Di sini, jadi teman
Podcast ini ada dari tahun maret 2020 sampai sekarang maret 2023, dengan harapan segala kesendirian yang kita punya dengan tiap lintasan yang harus dijalani untuk jadi dewasa semoga tempat ini bisa jadi kawan untuk kalian. Lewat kata-kata ini, suara ini. Hidup ini ga mungkin ga susah, tapi hidup sudah ada yang punya, sudah ada rencananya, pilih yang baik-baiknya. Kita sudah dipilih untuk untuk kuat dan bertahan dengan segalanya yang ada di depan sana. Saling peluk, kita tumbuh dewasa sama-sama. 2020-2023 dan semoga sampaai ke tahun-tahun selanjutnya
Jadi kalo misalnya kalian lagi di fase, "kenapa?" Kenapa gue, ya? Kenapa makin besar makin cape, ya? Kenapa tiba tiba kayak gini, ya? Kenapa gue harus di jalur yang ini padahal gue udah ngelakuin ini itu? Inget aja bahwa apa yang kalian usahakan, doakan, impikan itu ga akan pernah sia sia. Jawabannya cuma tentang besok, nanti, atau yang lebih baik.
Kalo kata tsana, semesta ga pernah ingkar janji
Ga semua orang bisa menghargai lo dengan baik, ga semua orang bisa sayang sama lo sebagaimana lo sayang sama mereka. Dan kalo semua itu terjadi rasa sakit banget, lo harus ngerasain itu dan lo harus juga sembuh sendirian.
Kita mempersiapkan yang terbaik untuk sebuah keberhasilan tapi sering banget lupa persiapan untuk sebuah kegagalan. Padahal tentang tujuan, mimpi, masa depan, dan rencana itu kemungkinannya bukan cuma berhasil.
Ga mikirin perasannya, rasa sayangnya, sampe rela jadiin dia umpan bahan percobaan buat ngelupain masa lalu yang engga tau bisa berhasil atau engga.
Scoliosis? Scolioser? Brace? Miring? Bully? Bungkuk? Sakit? Pegel? Operasi? Pengobatan? Cape? Derajat? Berbeda? Intinya, jadi kurang ya gapapa.
KBBI mem·ba·jak v 3 mengambil hasil ciptaan orang lain tanpa sepengetahuan dan seizinnya. Hidup itu pilihan dan lo akan selalu punya pilihan buat bilang engga sama kejahatan.
Kalo kata orang cinta itu buta, toxic relationship itu cintanya bukan cuma buta doang, udah buta bego lagi.
Sampe di saat kita ga perlu takut lagi buat sekedar jatuh cinta. Di saat lo nemu tempat di mana lo bisa jatoh, tapi lo juga dicintai dan diselamatkan. Good luck!
Hidup ini tuh kyk kejutan. Kita ga bakal tau nanti bakal ada apa. Yang bisa kita lakuin ya berharap aja kejutan itu suatu yang membahagiakan, tapi kalo ternyata engga? Ya hidup cuma buat di jalanin
Mau sedeket apapun, mau sebaik apapun orangnya, mau keliatannya secocok apapun kalian, di saat hati lo bilang engga, ya ga bakal kejadian. Ga bisa jadi satu. Ga bisa di paksain.
Hal-hal yang kayak gini adalah hal yang mutlak. Gua ini, lo itu. Hal yang bukan bisa dipertimbangin untuk mengalah atau engga, bisa di lanjutin atau engga, masih bisa sama-sama atau engga. Karena harusnya lo tau, di posisi ini yang harus diperjuangkan yang mana. Tuhan atau pasangan.
Waktu yang bisa membunuh kita semua dengan kenyataan pahit bahwa kehilangan adalah takdir yang pasti harus dilalui oleh setiap manusia. Entah ternyata orang itu masih kita lihat dari jauh, entah orang itu sudah jadi milik orang lain, entah orang itu ternyata sudah diambil oleh Sang Pemiliknya.
Kalo udah ga betah, kalo udah bosen, kalo udah pengen orang lain, pilihannya cuma 2, perjuangin hubungan lo yang sekarang atau bubar aja sekalian. Ga ada yang di tengah-tengah.
Kawan sendirian pengen jadi temen di saat orang-orang ngerasa di musuhin sama dunia, di saat orang-orang merasa ga punya siapa-siapa. Di saat kita merasa sendirian.
Di podcast kali ini cuma cerita-cerita aja, ga ada topik khusus. Jadi kalo masih ada yang dengerin sampe abis, terima kasih. Terima kasih karena udah jadi bagian dari kelegaan dan kebahagiaan ini.
Mungkin semesta mau tiap rasa itu jadi suatu yang rata kali ya? Semuanya harus merasakan. Semua orang harus tahu kalo bahagia ga selalu jadi rumah kita.
Di saat kita ngelakuin sesuatu dengan ikhlas dan untuk senang kayaknya balasan akan jadi hal yang ga penting ga sih?
Jadi kalo ada cara yang bisa kita lakuin untuk ga harus kecewa di kemudian hari, jangan gampang naro kepercayaan ke orang. Ke manusia.
Ga ada orang yang hidupnya selalu bagus. Kalo pun kelihatannya begitu, ya karena kita jadiin orang lain sebagai patokan. Kita cuma ga tau.
Penerimaan atas kenyataan yang ternyata ga melulu tentang apa yang kita mau. Tentang mimpi yang ga selalu jadi kenyataan.
Sabar, semangat, rela, ikhlas, ga harus sekarang, pelan-pelan, pasti bisa.
Bertahan hanya membuat semuanya semakin menyakitkan. Kalian saling menyakiti. Bukannya jatuh cinta untuk bahagia?
Sekarang kita bangun pagi dan isi kepala penuh dengan, kapan ya ini selesai? Kapan ya ini berakhir? Kapan? Kapan? Kapan? Kapan yang cuma waktu yang punya jawabannya.
Mau ke kanan atau ke kiri kan pilihan kita. Mau tersesat atau di jalan yang bener juga pilihan kita. Petanya engga pernah salah.
Ramai yang ternyata sering kali engga harus dari mulut orang lain. Keramaian emang udah menetap di kepala kita sendiri.
Mau ngayal setiap detik, setiap menit, atau berapa lama pun, itu hanya jadi perandaian yang ga bisa jadi kenyataan. Karena apa? Karena dia udah pergi.
Kita hanya tentang bersebelahan, menunggu waktu memisahkan karena ternyata kita tidak siap untuk saling.
Kalo pun harus sedih atau nyesel itu tugas semesta buat ngerjain dia.
Semua perihal jatuh cinta yang begitu sakit ternyata bukan hanya cerita karangan.
Hatinya akan pulang jika dia sudah sadar bahwa rumah yang sedang ia singgahi memang ternyata tidak akan pernah menjadi miliknya.
Perpisahan, kepergian atau segala macam yang pahit itu harus kita rasakan walaupun tanpa penerimaan.
Mending sekarang usaha buat ubah rasa sayangnya buat tetep di tempatnya. Bahwa dia bukan siapa siapa kamu.
Mereka cuma mau jatuh cinta sama seseorang yang mereka mau tanpa ada halangannya