POPULARITY
Kerabat-kerabat Buddha Gotama yang berasal dari suku Sakya dan Koliya hampir melancarkan peperangan demi merebut aliran Sungai Rohiṇī. Buddha yang mengetahui hal ini segera pergi ke sungai tersebut untuk menghentikan tindakan yang tidak bijak tersebut. Bagaimana cara Buddha mencegah terjadinya peperangan tersebut? Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 197-202 dari Kelompok Stanza tentang Kebahagiaan (Sukhavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā). Silakan mengikuti dengan penuh perhatian.
Sebagai umat Buddha kita sering mendengar tentang kata stupa dan cetiya. Namun apakah pemahaman kita tentang dua kata ini sudah benar? Apakah stupa dan cetiya ini boleh diperuntukkan oleh siapa saja?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 188-192; 195-196 dari Kelompok Stanza tentang Buddha (Buddhavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā). Silakan mengikuti dengan penuh perhatian.
Raja Erakapatta merupakan seorang rahib laki-laki saat zaman Buddha Kassapa, tetapi di zaman Buddha Gotama, dia terlahir sebagai seekor naga yang memiliki seorang putri yang cantik jelita. Dia kemudian menemukan Buddha Gotama melalui putrinya tersebut. Mengapa seorang rahib laki-laki bisa terlahir kembali sebagai seekor naga? Apakah Buddha Gotama berhasil mencerahkan Raja Erakapatta?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 182-185 dari Kelompok Stanza tentang Buddha (Buddhavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā). Silakan mengikuti dengan penuh perhatian.
Pada suatu hari Buddha memperlihatkan Sepasang Keajaiban di kota Sāvatthī. Kemudian Buddha pergi ke Surga Tāvatiṃsa untuk mengajarkan Abhidhamma selama tiga bulan masa vassa kepada ibu-Nya yang telah terlahir menjadi dewa Santusita. Sebagai hasilnya ibu-Nya mencapai Buah Sotāpatti.Selama periode vassa tersebut, Y.M. Sāriputta mengajarkan Abhidhamma kepada 500 bhikkhu sesuai yang diinstruksikan oleh Buddha. Selama tiga bulan beliau pun berhasil mengajarkan semuanya. Menjelang masa vassa berakhir, Y.M. Moggallāna pergi ke surga Tāvatiṃsa untuk menemui Buddha. Di sana dia diberitahu bahwa Buddha akan kembali ke dunia para manusia menuju ke tempat di mana Sesepuh Sāriputta menghabiskan masa vassa. Bagaimana cerita lengkapnya?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata Stanza 181 dari Kelompok Stanza tentang Para Buddha (Buddhavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).Silakan mengikutinya dengan penuh perhatian.
Brahmana Magandiya datang bersama dengan istri dan putrinya yang cantik jelita untuk bertemu dengan Buddha. Mereka bermaksud untuk menikahkan putrinya dengan Buddha. Lalu Buddha menceritakan kepada brahmana dan istrinya tentang tiga putri dari Māra. Apa maksud Buddha menceritakan hal ini kepada mereka?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 179-181 dari Kelompok Stanza tentang Buddha (Buddhavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā). Silakan mengikuti dengan penuh perhatian.
Tiga puluh rahib laki-laki berpendapat bahwa Y.A. Sāriputta masih memiliki pandangan salah saat beliau mengatakan tidak percaya akan sesuatu hanya karena dikatakan oleh Buddha. Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah Y.A. Sāriputta belum sepenuhnya percaya dengan Buddha?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 97-98 dari Kelompok Stanza tentang Ke-Arahanta-an hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā). Silakan mengikuti dengan penuh perhatian.
Suatu waktu Y.A. Sāriputta difitnah oleh salah seorang rahib laki-laki yang tidak senang dengannya. Fitnahan tersebut bahkan diceritakan kepada Buddha. Bagaimana reaksi Y.A. Sāriputta atas hal ini?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 94-96 dari Kelompok Stanza tentang Ke-Arahanta-an hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā). Silakan mengikuti dengan penuh perhatian.
Saat darah di ibu jari #Buddha menggumpal akibat terkena pecahan batu yang dijatuhkan oleh Devadatta, seorang tabib terkenal yang bernama Jīvaka-lah yang melakukan perawatan terhadap ibu jari kaki Beliau. Akan tetapi karena suatu halangan, tabib Jīvaka tidak dapat kembali tepat waktu untuk mengganti balutan pada ibu jari kaki Buddha. Jīvaka merasa cemas bahkan sampai saat bertemu kembali dengan Buddha. Apa nasihat Buddha kepada tabib Jīvaka untuk menghilangkan kecemasannya?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 90,91 dan 93 dari Kelompok Stanza tentang Ke-Arahanta-an hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā). #dhammapada
Raja #Pasenadi mempersembahkan dana yang besar dengan persiapan yang mewah kepada #Buddha dan para murid-Nya. Pada waktu itu ada dua menteri raja yang memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan dari raja tersebut. Yang satu ikut bersukacita dan yang satu lagi merasa bahwa ini adalah suatu pemborosan. Siapakah yang benar dalam hal ini?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata dua stanza terakhir dari Kelompok Stanza tentang Dunia (Lokavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā). #dhammapada
Walaupun #Buddha Gotama adalah seorang sammāsambuddha, namun Beliau tetap saja mengalami buah dari kamma buruk masa lampau-Nya. Salah satunya adalah difitnah oleh Ciñcamāṇavikā. Bagaimana kisah dari kejadian ini?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 174-176 dari Kelompok Stanza tentang Dunia (Lokavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā). #dhammapada Silakan mengikuti dengan penuh perhatian.
Walaupun telah mengambil sebanyak 999 nyawa manusia, Ahimsaka tetap diterima oleh Buddha untuk menjadi seorang rahib laki-laki. Apa nasihat dari Buddha yang menyadarkannya?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 161-175 dari Kelompok Stanza tentang Dunia (Lokavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā). dhammapada
Raja Suddhodana telah menyiapkan dana makan dalam jumlah besar untuk Buddha dan juga murid-murid-Nya di istana, namun Buddha tidak menerima derma makanan di istana, mengapa demikian? Apakah Buddha tidak boleh menerima dana makan dari orang tuanya?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 165-166 dari Kelompok Stanza tentang Diri (Attavagga), dan stanza 167-171 dari Kelompok Stanza tentang Dunia (Lokavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
Sungguh mudah untuk melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat, namun sungguh sulit untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat. #Buddha mengatakan kalimat ini kepada para rahib laki-laki dengan merujuk kepada perbuatan-perbuatan Bhikkhu Devadatta. Apa yang telah dilakukan oleh Devadatta sehingga Buddha mengatakan hal demikian?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata #Dhammapada stanza 161-164 dari Kelompok Stanza tentang Diri (Attavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
Seorang rahib perempuan yang ketahuan hamil “diusir” oleh gurunya yaitu Devadatta. Lalu, rahib perempuan tersebut pergi ke Wihara Jetavana untuk bertemu dengan Buddha. Apa keputusan Buddha terhadap kejadian ini? Bagaimana kelanjutan kisah rahib perempuan tersebut?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 158-161 dari Kelompok Stanza tentang Diri (Attavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā). #dhammapada
Pangeran Bodhi mengundang #Buddha dan para murid-Nya ke istananya untuk menerima derma makanan. Ada peristiwa yang tidak biasa terjadi pada saat itu. Buddha memilih untuk tetap diam di depan pintu masuk walau dipersilakan oleh Pangeran sebanyak tiga kali. Apa yang membuat Buddha melakukan hal ini? Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 155-156 dari Kelompok Stanza tentang Usia Tua (Jarāvagga) dan stanza 157-158 dari Kelompok Stanza tentang Diri (Attavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
“Anekajātisaṃsāraṃ, sandhāvissaṃ anibbisaṃ. Gahakāraṃ gavesanto, dukkhā jāti punappunaṃ. Gahakāraka diṭṭhosi, puna gehaṃ na kāhasi. Sabbā te phāsukā bhaggā, gahakūṭaṃ visaṅkhataṃ. Visaṅkhāragataṃ cittaṃ, taṇhānaṃ khayamajjhagā”. Demikianlah ungkapan kebahagiaan dari #Buddha Gotama saat mencapai pengetahuan Kemahatahuan. Apa makna dari stanza tersebut?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 151-154 dari Kelompok Stanza tentang Usia Tua (Jarāvagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
Putri Janapadakalyānī yang sangat jelita adalah seorang perempuan yang menyadari kecantikannya dan sangat melekat pada kecantikannya tersebut walau sudah menjadi seorang rahib perempuan. Bagaimana cara Buddha menyadarkannya?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 148-150 dari Kelompok Stanza tentang Usia Tua (Jarāvagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
Saat Sirimā yang cantik dan menjadi pujaan laki-laki meninggal dunia, Buddha meminta Raja Bimbisāra untuk tidak mengubur mayatnya namun tetap melindunginya dari burung bangkai dan burung gagak. Apa yang ingin #Buddha lakukan terhadap mayat ini? Di kelas ini #AshinKheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 146-147 dari Kelompok Stanza tentang Usia Tua (Jaravagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā). Silakan mengikuti dengan penuh perhatian.
Kamu berpikir: ‘hanya putra saya yang mati', sesungguhnya kematian adalah hukum yang pasti bagi semua makhluk.” Demikianlah cuplikan nasihat dari #Buddha kepada Kisāgotami yang bersedih atas kematian putra tunggalnya.Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 114-115 dari Kelompok Stanza tentang Ribuan (Sahassavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā). Kelas ini merupakan kelas terakhir dari penjelasan mengenai Kelompok Stanza tentang Ribuan (Sahassavagga).
“… Di sepanjang saṃsāra ini, jumlah air mata yang telah bercucuran karena #kematian anak-anak laki-laki, suami-suami, para orang tua dan saudara-saudara Anda sudah sangat banyak, bahkan melebihi air yang ada di empat Samudra.” Demikianlah nasihat dari #Buddha kepada Patācara yang menggambarkan betapa panjangnya saṃsāra (siklus kelahiran dan kematian) ini, yang titik awalnya sudah tidak terbayangkan.Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 111-113 dari Kelompok Stanza tentang Ribuan (Sahassavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā). Silakan mengikuti dengan penuh perhatian.#dhammapada
Berkat buah dari latihan meditasi, seorang rahib laki-laki dan juga seorang calon rahib laki-laki terbebas dari bahaya. Sebenarnya seberapa besar manfaat dari latihan #meditasi? Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 110-112 dari Kelompok Stanza tentang Ribuan (Sahassavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā). Silakan mengikuti dengan penuh perhatian.
#Buddha mengatakan bagi mereka yang menghormat kepada mereka yang pantas untuk dihormati akan mendapatkan manfaat yang besar termasuk empat keuntungan. Apa empat #keuntungan yang dimaksud? Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 106-109 dari Kelompok Stanza tentang Ribuan (Sahassavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā). Silakan mengikuti dengan penuh perhatian.
Brahmana Anatthapucchaka bertanya kepada Buddha, apakah Buddha hanya mengetahui hal-hal yang bermanfaat namun tidak mengetahui hal-hal yang tidak bermanfaat. Lalu Buddha menjawab bahwa Beliau juga mengetahui hal-hal yang tidak bermanfaat termasuk 6 hal yang dapat menghilangkan kekayaan. Apa 6 hal itu?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 102-105 dari Kelompok Stanza tentang Ribuan (Sahassavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
“Di dalam yang terlihat akan ada yang terlihat semata!” kalimat ini merupakan bagian dari stanza singkat yang diajarkan oleh Begawan kepada Bāhiya Dārucīriya yang membuat beliau mencapai tingkat kesucian Ke-Arahanta-an. Mengapa Bāhiya Dārucīriya dapat begitu cepat mencapai tingkat kesucian tertinggi ini?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata 2 stanza terakhir dari Kelompok Stanza tentang Kewaspadaan (Appamādavagga) dan 2 stanza dari Kelompok Stanza tentang Ribuan (Sahassavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
Setelah tidak memperoleh kemajuan dalam latihan meditasi, seorang rahib laki-laki, berpikir untuk pergi menemui Begawan demi mendapatkan petunjuk lebih lanjut. Di dalam perjalanannya dia melihat api besar yang sedang membakar semua yang dilewatinya. Ternyata hal ini menyadarkan rahib laki-laki tersebut akan sesuatu. Apa yang disadari oleh rahib laki-laki tersebut?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata 3 stanza terakhir dari Kelompok Stanza tentang Kewaspadaan (Appamādavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
Setelah mendapatkan objek meditasi dari Begawan, dua rahib laki-laki kemudian pergi ke hutan untuk berlatih. Salah satu rahib laki-laki menghabiskan waktunya dengan menghangatkan diri dan bercengkerama dengan para calon rahib laki-laki. Setelah melewati musim hujan, mereka kembali menghadap ke Buddha dan rahib laki-laki yang lalai ini merasa dia telah melakukan tugas kerahiban dengan benar. Bagaimana cara Buddha menasihatinya?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata Dhammpada stanza ke-26 sampai dengan 29 dari Kelompok Stanza tentang Kewaspadaan (Appamādavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
Akibat #karma buruk yang dilakukannya pada saat menjadi seorang rahib laki-laki di zaman #Buddha Kassapa, Sesepuh Culapanthaka, saat di zaman Buddha Gotama mengalami kesulitan dalam menghapal stanza dari Beliau. Akan tetapi Buddha Gotama yang dilengkapi dengan pengetahuan yang mengetahui segalanya mampu memberikan arahan bagi sesepuh hingga akhirnya beliau berhasil membuat pulau yang bebas banjir.Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata #Dhammpada stanza ke-25-27 dari Kelompok Stanza tentang Kewaspadaan (Appamādavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata #Dhammpada stanza ke-24 dari Kelompok Stanza tentang #Kewaspadaan (Appamādavagga) dan stanza 58-59 dari Kelompok Stanza tentang Puspa-Puspa (Pupphavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).Silakan mengikuti dengan penuh perhatian.
Dikarenakan #dendam terhadap Buddha, Magandiya melakukan suatu #karma buruk yang mengakibatkan dirinya mengalami kejadian yang tragis. Apa yang telah dilakukan olehnya? Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata #Dhammpada stanza ke-21 sd 23 dari Kelompok Stanza tentang Kewaspadaan (Appamādavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).Silakan mengikuti dengan penuh perhatian.
Māra berusaha untuk melihat ke manakah Sesepuh Godhika terlahir kembali setelah “kematiannya”, namun dia tidak mampu menemukannya? Mengapa demikian? Di kelas ini #AshinKheminda melanjutkan penjelasan makna kata demi kata enam stanza terakhir dari Kelompok Stanza tentang tentang Puspa-Puspa (Pupphavagga), #Dhammapada stanza 54-59. Mari kita dengarkan penjelasannya hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentar (Aṭṭhakathā). Silakan mengikuti dengan penuh perhatian.
Visākhā terkenal sebagai umat perumah tangga yang dinobatkan oleh #Buddha sebagai yang paling terkemuka di dalam hal berdana. Bagaimana kisah perjalanan Visākhā sampai mendapatkan gelar tersebut? #Karma apa yang diperbuat olehnya di kehidupan-kehidupan sebelumnya? Di kelas ini Ashin Kheminda melanjutkan penjelasan makna kata demi kata stanza #Dhammapada 50-53 yang ada di Kelompok Stanza tentang tentang Puspa-Puspa (Pupphavagga). Mari kita dengarkan penjelasannya hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentar (Aṭṭhakathā). Silakan mengikuti dengan penuh perhatian.
Apa yang seharusnya dilakukan terhadap #harta kekayaan Anda agar dapat membawa manfaat di #kehidupan saat ini dan juga yang akan datang? Di kelas ini Ashin Kheminda melanjutkan penjelasan makna kata demi kata stanza #Dhammapada 47-49 yang ada di Kelompok Stanza tentang tentang Puspa-Puspa (Pupphavagga). Mari kita dengarkan penjelasannya hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentar (Aṭṭhakathā). Silakan mengikuti dengan penuh perhatian.
Tubuh yang senantiasa dirawat dengan baik, yang diperhatikan setiap hari ini, tidaklah seindah dan senyata yang terlihat. Di kelas ini #AshinKheminda melanjutkan penjelasan makna kata demi kata stanza-stanza #Dhammapada yang ada di Kelompok Stanza tentang Hukuman-Hukuman (Daṇḍavagga) dan juga 3 stanza dari Kelompok Stanza tentang Puspa-Puspa (Pupphavagga). Mari kita dengarkan penjelasan stanza-stanza ini hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā). Silakan mengikuti dengan penuh perhatian.
Walaupun memiliki #kesaktian sehebat apa pun bila #karma yang jahat berbuah, maka suatu makhluk juga akan mengalami penderitaan yang beraneka ragam. Di kelas ini Ashin Kheminda melanjutkan penjelasan makna kata demi kata stanza-stanza #Dhammapada yang ada di Kelompok Stanza tentang Hukuman-Hukuman (Daṇḍavagga). Beliau akan menjelaskan 6 stanza yaitu stanza 137-142. Mari kita dengarkan penjelasan stanza-stanza ini hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā). Silakan mengikuti dengan penuh perhatian.
Apa pun perbuatan kita baik maupun buruk semua ada konsekuensinya. Di kelas ini Ashin Kheminda mulai menjelaskan makna kata demi kata stanza-stanza #Dhammapada yang ada di Kelompok Stanza tentang Hukuman (Daṇḍavagga). Beliau akan menjelaskan 5 stanza yaitu stanza 131-136. Mari kita dengarkan penjelasan stanza-stanza ini hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā). Silakan mengikuti dengan penuh perhatian.
Saat sebuah #karma jahat yang pernah dilakukan telah mendapatkan kondisi untuk berbuah maka di mana pun seorang pelaku berada, dia tidak akan dapat menghindar dari buah kamma tersebut. Di kelas ini #AshinKheminda lanjut menjelaskan makna kata demi kata stanza-stanza #Dhammapada yang ada di Kelompok Stanza tentang Kejahatan (Pāpavagga). Beliau akan menjelaskan 5 stanza terakhir yaitu stanza 124-128. Mari kita dengarkan penjelasan stanza-stanza ini hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā). Silakan mengikuti dengan penuh perhatian.
Sekecil apa pun kejahatan bila dilakukan berulang-ulang maka akan menjadi kebiasaan, demikian juga halnya dengan kebajikan. Di kelas ini #AshinKheminda mulai menjelaskan makna kata demi kata stanza-stanza #Dhammapada yang ada di Kelompok Stanza tentang Kejahatan (Pāpavagga). Beliau akan menjelaskan 3 stanza pertama yaitu stanza 121-123. Mari kita dengarkan penjelasan stanza-stanza ini hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
Penimbunan kejahatan adalah menyakitkan. Walau kita sering melihat seorang pelaku kejahatan tetap hidup bahagia, itu karena kejahatannya belum waktunya berbuah. Buah dari kejahatan tetap berupa penderitaan. Di kelas ini #AshinKheminda mulai menjelaskan makna kata demi kata stanza-stanza #Dhammapada yang ada di Kelompok Stanza tentang Kejahatan (Pāpavagga). Beliau akan menjelaskan 4 stanza pertama yaitu stanza 116-119. Mari kita dengarkan penjelasan stanza-stanza ini hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā). Silakan mengikuti dengan penuh perhatian.
Apabila seorang tekun dalam berlatih #Dhamma, maka Raja Sakka, dewa dan bahkan #Buddha sendiri juga akan membantunya untuk mencapai tingkat kesucian tertinggi (kisah Samanera Pandita). Di kelas ini Ashin Kheminda melanjutkan penjelasan makna kata demi kata stanza-stanza #Dhammapada yang ada di Kelompok Stanza tentang Orang-Orang yang Bijaksana (Paṇḍitavagga). Beliau akan menjelaskan 5 stanza yaitu stanza 80-84. Salah satunya adalah yang berkaitan dengan Samanera Pandita. Mari kita dengarkan penjelasan stanza-stanza ini hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā). Silakan mengikuti dengan penuh perhatian.
Tayangan video ini merupakan ovādakathā (ceramah singkat yang berisikan nasihat) oleh Sayadaw Kheminda dari siaran Live Instagram dan TikTok DBS yang diadakan setiap Sabtu, pukul 06.45 WIB. Pada kesempatan ini, Sayadaw Kheminda menyampaikan wejangan mengenai "Kebakaran di Los Angeles".
Di kelas ini Ashin Kheminda mulai menjelaskan makna kata demi kata stanza-stanza #Dhammapada yang ada di Kelompok Stanza tentang Orang-Orang yang Bijaksana (Paṇḍitavagga). Beliau akan menjelaskan 3 stanza pertama yaitu stanza 76-78. Berasosiasi dengan orang-orang #bijaksana adalah berkat utama karena dapat meningkatkan #spiritual kita. Mari kita dengarkan penjelasan stanza-stanza ini hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā). Silakan mengikuti dengan penuh perhatian.
Pertapa Jambuka yang telah berlatih keras selama 55 tahun merasa heran karena tidak ada satu #dewa pun yang datang untuk menghormatinya, sedangkan #Buddha dalam 1 malam hari dikunjungi oleh Raja Sakka, para dewa dari Catummaharajika dan juga Mahabrahma. Apa yang membuat perbedaan ini?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata #Dhammpada stanza ke-70 sd 75, Kelompok Stanza tentang Orang-Orang yang Bebal (Bālavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan #kitab komentarnya (Aṭṭhakathā). Kelas ini merupakan kelas terakhir untuk kelompok stanza ini. Silakan mengikuti dengan penuh perhatian.
Sekelompok rahib laki-laki yang sedang mengunjungi Wihara Jetavana, melihat Y.M. Udayi sedang duduk di tempat duduk bagi pembabar Dhamma. Para rahib laki-laki kemudian mengajukan pertanyaan tentang agregat, landasan dan elemen kepada Y.M. Udayi, tetapi beliau tidak mampu menjawabnya. Para rahib laki-laki merasa heran karena Y.M. Udayi sudah lama berada di sisi Begawan tetapi tidak mampu memahami dan merealisasi #Dhamma. Saat mereka menanyakan ke Begawan. Buddha menyampaikan stanza 64 dari #Dhammapada.Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata Dhammpada stanza ke-64 sd 69, Kelompok Stanza tentang Orang-Orang yang Bebal (Bālavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).Silakan mengikuti dengan penuh perhatian.
Raja Pasenadi pergi menemui #Buddha setelah mendengar suara-suara dari makhluk #neraka pada malam hari saat raja tidak bisa tidur, di saat yang sama seorang pemuda yang baru saja melakukan perjalanan sepanjang satu yojana juga berada di sana. Mereka mengeluhkan betapa panjangnya malam bagi seseorang yang tidak bisa tidur dan betapa jauhnya satu yojana bagi seseorang yang lelah, lalu Buddha membabarkan stanza ke-60 yang terekam di dalam #Dhammapada yang membuat pemuda tersebut tercerahkan. Apa isi dari stanza tersebut?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata Dhammpada stanza ke-60 sd 63, Kelompok Stanza tentang Orang-Orang yang Bebal (Bālavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
Lima ratus rahib laki-laki yang diganggu oleh para makhluk penghuni pohon di sebuah hutan, akhirnya memutuskan untuk meninggalkan hutan tersebut dan pergi menemui #Buddha. Setelah mendengarkan cerita dari para rahib laki-laki, Begawan kemudian memberikan “senjata” kepada para rahib laki-laki untuk menghadapi makhluk-makhluk penghuni pohon tersebut. Apa “senjata” yang diberikan oleh Buddha?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata #Dhammapada kelompok stanza tentang batin (cittavagga) ke-40 sd 43 hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā). Selamat menikmati.
Saat sedang mengipasi seorang Thera, rahib laki-laki muda yang bernama Bhāgineyyasaṅgharakkhita dengan tidak sengaja memukul kepala Thera dengan kipas tersebut. Thera kemudian mengatakan kepadanya bahwa dia tidak mampu memukul “istrinya” tetapi malah memukul dirinya, mendengar perkataan Thera tersebut, Saṅgharakkhita menjadi takut dan kabur, akhirnya ia dibawa untuk bertemu dengan #Buddha yang kemudian membabarkan ajaran yang tercatat sebagai stanza ke-37 dari #Dhammapada kepadanya.Di kelas ini #AshinKheminda menjelaskan makna kata demi kata Dhammapada kelompok stanza tentang batin (cittavagga) ke-37, 38 dan 39 hanya berdasarkan Pāḷi dan #kitab komentarnya (Aṭṭhakathā). Selamat menikmati.
Setelah mendengar bahwa 60 rahib laki-laki yang berlatih #meditasi di Desa Matika berhasil mencapai Buah Ke-arahanta-an berkat dukungan dari seorang penghuni rumah perempuan yang memiliki kemampuan untuk mengetahui makanan yang cocok bagi para rahib laki-laki tersebut, seorang rahib laki-laki tertentu juga memutuskan untuk pergi ke desa tersebut, namun akhirnya dia kembali ke hadapan #Buddha karena mengalami ketakutan. Apa yang beliau takutkan? Bagaimana nasihat Buddha kepadanya? Silakan menyimak penjelasan makna kata demi kata kelompok stanza tentang #batin (cittavagga) ke 35 dan 36 oleh Ashin Kheminda hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā). Selamat menikmati.
Di kelas ini Ashin Kheminda melanjutkan penjelasan makna kata demi kata dari #Dhammapada stanza ke 33 dan 34 yang merupakan bagian dari Kelompok Stanza tentang Batin (Cittavagga). Kedua stanza ini dibabarkan oleh #Buddha kepada Meghiya Thera yang kembali menemui-Nya setelah gagal berlatih meditasi di sebuah hutan pohon mangga pilihannya. Mengapa bisa demikian? Silakan menyimak penjelasannya oleh Ashin Kheminda hanya berdasarkan Pāḷi dan #kitab komentarnya (Aṭṭhakathā) dengan penuh perhatian. Selamat menikmati.
Setelah menjelaskan tentang berbagai macam pandangan salah serta dampaknya kepada para brahmana dan penghuni rumah yang kaya raya di Desa Sāla, #Buddha melanjutkan penjelasan tentang empat macam individu dan juga tahapan-tahapan pencapaian tingkat #kesucian terakhir yang dimulai dari pencapaian absorpsi pertama hingga tiga pengetahuan yang sejati. Silakan menyaksikan lanjutan penjelasan #AshinKheminda mengenai Diskursus tentang Ajaran Yang Absolut (Apaṇṇakasutta-MN 60) hanya berdasarkan Pāḷi dan Aṭṭhakathā. Penjelasan lengkap tentang diskursus ini dapat dibaca di Buku Gahapativagga (Kumpulan Diskursus Berkenaan dengan Para Penghuni Rumah) yang dapat dipesan melalui: bit.ly/DBSbook atau melalui http://bit.ly/Ebook_Gahapativagga untuk versi e-book.Selamat menikmati.
Saat Begawan sedang berjalan di negeri-negeri Kosala bersama dengan banyak rahib laki-laki, para brahmana dan penghuni rumah yang kaya raya yang telah mendengar tentang keutamaan-keutamaan dari #Buddha, memutuskan untuk mengunjungi Beliau. Kemudian terjadilah percakapan antara Begawan dengan para brahmana dan penghuni rumah tersebut. Percakapan dimulai dari pembahasan mengenai pandangan salah dan pandangan benar.Silakan menyaksikan penjelasan Ashin Kheminda mengenai Diskursus tentang Ajaran Yang Absolut (Apaṇṇakasutta-MN 60) hanya berdasarkan Pāḷi dan Aṭṭhakathā. Penjelasan lengkap tentang diskursus ini dapat dibaca di Buku Gahapativagga (Kumpulan Diskursus Berkenaan dengan Para Penghuni Rumah) yang dapat dipesan melalui: bit.ly/DBSbook atau melalui http://bit.ly/Ebook_Gahapativagga untuk versi e-book.Selamat menikmati.