Sebuah podcast tentang bagaimana kita tumbuh dan berproses. Ketika kita dapat menerima diri seutuhnya yang dalam hidup banyak belajar tentang arti dari sebuah perjuangan, kegagalan hingga menjadi lebih kuat untuk mencapai apa yang menjadi tujuan. Dengar
Seiring bertambahnya usia, kita akan belajar banyak hal tentang menjadi dewasa. Hosted on Acast. See acast.com/privacy for more information.
Beberapa orang memilih untuk diam ketika kepalanya sedang berisik. Hosted on Acast. See acast.com/privacy for more information.
Di beberapa keadaan kesempurnaan perlu kita lepaskan dan menerima bahwa terdapat banyak kepingan yang tak utuh di hidup kita. Hosted on Acast. See acast.com/privacy for more information.
Seiring berjalannya waktu, mungkin kita akan menyadari bahwa menjadi orang dewasa itu sulit dan penuh dengan masalah yang kompleks. Namun di sisi lain, ini juga menantang dan menyenangkan. Tentunya kita telah belajar banyak hal. Hosted on Acast. See acast.com/privacy for more information.
Pernahkah kita merasakan terkadang perahu yang kita tumpangi ikut arus menuju sebuah pulau yang indah? Hosted on Acast. See acast.com/privacy for more information.
Ketika kita merasa overwhelmed dengan pikiran dan kekacauan yang ada di depan kita, mengapa tidak kita atasi dengan menari sembari menghadapinya? Biarkan semua yang ada berlalu tanpa penghakiman. Hosted on Acast. See acast.com/privacy for more information.
Dalam hidup, kita tahu bahwa akan selalu ada tantangan, tapi pilihan kita adalah apakah kita mau menghadapinya atau memilih berdiam di tempat yang sama. Hosted on Acast. See acast.com/privacy for more information.
Satu hal yang paling melegakan adalah ketika kita berani untuk memaafkan, melepaskan rasa sakitnya sembari tetap berjalan ke depan. Hosted on Acast. See acast.com/privacy for more information.
Apakah kita sudah melibatkan Allah di dalam proses kita? atau kita masih bersikeras untuk mengatur semuanya dengan sendirian? Hosted on Acast. See acast.com/privacy for more information.
Ini tentang bagaimana kita menjadi manusia seutuhnya. Manusia yang menghargai hidupnya sebagai manusia. Hosted on Acast. See acast.com/privacy for more information.
Untuk yang selalu tangguh walau prosesnya tak terlihat. Hosted on Acast. See acast.com/privacy for more information.
Adakalanya kita tidak perlu mencari motivasi dimana-mana untuk kembali bersemangat, hanya saja kita perlu untuk lebih bersikap baik pada diri. Hosted on Acast. See acast.com/privacy for more information.
Setiap orang mungkin memiliki defenisi yang berbeda-beda tentang ini. Bisa bermakna banyak hal. Tapi tidak ada yang salah tentang bagaimana kita menginterpretasikannya. Hosted on Acast. See acast.com/privacy for more information.
Kita dapat menciptakan kebahagiaan kita sendiri bahkan ketika situasi yang kita alami tampaknya membuat kita bersedih. Hosted on Acast. See acast.com/privacy for more information.
Awan tidak diam di tempat, mereka selalu bergerak mengelilingi bumi. Awan mendung akan hilang, dan langit biru tidak akan bersembunyi lagi. Hosted on Acast. See acast.com/privacy for more information.
Apakah kita benar-benar berpura-pura di balik topeng tersebut? Hosted on Acast. See acast.com/privacy for more information.
Kita hanya perlu mengikuti timeline hidup kita masing-masing. Hidup dengan pencapaian yang sudah kita usahakan dalam kerangka waktu yang ditentukan-Nya.
Jika ada satu hal yang harus kita lakukan lebih banyak tahun ini, itu adalah percaya pada diri kita sendiri.
Semua orang bisa berubah menjadi lebih baik. Termasuk diri kita.
Jangan biarkan kita terjebak dalam fixed mindset yang dimana membuat kita ingin mengalah dan memilih kalah sebelum memulai. Padahal selalu ada peluang untuk siapapun yang ingin berusaha.
Tahun 2023 sudah di depan mata, maka dari itu mari mempersiapkan diri untuk melanjutkan langkah dengan sebuah harapan yang baru. Semoga kita bisa bertumbuh lebih hebat kedepannya.
Apresiasi yang sangat besar untuk kaki-kaki yang mau terus melangkah di tahun 2022, yang sudah menemani diri untuk terus berjuang.
Kenapa kita harus repot-repot untuk tersinggung dengan pemikiran dan tindakan orang lain? Apalagi kalau hanya asumsi semata? Padahal cara orang lain berperilaku tentunya mendefenisikan diri mereka bukan mendefenisikan siapa diri kita.
Karena penerimaan bukan berarti kita pasrah dan bukan berarti kita menyerah.
Ambillah pelajaran di tahun ini sebagai bekal untuk kita di tahun-tahun selanjutnya dan jangan lupa untuk menikmati detik waktu yang masih tersisa, sehingga buku yang kita bawa di tahun ini bisa lebih bermakna untuk menutup ceritanya.
Memang sangat baik untuk mengungkapkan perasaan kasih kepada orang lain, namun tidak baik jika karna itu membuat kita meninggalkan kebutuhan dan kebahagiaan kita sendiri dengan pergi memenuhi kebahagiaan orang lain.
Ambisi tanpa obsesi tentunya akan jauh lebih memuaskan, karna kita tidak akan lagi cemas dengan proses yang kita jalani. Kita akan lebih bersyukur atas kesempatan yang kita dapatkan tanpa perlu khawatir oleh waktu dan tanpa perlu khawatir dengan pencapaian orang lain.
Bagaimanapun skala masalahnya pasti akan selalu ada jalan keluar. Jadi jangan menghindari masalah tersebut sebaliknya mari kita hadapi dengan bijak.
Ketika kita memilih untuk bersyukur atas hal-hal baik dalam hidup kita daripada mengeluh tentang setiap kesulitan yang ada, kita akan menyadari betapa berharganya hal-hal yang kita pilih untuk disyukuri dan betapa sepelenya sebagian besar hal yang cenderung kita keluhkan.
Ingatlah, hujan tidak akan turun selamanya. Harapan akan berada di waktu terbaiknya. Dan semuanya akan baik baik saja pada akhirnya.
Jangan berusaha menjadi sampul yang paling menarik menurut orang lain hingga melupakan jati diri kita yang sebenarnya. Kita bisa menciptakan defenisi penampilan menarik kita sendiri.
Kesabaran bukan hanya kemampuan untuk menunggu tapi juga tentang bagaimana kita bertindak saat kita sedang menunggu.
Kita tidak pernah merasa punya waktu yang cukup ketika kita tidak menyadari perilaku kita dalam mengendalikan waktu.
Ketika kita merasa sendirian, jangan hanya berdiam diri di pojokan. Cobalah untuk merangkul diri sembari tetap melangkah dan temukan penyemangat sunyi yang hebat di dalamnya.
Seringkali kita menganggap penolakan adalah bagian dari kegagalan. Tapi apakah semua penolakan adalah kegagalan?
Sesekali tidak apa-apa melihat kembali untuk belajar darinya, tapi tidak untuk kembali ke halaman tersebut hingga melupakan bahwa kita harus mengisi lembaran yang masih kosong.
Selayaknya roller coaster, kita tidak langsung berada paling atas, ada naik turunnya pula. Lalu bagaimana cara menikmati lintasannya?
Dunia bukan hanya tentang putih dan hitam. Atau abu-abu yang berada diantaranya. Lalu bagaimana menemukan warna lainnya?
Menyerah seringkali menjadi suatu pilhan ketika kita merasa putus asa. Tapi apa alasan di balik rasa tersebut? Jangan sampai apa yang kita anggap sebagai alasan untuk menyerah ternyata bukanlah suatu alasan.
Menjadi perfeksionis bisa jadi peluang untuk kesuksesan kita, akan tetapi ada beberapa hal dari sisi perfeksionis yang sebenarnya tidak sehat ketika kita tidak dapat mengendalikannya.
Apakah manusia sejatinya memang selalu ingin yang lebih? tapi bukankah melelahkan ketika kita selalu berusaha keras untuk itu?
Kalau saat ini kita merasa kehilangan akan diri, jangan biarkan kita kehilangan harapan untuk menemukannya kembali.
Tidak apa-apa untuk mengambil jeda, karna mengambil jeda sejenak bukan berarti kita tidak berproses lagi untuk mencapai tujuan.
Kita mungkin tidak menyadari bahwa kita bisa seperti bunga, memiliki cara terbaik untuk mekar, tak harus di tempat yang hebat untuk menjadi hebat dan terkadang harus rela melepaskan apa yang harus dilepaskan untuk dapat tetap bertahan.
Tidak ada yang salah dari harapan, siapa saja bisa berharap akan sesuatu, hanya saja kita juga perlu memegang kendali untuk sampai pada ujungnya.
Selalu ada langkah awal untuk bagaimana sampai di garis finish. Selalu ada hal baru untuk membuat kita dapat terbiasa. Ini tentang bagaimana beradaptasi dan tetap tumbuh untuk berdamai dengan ketidakpastian.
Terkadang wujudnya samar, memiliki arti yang berbeda bagi setiap penikmatnya, ia tidak dapat diukur dari satu perspektif saja karena sumbernya pun berbeda. Lantas bagaimana kita harus mendefenisikannya?
Karena kebaikan dapat selalu hadir kapan saja, dimanapun itu, bahkan di tempat yang tak terduga sekalipun.
Kita seringkali mudah untuk memaafkan orang lain, akan tetapi apakah kita sudah memaafkan diri kita sendiri?