POPULARITY
Hai Wonder Kids, kembali dalam renungan anak GKY Mangga besar. Judul renungan hari ini adalah ALLAH AKAN MEMELIHARAMU Mari kita membaca Firman Tuhan dariMAZMUR 37: 5Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak; Wonder Kids, Allah berjanji memenuhi keperluanmu. Lihatlahsemua burung yang ada di langit dan bunga-bunga yang ada di taman. Matius 6:26-30 menuliskan bahwa Allah memelihara setiap dari mereka. Tidakkah kamu berpikir bahwa Allah yang kudus juga akan memelihara anak-anak-Nya? Penulis kitab Ibrani di dalam Ibrani 13: 20 berdoaagar Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita. Jika kamu memikirkannya, kamu akan menemukan doamu yang telah dijawab. Mungkin kamu tidak selalu bisa menikmati semua kue favoritmu, tapi paling tidak kamu selalu memiliki makanan untuk dikonsumsi bukan? Mungkin kamu tidak memiliki semua yang kamu inginkan, tapi bukankah kamu memiliki semua yang sebenarnya kamu perlukan? Seringkali kamu memiliki kesempatan untuk menikmati makanan yang enak. Wonder Kids, bagaimanapun juga, bagaimana kamu dapatmenyelesaikan misi Allah bagimu jika keperluanmu tidak dipenuhi? Bagaimana kamu bisa menceritakan tentang Allah dan Firman-Nya kepada orang lain jika kamu tidak memiliki makanan, pakaian, atau tempat tinggal? Apakah Allah akanmemintamu ikut pasukan-Nya dan kemudian tidak memberikan bekal yang kamu perlukan? Tentu tidak! MARI KITA BERTUMBUH DI DALAM ANUGERAH TUHAN Wonder Kids, kadang mudah bagimu untuk melupakan berkat yang kita terima, tempat tinggal, keluarga, teman-teman, pakaian, makanan, buku, dan mainan. Sebagian besar dari kita memiliki lebih dari yang kamu perlukan. Dapatkah kamu membagikan sebagian dari berkatmu? Kumpulkan beberapa dari pakaianmu, buku-buku, dan mainan untuk dibagikan dengan anak-anak jalanan yang ada di rumah singgah atau panti asuhan. Mari kita berdoaTUHAN, aku menyerahkan semua rencanaku kepada-Mu. Tolong aku untuk percaya dan mengikuti jalan-Mu, agar hidupku sesuai dengan kehendak-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa, Amin. Wonder Kids, SERAHKANKAH HIDUPMU KEPADA TUHAN, MAKA IA AKAN MEMIMPIN SETIAP LANGKAHMU. Tuhan Yesus memberkati
Seringkali kita berpikir bahwa kebahagiaan hanya bisa diraih setelah mencapai kesuksesan atau memiliki banyak uang. Dalam episode podcast kali ini, kita akan membahas bagaimana kebahagiaan bukanlah hasil dari kekayaan, melainkan justru fondasi yang bisa membawa kita menuju kesuksesan.Episode ini membahas mengenai salah kaprah yang membuat banyak orang menunda kebahagiaan hingga mencapai target tertentu. Padahal, menunggu momen yang tepat hanya akan membuat kita terjebak dalam siklus tanpa akhir. Sebaliknya, ketika kita memilih untuk bahagia sekarang, energi positif itu akan membantu kita bekerja lebih baik, menjalani hidup lebih penuh semangat, dan bahkan membuka jalan menuju kesuksesan yang lebih besar.Kebahagiaan juga sangat dipengaruhi oleh cara kita merespons keadaan sekitar. Episode ini mengajak kita untuk lebih sadar terhadap reaksi kita terhadap hal-hal negatif, seperti gosip atau komentar orang lain. Dengan memilih untuk tetap fokus pada hal-hal yang membawa kegembiraan, kita bisa mempertahankan kebahagiaan kita tanpa bergantung pada faktor eksternal.Selain itu, kita juga akan membahas bagaimana hubungan sosial yang kuat, rasa syukur, dan kebiasaan berbagi dapat meningkatkan kebahagiaan. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki hubungan sosial yang baik cenderung lebih bahagia dan sukses dalam hidup. Hal sederhana seperti menuliskan hal-hal yang kita syukuri atau meluangkan waktu untuk membantu orang lain bisa memberikan dampak besar dalam meningkatkan kepuasan hidup kita.
Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 25 Desember 2024 Bacaan: Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" (Kisah Para Rasul 3:6) Renungan: Suatu hari pada malam yang dingin, seorang pria sedang berdiri di balik jendela rumahnya sambil memandang ke arah luar. Dengan secangkir cokelat panas di genggamannya, ia nampak menikmati sunyinya malam itu. Tidak lama kemudian, ia melihat seseorang dari kejauhan. Orang tersebut nampak kesulitan dengan berjalan perlahan tanpa tujuan yang pasti. "Kenapa dia berjalan di tengah cuaca yang sangat dingin ini? Apa yang sedang dialaminya? Oh, Tuhan, jamahlah hatinya," gumam pria tersebut di dalam hatinya. Tak lama, jarak mereka pun semakin dekat satu sama lain. Pria itu semakin jelas dapat melihat orang yang dilihatnya tadi. "Jaketnya sepertinya kurang tebal untuk cuaca sedingin ini. Sepatunya juga sepertinya rusak. Pasti dia sangat kedinginan. Tuhan, kasihan sekali orang itu, tolonglah dia," sekali lagi pria itu bergumam di dalam hatinya. Karena malam telah larut, maka pria tersebut menghentikan pengamatannya, lalu beranjak tidur. Keesokan harinya, saat ia hendak olahraga pagi, tak jauh dari rumahnya itu, ia melihat orang begitu ramai, ia pun berhenti sejenak untuk mengetahui apa yang terjadi. Sangat terkejutlah ia ketika tahu bahwa orang yang semalam dilihatnya telah meninggal. Kisah seperti ini sering terjadi di dunia sekarang ini. Setiap diperhadapkan dengan mereka yang membutuhkan pertolongan, kebanyakan orang hanya sebatas bersimpati tanpa melakukan apa pun. Bahkan sangat disayangkan, bila ada pengikut Yesus hanya bisa berdoa tanpa melakukan apa pun. Mendoakan itu baik, namun mendoakan sekaligus melakukan sesuatu untuk mereka yang membutuhkan adalah jauh lebih baik. Tuhan tidak mengutus anak-anak-Nya ke dunia ini untuk menjadi pendoa yang pasif. Seringkali bukan karena kurang uang yang membatasi kita untuk menolong, tetapi rasa tidak mau terlibatlah yang menjadi penghalangnya. Tentu kita tahu bagaimana Petrus bisa menjadi berkat bagi orang lumpuh meski emas dan perak tak ada padanya, itu karena dia mau menolong (Kis 3:6). Kita pun tahu bahwa Tuhan kita, Yesus Kristus tidak cukup kaya untuk memberkati begitu banyak orang yang membutuhkan pertolongan-Nya selama melayani di bumi ini. Tetapi Dia memiliki hati yang mengasihi dan mau peduli. Tuhan Yesus lahir ke dunia ini dengan tujuan menjadi "Penolong" bagi semua manusia. Karena itu, semangat Natal janganlah sebatas perayaan, tetapi biarlah juga menjadi semangat untuk meneladani-Nya. Sebagai anak-anakNya, sudah seharusnya kita pun menjadi penolong bagi mereka yang membutuhkan. Mungkin kita tidak memiliki cukup uang, tetapi pasti ada hal lain yang bisa kita pergunakan untuk menolong. Hanya saja mau atau tidak kita terlibat dalam kesusahan orang lain? Hati kita hanya perlu terarah kepada Tuhan, agar tahu apa yang harus dilakukan. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau lahir ke dunia dan menjadi teladan bagiku. Mampukanlah aku untuk meneladani-Mu khususnya dalam perbuatan baik. Amin. (Dod).
Seringkali kita tidak bisa melihat apa yang telah tersedia dalam hidup kita, lalu bagaimana kita bisa mengalami hidup yang jauh melampaui situasi dari kenyataan hidup yang kita alami. Simak obrolannya yang asik bersama kami hanya di OASIS (Obrolan Asik Seputar Injil Surgawi).
Banyak penulis yang salah dalam membuat / menuliskan kesimpulan. Seringkali yang dituliskan bukan kesimpulan dari penelitian / kajian tersebut. Yang kedua, seringkali kesimpulan tidak ada hubungannya dengan masalah yang ingin diselesaikan
Kedatangan karyawan baru di tempat ini justru membawa malapetaka untuk semua yang ada di sana. Narasumber kali ini menceritakan kisahnya ketika ia dan seluruh rekan kerjanya selalu mengalami teror misterius sejak kedatangan rekan kerja yang baru. Seringkali mereka kehilangan uang hingga banyak gangguan fisik yang menimpa mereka. Bagaimana kisah selengkapnya? Simak video berikut, jangan lupa berikan like dan komentarnya Copyright 2024, Lentera Malam --- Support this podcast: https://podcasters.spotify.com/pod/show/lentera-malam8/support
Hai Wonder Kids, kembali dalam renungan anak GKY Mangga besar. Judul renungan hari ini adalah MEMBEKU Mari kita membaca Firman Tuhan dari: MARKUS 4:18-19- Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Wonder Kids, pernahkah mau bermain tak patung? Dimana 1 pemain akan bertugas menyentuh semua pemain yang lain dan ketika tersentuh maka pemain itu harus menjadi patung, tidak boleh bergerak. Sampai ada temanmu yang masih bergerak membebaskanmu, kamu kembali bisa bergerak. Permainan ini menyenangkan, tapi ada hal lain yang dapat membuatmu merasa deg degan dan itu tidaklah menyenangkan: yaitu rasa takut. Rasa takut ketika kamu menjadi target utnuk disentuh menjdi patung. Takut dan teman dekatnya adalah kuatir, dapat melumpuhkanmu dan menghalangimu mengerjakan hal yang kamu perlu dan ingin kerjakan. Seringkali ketakutanmu bukanlah mengenai hal yang nyata. Sebaliknya, kamu takut akan sesuatu yang mungkin terjadi atau kamu tidak tahu kapan akan terjadi. Seperti halnya permainan, rasa takut membuatmu membeku dan tidak bisa bergerak. Tetapi seperti permainan, ada cara untuk membebaskanmu: yaitu percaya kepada TUHAN. TUHAN tahu semua yang akan terjadi hari ini, besok, dan selamanya. Ketika kamu percaya kepada-Nya, TUHAN memastikan bahwa kamu akan siap menerima apapun yang akan datang, jadi kamu tidak perlu takut. Mari kita berdoa. TUHAN, aku tidak tahu bagaimana masa depanku, tapi Engkau tahu. Aku percaya bahwa Engkau akan menolongku menjalaninya. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa, Amin. Wonder Kids, HARI INI, KAMU AMAN BERSAMA TUHAN.Tuhan Yesus memberkati.
Seringkali kita melihat dunia ini seperti tidak adil. Si A bisa masuk kerja tempat yang kita inginkan, sementara kita mau dapat infonya saja susah banget. Hidup orang lain nampak begitu indah, sementara kita terasa sengsara. Apa yang salah dengan kita? Semoga sudut pandang ini bisa merubah mindset kita, kalau apa yang kita alami saat ini sebenarnya hal yang paling sempurna yang Tuhan sudah kasih :)
Seringkali dalam penelitian kita mentok di sebuah masalah. Sulit memecahkan masalah tersebut dalam domain yang sedang kita teliti. Salah satu cara yang mungkin dilakukan adalah "menyeberang" ke domain lain dan memecahkan masalah di domain tersebut. Dalam video ini contoh yang saya ambil adalah pindah dari domain "waktu" ke domain "frekuensi". Saya sedang mencari contoh-contoh lainnya.
"Julid" adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan perilaku suka mengomentari atau mengkritik orang lain secara negatif, baik di depan maupun di belakang mereka. Orang yang julid biasanya merasa puas atau superior dengan memberikan komentar sinis atau memojokkan orang lain. Seringkali, tindakan ini didorong oleh rasa iri atau keinginan untuk mengalihkan perhatian dari kekurangan sendiri. Meski mungkin terlihat sepele, perilaku julid bisa merusak hubungan sosial dan menciptakan lingkungan yang tidak sehat di sekitar kita. Lebih baik kita memilih untuk mendukung dan membangun, daripada merendahkan orang lain dengan komentar yang tidak konstruktif.
Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 12 September 2024 Bacaan: "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." (Yeremia 29:11) Renungan: Ada seorang anak kecil sedang memperhatikan ibunya yang sedang menyulam secarik kain. Ia mendongak dan bertanya kepada ibunya, "Ibu... apa yang Ibu lakukan?" Sang ibu menjawab, "Ibu sedang menyulam gambar ini pada selembar kain". Sang anak bertanya lagi, "Tetapi Ibu... yang kulihat dari bawah adalah benang ruwet dan tidak beraturan." Ibunya pun tersenyum memandang sang anak dan berkata dengan lembut, "Anakku, lanjutkanlah permainanmu, sementara ibu menyelesaikan sulaman ini, nanti setelah selesai, kamu akan kupanggil dan kududukkan di atas pangkuan ibu dan kamu dapat melihat sulaman ini dari atas." Anak itu tetap bingung, mengapa ibunya menggunakan benang hitam, coklat, dan berbagai benang lainnya dan semuanya tampak begitu semrawut menurut pandangannya. Tak berapa lama ibunya memanggil, "Anakku...., mari kesini, dan duduklah di pangkuan ibu." Waktu anak itu melakukan perintah ibunya, si anak merasa heran dan terkagum-kagum melihat bunga- bunga yang indah, dengan latar belakang pemandangan matahari yang sedang terbit, sungguh indah sekali. Sang anak hampir tidak percaya melihatnya, karena dari bawah yang anak itu lihat hanyalah benang-benang yang ruwet dan tak beraturan. Kemudian ibunya berkata, "Anakku, dari bawah memang nampak ruwet dan kacau, tetapi engkau tidak menyadari bahwa di atas kain ini sudah ada gambar yang direncanakan, ibu hanya mengikutinya. Sekarang, dengan melihatnya dari atas kamu dapat melihat keindahan dari apa yang ibu lakukan." Seiring dengan berjalannya waktu, bertahun-tahun kemudian, saat sang anak mulai dewasa dan mulai menjalani kehidupannya yang keras, lalu dia mendongak dan bertanya kepada Tuhan, "Tuhan, apa yang Engkau lakukan?" Tuhan menjawab, "Aku sedang menyulam kehidupanmu." " Tetapi nampaknya hidup ini ruwet, benang-benangnya banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai warna yang cerah?" Tuhan menjawab, "Anakku, kamu belum melihat keindahan hidupmu, karena kamu hanya melihatnya dari bawah, dari tempatmu yang terbatas. Percayalah, bahwa Aku sudah mempunyai pola dan rancangan yang terbaik dan terindah bagimu. Sekarang Aku sedang menyelesaikannya mengikuti rancanganku. Bila tiba waktunya engkau akan melihat dan menyaksikan keindahan dari hidupmu, asalkan engkau tetap percaya dan taat kepadaku." Seringkali kita tidak bisa memahami rancangan Tuhan dalam hidup kita, karena kita hanya melihatnya dari tempat kita di bawah sini, sehingga yang tampak seolah hanya keburukan dan keruwetan hidup. Padahal saat Tuhan melihatnya dari atas, yaitu dari Surga, Tuhan sudah mempunyai pola dan rancangan yang begitu indah dalam setiap kehidupan kita, Jadi, jangan melihat hidup hanya dari sisi kita, namun mari belajar untuk melihatnya dari sisi Tuhan, supaya bukan keruwetan yang kita lihat, namun keindahan hidup yang dapat kita nikmati. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, sertailah aku selalu di dalam kehidupan ini sampai aku melihat keindahan jalan hidupku. Yakinkan aku bahwa bersama dengan-Mu semua akan baik-baik saja. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 8 September 2024 Bacaan: Ia mengantar mereka keluar, sambil berkata: “Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat supaya aku selamat?” Jawab mereka: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.” (Kis 16:30-31) Renungan: Ada setetes embun yang jatuh di sebuah daun. Daun itu tidak bisa menahan butiran embun sehingga akhirnya embun itu menetes ke bebatuan di bawahnya. Ternyata setiap hari, bebatuan itu basah terkena titik embun segar yang jatuh dari daun-daun. Makin hari, batu yang lembab menumbuhkan lumut pada permukaan batu- batu tersebut. Tidak hanya itu, pada bebatuan itu juga, para semut mulai membuat sarangnya. Melihat itu, banyak burung hinggap untuk mematuk semut, binatang yang menjadi makanan favoritnya. Bebatuan yang awalnya gersang, kini ditumbuhi lumut, rumput-rumput kecil, sarang semut hingga membentuk habitat baru. Itu semua terjadi karena ada peran setetes embun. Sekalipun cuma setetes, tapi embun sudah menjalankan fungsinya dengan maksimal. Sebagai manusia, sudah seharusnya kita berlaku demikian. Lihatlah Yusuf, meskipun seorang narapidana namun perannya di penjara tidaklah kecil. Paulus dan Silas pun sama. Walau ada di dalam penjara, itu tidak menghalangi mereka untuk melakukan sesuatu bagi orang-orang di sekitarnya. Bahkan di tempat gelap, sepi, kotor, dingin pun, mereka tetap dapat memberitakan Injil dan menyelamatkan jiwa-jiwa. Tidak peduli di mana pun kita berkarya hari ini, di ruang kerja yang kecil, di garasi yang sempit, di toko yang terpencil, di gudang paling belakang, di kantor yang jauh dari keramaian, di lapangan yang kotor, panas, tetaplah jalankan fungsi kita dengan baik. Tetap berilah yang terbaik meskipun mungkin tidak dilihat banyak orang. Tetaplah giat sambil terus percaya dan berharap kalau sesuatu yang besar, yang dari Tuhan pasti akan datang. Seringkali bukan tempat yang membesarkan seseorang namun kualitas diri orang itu sendirilah yang menentukan apakah kelak ia akan menjelma menjadi orang hebat, atau tetap menjadi individu yang biasa-biasa saja. Mari tingkatkan kemampuan diri kita dan terus menjadi berkat yang berdampak positif bagi sesama, sampai Tuhan datang menjemput kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, penuhilah aku dengan kuasa Roh Kudus-Mu, agar di manapun aku berada, kehadiranku akan memberi arti bagi orang-orang di sekitarku. Amin. (Dod).
Hai Wonder Kids, kembali dalam renungan anak GKY Mangga besar. Judul renungan hari ini adalah SAAT TEDUH Mari kita membaca Firman Tuhan dari: 2 SAMUEL 7: 18-Lalu masuklah raja Daud ke dalam, kemudian duduklah ia di hadapan TUHAN sambil berkata: "Siapakah aku ini, ya Tuhan ALLAH, dan siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini? Wonder Kids, Firman Tuhan yang baru dibaca ini : Daud “……..duduk di hadapan TUHAN” Itu artinya Daud sedang saat teduh, merenungkan tentang TUHAN. Ini adalah hal yang biasa dilakukan oleh Daud. Bagaimanapun Daud adalah orang yang dikasihi oleh TUHAN, sehingga dia ingin mengetahui rencana TUHAN bagi hidupnya. Seringkali disaat sedang berdoa, membaca firman Tuhan, TUHAN menunjukkan kepadanya rencana-Nya, atau paling tidak langkah selanjutnya yang harus ditempuh oleh Daud. Saat teduh atau memikirkan tentang TUHAN, adalah hal yang perlu kamu lakukan setiap hari. Tentu saja iblis akan mencoba semua hal yang dapat ia pikirkan untuk menghentikanmu. Iblis akan memberitahumu bahwa kamu terlalu sibuk, dan ini bukanlah hal yang penting. Ia akan mengganggumu dengan hobi, film, games, atau teman-temanmu. Tapi jangan ijinkan iblis mengganggumu. Waktumu bersama TUHAN sangat berharga. Wonder Kids, jika kamu memiliki masalah, atau ada pilihan yang harus diambil, atau kamu hanya perlu mendengarkan TUHAN, lalukan saat teduh, maka TUHAN pasti akan menyertaimu. Mari kita berdoa. Tuhan Yesus, tolong aku untuk bersaat teduh memikirkan tentang Engkau. Ini adalah bagian yang paling penting dari hari yang aku jalani. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa, Amin. Wonder Kids, HARI INI PIKIRKAN TENTANG TUHAN. Tuhan Yesus memberkati
Seringkali perangkat IoT tidak dapat mengirimkan data karena jaringan setempat membutuhkan proxy
Seringkali kita berfikir terlalu kecil. Tak selalu berfikir kecil itu buruk. Dalam sebuah ekosistem, semua untuk semua. Semua hidup tanpa ada yang ditinggalkan. Seberapa kecil pun sumbangan kita, ekosistem tetap menghargai. Karena ekosistem tumbuh dan besar berkat tindakan yang kecil-kecil yang tak pernah padam. Percakapan ini menampilkan suara Pak Wiratno dan Mbak Erna Ekohartono.
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 12 Agustus 2024 Bacaan: "Jangan kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkan kejahatan dengan kebaikan!" (Roma 12:21) Renungan: Pada suatu hari ada dua orang sahabat yang membeli buku dan majalah disebuah toko buku. Penjualnya ternyata melayani dengan buruk. Bahkan sepanjang melayani, wajahnya terlihat cemberut. Orang pertama jelas jengkel menerima layanan seperti itu. Namun orang kedua tetap enjoy, tidak mempermasalahkan itu sama sekali. Bahkan ketika membayar dan hendak pergi dari sana, ia bersikap sopan kepada penjual itu. Di sebuah kafe, orang pertama berkata kepada sahabatnya, "Saya tidak habis pikir, mengapa kamu masih bisa bersikap sopan kepada penjual yang menyebalkan tadi itu." Sahabatnya menjawab, "Lho, kenapa aku harus mengizinkan dia menentukan caraku dalam bertindak ? Kitalah sang penentu atas kehidupan kita, bukan orang lain." "Tapi dia melayani kita dengan buruk sekali," bantah orang pertama yang masih merasa jengkel. "Ya, itu masalah dia. Dia mau bad mood, tidak sopan, melayani dengan buruk, toh itu tidak ada kaitannya dengan kita. Kalau kita sampai terpengaruh, berarti kita membiarkan dia mengatur dan mempengaruhi hidup kita. Padahal kitalah yang bertanggung jawab atas diri kita sendiri." Seringkali orang memang terpengaruh oleh sesamanya. Jika mereka baik, kita akan berbuat sebaliknya. Kalau orang-orang menghargai kita, kita akan dengan senang hati menghargai mereka juga. Namun jika orang berlaku buruk, kurang ramah, ketus dalam bicara, tidak sopan, kita pun cenderung melakukan hal yang sama. Tanpa sadar orang jadi ikut-ikutan kesal, tidak terima, dan seterusnya. Bila ini terjadi, berarti kita sudah membiarkan diri dikontrol orang. Mari belajar bertanggung jawab atas diri sendiri. Kita bersikap sopan, bukan karena orang layak menerimanya, bukan karena mereka sudah melakukan kebaikan pada kita, akan tetapi kita melakukannya karena kita adalah orang-orang yang santun dan terhormat, yang tetap sopan sekalipun diperlakukan arogan. Pastikan perilaku buruk orang sekitar tidak memengaruhi kualitas kerja dan sikap kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, berilah aku penguasaan diri agar aku tidak terpengaruh oleh sifat orang lain yang negatif. Amin. (Dod).
I am STUCK! Seringkali pemimpin merasakan stuck ketika membangun bisnisnya, alasannya bukan karena sudah ngak excited lagi dengan bisnis atau industrinya, tapi karena realita yang dijalani ngak sesuai dengan yang diharapkan. Sudah punya opportunity-nya, sudah bikin strateginya, tapi ketika dijalani berbeda dengan planning awal. Selama saya menjadi business leader, ngak pernah yang namanya planning itu 100% sama dengan eksekusi. Then, apa cara saya supaya ngak stuck? How to UNSTUCK? Jangan turunkan mimpinya! Kalau mimpinya adalah punya 100 cabang, jangan turunkan jadi 10 cabang karena kita ngak sampai juga. Tapi kembangkan kreativitas kita. Bagi saya kreativitas adalah sebuah disiplin bahwa ada cara lain. There is another way to achieve our goal. Karena itu saya mau berbagi tentang mengembangkan disiplin kreativitas ini di DT Camp saya, tanggal 20 Juli 2024. Join sebelum 25 Juni untuk mendapatkan benefit Early Bird! Go to link https://amplifycreativity.com and see you there! To know more about Coach DT, you can go to this website: davidtjokrorahardjo.com and follow him on Instagram @dtjokror
Seringkali kita merasa kalau segala upaya kita adalah hal baik, tapi apakah yang kita upayakan itu adalah sepenuhnya demi keridhaan Allah SWT? Atau justru hanya self-ego kita yang memaksakannya? Selengkapnya di episode ini, bersama founder dari The Productive Muslim Company!
Seringkali kita - manusia- diukur IQ-nya. Maka ada Artificial Intelligence. Bagaimana dengan EQ, SQ, dan AQ? Apakah akan ada versi artificialnya?
Seringkali kita menilai keberhasilan dengan standar dunia, tapi pernahkah kita melihat keberhasilan dari standar Tuhan? Amsal 24 : 14 “Ketahuilah, demikian hikmat untuk jiwamu: Jika engkau mendapatnya, maka ada masa depan, dan harapanmu tidak akan hilang.” Ada 3 hal yang perlu kita bangun umtuk memiliki masa depan yang berhasil : 1) Pengetahuan : Belajar 2) Pengertian : Kerendahan hati 3) Hikmat : Takut akan Tuhan, berdoa, pergaulan
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 25 Maret 2024 Bacaan: Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati." (Yohanes 11:32) Renungan: Sesudah perang dunia kedua, di salah satu gudang bawah tanah di Jerman ditemukan kata-kata berikut di sebuah tembok, "Aku percaya akan matahari meskipun di saat ia tidak memancarkan sinarnya; Aku percaya akan cinta meskipun aku tidak merasakannya; Aku percaya kepada Tuhan meskipun la diam." Tulisan di atas menggambarkan suatu keyakinan yang teguh kepada Tuhan meskipun dalam situasi yang tidak memungkinkan untuk seseorang tetap percaya dan yakin kepada-Nya. Seringkali para pengikut Yesus merasa seolah-olah ditinggalkan Tuhan. Seolah-olah Tuhan diam dan tidak mau bertindak. Keadaan-keadaan seperti ini bisa saja membuat kita ragu akan kuasa-Nya dan kita bertanya-tanya apakah Tuhan masih mengasihi saya? Namun itulah yang dialami Maria dan adiknya Marta. Mereka kehilangan adik laki- laki mereka, yaitu Lazarus, yang mungkin saja menjadi tulang punggung bagi keluarga tersebut. Sebelumnya Maria dan Marta sudah mengirim pesan kepada Yesus bahwa Lazarus sakit keras, tetapi Yesus sengaja menunda datang ke Betania. Apakah Maria dan Marta kecewa atas penundaan Yesus untuk datang ke Betania, padahal mereka mempunyai hubungan yang cukup dekat dengan Yesus? Apakah Maria dan Marta jadi tawar hati dan tidak percaya lagi akan kuasa Yesus hanya karena Yesus seolah tidak mempedulikan mereka? Sama sekali tidak! Setelah empat hari Lazarus dikubur, Yesus datang ke Betania. Kedatangan-Nya disambut Maria dengan kata-kata, "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, sau- daraku pasti tidak mati." Kata-kata yang menyiratkan penyesalan atas ketidakhadiran Yesus, namun sekaligus merupakan pengakuan imannya. Maria dan juga saudaranya Marta sangat yakin akan kuasa Yesus yang bisa mengerjakan perkara-perkara ajaib di luar jangkauan akal manusia, termasuk menyembuhkan Lazarus saudara mereka. Perhatikanlah apa yang Alkitab tuliskan tentang ketiga bersaudara yaitu Maria, Marta dan Lazarus. Mereka adalah orang-orang yang dikasihi Yesus. Kita belajar bahwa kasih Tuhan tidak selamanya harus dinyatakan dengan cara menuruti semua kehendak kita. Ada kalanya Tuhan seolah-olah membiarkan kita. la sepertinya diam dan tidak mau tahu. Mengenai ketidakhadiran-Nya saat Lazarus menghadapi kematian, Yesus berkomentar, "Tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya..." Janganlah tawar hati dan tidak lagi percaya ketika diperhadapkan pada situasi dan keadaan di mana seolah-olah Tuhan sedang diam dan membiarkan kita. Justru di saat seperti itulah Tuhan sedang mengajar kita untuk tetap menaruh percaya kepadaNya. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ampuni aku jika aku seringkali merasa ditinggalkan dan dilupakan oleh-Mu. Aku bersyukur untuk firman-Mu yang mengingatkan aku bahwa Engkau punya maksud-maksud tertentu ketika Engkau "diam". Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 17 Maret 2024 Bacaan: Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku." (2 Korintus 12:9) Renungan: Ada seekor siput yang selalu memandang sinis terhadap katak. Suatu hari, katak yang kehilangan kesabaran akhirnya berkata kepada siput: "Tuan siput, apakah aku telah melakukan kesalahan, sehingga kamu begitu membenciku?" Siput menjawab: "Kalian kaum katak mempunyai empat kaki dan bisa melompat ke sana ke mari. Tapi saya harus membawa cangkang yang berat ini, merangkak di tanah. Jadi saya merasa sangat sedih." Katak menjawab: "Setiap kehidupan memiliki penderitaannya masing-masing. Kamu hanya melihat kegembiraan saya, tetapi kamu tidak melihat penderitaan saya." Tiba-tiba, ada seekor elang besar yang terbang ke arah mereka. Siput dengan cepat memasukan badannya ke dalam cangkang, sedangkan katak dimangsa oleh elang. Untuk menikmati hidup, kita tidak perlu membandingkan dengan orang lain. Iri hati akan membawa lebih banyak penderitaan. Lebih baik pikirkanlah apa yang kita miliki. Hal tersebut akan memberikan lebih banyak rasa syukur dan kebahagiaan bagi kita sendiri. Dalam hidup memang wajar kalau ada peristiwa-peristiwa yang membuat kita marah dan kecewa. Mungkin kita merasa Tuhan tidak adil, mungkin kita merasa penderitaan kita begitu berat, sehingga kita merasa lelah dan letih menjalani hidup ini. Kita pun mulai membandingkan hidup kita dengan orang lain. Seringkali kita melihat kehidupan orang lain begitu nyaman dan bebas dari penderitaan, tanpa kita mengetahui apa yang sebenarnya mereka alami. Kita hanya menyaksikan yang tampak dari luar saja. Padahal setiap orang tentu mempunyai tantangan hidup masing-masing. Sama seperti seekor siput yang merasa lelah karena harus terus membawa cangkangnya kesana kemari. Seolah-seolah cangkangnya menjadi sumber penderitaan dalam hidupnya, karena dia tidak dapat berjalan dengan leluasa. Namun tanpa disadari justru cangkang yang "menyiksanya" itulah yang membuatnya terhindar dari kematian. Cangkang itulah yang membuat hidupnya terselamatkan. Sementara si katak, yang seolah-olah tidak mengalami penderitaan sama sekali, justru lebih cepat mati dibandingkan dirinya. Jadi, jangan pernah berputus asa dalam menjalani hidup dan jangan pernah membandingkan hidup kita dengan orang lain. Siapa tahu, apa yang awalnya tampak sebagai masalah dan penderitaan dalam hidup kita, justru itulah yang membawa pertolongan dan memberikan keselamatan bagi kita. Karena Tuhan selalu mampu untuk mengubah masalah menjadi berkat dan mengubah penderitaan menjadi keselamatan bagi kita semua. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, penuhilah aku dengan rasa syukur, sehingga aku dapat menerima semua hal-hal baik maupun tidak baik yang Kau izinkan terjadi dalam hidupku. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 5 Maret 2024 Bacaan: "Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna." (Kolose 1:9) Renungan: Suatu hari Putri sedang berulang tahun Namun, hari itu ibunya dari pagi sampai siang hanya bersantai di kamar tanpa berbuat apa-apa. Putri pun menjadi kesal, marah, dan jengkel, "Huh, ibu sudah tidak sayang lagi padaku. Sudah tidak ingat hari ulang tahun anaknya sendiri." Kemudian dengan perasaan marah dan sedih, Putri pergi meninggalkan rumah begitu saja. Perut kosong dan pikiran yang dipenuhi kejengkelan membuatnya berjalan sembarangan. Saat melewati sebuah gerobak penjual bakso dan mencium aroma nikmat, tiba-tiba sang tukang bakso menyapa, "Mau beli bakso, Neng? Duduk saja di dalam." "Mau, Bang. Tapi saya tidak punya uang." jawabnya tersipu malu. "Bagaimana kalau hari ini abang traktir kamu? Duduklah, abang siapin mi bakso yang super enak." Putri pun segera duduk di dalam. Tiba-tiba, dia menangis. "Lho, kenapa menangis, Neng?" tanya si abang bakso. "Saya jadi ingat ibu saya, Bang. Sebenarnya hari ini ulang tahun saya. Malah abang, yang tidak saya kenal, yang memberi saya makan. Ibuku sendiri tidak ingat hari ulang tahunku apalagi memberi makanan kesukaanku. Saya sedih dan kecewa, Bang." "Neng cantik, abang yang baru sekali aja memberi makanan bisa bikin neng terharu sampai nangis. Lha, padahal ibu dan bapak Neng, yang ngasih makan tiap hari, dari Neng bayi sampai segede ini, apa Neng pernah terharu begini? Jangan ngeremehin orangtua sendiri Neng, ntar nyesel lho." Putri seketika tersadar, ia segera menghabiskan makanan dan mengucapkan banyak terima kasih, lalu bergegas pulang. Setiba di rumah, ibunya menyambut dengan pelukan hangat, wajah cemas sekaligus lega, "Putri, dari mana kamu seharian ini, ibu tidak tahu harus mencari kamu ke mana. Putri, selamat ulang tahun ya. Ibu telah membuat semua makanan kesukaan Putri. Putri pasti lapar kan! Ayo nikmati semua itu." Putri pun menangis dan menyesal di pelukan ibunya. Dan yang membuat Putri semakin menyesal, ternyata di dalam rumah hadir pula sahabat-sahabat baik dan paman serta bibinya. Ternyata ibu Putri membuatkan pesta kejutan untuk putri kesayangannya. Seringkali kita sebagai anak-anak Tuhan berpikir negatif terhadap apa yang Tuhan lakukan untuk kita. Sehingga itu menyebabkan kita ngambek bahkan marah kepada Tuhan. Tidak jarang pula akhirnya kita berusaha lari dan mencari kepuasan sendiri. Namun, mari kita renungkan seberapa besar berkat yang sudah Tuhan berikan kepada kita, baik itu berkat secara jasmani ataupun rohani. Belajarlah bersyukur atas semua yang sudah kita terima dari Tuhan, karena rancangan yang Tuhan berikan adalah rancangan yang indah yang memberikan sukacita dan damai sejahtera. Bila saat ini, kita mungkin sedang mengalami kejadian-kejadian yang di luar keinginan kita, jangan cepat-cepat kecewa sama Tuhan. Jika sampai saat ini, doa kita mungkin belum juga di jawab oleh Tuhan, jangan cepat-cepat marah dan berburuk sangka sama Tuhan karena kita tidak pernah tahu, kalau Tuhan sedang menyiapkan pesta kejutan bagi kita anak yang dikasihi-Nya. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ampuni aku karena aku sering bersungut-sungut dan marah pada-Mu ketika sesuatu terjadi tidak seperti yang kuinginkan. Amin. (Dod).
Kali ini, kita akan menggali tentang kebiasaan berbahaya berpura-pura bahagia yang sering disebut sebagai "toxic positivity". Kita akan membahas dampak negatifnya pada kesejahteraan mental dan emosional kita serta ciri-ciri yang mengidentifikasi perilaku tersebut. Seringkali, kita merasa terpaksa untuk menyembunyikan perasaan negatif atau merasa tidak pantas merasakannya, namun hal ini justru dapat menyebabkan stres yang lebih besar dan menekan perasaan alami kita. Melalui diskusi ini, kita akan mengeksplorasi cara mengatasi "toxic positivity" dan menggantinya dengan penerimaan terhadap perasaan apa adanya. Jadi, jika kamu ingin memahami lebih dalam tentang bagaimana mengatasi kecenderungan berpura-pura bahagia dan menerima perasaan secara autentik, pastikan untuk simak informasi ini sampai selesai! Leave a comment and share your thoughts: https://open.firstory.me/user/clhb6d0v60kms01w226gw80p4/comments Powered by Firstory Hosting
Kali ini, kita akan menjelajahi konsep sibuk dan produktivitas: apakah keduanya selalu berjalan seiring? Kita akan menyingkap alasan di balik kesibukan kita, menggali apakah kesibukan itu sebenarnya hasil dari prioritas yang tepat atau sekadar kebingungan yang tidak produktif. Seringkali, kita menyamakan kesibukan dengan produktivitas, tapi apakah benar begitu? Melalui diskusi ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana mengelola waktu dengan lebih efektif, mengidentifikasi prioritas, dan menemukan keseimbangan yang tepat antara kesibukan dan hasil yang diinginkan. Jadi, apakah sibuk selalu berarti produktif? Temukan jawabannya dan pelajari cara mengatur waktu yang lebih efisien untuk mencapai tujuan dengan lebih baik. Leave a comment and share your thoughts: https://open.firstory.me/user/clhb6d0v60kms01w226gw80p4/comments Powered by Firstory Hosting
Hai Wonder Kids, kembali dalam renungan anak GKY Mangga Besar. Judul renungan hari ini adalah Wonder Kids, apakah kalian sudah siap mendengarkan renungan hari ini? Renungan hari ini berjudul “Percayalah” dari Yesaya 41:10. Apakah kalian pernah memanjat tebing? Sepertinya belum pernah yah, karena usia kalian. Tapi kalian mungkin pernah melihat orang yang memanjat tebing. Pemanjat tebing menyukai ketinggian. Permainan roller coaster bukan apa-apa bagi mereka; mereka ingin berada di gunung yang sangat tinggi. Tapi memanjat tebing bisa sangat berbahaya. Seringkali,pemanjat tebing yang berpengalaman akan bergelantungan dengan seutas tali di sisi tebing. Bergelantungan beberapa meter di atas tanah, pemanjat tebing harus bisa memercayai tali yang menahan mereka. Jika tali putus, tentu saja mereka akan jatuh dan bisa saja mati. Pemanjat tebing melihat tali yang bagus yang mereka miliki sebagai penyelamat mereka. Pada Agustus 2011, Hans Bauer belajar betapa pentingnya memiliki tali yang baik. Saat mendaki Cathedral Ledge, sebuah tebing setinggi lebih dari 106 meter, Hans menjatuhkan peralatan pendakiannya secara tidak sengaja, menyebabkan dia jatuh bebas sejauh 30 meter. Dia akan mati, tetapi talinya menghentikan kejatuhannya sebelum dia menyentuh tanah. Ketika talinya diperiksa kemudian, tali itu hampir tidak utuh, tetapi tali itu telah menyelamatkan hidupnya. Jika kamu berpikir bahwa mempercayakan nyawa kita pada seutas tali itu gila, mungkin banyak orang akan setuju dengan kamu. Tetapi sementara kamu mungkin tidak ingin menaruh kepercayaan sebanyak itu pada tali, karena tentu saja kamu bukan pemanjat tebing, tetapi Tuhan ingin kamu menaruh kepercayaan sebanyak itu kepada-Nya. Dalam Yesaya 41:10 Tuhan berjanji untuk “meneguhkan” kita. Bagi pemanjat tebing, tidak ada yang lebih penting daripada memiliki tali yang benar-benar dapat mereka percayai untuk menahannya jika mereka jatuh. Tuhan memberikan kepercayaan yang sama kepada orang Kristen untuk kehidupan sehari-hari. Ketika kita mengalami kesulitan atau hal-hal yang tidak menyenangkan dalam hidup kita, kita, seperti halnya para pemanjat tebing dapat mempercayai kekuatan tali mereka, kita dapat percaya bahwa Tuhan mengendalikan segala sesuatu yang terjadi dan bahwa Dia akan membantu kita melalui keadaan yang paling sulit sekalipun jika kita percaya kepada Dia. Kita dapat mempercayai Tuhan bahkan dalam situasi hidup yang paling sulit karena Dia telah berjanji untuk menopang kita. Wonder Kids jangan takut, sebab Tuhan ada bersamamu. Jangan bimbang, sebab Tuhan memegangmu. Walaupun kamu tidak melihatNya, Dia selalu ada bersamamu. Amin, Tuhan Yesus memberkati kalian.
Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 15 Februari 2024 Bacaan: "Karena segala jalan orang terbuka di depan mata TUHAN, dan segala langkah orang diawasi-Nya." (Amsal 5:21) Renungan: Ada seorang gadis kecil bernama Elizabeth, yang tinggal di sebuah peternakan bersama ayahnya. la banyak diberikan pelajaran dan cerita tentang Tuhan. la diajarkan bahwa ia harus melakukan segala sesuatu untuk menyenangkan Tuhan, yang telah menjaga dan memberkatinya. Pada satu tahun tertentu, lahan pertanian ayahnya tidak menghasilkan tanaman yang baik, sehingga mengalami banyak kerugian. Hal ini menyebabkan ayahnya bermaksud menyelinap ke ladang tetangga untuk mencuri beberapa hasil pertanian dari ladang tersebut. Malam itu, sang ayah mengajak Elizabeth untuk berjaga-jaga, karena sang ayah akan mencuri hasil ladang milik orang lain. "Elizabeth, ingat,... kau harus tetap waspada dan segera memanggil ayah jika ada yang melihat kita, sehingga kita bisa langsung kabur." Begitu perintah Ayah Elizabeth kepada gadis kecilnya. Ayah Elizabeth akhirnya mencuri di ladang pertama dengan segera, tapi Elizabeth tiba-tiba berkata, "Ayah, seseorang melihatmu!" Ayahnya terkejut dan segera menoleh untuk melihat ke sekeliling, namun ternyata tidak ada seorangpun di tempat itu, akhirnya ia memutuskan untuk pindah ke ladang berikutnya. Namun, setiap kali ia akan memulai, putrinya akan berkata, "Ayah, seseorang melihatmu!" Akhirnya sang ayah tidak bisa mencuri apapun dan marah kepada putrinya, "Kenapa kau terus mengatakan seseorang melihat saya? Saya telah melihat sekeliling dan saya tidak melihat siapapun." Elizabeth pun menjawab, "Ayah, Tuhan ada di mana-mana dan la melihat kita sepanjang waktu. Dialah yang saya maksud dengan seseorang yang melihatmu ayah." Di dalam kehidupan ini, kita sering dihadapkan kepada permasalahan hidup yang membuat kita bertoleransi dengan tindakan yang salah dengan berbagai macam alasan, misalnya: "Kan gak ada yang tahu." Seringkali, kita sebagai pengikut Yesus melupakan satu hal yaitu ada satu pribadi yang selalu mengawasi kita di setiap saat, yaitu Tuhan. Jadi, apapun yang kita lakukan sesungguhnya Tuhan mengerti dan mengenalnya. Jadi mari berhati-hati dalam hidup ini, jangan berlaku sembrono saat tidak ada siapapun di sekitar kita, karena segala jalan orang terbuka di depan mata TUHAN, dan segala langkah orang diawasi-Nya. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau selalu melihat keberadaan diriku. Kuduskanlah selalu pikiran, perkataan, perasaan dan perbuatanku sehingga apa yang kupikirkan, kukatakan, kurasakan dan kulakukan semuanya dapat membawa kebaikan bagi sesamaku dan untuk kemuliaan nama-Mu. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 11 Februari 2024 Bacaan: "Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan." (Mazmur 73:24) Renungan: Suatu hari ada beberapa anak muda sedang bermain dengan layang-layang mereka. Langit dipenuhi layang-layang warna-warni, bentuk dan ukuran menarik. Mereka terbang dengan anggun dan menari seperti burung yang cantik. Sekuat-kuatnya angin meniup layang-layang, seutas benang mengendalikannya. Sekalipun layang-layang tertiup angin kencang, ia akan terus terbang semakin tinggi. Mereka bergoyang dan menarik, namun benang pengendali membuat mereka tetap menghadap ke depan dan melawan angin. Layang-layang itu sedang berjuang untuk melawan benang yang mengikatnya, seolah-olah mereka mengatakan, "Lepaskan aku! Lepaskan aku! Aku ingin terbang bebas!." Mereka melayang dengan indah sambil berusaha menarik benang dengan kuat. Akhirnya, salah satu layang-layang berhasil terlepas dari benangnya. Layang-layang itu seolah-olah berkata, "Hore, akhirnya aku bebas. Bebas terbang bersama angin." Namun setelah terlepas dari benang pengendali, dia mulai merasakan angin yang tidak bersahabat. Dia melayang perlahan ke tanah yang buruk, mendarat di tengah semak-semak dan benangnya tersangkut di semak kering. "Akhirnya bebas" bebas tergeletak tanpa daya di tanah dan tanpa harapan untuk menghadapi tantangan. Seringkali kita seperti layang-layang itu. Kita ingin lepas dari kendali Tuhan, padahal Tuhan memberi kita batasan, peraturan yang harus diikuti supaya kita dapat bertumbuh dan memperoleh kekuatan. Benang pengendali sangat dibutuhkan untuk melawan hembusan angin. Beberapa dari kita menarik benang dengan sangat keras sehingga benang terputus dan akhirnya kita tidak bisa terbang lagi untuk mencapai ketinggian yang kita harapkan. Kita berusaha untuk lepas dari benang kendali dan akhirnya justru berakhir di semak-semak. Marilah kita terbang tinggi seperti yang sudah Tuhan rancangkan dalam hidup kita, dan mengakui bahwa kendali yang sepertinya membatasi dan menahan kita sebenarnya justru akan membantu kita untuk naik dan mencapai tujuan Tuhan dalam hidup kita yang jauh lebih indah. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, kupersembahkan diriku untuk ikut dalam rancangan-Mu. Biarlah Engkau yang selalu pegang kendali atas hidupku, karena aku tahu, bersama dengan-Mu hidup menjadi lebih baik. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 7 Februari 2024 Bacaan: "Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari kepada tujuan...!" (Filipi 3:13-14) Renungan: Seorang terpidana yang telah dijatuhi hukuman mati atau hukuman seumur hidup, akan mulai berpikir bahwa tidak ada lagi harapan baginya. Harapan untuk berkumpul dengan keluarga kembali rasanya tidak mungkin lagi, harapan untuk hidup normal dan memulai sesuatu yang barupun sudah tidak ada gunanya lagi. Semuanya hanya tinggal sebatas tembok penjara. Keadaan seperti itu merupakan harga yang harus dibayar atas semua kejahatan yang pernah mereka lakukan. Bagaimana dengan kita? Seringkali tanpa kita sadari banyak di antara kita yang hidup di luar tembok penjara, kita bebas secara fisik namun terpenjara dalam hati dan pikiran kita. Ada tembok kegagalan yang terus mengurung kita, ada tembok sakit hati yang menghalangi kita untuk menikmati indahnya hidup dalam damai sejahtera. Ada tembok masa lalu yang buruk yang terus mengintimidasi kita untuk tidak melakukan apa-apa dalam hidup ini. Ada tembok kepedihan dan penderitaan yang tidak mengijinkan kita untuk mencoba mengambil kesempatan baru dan melakukan sesuatu bagi masa depan kita. Jangan biarkan tembok-temobok itu mengurung kita. Kita bisa keluar dari sana sebab sekalipun tembok itu tinggi tetapi ada pintu di sana dan kita telah memegang kunci pintu itu. Bukalah pintu itu dengan berkata: "Aku mau mengampuni, aku mau melupakan apa yang dibelakangku, aku mau berharap pada Tuhan sebab masa depanku indah dan ada di tangan-Nya, aku mau mencoba memulai sesuatu yang baru, dan aku mau keluar dari penjara ini." Hanya kita yang bisa melakukannya. Kita memang bukan orang yang sempurna. Kita merasakan sakit ketika ada orang yang menyakiti kita. Kita merasakan takut ketika masalah yang kita hadapi belum juga selesai. Kita merasakan khawatir dan hampir hilang harapan ketika kita mengalami kegagalan. Kita merasakan minder dan takut ketika kita ingat kembali masa lalu kita yang buruk. Dengan keberadaan diri kita yang seperti ini, siapa orang yang mau menerima kita? Itu benar, jika orang yang menilai kita itu adalah manusia. Tapi lihat Allah, Dia sanggup mengubah Rasul Paulus, manusia yang kejam, keras dan penganiaya murid-murid Tuhan, menjadi orang yang penuh kasih, cinta Tuhan dan hidup untuk Injil. Jika Allah sanggup mengubah Rasul Paulus, apalagi diri kita. Dia sanggup memberi jalan keluar untuk persoalan kita. Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Bagaimana caranya? Lupakan semua yang ada dibelakang kita, kegagalan kita, masa lalu kita, maafkan orang yang telah menyakiti kita, arahkan diri kita dan larilah pada apa yang ada di hadapan kita, maka Allah akan mengubah hidup kita. Hal itulah yang dilakukan Rasul Paulus. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, tanamkanlah dalam hatiku bahwa tidak ada perkara yang mustahil bagi-Mu, maka kuserahkan setiap pengharapanku ke dalam tangan-Mu. Aku percaya bila Engkau berkehendak, maka semua akan terjadi. Amin. (Dod).
Kali ini, kita akan menjelajahi kesepian dari sudut pandang yang berbeda, melihatnya sebagai sinyal penting untuk kebutuhan koneksi sosial. Seringkali, kita menganggap kesepian sebagai hal negatif, tapi bagaimana jika itu sebenarnya adalah panggilan untuk membangun hubungan sosial yang lebih sehat? Kita akan membahas cara mengatasi kesepian, menghindari lingkaran spiral yang bisa berakibat buruk, dan merangkul kebutuhan akan koneksi sosial. Temukan tips praktis untuk membangun hubungan sosial yang memuaskan, mengusir kesepian, dan menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan mental. Jangan biarkan kesepian menguasai hidupmu—yuk hilangkan rasa kesepian dan mulai membangun hubungan yang bermakna! Leave a comment and share your thoughts: https://open.firstory.me/user/clhb6d0v60kms01w226gw80p4/comments Powered by Firstory Hosting
Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 29 November 2023 Bacaan: "Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku." (1 Raja-raja 19:4) Renungan: Pernahkah kita kehilangan kekuatan iman ketika diperhadapkan pada suatu keadaan yang tidak terlalu genting? Seringkali kita menghadapi situasi sulit yang sangat menantang iman dan mampu melewatinya dengan iman yang terfokus pada Tuhan. Namun, ada kalanya kita mengalami kekhawatiran dan ketakutan hanya karena persoalan kecil. Elia berdiri teguh di puncak gunung Karmel mendeklarasikan fokus dan kekuatan imannya kepada Tuhan dan meyakini 100% akan jawaban doanya. Namun imannya jatuh seketika di titik nol hanya karena ancaman seorang perempuan. Ia menjadi putus asa dan ingin mati rasanya. Demikian pula Abraham, ia melakukan hal yang sama ketika ia berbohong tentang Sara di hadapan Firaun karena berusaha menyelamatkan nyawanya. Daud yang menuliskan pujian yang indah tentang kesetiaan Tuhan yang besar dalam hidupnya, namun juga yang menyerukan, "Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" Musa yang menjadi pemimpin besar yang membawa bangsa Israel keluar dari Mesir dengan perbuatan tangan Tuhan yang besar, namun ia pun berseru-seru kepada Tuhan ketika berada di Masa dan Meriba, "Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu?" Nabi Elia, Raja Daud, dan Musa adalah pahlawan-pahlawan iman yang dipakai oleh Tuhan untuk mendemonstrasikan kuasa-Nya, akan tetapi hal ini tidaklah menjadikan mereka manusia super rohani tanpa kegagalan. Dengan demikian, kita tidak perlu berkecil hati ketika tapak perjalanan iman kita bagai grafik yang menurun secara drastis. Saat-saat kegelisahan, kekhawatiran, dan ketakutan tidak mampu kita halau, apakah yang harus kita lakukan selanjutnya? Nyatakan kepada Tuhan segala kelemahan iman kita dan tetaplah berdiri di gunung Tuhan. Dengan kata lain, iman kita boleh limbung namun tidaklah mati. Demikianlah Tuhan berkata setelah Elia menyampaikan ketakutannya, "Bangunlah, makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu." Kita tidak berdiam diri ketika kondisi iman kita tercekik, namun kita harus bangkit dan meraih kekuatan Tuhan untuk menjalani hari-hari yang penuh tantangan dan menyadari la selalu setia di dalam kehidupan kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku mohon kekuatan untuk bisa bangkit ketika imanku runtuh, sehingga aku sanggup menapaki jalan kehidupanku sampai akhir. Amin. (Dod).
Seringkali, kita kira, kita yang paling benar. Enggan mendengarkan apa kata orang dan fokus kepada apa yang menurut kita paling benar. Padahal, asumsi lah yang kadang menjadi hambatan untuk kita berkembang. Entah sudah berapa banyak orang yang mati karena terbunuh oleh asumsinya pribadi #PodcastBercanda
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 19 September 2023 Bacaan: "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya." (Amsal 27:17) Renungan: Di dalam bengkel, salah satu alat yang paling sering digunakan adalah gerinda. Gerinda berfungsi untuk mengikis, memperhalus permukaan dan mempertajam alat-alat potong. Ketika gerinda dan benda yang hendak dikikis bertemu, maka akan terdengar bunyi gesekan keras, terlihat percikan bunga api dan benda tersebut menjadi panas. Memang terasa tidak nyaman, tetapi hasil akhirnya sungguh indah. Permukaan yang semula kasar menjadi halus. Bagian buruk dari benda itu dihilangkan bahkan dibentuk menjadi indah. Alat-alat potong yang tumpul bisa menjadi tajam kembali. Pesan moral bagi kita semua adalah bahwa dengan cara yang sama kehidupan ini membentuk karakter kita, memperhalus tabiat kita dan mempertajam kehidupan kita serta menjadikan hidup lebih indah. Terkadang Tuhan memakai orang-orang di sekitar kita untuk menjadi batu gerinda bagi kita, dan mungkin juga tanpa kita sadari kita menjadi batu gerinda bagi orang lain. Kita saling menggesek, membentuk memperhalus, mempertajam dan memperindah. Prosesnya memang tidak menyenangkan tetapi jika melihat hasil akhirnya, semua proses itu terlihat sungguh layak. Seringkali kita menjadi frustasi pada saat kita berhadapan dengan atasan yang galak dan kaku, rekan kerja yang tidak menyenangkan, pelanggan yang menyebalkan. Namun di atas semua itu tetaplah bersyukur untuk semua orang-orang sulit yang ada di sekitar kita, sebab mereka sudah menjadi batu gerinda bagi kita. Penulis kitab Amsal menulis, "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya." Ribuan tahun lalu Alkitab sudah menuliskan tentang kebenaran ini, yakni orang akan menajamkan orang. Jika demikian, yang perlu kita awasi adalah sikap kita ketika terjadi gesekan. Tentu kita semua pernah mengalami gesekan yang tidak menyenangkan bukan? Sekarang coba kita ingat-ingat kembali, sudah benarkah sikap yang kita ambil? Atau justru kita bereaksi secara negatif, yang menyebabkan hubungan menjadi tidak baik? Kita harus menanamkan dalam hati bahwa gesekan yang terjadi bertujuan untuk memperindah dan mendewasakan karakter kita. Dengan demikian kita harus memaksa diri untuk bereaksi dengan benar, walaupun ini berarti kita harus melepaskan ego kita, atau mungkin juga kita harus melepasan hak-hak kita dan bahkan kita harus mengesampingkan perasaan kita. Oleh karena itu marilah bereaksi dengan benar. Jadikan momen gesekan yang tidak menyenangkan itu untuk menunjukkan keindahan dan kedewasaan kepribadian kita. Dengan demikian semakin banyak gesekan yang terjadi semakin indah dan dewasa kepribadian kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku tahu bahwa aku pasti akan menghadapi gesekan dengan sesamaku. Tolonglah aku agar dapat bereaksi dengan benar sehingga kepribadianku semakin indah di hadapan-Mu. Amin. (Dod).
Kadang kita terlalu sibuk mencari jawaban di luar diri. Seringkali kita lupa bahwa mungkin saja kebijaksanaan masa lalu peninggalan nenek moyang adalah jalan keluar dari masalah yang kita hadapi hari ini dan modal untuk masa depan yang lebih baik. Sejatinya, jawaban yang kita tunggu telah kita miliki — pertanyaannya, apakah kita siap untuk mengingatnya? Gita Syahrani, pegiat gotong royong di bidang kelestarian, menceritakan bagaimana Indonesia bisa berdaya dengan mengelola keanekaragaman hayati yang ada di berbagai daerah secara bijak dan ‘cukup' lewat skema bioekonomi. Gotong royong berbagai pihak lintas sektor dan geografis yang terjalin bukan hanya lewat logika tapi juga rasa jadi kunci keberhasilan perjalanan bersama. Gita Syahrani adalah Kepala Sekretariat tahun 2017—2023 dari Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) sebuah asosiasi pemerintah kabupaten untuk mewujudkan pola pembangunan yang menjaga lingkungan & menyejahterakan masyarakat lewat gotong royong. Gita juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengurus dari Koalisi Ekonomi Membumi (KEM) yang terbentuk di tahun 2022 sebagai upaya mendorong bisnis dan investasi lestari terhubung dengan daerah yang juga lestari di Indonesia. ------------------------ Risalah Episode Ini: https://sgpp.me/eps150notes ------------------------ Berminat menjadi pemimpin visioner berikutnya? Hubungi SGPP Indonesia di: admissions@sgpp.ac.id https://admissions.sgpp.ac.id https://wa.me/628111522504 Playlist episode "Endgame" lainnya: Indonesia Matters Wandering Scientists The Take Kunjungi dan subscribe: SGPP Indonesia Visinema Pictures
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 9 Juli 2023 Bacaan: "Hai anakku, janganlah pertimbangan dan kebijaksanaan itu menjauh dari matamu, peliharalah itu." (Amsal 3:21) Renungan: Keputusan Esau menjual hak kesulungannya, salah satunya disebabkan karena tidak adanya pertimbangan atau tidak berpikir panjang. Tentunya Esau juga tahu apa itu hak kesulungan dan berkat-berkat apa saja yang akan diperolehnya melalui hak kesulungan itu. Buktinya setelah ia tahu bahwa ayahnya telah memberkati Yakub, meraung-raunglah ia dengan keras sambil memohon agar Ishak memberkatinya juga. Namun apa boleh buat, semua sudah terlambat. Ketika Esau diperhadapkan pada keinginan yang besar untuk makan bubur kacang merah, ia sama sekali tidak berpikir panjang tentang pentingnya hak kesulungan. Ia terpikat dengan apa yang ada di depan matanya saat itu. Melalui kisah kehidupan Esau kita belajar tentang satu perkara penting, yaitu membiasakan diri berpikir panjang sebelum mengambil keputusan. Seringkali kita begitu terpaku pada keadaan yang ada di depan mata kita, sehingga kita lupa untuk berpikir panjang dan menimbang-nimbang mengenai akibat dari keputusan yang kita ambil. Ada sebuah kata bijak yang berkata, "Mujurlah orang yang tidak tergesa-gesa memutuskan, karena pertimbangan akan mencegah air mata penyesalannya." Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ingatkan aku ketika aku hendak mengambil keputusan. Biarlah hikmat dan kebijaksaan-Mu menguasai hati dan pikiranku, sehingga setiap keputusan yang aku ambil sungguh sesuai dengan kehendak-Mu dan bukan kehendakku sendiri, Yesus, Engkaulah sumber kebijaksanaanku, Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 11 Juni 2023 Bacaan: "Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telingaNya kepada teriak mereka minta tolong." (Mazmur 34:16) Renungan: Beberapa tahun yang lalu saya bersama 9 orang teman mengadakan pelayanan doa selama 5 hari di sebuah desa sederhana di daerah Blitang, Sumatera. Kami tinggal di rumah penduduk yang sederhana. Dari pagi sampai malam begitu banyak orang yang datang minta didoakan. Kami juga mengunjungi rumah-rumah penduduk yang minta didoakan. Sehari sebelum pulang saya mempersiapkan uang untuk membeli tiket. Ketika dihitung-hitung ternyata uangnya hanya cukup untuk membeli tiket pulang naik bus umum dan kapal ferry. Padahal kami butuh untuk makan di kapal. Lalu saya hanya berdoa. "Tuhan, uangnya hanya Cukup untuk transport, dan kami tidak ada uang untuk membeli makan 10 orang. Amin." Malam harinya ketika sebagian teman sudah tidur, tiba-tiba pintu di ketuk dari luar. Kemudian teman saya yang kebetulan tidur di lantal tanah beralaskan tikar membuka pintu, ternyata ada seorang bapak yang mencari saya. Kemudian saya menemui bapak tersebut dan beliau membawa sebaskom besar daging mentah yang sudah dipotong-potong dan siap untuk di masak dengan bumbunya. Beliau mengatakan bahwa daging ini diberikan kepada kami sebagal ucapan syukur karena sudah mendoakan keluarganya. Saya hanya terharu sambil mengucapkan terima kasih. Kemudian saya berdoa dalam hati, "Terima Kasih Tuhan, Engkau sudah mendengar dna menjawab doa saya." Kemudian saya membangunkan teman- teman dan kami mulai memasak daging itu untuk dibawa besok pagi sebagai bekal pulang ke Jakarta. Seringkali kita kurang bisa merasakan kepedulian Allah. Maka, kadangkala Allah membiarkan kita mengalami masalah-masalah. Allah ingin supaya kita dekat dengan-Nya dan bisa merasakan kepedulian-Nya. Ketika segelas air diberikan kepada orang yang hidup di tepi sungal, tidak akan terasa apa-apa. Tetapi, ketika segelas air itu diberikan kepada orang yang hidup di padang gurun, akan sangat terasa manfaatnya. Demikianlah kepedulian Allah akan terasa ketika kita sedang ada dalam masalah. Oleh sebab itu, hendaklah kita tetap meyakini bahwa Allah peduli kepada kita dalam segala situasi. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau selalu peduli akan kebutuhan hidupku. Jangan biarkan aku meragukan kuasa-Mu ketika segala sesuatu berjalan tidak sesuai dengan kehendakku. Tambahkan imanku, agar aku semakin percaya bahwa Engkau senantiasa ada untukku. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 9 Juni 2023 Bacaan: "Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan." (Efesus 6:4) Renungan: Ada seorang pemuda yang berdiri sebagai seorang hukuman karena kejahatan-kejahatan yang dilakukannya. Hakim yang akan mengadili pemuda tersebut sudah kenal betul dengannya sejak ia masih kecil. Apalagi ayahnya adalah seorang penegak hukum yang terkenal. Sebelum sidang dimulai sang hakim bertanya kepada pemuda tersebut, "Apakah engkau ingat pada ayahmu yang sudah engkau permalukan dengan kelakuanmu?" Pemuda itu menjawab, "Ya, saya sangat mengingat dia. Dulu ketika saya datang kepadanya untuk meminta nasihat karena saya butuh teman, ia mengangkat kepalanya sejenak dari buku hukum yang dibacanya dan ia berkata kepada saya, "Pergi sana! Papa sedang sibuk!" Papa kini selesai membaca buku tersebut dan ia menjadi ahli hukum yang terkenal tetapi saya berada di sini sebagai orang hukuman." Seringkali kita lebih sibuk dengan karier, pekerjaan dan keberhasilan di dalam sesuatu yang kita kejar namun kita melupakan hal yang sangat penting dan juga memerlukan perhatian kita yaitu keluarga. Kita mengabaikan suami, atau istri, dan anak-anak yang sangat membutuhkan uluran tangan dan perhatian kita. Salah satu faktor yang membuat keluarga dan anak-anak kita jauh dari Tuhan adalah kurangnya perhatian kita pada keluarga. Kita terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga tidak ada waktu untuk berdoa bersama, ke gereja bersama, membaca Alkitab bersama. Betapa menyedihkan kalau kita berhasil mendidik dan mengajarkan jalan-jalan Tuhan kepada orang lain tetapi tidak kepada keluarga dan anak-anak kita. Betapa menyedihkan jika kita berhasil di dalam usaha kita tetapi rumah tangga yang berisi hanya sedikit orang malah hancur tak terurus. Berikanlah waktu dan perhatian untuk pasangan dan anak-anak kita. Pada akhirnya kita akan bangga karena kita tidak hanya berhasil di dalam pelayanan dan karier, tetapi juga berhasil melayani keluarga sendiri. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku mohon ampun karena aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku sehingga tidak bisa memberikan waktu dan perhatian untuk suami, istri, anak-anak dan orang tuaku. Aku sadar, manusia tidak pernah puas untuk mengejar harta duniawi yang bersifat fana. Ingatkan aku bahwa keluargakupun butuh perhatianku. Pimpin aku Tuhan agar aku dapat membawa keluargaku untuk hidup lebih dekat dengan-Mu, sehingga melalui kehadiranku semua anggota keluargaku dapat merasakan kehangatan dan perlindungan-Mu sendiri. Yesus, kembalikan hatiku pada semua anggota keluargaku dan kembalikan hati mereka kepadaku. Amin. (Dod).
Saya membahas buku Time and How to Spend It karya James Wallman. Buku ini membahas soal waktu dan cara menggunakan waktu dengan efektif. Ada sebuah pepatah yang menarik. Jika hal paling berharga di dunia adalah waktu, maka keahlian paling penting di dunia adalah bagaimana cara menggunakan waktu dengan baik. Nah, apa yang membuat waktu itu bisa dijalankan dengan baik? Seringkali kita merasa tidak punya waktu. Kita merasa terlalu sibuk. Tidak bisa mengerjakan apa-apa. Bahkan, tidak punya waktu untuk diri sendiri. Apakah benar? Selain itu, apakah waktu yang kamu gunakan, membuat kamu bahagia? Atau jangan-jangan, kita sibuk mengerjakan sesuatu yang justru membuat kita menderita.
Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 3 Maret 2023 Bacaan: "Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya." (Efesus 5:33) Renungan: Suatu ketika ada seorang suami yang menuliskan curahan hatinya sebagai bentuk penyesalan atas sikap egoisnya selama ini terhadap istrinya. Ia menuliskan: "Seringkali tanpa aku sadari aku telah berbuat sangat egois. Sebagai seorang suami, lebih sering aku memaksakan kehendakku sendiri. Aku memunyai seorang isteri yang baik. Memang pada saat yang lalu ia suka membantah apa yang aku katakan, tetapi setahun terakhir ini dia lebih suka mengalah dan diam, apalagi pada saat aku marah. Dalam hal kebutuhannya pun dia lebih sering diam dan tidak mengatakannya kepadaku. Hingga pada suatu saat, hatiku terasa hancur karena dengan mata kepalaku yang baru "terbuka lebar", aku melihat isteriku memakai sepatu satu-satunya yang ia punyai yang sudah dalam keadaan rusak. Hatiku semakin terasa seperti disayat sembilu, karena dia memakai sepatu yang seperti itu di depan guru-guru Bina Iman yang sedang rapat. Aku tidak bisa berkata dan berbuat apa-apa saat itu. Aku hanya bisa menangis dan berkata dalam hati, "Ternyata aku orang yang egois, sehingga tidak sempat memperhatikan kebutuhan isteriku." Setelah kejadian itu, aku langsung mengambil keputusan untuk membelikan dia sepasang sepatu. Peristiwa itu tidak akan pernah hilang dari ingatanku. Mulai dari saat itu cintaku kepada isteriku semakin bertambah dalam. Aku sangat sadar bahwa dialah wanita terbaik, yang Tuhan berikan dalam hidupku. Aku mulai mencoba melihat apa yang tidak dimiliki oleh isteriku. Ternyata memang benar dan baru aku sadari sepenuhnya, pakaian yang dia pakai selama ini semua telah "berusia tua" tetapi dia berusaha merapikan dan terus merapikan supaya terlihat baru setiap saat. Dahulu aku tidak merasa apa-apa saat isteriku menawarkan supaya aku membeli pakaian atau sepatu. Sekarang, jika dia berkata seperti itu lagi, aku merasakan hal itu bagaikan palu besar yang sedang memukul kepalaku supaya tidak membeku. Sekarang aku mengerti, itulah wujud kasih dan pengorbanannya bagiku. Ia mengasihiku karena itu ia mendahulukanku. Aku yakin Tuhanlah yang telah menyadarkanku. Tuhan menyingkapkan perkara yang harus aku perhatikan, yaitu lebih dalam lagi mencintai dan memperhatikan isteriku, pendamping hidupku. Tuhan sebenarnya sudah memberikan firman-Nya bahwa cinta yang aku miliki sebenarnya lebih berharga dari apa pun juga, tetapi aku biarkan semua hal itu menjadi biasa-biasa saja. Melalui peristiwa ini, cintaku semakin dalam kepada istriku! Mungkin kita seorang suami atau isteri yang selama ini berlaku terlalu egois. Kita tidak pernah memperhatikan kebutuhan pasangan hidup kita. Kita lebih senang jika kebutuhan dan keinginan kita sendiri yang terpenuhi. Inilah saat yang tepat bagi kita untuk menyadarinya. Mari kita memperhatikan kehidupan dan kebutuhan pasangan kita, karena dialah yang terbaik yang Tuhan berikan kepada kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih untuk pasangan hidup yang Engkau berikan kepadaku. Ajarilah aku untuk tidak bersikap egois serta memerhatikan kehidupan dan kebutuhannya. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 25 Januari 2023 Renungan: "Kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab TUHAN telah berbuat baik kepadamu." (Mazmur 116:7) Renungan: Bruce Larson menceritakan pengalamannya dalam Wind and Fire, "Beberapa tahun yang lalu saya hampir tenggelam akibat badai di Teluk Mexico. Ketika itu saya mendapati diri saya berenang jauh dari pantai dan berusaha mencapai perahu saya yang terhanyut. Saya terjebak dalam keadaan sulit itu karena kebodohan saya sendiri, sesuatu yang sama sekali tidak biasanya terjadi. Saya masih ingat mengatakan, 'Yah, inilah saatku." Ombaknya setinggi tujuh atau delapan kaki, dan langit gelap dengan angin kencang dan kilat sambar menyambar. Saya sedang terhanyut di laut saat Firman Tuhan datang pada saya dan menyelamatkan nyawa saya. Saya merasakan la berkata kepada saya, 'Aku di sini, Larson, dan engkau tidak akan pulang secepat yang engkau kira. Bisakah engkau menjejak-jejakkan kaki di air?' Entah bagaimana itu tak pernah terpikirkan oleh saya, karena sebelumnya saya hanya berusaha berenang dengan kalap. Seandainya saya terus saja dengan kalap berusaha berenang kembali ke pantai, tenaga saya pasti terkuras dan tenggelamlah saya. Dalam segala macam keadaan, kita dapat membuat masalah menjadi lebih buruk dengan upaya-upaya kalap kita untuk menyelamatkan diri kita sendiri, padahal Tuhan sedang berusaha mengatakan kepada kita, "Tenanglah." Seringkali, bukannya tenang, kita membuat diri kita berada dalam keadaan berbahaya dan semakin kita berusaha justru semakin buruk jadinya." Apakah saat ini kita sedang berusaha menyelesaikan berbagai persoalan dan tantangan kehidupan yang kita hadapi dengan ketakutan dan kecemasan sehingga kita mulai menjadi kalap ? Kalau kita merasa seolah tiada lagi jalan keluar, mungkin inilah saatnya yang paling tepat bagi kita untuk berhenti sejenak dari upaya menggebu-gebu kita dalam mencari penyelesaian atau jawaban dengan cara kita sendiri. Beri Tuhan Yesus waktu untuk melakukan karya-Nya, dan untuk menyampaikan hikmat-Nya kepada kita. Tenanglah, karena Dia tetap Tuhan yang memegang kendali secara penuh atas seluruh aspek kehidupan kita. Karena Tuhan akan selalu memberikan yang terbaik, kepada mereka yang menyerahkan pilihannya kepada-Nya. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau selalu ada untukku. Kini aku tidak lagi merasa khawatir atas permasalahan yang terjadi atas diriku karena aku tahu tidak pernah sedetikpun Engkau meninggalkan aku. Dan aku percaya, bersama dengan Engkau, aku akan baik-baik saja. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan Kamis, 12 Januari 2023 Bacaan: "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu." (Lukas 6:27) Renungan: Seorang dokter hewan dipanggil untuk melakukan pemeriksaan terhadap seekor anjing wolfhound Irlandia berumur 10 tahun yang bernama Belker. Pemilik anjing tersebut yang bernama Ron dan istrinya Lisa serta anak laki-laki kecil mereka Shane, berharap Belker bisa sembuh. Setelah sang dokter memeriksa Belker, akhirnya ditemukan bahwa Belker menderita penyakit kanker ganas yang sudah tidak bisa disembuhkan. Sang dokter mengatakan kepada keluarga tersebut bahwa ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk Belker dan menawarkan kepada mereka untuk memberikan suntikan kematian secara cepat kepada Belker. Mereka pun membuat janji pertemuan untuk melaksanakan proses tersebut. Ron dan Lisa kemudian memberitahu kepada sang dokter bahwa mungkin ada baiknya anak mereka Shane yang masih berumur 6 tahun itu diberitahu agar melihat sendiri secara langsung bagaimana proses penyuntikan tersebut. Mereka merasa bahwa Shane dapat belajar sesuatu dari peristiwa tersebut. Keesokan harinya setelah keluarga tersebut berkumpul, sang dokter melakukan penyuntikan terhadap Belker. Dalam beberapa menit kemudian Belker pun tidur untuk selamanya dengan damai. Shane kecil kelihatannya menerima kejadian tersebut tanpa rasa sedih. Kemudian mereka semua duduk bersama setelah kematian Belker dan mereka membahas mengapa usia anjing lebih cepat daripada manusia. Shane yang awalnya hanya mendengarkan dalam diam kemudian berkata, "Saya tahu jawabannya." Apa yang kemudian keluar dari mulut Shane membuat sang dokter terheran-heran. Sang dokter tidak pernah mendengarkan hal yang begitu nyaman dapat keluar dari mulut seorang anak kecil dan itu mengubah cara hidup sang dokter. Shane berkata, "Manusia dilahirkan agar mereka dapat belajar bagaimana hidup di dalam kehidupan yang baik seperti mencintai setiap orang dalam setiap waktu dan menjadi orang yang baik. Para anjing sudah mengetahui bagaimana cara melakukan hal tersebut, jadi mereka tidak harus tinggal terlalu lama di dunia ini." Seringkali kita memang harus belajar dari anjing tentang kesetiaan mereka, pengorbanan mereka, pengabdian mereka kepada tuannya, bagaimana mereka begitu bersemangat memberikan kibasan ekor ketika bertemu tuannya, tidak pernah punya dendam dan lain sebagainya. Mereka tidak pernah berpura-pura dan menghidupi kehidupannya dengan penuh cinta kepada tuannya. Di hari yang panas, mereka akan tidur dengan nyaman di bawah pohon yang sejuk. Mereka pun begitu menikmati saat angin menerpa wajah mereka ketika mereka berlari. Ketika tuannya bahagia dia akan ikut loncat-loncat namun ketika tuannya sedang sedih, dia pun hanya diam dan duduk mendekat sambil memberikan perhatian kepada tuannya. Kehidupan kita terlalu singkat untuk diisi oleh berbagai hal yang tidak penting atau hal yang merugikan. Buatlah suasana yang nyaman dan bahagia kemanapun kita pergi, lupakan hal-hal buruk dan fokus pada hal yang baik. Bahkan berpikirlah hal-hal yang baik kepada orang yang tidak melakukan hal baik kepada kita karena ada tertulis jika kita berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat kepada kita, itu seperti menaruh bara di atas kepalanya. Biarlah kita berbuat baik bukan karena orang lain berbuat baik kepada kita, tetapi karena Tuhan Yesus telah lebih dahulu berbuat baik kepada kita, sehingga sudah sepantasnya kita menyalurkan kasih Tuhan Yesus kepada sesama. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, penuhilah aku dengan rahmat kebaikan-Mu, sehingga melalui kehadiran-Ku orang merasakan dan mengetahui bagaimana mengasihi, bagaimana mengampuni dan bagaimana bisa menerima orang lain apa adanya. Tuhan Yesus yang baik, jadikanlah hatiku seperti hati-Mu sendiri. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 6 Januari 2023 Bacaan: "Lihatlah, yang kuanggap baik dan tepat ialah, kalau orang makan minum dan bersenang-senang dalam segala usaha yang dilakukan dengan jerih payah di bawah matahari selama hidup yang pendek, yang dikaruniakan Allah kepadanya, sebab itulah bahagiannya." (Pengkhotbah 5:17) Renungan: Ada seorang pengusaha kaya raya yang super sibuk baru saja membeli sebidang tanah seluas ratusan hektar di tepi sebuah pantai. Ia pun pergi untuk meninjau lokasi tersebut. Tiba-tiba langkahnya itu dihentikan oleh suara seorang pria. "Selamat pagi kawan," ujar pria yang sedang duduk bersantai sambil menikmati panasnya sinar matahari. Si pengusaha menoleh, "Selamat pagi. Hei, kenapa kamu di situ saja? Apakah kamu tidak punya pekerjaan?" tanya si pengusaha. "Aku nelayan," jawab orang itu. Perbincangan pun berlanjut. "Kalau begitu pergilah ke laut dan tangkaplah banyak ikan," kata si pengusaha. "Oh, aku sudah ke laut tadi pagi. Sekarang aku sedang menikmati hidupku sambil melepas lelah," jawab si nelayan. "Sekarang kembali lagi ke laut," kata si pengusaha dengan nada agak tegas. "Tapi untuk apa?" tanya si nelayan. "Tangkap lagi ikan sebanyak-banyaknya," jawab si pengusaha. Sejenak nelayan nelayan diam, kemudian ia berkata, "Teruuus..." "Ya, kemudian kamu jual ikan itu supaya uangmu bertambah banyak sehingga kamu menjadi kaya," kata si pengusaha. "Kemudian apa yang harus aku lakukan?" tanya nelayan lagi. "Kamu tinggal menikmati hidupmu," kata si pengusaha. Dengan wajah polos dan sambil tersenyum si nelayan berkata, "Loh, bukankah sekarang ini aku juga sedang menikmati hidupku?" Si pengusaha terdiam dan berlalu sementara nelayan terus menikmati sinar matahari dan angin pantai yang berhembus sepoi-sepoi. Ia benar-benar menikmati hidupnya. Bukankah akibat terlalu bernafsu dalam mengejar kekayaan ataupun kesuksesan, kita terkadang justru lupa menikmati kehidupan itu sendiri? Seringkali pikiran dan waktu kita hanya terfokus pada uang, jabatan kekuasaan ataupun kesuksesan yang sedang kita raih, sehingga kita justru tidak ada waktu untuk menikmati saat demi saat yang berlalu dalam kehidupan kita. Jadi, mari terus berusaha meraih kesuksesan kita, namun jangan pernah lupa untuk meluangkan waktu menikmati kehidupan kita. Karena kehidupan ini tidak akan pernah dapat diputar kembali. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, berilah kau hikmat-Mu, agar dapat menggunakan waktuku dengan baik, sehingga aku bisa menikmati hidupku di tengah-tengah kesibukanku. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 13 November 2022 "Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia." (1 Yohanes 2:15-16) Renungan: Di sebuah taman kota, seorang bocah laki-laki berpenampilan lusuh mondar-mandir dengan wajah yang murung. Sebentar-sebentar ia berdiri dari tempat duduknya, lalu berjalan dengan langkah kecil mengelilingi taman itu, lalu kembali lagi ke kursi yang tadi ia duduki. Namun ketika hendak kembali duduk di kursi itu, ia melihat seorang bocah laki-laki berpenampilan rapi telah duduk di sana. Dengan kepala tertunduk ia pun berjalan mendekati kursi itu lalu duduk di ujung kursi taman itu. Sekali ia melirik ke arah bocah berpenampilan rapi itu sambil tersenyum kepadanya, namun ia sama sekali tidak membalas senyuman itu. Untuk kedua kalinya ia melirik kebocah laki-laki tersebut. Kali ini ia melihat dari ujung rambut hingga ujung kaki bocah itu. Semua yang dipakai oleh bocah itu memang sangat baik dan bagus, terutama sepatu yang dikenakannya. Ini berbanding terbalik dengan penampilannya yang memakai pakaian usang dan sepatu yang telah lama menganga. Sifat iri hati tersirat jelas di mata bocah malang itu. Ia pun berdiri menjauh dari kursi itu, lalu duduk di bawah pohon yang berada tak jauh dari kursi itu. Masih tetap melirik, ia pun menjadi marah karena keadaan yang tidak seberuntung bocah itu. Kemudian ia membuat permohonan. Sambil menutup matanya ia berkata, "Aku ingin seperti dia. Aku ingin seperti dia," berharap keinginannya itu menjadi nyata. Ketika membuka mata, ternyata harapannya benar terkabul. Betapa senangnya ia memakai pakaian dan sepatu yang bagus, senyum pun merekah di wajahnya. Di bawah pohon tadi ia melihat bocah berpenampilan rapi itu telah berganti posisi dengannya. Bocah itu memakai pakaian dan sepatu usang miliknya. Tetapi bocah itu tidak terlihat murung, justru dengan gembiranya berlari dari satu tempat ke tempat yang lain. Tidak lama kemudian ia melihat seorang wanita menghampirinya. Wanita itu membawa kursi roda, pikirnya untuk apa kursi roda itu. Ternyata kursi roda itu miliknya. Jadi bocah berpenampilan rapi yang dilihatnya duduk diam di kursi taman itu ternyata adalah seorang yang lumpuh. Kebahagiaannya ketika melihat dirinya mengenakan pakaian dan sepatu yang bagus, seketika berganti menjadi kesedihan yang mendalam karena selanjutnya ia akan menjalani hidup sebagai seorang anak yang lumpuh. Seringkali kita pun mengeluh tentang kehidupan yang kita jalani. Sesekali kita melirik sinis kehidupan orang lain yang kita anggap jauh lebih baik daripada kehidupan kita. Ketahuilah di dunia ini tidak ada seorangpun yang memiliki kehidupan sempurna. Tidak ada seorangpun yang benar-benar merasakan kebahagiaan tanpa mengarungi kesedihan. Jadi berhentilah mengeluh, membandingkan diri dengan orang lain, apalagi berharap menjadi seperti orang lain dengan kebahagiaan yang dimilikinya. Sebaiknya kebahagiaan hidup orang lain kita jadikan acuan untuk menciptakan keadaan kita menjadi lebih baik. Jangan lupa, kasihlah dirimu sendiri. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku mohon ampun karena tidak bersyukur dengan apa yang aku miliki. Ajarilah aku untuk senantiasa bersyukur dan menjadi diriku sendiri. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 11 November 2022 Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya; dan setelah sampai ke Bersyeba, yang termasuk wilayah Yehuda, ia meninggalkan bujangnya di sana. Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku." (1 Raja-raja 19:3-4) Renungan: Pernahkah kita kehilangan kekuatan iman ketika diperhadapkan pada suatu keadaan yang tidak terlalu genting? Seringkali kita menghadapi situasi sulit yang sangat menantang iman dan mampu melewatinya dengan iman yang terfokus pada Tuhan. Namun ada kalanya kita mengalami kekhawatiran dan ketakutan hanya karena persoalan kecil. Di gunung Karmel, Elia menantang raja Ahab beserta 400 orang nabi Baal untuk membuktikan kehebatan Tuhan. Elia mengucapkan doa yang super beriman, "Ya Tuhan, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah .... dan bahwa aku ini hamba-Mu .... Jawablah aku, ya Tuhan, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah." Lalu turunlah api menyambar habis korban bakaran Elia dan ia membunuh ke 400 nabi Baal tersebut. Namun keesokan harinya, ia lari ketakutan ketika mendengar ancaman Izebel, dan berkata, "Cukuplah itu! Sekarang, ya Tuhan, ambilah nyawaku." Elia berdiri teguh di puncak gunung Karmel mendeklarasikan fokus dan kekuatan imannya kepada Tuhan dan meyakini 100% akan jawaban doanya. Namun imannya jatuh seketika di titik nol hanya karena ancaman seorang perempuan. Ia menjadi putus asa dan ingin mati rasanya. Demikian pula Abraham, yang melakukan hal yang sama ketika ia berbohong tentang Sarah di hadapan Firaun karena berusaha menyelamatkan nyawanya. Daud yang menuliskan pujian yang indah tentang kesetiaan Tuhan yang besar dalam hidup nya, namun juga menyerukan, "Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?" Musa yang menjadi pemimpin besar, yang membawa bangsa Israel keluar dari Mesir dengan perbuatan tangan Tuhan yang besar, namun ia pun berseru-seru kepada Tuhan ketika berada di Masa dan Meriba, "Apakah yang akan kulakukan pada bangsa ini? Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu." Nabi Elia, Raja Daud dan Musa adalah pahlawan-pahlawan iman yang dipakai oleh Tuhan untuk mendemonstrasikan kuasa-Nya, akan tetapi hal ini tidaklah menjadikan mereka manusia super rohani tanpa kegagalan. Dengan demikian kita tidak perlu berkecil hati ketika tapak perjalanan iman kita seperti grafik yang menurun secara drastis. Saat-saat kegelisahan, kekhawatiran dan ketakutan tidak mampu kita halau, apakah yang harus kita lakukan selanjutnya? Nyatakanlah kepada Tuhan segala kelemahan iman kita dan tetaplah berdiri di gunung Tuhan. Dengan kata lain, iman kita boleh limbung namun tidaklah mati. Demikianlah Tuhan berkata setelah Elia menyampaikan ketakutannya, "Bangunlah, makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu." Kita tidak berdiam diri ketika kondisi iman kita tercekik, namun kita harus bangkit dan meraih kekuatan Tuhan untuk menjalani hari-hari yang penuh tantangan dan menyadari Tuhan selalu setia di dalam kehidupan kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku mohon kekuatan untuk bisa bangkit ketika imanku runtuh, sehingga aku sanggup menapaki jalan kehidupanku sampai akhir. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 5 November 2022 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." (Matius 22:37-39) Renungan: Lumba-lumba dapat ditemukan hampir di semua perairan di dunia. Kecepatan berenang lumba-lumba dapat mencapai 30 km/jam dan hewan ini mampu melompat dari air setinggi 7 m ke udara Lumba-lumba bernafas menggunakan paru-paru, oleh karena itu hewan ini perlu naik ke permukaan air untuk mengambil nafas melalui lubang hidung yang terdapat persis di atas kepalanya. Lumba-lumba termasuk salah satu hewan dengan kecerdasan yang luar biasa. Lumba-lumba juga dikenal sebagai hewan yang penuh kasih dan sangat bersahabat kepada makhluk apapun. Lumba-lumba sangat menyukai manusia. Seringkali lumba-lumba akan berenang mengiringi kapal yang sedang berlayar. Mereka senang berlomba-lomba dengan kapal tersebut dan banyak sekali terjadi kasus di mana orang-orang yang hampir tenggelam diselamatkan oleh lumba-lumba. Bahkan lumba-lumba memiliki kebiasaan untuk saling menjaga bayi sesamanya walaupun bayi tersebut bukanlah anaknya. Lumba-lumba adalah hewan yang ramah, baik hati, penuh kasih, cerdas, pintar bersosialisasi dan suka menolong makhluk apapun yang membutuhkan bantuan Di dunia yang memang semakin jahat ini, kasih kepedulian dan keramahan merupakan suatu hal yang sangat langka. Orang-orang sudah hampir kehilangan hati mereka yang baik terhadap sesamanya. Kebencian akan ras atau agama tertentu terjadi di berbagai belahan dunia. Bahkan kebencian terhadap tubuh fisik seseorang. Bisa kita lihat tingkat kriminalitas yang juga semakin bertambah dan beberapa di antaranya bahkan dilakukan dengan sangat kejam dengan menghilangkan nyawa orang lain. Yesus tahu hal, karena itu ia sangat menekankan mengenai kasih yang seharusnya dimiliki oleh kita sebagai pengikut-Nya. Jangan sampai kita memiliki kasih hanya kepada diri sendiri sehingga kita mengabaikan orang lain. Kasih yang kita miliki haruslah sebuah kasih yang murni dan tanpa pamrih. Kasih kepada Tuhan dan kasih kepada sesama kita manusia. Ketika kita melihat bagaimana lumba-lumba hidup dengan kepedulian dan kasih bukan hanya kepada spesiesnya saja, namun juga kepada manusia. Kita harusnya merasa malu sebagai ciptaan Tuhan yang paling mulia. Kita seharusnya jauh lebih baik dalam bersikap dan menerapkan kasih sayang dan kepedulian dibandingkan hewan apapun. Hukum yang kedua adalah mengasihi sesama kita manusia. Yesus mau kita mengasihi semua orang, bukan hanya manusia yang berbuat baik dan peduli pada kita. Hal ini termasuk musuh-musuh kita. Tuhan Yesus memberkati Doa: Tuhan Yesus, ampunilah aku jika selama ini aku kurang berbuat kasih. Aku ingin melakukannya dengan tulus mulai saat ini. Amin. (Dod).
Saya membahas sudut pandang yang berbeda saat melihat kegagalan, tidak melulu kita harus gagal cepat dan sering untuk belajar, tapi kita juga perlu memahami dampaknya ketika sebuah bisnis gagal, sehingga kita tidak sembrono dan gegabah dalam membuat sebuah keputusan. Ini merupakan rangkuman dari video TED Talk Leticia Gasca yang berjudul Don't fail fast, fail mindfully dan diolah dari berbagai sumber. Kita merayakan para pengusaha berani yang dengan kecerdikannya membawa mereka pada kesuksesan. Tapi, bagaimana dengan yang gagal? Seringkali, mereka mengubur cerita mereka sendiri entah karena malu atau dipermalukan. Alhasil, mereka kehilangan kesempatan berharga untuk bertumbuh. Bagaimana bila kita mendorong para pengusaha untuk berani menceritakan kisah kegagalan mereka? Sehingga pengusaha yang lain bisa belajar dan memetik hikmahnya bersama. Namun yang lebih penting, kita perlu mengubah mindset gagal cepat, mindset yang mengatakan kalau tidak apa, kalau sebuah bisnis terlihat tidak berhasil, langsung kita tutup, lalu pivot ke yang lain. Hal ini tidak sepenuhnya salah. Namun yang kadang luput diperhatikan adalah ketika sebuah bisnis ditutup, dampaknya tidak hanya bagi si pengusaha seorang, tapi banyak orang lain juga terdampak, mulai dari karyawan, mitra, pemasok, dan sebagainya. Mereka semua mungkin saja kehilangan penghasilan akibat bisnis yang ditutup.
Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 27 Oktober 2022 "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." (Amsal 22:6) Renungan: Tanpa uang kita tidak bisa melakukan apa-apa karena seluruh aspek kehidupan kita tidak ada yang tidak bersentuhan dengan yang namanya uang. Perihal ini Tuhan tidak mengharamkan umat-Nya untuk memiliki uang. Yang tidak disetujui Tuhan adalah ketika kita tunduk kepada uang dan mencintainya lebih dari apapun. Cinta uang tidak timbul begitu saja tanpa sebuah alasan. Sikap yang salah terhadap penggunaan uang juga sering dilakukan, sehingga akhirnya menjadi sebuah kebiasaan. Oleh karena itu sangat penting untuk sedini mungkin mengajarkan kepada anak agar tidak cinta uang. Mulailah dengan doa yang benar. Mengapa disebut doa yang benar? Karena ada doa yang tidak benar, yakni doa yang isinya hanya untuk memuaskan hasrat atau keinginan daging semata. Seringkali sebagai orang tua, kita hanya mendoakan hal-hal yang duniawi bagi anak kita, seperti agar mereka sukses, pandai, kaya dan hal lainnya yang orientasinya kepada dunia. Padahal dengan doa yang demikian, sebenarnya kita sedang menggiring anak kita ke dalam jerat dunia. Oleh karena itu tambahkan semua doa itu dengan segala yang baik, yang benar dan berkenan di hadapan Tuhan. Doakanlah agar anak kita bertumbuh dalam pengenalan yang benar terhadap Tuhan, doakan agar mereka diberi hati yang bijaksana untuk menimbang segala perkara, sehingga ketika Tuhan memercayakan uang kepada mereka, mereka bisa menggunakannya dengan baik. Doakan juga agar mereka dapat menikmati berkat Tuhan dengan ucapan syukur. Jangan khawatir dengan masa depan mereka, karena mereka milik Tuhan. Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik asal mereka dekat dengan-Nya. Praktikkan gaya hidup cinta Tuhan bukan cinta uang. Pertama, dengan tidak bergaya hidup mewah. Gunakanlah uang untuk memenuhi kebutuhan daripada keinginan. Karena cara kita menggunakan uang dalam berbelanja akan berdampak terhadap gaya hidup anak kita kelak. Kedua, gunakan uang untuk mendukung pekerjaan Tuhan, yakni dengan setia dalam memberi persembahan. Ketiga, gunakan uang untuk membantu sesama yang membutuhkan. Hal ini menunjukkan kepada anak bahwa uang yang dimiliki hanyalah titipan Tuhan, bukan hanya untuk memberkati mereka, tetapi juga memberkati sesama yang membutuhkan. Keempat, tidak mengecilkan minat, cita-cita atau keputusan yang diambil oleh anak, walaupun oleh dunia dinilai kurang menghasilkan dalam uang seperti dengan kata-kata berikut ini, "Mau makan apa kamu dari situ?" "Percuma Papa kuliahkan kamu kalau akhirnya kamu memilih pekerjaan itu," dan sebagainya. Cara paling efektif mengajarkan anak agar tidak cinta uang adalah dengan terlebih dahulu orang tua mempraktikkannya. Karenanya mintalah tuntunan Tuhan agar sebagai orang tua mampu menjadi teladan bagi anak-anak. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, tuntunlah aku dengan hikmat-Mu agar aku bisa menjadi teladan yang baik bagi anakku, yakni tidak cinta uang. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 24 Oktober 2022 Mereka berkata terhadap Allah: "Sanggupkah Allah menyajikan hidangan di padang gurun? Memang, Ia memukul gunung batu, sehingga terpancar air dan membanjir sungai-sungai; tetapi sanggupkah Ia memberikan roti juga, atau menyediakan daging bagi umat-Nya?" (Mazmur 78:19-20) Renungan: Ketika bangsa Israel telah menyeberangi Laut Merah dan memasuki padang gurun Sin, maka bersungut-sungutlah mereka karena kelaparan. Mereka menyalahkan Musa serta mempertanyakan kuasa Tuhan. Bukankah ini merupakan pertanyaan yang bodoh? Mereka adalah saksi mata akan kehebatan Tuhan dengan membelah Laut Merah dan gunung berbatu, namun gagal mempercayakan perut mereka kepada Tuhan. Seringkali kita pun berbuat kebodohan yang sama ketika kita mengimani Tuhan sebagai Tuhan yang perkasa, Pencipta langit dan bumi, namun iman kita tersandung pada batu kerikil kehidupan kita. Kita menjadi panik sehingga batu kecil itu terlihat sebagai bongkahan batu besar yang mulai berguling menghancurkan kehidupan kita. Demikianlah bangsa Israel menafsirkan kelaparan mereka sebagai bencana besar. Namun sesungguhnya Tuhan tidak pernah akan membiarkan mereka mati kelaparan. Sesungguhnya cara berpikir kita yang kerdil di dalam menanggapi segala situasilah yang dapat melumpuhkan iman kita. Kelaparan telah membuat bangsa Israel melihat kematian, sementara kita melihat batu kecil menjadi sebongkah batu besar yang menutupi jalan yang ada di hadapan kita. Jadi bagaimana caranya kita dapat memberikan reaksi positif ketika diperhadapkan pada masalah? Pertama, belajarlah dari Daud yang melihat kesetiaan Tuhan di padang penggembalaan domba sebagai kekuatan untuk berdiri teguh di lembah Tarbantin menghadapi Goliat. Kehebatan kuasa Tuhan yang telah memberikannya kemenangan melawan singa dan beruang telah membuatnya melihat raksasa Goliat hanyalah sebagai makanan burung di padang. Demikianlah kita menjadikan pengalaman kesaksian kita akan kehebatan kuasa Tuhan untuk membuat kita memandang seluruh persoalan yang ada dengan lensa cekung, yang besar menjadi kecil, sebab Tuhan beserta dengan kita. Jangan lihat besarnya masalah, tetapi lihatlah besarnya kuasa Tuhan. Kedua, yakinlah bahwa Tuhan bekerja dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Tahukah kita bahwa jalan terbaik untuk membawa kita kepada kedewasaan rohani adalah melalui rintangan dan kesukaran? Sebab melalui itu semua kita di tempa, diajar, dibentuk dan dipulihkan sehingga kita mengalami pembentukan yang indah di dalam manusia rohani kita. Bukankah keindahan warna-warni pelangi hanya dapat kita nikmati setelah berlalunya awan gelap yang disertai hujan deras? Bila kita mau menyingkirkan segala kepicikan dan kekerdilan cara berpikir kita, maka kita akan dapat menemukan jalan-jalan Tuhan di dalam setiap tantangan kehidupan kita. Berilah hati dan pikiran kita kepada Tuhan bukan kepada masalah. Jadilah tenang dan jangan panik sebab Tuhan tidak pernah mengizinkan segala kesukaran dan tantangan terjadi tanpa maksud terindah di dalamnya. Yang Ia perlukan hanyalah kita tetap memercayai Dia sebagai Tuhan kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, berikanlah aku kesanggupan untuk melihat dan meyakini kuasa-Mu yang dahsyat ketika aku mengalami masalah, sehingga aku tetap teguh berdiri. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 22 September 2022 "Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku." (Wahyu 3:20) Renungan: Pernahkah kita melihat lukisan Yesus yang berdiri di depan pintu? Pada umumnya lukisan ini sering diartikan sebagai sebuah berita keselamatan yang menantikan respons hati kita untuk membiarkan Yesus masuk menguasai hidup kita. Mungkin banyak di antara kita telah membuka pintu hati kita untuk-Nya. Kita mengalami sukacita yang luar biasa atas kehadiran-Nya, menjalani keseharian dengan semangat, seperti jemaat di Efesus yang menggebu-gebu karena kasih mula-mula pada Kristus. Ingatkah kita akan saat-saat indah itu? Ataukah semua hanya tinggal kenangan indah? Hal inilah yang terjadi pada jemaat di Laodikia yang suam-suam kuku, tidak dingin dan tidak panas. Jemaat yang merasa diri tidak kekurangan kerohanian, namun dicela oleh Tuhan, "Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang. (Why 3:17). Maka Tuhan memerintahkan jemaat Laodikia untuk kaya dalam Firman-Nya serta meminta pencerahan Roh Kudus untuk melihat dan mengevaluasi hidup kerohanian mereka, sehingga mereka dapat melihat dengan kacamata Tuhan, bukan dengan penilaian diri sendiri. Oleh sebab itulah Tuhan berkata, "Lihat, aku berdiri di muka pintu dan mengetok ..." Ia berharap pintu terbuka dan mendapati kembali kebersamaan yang telah lama hilang. Seringkali kita hanya membuka pintu pertama bagi-Nya untuk keselamatan kita, tetapi selanjutnya kita kehilangan kebersamaan dengan-Nya. Dan tanpa disadari, Kristus kembali terdepak di depan rumah kita dengan terus Ia mengetuk pintu hati kita yang tidak pernah kita hiraukan karena kesibukan aktivitas rohani. Kita tidak menyadari bahwa kita melarat akan kehadiran-Nya. Seseorang pernah berkata kepada temannya, "Saya lihat engkau begitu luar biasa ketika melayani di gereja, tetapi saya tidak pernah melihat engkau membaca Alkitab dan berdoa dalam keseharian hidupmu. Bahkan untuk tidur pun kau sering lupa berdoa." Hal ini dilihatnya ketika mereka tinggal bersama dalam sebuah kamar sewaan. Bagaimana dengan kita? Pernyataan ini juga mengingatkan kita dan menjadi sebuah jalan bagi Tuhan untuk menegaskan kerinduan hati-Nya yang ingin tetap tinggal dalam kebersamaan dengan kita. Marilah kita kembali mengintrospeksi diri di hadapan-Nya dan memulai kesibukan rohani kita bersama Tuhan. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, biarlah kasih mula-mula itu masih ada di dalam hidupku sehingga kerohanianku tidak suam-suam kuku. Amin. (Dod).
Saya membahas buku Rejection Proof karya Jia Jiang. Buku ini membahas bagaimana caranya agar kita bisa mengalahkan rasa takut ditolak dan melihat penolakan dari perspektif yang lain. Seringkali kita melihat penolakan sebagai hal yang personal dan melukai hati kita sangat dalam. Namun perlu diingat, ketika kamu ditolak seseorang, itu bukanlah gambaran seutuhnya tentang dirimu. Misalnya, kamu dipecat karena pekerjaan kamu buruk, kamu tidak kompeten, dan sebagainya. Itu bukanlah pandangan seutuhnya kalau kamu adalah karyawan yang payah. Namun itu hanyalah pandangan pribadi orang tersebut. Orang yang berbeda, mungkin saja akan memberikan respons yang berbeda. Inilah yang harus kita pahami apabila kita ingin melihat penolakan dari sudut pandang yang lebih sehat.