Audio Sekolah Sabat Harian, produksi AWR Indonesia / Radio Advent Suara Pengharapan, berdasarkan pelajaran Sekolah Sabat yang dipublikasikan oleh pusat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia.
Lucifer mulai memikirkan kemuliaannya sendiri, bukan kemuliaan Penciptanya. Lucifer dikatakan pernah berada di Eden; ras manusia juga pernah ada di Eden, tetapi berbeda dengan nasib iblis, umat manusia dipulihkan ke Firdaus melalui Kristus.
Bendera Yehuda adalah sosok singa, bendera Ruben mirip manusia atau kepala manusia, bendera Efraim sosok lembu, bendera Dan sosok Rajawali; keempat makhluk hidup yang bersatu dalam bentuk kerub dijelaskan oleh Yehezkiel.
Mahluk hidup ini disebut "kerub", dan dari penglihatan Yesaya tentang serafim, ditemukan bara api. Mereka memilki wajah makhluk hidup yang sama yang disebutkan dalam penglihatan Yohanes.
Alkitab menunjukkan bahwa Tuhan "menempatkan" kerub di sebelah timur Eden. Kerub dikaitkan dengan kehadiran Tuhan, khususnya takhta Tuhan. Dua kerub juga merupakan simbol pengharapan, janji, bahwa suatu hari nanti manusia akan dikembalikan ke Firdaus.
Setelah Yesaya mengetahui bahwa dosanya telah dibersihkan, baru dia berkata, "Ini aku, utuslah aku". Renungkan apakah diri kita, yang dosa-dosa kita telah dibersihkan oleh darah Yesus, dapat menanggapi seperti Yesaya, "Ini aku, utuslah aku".
Karakter kasih Tuhan, karakter penyangkalan diri dan pengorbanan diri Tuhan, bersinar lebih terang dari sebelumnya dalam rancangan asli Tuhan bagi umat manusia. melalui salib, karakter kasih Tuhan telah ditunjukkan dengan cara yang luar biasa.
Betapa buruknya dosa, betapa jatuhnya manusia. Hanya kematian Yesus, Tuhan sendiri, yang dapat menyelesaikan masalah dosa. Kristus rela turun kedalam penderitaan, demi menyelamatkan umat dari kebinasaan. "Singa dari suku Yehuda, telah menang"
Ketika kita secara langsung dihadapkan pada kelayakan Tuhan, kita akhirnya memahami situasi manusia, bahwa kita sepenuhnya tidak layak, dan kita membutuhkan Kristus sebagai Penebus kita.
Di Bait Suci ke-2, Yesus, penjelmaan Tuhan, menampakkan diri secara Pribadi, dalam daging & darah. Anak Allah melangkah keluar dari balik tabir, menjadi Anak Manusia sehingga kita dapat melihat wajah-Nya, mendengar suara-Nya, menyaksikan pekerjaan-Nya.
Yesus disalibkan pada hari Paskah, ini menunjukkan bahwa Yesus adalah “penggenapan” dari korban Anak Domba yang tidak bercela, kebenaran dan kemuliaan Tuhan.
Hewan korban memiliki peran penting, namun begitu korban sebenarnya dilakukan, maka hewan korban tidak lagi diperlukan. Peristiwa ini digenapi saat tabir antara Bilik yang Kudus dan Bilik yang Mahakudus di Bait Suci duniawi terbelah pada kematian Yesus.
Melalui darah yang tertumpah Habel memandang kepada korban yang akan datang, yaitu Kristus yang mati di atas salib Golgota; dan sambil berharap kepada penebusan yang diadakan di sana, Habel mempunyai bukti bahwa ia benar dan persembahannya diterima.
Yesus muncul tampak seperti anak domba yang disembelih, merupakan kunci penting untuk memahami seluruh episode nubuatan. Itu mengungkapkan Yesus sebagai Allah dengan kasih tak terbatas yang membuat pengorbanan tertinggi.
Semua pencapaian duniawi, seberapapun besarnya, seberapapun hebatnya, seberapapun menakjubkan dan mulianya, termasuk hal duniawi yang agung dan mulia, apa pun yang telah dan sedang anda capai, akan berubah menjadi abu, dan akhirnya dikalahkan selamanya.
Malaikat itu berseru nyaring, memegang buku kecil, kitab Daniel, terbuka pertama kali setelah banyak generasi. Malaikat itu satu kakinya di laut, kaki lain di bumi. Pekabaran ini untuk semua bangsa, yang tinggal di bumi & yang tinggal di laut kekafiran.
Bumi adalah tempat yang stabil, didirikan di atas pemerintahan Tuhan; Laut mewakili kekacauan bangsa-bangsa yang tidak stabil yang dibangun atas kesombongan manusia.
Penglihatan Daniel 7 sama seperti patung Nebukadnezar dari sudut pandang berbeda. Serangkaian bangsa muncul dari laut, akibat angin yang menggerakkan air. Mereka ada dalam perselisihan yang menyebabkan pergeseran kekuasaan terus-menerus antara mereka.
Daniel 2 memberikan gambaran panorama sejarah dunia hingga akhir zaman serta kebenaran penting yang dapat kita pelajari dari nubuatan yang menakjubkan ini.
Perintah peling pertama, yaitu perintah untuk tidak makan dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
Tuhan benar ketika Tuhan memperingatkan umat-Nya tentang apa yang akan terjadi bila umat berpaling dari Tuhan dan memilih raja duniawi sebagai gantinya.
Kita semua berada dalam bahaya "mengesampingkan kesederhanaan kerendahan hati Kristus dan para rasul-NYA" demi kemegahan, kuasa, penghargaan, dan godaan dunia. Jika kita berpikir kita tidak berada dalam bahaya, kita sedang membodohi diri sendiri.
Tujuan akhir untuk mendirikan bangsa Israel adalah sama dengan tujuan Tuhan dalam mendirikan gereja, yaitu Tuhan rindu menggunakan umat-Nya untuk menarik orang-orang berdosa kepada Kristus.
Banyak bab tergelap dalam Sejarah Kristen adalah akibat dari gereja kompromi dengan dunia. Gereja bertahap mengadopsi banyak cara & metode kekafiran, sampai banyak umat percaya yang setia menjadi martir, dianggap ancaman terhadap institusi gereja-negara.
Meminta seorang raja adalah penolakan terhadap pemerintahan Tuhan atas umat-Nya. Betapa buruknya keadaan mereka di bawah pemerintahan raja-raja ini.
Tuhan memanggil Abram keluar dari negara asalnya. Tuhan bermaksud menggunakan Abraham untuk mendirikan sebuah bangsa yang akan berbeda dengan kerajaan manusia.
Nimrod hebat dalam perkiraannya sendiri, dia berdiri "di hadapan" Tuhan dalam artian bahwa ia menentang Tuhan. Ini penyebaran pemberontakan melawan Tuhan, pemberontakan yang terus ada sampai, pada akhirnya, semua pemberontakan akan diberantas selamanya.
Wahyu, dalam beberapa hal, adalah kitab Kejadian yang dibalik, itulah sebabnya Kejadian tetap menjadi kunci penting untuk memahami bagaimana masalah dunia berkembang sejak awal.
Allah telah memberikan perkara nubuatan ini kepada kita, dan berkat-Nya akan menyertai orang yang dengan tekun dan setia mempelajari nubuatan-nubuatan Kitab Suci.
Wahyu 19 mengungkap bahwa ada dua peristiwa yang dirayakan secara bersamaan yaitu akhir dari si pelacur dan pernikahan Kristus dengan mempelai wanita-Nya. Kali ini tidak akan ada lagi yang berpaling dari Tuhan
Penting bagi Abraham agar Ishak tidak menikah "dari antara perempuan Kanaan". Ini masalah rohani, bukan etnis; hal teologis, bukan nasional. Kemerosotan moral keagamaan orang Kanaan, menyembah dewa palsu, Ishak mudah jatuh jika menikah dari antara mereka.
Tuhan menggunakan Hosea dalam menebus istri pelacur-nya, agar kita paham, dari sisi Tuhan betapa menyakitkan dosa & pemberontakan manusia. Tuhan telah penuh kasih memilih Israel yang berulang kali selingkuh, namun Tuhan mengambil kembali & memulihkannya.
Mempelai Tuhan itu cantik, bukan karena yang dia lakukan, tetapi karena Tuhan mencurahkan kemurahan-Nya & membuat mempelai-Nya cantik. Umat percaya cantik dalam ukuran surga, karena kemurahan-Nya, curahan keselamatan, ditutupi dalam "kebenaran Allah"
Pernikahan seumur hidup yang setia adalah yang ideal yang ditetapkan oleh Tuhan pada penciptaan umat manusia. Sayangnya, umat manusia yang jatuh merusak karunia mendasar dari Tuhan ini.
Pernikahan harus menjadi satu sekolah di mana kita mendapat pelajaran mendalam tentang diri kita sendiri dan hubungan kita dengan Tuhan, tentang kasih-Nya bagi kita, tentang panjangnya jarak yang telah Tuhan lewati untuk menebus kita.
Wahyu bukan hanya sebuah kitab tentang masa depan; itu adalah juga sebuah kitab tentang masa lalu, yang dirancang untuk membuat kita tetap berakar pada keyakinan sejarah kita sehingga kita tidak disesatkan oleh keinginan untuk mencari keaslian.
Pelaku dan pendukung sistem penyembahan yang salah disebut "naga" (Why. 13: 2-4). Gambaran seperti ular dari kerub yang jatuh ini, jelas kembali ke Taman Eden, di mana ular memasuki Firdaus, membujuk Adam & Hawa memberontak melawan Sang Pencipta.
Kematian memainkan peran utama dalam nubuatan Alkitab, yang solusinya hanya ditemukan dalam Yesus dan kematian serta kebangkitan-Nya.
Pertanyaan Ishak, terjawab ketika Yesus menampakkan diri dalam daging dan darah, melayani di antara umat-Nya, dan akhirnya mengorbankan hidup-Nya di kayu salib. Jelaslah bahwa Yesus, Anak Domba Allah, adalah Pengganti kita.
Tuhan mengasihi kita sampai pada titik di mana Dia "mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal", membangkitkan Anak-Nya dari kematian. Inilah wahyu tentang jenis kasih, kasih pengorbanan diri, yang Tuhan miliki untuk kita.
Dalam mempelajari nubuatan untuk mengembangkan pemahaman yang baik tentang kitab Kejadian, kita menemukan banyak konsep kunci yang dijelaskan untuk pertama kalinya, kemudian membawa pemahaman mendasar itu saat menjelajahi bagian lain dari Alkitab.