Audio Sekolah Sabat Harian, produksi AWR Indonesia / Radio Advent Suara Pengharapan, berdasarkan pelajaran Sekolah Sabat yang dipublikasikan oleh pusat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia.

Yosua ditampilkan sebagai Musa baru yang, dalam kehidupan generasi kedua, mengulangi langkah-langkah paling penting mengenai Eksodus dari Mesir. Kehidupan Musa dan Yosua menjadi gambaran Yesus, Sang Mesias yang akan datang.

Karena Penulis Ilahi Kitab Suci adalah satu, maka berbagai bagian dari Kitab Suci konsisten satu sama lain. Semua doktrin Alkitab akan selaras satu sama lain

Jadi, tipe (lambang) Alkitabiah dibentuk menurut rancangan Ilahi yang telah ada secara konkret, atau secara konseptual, di dalam pikiran Allah, dan berfungsi untuk membentuk kegenapan di masa depan (antitipe / penggenapan).

Kehidupan Yosua menubuatkan pelayanan Mesias dan menunjuk kepada simbolisme yang digenapi di dalam gereja, dan juga di dalam penggenapan sejarah manusia.

Israel dapat menjadikan tanah Kanaan milik mereka dalam kebenaran hanya melalui pendudukan, dengan mematuhi syarat-syaratnya, dengan menghayati iman yang hidup kepada Allah, dengan menerapkan janji-janji Allah kepada diri mereka sendiri.

Ketika bangsa Israel mengakui dosa-dosa mereka, bertobat, dan mencari Tuhan dengan segenap hati mereka, Tuhan menggenapi janji-Nya lagi, dan membawa mereka kembali ke negeri mereka sebagai tanda pemulihan.

Sebagai Bapa surgawi, Tuhan ingin anak-anak-Nya bermurah hati kepada yang kurang beruntung & di setiap tahun ketujuh agar mengizinkan tanah mereka untuk memberi makan kaum kurang beruntung ini.

Meskipun Tanah Kanaan adalah anugerah dari Tuhan, ada beberapa tantangan yang muncul ketika memiliki tanah itu. Umat Kristen saat ini menghadapi tantangan yang serupa dengan tantangan-tantangan yang berkaitan dengan pendudukan Tanah Perjanjian.

Israel menerima tanah itu sebagai hadiah dari Yahwe, dan Allah sendiri tetaplah pemiliknya. Mereka dapat memiliki tanah itu selama berada dalam hubungan perjanjian dengan Yahweh dan menghormati ajaran-ajaran perjanjian itu.

Taman Eden menjadi simbol kehidupan yang berkelimpahan, dan kita akan menemukan kembali motif-motifnya dalam tema Tanah Perjanjian. Tanah Perjanjian itu adalah milik Allah, sebagaimana Taman Eden adalah milik Allah.

Allah ingin mengajarkan pada bangsa Israel bahwa tanah itu bukan sebuah mimpi. Tanah itu dijanjikan kepada mereka dengan cara yang sangat nyata dan terukur. Namun, mereka harus membuat janji itu menjadi kenyataan dengan bertindak berdasarkan janji itu.

Melalui bergantung pada kuasa dari Kristus, Jenderal Perkasa Bala Tentara Surga, setiap prajurit salib yang sejati dapat menerima kekuatan dan keberanian untuk mengatasi rintangan-rintangan yang tampaknya tidak dapat diatasi."

Merenungkan teladan hidup para pahlawan iman yang luar biasa sangat penting bagi pertumbuhan rohani kita. Pada saat yang sama, teladan utama kita adalah Yesus Kristus kehidupan dan ajaran-Nya.

Yosua, pemimpin besar kedua Israel, yang membagi-bagikan tanah, justru terakhir menerima warisan, menunjukkan karakter mulianya sebagai pemimpin yang fokus pada hal paling penting, berada dekat rumah TUHAN seumur hidup.

Generasi bangsa Israel berikutnya, mengikuti teladan para raksasa iman: Kaleb dan Yosua. Ketika generasi yang lebih tua menutup pelayanan mereka, ada generasi baru yang siap menghadapi tantangan dan terus menggenapi rencana Allah bagi Israel.

Pada usia 85 tahun, Kaleb terus menjadi teladan tentang apa yang dapat Tuhan capai melalui orang-orang yang hatinya sepenuhnya didedikasikan untuk Tuhan dan tujuan-Nya.

Kaleb setia sesuai namanya, menunjukkan kesetiaan tak tergoyahkan kepada Tuhannya. Ia membawa laporan positif, memimpin dalam sikap iman, bersedia berbicara yang dia tahu benar, meskipun ada pertentangan, bahkan dalam menghadapi kemungkinan kematian.

Teladan dari dua raksasa iman: Kaleb dan Yosua. Hal-hal yang membuat mereka menonjol dalam generasi mereka dan memainkan peran kunci dalam kehidupan umat Allah selama salah satu periode yang paling penting dalam sejarah Israel.

Upacara persiapan adalah waktu melakukan pemeriksaan diri, pengakuan dosa, pemberesan perbedaan paham. Saat Perjamun Kudus, waktu berjumpa dengan Kristus, berdiri dalam terang salib yang menyelamatkan, membuka jiwa pada sinar terang Matahari Kebenaran.

Saat umat berkumpul di Silo dan menempatkan Kemah Pertemuan di sana, Yosua mendirikan Kemah Suci Tuhan ketika tujuh suku Israel belum menerima tanah pusaka.

Salinan perjanjian itu perlu dituliskan di sebuah tugu yang dapat dilihat oleh semua orang.

Yosua membangun mazbah bagi Tuhan, kembali memimpin Israel ke dalam kehidupan yang taat kepada perjanjian.

Perayaan Paskah menandai era baru dalam sejarah generasi kedua Israel yang dimulai di padang gurun, menyeberangi Sungai Yordan, melaksanakan sunat, Paskah, menuju momen penting campur tangan ajain Tuhan untuk melawan musuh-musuh.

Perjanjian kita dengan Allah harus selalu menjadi jawaban syukur atas apa yang telah Allah capai bagi kita, bukan suatu tindakan untuk mendapatkan keuntungan dengan cara memenuhi tuntutan Allah secara legalistik.

Israel membaktikan diri mereka kepada Tuhan, terkadang dalam menghadapi bahaya yang akan datang. Yosua menuruti Tuhan dan mengambil keputusan yang tampaknya tidak masuk akal saat di zona perang.

Dosa mematikan yang telah memimpin kehancuran Akhan berakar pada sifat tamak. Di antara segala dosa, ketamakan inilah yang paling biasa terjadi dan yang paling dianggap remeh.

Allah memberi kesempatan bangsa-bangsa kafir mengenal-Nya & berbalik dari jalan yang jahat, dengan melihat perkara-perkara besar yang Allah lakukan bagi umat-Nya yang taat kepada-Nya. Seperti Rahab, belajar tentang Allah Israel melalui penaklukan Yeriko.

Akhan dengan keserakahannya, menyebabkan kekalahan Israel. Ia melanggar perjanjian dengan Allah, sampai akhir tetap bersembunyi, menghukum diri & keluarganya sampai mati dan menjadi contoh yang memalukan.

Allah sendiri bertindak sebagai saksi atas tindakan Akhan yang tidak terlihat. Kita harus sangat menyadari bahwa Allah mengetahui segala sesuatu yang kita lakukan, bahkan hal-hal yang tersembunyi. Kesadaran ini harus berdampak pada cara hidup kita.

Tuhan katakan, "Israel telah berdosa, dan mereka telah melanggar perjanjian-Ku yang Kuperintahkan kepada mereka" (Yosua 7: 11, NKJV).

Musuh yang paling berbahaya tidak berada di luar perkemahan, tetapi di dalam barisan mereka sendiri. Tantangan terbesar adalah sikap keras kepala dari orang-orang di dalam perkemahan mereka sendiri yang dengan sengaja mengabaikan perintah-perintah Tuhan.

Allah lambat untuk marah. Allah memberi bangsa-bangsa yang jahat masa percobaan agar mereka dapat mengenal Allah & karakter-Nya. Penghukuman diberikan karena mereka menolak untuk menerima Terang itu dan memilih jalan sendiri daripada jalan Allah.

Mesias digambarkan sebagai "Raja Damai”, mengantarkan sebuah kerajaan yang didominasi oleh damai, di mana singa dan anak domba akan merumput bersama tidak akan ada kehancuran atau luka, dan damai sejahtera akan berkuasa, mengalir seperti sungai

Sejak munculnya dosa di dunia, tidak ada lagi netralitas: seseorang bebas memilih berada di pihak Allah atau melawan Allah. Satu sisi menuju kehidupan, kehidupan kekal, dan sisi lainnya menuju pada kematian, kematian kekal.

Tujuan awal penaklukan adalah pengusiran penduduk Kanaan. Namun, mayoritas mengeraskan hati mereka, seperti Firaun, dan menyatu dengan budaya sedemikian rupa sehingga menghancurkan budaya mereka berarti juga harus menghancurkan mereka.

Allah sebagai hakim, berkomitmen untuk menerapkan, menstabilkan, dan mempertahankan aturan hukum, yang merupakan cerminan karakter-Nya.

Penduduk Kanaan diberi masa percobaan, masa belaskasihan, kesempatan menemukan Tuhan & karakter-Nya melalui kesaksian para nabi di antara mereka. Namun mereka menyia-nyiakan, terus melakukan perbuatan mengerikan sampai akhirnya Tuhan menghentikan mereka.

TUHAN Allahmu, Dialah yang berperang bagi kamu, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu.

Benturan kuasa jahat & kuasa Allah tidak dapat dihindari. Tuhan yang berdaulat atas alam semesta, turun tangan. Bukan maksud Allah agar bangsa Israel memperoleh negeri itu melalui peperangan, melainkan melalui penurutan kepada perintah-perintah Allah.

Hasil dari setiap pertempuran pada akhirnya berada di tangan Tuhan. Satu-satunya cara bangsa Israel dapat memengaruhi hasil dari konflik militer adalah melalui sikap iman atau ketidakpercayaan terhadap janji-janji Tuhan. Pilihan ada di tangan mereka.

Allah adalah sang pejuang; inisiatif adalah milik-Nya. Allah menetapkan strategi, menentukan cara, dan melakukan operasi militer-Nya. Jika Yahwe tidak berperang untuk Israel, mereka tidak memiliki kemungkinan untuk berhasil.