Having lots of thoughts is really overwhelming if you keep it by yourself, and i found out a new platform to share my thoughts and experience about everything
How you talk to yourself matters—speak kindly, the universe is listening.
This episode reflects on how we often use trauma or struggles as identity or validation. Inspired by Adlerian psychology and Viktor Frankl's insights, we explore finding meaning in hardships and the importance of taking responsibility for healing
let's talk about self-sabotage—the subtle ways we hold ourselves back. Whether it's fear of failure or perfectionism, we all face it. Together, we'll explore why it happens and how we can start breaking the cycle
self-sabotage—those moments when we unknowingly get in our own way. From overthinking to perfectionism, we'll unpack why we do it, how it holds us back, and the small steps we can take to break free. Let's learn to be a bit kinder to ourselves and keep moving forward
Ever felt like a place holds pieces of your past? A city, a café, maybe even a random street—these spots can feel like time capsules, keeping memories alive. It's amazing how just being there can pull you right back into those feelings, even if you thought you'd moved on
We often create these ideal futures for ourselves—whether it's a career, a move to a new city, or a passion project—but sometimes, those things stay out of reach
‘Diri' ㅡ Tulus ; rasanya seperti diberikan izin untuk bernafas, untuk jujur pada diri sendiri, kita ini manusia loh dan kita memang gak sempurna, tapi kita semua berusaha.
explaning the difference of “learning the lesson from the past” and “taking a piece of the past to fit into everyone's puzzle”
pernah penasaran gak sih kenapa orang itu bisa bertahan jadi backburner? apa yang mereka rasain?
pernah di posisi nge ghosting dan di ghosting, closure tuh penting gak sih?
Kita manusia, boleh bermimpi, berencana sebesar besarnya. tapi disaat rencana itu tidak sesuai dengan realita, can we really accept that?
the feeling of losing yourself, slowly but surely- i dont know how to explain it but i can only feel it
Seharusnya podcast ini di publish tanggal 28 Januari 2021. Tapi satu dan lain hal, harus ditunda yang tadinya cuma sebulan- jadi 8 bulan hahah but well, semoga curhat gw kali ini ada sedikit manfaat nya buat kalian yang dengerin
gue sangat terberkati sekali saat gue denger salah satu kotbah dari jeremy foster tentang the myth about sex : its just physical, because the thing is.. sex cannot guaranteed your partner to stay with you, why? here is why ...
hidup ini terlalu singkat untuk enggak nyoba hal hal baru, banyak banget hal menarik diluar sana kalau kamu bersedia untuk step out dari comfort zone mu, dan bertumbuh.
pernah ditinggal pas nyaman” nya di masa pdkt? atau pernah deket sama orang lama banget kok ga jelas ini maunya apa, dateng terus pergi eh dateng lagi? mungkin podcast ini bisa ngebantu ngejelasin beberapa closure yang lagi kamu cari
di episode kali ini gue bakal ngejawabin pertanyaan” yang masuk di question box instagram, dan kali ini ga sendirian ditemenin bareng @josuakeneth .
Menghargai hubungan itu se simple komunikasi 2 arah tanpa melibatkan orang ketiga. kalo iya iya, enggak ya enggak, coba menghemat waktu, jangan langsung ambil keputusan sendiri.
kalo ngomongin temen, drama pasti ada, memori bagus juga ada, musuh”an juga ada, kita semua ada di dalam proses, dan kita semua lagi belajar, gak ada yang salah dan gak ada yang bener, tanpa proses, ga akan ada hasil yang maksimal. (cover cr pinterest)
Namanya proses pasti menimbulkan rasa gak nyaman, termasuk juga proses move on ini, tapi bagaimanapun sebuah proses harus tetap dijalanin kan?
mungkin salah satu dari kalian pernah ngerasa lost, atau tersesat. hati nya yang lost. kadang dihadapin satu masalah besar yang gatau bisa depends ke siapa, malah gabisa depends ke siapa siapa.
Do you believe in second chance? well i do. especially second chance to be forgiven in our heavenly Father. (this podcast gonna be quite long so i recommend you to grab your snacks asap)
Buat kamu yang masih bingung banget soal “the right person” atau “the wrong person” apalagi yang masih sendiri sampe sekarang, Beberapa hal disini yang mau gue sharing, dan semoga aja 11 menit ini bisa berbekas di setiap kalian yang dengerin(amin).
at the end of the day, when we truly love ourself, we dont seek validation and acceptance of other people’s opinion anymore, do what makes you happy as long as it doesnt harm anyone, and if you dont love yourself, how are you supposed to believe that anyone else will?
berada di satu titik yang maju ragu, mundur gamau, hts jadi salah satu pilihan yg paling banyak dipilih buat jadi “jalan aman”
Hubungan yang lasting itu kalo diperjuangin bareng bareng, hmm atau sebenernya ga perlu berjuang mati matian juga bisa tau kok dia takdir kita apa bukan... Jadi, sebenernya pasangan hidup itu soal berjuang atau soal takdir?
atas dasar nyaman, dan dimana “sayang” gak berarti harus ada status, jadi ttp membuka celah buat org lain juga ngerasain hal yg sama. apa gak capek tiap harinya main tebak”an sama hati sendiri?
Kadang di dalam suatu hubungan, seringkali kita gak sadar kalau kita yang jadi “toxic” nya seseorang, dan seringkali juga orang yang memiliki “toxic behavior” ini gak sadar kalau mereka punya, dan gak sadar apa dampak yang ditimbulkan atas perilaku mereka sendiri.
Semua orang punya insecurity nya masing masing dan itu normal, biasanya insecurity hadir karena satu atau dua variabel yang tidak diinginkan untuk hadir atau keadaan yang tidak memungkinkan.
“gue bisa ngerubah dia” atau “mungkin dengan adanya kehadiran gue, dia bisa berubah” ITS A BIG NO! Kalau orang itu belum mau berubah, ga ada yang bisa bikin orang itu berubah selain dari kemauan dia sendiri.