir—"retakan yang tak pernah ditutup," "kematian kita selama ini," serta ketenangan sebagai "tanah yang tak berpihak"—menyoroti ketidakpastian hidup. Bahkan fajar yang melumat gulita hanya menghasilkan diam yang bertunas jadi ironi. Di sini, manusia diajak menerima bahwa jawaban atas pertanyaan eksistensial mungkin tak pernah datang. Yang tersisa adalah keindahan pilu, seperti puisi ini sendiri: bisu, namun bergema dalam sunyi.#ardikamal #mentalillnes #mentalhealth #depression #depresi #syair #literasi #penulis #poem #puisi #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra
Puisi: MIMPIDitulis & Disuarakan oleh Ardi Kamal KarimaPuisi "MIMPI" karya Ardi Kamal Karima menggali makna mimpi sebagai kekuatan yang menopang kehidupan manusia di tengah keterbatasan. Pertanyaan retoris, "apa yang membuat manusia tak ingin mati?" dijawab dengan tegas: "mimpi". Mimpi di sini bukan sekadar harapan kosong, melainkan daya hidup yang menggerakkan tokoh dalam puisi untuk bertahan dalam kemiskinan dan kepahitan. Sepeda yang meninggalkan jejak, jam dinding yang bergerak lambat, dan tangan bapak yang menghitung utang melambangkan perjuangan melawan waktu dan beban ekonomi. Namun, di balik itu, ada kreativitas yang lahir dari kesederhanaan: mainan dari pelepah pisang, layangan dari kertas lamaran usang, dan keringat yang menjadi "polusi" permainan—semuanya menunjukkan bagaimana mimpi menyulap keterbatasan menjadi ruang imajinasi yang hidup.Puisi ini juga menyoroti kontras antara kegagalan dan keteguhan harapan. Layangan dari kertas lamaran yang "tak pernah sampai ke langit" atau potongan mimpi yang "tersengat listrik" menjadi metafora untuk aspirasi yang terhambat oleh realitas keras, seperti kemiskinan dan sistem yang tak berpihak. Namun, tokoh dalam puisi tidak sepenuhnya terpuruk. Ia tetap "bertepuk tangan pada bayangan sendiri", merayakan keindahan dalam kesunyian, sekalipun ditertawakan tetangga. Senyum bapak saat layangannya tersangkut di kabel listrik mengisyaratkan penerimaan yang ikhlas, di mana kegagalan justru menjadi arsip pengalaman yang membentuk ketahanan batin. Mimpi, meski pahit, tetap mengalir seperti "debu-debu yang mengekor di belakang langkah", tak pernah padam.Di akhir puisi, mimpi dikukuhkan sebagai warisan abadi yang melampaui materi. Tokoh "aku" menyatakan diri sebagai "bahasa isyarat dari barang-barang yang dibuang", simbol dari mereka yang terpinggirkan namun tetap memancarkan makna melalui mimpi. Meski hidup di "puing-puing yang tak bisa dijual" dan langit yang "tak pernah membalas surat", cinta dan mimpi tetap mengalir dalam nadinya, didukung oleh kasih ibu dan didikan bapak. Pilu dalam mimpi yang "mencari muara" menggambarkan pergulatan batin yang tak berujung, tetapi juga keyakinan bahwa mimpi adalah napas yang menjembatani manusia dengan keabadian. Puisi ini, dengan demikian, adalah ode tentang ketangguhan manusia yang bertahan bukan karena harta, melainkan karena mimpi yang terus menyala dalam gelap.#ardikamal #mentalillnes #mentalhealth #depression #depresi #syair #literasi #penulis #poem #puisi #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra
Pertanyaan Ishak, terjawab ketika Yesus menampakkan diri dalam daging dan darah, melayani di antara umat-Nya, dan akhirnya mengorbankan hidup-Nya di kayu salib. Jelaslah bahwa Yesus, Anak Domba Allah, adalah Pengganti kita.
Pertanyaan Ishak, terjawab ketika Yesus menampakkan diri dalam daging dan darah, melayani di antara umat-Nya, dan akhirnya mengorbankan hidup-Nya di kayu salib. Jelaslah bahwa Yesus, Anak Domba Allah, adalah Pengganti kita.
Sebuah Puisi: MASUK RUMAH HANTUDitulis & Disuarakan oleh Ardi Kamal KarimaPuisi "Masuk Rumah Hantu" menggambarkan perjalanan psikologis melalui ruang-ruang kegelapan yang metaforis, merepresentasikan pikiran dan emosi yang terpecah. Rumah hantu itu sendiri bisa dimaknai sebagai jiwa atau ingatan yang terluka, di mana sang aku lirik berhadapan dengan kebimbangan ("dinding bimbang"), ketakutan ("suara tulang retak"), serta identitas yang retak ("cermin yang bolong"). Imaji seperti "langkah pertama berjubah sumpah" dan "debu yang menolak tumpah" mengisyaratkan upaya mempertahankan kendali atas ingatan atau trauma yang terus mengancam, sementara bayang-bayang dan lorong bisu mencerminkan kesepian dan kegagalan komunikasi. Ruang pertama ini menjadi simbol konflik internal antara keberanian menghadapi masa lalu dan keinginan untuk melarikan diri.Di kamar kedua, waktu menjadi penjara yang menggerogoti ("jam dinding menggigit nadiku"). Detik-detik yang "menjalar" dan "jari-jari tumbuh menjadi basah" menyiratkan kecemasan yang tak terelakkan, seolah waktu justru memperparah luka psikis. Tangga menuju "rongga di dada" dan "ular kabut" yang menggulung kata-kata tak terucap menguatkan tema represi emosi. Ular, sering kali simbol pengetahuan atau bahaya tersembunyi, di sini justru membungkam suara, menunjukkan betapa pengalaman atau perasaan yang tak pernah diekspresikan akhirnya mengkristal menjadi beban. Pertanyaan "mimpi atau simulasi?" serta bayi yang hilang di ruang bawah tanah menambah lapisan eksistensial: apakah penderitaan ini nyata atau ilusi, dan bagaimana cara merawat "bayi" (mungkin harapan atau masa kecil) yang terabaikan?Di ruang terakhir, klimaks puisi ini mengungkap keputusasaan yang paradoks. Sang aku lirik menemukan dirinya sendiri yang statis, "duduk di kursi berlumur lumut," memeluk kontradiksi antara cinta dan kebencian. Pintu yang "mengetuk seperti kupu-kupu ingin menjadi larva" adalah ironi: keinginan untuk regresi atau mengulang masa lalu justru tak mungkin, sebagaimana kupu-kupu tak bisa kembali jadi larva. Pencarian "kunci yang mungkin tak pernah ada" menjadi simbol absurditas usaha manusia mencari jawaban atau penebusan dalam hidup, sementara trauma dan pertanyaan terus menghantui. Puisi ini menutup dengan kesadaran bahwa terkadang, yang tersisa hanyalah keberanian untuk tetap berada dalam ketidakpastian, merangkul kehancuran diri sebagai bagian dari proses menjadi.#ardikamal #mentalillnes #mentalhealth #depression #depresi #syair #literasi #penulis #poem #puisi #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra
Leave a comment and share your thoughts: https://open.firstory.me/user/cli77xv0u00bj01307mtm9zlp/comments Bismillah... MasyaAllah la hawlaa walaa quwwata ilaa billah. Barokallohfiikum Subhanakallahumma wa bihamdika, asyhadu al-laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka, wa atuubu ilaik. Artinya: Maha Suci Engkau ya Allah, aku memujiMu. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau, aku minta ampun dan bertaubat kepada-Mu Profile & dapatkan buku ku di msha.ke/riamarliana87 Powered by Firstory Hosting
Dosa adalah sebuah kata pendek, namun tampaknya sering muncul di gereja dan kalangan orang percaya. Namun, apa sebenarnya dosa itu? Haruskah kita diam-diam menyenanginya, atau membencinya sama sekali? Mungkinkah kita melakukan dosa yang tidak akan pernah diampuni Tuhan? Baca artikelnya di: https://bit.ly/3XCwHHz
Sebuah Puisi: OREODitulis & Disuarakan oleh Ardi Kamal KarimaPuisi ini mengeksplorasi dikotomi antara penampilan dan realitas internal. Kulit Oreo yang "hitam legam" dengan krim putih di dalamnya menjadi simbol kontras antara identitas yang terpaksa dibungkus oleh ekspektasi masyarakat ("plastik menarik") dan jiwa yang rapuh ("lumer di dalam"). Proses "diputar, dijilat, dicelup" mencerminkan cara individu dimanipulasi, dikonsumsi, dan dihancurkan oleh sistem sosial yang menuntut kesesuaian. Namun, perlawanan tersirat dalam larik "tak mau aku tenggelam dan redup!", menyuarakan resistensi terhadap objektifikasi dan keinginan untuk mempertahankan esensi diri di tengah tekanan.Puisi ini mengkritik kapitalisme dan dehumanisasi melalui metafora pabrik dan iklan. "Mesin rusak yang bengis" menggambarkan kehidupan yang teralienasi di bawah sistem industri, sementara "tagar selfcare" yang kosong dan "senyuman palsu pejabat" menyindir paradoks masyarakat modern: obsesi pada penampilan kebahagiaan dan kepedulian diri yang justru menutupi luka kolektif. Pertanyaan retoris seperti "mental siapa yang lebih retak?" atau "apa kau bisu?" menantang pembaca untuk merefleksikan komplisitas mereka dalam memelihara sistem yang merusak mental dan moral.Puisi ini menggambarkan siklus absurd kehidupan di bawah hegemoni konsumerisme. Oreo yang "lahir lagi di rak supermarket" menjadi simbol manusia yang terjebak dalam repetisi tanpa makna, dikemas ulang sebagai "metafora" yang dijual dalam "pesta karnaval berisik". Harapan untuk menjadi "rengginang" atau "chitato" alih-alih Oreo menyiratkan kerinduan akan keaslian di tengah dunia yang menuntut performa. Namun, akhir yang sinis—"kapan rotasi ini akan berhenti?"—menegaskan pesimisme tentang kemungkinan pembebasan, sekaligus menuntut kesadaran akan mekanisme kekuasaan yang menggerus kemanusiaan.#ardikamal #literasi #penulis #dialogue #dialog #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyairindonesia #syaircinta #cinta #manusia
Syalom Keluarga Damai! Sapaan Damai Sejahtera atau disingkat SAMAS merupakan sebuah renungan singkat yang tayang setiap hari Senin-Sabtu. SAMAS tidak hanya dibawakan oleh pendeta/hamba Tuhan, tetapi juga akan dibawakan oleh siapapun yang ingin berbagi sapaan Tuhan kepada dirinya. Semoga kita dapat menemukan damai sejahtera yang datangnya dari sapaan Tuhan kepada setiap kita melalui SAMAS ini. Tuhan Yesus memberkati!
Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 19 Maret 2025Bacaan: Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku." (2 Korintus 12:9) Renungan: Di dalam Alkitab ada kisah tentang Tuhan Yesus dielu-elukan di Yerusalem. Jika membaca kisah ini, mungkin ada beberapa pembaca Alkitab yang bertanya-tanya, mengapa Tuhan Yesus lebih memilih keledai untuk ditunggangi, bukannya kuda atau unta yang lebih kuat? Pertanyaan ini pastinya muncul karena bagi sebagian besar orang, keledai dianggap sebagai hewan yang lemah dan biasa-biasa saja. Tidak sama seperti kuda yang nampak kuat, gagah dan perkasa. Akan tetapi, hal ini dilakukan-Nya bukan tanpa sebab. la ingin menyatakan bahwa diri-Nya menyukai kesederhanaan. Nampaknya kesederhanaan sedari semula memang sudah menjadi bagian dari diri-Nya. Ketika la lahir, la tidak memilih tempat yang mewah dan nyaman, tetapi tempat yang sangat sederhana. Ia pun tidak memilih orang tua yang kaya raya, sebaliknya hanya seorang tukang kayu. Ketika melayani dari kota ke kota, la tidak mengendarai apa pun, tetapi lebih memilih untuk berjalan kaki. Ketika memilih murid-murid-Nya pun, Ia tidak memilih orang-orang terpandang, kaya raya, ataupun orang-orang suci. Sebaliknya, la lebih memilih orang-orang berdosa, miskin, yang tidak dianggap oleh dunia. Perlu diketahui bahwa Tuhan lebih memilih orang biasa untuk dijadikan luar biasa, agar kemuliaan-Nya dapat lebih dinyatakan kepada semua orang. Ketika melawan bangsa Filistin, Tuhan tidak memakai seseorang yang ahli dalam peperangan, justru la memilih seorang anak yang masih sangat muda dan tidak berpengalaman, yaitu Daud. Ketika mengeluarkan bangsa Israel dari Mesir, Ia tidak memakai seseorang yang pandai berbicara. Sebaliknya, Ia memakai seorang yang berat lidah seperti Musa. Ia pun memakai Paulus yang dahulu adalah seorang penghujat, penganiaya, dan seorang yang ganas, untuk menjadi pewarta firman. Jika saat ini kita ragu untuk melayani Tuhan karena keterbatasan fisik atau kita merasa tidak memiliki cukup banyak uang, tidak cukup pintar, tidak fasih dalam berkata-kata, memiliki masa lalu yang kelam, dll. Ingat, sebelum kita, sudah banyak 'orang biasa' yang telah Tuhan pakai di dalam pekerjaan tangan-Nya. Tuhan mampu mengubahkan kekurangan kita menjadi kemuliaan-Nya, yang terpenting adalah kita bersedia dipakai oleh Tuhan! Tuhan Yesus memberkati. Doa:Tuhan Yesus, terima kasih karena diriku berharga di mata-Mu. Dalam segala keterbatasanku, pakailah aku Tuhan seturut kehendak-Mu. Amin. (Dod).
Sebuah Puisi: Cinta (Bagian Ke-empat)Ditulis & Disuarakan oleh Ardi Kamal KarimaPuisi ini menggambarkan cinta yang terjalin dengan tekanan ekonomi dan ketidakpastian hidup. Receh yang "bergemerisik" dan "tabungan menguap dalam logam bisu" menjadi simbol keterbatasan materi yang menghantui hubungan. Pertanyaan seperti "Seberapa jauh rindu bisa ditimbang?" mengungkap kebingungan antara mengukur rasa dengan realitas pragmatis, di mana cinta harus berhadapan dengan kebutuhan hidup—seperti cicilan, biaya pernikahan, atau tuntutan keluarga. Bahkan harapan akan "selamanya" digambarkan seperti mie instan yang mengembang di air mendidih, metafora akan janji yang rapuh dan tak kunjung matang di tengah kesulitan finansial.Hubungan dalam puisi ini diwarnai oleh kesenjangan komunikasi dan keterasingan. Sang gadis yang "sibuk mengunyah kata-katanya tanpa menoleh" mencerminkan jarak emosional, sementara "Bahasa Ibu" yang hanya terdengar dalam gemerisik receh menandakan hilangnya identitas kultural di bawah desakan ekonomi. Gambaran "nasi bungkus setengah keras" versus "kamu" yang mungkin hidup lebih mapan, menegaskan perbedaan kelas sosial. Bioskop dan "ciuman berisik" dalam gelap hanyalah pelarian sementara dari kenyataan, sementara dialog yang "rontok di saku bolong" menjadi simbol janji-janji yang tak tersampaikan atau gagal diwujudkan.Puisi ini juga menyoroti tekanan sosial, terutama dari keluarga, untuk segera menikah dan "membebaskan" sang gadis melalui ikatan formal. Namun, sang aku lirik terbelenggu oleh "cicilan cinta yang menggunung", metafora tanggung jawab yang tak tertanggungkan. Buku usang yang "berderai seperti biji mangga tua" dan "damba yang dijual ke pasar loak" melambangkan impian yang terkikis, diulang-ulang tanpa hasil. Meski demikian, ia terus memungut harapan yang "tercecer" untuk dijadikan puisi atau kenangan—sebuah upaya menyulap keputusasaan menjadi seni, meski ia sadar ini hanya ilusi sementara sebelum kembali jatuh ke jalanan kehidupan yang keras.#ardikamal #literasi #penulis #dialog #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyairindonesia #syaircinta #cinta #patahhati #manusia #cinta #monologue
Sebuah Dialog: Tentang Tuhan Yang Bermain CaturDengan ReruntuhanDitulis & Disuarakan oleh Ardi Kamal KarimaTulisan ini menggambarkan kehidupan sebagai papan catur yang retak, di mana manusia hanyalah bidak-bidak rapuh seperti daun yang diinjak roda sistem besar. Metafora "langkah-Nya terlalu cepat, tertukar dengan algoritma lalu lintas" menyiratkan ketidakberdayaan manusia di tengah percepatan modernitas yang dikendalikan oleh teknologi dan struktur tak kasatmata. Pertanyaan seperti "Apa arti 'skak mat' bila kita semua cuma pion yang dicat jadi ratu?" mengejek ilusi kekuasaan manusia, yang meski merasa menjadi "ratu", tetap terjebak dalam permainan hierarki sosial yang tak adil. Bahkan langkah-langkah hidup seolah direduksi menjadi data yang diatur oleh kekuatan di luar kendali manusia.Tulisan ini menelanjangi bagaimana agama dan penderitaan dijadikan komoditas. Gereja yang "menjual tisu saat air mata gratis" mengkritik institusi keagamaan yang memanfaatkan kesedihan untuk keuntungan, sementara "perusahaan asuransi yang menjanjikan langit tanpa badai" menyindir kapitalisme yang menawarkan keselamatan palsu. Billboard dianggap sebagai "altar baru", mencerminkan penyembahan terhadap konsumerisme, di mana Tuhan digambarkan sebagai "kurator di museum ilusi"—entitas yang jauh, sibuk mengurusi citra ketimbang substansi. Pertanyaan "Berapa harga tiket untuk duduk di barisan depan?" mengejek komersialisasi iman, di mana kedekatan dengan Yang Ilmu dijual layak barang dagangan.Tulisan ini diwarnai kegelisahan akan ketidakpastian hidup dan keheningan langit yang tak merespons. Gambaran "doa-doa terjebak di lift gedung pencakar langit" atau "Tuhan sedang rapat menentukan nasib" menyindir birokrasi ilahi yang dingin dan tak terjangkau. Tokoh seperti tunawisma yang menyebut surga sebagai "stasiun terakhir yang tak perlu ongkos" atau pilot yang melihat surga sebagai "zona waktu berbeda" mencerminkan kerinduan akan makna yang sederhana, jauh dari kompleksitas dunia. Pertanyaan repetitif seperti "bolehkah kita menuntut ganti rugi?" dan "jam berapa kita bisa klaim tuntutan?" mengekspresikan kekecewaan manusia terhadap ketidakhadiran jawaban, sekaligus ironi bahwa pada akhirnya, "kita hanya punya tombol berjalan"—simbol penerimaan pasrah dalam ketidakberdayaan.Ardi Kamal Karima#ardikamal #literasi #penulis #dialogue #dialog #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair
Wigand Sugandi - Yohanes 21:17-19 (TB) Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.
“Di dunia ini lebih banyak orang yang bodoh atau bijaksana?” Pertanyaan ini ditanyakan oleh Sañjaya kepada Upatissa dan Kolita saat dia menolak untuk pergi menemui Buddha kita. Lalu berkaitan dengan kejadian ini, Buddha menyampaikan syair Dhammapada yang ke 11 dan 12. Silakan menyimak dengan penuh perhatian penjelasan makna kata demi kata dari syair-syair Dhammapada ke 9-12 oleh Ashin Kheminda hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā). Untuk mendapatkan informasi tentang cerita yang menjadi latar belakang syair Dhammapada 9-10 yaitu Mereka yang Tidak Pantas Mendapatkan Jubah, silakan klik tautan berikut: https://bit.ly/3iuBXHj dan untuk Kisah Upatissa dan Kolita silakan klik tautan berikut: https://bit.ly/3hNdpJ9 Selamat menikmati.
February 13 is celebrated as World Radio Day. The question that always arises is whether Radio can survive in the future? - Tanggal 13 Februari diperingati sebagai Hari Radio Sedunia. Pertanyaan yang selalu muncul adalah apakah radio akan dapat bertahan di masa depan?
Seperti Yunus, kita takut untuk mengatakan sesuatu, karena kita menganggap bahwa orang-orang tidak akan mengubah hidup mereka.
Seperti Yunus, kita takut untuk mengatakan sesuatu, karena kita menganggap bahwa orang-orang tidak akan mengubah hidup mereka.
Hai Wonder Kids, kembali dalam renungan anak GKY Mangga besar. Judul renungan hari ini adalah PERTANYAAN Mari kita membaca Firman Tuhan dari Markus 10: 27 Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah." Wonder Kids, bagaimana mungkin Allah bisa berada di banyak tempat di saat yang bersamaan? Allah tidak memiliki wujud seperti manusia, oleh sebab itu Ia dapat melakukan hal yang tidak bisa dikerjakan oleh tubuh manusia. Bagaimana mungkin Allah bisa mendengar semua doa dari semua manusia? Mungkin telinga-Nya berbeda dari telingamu. Bagaimana Allah bisa menjadi Bapa, Putra, dan Roh Kudus, di saat yang bersamaan? Apakah ini disebabkan karena tata laksana di surga berbeda dengan yang ada di bumi? Bisa jadi kamu kemudian bertanya seperti ini “Jika manusia tidak bersedia mengampuni saya, bagaimana Allah bisa mengampuni saya?” Allah selalu bersedia mengampuni dan memberkatimu, bahkan disaat manusia tidak bisa atau tidak bersedia mengampunimu. Allah senantiasa dapat memberkatimu karena Allah adalah penciptanya. MARI KITA BERTUMBUH DI DALAM ANUGERAH TUHAN Wonder Kids, apakah kamu memiliki pertanyaan tentang Allah? Sampaikan kepada papa dan mama, guru, Hamba Tuhan, atau guru sekolah minggu. Minta mereka menolongmu mencari jawabannya dari Alkitab. Firman Tuhan selalu merupakan tempat terbaik untuk menemukan jawaban. Mari kita berdoa Allah yang maha kuasa, aku percaya bahwa segala sesuatu mungkin bagi-Mu. Bantu aku untuk selalu percaya kepada-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa, Amin. Wonder Kids, SEGALA SESUATU MUNGKIN BAGI ALLAH. DIA DAPAT MELAKUKAN HAL-HAL YANG LUAR BIASA DALAM HIDUPMU. Tuhan Yesus memberkati
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Dewi Felani dari Paroki Santo Albertus de Trapani Malang di Keuskupan Malang, Indonesia. Ibrani 12: 18-19.21-24; Mazmur tg 48: 2-3a.3b-4.9.10.11; Markus 6: 7-13 KEKUATAN SEBUAH KEPERCAYAAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Kekuatan Sebuah Kepercayaan. Secara umum kita bisa kategorikan kepercayaan, mandat, tanggung jawab, atau komitmen menjadi dua. Yang pertama ialah kepercayaan untuk melakukan perbuatan-perbuatan jasmani seperti bekerja mencari nafkah, memimpin organisasi, dan menjual atau membeli barang-barang. Yang kedua ialah kepercayaan terkait dengan melakukan kegiatan-kegiatan rohani seperti pelayanan firman Tuhan, beribadat, berdoa, dan berpuasa. Raja Daud memberikan kepercayaan kepemimpinan kerajaan kepada putranya Salomo, dan ini kita bisa menganggapnya sebagai wakil dari suatu kepercayaan jasmani. Orang tua atau orang dewasa memberikan kepercayaan kepada anak-anaknya untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan mereka. Banyak sekali aspek jasmani kehidupan kita ditentukan oleh kepercayaan yang diberikan kepada kita, baik di dalam keluarga maupun di luarnya. Sementara itu, Yesus Kristus memberikan kepercayaan dan mengutus para murid-Nya, dapat kita anggap sebagai wakil dari suatu kepercayaan rohani yang kita miliki. Kehidupan kita kapan dan di mana pun yang berkaitan dengan aspek rohani, semuanya ditentukan oleh kepercayaan atau nasihat dan bimbingan rohani yang diberikan kepada kita. Seseorang menghadiri Misa pada hari Minggu, dan dari sana ia membawa suatu kepercayaan untuk menjalani perutusan yang disampaikan oleh imam pada akhir perayaan ekaristi. Pertanyaan yang penting adalah ini: apakah yang menjadi kekuatannya sehingga kepercayaan baik jasmani maupun rohani itu memiliki martabat, kewibawaan, dan membuahkan kepercayaan yang lebih besar lagi dari orang lain di sekitar kita? Kedua bacaan kita hari ini memberikan satu jawaban pokok, ialah ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan yang memberikan kepercayaan itu. Nasihat, perintah, dan aturan-aturan yang ditetapkan senantiasa dijalani. Semua itu untuk menjamin kalau kepercayaan itu berasal dari sebuah kuasa yang jauh lebih besar dan menjamin legitimasi terlaksananya tugas-tugas kita. Ketaatan berarti Tuhan yang memberikan kepercayaan adalah benar dan kehendaknya bersifat tetap. Jadi tidak ada pertimbangan apa pun dari kita untuk berdebat bahkan memperbaikinya. Yang kita perbuat ialah mendengar, memahami, dan menjalankannya. Kesetiaan merupakan sisi mata uang untuk ketaatan. Kesetiaan bertahan sampai ujung kehidupan karena orang taat tanpa syarat. Banyak kali kita menjadi seperti Daud atau Petrus, yang mengakui iman untuk taat, namun terkadang kita tidak setia dalam berkomitmen. Yang penting ada penyesalan, lalu membaharui diri untuk kembali setia. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus Kristus, pakailah kami dengan apa adanya kami ini untuk menunaikan kepercayaan yang Engkau berikan kepada kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa...
Celsius menyatakan bahwa Kekristenan pada waktu itu telah menjadi satu kekuatan yang patut dipertimbangkan karena pengaruhnya besar yang membawa ketakutan tersendiri bagi Kekaisaran Roma pada waktu itu.
Celsius menyatakan bahwa Kekristenan pada waktu itu telah menjadi satu kekuatan yang patut dipertimbangkan karena pengaruhnya besar yang membawa ketakutan tersendiri bagi Kekaisaran Roma pada waktu itu.
Dalam episode The Haye Way kali ini, Neal Petersen dan Thom Haye membahas pengalaman terbaru mereka, termasuk liburan dan pelatihan dari pelatih baru. Mereka juga merefleksikan dampak pelatih baru terhadap tim. Selain itu, mereka menjawab pertanyaan dari pendengar dan, sebagai penutup, membahas kata Bahasa Belanda untuk episode kali ini.See Privacy Policy at https://art19.com/privacy and California Privacy Notice at https://art19.com/privacy#do-not-sell-my-info.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Retty dan John dari Paroki Katedral Roh Kudus Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 1 Yohanes 2: 22-28; Mazmur tg 98: 1.2-3ab.3cd-4; Yohanes 1: 19-28 TETAP SEBAGAI ORANG-NYA YESUS KRISTUS Tema renungan kita pada hari ini ialah: Tetap Sebagai Orang-nya Yesus Kristus. Kedua orang kudus yang kita peringati hari ini adalah para bapa Gereja, orang-orang cendekia Gereja yang sangat berjasa dalam memperkuat misi Gereja di daerah Asia Minor, yang sekarang Turki dan sekitarnya. Mereka berdua adalah contoh wajah dan tubuh Kristus di daerah Timur Tengah dan sebagian wilayah Eropa Timur. Sepanjang tahun ini kita akan dihadapkan oleh sebuah tantangan, dalam bentuk pertanyaan: “Siapakah engkau?”. Pertanyaan ini ialah yang ditanyakan oleh orang-orang kepada Yohanes Pembaptis soal identitasnya. Mereka sangat repot kalau ada orang begitu terkenal dan dipandang nabi, terutama pandangan mereka bahwa Mesias akan datang, atau nabi Elia yang suci itu bangkit lagi. Kesaksian Yohanes membuat mereka heran, takut, penasaran, kesal, marah, dan tertantang. Kalau selanjutnya kita sering atau selalu dihadapkan pada pertanyaan itu, apa kiranya jawaban kita yang terbaik? Semoga kita menoleh untuk melihat kedua santo tadi, Basilius dan Gregorius yang menjadi wajah dan pribadi Kristus di tempat mereka berkarya. Pandangan kita bisa lebih jauh lagi ke belakang, ada santo Paulus yang pandai, bijak dan berani. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma (12,5) dan surat pertama kepada jemaat di Korintus (1Kor 12,13), ia menulis: “Saya adalah salah satu anggota tubuh Krisus”. Pernyataan terkenal ini pantas menjadi pegangan kita di awal tahun 2025 ini, di mana dan kapanpun, kita adalah orang-orang-nya Yesus Kristus. Kalau itu adalah jawaban yang dapat dianggap umum, mestinya ada juga jawaban oleh setiap pribadi kita. Kita dibantu oleh Santo Yohanes dalam suratnya yang pertama, yang berkata bahwa sebagai orang-orang-nya Yesus Kristus, kita berkewajiban untuk tinggal di dalam Putra dan di dalam Bapa. Biarpun ada berbagai godaan, tantangan, dan ancaman, prinsip kita tetap sama, yaitu tinggal di dalam Tuhan. Biar badai, hujan, dan bencana silih berganti, iman dan pegangan kita kepada Tuhan tidak akan berubah. Kepada setiap pribadi kita juga, memberikan kesaksian yang sesungguhnya dan benar tentang Tuhan yang kita miliki, merupakan satu aspek dasar sebagai murid-murid Tuhan. Kita memiliki kewajiban untuk mewartakan diri Tuhan yang sesungguhnya, meskipun kita tahu dunia dan sekitarnya tidak gampang memahami dan menerimanya. Kita juga perlu menyampaikan kebaikan dan kasih Tuhan tanpa lelah atau bosan. Selain itu, sikap pasif atau menutup diri saja sambil tidak mewartakan Tuhan merupakan penyakit yang mematikan iman. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Bapa maha murah, semoga saya mengenal diri saya di dalam Yesus Kristus dengan sempurna. Bapa kami... Dalam nama Bapa...
Allah memanggil, yaitu mengundang, semua orang ke pesta pernikahan. Orang "yang terpilih" adalah yang menerima undangan tersebut. Sekali lagi, semuanya bermuara pada pertanyaan tentang kasih dan kebebasan yang melekat dalam kasih.
Allah memanggil, yaitu mengundang, semua orang ke pesta pernikahan. Orang "yang terpilih" adalah yang menerima undangan tersebut. Sekali lagi, semuanya bermuara pada pertanyaan tentang kasih dan kebebasan yang melekat dalam kasih.
Saatnya episode baru! Dalam episode ini, Thom Haye membahas situasinya di Almere City, menjawab beberapa pernyataan bersama Neal Petersen, dan mereka juga menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kalian kirimkan. Selamat menonton!Media sosial Thom Haye: Instagram: @ThomhayeSee Privacy Policy at https://art19.com/privacy and California Privacy Notice at https://art19.com/privacy#do-not-sell-my-info.
Impunitas adalah kekebalan hukum bagi pelaku pelanggaran HAM, sebuah masalah serius yang telah lama mengakar di Indonesia. Perkembangan penanganan HAM di negara kita menunjukkan upaya yang terus dilakukan untuk mengatasi impunitas, namun penyelesaian pelanggaran HAM masih menghadapi banyak tantangan. Pendapat para penyintas menjadi suara penting dalam mendesak adanya solusi dan perbaikan sistem hukum kita. Demokrasi yang sehat seharusnya menjamin tidak adanya impunitas, namun realitasnya seringkali berbeda. Pertanyaan besarnya adalah: Bagaimana memastikan keadilan bagi korban dan mencegah terulangnya pelanggaran HAM? Pada Podcast Hubungan Internasional kali ini, Ririn Tri Nurhayati dari Departemen Ilmu Hubungan Internasional bersama Ken M.P. Setiawan dari The University of Melbourne dan Pipit Ambarmirah dari Kiprah Perempuan mengajak HI Friends berdiskusi mengenai Permasalahan pada Impunitas. Simak selengkapnya hanya di Podcast Ilmu Hubungan Internasional seri-88! #Impunitas #HAM #Indonesia #keadilan #hiugm #ugm ======================================
Season 29 : MEANINGFUL MARRIAGE
Bahasa Indonesia Bersama Windah (for intermediate Indonesian language learners)
https://www.patreon.com/windah Transkrip: https://www.patreon.com/posts/mid-cara-membuat-116658096?utm_medium=clipboard_copy&utm_source=copyLink&utm_campaign=postshare_creator&utm_content=join_link Terjemahan: https://www.patreon.com/posts/eng-cara-membuat-116658165?utm_medium=clipboard_copy&utm_source=copyLink&utm_campaign=postshare_creator&utm_content=join_link Di episode ini, kita membahas cara membuat pertanyaan dalam percakapan sehari-hari bahasa Indonesia, mulai dari pertanyaan ya/tidak sampai pertanyaan terbuka. Selamat mendengarkan! Musik: Siestita - Quincas Moreira Terima kasih banyak atas dukungannya untuk: SAHABAT WINDAH AkiramJayNyong Jago Bob GenericJohn nyMartin JankovskýWilliam ChenDawid GerstelDRamzan BAlex PepinnsSebastianAlexander ScholtesJrobabuja11 RoboNicholai LidowTim SomervilleErnaAliteJack William HusbandsAndre ChampouxDemi Alastair JudsonNicky BrownKatherine WalkerLino ArboledaLeon KwekMimi Choo燕 丘Cameron Edinger-ReeveSam Bayley TEMAN WINDAH John McBride Kristofer Nivens P. Clayton D. Causey, CT Vanessa HackJohn ShumLuis PaezChloe ArianaCraig RedriffMariusCharlotteJonny 5Jose LorenzoJeremyLulunMadeleine MillerAngelo CaonRossi von der BorchRussell OgdenSicily FiennesEm McDermottMeredith R NormanTom Simamora ThatcherWill HendersonBjornrappangeTim DoolingDevin NailAlissa Sjuryadi-TrowbridgeBillEric EmerAsakoTarquam James McKennaAmanda BlossStephen MSusan & Ben SetiawanJensBen HarrisonNaota YanagiharaHans WagnerPham VyJustin WilsonNadiaJayElfin MoningkaZane RubaiiBenjaminDerynAlexH HMatt WintersGuilhermeHong WantingAlec MitchellVinceDanielBertiSugiyamaMaki UtsumiAtsuko MaenoMosaStephen GrahamHannah RowntreeCallum TrainorHildaColleen Thornton-WardAilise Sweeney-LoweJimmyTan Jing YiYng KenjicnxuFlorian HopfKurt VerschuerenJoakimEdmund TanRyosuke SudaFloBerberJeroen VellekoopJan NedermeijerMinh Vy Trần NgọcMatthewTakeshi YamafujiNateLauraPatrickMiquel PENDENGAR SETIAJoColumba TierneyLuciano HespanholHH JorgensenChingyu yangAmina AljehaniJannedBill Dalton PAYPAL/OVO/dll.QinYaszalixGary Chan
startggl.com - WA: 0812 - 8886 - 1818 | Menurut kamu apakah asupan serat dan protein kamu sudah terpenuhi? Lalu apa sumber serat andalanmu? Pertanyaan di atas bakalan di jawab secara detail oleh Coach Natasya di episode kali ini. Jadi simak sampe selesai ya
Tidak perlu ada Tuhan, kata mereka yang skeptis. Toh, semuanya terjadi dengan sendirinya. Tidak ada rencana. Tidak ada rancangan. Tidak ada tujuan. Tidak ada gambaran besar. Semuanya terjadi secara kebetulan. Jika Tuhan tidak terlihat, apakah berarti Tuhan tidak ada? Siapa Tuhan dan apa yang Dia katakan kepada kita sungguh penting. Jika Tuhan sudah berbicara dengan begitu jelas, kita tidak bisa mengabaikan-Nya. Baca artikelnya di: https://bit.ly/4fAPMjU
Dayu Dara Permata adalah CEO dan Founder dari property-tech platform, Pinhome. Selama 80 menit, Dara dan Gita Wirjawan mengupas tuntas isu krisis hunian di Indonesia, tantangan sandwich generation untuk membeli rumah, dan bagaimana Pinhome bisa menjadi salah satu solusinya. Pertanyaan besar episode ini: Bagaimana agar 81 juta milenial Indonesia yang tidak memiliki rumah, bisa kita selesaikan bersama? #Endgame #GitaWirjawan #Pinhome ----------------- Saksikan film “Home Sweet Loan” di sinema sekarang. ----------------- Jelajahi dan diskusikan lebih lanjut episode ini di https://endgame.id/
VOA This Morning Podcast - Voice of America | Bahasa Indonesia
Upaya pembunuhan terhadap Trump pada akhir pekan lalu menimbulkan pertanyaan baru soal kekerasan politik di AS. Sementara itu, musuh-musuh AS meningkatkan upaya memengaruhi hasil pemilihan presiden dan pemilihan-pemilihan penting lainnya.
A single question about sexuality will be included in the 2026 census, after Prime Minister Anthony Albanese reversed the original decision on the matter. - Sebuah pertanyaan tentang seksualitas akan dimasukkan dalam sensus tahun 2026, setelah Perdana Menteri Anthony Albanese membatalkan keputusan awal tentang masalah tersebut.
Pertanyaan di Hari Kiamat adalah tabligh akbar yang disampaikan oleh Syaikh Dr. Faris Yaslam Faraj Hafidzahullah pada Selasa, 15 Safar 1446 H / 20 Agustus 2024 M. Tabligh Akbar Tentang Pertanyaan di Hari Kiamat Pertama-tama, saya ingin mengawali dengan firman Allah Ta’ala: هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (QS. […] Tulisan Pertanyaan di Hari Kiamat ditampilkan di Radio Rodja 756 AM.
Cawapres Partai Demokrat Tim Walz memiliki sejarah panjang dengan Tiongkok. Sejauh mana pengalamannya dengan Tiongkok ini berpengaruh pada sikapnya terhadap negara yang sering berseberangan dengan AS itu? Pertanyaan ini belakangan menjadi isu panas dalam kampanye pilpres.
Memulai Event Organizer dari usia 15 tahun & memiliki ribuan karyawan, seperti apa cerita inspiratif dari Putri Tanjung? Yuk, dengerin sekarang!
Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 17 April 2024 Bacaan: Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku." (2 Korintus 12:9) Renungan: Ternyata di dalam melayani Tuhan dibutuhkan juga rasa percaya diri. Beberapa kali saya berjumpa dengan teman seiman ketika diminta untuk melayani, mereka selalu menjawab, "Nanti dulu, saya belum siap. Saya tidak bisa karena tidak berpengalaman. Nanti kalau saya sudah punya banyak uang baru saya akan melayani Tuhan," dan masih banyak alasan lainnya. Apakah pemikiran tersebut benar demikian? Jika kita membaca kisah Tuhan Yesus dielu-elukan di Yerusalem, mungkin kita bertanya-tanya, mengapa Tuhan Yesus lebih memilih keledai untuk ditunggangi, bukannya kuda atau unta yang lebih kuat daripada keledai? Pertanyaan ini pastinya muncul karena bagi sebagian besar orang, keledai dianggap sebagai hewan yang lemah dan biasa- biasa saja. Tidak sama seperti kuda yang nampak kuat, gagah dan perkasa. Akan tetapi, hal ini dilakukan-Nya bukan tanpa sebab. Alasan dari tindakan Tuhan Yesus tersebut, selain karena la ingin menggenapi nubuatan Nabi Zakharia, la pun ingin menyatakan bahwa diri-Nya menyukai kesederhanaan. Nampaknya kesederhanaan sudah sejak awal menjadi bagian dari diri Tuhan Yesus. Ketika Ia lahir, Ia tidak memilih tempat yang mewah dan nyaman, tetapi tempat yang sangat sederhana. Ia pun tidak memilih orang tua yang kaya raya, sebaliknya hanya seorang tukang kayu. Ketika melayani dari kota ke kota, la tidak mengendarai apa pun, tetapi lebih memilih untuk berjalan kaki. Ketika memilih murid-murid-Nya pun, la tidak memilih orang-orang terpandang, kaya raya, ataupun orang-orang suci. Sebaliknya, la lebih memilih orang-orang berdosa, miskin, yang tidak dianggap oleh dunia. Perlu diketahui bahwa Tuhan lebih memilih orang biasa untuk dijadikan luar biasa, agar kemuliaan-Nya dapat lebih dinyatakan kepada semua orang. Ketika melawan bangsa Filistin, Tuhan tidak memakai seseorang yang ahli dalam peperangan, justru la memilih seorang anak yang masih sangat muda dan tidak berpengalaman, yaitu Daud. Ketika mengeluarkan bangsa Israel dari Mesir, Ia tidak memakai seseorang yang pandai berbicara. Sebaliknya, la memakai seseorang yang berat lidah seperti Musa. Ia pun memakai Paulus yang dahulu adalah seorang penghujat, penganiaya, dan seorang yang ganas, untuk menjadi pewarta firman. Jika saat ini kita ragu untuk melayani Tuhan karena keterbatasan fisik atau kita merasa tidak mempunyai cukup uang, kurang pintar, tidak fasih berbicara, mempunyai masa lalu yang kelam, dll, ingat, sebelum kita, sudah banyak 'orang biasa' yang dipakai Tuhan dalam pekerjaan tangan-Nya. Tuhan mampu mengubah kekurangan kita menjadi kemuliaan-Nya, yang penting kita siap dipakai oleh Tuhan! Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau menjadikan aku berharga di mata-Mu. Dalam segala keterbatasanku, pakailah aku sesuai dengan kehendak-Mu. Amin. (Dod).
Pembawa Renungan: RP. Petrus Santoso, SCJ Hongkong Yoh. 7:40-53.
Kata orang wanita itu selalu benar, nyatanya wanita sering disalahkan terutama soal kesuburan. Pertanyaan “kapan punya anak?” selalu ditujukan pada istri. Padahal, permasalahan fertilitas gak hanya peran perempuan saja, tapi juga laki-laki. Kesadaran untuk saling memahami kondisi pasangan juga bukan hal mudah untuk ditumbuhkan. Tapi, #SelaluAdaHarapan untuk Parents yang sedang berjuang. Periksakan kondisi Parents di Bocah Indonesia, sebagai integrated fertility solution yang membantu Parents mengatasi masalah kesuburan. TIMESTAMP 00:00 Opening 01:24 Wanita selalu disalahkan soal kesuburan? 04:01 Peran fertilitas wanita 05:40 Kapan wanita harus ke Obgyn? 10:25 Permasalahan kesuburan 15:28 Gaya hidup mempengaruhi kesuburan 16:58 Usia peluang kehamilan perempuan 22:19 Jika memiliki permasalahan rahim apa yang harus dilakukan? 25:44 Stres juga faktor permasalahan kestabilan hormon 27:49 Infertilitas bukan salah perempuan 29:45 Summary
Selamat datang di Ngobrol Sore Semaunya Episode 150! Episode kali ini kita kedatangan seorang aktris legendaris dengan loyalitas nya di dunia sinema dengan berhasil meraih banyak penghargaan yang luar biasa di kancah film nasional dan international, Christine Hakim. Obrolan kali ini akan sangat valuable dan menyentuh karena membahas banyak hal seputar kehidupan, kedekatan dengan Tuhan, dan loyalitas. Follow Us! Instagram: https://www.instagram.com/ngobrolsoresemaunya TikTok: https://www.tiktok.com/@ngobrolsoresemaunya Ngobrol Sore Semaunya hadir setiap Kamis jam 18.00 WIB hanya di cxomedia.id & YouTube CXO Media #NgobrolSoreSemaunya #PutriTanjung #ChristineHakim
Tragedi 30 September 1965 adalah salah satu peristiwa paling berdarah dalam sejarah Indonesia. Namun, hingga hari ini masih banyak kontroversi dan seliweran teori soal siapa sebetulnya yang bertanggungjawab pada peristiwa-peristiwa ini. Tragedi ini juga mengakibatkan kematian tujuh perwira Angkatan Darat. Enam di antaranya merupakan jenderal yang cukup berpengaruh dalam pemerintahan Soekarno. Satu orang perwira lainnya yaitu Kapten Pierre Tendean, merupakan ajudan Jenderal Abdul Haris Nasution. Lalu ada Bripka Karel Sadsuitubun, pengawal kediaman resmi Wakil Perdana Menteri II dr.J. Leimena. Pertanyaan soal siapa yang bertanggungjawab atas tragedi ini memang masih akan menjadi simpul yang tak terselesaikan. Yang jelas kini telah berkembang berbagai teori terkait rangkaian peristiwa yang oleh Sarwo Edhie Wibowo – mertua Pak SBY yang kala itu menjabat Komandan RPKAD – disebut menelan korban hingga 3 juta jiwa. Teori-teori ini menjadi pergunjingan masif di masyarakat dalam berbagai diskursus, entah terkait aktor dari dalam negeri, maupun yang dari luar negeri.