Suaramu di mana-mana. Atas nama rindu, aku suarakan tulisan ini untukmu. Oleh @rosyfath
Menyadari kematian, bagi sebagian orang adalah mimpi buruk. Dalam bayang-bayang kita, ia begitu menakutkan, sebab kematian bukanlah pilihan. Ia pasti terjadi, cepat atau lambat. Hanya tentang waktu, dan misteri takdir yang mustahil disingkap. Namun, ada baiknya untuk tidak menyesali kematian, tanpa menghilangkan kesadaran hidup setelah mati. Episode ini, cukup menarik mendengar cerita dari Ilham tentang bagaimana merubah paradigma tentang kematian. Selamat mendengarkan dan merenung! --- This episode is sponsored by · Anchor: The easiest way to make a podcast. https://anchor.fm/app
Rinai hujan menetes ke dalam hati kalian, mengajak bicara, menuntaskan hati meluapkan kata. Puisi oleh @bintisayyidmiswar.
Tidak mudah untuk menerka masa depan yang penuh kabut tebal, sementara kehidupan terus berjalan dengan semestinya. Kita tidak dapat melalui proses itu sendirian, tanpa persinggungan, pertemuan, kejadian yang di luar harapan, tanpa sengaja terjadi, atau belum pernah dipikirkan di benak kita, meski hanya sebatas menyelipkan tubuh di tepi danau, lalu datang orang lain mendekatimu, tanpa disadari. Di episode ini banyak hal yang cukup menarik untuk kita simak, bagaimana melihat dunia sebagaimana kita melihat ke dalam diri sendiri seperti saat bercermin, pun tentang sebuah pertemuan kecil yang dapat merubah hidup kita. Mari kita dengarkan seksama! --- --- This episode is sponsored by · Anchor: The easiest way to make a podcast. https://anchor.fm/app
Hi! sahabat Pintu Kata. Setelah seminggu lebih podcast Pintu Kata tidak mengudara, kami kembali menyajikan episode baru segmen Kata Mereka. Kali ini, kita kedatangan Kate dari "Negeri Beruang Merah" Rusia yang bercerita mengenai penggalan perjalanan hidupnya. Baginya, kehidupan dan seni tidak bisa dipisahkan, kemampuan intuitif, olah rasa, yang terpusat di hati bisa dituangkan dalam sebuah bentuk karya seni, demi memaknai dan mengapresiasi berlangsungnya kehidupan. Yuk! kita dengarkan bersama. -- Untuk lebih akrab, Kate bisa ditemui di : https://www.instagram.com/kate_artlife/ --- --- This episode is sponsored by · Anchor: The easiest way to make a podcast. https://anchor.fm/app
Memahami kehidupan dengan bermacam cara pandang, sudut pandang, jarak pandang, pola pandang, dan segala metoda mengantarkan kita kepada kesimpulan bahwa hidup ini begitu luas. Pemaknaan pun sangat terbatas pada subjektivitas setiap pribadi. Berikut kami suguhkan secarik "Cara Berbeda". Coba kita dengarkan kepingan-kepingan kata itu! --- Untuk lebih akrab, bisa temui Shiela di : https://www.instagram.com/shielasanchia/ --
Seperti pedang, waktu yang terus bergulir akan mengiris kita hingga berakhir luka penyesalan pada waktu yang telah pergi. Pertanyaannya apakah kita hanya diam saja merengkuh sesal, atau memilih menggenggam pedang yang siap menebas waktu secara optimal. Mengisi dengan kegiatan yang manfaatnya berkepanjangan dan konsisten terhadap masalah di sekeliling kita. Episode kali ini, kita mendengarkan Corrine bercerita tentang itu : bagaimana mengoptimalkan waktunya berdedikasi kepada masyarakat dengan inisiatif membangun organisasi non-pemerintah yang konsen terhadap isu sosial dan lingkungan. Sebab siapa lagi yang akan memulai, kalau bukan kita, yang muda harus berani menyongsong harapan. -- Untuk lebih akrab, bisa temui Corrine di : https://www.instagram.com/corrinecui0731/ --
Melihat sesuatu sebagai apa adanya bukan perkara mudah, meski kelihatannya ini sederhana. Padahal saat kita melihat sesuatu, yang pasti muncul adalah sebuah konsep dalam pikiran kita. Namun, terkadang manusia lebih mengutamakan ego dan perasaan daripada apa yang telah dia punya atau personalitas yang melekat padanya. Hingga melahirkan suatu konsep hidup yang tidak jujur. Kita sebaiknya belajar merasakan terlebih dahulu, lalu menyemai diri dengan menyimak kata hati. Dalam episode kali ini, Novi bercerita tentang itu : Bagaimana mendengar kata hati, menyemai diri sendiri, dan menjadi pribadi yang ikhlas. Memang, membuat jarak dengan diri sendiri tidaklah mudah. Namun, tidak ada salahnya untuk terus berjuang. -- Untuk lebih akrab, bisa temui Novi di : https://www.instagram.com/novifsn_/ ---
Persembahan puisi nostalgia arti dari sebuah pertemanan. --- untuk lebih akrab, silahkan temui Mat di : https://www.instagram.com/madmax.0_/
Xinjiang, di kalangan masyarakat Tiongkok, seringkali diasosiasikan sebagai sarang terorisme. Rentetan stigma tentang masyarakat Xinjiang begitu kental, termasuk tentang bagaimana memandang suku dan ras di negara yang mayoritas bersuku Han. Dalam episode kali ini, kita akan mendengarkan Aydana bercerita tentang Xinjiang, hidup dalam stigma yang lekat padanya, serta bagaimana menjadi orang Xinjiang yang justru memiliki privilesi, keunikan budaya dan bahasa. Adapun episode ini tidak bermaksud untuk mendiskreditkan pihak mana pun, melainkan wujud ekspresi dan opini yang sifatnya sangat subyektif. Cerita ini disajikan dalam bahasa Mandarin.
Dandy Hidayatulloh, atau akrab disapa dengan sebutan Dandy Kudou adalah penggemar bahasa dan budaya Jepang. Ketertarikannya dengan Jepang bermula dari sejak di bangku sekolah. Hingga saat ini ia masih mengejar mimpinya pergi ke negeri sakura itu. Dalam episode ini, Dandy bercerita tentang perjalanannya menggapai sebuah impian. Berbekal keberanian dan rasa ingin tahu, ia terus berusaha mencoba dan coba lagi! --- Untuk lebih akrab, bisa temui Dandy di : https://www.instagram.com/dandykudou/ ---
Jika harapan sepenuhnya kita taruh di atas meja masa depan, maka ia akan menjadi sangat berharga. Meski tidak seorang pun dapat memprediksi secara tepat dan persis sama dengan harapan yang telah direngkuh hati. Manusia percaya bahwa apa yang tengah dilakukan hari ini, akan berdampak esok hari. Layaknya menanam pohon apel, ia akan berbuah jika kita terus merawatnya dengan baik. Dalam episode kali ini, Angel pun sedang bercocok tanam. Memang curah hujan tidak stabil, namun ia bersabar dan memilih menjadi optimis menjalani hari-harinya. Esok semoga kita dapat menikmati buah apel itu. -- Untuk lebih akrab, silahkan temui Angel di : https://www.instagram.com/babejing4/ --
Hidup adalah proses berjalan menuju garis finish. Masing-masing manusia dibekali kendaraan untuk menempuhnya. Ada yang melaju begitu cepat, ada pula yang berjalan sambil lalu menikmati aneka ragam peristiwa pada sisi kanan-kiri lintasan. Mampir sejenak, beristirahat, dan mengamati apa yang tengah terjadi. Pada titik tertentu, manusia mudah terkecoh menentukan jalan yang benar. Butuh kejernihan hati dan pikiran dalam berkendara. Sebab kita tidak akan pernah tahu aral yang akan menghadang sekian meter di depan mata. Begitu pula, perjalanan Shiela dalam episode ini penuh dengan hambatan. Namun, Shiela begitu yakin bilang "Manusia itu ajaib, dihadapkan persoalan hidup selalu sesuai kapasitasnya dan jangan berputus asa, sebab tangan Tuhan selalu ada untuk memeluk kalian." -- Untuk lebih akrab, silahkan temui Shiela di : https://www.instagram.com/shielasanchia/ ---
Secarik surat untuk Dik Sulastri yang kini pergi di nun sana. Semoga ia mendengar isi surat ini yang dibacakan langsung oleh penulisnya. - Untuk lebih akrab, silahkan temui Affan di : https://www.instagram.com/affannrd/
Dalam perjumpaan saya dengan Zaybi selama di pondok pesantren, kami akrab begitu saja. Hingga sampai saat ini, kami selalu bertukar pikiran, ide, dan cerita walau pun jarak memisahkan kami. Dalam segmen baru ini, kita akan mendengarkan Zaybi bercerita tentang perjalanan hidupnya sebagai seorang anak pertama dan kakak di keluarganya. Selamat mendengarkan, Kata Mereka. - Untuk lebih akrab, silahkan temui Zaybi di : https://www.instagram.com/zeby.24/ dan nikmati juga karya tulisannya di : https://www.instagram.com/asuarah/ ---
Aku hanya melihat mulutnya yang sedang bertutur tanpa bunyi. Sebilah suara angin dan derasnya hujan di balik bibir jendela pun ikut terdiam. Hanya bunyi teriang-ngiang yang hening menelisik sepi.
"Izinkan aku menyapamu dari tanah rantau menuju persemayaman hatimu yang agung ibu pertiwi"
Bersama Kadyrkulova Burula mahasiswa Jilin University asal Kyrgyzstan.
Mari bersama-sama sejenak mengheningkan siulan burung seraya mengingat-ingat kembali diri kita.
"Apakah kini Engkau uji abahku juga lewat putranya untuk merelakan sebagian mimpi dari mimpi-mimpinya?". Puisi oleh @zeby.24
"Berbicara tentang pesona, negeri inilah tempatnya". Puisi oleh @mdr_28
" Kraton kuda alas pertama, berdiri di antara tumpukan diksi yang ada". Puisi oleh @zeby.24
"Mari kita bertuhan, agar tak menilai umur hanya dengan hitungan tahun". Puisi oleh @ainul_elyaqin
Jawaban Alina (2001), adalah surat Alina tentang segenap peristiwa yang dialaminya, kepada Sukab yang ternyata adalah seorang pengirim senja. Namun mengapa surat itu baru tiba sepuluh tahun kemudian? Dan apa yang terjadi dengan Alina kemudian? Dian Sastrowardoyo, membacakan "Jawaban Alina" sebuah cerita pendek karya Seno Gumira Ajidarma. Dibacakan di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, 13 Februari 2016.
Sepotong Senja Untuk Pacarku, adalah sebuah cerita pendek karya Seno Gumira Ajidarma yang ditulis tahun 1991. Dalam kesempatan ini, Abimana Aryasatya berperan menjadi Sukab yang menulis surat "Sepotong Senja Untuk Pacarku" kepada Alina. Abimana, membacakan cerpen tersebut di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, 13 Februari 2016 lalu.
"Bagaimana kabarmu? Sudah pandai menghidupkan tungku, Cong? ". Puisi oleh @@maghroby_ahmad
Adalah segelas kaca, mencoba untuk bernyanyi tentang lukanya yang menebas retak-retak batas rindu. Disenandungkan oleh @zayyil
Di bawah rinai hujan @maghroby_ahmad menelurkan puisi ini setelahnya.
Puisi @zayyil berusaha mengemas segala gelisah dengan pertanyaan sederhana "sedang apakah engkau ?"
Catatan kecil dari @aluffra mengajak kita sejenak mengenang kembali kisah perjalanan cinta Habibie & Ainun. Puisi oleh alm. B.J. Habibie.
"Kau ingin apa? Biar kumohonkan pada diriku". Puisi oleh @iqbalrockiulhaq
"Tuhan meniup ruh ke rahim puisiku". Puisi Anonim disyairkan penuh emosi oleh @affanrd.
"Santri yang 'ilmunya masih muda' bisa nikmat dengan diskusi". Sebatas ungkapan dari puncak gunung Sinai oleh @mbon_luzzi
"Bagaimana aku bisa pulang, sedangkan telah kubangun rumah dalam hatimu yang pergi membawa kunci, na". Satu lagi seutas puisi dari @iqbalrockiulhaq.
"Simpai kelopak matamu, Indah melayu". Hadiah dari @tobibimuslim untuk para pendengar.
"Korupsi aku tak mahir". Dibacakan dengan emosi dan kecemasan oleh @affanrd. Puisi oleh Buya Hamka
"Sulit mengingat. Namun, satu pun tak terlupakan". Puisi oleh @anamufdz
"Aku yang masih berjalan, kau biarkan begitu saja". Puisi oleh @rosyfath
"Hujan sudah reda, kau ikut meresap ke tanah". Puisi oleh @mainunlafuan.
"Jiwaku tanah dengan pohon-pohon yang sudah tumbang". Sejenak mengajak kita tadabbur puisi oleh @zayyil, penikmat kopi dan seni.
"Jantung tak pernah alpa, berdetak beriringan". Catatan kecil oleh @rosyfath.
"Ternyata dia baik pada semua orang, dan kita terlalu....". Catatan kecil dari @anamufdz.
"Aku sadar kau takkan pernah kembali". Secangkir pantun oleh Andrian, pegiat seni dan sedang bermukim di Jogja.
"It's just a bad day, not a bad life". Catatan kecil dari @heireina.