Audio Sekolah Sabat Harian, produksi AWR Indonesia / Radio Advent Suara Pengharapan, berdasarkan pelajaran Sekolah Sabat yang dipublikasikan oleh pusat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia.

TUHAN Allahmu, Dialah yang berperang bagi kamu, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu.

Benturan kuasa jahat & kuasa Allah tidak dapat dihindari. Tuhan yang berdaulat atas alam semesta, turun tangan. Bukan maksud Allah agar bangsa Israel memperoleh negeri itu melalui peperangan, melainkan melalui penurutan kepada perintah-perintah Allah.

Hasil dari setiap pertempuran pada akhirnya berada di tangan Tuhan. Satu-satunya cara bangsa Israel dapat memengaruhi hasil dari konflik militer adalah melalui sikap iman atau ketidakpercayaan terhadap janji-janji Tuhan. Pilihan ada di tangan mereka.

Allah adalah sang pejuang; inisiatif adalah milik-Nya. Allah menetapkan strategi, menentukan cara, dan melakukan operasi militer-Nya. Jika Yahwe tidak berperang untuk Israel, mereka tidak memiliki kemungkinan untuk berhasil.

Tuhan adalah seorang pejuang. Pada akhirnya, Tuhan berperang melawan dosa dan tidak akan membiarkan konflik ini selamanya

Mahluk ciptaan Allah diberi kehendak bebas, prasyarat agar dapat mengasihi. Mereka bisa memilih bertindak sesuai dengan, atau melawan, kehendak Allah. Salah satu malaikat utama, Lucifer, memberontak melawan Allah, membawa banyak malaikat bersamanya.

Kristus menampakkan diri kepada Yosua bukan hanya sebagai Panglima bala tentara Israel yang sebenarnya, tetapi Panglima bala tentara malaikat yang tidak terlihat namun nyata yang terlibat dalam konflik yang jauh lebih besar.

Belum pernah ada hari seperti itu, baik dahulu maupun kemudian, bahwa TUHAN mendengarkan permohonan seorang manusia secara demikian, sebab yang berperang untuk orang Israel ialah TUHAN.

Israel rohani berada dalam bahaya yang lebih besar untuk melupakan Allah & dibawa ke dalam penyembahan berhala, dibandingkan umat Allah di masa lampau. Banyak berhala disembah, bahkan oleh orang-orang yang mengaku sebagai pemelihara Sabat.

Menyeberangi Laut Merah dan menyeberangi Sungai Yordan merupakan penanda era baru dalam sejarah Alkitab, dan keduanya memiliki makna simbolis. Yesus mengalami pengalaman menyeberangi "Laut Merah" dan "Sungai Yordan".

Secara umum, kita menganggap kelupaan sebagai sifat normal dari semua manasia. Namun, kelupaan dalam makna rohani dapat menyebabkan konsekuensi yang serius.

"Apa arti batu-batu ini bagimu?" Setiap generasi baru harus memahami dan menghayati maknanya secara pribadi, sehingga iman kepada Tuhan yang membuat mukjizat dan berbagai tindakan dahsyat dapat dipertahankan.

Allah Alkitab adalah "Allah yang hidup", aktif dan hidup, yang dapat dipercaya oleh umat-Nya dengan menantikan tindakan Allah demi mereka.

Mukjizat menyeberangi Sungai Yordan membuktikan kepada bangsa Israel bahwa janji Tuhan untuk menghalau bangsa-bangsa Kanaan dapat dipercaya. Tuhan yang sanggup mengeringkan Sungai Yordan, juga sanggup mengaruniakan negeri itu kepada mereka.

Melupakan kebutuhan rohani kita dapat memiliki konsekuensi yang lebih berat daripada sekadar mendapat denda

Kasih Allah begitu luas, begitu dalam, begitu sempurna, sehingga tembus ke mana-mana. Kasih Allah mengeluarkan orang-orang dari pengaruh Setan.

Allah menghormati pengakuan orang Gibeon atas supremasi Allah, serta keinginan mereka untuk berdamai dan tidak memberontak, serta kesediaan mereka untuk meninggalkan penyembahan berhala dan menyembah satu-satunya Allah yang benar.

Perkataan orang Gibeon mirip perkataan Rahab. Keduanya mengakui kuasa Allah Israel, keduanya mengakui keberhasilan Israel bukan prestasi manusia. Rahab mengakui dan sepenuhnya menyerah kepada Allah, orang Gibeon menggunakan tipu muslihat.

Dengan imannya yang baru muncul, Rahab mengambil janji-janji yang telah diberikan kepada bangsa Israel. Sebagai hasilnya, Rahab diselamatkan.

Di tengah-tengah budaya yang rusak dan korup serta gaya hidup Rahab yang penuh dosa, Allah, dalam kasih karunia-Nya, melihat secercah iman pada Rahab, untuk diselamatkan oleh Allah karena imannya.

Allah adalah Allah yang memberikan kesempatan kedua (bahkan berulang kali!). Alkitab menyebut kesempatan kedua sebagai "anugerah". Anugerah adalah menerima apa yang tidak layak kita terima. Pengajaran Alkitab penuh dengan konsep anugerah.

Israel memiliki kesempatan kedua memasuki Tanah Perjanjian, dan Yosua menjalankan misi dengan serius. Jaminan dukungan Ilahi tidak mengesampingkan tanggung jawab manusia. Kasih karunia Allah memiliki kemungkinan tak terbatas yang akan mengejutkan kita.

Defining success from a biblical perspective, looking at the position of prosperity in the definition of success according to the Christian faith.

Kesuksesan harus dilihat sebagai keadaan yang selaras dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip rohani yang menjadi dasar dari dunia ciptaan Tuhan dan yang dinyatakan dalam hukum-Nya.

Panggilan untuk menjadi kuat dan berani di sini tidak hanya berkaitan dengan semangat tempur atau strategi perang. Keberanian dan kekuatan diperlukan untuk tetap setia kepada Taurat dan petunjuk khususnya, yang mendasari perjanjian Israel dengan Yahwe.

Pada saat itu, Tanah Perjanjian adalah sebuah janji. Namun, Allah menyebutnya sebagai warisan bagi ahli waris janji-janji Allah.

Kitab Yosua memiliki empat bagian utama: Seberangi, Rebut, Bagi-bagi, Layani dengan setia patuhi hukum.

Yosua akan menyelesaikan pekerjaan yang semula diberikan kepada Musa. Yosua benar-benar menjadi Musa yang baru.

Kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, kemanapun engkau pergi. Tuhan membuka babak baru kehidupan bangsa Israel, dan Tuhan dapat melakukan hal sama dalam kehidupan kita.

Kemah Suci memang merupakan tempat pertemuan, tempat Allah dan manusia berkumpul bersama, menyatakan kebenaran agung terkait kematian dan pelayanan Kristus.

Allah dalam Perjanjian Lama, tinggal bersama Israel di Kemah Suci, di Sinai, di padang gurun, saat perjalanan ke Tanah Perjanjian. Kristus, mengambil tubuh kita ke dalam diri-Nya, menyatakan Ia berdiam bersama kita. Sungguh pengorbanan yang tak terduga!

Kehadiran Allah memenuhi Kemah Suci dan terlihat sebagai awan, kemuliaan Shekinah. Penyertaan Allah menuntun, Allah di dalam awan pada siang hari, dan Allah di dalam awan api pada malam hari.

Kemah Suci adalah tempat untuk menyembah Allah, memuji Dia, dan mengucap syukur. Penyembahan adalah tentang menjaga hubungan seseorang dengan Allah, yang mengundang orang-orang percaya ke dalam persekutuan itu.

Bahan berharga sangat banyak dibutuhkan untuk membangun Kemah Suci. Umat Allah memberi dengan murah hati, dari lubuk hati terdalam, sukarela, sukacita. Allah melalui Roh Kudus, memperlengkapi & memberdayakan umat-Nya membangun Kemah Suci secara akurat.

Sabat dan pekabarannya, baik dulu, maupun sekarang, selalu tentang Allah, yaitu siapa Allah dan karya Allah yang luar biasa. Sabat dan Bait Suci menunjuk ke arah yang sama: Kehadiran Allah dalam hidup kita.

Kemah Suci menunjukkan kedekatan Tuhan dengan manusia dan mengungkapkan kebenaran terbesar kepada mereka, yaitu bagaimana Tuhan menyelamatkan mereka yang datang kepada-Nya dengan iman.

Yesus berkata kepada para pengikut-Nya, "Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga" Hanya orang-orang yang bersinar yang dapat menjadi agen perubahan.

Hanya ketika Musa memahami kebaikan dan kemurahan Allah, dan Musa benar-benar membuka diri kepada Allah karena keindahan karakter Allah, disitulah Musa diubahkan, dan wajahnya bersinar.

Keindahan karakter Allah terdapat dalam penyataan diri Allah yang menakjubkan. Ini adalah penjelasan yang paling penting tentang siapa Allah itu, karena karakter Allah harus dipahami dengan benar. Ini adalah benang emas yang ditenun di seluruh Alkitab

"Tunjukkanlah kemuliaan-Mu kepadaku," Musa memohon pada Tuhan. Dalam belas kasihan-Nya, Tuhan menjawab permohonan Musa, dan memperlihatkan kemuliaan-Nya dengan menunjukkan "kebaikan-Nya". Jadi kemuliaan Tuhan adalah kebaikan-Nya, yaitu karakter-Nya.

Doa khusus Musa:"beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku, sehingga aku mengenal Engkau" Semakin Musa mengenal Tuhan, semakin ia tidak mengenal-Nya, dan dengan sepenuh hati ingin mengenal-Nya lebih baik lagi. Tuhan dengan rela mengabulkan keinginan Musa.

Tuhan meminta Musa untuk membangun Kemah Pertemuan yang letaknya di luar perkemahan Israel. Kemah Suci, dibangun dan terletak di tengah-tengah perkemahan. Dan Tuhan berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya.