POPULARITY
Kebaktian 1 Bulan Budaya - Nuansa Batak KaroGKP Jemaat BandungMinggu, 31 Agustus 2025 pukul 07.00 WIBTema : "Belajar Rendah hati"Bacaan Alkitab : Lukas 14:1-14Pelayan Firman : Pdt. Louise Fredely Caroline Zebua, S.Si.@GKP Bandung Agustus 2025
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Fani Hartono, Monika Fiona, Nia dan Evelyn dari Paroki Gembala Yang Baik di Keuskupan Surabaya, Indonesia. Sirakh 3: 17-18.20.28-29; Mazmur tg 68: 4-5ac.6-7ab.10-11; Ibrani 12: 18-19.22-24a; Lukas 14: 1.7-14.KERENDAHAN HATI MENURUT YESUS KRISTUS Tema renungan kita pada hari Minggu Biasa ke-22 iniialah: Kerendahan Hati Menurut Yesus Kristus. Tuhan Yesus pernah berkata: “Belajarlahdari pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapatketenangan.” (Mat 11:29). Kalimat sederhana ini menyentuh inti kehidupanKristiani, yaitu kerendahan hati. Di dalam bacaan Injil pada hari ini Yesus memberikancontoh melalui perumpamaan tentang sikap rendah hati dalam mengambil posisitempat duduk di ruang perjamuan pesta, dan ketika mengundang orang-orang yangdatang ke tempat perjamuan dengan pilihan kepada orang-orang kecil, cacat,lumpuh dan buta. Kitab Putra Sirakh dalam bacaan pertama memberi nasihat untukhidup dalam kerendahan hati supaya karunia Tuhan dianugerahkan kepada kita. Kerendahan hati bukan berarti minder atau merasa tidakberharga. Rendah hati berarti menempatkan diri pada kebenaran yang sejati:bahwa kita hanyalah ciptaan, dan segala yang kita miliki adalah anugerah Allah.Orang yang rendah hati tidak menutup diri dengan kesombongan, tetapi membukahati untuk menerima kasih Tuhan dan berbagi kasih itu dengan sesama. Yesus sendiri menjadi teladan tertinggi. Ia adalahTuhan, namun rela lahir di palungan yang sederhana. Ia adalah Guru, tetapi maumembasuh kaki murid-murid-Nya. Ia adalah Raja, tetapi mati di salib demikeselamatan manusia. Inilah puncak kerendahan hati yang membawa hidup bagidunia. Maka dengan mengikuti telandan sang Guru Yesus Kristusyang rendah hati, kita mendapat banyak manfaat bagi diri kita sendiri dan jugahidup bersama kita. Manfaat pertama ialah kerendahan hati membuat kita damai,karena kita tidak terus-menerus mengejar pujian sesama manusia di sekitar kita.Manfaat berikutnya ialah kerendahan hati menjadikan kita pribadi yang terbuka,yang mau belajar, dan tidak malu mengakui kesalahan, kelemahan dan kegagalankita sendiri. Manfaat yang lain ialah kerendahan hati memampukan kitauntuk dekat dengan sesama, tanpa memandang status, kedudukan, atau jabatan.Manfaat yang sangat dikehendaki Tuhan ialah bahwa dengan kerendahan hati kitamenjadi dekat dan bersatu di dalam Tuhan Allah, sebab Ia berkenan pada orangkecil, sederhana dan yang menderita, dan bukan kepada orang-orang congkak. Di dunia sekarang, kerendahan hati semakin langka.Banyak orang berlomba menunjukkan diri di media sosial, mencari pengakuan,mengejar kesuksesan dan gengsi. Namun di tengah hiruk-pikuk itu, orang yangrendah hati justru menjadi oase: ia menghadirkan kesederhanaan, ketulusan, dankeheningan yang menyejukkan. Paus Fransiskus dengan semangat hidup yangsederhana, masih segar dalam ingatan kita semua, bahwa kerendahan hati sangatdibutuhkan dalam dunia saat ini.Marilah kita berdoa. Dalam namaBapa … Ya Tuhan ajarkanlah kami selalu sikap rendah hati yang sangat kamiperlukan dalam dunia saat ini. Bapa Kami yang ada di surga… Dalam nama Bapa …
Senin, 25 Agustus, massa berunjuk rasa di sekitar gedung DPRmenyoroti penghasilan anggota dewan yang ditaksir 230 juta rupiah per bulan.Massa kecewa besarnya gaji DPR tak disertai dengan kinerjamaksimal.DPR pun dituding tidak peka dengan kondisi bangsa saat ini.Benarkah demikian?
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti mengatakan, saat ini kemampuan numerasi anak Indonesia masih berada di bawah rata-rata, berdasarkan hasil skor Programme for International Student Assesment (PISA). Di ASEAN, Skor PISA Indonesia berada di peringkat 6 dari 8 negara yang berpartisipasi. Akhirnya diluncurkan program Gerakan Numerasi Nasional dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan numerasi dan matematika anak di Indonesia di jakarta pada 19 Agustus 2025.Numerasi adalah kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan matematika dalam memecahkan masalah praktis dan membuat keputusan di berbagai konteks kehidupan sehari-hari. Mengapa numerasi anak Indonesia rendah? Simak perbincangan Akbar Bagus bersama Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus Pengamat Pendidikan, Jejen Musfah
Percayalah pada Firman Tuhan, minta janji untuk roh yang baru, dan lihatlah betapa besar perbedaan yang dihasilkan. Amin
Publik ramai mempersoalkan pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani soal guru dan dosen bergaji kecil, karena keterbatasan APBN. Lantas ia melontarkan pertanyaan, "apakah semuanya harus keuangan negara? Ataukah ada partisipasi dari masyarakat?", tanpa menyampaikan jawaban.Ucapan Sri Mulyani dinilai problematis, sehingga mengundang kritik dan cibiran, karena mengusik rasa keadilan. Pasalnya, mencerdaskan kehidupan bangsa adalah amanat konstitusi. Namun, tenaga pendidik sebagai garda terdepannya justru tak dihargai, masih jauh dari sejahtera.Berdasarkan data Jobstreet pada Agustus 2025, rata-rata gaji guru di Indonesia berkisar antara 3,8 juta hingga 5,5 juta rupiah per bulan. Angka ini berbeda di tiap daerah. Ini menjadikan gaji guru Indonesia terendah se-Asia Tenggara. Fakta lainnya, tak sedikit guru yang justru dibayar gaji di bawah UMR. Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mencatat masih guru yang bahkan digaji ratusan ribu rupiah per bulan.Mengapa gaji guru masih rendah? Bagaimana tata kelola alokasi anggaran pendidikan selama ini? Apakah ada skema solutif untuk memastikan kesejahteraan tenaga pendidik? Bagaimana praktik di negara lain?Di Ruang Publik KBR kita akan bahas bersama Kabid Litbang Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Feriyansyah dan Pengamat Pendidikan UIN Jakarta sekaligus Ketua Pengurus Besar PGRI Jejen Musfah.
Pemerintah tengah menuai pro dan kontra usai muncul wacana membangun rumah subsidi hanya seluas 14–18 meter persegi, khususnya untuk kawasan perkotaan. Meski desainnya masih dalam tahap rencana belum dipasarkan publik mempertanyakan kelayakan hunian sekecil itu, bahkan dinilai “tak manusiawi” karena jauh dari standar luas rumah ideal. Kondisi ini mendorong desakan agar pemerintah mempertimbangkan alternatif lain, salah satunya melalui skema Manfaat Layanan Tambahan (MLT) BPJS Ketenagakerjaan[TALK] Pengamat Kebijakan Publik Univ. Trisakti - Dr. Yayat Supriyatna
Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 21 Juni 2025Bacaan: "Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat." (Amsal 8:13) Renungan: Seorang yang sombong dapat juga dikatakan arogan, angkuh, congkak dan tinggi hati. Kesombongan adalah awal dari kehancuran. Tak ada orang yang sombong bisa berdiri dengan kuat dan tetap bertahan. Manusia yang sombong akan direndahkan dan orang yang angkuh akan ditundukkan. Ada orang saat merasa kaya harta, bangga dengan apa yang mereka miliki dan akhirnya menjadi sombong. Ada yang saat mereka kaya ilmu pengetahuan sulit berbagi dengan yang lain karena takut akan tersaingi dan akhirnya mereka sombong karena merasa paling pintar. Ciri-ciri orang yang sombong adalah mereka haus pengakuan serta pujian dari orang lain, merasa paling kaya dan merasa paling pintar. Banyak contoh di Alkitab tentang orang-orang yang mengalami kejatuhan karena sombong. Salah satunya adalah Raja Uzia yang menjabat sebagai raja atas Yehuda ketika masih berusia 16 tahun. Dia menjadi raja menggantikan ayahnya yang bernama Raja Amazia. la melakukan apa yang benar di mata Tuhan, tepat seperti apa yang dilakukan ayahnya. Karena kesetiaan kepada Tuhan, maka kemenangan demi kemenangan pun ia peroleh sampai menjadi kuat. Karena memiliki hati yang takut Tuhan, maka Tuhan pun membuatnya berhasil melakukan apa yang ia inginkan. la benar-benar berada di puncak kesuksesan. Namun sayang, ia berubah menjadi sombong. Alkitab mencatat, "Setelah ia menjadi kuat. ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak. la berubah setia kepada TUHAN, Allahnya, dan memasuki bait TUHAN untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan." Yang Uzia lakukan adalah tugas yang hanya boleh dilakukan oleh para imam. Akibat tindakannya, timbullah kusta pada dahinya dan ia dikucilkan di rumah pengasingan sampai mati. Apakah kita pantas berlaku sombong? Bukankah di dalam diri kita ada banyak kelemahan dan kekurangan, dan kita juga tidak luput dari kesalahan? Jika di satu sisi kita memiliki kelebihan, di sisi lain kita pasti memiliki kelemahan dan kekurangan yang harus diperbaiki. Jadi kenapa kita sombong dengan apa yang kita miliki sekarang ini? Bukankah apa yang kita miliki tersebut adalah pemberian Tuhan saja dan hanya bersifat sementara? Tidak ada hal yang pantas kita sombongkan di dunia ini. Jika kita takut akan Tuhan, maka kita akan membenci kejahatan, salah satunya adalah kesombongan, karena Tuhan sangat membenci kesombongan. Jangan tunggu hancur, tetapi jadilah rendah hati sebelum kehancuran itu menimpa kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa:Tuhan Yesus, aku ingin membuang segala bentuk kesombonganku, karena aku tahu Engkau membenci kesombongan. Bantulah aku ya Yesus. Amin. (Dod).
Leave a comment and share your thoughts: https://open.firstory.me/user/cli77xv0u00bj01307mtm9zlp/comments Bismillah... MasyaAllah la hawlaa walaa quwwata ilaa billah. Barokallohfiikum “Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.” (HR. Ahmad) Subhanakallahumma wa bihamdika, asyhadu al-laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka, wa atuubu ilaik. Artinya: Maha Suci Engkau ya Allah, aku memujiMu. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau, aku minta ampun dan bertaubat kepada-Mu Profile & dapatkan buku ku di msha.ke/riamarliana87 Powered by Firstory Hosting
Anggota komisi X DPR menyoroti bagaimana minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah jika diukur dari tingkat literasi dunia.
Kencan Dengan TuhanSenin, 21 April 2025Bacaan: Wahyu 3:17 "Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang."Renungan: Ada sebuah cerita tentang seorang ayah yang berasal dari keluarga kaya. Hari itu ia mengajak salah satu anaknya untuk mengunjungi sebuah desa kecil dengan maksud menunjukkan kepada anaknya bagaimana kehidupan orang miskin. Mereka memilih untuk menginap pada satu keluarga miskin yang tinggal di perkebunan. Keesokan harinya di dalam perjalanan pulang, sang ayah bertanya kepada anaknya, "Apakah kau menikmati perjalanan kita?" "Tentu, Ayah," jawab anaknya. "Apakah engkau sudah memperhatikan betapa berbedanya kehidupan kita dengan kehidupan keluarga tadi?" "Ya, Ayah. Kehidupan kita dan kehidupan mereka sangat jauh berbeda. Di rumah, kita hanya memiliki seekor anjing, sedangkan mereka memiliki lima ekor anjing pemberani. Kita memiliki satu kolam renang berukuran 5x8 meter, tetapi mereka memiliki sungai kecil yang tiada ujungnya. Kita memiliki taman beberapa meter, tetapi mereka memiliki seluruh kaki langit. Di rumah dan taman kita terdapat lampu-lampu impor yang sangat mahal, tetapi mereka memiliki bulan dan bintang." Sang Ayah terdiam sambil menunduk. Anaknya kembali berkata, "Terima kasih Ayah, Ayah telah menunjukkan kepadaku betapa miskinnya kita." Cerita di atas merupakan gambaran bahwa seringkali penilaian kita terhadap diri sendiri bisa salah sama sekali. Kita cenderung menilai segala sesuatu dari sudut pandang diri kita sendiri, berfokus pada kekurangan sesama dan mengesampingkan kekurangan-kekurangan kita. Tetapi bila Allah yang menilai maka la akan menilai sebagaimana keberadaan kita yang sesungguhnya. Dia tidak buta terhadap dosa dan pelanggaran yang kita buat, tetapi Dia juga tidak buta terhadap kebaikan dan ketaatan kita. Buta terhadap keberadaan sendiri membuat kita sulit mengubah diri karena kita menganggap tidak ada yang perlu diubah dan yang harus berubah adalah orang lain. Hal ini sama halnya dengan menganggap diri kita kaya tetapi sesungguhnya kita jauh lebih miskin daripada orang2 yang kita anggap miskin. Marilah kita menyelidiki keberadaan kita dengan jujur, mungkin saja kita akan menemukan banyak kekurangan di sana-sini. Jangan sampai Yesus mengecam kita sebagaimana la mengecam orang2 Farisi yang tidak menyadari keberadaan mereka yang sesungguhnya. Tuhan Yesus memberkati. Doa:Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau mengingatkan aku bahwa aku bukanlah manusia sempurna. Aku perlu tuntunan-Mu agar aku tidak menganggap diriku "kaya" padahal aku sangat "miskin" di hadapan-Mu. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 12 April 2025Bacaan: "TUHAN itu tinggi, namun Ia melihat orang yang hina, dan mengenal orang yang sombong dari jauh." (Mazmur 138:6) Renungan: Seekor burung gagak terbang dan melewati sebuah rumah yang pintunya sedang terbuka lebar. Di atas meja yang ada di dalam rumah, ia melihat beberapa potong daging sapi segar yang belum dimasak. Tanpa menyia-nyiakan kesempatan itu, burung gagak segera menukik dan masuk ke dalam rumah. Ia mengambil sepotong daging sapi yang paling besar dan terbang kembali. Dia terbang mencari pohon yang aman di mana ia dapat menikmati daging lezatnya. Tak lama, sampailah ia di sebuah pohon rindang dan ia segera bertengger di situ. Karena hari mulai gelap, seekor musang keluar untuk mencari makan. Tidak sengaja musang itu melihat ke atas dan ketika melihat burung gagak dengan sepotong daging besar di paruhnya, segera saja mulutnya penuh air liur. Musang tersebut mulai mencari akal bagaimana mendapatkan daging itu. "Hai kawan, seumur hidupku aku belum pernah melihat burung gagak secantik engkau. Bulumu kelihatan mengkilap, matamu tajam dan kakimu indah sekali." Musang itu kembali memikirkan pujian apa lagi yang hendak diberikannya kepada burung gagak tersebut, sementara si burung gagak melompat ke sana-sini sambil berputar-putar bangga mendengar pujian yang ditujukan kepadanya. "Pastilah bukan hanya bulu, mata dan kakimu yang cantik. Suaramu juga pasti sangat merdu. Meskipun burung gagak pada umumnya mempunyai suara serak, tetapi aku percaya engkau ini beda. Maukah engkau menyanyikan sebuah lagu untukku?" Burung gagak semakin besar kepala mendengar pujian si musang sehingga mulailah ia membuka paruhnya dan mengeluarkan suaranya yang serak, tanpa menyadari bahwa di paruhnya terselip daging yang lezat. Ketika ia membuka paruhnya, jatuhlah daging sapi segar yang ada di paruhnya bersamaan dengan sorak kegirangan dari mulut si musang. Berhati-hatilah dengan pujian. Ada orang yang terlalu mengada-ada ketika memberikan pujian sehingga kita menjadi besar kepala dan lupa daratan. Orang seperti ini tidak memuji kita dengan tulus, tetapi karena maksud-maksud tertentu. Ada juga orang yang memberikan pujian dengan tulus untuk kelebihan-kelebihan yang kita miliki. Ketika kita menerima pujian dari seseorang, waspadalah jangan sampai kita terlena dengan pujian tersebut kemudian merasa bangga dan merasa diri lebih hebat. Hal ini perlahan-lahan akan membuat kita menjadi sombong sehingga kita mulai lengah. Jika telah menjadi sombong, kita tidak lagi bisa melihat kekurangan-kekurangan yang masih harus diperbaiki. Akhirnya, pujian yang kita terima, malah akan "mengubur" kita. Setiap kali pujian itu datang, bersyukurlah kepada Tuhan dan jadikanlah pujian itu sebagai alat yang akan terus memacu kita untuk melakukan yang lebih baik hari demi hari. "Di atas langit ada langit, di atas kita masih ada orang yang lebih baik." Tuhan Yesus memberkati. Doa:Tuhan Yesus, berilah aku rahmat kerendahan hati, sehingga setiap pujian yang ditujukan padaku, kukembalikan pada-Mu, karena Engkaulah yang layak untuk dipuji. Amin. (Dod).
Pengkhususan guru sekolah rendah dan sekolah menengah di Finland, serta amalan 'homeroom teacher' di negara berkenaan.Artikel blog di https://saifulislam.com/program-pendidikan-guru-sekolah-rendah-dan-menengah-di-finland/#saifulislamdotcom #ustazhasrizal #hasrizaljamil #HasrizalAbdulJamil #hasrizal #pendidikanjalanislah #pendidikanfatamorgana
Syalom Keluarga Damai! Sapaan Damai Sejahtera atau disingkat SAMAS merupakan sebuah renungan singkat yang tayang setiap hari Senin-Sabtu. SAMAS tidak hanya dibawakan oleh pendeta/hamba Tuhan, tetapi juga akan dibawakan oleh siapapun yang ingin berbagi sapaan Tuhan kepada dirinya. Semoga kita dapat menemukan damai sejahtera yang datangnya dari sapaan Tuhan kepada setiap kita melalui SAMAS ini. Tuhan Yesus memberkati!
Keberhasilan adalah anugerah Tuhan, bukan hanya hasil usaha kita sendiri. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk tetap rendah hati dan mengakui bahwa semua pencapaian berasal dari Tuhan. Dengan sikap ini, kita dapat menjadi berkat bagi sesama dan memuliakan nama Tuhan.
Pembawa Renungan : RD. Yustinus Kurniawan Karwayu Denpasar Mrk. 9:30-37
Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 4 Januari 2025 Bacaan: "... dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus." (Efesus 5:21) Renungan: Ada pepatah sunda yang mengatakan tidak ada piring yang tidak beradu. Pepatah ini ingin menggambarkan bahwa perselisihan sering terjadi dalam relasi antar-pribadi, entah di rumah tangga, keluarga, pekerjaan, atau pergaulan. Perselisihan dapat menunjukkan bahwa relasi itu sungguh hidup dan dinamis. Namun, perselisihan juga dapat merusak relasi baik yang sudah terjalin. Rasul Paulus rindu agar Jemaat Tuhan di kota Efesus dalam relasi yang baik, rukun, dan saling membangun. la menasihatkan, "Rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus". Dua prinsip penting yang dikemukakan dalam nasihat ini: prinsip rendah hati dan prinsip takut akan Kristus. Prinsip takut akan Kristus merupakan dasar dari prinsip rendah hati. Takut akan Kristus membuat murid Tuhan bersikap rendah hati, seperti Kristus yang rendah hati dalam penderitaan dan kematian-Nya di atas kayu salib. Dalam takut akan Kristus, suami dan istri, orangtua dan anak, hamba dan majikan, semua menunjukkan relasi yang hidup dan dinamis dalam cinta kasih yang tulus. Peribahasa lain mengatakan, seperti gula dan nira matang, hidup semestinya selalu rukun. Begitulah kita murid Kristus seharusnya hidup rukun, hidup dalam relasi cinta kasih dan saling menopang. Hanya dengan kerendahan hati, hidup yang rukun akan terjadi. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, penuhilah aku dengan Roh Kudus-Mu agar akau dapat menjadi pribadi yang mampu membangun relasi cinta kasih di mana pun aku berada. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan, Selasa, 10 Desember 2024 Bacaan: "Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya." (Matius 21:32) Renungan: Suatu ketika ada seorang ibu yang berkata kepada temannya, "Dia itu kan perempuan nakal." Ibu-ibu yang lain menimpali, "lya tuh, harusnya nggak tinggal di komplek sini, bikin malu aja!" Ungkapan-ungkapan yang senada dengan ini, seringkali diucapkan oleh orang-orang yang merasa diri tidak "seberdosa" orang lain. Kita memang patut bersyukur kalau kita tidak hidup sebagai pelacur, pemabuk, pencuri, pezinah, penjudi, dll. Ketika mendengar istilah-istilah di atas, biasanya yang tergambar di benak kita adalah barisan orang-orang berdosa yang sedang antri menuju Neraka. Namun kita tidak boleh menjadi besar kepala karena dikenal sebagai orang baik-baik, tidak ada cerita buruk yang orang ketahui tentang kita. Tapi ada satu kebenaran penting yang perlu kita pahami bahwa dengan tidak menjadi pendosa seperti contoh-contoh di atas, itu tidaklah cukup. Para ahli Taurat dan orang- orang Farisi merasa diri paling rohani dan paling benar daripada orang lain. Perumpamaan tentang orang Farisi dan pemungut cukai di dalam Lukas 18:9-14 menjelaskan bagaimana cara orang Farisi menilai diri. "Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini, aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku." Orang Farisi ini mewakili orang-orang yang merasa lebih layak dari yang lain. Tetapi di balik sikap munafik seperti ini Tuhan menunjukkan suatu dosa lain yang berakar pada kesombongan dan merasa diri paling suci. Dosa kesombongan yang tersembunyi jauh di dalam hati dan tidak dilihat orang, namun Tuhan tahu dan melihatnya. Berhati-hatilah dengan "sikap Farisi" yang satu ini, karena sikap yang membuat kita merasa benar dengan kehidupan rohani kita saat ini sesungguhnya sudah mengandung dosa kesombongan yang akhirnya akan menyeret kita ke dalam kebinasaan. Jangan sampai orang yang kita anggap pendosa, akhirnya mendahului kita masuk ke dalam Kerajaan Allah. karena akhirnya mereka benar-benar menyadari keberdosaan mereka kemudian berbalik kepada Allah. Marilah dengan rendah hati kita mempersilahkan Tuhan menyelidiki hati dan seluruh kehidupan kita, dan membiarkan Dia menyempurnakan kita. Jangan pernah beranggapan bahwa kita jauh lebih baik dan lebih benar dari orang lain, karena hanya Tuhanlah yang sanggup menilai kita dengan cara penilaian yang benar. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, di dalam keterbatasanku menilai diri sendiri, aku sering beranggapan bahwa secara rohani aku lebih dari yang lain. Ampuni aku ya Tuhan karena aku terlalu sombong secara rohani. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 24 November 2024 Bacaan: Kata Daud kepada Salomo: "Anakku, aku sendiri bermaksud hendak mendirikan rumah bagi nama TUHAN, Allahku." (1 Tawarikh 22:7) Renungan: Salah satu ambisi terbesar Daud ialah membangun Bait Allah. Saat itu, ia telah menjadi raja Israel dan telah membangun istananya yang megah, setelah ia mengalahkan musuh- musuh Israel. Daud tahu, semua yang diperolehnya adalah karena anugerah Tuhan. Namun, tabut Tuhan-simbol kehadiran Tuhan di tengah umat-Nya- tetap berada di bawah tenda (1Taw. 17:1). Lalu, ia ingin membangun sebuah rumah yang megah untuk Tuhan. Namun, Tuhan menolak kerinduan hati Daud. Alasannya, karena Daud telah menumpahkan banyak darah. Tuhan pun memberitahunya bahwa Salomo, anaknya, yang akan mendirikan rumah itu bagi-Nya. Bagaimana reaksi Daud? Ia sepenuhnya tunduk kepada Tuhan. la menerima kehendak Tuhan dengan rendah hati. Namun ia tidak begitu saja lepas tangan. Ia membagikan kerinduan itu kepada Salomo. la juga menunjukkan dukungannya dengan menyediakan berbagai persiapan yang dibutuhkan agar kelak Salomo lebih mudah melaksanakannya. Daud menyediakan sangat banyak emas, perak, tembaga, besi, kayu, batu, serta para ahli bangunan (ay. 14-15). Tindakan Daud ini menolong kita memahami bahwa jika kita ingin melakukan sesuatu yang kita yakini menyenangkan hati Tuhan, namun Dia memilih orang lain yang melakukannya, maka tindakan terbaik kita ialah mendukungnya sepenuh hati. Karena Tuhan tahu siapa yang paling tepat untuk Dia pakai. Yang lebih penting ialah, Tuhan dimuliakan melalui pekerjaan-pekerjaan dan pelayanan anak-anak-Nya. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, berilah aku kebesaran hati agar aku dapat menerima orang lain yang lebih hebat dari aku, sehingga hatiku tetap bersukacita tanpa ada rasa sombong dan iri hati. Amin. (Dod).
Suka sebar hate comment atau egois di transportasi umum? Itu cuma nunjukin mental yang kurang dewasa. Yuk, ubah mindset, mulai belajar empati biar hidup lebih positif. --- Support this podcast: https://podcasters.spotify.com/pod/show/smouthies-podcast/support
Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 14 November 2024 Bacaan: Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak." (Markus 7:27-28) Renungan: Perjumpaan perempuan Siro-Fenisia dengan Yesus merupakan suatu peristiwa yang menarik! Sebab, baru kali ini Yesus nampak tega merendahkan martabat orang yang sedang membutuhkan pertolongan-Nya. Yesus tidak hanya terkesan menolak untuk memberikan pertolongan kepada perempuan ini, namun la pun terkesan merendahkan status perempuan ini sebagai orang Sidon yang tidak percaya kepada Tuhannya orang Yahudi. Dalam percakapan dengan perempuan ini, Yesus menyamakannya dengan anjing peliharaan. Merendahkan status perempuan Siro-Fenisia ini sengaja diangkat oleh Yesus dalam percakapan mereka untuk menyadarkannya bahwa ia sungguh-sungguh tidak layak memperoleh berkat dari Tuhannya orang Yahudi. Dan lihatlah bagaimana perempuan Siro-Fenisia ini bereaksi! Luar biasa! la sama sekali tidak marah, atau membalikkan badan meninggalkan Yesus. Justru ia menerima perkataan tersebut dengan lapang dada, karena ia merasa bahwa memang seperti itulah keadaannya sebagai seorang yang berasal dari bangsa kafir yang tidak layak untuk menerima belas kasihan Tuhan. Bagi orang yang tidak mengerti, Yesus terkesan rasial, sama seperti orang-orang Yahudi lainnya. Namun bagi perempuan ini, setiap perkataan Yesus itu merupakan ujian baginya dan ia justru melihat ada kesempatan baginya untuk memperoleh pertolongan dari-Nya. Kerendahan hati perempuan inilah yang kemudian membuat Yesus kagum kepadanya. Hanya orang yang rendah hati, yang tidak merasa lebih tinggi atau lebih mulia dari orang lain. Hanya orang yang rendah hati, yang rela mengalami penghinaan dan tidak menjadi marah. Hanya orang yang rendah hati, yang bisa bersabar dan tetap tekun memohon. Memang tidak mudah untuk menjadi pribadi yang rendah hati, tetapi inilah yang Tuhan kehendaki dari setiap kita! Kemuliaan dan kuasa-Nya hanya bisa dinyatakan jika kita mau merendahkan hati. Selama kita merasa mampu dan bisa melakukan sesuatu dengan kekuatan kita sendiri serta tidak memerlukan Tuhan, maka la tidak akan turun tangan membantu kita. Sesungguhnya saat kita datang kepada-Nya dan memohon jamahan-Nya, la sangat ingin menolong kita dengan segera. Oleh karena itu, mari kita teladani perempuan Siro-Fenisia ini, datanglah kepada Tuhan dengan segala kerendahan hati! Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ampunilah aku jika selama ini aku merasa bisa melakukan semua hal tanpa Engkau. Aku mau belajar untuk lebih rendah hati lagi. Amin. (Dod).
Peringkat Perguruan Tinggi Rendah, Kualitas Dipertanyakan Oleh. Arum Indah(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com) Voice over talent: Dewi Nasjag NarasiPost.Com-Peringkat Perguruan Tinggi (PT) di Indonesia dalam kancah internasional dinilai masih rendah. Dari banyaknya PT unggulan di negeri ini, hanya Universitas Indonesia (UI) yang masuk ke dalam 1000 universitas terbaik dunia versi Time Higher Education World University Ranking (THE WUR) 2025. UI menduduki peringkat 801-1000 setelah memperoleh kenaikan skor dalam beberapa bidang utama yang menjadi penilaian THE WUR. (Kompas.com, 12-10-2024) Adapun perguruan tinggi unggulan yang lain seperti Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Sebelas Maret justru berada di peringkat 1201-1500. Universitas Diponegoro, Universitas Hasanuddin, Institut Teknologi Sepuluh November, IPB, dan Universitas Jember berada pada peringkat 1500 ke atas. Binus University menjadi perguruan tinggi swasta satu-satunya yang berada di peringkat 1201-1500. Rendahnya peringkat perguruan tinggi unggulan harusnya menjadi perhatian semua pihak untuk mengevaluasi kualitas pendidikan selama Naskah selengkapnya: https://narasipost.com/opini/10/2024/peringkat-perguruan-tinggi-rendah-kualitas-dipertanyakan/ Terimakasih buat kalian yang sudah mendengarkan podcast ini, Follow us on: instagram: http://instagram.com/narasipost Facebook: https://www.facebook.com/narasi.post.9 Fanpage: Https://www.facebook.com/pg/narasipostmedia/posts/ Twitter: Http://twitter.com/narasipostx
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 15 Oktober 2024 Bacaan: "Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung!" (Roma 14:13) Renungan: Suatu ketika ada seseorang sedang berjalan menyusuri pepohonan khas Jerman bersama seorang petani setempat. Tiba-tiba ia melihat puing kapel kecil. Ia berpikir itu adalah peninggalan masa perang, tetapi ketika ia bertanya kepada petani yang menemaniku berjalan, petani itu mengatakan, "Itu adalah peninggalan hukuman dari Allah." Petani itu pun mulai bercerita. Beberapa tahun silam, ada lima orang pria dari kampung ini yang pulang dari sebuah acara di kota. Karena hujan badai, maka tidak ada pilihan lain selain berteduh di sebuah kapel kecil. Meski sudah berteduh, air hujan tetap saja masuk ke dalam karena atap kapel yang sudah rusak. Di luar kilat dan petir menyambar-nyambar sehingga kelima orang laki-laki tersebut sangat ketakutan. "Ini pasti sebuah hukuman," teriak salah seorang dari mereka. "Kita harus dapat memastikan siapa penyebab semua ini," sambung salah seorang lagi. Mereka pun keluar dan masing-masing menancapkan tongkatnya pada halaman kapel tersebut. Jika salah satu tongkat jatuh ke tanah, maka pemilik tongkat itulah yang menyebabkan mereka menerima hukuman badai tersebut dan dengan sendirinya ia harus menanggung hukuman itu sendirian. Guntur menggelegar dengan hebatnya dan serempak mereka keluar untuk memastikan apakah ada tongkat yang jatuh. Benar juga, ada sebuah tongkat yang jatuh dan tongkat tersebut adalah milik salah seorang dari mereka. Mereka pun masuk ke dalam kapel dan membiarkan teman mereka yang dianggap sebagai penyebab hukuman tersebut tinggal di luar diguyur hujan. Dengan memohon-mohon serta menangis ia mengetok pintu kapel, tetapi teman-temannya tidak mau peduli. Dalam keputusasaan ia berlari pulang menembus hujan dan badai. Karena tidak pulang-pulang, keesokan harinya penduduk kampung keluar untuk mencari keempat laki-laki yang tidak kunjung pulang. Mereka pun mendapati kapel kecil itu hancur berantakan dan terbakar bersama keempat orang laki-laki yang dicari. Ternyata kapel kecil itu telah disambar petir dan kejadian itu telah menjadi sebuah peringatan keras bagi semua orang agar jangan selalu menyatakan diri tidak bersalah lalu melemparkan kesalahan kepada orang lain dan menyeret mereka untuk menerima hukuman yang tidak sepatutnya mereka terima. Ingat bahwa terkadang Tuhan tidak selalu sependapat dengan kita. Ada kalanya kita bilang diri kita paling benar dan orang lain salah. Hampir sejak lama, pernyataan seperti ini keluar dari mulut kita, "Kalau bukan karena Anu, kejadiannya tidak akan kacau seperti ini!" Sebaiknya kita melepaskan diri dari kebiasaan melihat atau bahkan mencari-cari kesalahan orang, padahal kita sendiri telah melakukan kesalahan yang lebih besar. Firman Tuhan mengingatkan, “Hai orang munafik, kekuarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.” Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ampunilah aku karena aku sering menganggap diriku lebih hebat dari orang sehingga aku menjadi sombong dan mudah menghakimi orang lain. Kuduskanlah pikiran, perkataan dan hatiku selalu, sehingga aku terbebas dari dosa kesombongan. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 11 Agustus 2024 Bacaan: "Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat." (Amsal 8:13) Renungan: Raja Uzia menjabat sebagai raja atas Yehuda ketika masih berusia 16 tahun. Dia menjadi raja menggantikan ayahnya yang bernama Raja Amazia. la melakukan apa yang benar di mata Tuhan, tepat seperti apa yang dilakukan ayahnya. Karena kesetiaan kepada Tuhan, maka kemenangan demi kemenangan pun ia peroleh sampai menjadi kuat. Karena memiliki hati yang takut Tuhan, maka Tuhan pun membuatnya berhasil melakukan apa yang ia inginkan. la benar-benar berada di puncak kesuksesan. Namun sayang, ia berubah menjadi sombong. Alkitab mencatat, "Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada TUHAN, Allahnya, dan memasuki bait TUHAN untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan." Yang Uzia lakukan adalah tugas yang hanya boleh dilakukan oleh para imam. Akibat tindakannya, timbullah kusta pada dahinya dan ia dikucilkan di rumah pengasingan sampai mati. Apakah kita pantas berlaku sombong? Bukankah di dalam diri kita ada banyak kelemahan dan kekurangan, dan kita juga tidak luput dari kesalahan? Jika di satu sisi kita memiliki kelebihan, di sisi lain kita pasti memiliki kelemahan dan kekurangan yang harus diperbaiki. Jadi kenapa kita sombong dengan apa yang kita miliki sekarang ini? Bukankah apa yang kita miliki tersebut adalah pemberian Tuhan saja dan hanya bersifat sementara? Tidak ada hal yang pantas kita sombongkan di dunia ini. Jika kita takut akan Tuhan, maka kita akan membenci kejahatan, salah satunya adalah kesombongan, karena Tuhan sangat membenci kesombongan. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, lepaskanlah aku dari sifat kesombonganku dan gantikan dengan kerendahan hati, agar melalui hidupku banyak orang diberkati. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 28 Juli 2024 Bacaan: Berfirmanlah TUHAN kepada Gideon: "Terlalu banyak rakyat yang bersama-sama dengan engkau itu dari pada yang Kuhendaki untuk menyerahkan orang Midian ke dalam tangan mereka, jangan-jangan orang Israel memegah-megahkan diri terhadap Aku, sambil berkata: Tanganku sendirilah yang menyelamatkan aku." (Hakim-hakim 7:2) Renungan: Ketika Bangsa Israel ditindas oleh Bangsa Midian, Tuhan mengutus Gideon untuk bertempur melawan mereka. Semula Gideon mengumpulkan 32.000 orang Israel untuk maju bertempur. Namun ternyata, Tuhan berkehendak lain. Tuhan menganggap bahwa jumlah itu terlalu banyak. Tuhan menyaring mereka dengan kriteria, yang pertama adalah prajurit yang takut dan gentar, dan yang kedua adalah prajurit yang meminum air dengan cara menjilat langsung dari danau. Tuhan hanya memilih 300 orang pasukan dan menyingkirkan 31.700 orang di mana 20.000 dari mereka adalah orang-orang yang takut dan 11.700 dari mereka adalah orang-orang yang tangkas, terbukti mereka bisa minum air tanpa menggunakan tangan. Cara yang dilakukan Tuhan itu benar-benar berseberangan dengan pola pikir manusia pada umumnya, di mana sekelompok tentara akan lebih berpeluang memenangkan pertempuran jika memiliki jumlah pasukan yang lebih banyak dan lebih tangkas. Namun demikian, Tuhan menghendaki agar jika mereka memenangkan pertempuran itu, mereka tidak menjadi sombong dan menganggap kemenangan itu adalah hasil jerih payah dan kehebatan mereka. Karena itulah, Tuhan membuat mereka menjadi kecil, tampak lemah dan mustahil untuk menang, sebab di dalam kelemahan merekalah kuasa Tuhan akan dinyatakan dalam diri mereka. Sikap Tuhan juga berlaku bagi diri kita. Kita mungkin sering menganggap bahwa diri kitalah yang melakukan segalanya. Kita mungkin sering kurang menyadari bahwa tanpa penyertaan dan campur tangan Tuhan, kita mungkin tidak akan sanggup melawan segala keterbatasan dalam diri kita. Karena itulah, kita mulai mengandalkan materi, posisi, dan segenap kemampuan kita sendiri, namun pada kenyataannya kita tidak pernah merasa puas dan berhasil karena ternyata masalah yang kita hadapi jauh lebih kompleks dari pada yang kita pikirkan sebelumnya. Kita perlu belajar dari Gideon. Janganlah kita bermegah karena diri kita sendiri: prestasi kita, talenta kita, dan segala hal yang telah kita raih. Namun bermegahlah karena Tuhan, sebab hanya karena Dialah kita bisa meraih semuanya itu. Bermegahlah selalu dalam kelemahan kita, sebab dalam kelemahan itulah Tuhan akan senantiasa menaungi kita dengan kuasa-Nya yang dahsyat dan ajaib! Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, berilah aku rahmat kerendahan hati dan senantiasa menyadari bahwa segala keberhasilan yang aku terima selama ini adalah karena kuasa-Mu yang bekerja secara luar biasa dalam diriku. Amin. (Dod).
Pembawa Renungan : RP. Petrus Santoso, SCJ Hongkong Mat 11:20-24.
Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 26 Juni 2024 Bacaan: Keangkuhan hatimu telah memperdayakan engkau, ya engkau yang tinggal di liang-liang batu, di tempat kediamanmu yang tinggi; engkau yang berkata dalam hatimu: "Siapakah yang sanggup menurunkan aku ke bumi?" (Obaja 1:3) Renungan: Suatu ketika ada seorang penulis terkenal di Eropa. Tadinya ia adalah orang yang miskin, tapi karena ketekunan dan kerja kerasnya, ia berhasil menghasilkan tulisan-tulisan yang bermutu. Dalam sekejap, ia menjadi seorang penulis yang sangat terkenal. Tetapi seiring dengan perubahan tersebut, berubah pula sikapnya. Ia menjadi orang yang sangat sombong, selalu meninggikan diri dan memandang rendah orang lain. Suatu hari penulis terkenal itu didatangi oleh seorang wanita tua, yang membawa sebuah buku catatan lusuh. Sambil memohon wanita itu berkata, "Bisakah Bapak memberikan penilaian atas tulisan ini?" Katanya sambil menyodorkan buku catatan yang dibawanya. Tanpa memandang wajah wanita tua itu, si penulis melihat-lihat isi buku tersebut. "Ini tulisan anak Ibu?" "O, bukan," jawab si wanita. "Jadi, ini tulisan siapa?" "O... ini tulisan murid saya," jawab wanita itu sambil tersenyum. "Ah, tulisan ini sangat buruk, seperti cakar ayam dan tidak bisa dibaca. Saya berani menjamin bahwa anak ini tidak mungkin berhasil." Wanita itu tidak marah meskipun kata-kata sang penulis terkenal itu begitu memojokkan. Lalu dia berkata, "Sebenarnya, ini adalah buku catatanmu ketika masih anak-anak. Apakah kamu tidak mengenali saya lagi? Saya dulu pernah menjadi gurumu." Ia terdiam, lalu mengambil buku itu dan melihatnya dengan cermat. Akhirnya dia mengenali tulisan itu sebagai miliknya. Wajahnya memerah karena malu, tapi sejak saat itu dia tidak lagi sombong. Jika tidak menjaga hati, kita bisa terjebak dalam dosa kesombongan. Banyak orang yang suka meninggikan diri, merasa paling benar, paling tahu, paling pandai, dan meremehkan orang lain. Sebagian orang tidak menganggap sifat-sifat yang disebutkan di atas sebagai pelanggaran yang serius terhadap firman Tuhan, seperti halnya dosa yang lain, seperti mencuri. Padahal firman Tuhan secara terang-terangan menyebutkan bahwa Tuhan membenci orang yang sombong. Selanjutnya dikatakan bahwa orang yang sombong akan direndahkan Tuhan. "Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu." (Yes 2:11) Jika kita mulai menyombongkan diri karena kelebihan-kelebihan yang kita miliki, berhati- hatilah. Ada baiknya kita memegang prinsip berikut, bahwa di atas kita masih ada orang yang lebih dari kita. Lebih baik, lebih tahu, lebih bijaksana, lebih pintar, lebih cantik, lebih kaya. Lagi pula belum tentu kita sehebat apa yang kita kira, karena orang yang sombong seringkali menilai dirinya secara berlebihan. Mari kita meminta agar Tuhan memampukan kita menjadi orang yang rendah hati. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku selalu tergoda untuk sombong karena kelebihan yang aku miliki. Mampukanlah aku untuk bersikap rendah hati, agar Engkau lebih leluasa memakai aku sebagai alat-Mu. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 27 Juni 2024 Bacaan: "Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan." (Amsal 22:4) Renungan: Saat Tuhan mendengar doa kita dan memberkati kita, itu artinya Dia memperbesar tanggung jawab kita. Tanggung jawab yang besar menuntut kapasitas diri yang diperbesar. Kapasitas diri itu adalah iman dan hati kita, kedua unsur ini harus terus diperbesar setiap hari supaya kita selalu berhasil dalam setiap proyek yang Tuhan percayakan untuk kita selesaikan. Ada satu cerita menarik mengenai seekor kuda yang selalu menang dalam perlombaan yang diikutinya. Kuda ini selalu membawa kemenangan secara spektakuler. Kalau kita ada dalam satu pertandingan pacuan kuda dan ingin melihat kuda mana yang akan menjadi pemenang. kita cukup melihat 2-3 ekor kuda yang berada di baris terdepan. Tetapi berbeda dengan kuda ini, di awal hingga menjelang akhir pertandingan ia berlari normal, tidak berada di barisan terdepan. Ketika pertandingan hampir berakhir, kuda ini tiba-tiba berlari sangat kencang melampaui lawan-lawannya dan akhirnya memenangkan pertandingan. Beberapa waktu kemudian kuda tangguh ini mati dan diautopsi. Hasilnya, ditemukan bahwa kuda ini memiliki jantung 3 kali lebih besar daripada kuda normal. Ternyata, jantung yang besarnya 3 kali dari kuda biasa itu telah menjadikannya kuda yang spektakuler. Bagaimana cara agar kita bisa memiliki iman dan hati yang bisa diperbesar? Pertama, latihlah diri menjadi pribadi yang percaya sepenuhnya kepada Allah. Percayalah kepada Allah dengan segenap hati karena sungguh diberkati orang yang mengandalkan Dia. Setiap hari membaca dan mengucapkan firman Allah, maka iman kita kepada-Nya akan terus bertumbuh semakin kuat, karena iman timbul dari mendengarkan firman Allah. Kedua, latihlah diri kita untuk murah hati dan tidak mudah kecewa. Orang yang beriman akan mengungkapkan imannya dengan perbuatan dan sikap yang nyata. Kemurahan hati dan sikap yang tidak mudah kecewa terhadap manusia ataupun terhadap Allah, akan membuat kita tangguh menghadapi kegagalan atau penolakan. Ketiga, latihlah diri menjadi pribadi yang rendah hati. Kerendahan hati memampukan kita terus belajar dan bertumbuh menjadi pribadi berjiwa besar. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, rencana-Mu atas hidupku adalah semakin naik dan tidak pernah turun. Tolong aku untuk memperbesar kapasitas iman dan hatiku. Amin. (Dod).
Ketika penghulu Yahudi itu datang hendak mempelajari jalan kehidupan dari Guru Galilea yang rendah hati itu.
New government statistics have revealed science literacy in Australian schools has barely improved over the past two decades. - Statistik baru pemerintah menunjukkan bahwa literasi sains di sekolah-sekolah Australia hampir tidak meningkat selama dua dekade terakhir.
Hindari Memandang Rendah Anak merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Ada Apa dengan Remaja. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 20 Dzulqa’dah 1445 H / 28 Mei 2024 M. Kajian Tentang Hindari Memandang Rendah Anak Kita masih membahas kesalahan-kesalahan yang harus dihindari (dalam komunikasi dengan remaja). Di antaranya yaitu suka […] Tulisan Hindari Memandang Rendah Anak ditampilkan di Radio Rodja 756 AM.
Dia, Orang Nazaret yang Rendah Hati, mungkin telah menghina kesombongan dunia, karena Dia adalah komandan di istana surgawi; tetapi Dia datang dengan segala kerenhan hati.
Kencan Dengan Tuhan Sabtu, 25 Mei 2024 Bacaan: Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu." (1 Samuel 17:45) Renungan: Ular adalah salah satu hewan mematikan yang hidup secara bebas di alam ini. Ia bisa ditemukan di sekitar rumah, bahkan kadang di dalam lemari tanpa sepengetahuan pemiliknya. Itulah sebabnya mengapa ular menjadi begitu menakutkan dibandingkan hewan buas lainnya. Walau begitu tidak semua hewan takut kepada ular. Seperti halnya seekor laba-laba berbisa yang berani bertarung dengan seekor ular berwarna cokelat, salah satu ular paling berbisa di Australia. Ular ini pun pada akhirnya kalah dalam pertarungannya melawan laba-laba tersebut. Racun mematikan yang menjadi senjata andalannya tak dapat melindungi dirinya. Pepatah lama yang mengatakan "di atas langit masih ada langit" adalah kalimat yang tepat untuk diberikan kepada ular ini. la mungkin tak akan menyangka bahwa hidupnya akan berakhir di tangan seekor serangga kecil. Tetapi, inilah kenyataan pahit yang harus dialaminya. Karena ternyata serangga kecil itu mempunyai racun yang dapat membunuhnya. Goliat pun memiliki racun mematikan, yaitu keahliannya berperang menggunakan senjata yang membuat orang-orang takut dan gemetar, bahkan ketika hanya mendengar namanya. Namun, hidupnya berakhir di tangan seorang remaja yang tidak setara dengannya, bukan hanya dari segi fisik tetapi juga pengalaman dan keahlian. Karena ternyata si kecil Daud, memiliki racun mematikan, yaitu pertolongan Tuhan dan keahliannya menggunakan pengumban. Ingatlah, dalam dunia ini tak ada yang abadi. Jabatan, kepopuleran, kekuasaan, kekuatan semuanya akan lenyap. Hari ini si A mendapatkan posisi sebagai orang terkaya di dunia, tetapi besok posisinya bisa digantikan oleh orang yang lebih kaya. Sebesar apa pun kekuasaan yang kita miliki saat ini tak menjamin bahwa kitalah yang terhebat. Setinggi apa pun ilmu yang kita miliki tak menjamin bahwa kitalah yang terpintar. Kelebihan yang kita miliki bila disalahgunakan justru akan menghancurkan diri sendiri. Karena itu, tetaplah rendah hati dan waspada dengan segala yang kita miliki agar kita jangan sampai mengalami kehancuran karena kesombongan atas apa yang kita miliki saat ini. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, apa pun yang aku miliki saat ini adalah pemberian-Mu semata. Ajarilah aku untuk tetap waspada sehingga tidak terjebak dalam kesombongan. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan Minggu, 5 Mei 2024 Bacaan: Yakobus 4:6 Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." Renungan: Seseorang pernah berkata, "Di dalam usaha untuk semakin serupa dengan Kristus, musuh utama yang kita hadapi bukanlah Iblis, melainkan diri kita sendiri." Sifat kedagingan yang ada di dalam diri kita kadangkala terlalu kuat untuk dikalahkan, tetapi kita harus berusaha selangkah demi selangkah untuk mengalahkannya. Tidak mudah menekan harga diri, tetapi itulah cara terbaik untuk belajar menjadi rendah hati dan melepaskan diri dari belenggu kesombongan. Orang yang sombong selalu sakit hati atas banyak hal yang tidak disukainya, namun orang yang rendah hati tidak mudah terluka. Kita perlu menyadari bahwa kesombongan mendasari banyak kekacauan mental dan emosi, tapi kerendahan hati memerdekakan kita. Seorang yang menyebut dirinya hamba, harus menunjukkan hati seorang hamba. Ia selalu menganggap orang lain lebih utama, memberi penghargaan kepada mereka yang lebih rendah darinya, tidak banyak menuntut dan tidak selalu minta dimengerti. Ia mengucap syukur untuk semuanya karena ia tahu bahwa ia adalah hamba. Melalui sikap hidupnya, pada akhirnya banyak orang yang diberkati dan akhirnya percaya kepada Yesus. Seperti kata firman Tuhan bahwa seseorang akan dikenal dari buah yang dihasilkannya, demikian pula orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Yesus akan dikenal orang dari kehidupan sehari-harinya. Dengan pertolongan Roh Kudus, marilah kita hilangkan kesombongan yang begitu mengikat selama ini, agar kita bisa menjadi berkat bagi sesama. Kalau selama ini kita selalu menuntut untuk dimengerti dan diutamakan, saat ini marilah kita belajar untuk mengerti dan mengutamakan orang lain. Jika kita menyebut diri hamba, tunjukkan bahwa kita juga mempunyai hati seorang hamba. Dengan sifat kerendahan hati tersebut, akan banyak orang di sekitar kita yang dapat kita bawa untuk mengenal Tuhan. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, lepaskanlah aku dari sifat kesombongan, dan gantikanlah dengan kerendahan hati, sehingga melalui kehidupanku semakin banyak orang diberkati. Amin. (Dod).
Salah satu episod dalam content bank yang dirakamkan pada bulan lepas sebelum Raya. Dengarkan rungutan tentang benda-benda yang kita penat.
Wigand Sugandi - 1 Tesalonika 5:19-21 (TB) Janganlah padamkan Roh, dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat. Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.
Pembawa Renungan: RD. Revi Tanod Manado Luk. 4:24-30.
Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 9 Februari 2024 Bacaan: "Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” (Lukas 18:14) Renungan: Dalam perumpamaan tentang orang Farisi dan pemungut cukai yang berdoa di bait Allah, dapat kita ketahui bahwa di situ ada dua karakter yang begitu jauh berseberangan satu sama lain. Yang pertama adalah orang Farisi. Orang Farisi adalah orang yang dianggap pandai, suci, dan begitu terpandang di masyarakat. Mereka mengetahui seluruh hukum Taurat dan memiliki kehidupan beragama yang saleh. Berbeda dengan pemungut cukai. Ia adalah orang yang memungut pajak bagi orang Israel. Mereka dianggap sebagai "antek" bangsa Romawi yang menjajah mereka. Mereka selalu memungut pajak yang jauh lebih tinggi dari yang seharusnya. Pemungut cukai begitu dibenci dan dipandang sebagai sampah masyarakat. Namun keadaan yang tampak luar itu ternyata tidak menjamin karakter mereka yang sesungguhnya. Ketika mereka sedang berdoa di Bait Allah, orang Farisi merasa benar di hadapan Allah dan memandang rendah pemungut cukai itu dengan mengatakan bahwa dia bukanlah orang jahat, bukan perampok, bukan pezinah, rajin berpuasa dua kali seminggu, memberikan perpuluhan dan dia juga merasa bahwa dia bukanlah orang seperti pemungut cukai itu. Berbeda dengan pemungut cukai. Ia duduk dibelakang dan mengatakan, "Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini." Kebanyakan orang cenderung bersikap seperti orang Farisi tersebut. Hanya karena mereka rajin beribadah dan melakukan kewajiban-kewajiban agama dan sekadar tidak berbuat jahat, mereka merasa bahwa mereka sudah hidup dengan benar dan dibenarkan di hadapan Tuhan. Padahal kenyataannya belum tentu demikian. Mereka memandang rendah orang lain yang mungkin tidak seperti dirinya. Mereka menjadi sombong karena merasa lebih baik. Padahal tanpa mereka sadari, cepat atau lambat, sikap sombong itulah yang membuat mereka jatuh ke jurang yang dalam. Allah ingin kita selalu menjadi orang yang rendah hati di hadapan-Nya. Jangan merasa diri benar hanya karena kita telah melakukan kewajiban-kewajiban "agamawi" di hadapan Tuhan karena Tuhan tidak menghendaki kita seperti itu. Tuhan ingin kita lebih dari orang-orang Farisi agar kita boleh masuk dalam Kerjaan-Nya. Tuhan ingin kita merendahkan diri kita di hadapan-Nya, sebab Dia sendirilah yang akan mengangkat kita ke tempat yang tinggi. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ampunilah aku karena aku sering menganggap diriku lebih baik dari orang lain dan merendahkan mereka. Lepaskan aku dari dosa kesombongan ini ya Tuhan, dan gantilah dengan rahmat kerendahan hati-Mu sendiri. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 22 Januari 2024 Bacaan: "Manusia yang sombong akan ditundukkan dan orang yang angkuh akan direndahkan; hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu." (Yesaya 2:17) Renungan: Seorang anak berlari-lari pulang ke rumah setelah ia menerima penghargaan sebagai pembaca terbaik tingkat kota. Ia berhasil mengalahkan 25 peserta lainnya. Dengan bangganya anak ini memegang piagam penghargaan dan menunjukkannya kepada Mina, pembantu mereka sambil berkata, "Mina, Mina, lihat ini aku mendapatkan penghargaan sebagai pembaca terbaik tingkat kota. Coba kamu baca buku ini!" Sambil memberikan sebuah buku kepada Mina untuk dibaca. "Tapi den, saya tidak bisa membaca!" Sahut Mina yang hanya bisa memandangi buku tersebut. Anak itupun segera meraih buku itu dari tangan Mina dan pergi menemui Ayahnya. "Ayah, aku baru saja mengatakan kepada pembantu kita bahwa aku menjadi juara. Aku juga memberikan sebuah buku agar ia membacanya di depan saya. Tapi, dia hanya bengong memandang buku itu." "Kau kan tahu, pembantu kita tidak bisa membaca. Mengapa kau memberikan buku itu kepadanya?" tanya Ayahnya. "Saya hanya ingin tahu bagaimana perasaannya ketika menyadari bahwa dia tidak bisa membaca sepertiku." Ayahnya dengan bijaksana menjawab, "Seperti inilah perasaannya," lalu sang ayah memberikan sebuah buku yang ditulis dalam bahasa mandarin kepada si anak. "Saya tidak bisa membacanya Ayah!" Sejak saat itu si anak yang sombong tersebut berubah. Dia tidak pernah lagi membanggakan dirinya sebagai juara yang pernah mendapatkan penghargaan dan tidak lagi merendahkan orang lain karena kelebihannya. Manusia yang sombong akan direndahkan dan orang yang angkuh akan ditundukkan. Tidak peduli berapa banyak kelebihan yang kita miliki, berapa banyak harta kita, berapa tinggi kedudukan kita, tetaplah rendah hati dan jangan merasa 'besar' atau hebat apalagi meremehkan orang lain. Kalaupun Tuhan memercayakan banyak karunia dan berkat kepada kita, pakailah itu untuk hal2 yang berguna bagi Tuhan dan sesama. Kelebihan kita haruslah bisa menyemangati orang lain dan bukan untuk merendahkan atau untuk mempermalukan mereka. "Di atas langit masih ada langit!" Jangan lupa diri ketika suatu saat kita berada di 'atas'. Masih ada orang lain di atas kita, masih ada yang lebih kaya dan yang lebih pandai dari kita. Jangan pernah merasa kita lah yang berada paling atas. Di atas sana ada Tuhan yang mengatasi segalanya, maka ingatlah selalu untuk tidak menjadi sombong! Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku bersyukur atas setiap kelebihan yang Engkau berikan kepadaku sehingga aku bisa melakukan banyak hal. Bantulah aku untuk tidak menjadi sombong karena semua yang ada adalah anugerah-Mu. Amin. (Dod).
Pada awal tahun 2023, Malaysia mencatatkan sebanyak 30.6 peratus daripada gaji minimum, adakah rakyat terperangkap dalam situasi gaji rendah atau berdepan kesukaran menguruskan wang? Bersama Presiden Majlis Rangkaian Kesatuan Sekerja Antarabangsa Malaysia (UNI-MLC), Datuk Mohamed Shafie BP Mammal, berkongsi aspek-aspek penting seperti tekanan kewangan dan strategi untuk memulihkan kewangan.
Pembawa Renungan : RP. Agustinus Hutrin, SVD Sidoarjo Mat. 2:1-12.
Pembawa Renungan : RP. Rudi Rahkito Jati, OMI Jakarta Mrk. 1:7-11
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 1 Januari 2024 Bacaan: Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati." (2 Samuel 12:13) Renungan: Pada umumnya kita tidak suka ketika diberikan teguran, apalagi ketika teguran itu menyangkut siapa diri kita dan apa yang kita lakukan. Kita biasanya akan membenci orang tersebut dengan berusaha tidak mau bicara atau bertemu dengan orang itu lagi. Bahkan, kalau bisa kita tidak ingin mengingat-ingat lagi nama orang tersebut. Daud memberikan suatu kisah teladan yang sangat berbeda jauh dengan kenyataan di atas. Kisah Daud berzina dengan Batsyeba adalah salah satu kisah yang terkenal di dalam Alkitab. Sebagai raja, adalah hal yang lumrah ketika raja melihat perempuan cantik dan ingin memilikinya. Daud tertarik ketika melihat kecantikan Batsyeba, sehingga ia menyusun rencana licik untuk membunuh suaminya, Uria, dan merebut Batsyeba menjadi istrinya. Hal ini dipandang jahat Tuhan dan melalui Nabi Natan, Tuhan menegur Daud. Daud segera sadar dari keberdosaannya, mengakui dan bertobat kepada Tuhan. Bukti pertobatan Daud tidak sampai di situ, ternyata Daud memberikan nama Natan kepada salah satu anaknya yang lahir dari Batsyeba. Pemberian nama ini terkait dengan Nabi Natan yang setia melayani Tuhan dan Daud pada masa-masa pemerintahannya. Inı menunjukkan suatu apresiasi besar dan sukacita Daud atas pelayanan Nabi Natan, termasuk ketika Nabi Natan menegur dirinya. Apa yang kita lakukan ketika kita ditegur, terutama terkait dengan dosa dan kesalahan kita? Hari ini di tahun yang baru, kita belajar, Tuhan menempatkan orang-orang di sekitar kita yang mengasihi kita untuk dapat mengingatkan kita akan dosa-dosa kita dan berbalik kepada Tuhan. Tentu saja teguran harus diberikan dengan penuh cinta dan kebijaksanaan. Jika masih ada orang seperti itu disekitar kita, berbahagialah karena itu artinya kita disayangi oleh mereka dan juga disayangi oleh Tuhan. Yang harus kita lakukan adalah menerima teguran itu dengan rendah hati. Selamat Tahun Baru. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, berikanlah aku kerendahan hati untuk menerima teguran, karena aku percaya itu semua untuk kebaikanku sendiri. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 16 November 2023 Bacaan: "Ketika orang Filistin itu bergerak maju untuk menemui Daud, maka segeralah Daud berlari ke barisan musuh untuk menemui orang Filistin itu; lalu Daud memasukkan tangannya dalam kantungnya, diambilnyalah sebuah batu dari dalamnya, diumbannya, maka kenalah dahi orang Filistin itu, sehingga batu itu terbenam ke dalam dahinya, dan terjerumuslah ia dengan mukanya ke tanah." (1 Samuel 17:48-49) Renungan: Ular termasuk salah satu hewan yang ditakuti dan dihindari oleh hewan lainnya. Walau begitu tidak semua hewan takut kepada ular. Seperti halnya seekor laba-laba berbisa yang berani bertarung dengan seekor ular berwarna cokelat, salah satu ular paling berbisa di Australia. Ular ini pun pada akhirnya kalah dalam pertarungannya melawan laba-laba tersebut. Sekalipun ia dikenal sebagai hewan dengan racun mematikan namun hal itu tak menjaminnya dapat selamat dari serangan binatang buas lainnya. Racun mematikan yang menjadi senjata andalannya tak dapat melindungi dirinya. Pepatah lama yang mengatakan "di atas langit masih ada langit" adalah kalimat yang tepat untuk diberikan kepada ular ini. la mungkin tak akan menyangka bahwa hidupnya akan berakhir di tangan seekor serangga kecil. Tetapi, inilah kenyataan pahit yang harus dialaminya. Karena ternyata serangga kecil itu mempunyai racun yang dapat membunuhnya. Bukan hewan yang setara atau lebih besar dari tubuhnya yang membuat hidupnya berakhir, tetapi hewan kecil yang mungkin saja ia sepelekan. Goliat memiliki racun mematikan, yaitu keahliannya berperang menggunakan senjata yang membuat orang-orang takut dan gemetar, bahkan ketika hanya mendengar namanya. Namun, hidupnya berakhir di tangan seorang remaja yang tidak setara dengannya, bukan hanya dari segi fisik tetapi juga pengalaman dan keahlian. Karena ternyata si kecil Daud, memiliki racun mematikan, yaitu pertolongan Tuhan dan keahliannya menggunakan pengumban. Ingatlah, dalam dunia ini tak ada yang abadi. Jabatan, kepopuleran, kekuasaan, kekuatan semuanya akan lenyap. Hari ini si A mendapatkan posisi sebagai orang terkaya di dunia, tetapi besok posisinya bisa digantikan oleh orang yang lebih kaya. Mike Tyson adalah petinju leher beton yang hebat, tetapi pada akhirnya ia pun dapat dikalahkan.. Sebesar apa pun kekuasaan yang kita miliki saat ini tak menjamin bahwa kitalah yang terhebat. Setinggi apa pun ilmu yang kita miliki tak menjamin bahwa kitalah yang terpintar. Ingat, bahwa Albert Einstein dahulu dinyatakan sebagai orang yang memiliki IQ tertinggi, namun kini ada orang yang melebihinya. Kelebihan yang kita miliki bila disalahgunakan justru akan menghancurkan diri sendiri. Karena itu, tetaplah rendah hati dan waspada dengan segala yang kita miliki agar kita jangan sampai mengalami kehancuran karena kesombongan atas apa yang kita miliki saat ini. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, semua yang aku miliki saat ini adalah pemberian-Mu. Ajarilah aku untuk tetap waspada sehingga tidak terjebak dalam kesombongan. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 22 Oktober 2023 Bacaan: "Tetapi ia mengabaikan nasihat yang diberikan para tua-tua itu, lalu ia meminta nasihat kepada orang-orang muda yang sebaya dengan dia dan yang mendampinginya." (1 Raja-raja 12:8) Renungan: Pernahkah kita mendengar kalimat seperti ini, "Nah kan! Kejadian juga. Saya sudah nasihati sebelumnya, tetapi kamu mengabaikannya!" Biasanya kalimat seperti ini muncul ketika orang tua menasihati anaknya yang mengalami suatu kejadian yang tidak mengenakkan. Tetapi, tidak jarang perkataan tersebut juga dikatakan kepada orang dewasa yang dinasihati oleh teman atau atasannya. Mungkin tadinya, orang yang dinasihati tersebut berpikir bahwa dia yang paling tahu akan segalanya, sehingga tidak membutuhkan bantuan atau nasihat dari orang lain. Itulah yang dialami oleh Rehabeam. Ia menggantikan posisi ayahnya sebagai raja bangsa Israel, setelah Salomo dimakamkan di kota Daud. Namun Rehabeam mengabaikan nasihat para tua-tua bangsa itu. Rehabeam seharusnya tahu bahwa tua-tua bangsa yang biasa mendampingi Salomo itu adalah orang-orang yang berpengalaman dan bijak. Mereka tahu persis pekerjaan berat yang telah ditanggungkan kepada rakyat selama masa pemerintahan Salomo. Namun, amat disayangkan karena Rehabeam lebih memilih mendengarkan nasihat orang-orang muda sebayanya, yang tidak dapat memahami penderitaan rakyat. Akhirnya, kerajaan Israel pun pecah menjadi dua kerajaan, yaitu: Kerajaan Selatan (Yehuda) dan Kerajaan Utara (Israel). Rehabeam "sukses" menjadi orang yang gagal dalam masa pemerintahannya karena tindakannya yang mengabaikan nasihat orang-orang yang lebih berpengalaman. Ada beberapa orang yang berpikir, bahwa nasihat akan membatasi kesenangan hidupnya. Sehingga, tidak sedikit orang yang akhirnya mengabaikan nasihat dari orang-orang yang lebih berpengalaman, lebih jernih di dalam melihat masalah, atau lebih bijak di dalam membuat keputusan. Mereka merasa seperti orang yang sudah tahu segalanya, sehingga pendapat dan nasihat orang-orang ini tidak didengarkan, karena tidak masuk hitungan bagi mereka. Tidak jarang pula, penderitaan atau petaka akhirnya terjadi di dalam hidup mereka. Memang penyesalan hidup selalu datang terlambat. Kira-kira, itulah yang dialami oleh orang yang selalu mengabaikan nasihat yang baik seperti halnya Rehabeam. Bila kita ingin sukses menjadi orang yang gagal, abaikanlah setiap nasihat yang diberikan kepada kita! Ikutilah nasihat yang hanya mengedepankan kedagingan dan keinginan kita semata! Bila tidak, ikutilah nasihat yang benar! Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ajarilah aku supaya menjadi pribadi yang rendah hati untuk mendengarkan setiap nasihat yang diberikan kepada ku. Amin. (Dod).
Sebuah laporan baru menunjukkan bahwa masyarakat berpenghasilan rendah terkena beban kemiskinan. Mereka terpaksa membayar lebih banyak untuk layanan penting karena kondisi keuangan, pekerjaan dan kehidupan mereka.
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 11 September 2023 Bacaan: "Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku dengan terang-terangan menentangnya, sebab ia salah." (Galatia 2:11) Renungan: Tidaklah mudah bagi kita untuk menerima kritik dengan lapang dada. Kritik, terutama yang tajam, seringkali kita anggap sebagai serangan terhadap pribadi kita. Kita mungkin serta-merta mempertahankan diri dan membantah tuduhan kritik tersebut. Rasa tidak suka dapat terarah kepada pribadi yang mengkritik dan mendorong kita untuk menyerang balik. Padahal mungkin saja ada kebenaran yang tidak terbantahkan yang ingin disampaikan. Sebenarnya banyak kritik yang amat bermanfaat untuk memperbaiki hidup kita. Rasul Petrus mendapatkan kritik yang pedas dan terang-terangan dari rekannya, Paulus. Kritik itu pun disampaikan di depan umum, lalu diulang kembali sebagai tulisan di suratnya yang ditujukan kepada jemaat Galatia. Paulus mempersoalkan perilaku Petrus yang munafik, sebuah tuduhan yang berat. Penyebabnya, Petrus menunjukkan persahabatannya dengan orang-orang yang tidak bersunat dengan makan bersama mereka. Namun ketika orang Yahudi datang, Petrus menjauh supaya tidak dipandang buruk oleh mereka. Paulus mengangkat persoalan ini karena ingin orang percaya menyadari tentang tidak adanya perbedaan antara orang Yahudi dengan orang bangsa lain yang telah ada di dalam Kristus. Petrus pun menerima teguran Paulus sehingga jemaat tidak terpecah. Mereka pun memperoleh pandangan yang tepat soal sunat dan tidak lagi membedakan suku. Keteladanan Petrus patut kita ikuti. Kita perlu belajar menerima kritik tanpa sakit hati dan kemarahan. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, berilah aku rahmat kerendahan hati sehingga aku dapat menerima setiap kritik dengan bijaksana dan berusaha untuk memperbaiki diri jika memang kritik itu bertujuan membuat hidupku lebih baik lagi untuk menjadi berkat bagi sesamaku. Amin. (Dod).
Wigand Sugandi - "Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati." Mazmur 25:9
Pembawa Renungan : RP. Rudi Rahkito Jati, OMI Jakarta Mat. 8:5-17.
Pembawa Renungan : Reynold Vincent Yogyakarta Mat. 11:25-30.