Agaknya akan berisi beberapa deklamasi narasi, puisi, atau prosa yang berisik, ricuh, dan bar-bar adanya. Pastinya dengan kicauan jangkrik dan riuh hujan di beberapa deklamasinya, pun juga dengan gaya dan mimik yang disembunyikan pembaca. Memang, karena ini hanya didengar. Oh, ya. Beberapa dari kalian dapat mengirimkan narasi atau puisi yang di mana ingin dilantunkan sendiri atau perlu bantuan untuk kami dendangkan. Kirimkan audio atau naskah ke bersenggamadengannarasi@outlook.com, dan dengan segera kan disampaikan.
Kulihat diriku tertimbun reruntuhan masa remajaku di kota yang mencintai para pembenci. Kulihat ayah di pekarangan memasukan serpihan-serpihan kaca jendela di sakunya. Ibu tidak ada di rumah dan di mana-mana. Tetapi, di jalan-jalan, negara melintas sebagai perayaan ringkas dan huru-hara yang tidak pernah tuntas. - Aan Mansyur
Di kota ini orang-orang bersekongkol ingin menghapusku. Mereka tidak pernah bisa mengeja namaku dengan benar. Aku harus mengenakan namaku entah siapa ke mana-mana. Berganti-ganti. Mengubah hari-hariku jadi tempat persebunyian. Hidupku bagai penyamaran yang takut terungkap. Di luar ingatan, tiada yang nyata. - Aan Mansyur
..... Kelima kali, ia menghindar kerana takut, lalu mengatakannya sebagai sabar. Keenam kali, ketika ia mengejek kepada seraut wajah buruk padahal ia tahu, bahwa wajah itu adalah salah satu topeng yang sering ia pakai. Dan ketujuh, ketika ia menyanyikan lagu pujian dan menganggap itu sebagai suatu yang bermanfaat. — Kahlil Gibran
"Do not go gentle into that good night" is a poem in the form of a villanelle by Welsh poet Dylan Thomas (1914–1953); it has been described as his most famous work. • Penyuara oleh Borisando S.
Don't go far off, not even for a day, because — because — I don't know how to say it: a day is long and I will be waiting for you, as in an empty station when the trains are parked off somewhere else, asleep. • Penyuara oleh; Borisando S.
Sumpah, wong-wong kampung Lor seneng gawe perkara.
Kamu memang seorang pelacur, bukan sekedar binatang jalang. Hahaha.
Aku mendengar kota bergema, bukan gempa, bukan juga cinta, tapi....,
Saatnya bersinar terang, di bawah bulan. Uhuy-huy!
Jika aku jadi burung, aku ingin dihisap mulut-mulut pelacur. Wah.
Ayo, pergi ke ladang. Kita bersenang-senang di bawah hujan.
Aku tahu, malam-malam burammu. Ada sajian paling menenangkan perihal itu.
Eh, tau ga si..., mmhh, kapan deh kita ngopi, biar enak ceritanya. Hahaha. Puisi oleh Bagus Dwi Hananto. Penyuara : Nadhyah Amzad.
Sini, kan kuajak makan mie rebus paling asoy di dekat rumahku. Ehe! Puisi oleh : Mukti Sutarman Espe. Penyuara : Nadhyah Amzad.
"little dark girl with kind eyes, when it comes time to use the knife. I won't flinch and I won't blame you." by Charles Bukowski. Penyuara oleh: Borisando Sayoga. Thanks to artwoonz.com
Aku mencintaimu! Kau hanya bisa percaya, bukan? Kau dan segala keindahanmu telah menjadi nilai penting dalam hidupku, En. Aku mencintaimu! Terima kasih.
"En, atau mungkin aku gagal memahami, bahwa kau bukan perempuan yang pandai memainkan
Di ruang rindu, kita bertemu....., hahaha. Terima kasih diucapkan dengan penuh-penuh kepada barista kita yang puisinya telah mengendap berbulan-bulan di surel kami. Ehe, enjoy!
Aku bahkan masih ingat tentang kondom bekas sisa kita bersenggama.
Kamu tahu? Dirimu hanya sebatas hanyalah! Jadi, gak usah banyak polah.
Sundari — kekasih gelapku. Aku mecintaimu dengan penuh-penuh. Thanks to @nur_fahim untuk gambar perempuan seksinya, ya.
Pak, apa bapak tak malu dengan istri siri Bapak yang sedang pilu? Terima kasih kepada @risuem.ru untuk gambar kepala sapinya.
Puisi ini diisi oleh orangnya sendiri, Borisando Sayoga. @sayogajr
"Merantau, ya?" puisi oleh Ihsanul Wafinatra. Disuarakan Erik, malam ini. Enjoy!
Hei, katakan pada jingga yang menyelimuti senja! Puisi oleh Borisando Sayoga, dan disuarakan oleh Icha Mauliddya. Enjoy! @sayogajr @ichullidya
Mohon maaf, gerah kalau gak ada kipas. Hehew, enjoy!
Kalian denger suara nyamuk mendengung, gak? Solanya si Amzad ngerekam suaranya ini di semak-semak deket rumah, sambil duduk jongkok tentunya. Enjoy, ya! :-)
Yang ngisi anak biologi, suka ngamatin amuba yang membelah diri lewat telepati, tapi belum tentu kok yang baca juga membelah diri—apaan sih. Yaudah, enjoy!
Bingung mau nulis apa, yang sudah tentu itu sekarang aku sudah tidak sukar berbahagia. Enjoy!
Dalam tahiat, aku mikir habis salat mau makan apa. :-)