"Nyerocos Film" adalah podcast berisi bahasan, lanturan, kritik, pujian, dan makian tentang film dari lubuk hati terdalam 2 orang penikmat film.
Part dua dari bahasan Barbenheimer. Dibebaskan dari keharusan membangun dunia dan konsep njelimet baru, dan mengangkat kisah nyata, Nolan seperti diberi ruang lebih untuk bercerita secara witty, thoughtful dan nuanced, namun tetap penuh dengan intrik, kompleksitas, pacing dan kemasan visual audio yang intens. Tapi kami masih merasa ada beberapa hal yang menghalangi film ini untuk jadi sajian yang sempurna.
Part satu dari bahasan Barbenheimer. Secara visual sangat memanjakan mata, benar, tapi apakah filmnya semenghibur dan se-thoughtful yang di-tease oleh marketing campaign-nya?
Tetap seru tapi ada penurunan kualitas? Kali ini Nyerocos Film mereview paruh pertama instalasi terbaru Mission: Impossible.
Film Batman terbaik? Mungkin film Batman dengan cinematic experience terbaik, tapi sayangnya masih banyak pilihan storytelling yang kurang mengena, pacing yang monoton dan drama yang terlalu soapy.
Singkat kata, ini adalah salah satu film terbaik Indonesia. Lalu, perlukah kita meredupkan apresiasi terhadap film ini terkait sejarah hitam salah satu kreatornya?
Damar & Arya bahas film Pixar terbaru yang rilis di Disney+, Soul.Sound clips:Trailer for "Soul" (Disney)
Damar & Arya bahas film-film yang paling berkesan di 2020.Sound clips:"Dream" by The Pied Pipers, featured in "The Devil All The Time" (Netflix)Trailer for "Love and Monsters" (Paramount Pictures)"End Credits" by Marco Beltrami and Marcus Trumpp, OST "Love and Monsters" (Paramount Pictures)Trailer for "Sound of Metal" (Amazon)Trailer for "The Devil All The Time" (Netflix)"Rainy Night in Tallinn" by Ludwig Goransson, OST "Tenet" (Warner Bros.)
Sebelum bahas film Mank di episode selanjutnya, kali ini kita bahas dulu film yang menjadi sumber inspirasinya (atau sebaliknya?) yaitu Citizen Kane. Film ini disetujui banyak kritikus dan sineas sebagai film terbaik sepanjang masa. Apa sih yang membuat film ini begitu istimewa?
Warner Bros. akan merilis semua film 2021-nya bersamaan di bioskop dan di HBO Max. Lalu seperti apa nasib sinema ke depannya?
Di episode kali ini Arya dan Damar membahas tentang film pendek yang mereka tulis dan sutradarai, ditemani oleh Bofandra sebagai produser.Babak ketiga berisi bahasan lengkap tentang cerita di balik pembuatan filmnya.
Di episode kali ini Arya dan Damar membahas tentang film pendek yang mereka tulis dan sutradarai, ditemani oleh Bofandra sebagai produser.Babak kedua berisi audio commentary filmnya.
Di episode kali ini Arya dan Damar membahas tentang film pendek yang mereka tulis dan sutradarai, ditemani oleh Bofandra sebagai produser. Babak pertama berisi dengan perkenalan singkat tentang filmnya.
Damar & Arya membahas episode pertama series HBO "Run". Dengan premis yang sangat unik, apakah ini bisa menjadi series romcom baru yang patut ditunggu setiap minggunya?
Di tengah karantina rumah, Damar & Arya membagikan rekomendasi film-film yang bisa bikin kita hepi.Film-film yang dibagikan kali ini (SPOILER ALERT!):***RockyAbout a BoyCasablancaBefore SunsetStay safe, stay healthy, dan stay hepi!
Di episode ini Damar & Arya memberikan prediksi siapa yang akan menang, dan juga siapa yang seharusnya menang.
Babak 2 membahas tentang 2 film Indonesia. Mana yang merupakan return to form untuk pembuat filmnya dan manakah yang mengecewakan serta lebay?
Babak pertama membahas tentang nominasi Oscar 2020: snubs, surprises, dan apakah memang Oscar bias gender dan ras?
Damar & Arya bercerita tentang film-film terbaik 2019, film-film yang bisa menghanyutkan imajinasi masuk ke dalam dunianya, menggugah secara emosional, dan memberikan kepuasan penuh setelah menonton, juga berhasil memaksimalkan medium visual & audio dalam bercerita.
Damar & Arya bercerita tentang film-film 2019 yang ditunggu-tunggu tapi ternyata mengecewakan.
Love for Sale 2 mencoba mengulangi keberhasilan film pertama yang terasa begitu dekat dengan keseharian dengan menambahkan tema keluarga. Cukup berhasil tapi...Pun dengan Doctor Sleep yang berbeban berat memposisikan diri sebagai sekuel film Stanley Kubrick dan juga sekuel plus adaptasi novel Stephen King. Apakah film ini berhasil menghantui kembali penontonnya dengan gambaran horor yang ikonik? Dan apakah film ini mampu menampilkan hal baru pada cerita keluarga Torrance?
Sebuah milestone penting dalam perfilman Indonesia, "Gundala" sebagai jagoan pembuka Jagat Sinema Bumilangit sayangnya masih setengah bagus. Film ini bagus ketika bercerita tentang perjuangan personal Sancaka yang sangat relatable, tapi jadi berantakan ketika bercerita tentang masyarakat tempat Sancaka berada terutama di paruh kedua film. Tapi apapun akhirnya pandangan masing-masing penonton, kami tetap berharap paling tidak 6 juta penonton (yaitu sama dengan jumlah penonton film "Dilan 1990"), atau bahkan lebih, datang ke bioskop untuk menonton film ini agar milestone film superhero Indonesia tidak berhenti di sini.
Lagi-lagi sebuah film lokal yang membuat kami stress. Bukan karena jelek, sebaliknya karena film ini betul-betul bagus dan berkesan. Sebuah cerita "biasa" yang dibalut dalam ramuan yang tidak biasa dan berani tapi sangat penuh perhitungan.
Film yang dipenuhi nostalgia lagu-lagu The Beatles tapi bukan tentang The Beatles. Seperti kebanyakan film-film Richard Curtis film ini tentang cinta. Banyak yang kami suka, tidak sedikit juga yang kami pertanyakan, tapi pada akhirnya ini adalah lagu pop yang enak dinikmati berisikan pesan-pesan universal dengan premise dan perspektif yang unik.
Film terbaru Bong Joon-ho yang membuat sulit berkata-kata setelah menontonnya. Racikannya mungkin terasa asing, tapi tanpa disadari ini adalah sebuah film bagus yang kita butuhkan. Dari presentasi yang aksesibel dan menghibur hingga pesan satir yang mengena dan relevan, film pemenang Palme d'Or di Cannes Film Festival ini adalah mahakarya sinema modern yang sayang untuk dilewatkan di bioskop.
Episode 7 membahas film horor komedi lokal terbaru dari kubu Ernest Prakasa, ditulis dan diarahkan oleh Bene Dion Rajagukguk. Kita berdua suka dengan campuran komedi, drama, dan horor yang pas dalam film ini. Tidak pernah terasa asik sendiri, dengan karakter yang kuat dan cerita yang cukup emosional. Sangat direkomendasikan (agak telat semoga masih ada di bioskop)
Babak 1 episode 6 ini bercerita tentang remake live-action Aladdin. Cukup puas dengan versi baru ini, lengkap dengan humor yang lebih universal dan pengembangan cerita dan tema yang terasa perlu, tapi sayangnya meninggalkan beberapa kejanggalan dan inkonsistensi, dan tentunya ketakjuban menonton kisah ini pertama kalinya tetap tidak akan bisa tergantikan.
Babak 2 bercerita tentang sekuel terbaru Godzilla. Penambahan begitu banyak aksi monster sayangnya bukan berarti menjadikan filmnya lebih menarik. Pemburu tontonan perkelahian para monster raksasa mungkin akan cukup puas, tapi film ini sayangnya dipenuhi begitu banyak aturan yang membingungkan dan sajian aksi yang kurang tertata rapi, yang akan jadi sedikit membosankan bagi para non-fans.
Babak 2 bercerita tentang Pikachu yang menggemaskan tapi berasa sedikit hambar dan John Wick 3 yang masih bertenaga (dan penuh kreativitas) dalam menghancurkan tubuh manusia tapi kekurangan energi dalam bercerita.
Babak 1 bercerita tentang Game of Thrones dari kacamata kaum jelata, dilanjutkan sedikit tentang betapa kami belum bisa move on dari Endgame.
Di Episode 4 ini, Damar dan Arya fokus membahas film finale dari 3 phase pertama Marvel Cinematic Universe, Avengers: Endgame. Langsung masuk ke sesi SPOILER dalam 5 menit pertama, jadi buat 2% populasi dunia yang belum nonton silakan nonton dulu ya.
Babak 4 mengapresiasi film Indonesia baru tentang kehidupan seorang perempuan dalam sebuah rumah biarawati: Ave Maryam. Diisi tema yang berani, pembawaan peran yang maksimal, dan gambar-gambar indah yang menghipnotis, tapi ternyata film ini sudah dipotong 12 menit untuk rilis publiknya?
Babak ketiga berkisah tentang membangkitkan orang (dan kucing) kesayangan dari kematian dalam adaptasi terbaru novel Stephen King: Pet Sematary. Lalu, apa yang berbeda dari adaptasi cerita ini sebelumnya?
Babak kedua membahas film DC terbaru: Shazam! Di sini Damar & Arya menjelaskan kenapa Shazam! adalah salah satu film DC terbaik dan kenapa Zack Snyder harus move on dari DC.
Babak pertama episode ketiga ini berisi film-film yang kami tonton minggu ini. Dan, semuanya adalah dokumenter: Behind the Curve, Free Solo, dan The Inventor: Out for Blood in Silicon Valley.
Karena cerocosan kali ini terlalu panjang tak tentu arah, episode 2 ini dibagi jadi 3 bagian. Babak Pertama berisi sharing tentang teknis bikin podcast untuk pemula. Semoga berfaedah bagi kalian yang mau mulai bikin podcast tapi Googling terlalu ribet. (Ujung-ujungnya tetep harus Googling si, tapi semoga bisa memberikan sedikit arah)
Babak Kedua berisi tontonan Damar & Arya minggu ini, yaitu Triple Frontier dan Dilan 1991. Bahasan lalu melebar sedikit menyentuh film-film Indonesia lain, termasuk kenapa Damar & Arya stres karena Ernest Prakasa dan juga Terlalu Tampan.
Babak Ketiga berisi cerocosan tentang film Us. Us adalah film terbaru dari Jordan Peele, sutradara dan penulis pemenang Oscar 2018 untuk film Get Out.Seperti biasa menjawab pertanyaan-pertanyaan: apakah film ini direkomendasikan, apa yang kami suka, film-film sejenis, dan apa pendapat Damar & Arya tentang tema dan subteks yang coba ditawarkan film horror-thriller ini.Buat yang belum nonton, jangan takut review ini kami bagi jadi sesi non-spoiler dan spoiler. Semoga berkenan.
Dalam podcast pertama ini, Damar & Arya mereview film "Captain Marvel". Ditambah, cerocosan lain tentang Marvel dan film-film superhero.