Tentang kisah kita dan waktu yang berperan mendewasakan, kita tumbuh meski tak utuh. Oleh @helobagas
Aku izin hiatus (untuk sementara). Dihari baik kita bertemu lagi ya, jaga diri kalian selalu. Aku sayang banget sama kamu.
Apakah mungkin rasanya tidak akan sesakit ini?
Kali ini, mikirin diri sendiri aja udah sepusing itu ya?
Terkadang, aku mikir kenapa ya kamu tetap ada di sini? Padahal hati dan cinta kamu gak akan pernah bisa buat aku :)
Udah capek, capek buat jelasin panjang lebar tapi ujung-ujungnya cuma dihakimi, ujung-ujungnya gak didengerin. Iya, cuma bisa bilang gapapa. Karena gak semuanya bisa ngerti, kadang cuma pengin tau, bukan benar-benar peduli.
Karena dari semua rasa sakit ini, satu hal yang perlu kamu tahu, ‘karma’ masih berlaku.
Di sini; kita bicara tentang support system. Karena pertemanan itu, akan secara tidak langsung men-direct kemana kita akan bermuara. Kemana kita akan terbang dan mengepakan sayap. Bersama gue, kita mengudara buat membahas tentang salah satu tema #SelfHelp ini
Tentang rasa takut, takut kalau ‘sendiri’ yang membuat kamu justru mau tidak mau, berteman dengan mereka yang justru perlahan merusak dan membuat dirimu semakin hilang. Ingin berlari, ingin keluar, namun bingung bermula dari mana? Di sini, kita bicara tentang bagaimana caranya keluar dari belenggu pertemanan yang tidak sehat. Selamat mendengar!
Karena aku seperti tertimpa kabar paling baik, namun langsung ditarik kembali. Seperti angin yang berhembus begitu cepat, aku sungguh belum benar-benar menikmati. Jujur, aku bingung.
Ibarat pesawat yang diterbangkan dari Jakarta ke London, kita hanya bertemu di sebuah transit dan tidak sengaja berpapasan. Aku bukan tujuanmu, begitupun sebaliknya. Namun saling nyaman.
Sebuah pengingat sederhana untukmu istirahat sejenak. Juga menoleh ke belakang untuk melihat siapa-siapa yang masih ada dan terus berjalan denganmu. Karena bisa jadi, esok mereka-mereka itu udah gak ada. Jadi tolong dijaga, ya?
Yang dulu mungkin deket banget, sekarang untuk sekedar menyapa & tanya kabar udah berat banget rasanya. Dan itu gapapa kok, i know everyone have been there too.
Aku turut heran. Heran bagaimana bisa kau terus diam, menutup mata, mulut, juga telinga seakan kau membius setiap rasa yang seharusnya ada dan kau hargai tiap detiknya!
Terbanglah, jangan lihat dan coba-coba menoleh ke arah belakang karena percayalah; aku akan slalu baik-baik saja. Carilah seseorang yang benar-benar kamu sayangi, karena aku juga tak sudi kau beri hanya dengan rasa 'kasihan' saja.
Namun bagaimana mungkin, cinta yang tumbuh begitu indah ini, berubah menjadi rasa bersalah jika tanpa sengaja, aku meletakannya di kamu?
Sampai kapankah kita? Menutup mata, seolah berpikir ini semua sedang baik-baik saja, hanya untuk kebahagiaan yang fana?
Sebelum kamu melangkah lebih jauh. Kamu harus bisa bedain apakah perasaan mu itu; sebatas kagum, suka, sayang, atau sudah ke- cinta?
Aku cuma pengin menyapa kalian aja nih, sesederhana; hei, kalian apa kabar? apakah hari ini berjalan baik?
Nggak ada yang bisa baik-baik aja setelah fase 'kehilangan' itu terjadi. Karena tidak seorangpun, yang bisa menduga kapan perpisahan & kehilangan akan terjadi.
Rasa sakit itu ada buat kita sadar bahwa; nggak semua hal perlu digenggam. Cukup beberapa saja, yang bener-bener buat kita tenang dan bahagia.
Untuk kamu yang akhir-akhir ini merasa semakin (asing) dengan diri kamu sendiri, merasa ingin menyudahi semuanya, depresi dan sedih yang berlarut-larut. Percayalah, kamu berhak untuk bahagia. & aku percaya kamu pasti bisa tuk melewatinya.
Ini tentang mereka yang terlambat jatuh cinta, menyukai seseorang yang justru sudah jatuh lebih dulu di awal, dan kini... sosok yang ia suka sudah memilih MOVE-ON.
Gue seneng bisa lihat dia baik-baik aja, dan gue seneng dia selalu berusaha untuk lihat gue baik, meskipun kita sudah bukan lagi 'siapa-siapa'.
Karena baru kusadari, kita gak akan pernah bisa bawa pulang seseorang yang sudah punya rumah (lain) kan?
Dia memang pergi, tapi juga akan digantikan dengan orang-orang baru yang datang ke hidup lo.
Gabisa dipungkiri, mau seberapa besar usaha yang tlah kamu lakukan. Rasa pengin nyerah itu akan selalu ada.
Kalau semisal kamu baru sadar dan baru merasa bersalah telah menyia-nyiakan perasaan seseorang. Kemudian merengek memintaku untuk kembali. Maaf aku tidak mau menerima resikonya, maaf namun kali ini kamu terlambat.
Seakan kesalahan besar yang telah ia lakukan, selalu berhasil mendapat ruang maaf darimu. Secara tidak langsung membuka celah untuk dia, melukai hatimu, lagi dan lagi.
Rasanya begitu menyakitkan, terjebak dalam kondisi yang mana setengah hati masih ingin mencintai, namun di satu hati yang lain ingin segera berlari dan beranjak pergi.
Tidak ada satupun, tidak ada seseorangpun, yang mampu menyakiti dirimu sendiri, jikalau kamu tidak mengizinkannya.
Kalau semua selalu tentang dia, nanti porsi bahagia dia akan lebih banyak dari kamu, nanti kamu akan lelah dan capek sendiri, itu bahaya sih.
Sebaik-baiknya LDR mending gausah, itu kata mereka. Bahkan persepsi negatif tentang LDR yang berkonotasi negatif jadi ketakutan sendiri buat mereka, dan lebih memilih 'Menyerah' sebagai jalan keluar sebelum menghadapinya. Padahal sebenernya, LDR ga se-menyeramkan itu. ——— kali ini mengudara bersama Bintang (@bintangnurfadilah_) & Galang (@galgrxmd)
Apa jadinya kalau sesuatu yang ingin kamu tuju, kini menutup pintunya untukmu, kini ia tidak lagi ingin dijadikan tujuan, atau bahkan sudah menjadi tujuan orang lain.
Ga enak ya? Mau marah gabisa, mau kecewa ga bisa, mau sedih? apalagi.
Tentang dua tahun itu yang gabisa terulang lagi. Tanpa banyak kata; saya cuma kangen.
Izinin diri lo untuk istirahat. Terlalu keras sama diri sendiri juga nggak baik. Inget, lo cuma satu. Ga bisa direplace kayak barang bekas kemudian ganti baru.
Karena yang namanya cinta ga boleh dipaksain kan(?)
Bukan karena gak cinta, bukan karena gak sayang. Tapi lebih ke menjaga hati biar ga tersakiti yang kedua kali.
Buat kamu yang salah tujuan tapi kasih rasa nyaman. Maaf kalau aku jadi terbawa.
Karena semuanya terlalu indah, masih terlalu nyata, masih seperti sore kemarin. Maaf sepertinya gabisa.
Kalo ujung-ujungnya nyaman dan setelahnya kehilangan, mending gausah berdekatan apalagi kenalan.
Kenapa harus gue yang lo sia-siain? Gue yang selalu ada malah selalu lo jadiin opsi kedua.
Lo lebih dari apa yg mereka nilai. Hati lo, ketulusan lo, kepribadian lo, itu value yg utama.
Bukan cuma hindari kesendirian, mereka punya fungsi yang lebih intim. Yaitu support sistem yg bakal nentuin kemana dan kenapa kita bertahan.
Bukan cuma hindari kesendirian, mereka punya fungsi yang lebih intim. Yaitu support sistem yg bakal nentuin kemana dan kenapa kita bertahan.
Bukan cuma hindari kesendirian, mereka punya fungsi yang lebih intim. Yaitu support sistem yg bakal nentuin kemana dan kenapa kita bertahan.
Boleh jatuh, tapi cari tempat yang aman, bukan cuma nyaman.
Karena kita ga pernah tau, apa dan siapa yang bakal terus bertahan, atau yang bakal pergi, di masa yang akan datang. Untuk itu... tolong jaga.
Ga semua hal bisa dilupakan, apalagi sesuatu yang pernah jadi nomor 1 di hati, apalagi sesuatu yang selalu di nanti-nanti. Jangan dipaksain, nanti malah semakin ke-inget lagi. Ikhlas, ikhlas, dan ikhlas. Itu aja kuncinya.
Aku harus belajar buat terima keadaan, untuk nggak egois, untuk terima keputusan yang bikin kamu bahagia meskipun sakit banget di aku. Kamu dan kenangan itu emang gabisa aku lupain, tapi aku ikhlasin.
Ku harap kali ini tidak menampar, tapi menenangkan.