POPULARITY
Categories
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Sr. Maria Stavana dan Sr. Maria Visensia dari Komunitas Novisiat OSF di Keuskupan Agung Semarang, Indonesia. Kejadian 19: 15-29; Mazmur tg 26: 2-3.9-10.11-12; Matius 8: 23-27.BADAI Tema renungan kita pada hari ini ialah: Badai. Pribadi yang sedang dalampergulatan batin, keluarga yang sedang goyah permasalahan ekonomi, Gereja yangdihantam oleh perselisihan antara umat yang berkubu-kubu, dan negara yangdihancurkan oleh korupsi secara masif, semua ini adalah contoh-contoh badaiyang menghantam kehidupan manusia. Semua orang terkena dampak kerusakan baikfisik maupun mental, sama seperti bencana alam yang mengancam kehidupan sebuahlingkungan tertentu. Aneka macam badai yang mengancam kehidupan manusia dan lingkungannyamerupakan kekuatan alam yang bukan memberikan kenyamanan, tetapi memberontakdan menghancurkan kehidupan. Pada saat alam itu sedang tenang dan indah, kitatentu amat terpesona untuk menikmatinya. Alam sungguh menyajikan semacamsantapan jiwa, sehingga jiwa menjadi damai dan menggembirakan. Tetapi ketikaalam itu memberontak, misalnya terjadi angin ribut, banjir, atau gempa bumi,manusia sebaliknya jatuh ke dalam derita. Di dalam kitab suci kita dapat menemukan begitu banyak fenomena alam. Didalam hidup kita, khususnya di tanah air Indonesia, bencana alam sudah menjadimalapetaka yang tidak asing bagi segenap penduduk nusantara. Sering orangmengartikan setiap bencana sebagai bentuk hukuman yang diberikan alam kepadamanusia. Hukuman itu sebagai konsekwensi atas ulah manusia yang merusak dantidak memelihara alam. Pemahaman ini lebih dipertajam lagi, bahwa Tuhan mengijinkan terjadinyabencana atau badai menimpah kehidupan manusia, supaya manusia menjadi sadarakan kedosaannya dan kembali kepada Tuhan. Pertanyaannya ialah: apakah denganmengijinkan itu, Tuhan berada di tempat yang jauh dan menonton manusiamenderita? Apakah dengan mengijinkan itu, manusia dibiarkan saja tersiksasambil Tuhan tidak bertindak apa pun untuk melindungi ciptaan yang Ia sangatkasihi? Tentu jawabannya tidak. Tuhan tetap berada di dalam hati setiap manusia. Iaberada di dalam rumah-rumah keluarga, di tempat-tempat manusia bekerja, dan didalam segala urusan dunia ini. Ia tinggal di sana dan sering dalam keadaandiam. Kita mungkin terlalu sibuk dengan segala urusan sehingga keberadaan Tuhansepertinya tidak kita ingat dan sadari. Ia seperti sedang tertidur lelap ditengah segala kesibukan kita. Namun badai itu, meskipun sebesar apa pun, tidakmungkin menghilangkan kehidupan ini, sebab Tuhan ada bersama kita. Mestinya kita selalu mengingat, menyadari dan memanggil Dia ketika badaiitu datang lalu mengancam kita. Dengan bersama Dia, biarpun badai itu sungguhnyata dan sangat menyakitkan, kita tentu mampu menghadapinya. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, mampukanlah kami untuk dapat bertahandalam aneka bentuk badai kehidupan. Bapa kami yang ada di surga... Dalam namaBapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Sr. Maria Sisliani OSF dan Sr Renata OSF dari Komunitas Novisiat OSF di Keuskupan Agung Semarang, Indonesia. Kejadian 18: 16-33; Mazmur tg 103: 1-2.3-4.8-9.10-11; Matius 8: 18-22.DIA YANG MENGAJAK Tema renungan kita pada hari ini ialah: Dia Yang Mengajak. Ketika dirimudiajak ke suatu tempat yang sangat indah panorama dan pesona alamnya, tenturasa senangmu tinggi dan memuaskan. Ketika orang mengajakmu untuk makan makananfavoritmu, tentu rasa suka langsung memenuhi dirimu. Ketika dirimu diundanguntuk mengambil bagian dalam sebuah acara penting sekali dari seseorang yangsangat dihormati, dirimu tentu merasa sangat terhormat. Seorang teman bercerita bahwa setiap menjelang waktu untuk menghadiri MisaKudus atau suatu doa tertentu, ia selalu mengalami undangan rohani dari Tuhan.Ia merasakan dorongan hati dan pikiran yang mengarahkan dirinya supayakesempatan berdoa harus dimanfaatkan dengan sungguh-sungguh. Atas ajakantersebut, ia menyiapkan diri sebaik mungkin dan mengajak anggota keluarga atausahabatnya untuk ikut menyempatkan diri dalam berdoa. Ajakan dari seorang saudara atau teman merupakan satu bentuk perhatiansupaya kita ikut ambil bagian di dalam kehidupannya. Orang yang mengajak dirimuberarti ia ingin supaya dirimu melihat dan mengalami apa yang ia hidupi danmiliki. Ketika ia memiliki mobil yang bagus, lalu dirimu diajak ikutmenumpangnya, betapa pengalaman itu menjadi sangat spesial. Ketika dirimudiundang untuk datang ke rumahnya yang baru dan indah, tentu rasanya sangatspesial dan menyenangkan. Tuhan selalu mengajak kita. Ajakannya tidak main-main dan sangatfundamental bagi hidup kita. Ia mengajak kita bukan saja untuk suatu tujuan didunia ini, tetapi sangat utama ialah untuk suatu pencapaian hidup yang mulia disurga. Pada hari ini, firman Tuhan menyatakan babwa Tuhan Yesus mengundang kita kepada suatu hubungan yang terbesardengan diri-Nya, yaitu hubungan pribadi. Di dalam hubungan ini, ada kasih,persahabatan, kepercayaan dan komitmen kepada Dia, yang menjadikan pengalamankita begitu mendalam dan bermakna. Untuk menandakan bahwa hubungan itu benar-benar kuat dan terus-menerusdibaharui ialah kalau kita selalu memberikan jawaban “Ya” kepada-Nya. Mungkinkita sering mengalami sendiri bagaimana kita menyanggupi dan mengaminiajakan-Nya menyangkut hal-hal positif dan yang menguntungkan. Itu sebenarnyaselalu kita jalankan dengan ungkapan syukur dan suka cita kita. Namun dapat menjadi tantangan tersendiri jika kita harus menjawab “Ya” atasajakan Tuhan kepada kita berkaitan dengan sebuah kesulitan, rintangan,penderitaan atau ancaman musuh. Sering kodrat kita yang manusiawi cenderungmeminta kita untuk menghindarinya. Kita didorong untuk menjawab “tidak”. Tetapijustru di sini iman dan panggilan kita diuji. Tuhan ingin supaya kita mestimenjawab juga “Ya” atas ajakan-ajakan semacam ini.Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus, semoga kami kuat dan semakinmencintai panggilan-panggilan kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam namaBapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Antona OSF dan Suster Ivon OSF dari Komunitas Keluarga Kudus Tanjung Priok di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Yesaya 61: 9-11; Mazmur tg 1 Sam 2: 1.4-5.6-7.8abcd; Lukas 2: 41-51.HATI YANG CEMAS Tema renungan kita pada hari ini ialah: Hati yang Cemas. Adaseorang bocah perempuan kelas 5 SD bernama Maria, bermain tebak-tebakan denganibunya. Ia berkata: "Ma, jawab tebakan ini ya. Apa perbedaan antara hatiPapa dan hati Mama?" Ibunya mencoba berpikir sebentar. Kemudian iamenjawab: "Hati Papa adalah hati seorang laki-laki. Hati Mama adalah hatiseorang wanita." Jawab Maria: "Bukan. Bukan jawabannya." Ibunyamenyambung: "Lalu jawabannya apa?" "Jawabannya ialah," kataMaria, "Hati Mama suka cemas, sedangkan hati Papa suka cuek." Anakini tentu saja berkata sesuai pengalamannya sendiri. Hubungan hati antara ibu dan anak adalah suatu hubunganterkuat antara dua manusia, melebihi semua jenis hubungan lain yang pernah adadi dunia. Oleh karena itu kalau seorang ibu merasa cemas terhadap orang-orangkesayangannya, pasti kecemasan ini merupakan suatu ungkapan hati yang sangatmendalam. Kecemasan seorang ibu itu tidak sekedar rasa susah, gelisah atautidak nyaman. Lebih dari itu, ibu sangat sakit, kehilangan dan lumpuh sebabsebagian hatinya terlepas atau hilang. Kisah di dalam Injil Lukas tentang Yesus remaja yangmenghilang dari pengawasan kedua orang tuanya membuat kita mengerti bahwa hatiyang cemas itu keluar dari mulut Bunda Maria. Seperti semua ibu yang lain,Bunda Maria menunjukkan betapa sakitnya dia ketika sebagian hatinya, atausetengah bagian hidupnya, yaitu Putranya sendiri menghilang. Kecemasan seorangibu bagaikan semua bencana besar, sehingga langit pun bisa terbuka dan surgajuga memberi tanggapannya. Yesus harus menjawab kecemasan ibunda agar ia tenang,bahwa Dia sungguh berada di rumah Bapa-Nya. Hari ini kita merayakan Hati Bunda Maria yang amat suciyang membantu kita untuk mengerti bahwa kesucian hatinya mempunyai peran yangsama dengan hati Tuhan Yesus Kristus. Kedua hati tersebut memberikan kitasolusi atau jawaban atas permasalahan-permasalahan kita di dunia ini. HatiBunda Maria yang cemas membuat matanya selalu terbuka untuk melihat danmenunjukkan setiap masalah atau kesulitan yang masing-masing kita hadapi.Hatinya yang cemas menggerakkan dia untuk berjalan sejauh ujung bumi dan mencapaisegala bangsa supaya membawa anak-anak manusia untuk percaya kepada Tuhan. Jika kita sendiri atau orang-orang yang kita kenal dansayangi pada saat ini sudah terlanjur menjauh dari jalan Tuhan Yesus Kristus;jika sedang terjadi hubungan di antara teman atau saudara belum membaik; jikamasih ada marah, benci, dendam dan iri terhadap sesama kita, marilah kitamenyadari bahwa Bunda Maria sangat cemas dengan semua ini. Ia sedang bekerjauntuk memperbaiki semua ini. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa di surga,semoga Roh-Mu selalu menyertai dan Bunda Maria membimbing kami untuk memperkuatkomitmen kami berjalan di jalan Tuhan Yesus Kristus. Kemuliaan kepada Bapa danPutra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Chriscentiana OSF dan Suster Eliana OSF dari Komunitas Santo Fransiskus Asisi Tanjung Selor di Keuskupan Tanjung Selor - Kalimantan Utara, Indonesia. Yehezkiel 34: 11-16; Mazmur tg 23: 1-3a.3b-4.5-6; Roma 5: 5b-11; Lukas 15: 3-7.HATI YANG BERLARI Tema renungan kita pada hari ini ialah: Hati Yang Berlari. Di dalamrenungan ini kita ingin memaknai hati kudus Tuhan Yesus Kristus sebagaiungkapan belas kasih Allah yang maha rahim. Kasih Allah yang maha rahimterungkap dalam tindakan-Nya yang keluar dari diri-Nya, tempat-Nya, dan tahtakemuliaan-Nya untuk menemukan anak-anak kesayangan-Nya. Kerahiman Allah ditunjukkan sejak manusia jatuh ke dalam dosa dan hidupdalam hukuman dosa. Tuhan hendak menyelamatkan manusia ciptaan-Nya supaya tidakbinasa selamanya. Di dalam proses penebusan yang berlangsung sekian lama,akhirnya datang Mesias, Yesus Kristus, utusan Allah sendiri. Inkarnasimerupakan peristiwa Tuhan yang sudah keluar dari kediaman yang abadi, menjadimanusia dan tinggal bersama umat beriman di dalam dunia. Yesus Kristusmenjalankan tugas-Nya dengan tujuan utama ialah menebus dan menyelamatkan duniadan seluruh isinya dari belenggu dosa dan maut. Di dalam semua tindakan-Nya di dunia, seperti yang dikisahkan di dalamInjil, Tuhan Yesus memiliki preferensi untuk menyelamatkan manusia yang sangatmembutuhkan keselamatan. Di sini kita dapat memahami makna hati Yesus Kristusyang sebenarnya. Hatinya senantiasa bergerak ke segala arah supaya menemui,menjangkau, dan menyentuh jiwa-jiwa yang sakit, terbelenggu, putus asa,tersiksa dan tersesat. Di dalam bacaan-bacaan kita hari ini, kita menemuipribadi Tuhan yang digambarkan dengan hati yang berlari. Mengapa? Karena kita domba-domba cenderung berlari dan menjauhi rumah, keluarga,komunitas, Gereja dan Tuhan sendiri. Sering orang berlari karena menyadari diritelah tidak layak lantaran kesalahan-kesalahan yang diperbuatnya, lalu merekamerasa diri malu atau tidak layak. Ada yang lain menjauh dan terus pergi karenatidak diterima oleh sesamanya di dalam keluarga, komunitas dan Gereja. Yanglain lagi berlari pergi dan semakin jauh karena merasa tidak punya tempat diantara banyak kalangan yang lebih dominan golongan dan kulturnya. Masih adabanyak motivasi lain mengapa anggota-anggota umat Tuhan pergi dan menjauh darikomunitas orang-orang beriman. Hati Tuhan Yesus penuh dengan kasih dan kerahiman itu pergi, berlari danmengejar mereka semua. Ada yang berhasil didapatkan oleh Tuhan dan merekadibawa pulang ke rumah-nya Tuhan, yaitu di dalam Gereja kita. Banyak di antarakita mengalami itu ketika kita menyesali kesalahan dan dosa, kemudian menerimasakramen tobat. Kembali ke dalam rumah adalah pengalaman terindah bagi orangyang ditarik oleh hati Yesus yang maha kudus. Tetapi ada orang yang saat inisedang diikuti oleh hati Tuhan Yesus. Sadarlah bahwa pada saat yang tepat Tuhanakan mendapati dan membawa mereka pulang. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan mahakuasa, semoga hati kudus Yesussenantiasa mempersatukan kami semua yang saat ini saling menjauh dan terpisahsatu sama lain sebagai umat-Mu yang kudus. Bapa kami yang ada di surga ...Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Brigitta OSF dan Suster Dorothy OSF dari Komunitas Santo Fransiskus Asisi di Keuskupan Manokwari Sorong, Indonesia. Kejadian 16: 1-12.15-16; Mazmur tg 106: 1-2.3-4a.4b-5; Matius 7: 21-29.MENGAJARKAN DENGAN PERBUATAN Renungan kita pada hari ini bertema: Mengajarkan Dengan Perbuatan. Bapakiman yang terkenal di dalam kitab suci, Abraham, dimintai oleh Allah buktikekuatan imannya. Lalu Abraham menunjukkan itu dengan tindakan mengorbankanputra-nya sendiri Ishak. Kisah lain dalam perjanjian lama yang jugamenggambarkan kekuatan iman ialah perjuangan nabi Elia melawan ratusan baal.Elia tunjukkan itu dalam suatu drama perayaan iman, yaitu mempersembahkankorban bakaran. Di dalam perjanjian baru, permulaan Injil Lukas menggambarkan sikap PerawanMaria, yang dalam semua kisahnya sungguh menunjukkan bahwa ia berbuat danbertindak sesuai yang dikehendaki Tuhan. Rasul Petrus yang terperangkap dalamkebingungan dan kesesatannya berpikir dan berkata, ditegur dengan keras olehYesus karena imannya yang rapuh. Pada akhirnya setelah Yesus naik ke surga, iameninggalkan semua kesesatan itu dan membaktikan segenap hidupnya hanya untukYesus Kristus dan pertumbuhan Gereja. Kita memberikan gambaran-gambaran tersebut untuk menggarisbawahi firmanyang disampaikan oleh Yesus pada hari ini, yaitu bangunan rohani – pribadisetiap pengikut Kristus – haruslah kuat dan kokoh berdiri di atas sebuahfondasi yang juga kuat dan kokoh. Seorang pengikut Kristus yang diinginkan olehYesus Kristus sendiri, seperti yang disampaikan secara besar-besaran dalamseluruh kitab suci, ialah orang yang mendengar firman Tuhan, memahaminya, danakhirnya dapat melaksanakannya di dalam perbuatan yang nyata. Sesungguhnya bangunan diri kita dapat menjadi kuat dan bertahan selamanyakarena dapat berbuah, yaitu dalam tindakan-tindakan dan perbuatan. Di dalamkonteks kehidupan yang nyata, seseorang yang sudah penuh dengan pengalamankerja, akan sangat dibutuhkan di perusahaan dan dunia kerja, jika dibandingkandengan mereka yang baru saja tamat kuliah. Seseorang yang sudah berpengalamanbanyak di dalam mengurusi pemerintahan, akan menjadi guru yang diandalkan untukmengajarkan mereka yang masih baru dalam urusan pemerintahan. Jadi prinsip yang sudah umum diikuti, ialah seperti kinerja lebihmenentukan seseorang itu dipercayai daripada makalah yang berisi uraian konsepdan analisanya. Pengajaran yang diberikan kepada anak-anak, murid-murid ataupara pemula, ialah contoh atau praktek melakukannya di dalam sebuah proses,daripada ceramah dan uraian teoritis yang penuh dengan kata dan tulisan. Olehkarena itu Yesus di dalam Firman-Nya hari ini menegaskan bahwa hidup kita akansangat berguna, berhasil dan bertahan sampai selama-lamanya, karena kita dapatmelaksanakan Sabda-Nya dan menjalankan perintah-perintah-Nya.Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah mahakuasa, berkatilah hidup danpekerjaan kami, khususnya pada hari ini, supaya melalui kata dan tidakan, kamimenghadirkan Dikau di dalam dunia ini. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan RohKudus... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Elfina OSF dan Suster Yosi OSF dari Komunitas Santa Elisabeth di Keuskupan Agung Dili, Timor Leste. Kejadian 15: 1-12.17-18; Mazmur tg 105: 1-2.3-4.6-7.8-9; Matius 7: 15-20.BUAH SEBAGAI BUKTI Tema renungan kita pada hari ini ialah: Buah Sebagai Bukti. Di meja makansebuah komunitas para pastor, selain hidangan makan siang yang normal sepertibiasanya, ada juga beberapa jenis buah yang ikut tersajikan. Buah-buah itudipetik dari kebun oleh salah seorang karyawan. Salah seorang imam yang sudahtua nampak begitu ceria karena ia akan menikmati buah-buah kesukaannya itu. Iasudah lebih dari 10 tahun tidak terlibat dalam pekerjaan kesukaannya, yaituberkebun, karena usianya sudah lanjut dan kesehatannya menurun. Kata pastor lansia itu: “Pisang kepok ini bibitnya didatangkan dariBandung, salah satu yang terbaik, dan ditaman sekitar 8 tahun yang lalu. Nanasini bibitnya dari Lampung, seorang frater membawa ke sini saat kembali darilibur. Mangga ini saya sendiri yang membawa bibitnya dari Bangkok.” Beliaubegitu semangat bercerita tentang ketekunannya menanam tanaman buah-buahtersebut dan banyak tanaman yang lain. Ia juga tekun memeliharanya. Dan padawaktunya pohon-pohon itu memberikan buahnya untuk dinikmati banyak orang. Dari ilustrasi tentang pohon-pohon yang kemudian menghasilkan buah-buahnyayang terbaik, kita dapat menarik garis lurus untuk memahami seperti apapertumbuhan mental dan rohani kita sebagai manusia. Bayangkan saja, dalam aspeksebuah proses persiapan perayaan besar di organisasi yang melibatkan dirimu.Konsep dan visi-misi kegiatan itu adalah pokok segala urusan. Pokok itukemudian diturunkan kepada perencanaan dengan memperhitungkan segala elemenpendukung, sinergitas setiap elemen, dan kemampuan implementasinya. Dari prosesyang baik, terbuka, dan terukur, kita percaya bahwa hasilnya nanti akan sesuaiharapan atau bahkan melebihi yang diharapkan. Pertumbuhan mental dan rohani setiap dari kita sangat mengutamakan prosessupaya dapat mencapai hasil yang kita harapan. Marilah kita bayangkan begini.Keluarga atau komunitas adalah pohon utama dalam kehidupan kita di dunia.Setiap bentuk pendidikan dan pembinaan yang terjadi melalui langkah demilangkah, tahun demi tahun, dan dari pengalaman kesalahan atau kegagalan menjadikebenaran dan kesuksesan, proses ini adalah baik dan meyakinkan. Proses initentu saja ingin sampai pada pencapaian hasil, yaitu anak-anak dan generasibaru yang diharapkan keluarga, komunitas, Gereja dan bangsa. Tuhan Yesus memberikan kita kabar gembira pada hari, dengan berseru begini:kepalsuan yang ada di dalam hidup ini digerakkan oleh nabi-nabi palsu, yangtujuannya ialah meniadakan proses, atau merusak proses. Akibatnya ialahhasilnya juga berwujud kepalsuan dan membawa orang kepada kebinasahan. Abrahammenjadi contoh bagi kita, karena ia bersumber pada Allah saja, dan bukan padasumber palsu yang lain. Bagi kita, proses dan jalan itu ialah Kristus. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan, kuduskanlah kami selalu di dalamRoh-Mu supaya kami semakin bertumbuh di dalam kesetiaan dan dalam pengudusandiri untuk menjadi cahaya bagi dunia ini. Salam Maria penuh rahmat ... Dalamnama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Francietha OSF dan Suster Romana OSF dari Komunitas Santa Elisabeth Semarang di Keuskupan Agung Semarang, Indonesia. Yesaya 49: 1-6; Mazmur tg 139: 1-3.13-14ab.14c-15; Lukas 1: 57-66.80.HANYA KARENAYESUS Tema renungankita pada hari ini ialah: Hanya Karena Yesus. Rencana untuk menyambutkedatangan Yesus Kristus ke dunia dimulai sejak jatuhnya manusia pertama kedalam dosa, dan khususnya pada hari ini diwartakan secara lantang dalam kitabYesaya, bahwa ada nabi yang kelahirannya dirancang secara istimewa oleh Allahdan mendapat tugas khusus mempersiapkan kedatangan Yesus Almasih. Ini bisaterjadi hanya karena Yesus. Santo Lukas didalam Kisah Para Rasul dan Injil Lukas yang telah kita dengar, menungkapkanbahwa nabi yang dimaksud ialah Yohanes Pembaptis. Kelahirannya menjadi sangatspesial seperti yang dikisahkan dalam Injil. Demikian juga ketika kita rayakankelahiran Bunda Maria pada 8 September, atau ulang tahun kelahiran setiap darikita, perayaannya menjadi spesial bagi masing-masing orang. Semuanya karenadikaitkan dengan Yesus Kristus. Kalau bukan Dia sebagai alasan, tak ada maknaperayaan ulang tahun kelahiran yang diisi dengan nuansa bersyukur, perayaanrohani dan harapan-harapan. Yohanes Pembaptissangat istemewa bagi Yesus, atau sebaliknya Yesus sangat istimewa bagi Yohanes.Mereka bukan sekedar berhubungan saudara, tetapi adanya rencana Tuhan bagikeselamatan umat manusia. Awal hubungan antara keduanya ini ialah kabar darimalaikat Gabriel kepada Zakaria, ayah Yohanes, tentang kelahiran putranya yangsungguh ajaib. Pemberian nama “Yohanes” menjadi soal dalam keluarga ketika padasaat itu Zakaria menjadi bisu. Elisabeth dengan imannya yang kuatmempertahankan nama Yohanes, yang berarti “Tuhan itu murah hati” atau “Allahsungguh berkenan”. Keajaiban terjadi karena maksudnya ialah untuk menyiapkankedatangan Yesus Kristus. Hidup YohanesPembaptis penuh dengan semangat yang membawa orang lain kepada Kristus dankedatangan Kerajaan Allah. Ia sudah penuh dengan Roh Kudus sejak dalamkandungan bundanya, dan selama menjalankan misinya Roh Kudus itulah yangmembuat semuanya terjadi sesuai rencana ilahi, hingga Yesus sungguh berada didunia. Kata-katanya yang terkenal dan kita ulangi dalam setiap kali hendakmenerima Komuni Kudus, “Inilah Anak Domba Allah” (Yoh 1, 29 dan 36). Ia membawaorang lain untuk mengenal Yesus Kristus, demikian juga mendekatkan YesusKristus kepada manusia yang ingin mengenal-Nya. Sekarangtantangan ada pada kita, yaitu membawa orang lain mengenal Kristus dan membawaYesus Kristus menjadi dekat pada hidup orang lain. Kita dapat melakukan inijika hidup kita dipenuhi rahmat ilahi. Marilah kita berdoa.Dalam nama Bapa... Tuhan, kami bersyukur karena Engkau memberikan kemurahan-Mu,dengan menghadirkan Yohanes Pembaptis sebagai contoh bagi kami bagaimana setiakepada Yesus Kristus, Putera-Mu. Semoga teladan Yohanes Pembaptis tetap menjaditerang dalam hidup kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
Saat ini banyak orang yang disebut (atau bahkan menyebutkan diri) sebagi pakar AI. Setelah saya baca / lihat / dengar, ternyata ya hanya gitu-gitu saja. Ternyata hanya bisa menggunakan produk teknologi AI. Jadinya sekarang saya skeptik.Apakah kalau seseorang bisa baca dan tulis itu bisa disebut "pakar baca tulis"? Hebatkah itu? Mungkin tidak ya. Biasa-biasa saja.#AI
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Ernesta OSF dan Suster Lorenza OSF dari Komunitas Santa Elisabeth Semarang di Keuskupan Agung Semarang, Indonesia. Kejadian 12: 1-9; Mazmur tg 33: 12-13.18-19.20.22; Matius 7: 1-5.SIAPA YANG MENGHAKIMI DENGANBENAR? Tema renungan kita pada hari iniialah: Siapa yang Menghakimi dengan Benar? Ferdinand adalah seorang remajakelas 2 SMA yang ceria dan satu minggu lalu ia terpilih menjadi ketua orangmuda katolik di parokinya. Tetapi setelah satu minggu ia mengundurkan diri.Alasan ia begitu cepat berhenti sebagai ketua ialah karena banyak temannyamemberikan komentar dan masukan yang membangun. Tetapi lebih banyak lagi yangmengritik dan berpandangan negatif dan memfitnah dia. Penghakiman dan penilaian secaranegatif atau istilah Inggrisnya judgmental ada di mana-mana dan dilakukan olehsiapa saja. Menurut Tuhan Yesus Kristus, ini tidak boleh dilakukan, dan tidakmenjadi gaya hidup para pengikut-Nya. Ini merupakan dosa karena menjadikanseseorang sebagai penguasa kebenaran dan kebaikan. Penegasan Yesus kepada kita padahari ini bermaksud untuk menghentikan kita dari kebiasaan menghakimi sehinggamemvonis orang lain berdosa. Sebaliknya, kita diajarkan untuk mengutamakan sisiyang terbaik dan terhormat dari orang lain, karena melalui itu pendidikankemanusiaan terjadi, cinta kasih bertumbuh baik, dan solidaritas bersamasebagai umat Tuhan terjaga. Penghakiman, kritik dan penilaianmemang tetap diperlukan bagi setiap orang, kelompok dan komunitas, tetapi dalamcara kelemah-lembutan dan kasih. Ini merupakan tugas yang suci. Orang tuamengoreksi bahkan menghakimi anaknya tentang pergaulan antar lawan jenis yangsudah mengawatirkan. Atau biarawan-biarawati muda dihakimi dalam soalkedisiplinan hidup harian yang sudah terasa kering dan hilang mutunya. Inimerupakan penilaian yang suci. Maka nasihat terbaik Yesus bagikita ialah barang siapa yang menilai, mengkritik dan menghakimi sesamanyasecara baik dan di dalam kasih, ia akan dinilai secara baik juga oleh Tuhan.Kemudian, siapa yang dapat menghakimi dengan benar? Tuhan-lah yang memberikannyakarena Dialah sumber kasih dan kebaikan. Kita sebagai umat-Nya ikut memberikanpenilaian dan penghakiman yang benar dan baik karena kita memang dipakai olehTuhan. Caranya ialah berangkat dari dirikita untuk menilai diri sendiri, apakah kita bersih atau terbebaskan darikesalahan dan dosa. Jika kita berbuat dosa yang sama dengan orang yang kitaberikan penghakiman, sementara kita sendiri belum bertobat sedikit pun, itusama dengan dusta atau munafik. Hasilnya bisa nihil, karena orang akanmengatakan berikan dulu buktinya pada dirimu kalau memang Anda bersih atausudah berubah. Kata dan perbuatan harus sejalan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan YesusKristus, buatlah kami tulus dan benar dalam memberikan penilaian, kritik danmasukan terhadap sesama kami, dan pakailah kami untuk menyampaikan kebenaranitu melalui kata dan perbuatan kami. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan RohKudus ... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Kristine dari Paroki Santo Gabriel di Keuskupan Bandung, Indonesia. 2 Korintus 12: 1-10; Mazmur tg 34: 8-9.10-11.12-13; Matius 6: 24-34.KEKUATIRAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Kekuatiran. Setiap orang pernahmerasa kuatir dan akan merasakannya besok atau lusa. Seorang yang suci sepertiSanta Teresa dari Kalkuta mengungkapkan bahwa selama hidupnya, ia banyak kalimerasa kuatir, apakah semua yang ia lakukan berkenan kepada Tuhan atausebaliknya. Banyak orang kudus seperti itu, dan tentu saja kita orang-orangbiasa, mengalami kekuatiran sebagai bagian dari hidup kita di dunia ini. Seorang yang sedang kuatir biasanya merasa tidak nyaman dan takut terhadapkejadian yang akan menimpa dirinya. Rasa kuatir itu berkaitan dengan masa depanatau yang akan datang, dan bukan hariini atau kemarin. Besok atau masa depan membuka pintu bagi kita untukmemikirkan dan menaruh harapan untuk menjadi apa yang kita inginkan. Tetapikarena pada prinsipnya besok dan masa depan itu belum jelas dan pasti, kitakemudian dihantui kekuatiran. Sepasang tunangan sedang menyiapkan diri mereka untuk perayaan SakramenPernikahan yang tinggal satu minggu lagi. Waktu semakin berkurang dari harike-6 menuju hari H, semakin juga membuat mereka kuatir. Banyak hal yangdikuatirkan, seperti kalau cuaca kurang baik atau tidak banyak orang yangmenghadiri, salah satu atau keduanya berhalangan karena sakit, kekacauan yangdisebabkan oleh pihak-pihak luar dan lain sebagainya. Ada banyak sekali contoh lain yang menggambarkan betapa kita sering kuatirtentang kejadian dan pengalaman buruk yang akan menimpa kita. Yang menjadipertanyaan ialah: apakah strateginya untuk menghadapi kekuatiran-kekuatiranitu? Ada satu jawabannya. Sikap realistis harus menjadi hal mendasar untuk kitamiliki. Hidup ini ada senang dan sedih, ada jatuh dan bangun. Jika kita pahamiini seperti roda yang berputar dan kita jalani saja sebagai orang-orangberiman, kekuatiran tidak akan menjadi masalah yang memberatkan danmenghalangi. Hal yang lebih spesifik dari menerima realitas hidup tersebut, ialahbersikap secara positif terhadap kelemahan atau kekurangan yang ada. Istilahyang dipakai oleh Santo Paulus di dalam surat keduanya kepada umat di Korintusialah “bermegah atas kelemahanku”. Di dalam diri kita ada kelemahan yang pastiberbanding lurus dengan kekurangan atau kesulitan di luar diri kita. Misalnyaudara yang begitu panas, disambut dengan kondisi kulitmu yang gampangmengelupas, dan ini menghasilkan di dalam dirimu tantangan untuk dihadapi. Justru di dalam keadaan seperti ini kita memandang diri kita kurangberdaya, menanggung beban, atau dalam bahasa rohaninya ialah memanggul salib.Di dalam kerendahan hati kita terima dengan tenang dan sabar, lalu biarkanTuhan dengan kasih dan kuasanya mengangkat kita. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan, mampukanlah kami tetap bertahan danpercaya kepada-Mu, meskipun kami selalu kuatir di dalam hidup kami. Kemuliaankepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Fanny Hartono dari Paroki Gembala Yang Baik di Keuskupan Surabaya, Indonesia. 2 Korintus 11: 18.21b-30; Mazmur tg 34: 2-3.4-5.6-7; Matius 6: 19-23.HARTA ABADI Renungan kita pada hari ini bertema: Harta Abadi.Di sebuah tikungan jalan ibukota metropolitan untuk menuju ke pusatperbelanjaan modern dan besar, persis di sudutnya, terlihat seorang tuna wisma,yang setiap hari diberi makan oleh orang-orang yang lewat di situ. Ia nampaknyaduduk saja dan berbaring di atas tumpukkan barang-barangnya. Kemungkinan iacacat sehingga tidak bisa berdiri dan berjalan. Setiap kali mengemis kepada orang-orang yanglewat, kata-kata yang selalu meluncur dari mulutnya ialah: “Demi kesejahteraanjiwa dan ragaku.” Tentu saja ungkapan ini kalau diresapi sejenak, kita setujukalau ungkapan ini bermakna religius yang dalam. Mungkin ia pernah diajak olehorang-orang untuk berbicara, tetapi apa yang keluar dari mulutnya itu merupakansebuah ajakan bagi semua orang untuk berbicara kepada sesama dan kepada dirisendiri. Banyak orang membanjiri mall dengan membawa semuauang mereka untuk belanja. Mereka masuk-keluar mall dengan penampilan sebagaiorang-orang beradab dan berbudaya untuk menjelaskan identitas mereka sebagaiorang-orang abad ini. Mereka ingin menikmati suka cita dunia ini di dalambangunan besar ber-ac tersebut. Orang yang sedang bernasib malang secara nyatamenunjukkan keadaan miskinnya dengan meminta-minta, tetapi ia sekaligusmempersembahkan sebuah ajaran maha penting kepada semua orang tentang jati dirisebagai pribadi manusia bermartabat dan ciptaan Tuhan. Hal ini berkaitan dengan tujuan Tuhan mengirimkita ke dunia, memelihara kita dan membawa kita ke tempat-Nya setelah hidup didunia ini selesai. Kesejahteraan jiwa dan raga merupakan sebuah prinsip hidupdi dunia ini yang diungkapkan secara rohani berupa keselamatan kita sebagaianak-anak Allah yang maha kuasa. Tuhan Yesus meminta perhatian kita melaluipewartaan Injil pada hari ini tentang pemilikan harta di dunia ini dan jugaharta bagi kita setelah dari dunia ini. Orang yang hidup di sudut jalan tadimenjawabi ajaran Tuhan itu dengan mewartakan kepada dunia bahwa hartasesungguhnya bagi manusia ialah jiwa dan raganya yang layak dan dibenarkan olehTuhan. Orang-orang dunia ini yang berjuang mencari nafkahdi mana pun dan dalam kondisi apa pun, mereka yang bekerja dengan kekuatan ototdan dengan pikiran, mereka yang memiliki harta banyak, sedang, dan sedikit,mereka yang sakit atau sehat; semuanya diingatkan dengan ajakan yang sama,yaitu: perhatikanlah kebaikan dan kesejahteraan jiwa dan raga. Untuk menjaminbahwa kita selalu menjadikan harta abadi ini tetap di dalam perhatian kita,Santo Paulus memberikan satu usulan, yaitu kita hendaknya saling menyadarkandan memelihara satu sama lain di dalam Kristus, supaya semuanya selamat.Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Allah, berkatilah kami supaya kami tetapmemiliki-Mu sebagai harta kami yang abadi. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra danRoh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Priscillia Nini Wijaya dari Paroki Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga di Keuskupan Agung Makassar, Indonesia. 2 Korintus 11: 1-11; Mazmur tg 111: 1-2.3-4.7-8; Matius 6: 7-15.BERSYUKUR ADALAHMEMOHON Renungan kita pada hari ini bertema: Bersyukur Adalah Memohon. Ada seorang muridSD bernama Ivan sedang berdoa di dalam kamar dengan suara yang didengar jelas.Bapa dan ibunya mendengar putra mereka berdoa dan mendekat ke pintu untuk lebihjelas mendengarnya. Sekitar 2 menit Ivan berdoa dengan posisi dukuk di atastempat tidurnya, mata tertutup, dan kedua tangannya terkatup di dada. Saat ia keluar dari kamarnya, sang ibu bertanya: “Ivan, Mama dan Bapakmendengarmu berdoa, tetapi tidak meminta atau memohon apa-apa kepada Tuhan.Kamu hanya mengucapkan terima kasih dan senang memuji Tuhan. Mengapa tidak sukameminta kepada Tuhan?” Ivan langsung menjawab: “Aku tidak ingin meminta Ma.Karena aku sudah mempunyai semuanya di Mama dan Papa, nanti tinggal minta.Tuhan itu baik sekali Ma.” Apa yang dilakukan oleh anak Ivan ialah sebuah cara berdoa yang menjadikanungkapan syukur dan pujian sebagai isi doa, yang di dalamnya sudah adapermohonan permintaan sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan kita. Tuhan tahusegala sesuatu, termasuk kebutuhan kita yang paling tersembunyi dan terkecildalam hidup kita. Yang kita perlu lakukan ialah menaruh diri di hadapan-Nya danmenyampaikan rasa syukur, terima kasih dan pujian kita. Seorang teman bercerita bahwa ketika lewat di salah satu gang di kompleksperumahannya, ia bertemu pemilik tokoh roti dan mereka saling menyapa singkat.Ia memuji produksi roti dan iklan-iklan yang disebarkan sangat menarik. Iaberterima kasih kepada pemilik tokoh, karena dengan kehadiran tokoh dikompleks, kebutuhan belanja roti menjadi muda karena cukup dijangkau denganjalan kaki. Pada sore harinya, ia dikirimi tokoh roti itu satu kotak berisiroti-roti kesukaannya, tanpa ia harus membelinya. Cerita ini cukup melukiskan bagaimana melalui sapaan, rasa syukur,apresiasi, dan pujian, pemberian atau karunia itu datang. Ini sebenarnya perlumenjadi sikap dan perilaku doa kita kepada Tuhan. Tugas kita pada dasarnyaialah mengucapkan syukur, berterima kasih, patuh akan perintah-perintah-Nya,memuji dan menyembah Dia. Sedangkan soal tentang kebutuan-kebutuhan kita yangbervariasi itu, nantinya menjadi tugasnya Tuhan untuk mengurusi, karena Tuhansudah mengetahui keadaan kita sebenarnya. Kita diajarkan oleh Yesus doa “Bapa Kami”, doa Yesus sendiri, untukmengenalkan kita akan Tuhan sebagai Bapa yang murah hati. Doa Yesus ini membuatkita yakin tentang penyelenggaraan-Nya kepada kita masing-masing sesuaikehendak-Nya dan mengena pada keadaan kita yang nyata. Setiap kali kitamengucapkan “Jadilah kehendak-Mu” hendaknya kita membuka diri semuanya danbiarkan kuasa-Nya bekerja pada kita sesuai yang Ia kehendaki. Marilahkita berdoa... Dalam nama Bapa ... Ya Bapa, terima kasih atas doa Yesussehingga kami dapat mengenal-Mu sesungguhnya. Bapa kami yang ada di surga ...Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Komunitas Salesian Don Bosco Gerak di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 2 Korintus 9: 6-11; Mazmur tg 112: 1-2.3-4.9; Matius 6: 1-6.16-18.TUHAN MENGINTIP Tema renungan kita pada hari ini ialah: Tuhan Mengintip. Ada dua anak, kakak-beradikyang masih sebagai murid-murid SD kompak untuk mencuri buah di kebun milikorang lain. Kakak memanjat pohon dan mengambil beberapa buahnya. Sedangkan adikberdiri agak jauh dari pohon itu untuk mengawasi kalau tuan kebun atau oranglain sedang lewat dan memergoki mereka. Mereka berdua percaya bahwa tidak ada satu pun orang melihat perbuatanpencurian buah itu. Mereka berlari secepatnya ke rumah, masing-masing membawabuah yang tersembunyi dalam bajunya. Begitu sampai di depan rumah, ibu merekasudah menunggu di pintu dengan memegang sepotong kayu untuk menghukum mereka.Wajah mereka tiba-tiba pucat, karena dosa mencuri sudah diketahui ibu. Anaksulung beranikan diri bertanya: “Kok Mama bisa tahu kami memetik buah-buah ini,padahal kebun itu jauh di sana?” Si ibu memarahi dulu kedua putranya itu karena mencuri adalah dosa.Kemudian dengan lembut ia menasihati mereka: “Tuhan Yesus mengintip ketika kamumencuri, lalu Ia segera memberitahu Mama, sehingga Mama cepat tahu bahwaanak-anak Mama sedang berbuat dosa.” Ternyata ada orang yang melihat aksi keduaanak itu dan lebih dahulu menyampaikannya kepada ibu mereka. Mulai saat itu,anak-anak sangat paham bahwa setiap tindakan mereka entah baik atau buruk danjahat, Tuhan meski tidak kelihatan, tetapi mengintip dan melihat semuanya. Makamereka menjadi takut untuk berbuat dosa lagi. Kakak-beradik itu membawapelajaran berharga itu seterusnya di dalam hidup mereka. Tuhan tidak hanya mengintip kita saat kita berbuat dosa bahkan sebelumnya,yaitu memikirkan dan merencanakannya. Sama pentingnya ialah ketika kitaberpikir, merencanakan dan melakukan perbuatan-perbuatan baik. Tuhan hadir danbekerja di mana saja, sehingga setiap waktu dan tempat kita berada atauberbuat, tidak pernah ada satu kesempatan pun Ia absen berada di situ. Hal inipenting sekali untuk mengingatkan kita bahwa Tuhan tidak tidur, atau berada diluar jangkauan. Akibatnya, kita sebenarnya sudah diadili secara otomatis,apakah diri kita ini orang baik atau jahat, orang yang beriman atau tidak. Ada tiga kewajiban agama sangat mendasar untuk menggambarkan danmenghasilkan pribadi seseorang beriman dengan benar dan baik atau tidak. Tigakewajiban itu ialah berbuat kasih atau amal, berdoa, dan berpuasa. Tuhan Yesusmenekankan bahwa kewajiban ini hendaknya kita lakukan dengan sesungguhnya,karena Tuhan tetap mengintip kita. Ia tersembunyi, tetapi Ia melihat setiapdetil kewajiban iman kita. Pengadilan itu tidak mesti menunggu di kamarpengakuan, tetapi terjadi setiap waktu dan dalam detak jantung kita. Tuhansudah menentukan apakah kita orang baik dan beriman atau tidak melaluikewajiban-kewajiban beragama kita. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan, berkatilah kami hari ini supaya kamimelakukan kewajiban iman kami dengan benar. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra danRoh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Komunitas Salesian Don Bosco Gerak di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 2 Korintus 8: 1-9; Mazmur tg 146: 2.5-6.7.8-9a; Matius 5: 43-48.MUSUH KITA Renungan kita pada hari ini bertema: Musuh Kita.Pertama kali saya difitnah dengan cara penyebaran cerita bohong tentang dirisaya, tetapi dilakukan di belakang saya. Saya tersinggung dan marah. Sayaberusah mencari tahu siapa sebenarnya yang melakukan fitnahan itu, tetapi tidakberhasil. Kali kedua, saya dituduh melakukan korupsi dengancara surat kaleng yang ditaruh di balik pintu ruang kerja saya. Sekali lagi iniadalah kebohongan, karena saya jelas tidak pernah korupsi. Saya hidup hanyadengan gaji dan usaha sendiri yang dijalankan oleh keluarga. Tuduhan itu sangatmemalukan dan membuat saya sangat marah. Saya berusaha mencari tahu otakpenuduhan itu, tetapi hasilnya nihil. Kali ketiga, handphone saya berdering sepanjanghari. Nomornya berbeda-beda muncul di layar ponsel, tetapi tidak ada nama. Sayamencoba untuk menjawab sekali, dengan harapan untuk memastikan apa yangdiinginkan oleh penelpon. Tetapi tidak ada satu suara pun yang menjawab ataupaling kurang menulis pesan sesuatu setelah menelpon. Saya harus memutuskanuntuk mengganti nomor ponsel saya. Begitulah cerita seseorang beberapa hari lalutentang hidupnya yang sangat terganggu. Ia bercurah perasaannya kepadateman-temannya. Kita sering mendapat gangguan serupa atau dalam versi yangberbeda-beda. Jelas bahwa tidak ada satu pun manusia di dunia ini yang bebasdari gangguan. Pengganggu itu dapat kita kategorikan sebagai pengganggu biasadan normal, seperti teman yang datang ke rumah saat kita sedang fokus bekerja,atau anak yang bertanya macam-macam kepada orang tuanya. Tuhan Yesus pada hari ini menyinggung kategoripengganggu luar biasa atau yang punya maksud untuk menyakiti dan membinasakankita. Mereka disebut para musuh. Mereka berada di mana-mana, yang dapat kitajumpai tiap hari baik yang kita kenal maupun yang tidak. Mereka yang tidak kitakenal dan di persembunyiannya, memiliki rencana untuk menyerang danmencelakakan kita. Dengan adanya media sosial yang sangat bervariasipenggunaannya, musuh tak dikenal itu dengan mudah berbuat jahat sesuka hatinya. Terhadap keberadaan musuh-musuh seperti ini,apakah firman Tuhan hari ini tentang “Kasihanilah musuh-musuhmu” masih relevan?Mungkin ada orang tidak percaya kalau ini tidak relevan, namun Tuhan Yesus akanmenjawab sendiri dan mengatakan itu kepada kita, bahwa firman-Nya tentangmengasihi musuh tetap relevan sepanjang masa. Firman itu berkata bahwa,mengasihi musuh siapa pun dia, yaitu dengan mendoakan dia. Itu berarti kitamenaruh si musuh itu dihadapan dua pengadil, yaitu diri kita dan Tuhan sebagaipengadil utama. Jadi kita bersama dengan Tuhan berhadapan dengan para musuhkita.Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Yesus Tuhan kami, semoga dengan kasih-Mukami dapat mengubah musuh menjadi sahabat. Bapa kami yang ada di surga ...Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Komunitas Salesian Don Bosco Gerak di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 2 Korintus 6: 1-10; Mazmur tg 98: 1.2-3ab.3cd-4; Matius 5: 38-43.PELAYANANTERMAHAL Tema renungan kita pada hari ini ialah: PelayananTermahal. Ada seorang remaja perempuan berusia 13 tahun bernama Laura. Iadikaruniai Tuhan semangat hidup Kristen dengan kebajikan-kebajikan yang sangatmulia. Ia baru kelas 1 SMP tetapi semangat hidupnya itu menjadikan dirinyamenjadi teladan bagi seluruh sekolah. Beberapa contoh kebajikan itu ialah bahwa ia tidakpernah terlambat masuk sekolah. Ia menuruti semua perintah para gurunya. Iatidak pernah mengeluh akan kesulitan atau ketidak-nyamanan yang terjadisekolah. Ia menolong siapa saja entah diminta entah tidak diminta bantuannya.Ia selalu mendoakan teman-teman atau para guru yang membutuhkan dukungan doa. Dalam acara penutupan tahun ajaran sekolah, Lauradidaulat menjadi siswa teladan sekolah. Selain mendapatkan hadiah penghargaandari sekolah, Laura juga mendapatkan penghargaan dari kantor dinas pendidikandi kotanya. Laura sendiri hanya mengucapkan terima kasih kepada setiap pujianyang diberikan kepadanya. Senyumnya juga senantiasa menjadi balasan atas salamdan sapaan orang-orang di sekelilingnya. Justru yang memberikan kesaksian tentang Lauraialah para guru dan teman-temannya. Guru kelasnya memberi kesaksian bahwa Lauradianugerahi semua kebajikan Kristen dan karakter pribadinya yang baik. Tetapiyang sangat penting dan membuatnya unik ialah Laura tidak pernah marah, kecewa,tersinggung dan mengeluh terhadap orang yang bersikap kasar atau jelekterhadapnya. Ia tetap tenang, tersenyum dan ramah dengan mereka yangmemusuhinya. Seorang teman kelasnya memberikan kesaksianbegini: “Laura membalas mereka yang menjahatinya dengan kasih. Ia tidak pernahberpikir dan bersikap negatif terhadap siapa pun yang menyakiti atau tanpasengaja bersalah kepadanya. Itu yang membuat kami semua kagum terhadapnya.”Kedua kesaksian itu sesungguhnya merefleksikan cinta kasih yang Tuhan Yesusajarkan kepada kita pada hari ini. Firman Tuhan pada hari ini inginmengingatkan kepada kita tentang pelayanan termahal yang tidak hanya oleh Yesustetapi juga oleh setiap pengikut-Nya. Laura memberikan contoh bahwa melayani yang sangatmahal tidak diukur dengan materi yang dipakai atau konteks kita berada.Pelayanan termahal menunjuk pada orang yang memperlakukan para musuh danlawannya. Mereka tidak harus dilawan, didiamkan, dan dihindari. Kita perlumelayani mereka dengan perbuatan kasih. Setiap perbuatan kasih, seperti sabardan tetap memenuhi kebutuhan orang yang marah kepada kita, selain memberikankita kekuatan, tetapi juga memenangkan hati orang-orang yang berhati sekerasbatu.Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan Yesus, ajarkanlah kami selalu untuk berhatilembut terhadap para musuh kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Hendry dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 2 Korintus 5: 14-21; Mazmur tg 103: 1-2.3-4.8-9.11-12; Matius 5: 33-37SUMPAH Tema renungan kita pada hari ini ialah: Sumpah. Adaseorang pejabat pemerintahan di daerah baru selesai diambil sumpah untukmenjalankan tugas pelayanan publik pertama kali dalam hidupnya. Istrinyamendampingi. Dalam sesi foto bersama keluarga, tampak keluarga pejabat itusangat indah dan dipuji banyak orang. Semua orang berharap kepada pejabattersebut agar ia berkomitmen kepada sumpah jabatan yang sudah diungkapkannyadihadapan publik. Ketika mereka berada di rumah, sang istrimemberikan nasihat kepadanya begini: “Engkau adalah pejabat yang terpilihsecara luas karena orang-orang sungguh percaya kepadamu. Sumpah tadi, engkaunyatakan dengan bumi yang engkau pijak, langit yang engkau junjung, dan publikyang mengelilingimu, menjadi saksi-saksinya. Semua saksi itu tahu bahwa engkauadalah seorang pejabat. Maka buktikanlah dirimu sungguh-sungguh bahwa engkauadalah pejabat di daerah ini. Saya dan anak-anak mendoakan dan mendukungmu.” Sumpah, seperti harapan dan doa istri tadi, padadasarnya dilakukan oleh mereka yang memiliki tanggung jawab, misi dankepercayaan untuk mewujudkan sumpah itu selama wewenang atau jabatan masihmelekat pada mereka. Setelah jabatan atau status khusus tidak melekat lagipadanya, sumpah juga tidak berlaku lagi. Hal ini berarti sumpah adalah sebuahpernyataan komitmen yang serius dan berat. Ikatan dan tuntutan sebuah sumpahjauh lebih besar daripada sebuah janji seperti ingin bawa oleh-oleh kepadaseorang teman. Karena alasan ini, umumnya sumpah-sumpah yangdilakukan oleh siapa pun di dunia ini selalu atas nama kuasa yangsuper-natural. Karena ketika saksi-saksi sebuah sumpah adalah segala sesuatuyang mengelilingi orang yang mengambil sumpah, itu berarti yang ditujukan ialahbukan orang per orangan, tetapi segenap alam raya dan kehidupan. Bagi kitaorang-orang beriman, sumpah seperti ini adalah ditujukan kepada Tuhan. MakaTuhan Yesus mengingatkan kita pada hari ini, jika seorang beriman mengambilsumpah, buatlah itu tanpa dengan kepalsuan, kepura-puraan, kebohongan, dandalam rencana untuk diingkari. Sumpah yang diambil oleh seseorang hendaknya dalamkebenaran dan ketulusan, karena yang menyaksikan itu ialah Tuhan sendiri, yangdirepresentasi oleh seluruh alam semesta: langit, bumi, udara, manusia danbudayanya. Semua itu adalah milik Tuhan. Oleh karena itu prinsip sebuah sumpahyang diajarkan oleh Tuhan Yesus dan kita pengikut-Nya berkewajiban menaatinya,ialah “jika ya katakanlah ya, dan jika tidak katakanlah tidak”. Santo Paulus dengan spesifik mengatakan bahwasebuah sumpah yang berisi ya atau tidak dengan benar dan jujur, dasarnya ialahcinta kasih Yesus Kristus yang mendasari semua perkataan dan tindakan kita.Kita harus memakainya. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah, semoga Roh-Mu selalu menguatkan kamidalam mewujudkan kehendak-Mu atas kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam namaBapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Y. Sandra Isrudianti dan Dony Hari Nugroho dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 2 Korintus 4: 7-15; Mazmur tg 116: 10-11.15-16.17-18; Matius 5: 27-32.BAHASA-BAHASA ROH Tema renungan kita pada hari ini ialah:Bahasa-Bahasa Roh. Basilika Santo Antonius terletak di jantung kota Padua(Italia Utara). Di dalam, halaman, dan lingkungan sekitarnya selalu ramaidengan pengunjung sepanjang musim. Para turis sangat dibantu untuk sampai kesitu dengan transportasi dan petunjuk jalan yang lengkap. Saat ini denganinternet yang menyediakan wifi yang diakses dengan lancar dan bebas, pengunjungakan merasa nyaman berada di kota itu. Seorang pengunjung dari Indonesia bahkan inginmemperpanjang tinggalnya di kota Santo Antonius ini. Setiap hari ia kunjungipertama basilika Santo Antonius baru kemudian mengunjungi tempat-tempat wisatalainnya. Berjalan kaki dari taman kota yang luas menuju ke basilika sangatmenyukakan dia, antara lain karena dengan akses wifi itu membuat dia bersiaranlangsung dengan keluarganya. Berada di kota Santo pengikut Santo FransiskusAsisi ini, membuatnya memilih untuk berlama-lama untuk menikmati segala kemudahankota ini. Antonius Padua tidak hanya sebagai seorang yangsuci. Ia juga terkenal sebagai seorang pandai, pengajar iman yang handal, danguru yang bijaksana. Salah satu kotbahnya yang terkenal ialah tentangbahasa-bahasa Roh Kudus yang memudahkan setiap pengikut Kristus untukberkomunikasi dan berelasi dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya. Iaberkata bahwa seseorang yang dipenuhi Roh Kudus mampu berbicara dalam anekabahasa yang berbeda-beda. Beraneka bahasa yang berbeda-beda ini ialah anekacara untuk memberikan kesaksian atas Yesus Kristus. Yesus sendiri berkata didalam Injil Yohanes bahwa Roh Kudus bertugas untuk memberikan kesaksian tentang diri-Nya dan Bapa di surga. Bahasa-bahasa Roh itu antara lain kerendahan hati,kemiskinan-kesahajaan, kesabaran, ketaatan, ketekunan, kemurahan hati dankebajikan-kebajikan Kristen lainnya. Kita berbicara dalam bahasa yangberbeda-beda ketika kita memakainya di dalam diri kita dan kita praktikankebajikan-kebajikan itu dalam diri sesama kita. Itu berarti tindakan-tindakanberbicara jauh lebih kuat daripada kata-kata. Hendaknya kata-katamu mengajarkandan tindakan-tindakanmu yang berbicara. Sebab orang-orang yang penuh dengankata-kata tetapi kosong dalam tindakan-tindakan akan dihukum oleh Tuhan sepertipohon ara yang yang tidak berbuah. Yesus menegaskan bahwa kemarahan adalah dosa yangmembunuh. Ini sangat melawan bahasa Roh yang diajarkan Santo Antonius yangmerupakan turunan dari cinta kasih Kristus. Santo Paulus mengatakan bahwaterang Tuhan bercahaya dalam hati kita, supaya kita dapat mewartakankemuliaan-Nya kepada seluruh dunia. Terang Tuhan itu adalah bahasa karunia Rohdi dalam diri kita. Marilahkita berdoa. Ya Yesus yang baik, semoga kami semakin mampu menggunakanbahasa-bahasa Roh Kudus-Mu. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Rini dan Tirto dari Paroki Katedral Roh Kudus di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 2 Korintus 3: 15 - 4: 1.3-6; Mazmur tg 85: 9ab-10.11-12.13-14; Matius 5: 20-26.SINGKIRKAN PEMBATAS Tema renungan kita pada hari ini ialah: SingkirkanPembatas. Dalam suatu perayaan Misa dengan gereja yang dipenuhi oleh umat, saatkonsekrasi terjadi keributan sedikit di bagian belakang. Seorang bocahlaki-laki menangis. Pasalnya ibunya tidak bisa menduduki dia di pundaknya,seperti biasa yang dilakukan oleh bapaknya. Pada hari itu bapaknya berhalangandatang karena ada pekerjaan di luar kota. Bocah ini kadang duduk manis di bangku, atau asyik denganmainannya, atau mewarnai gambar-gambar. Pada waktu akan konsekrasi, iadinaikkan ke pundak bapaknya dan dengan senangnya menatap Tuhan Yesus di altaryang diangkat oleh imam. Sayang sekali, kali ini ia tidak bisa menatap karenaibunya tidak sanggup menaruh dia di pundak. Banyak orang yang berdiri membatasidia untuk melihat Tuhan. Ia menangis dan berontak. Pembatas dalam bentuk apa pun mesti disingkirkan supayakita bisa mempunyai kebebasan untuk melihat dan mengalami kehadiran Tuhan. Santo Paulus menggambarkan tentang selubungyang menutup hati orang-orang Israel ketika mereka membaca kitab Musa.Alasannya karena mereka telah menjauh dari Tuhan. Jika mereka berbalik kepadaTuhan, selubung itu akan tersingkir dari mereka. Pembatas pada prinsipnya diciptakan oleh kita sendiri.Malas dan bosan sering menjadi tembok semen tebal yang menghalangi kita kontakdengan Tuhan. Orang malas dan bosan kelihatan tertidur atau berbuat sesuatulain di sebelah tembok, padahal di sebelah yang lain ada Tuhan yangmemperhatikan dia. Mereka ini tinggal diajak dan dibujuk atau diberi pengertiansupaya bersemangat kembali. Marah, benci, dendam dan hati yang keras atau brutalmerupakan tembok besi baja yang tak bisa ditembus. Sampai-sampai Yesus menyuruhkembali dari hadapan Tuhan untuk hilangkan amarah, minta maaf, damai dahuludengan orang yang terlibat dalam marah atau benci, supaya saat kembali lagisudah tak ada penghalang atau pembatas. Orang-orang seperti ini, tidak cukupdiajak atau dibujuk. Mereka harus diberi ketegasan langsung ke pokok masalahseperti Yesus, bahwa seperti ini sangat tidak layak untuk menatap dan berjumpadengan Tuhan. Pihak luar sama sekali bukan penghalang atau pembatas bagikita untuk menatap Tuhan dan berjumpa dengan-Nya. Misalnya Anda dilarang untuk berdoa atau menghadiri Misa, namun hati, pikiran dan kehendakmu tetap sajaberkontak dengan Tuhan tanpa diketahui oleh si penghalang itu. Jadi seruanuntuk menyingkirkan pembatas, terutama adalah untuk diri kita sendiri. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Tuhan Yesus Kristus,Engkau menyambut setiap orang tanpa batas apa pun. Jadikanlah hati kami sepertihati-Mu supaya kami tetap dekat dengan Dikau dan menerima sesama kami sepertiyang Engkau kehendaki dari kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Rikardus Sersandi Jehadi dari Paroki Katedral Roh Kudus di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kisah Para Rasul 11: 21b-26; 13: 1-3; Mazmur tg 98: 2-3ab.3c-4.5-6; Matius 10: 7-13.KARUNIA PRIBADI YANG KREDIBEL Tema renungan kita pada hari ini ialah: Karunia Pribadi Yang Kredibel. Adaempat anak di dalam keluarga. Yang sulung seorang laki-laki berumur 14 tahundan ia diharapkan orang tuanya untuk menjaga ketiga adiknya yang masih kecil.Harapan itu terwujud dengan peran anak sulung yang menjadi kakak dan penjagayang baik dan bertanggung jawab. Setiap kali orang tua bepergiaan dan menginapdi luar, mereka percaya bahwa si sulung dan adik-adiknya akan baik-baik-baikdan aman-aman saja. Anak sulung itu adalah anak yang dipercaya. Ia dianggap sebagai pendukung,penjaga, dan pemberi rasa aman dan nyaman. Satu kata yang dapat mewakili semuaini adalah pribadi yang kredibel. Seorang pribadi yang kredibel atau yang dapatdipercayai untuk menjalankan suatu kepercayaan, merupakan tanda kematangansebagai manusia. Ketika Tuhan Yesus meninggalkan para rasul dan murid untuknaik ke surga, Ia tahu bahwa mereka semua sudah siap dengan kredibilitasnya.Mereka harus mengambil alih tugas-tugas Yesus Kristus untuk menjadi tanda danpembawa kabar suka cita kepada seluruh dunia. Salah satu di antara mereka ialah Santo Barnabas, seorang rasul yangsepadan dalam masa pelayanan dan tugas misioner Gereja Perdana dengan SantoPaulus. Kredibilitas merupakan suatu karunia keutamaan yang dapat dimiliki olehsetiap orang, melalui suatu proses menjadi matang atau dewasa. Namun yangterjadi atas Santo Barnabas adalah seuatu yang unik. Keunikannya itu ialahseperti ini. Catatan sejarah yang berhubungan dengan Kisah Para Rasulmengisahkan bahwa nama aslinya ialah Yosef. Nama Yosef ini adalah suatu namayang poluler bagi orang-orang Yahuni. Kita mengingat nama bapa angkat Yesus,Santo Yosef. Yosef diperayai oleh Gereja Perdana di Yerusalem untuk bersama Paulusmengurusi Gereja yang sedang bertumbuh pesat di Antiokia. Mengapa seorang muridYesus, Yosef, yang dipilih? Karena ia seorang yang kredibel. Sebagai partnerrasul ulung Paulus, ia harus seorang yang juga ulung, supaya Gereja dapatdipelihara dan dijaga sesuai dengan yang diinginkan oleh Tuhan Yesus Kristusdan Gereja seluruhnya. Atas dasar itu, maka namanya “Yosef” diganti dengan“Barnabas”. Nama baru ini memang berarti “putra yang kredibel” atau seorangyang dipercaya atau pribadi yang meyakinkan. Di kota Antiokia itu, untuk pertama kalinya persekutuan para pengikutKristus yang terorganisir dengan sangat baik oleh Barnabas sebagai pemimpinjemaat dan Paulus sebagai rasulnya, disebut Kristen. Nama “Kristen” yang kitapakai sampai saat ini tentu saja perlu dikaitkan dengan kredibilitas parapengikut Kristus. Kita perlu terus berusaha untuk menjadi para pengikut Kristusyang kredibel, dengan dukungan doa-doa dan berkat rasul Barnabas.Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan Yesus Kristus, semoga denganberkat-Mu kami menjadi murid-murid-Mu yang kredibel. Kemuliaan kepada Bapa danPutra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Denny Surijanto dan Mandalina Salawah dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 2 Korintus 1: 18-22; Mazmur tg 119: 129.130.131.132.133.135; Matius 5: 13-16.CAHAYA BAGI KEGELAPAN Renungan kita pada hari inibertema: Cahaya Bagi Kegelapan. Ada sepasang suami dan istri yang sudah limatahun menikah itu, baru seminggu ini bagai mengalami hidup baru. Mereka menyambut gembira kelahiran pertama hasilperkawinan mereka selama lima tahun. Dalam penantian itu tampaknya lebih banyaksusahnya daripada senang. Pertengkaran selalu terjadi lantaran salingmenyalahkan pada pihak mana yang menjadi penyebab kesusahan itu. Puncaknya ialah setahun sebelumsang istri hamil, ketika mereka terancam cerai. Suami yang lebih dahulumenuntut cerai, yang kemudian istri menyusul menyetujui cerai. Perkawinan dan kehidupankeluarga muda ini benar-benar sedang dalam kegelapan dunia ini. Meskipun adamatahari di siang hari, bulan dan bintang di malam hari, namun hidup merekadari saat ke saat seperti tidak menemui satu cahaya yang dapat memberikan jalankeluar dari masalah. Tuhan tidak tega dengan umat-Nyayang sedang menderita. Ia menentukan jodoh mereka. Ia menyelenggarakanperkawinan mereka. Mengapa Ia sampai mengizinkan kesusahan itu berakhir dengankehancuran perkawinan dan keluarga? Kepastian pertolongan itu terungkap jelangpertengahan tahun ke-5 perkawinan mereka. Istri terbukti hamil, setelah tanpasengaja melakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter. Berita dan suasana bahagia segeramengisi seluruh rumah tangga mereka. Suami bersujud di hadapan istri, merekabermaafan, berpelukan, menangis haru tanda gembira. Sembilan bulan kehamilanberlalu dan kelahiran secara normal bayi laki-laki yang diberi nama Salvatore(penyelamat) itu, sungguh menjadi cahaya untuk menghalau kegelapan yang sempatbeberapa lama menutup kehidupan suami-istri dan keluarga yang sedang merekabangun. Bayi itu diberi nama Salvatoredemi menegaskan peran Tuhan Yesus sebagai penyelamat manusia dan terang bagidunia. Santo Yohanes mengatakan dalam Injilnya bahwa Yesus adalah Sang Terang,dan kita pengikut-Nya diundang untuk selalu tinggal di dalam terang itu. Iamemberikan terang-Nya kepada kita melalui semua berkat karunia yang dicurahkankepada kita. Pada hari ini Injil Matius mengajarkan dan meminta supaya kitapara pengikut Kristus menjadi terang dunia. Jangan biarkan terang yang sudahdiberikan Tuhan itu tidak terpakai atau tidak dibagikan ke sesama. Surat kedua Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus dalam bacaan pertama menekankan tentang komitmen kita untukhidup dalam terang ilahi, yaitu kita hendaknya selalu menjawab “ya” ataspanggilan Tuhan kepada kita masing-masing sebagai pengikut Kristus dan anggotaGereja. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa…Ya Yesus yang baik,jadikanlah kami cahaya-Mu bagi dunia di sekitar kami yang sangat membutuhkanpertolongan. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Julia Ayuningtyas dan Johanes Bambang dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kejadian 3: 9-15.20; Mazmur tg 87: 1-2.3.5.6-7; Yohanes 19: 25-34KARUNIA SEORANG IBU Tema renungan kita pada hari ini ialah: KaruniaSeorang Ibu. Secara prinsip kita percaya akan Tuhan yang satu, namun dalammewujudkan kehendak-Nya dan mengungkapkan diri-Nya, Ia menghadirkan suatukehidupan bersama dengan pihak lain. Salah satu ungkapan kehendak ilahi yanghakiki ialah kehidupan berpasangan antara laki-laki dan perempuan. Di dalam kuasa ilahi yang mengungkapkan kehidupanberpasangan itu, kita kemudian mengenal adanya ibu atau mama sebagai karuniabagi kehidupan kita. Seorang ibu berdiri dan berada di atas dua fondasi yangkokoh, yaitu sebagai wanita dan pribadi yang mengikatkan diri di dalamperkawinan. Kodrat manusia sebagai wanita dan yang kawin dengan laki-lakiadalah aspek alamiah yang mendasari suatu bangunan mulia dan bermartabatsebagai ibu. Tuhan menciptakan yang kodrati itu, dan Iamenilainya sebagai ciptaan yang baik, karena mengikuti gambar dan rupa-Nyasendiri, seperti yang dikatakan oleh kitab Kejadian. Tetapi ciptaan tidakberhenti di situ. Kemuliaan-Nya terungkapkan dengan lebih sempurna ketikaciptaan tersebut menjadi ibu, yang tujuannya ialah supaya ibu ikut menyaksikankemuliaan Tuhan di dunia. Keibuan yang menampilkan kuasa dan kasih Tuhan samaartinya dengan yang diungkapkan oleh kebapaan. Dengan kata lain, seorang ibusecara mendasar adalah wajah dan tindakan Tuhan Allah di dalam dunia, bagisiapa saja yang mengambil bagian di dalam hidup dan karya sang ibu. Kita berbahagia di hari peringatan Bunda Mariasebagai Bunda Gereja ini, yang merupakan perayaan untuk menghormati danmemuliakan peran ke-Ibuan untuk seluruh Gereja. Pada prinsipnya Gereja disebutibu dengan alasan paling kentara, ialah karena Bunda Maria dipercayakan olehPutra-nya sendiri, Yesus Kristus yang adalah kepala Gereja, sebagai bundaGereja. Yesus nyatakan itu secara langsung dan pribadi ketika Ia bergantung diatas salib dan sesaat lagi akan wafat. Ia berkata kepada seorang murid yangdikasihi-Nya: “Inilah ibu-mu”! Gereja sebagai ibu memiliki tanggung jawab mahapenting untuk melindungi dan mengarahkan setiap anggotanya ke jalankeselamatan. Maria tentu bekerja sama dengan Yesus Kristus, sang Kepala Gereja,untuk membuat Gereja dan seluruh anggotanya hidup dalam iman, kasih danpengharapan yang kuat. Sebagai ibu, Maria menjiwai seluruh Gereja sepanjangjalan tersebut. Meskipun ancaman setan dan musuh-musuh tak pernah berhentiuntuk mencelakakan dan menghancurkan Gereja, ibu Gereja memiliki kekutaan untukbertahan dan melawannya. Perlawanan itu tidak pernah berhenti selama dunia inimasih berputar, seperti yang diwartakan oleh bacaan pertama hari ini. Marilahkita berdoa. Dalam nama ... Ya Allah maha kuasa, semoga Bunda Maria selalubersama dengan kami di dalam segala kesulitan kami, khususnya dalam saat-saatkesulitan dan acaman musuh yang mematikan. Salam Maria penuh rahmat ... Dalamnama Bapa ...
Season 32 : Campervan Life
Alfred is an Indonesian migrant, and Clinton is an Aboriginal man from Western Australia. Their friendship changed the way Alfred understood his identity as a migrant Australian. - Alfred adalah seorang migran asal Indonesia, sementara Clinton adalah seorang pria Aborigin dari Australia Barat. Persahabatan mereka mengubah cara Alfred memahami identitasnya sebagai seorang migran Australia.
Gak mau lagi muluk-muluk!!!
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Largus Tamur dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Sirakh 35: 1-12; Mazmur tg 50: 5-6.7-8.14.23; Markus 10: 28-31TUHAN MENERIMA PENGOSONGAN DIRI KITA Renungan kita pada hari ini bertema: Tuhan MenerimaPengosongan Diri Kita. Lonceng PraPaskah telah mulai berbunyi, pertanda masaPraPaskah akan segera datang. Besok kita akan memulainya dengan hari Rabu Abu.Perayaan ini tidak seperti pesta-pesta lain yang menggerakkan orang-orang untukmenyiapkannya dengan segala kepentingan pesta. Orang yang berpesta tentu akan memenuhisegala perlengkapan, dekorasi, makanan, acara, dan tamu-tamu. Lain dengan perayaan yang akan kita rayakan besok. Intinyahari Rabu Abu itu adalah sebuah perayaan dalam kekosongan. Ada satu keluarga yangsedang menyiapkan diri untuk memasuki masa PraPaskah. Anak-anak meminta orangtuannya untuk belanja aksesori seperti pada waktu menjelang Natal. Namun orangtuanya menyadarkan mereka bahwa PraPaskah itu berbeda. Belanja rumah tangga,khususnya makanan disederhanakan, dan ketika anak-anak bertanya tentang itu,mereka mendapat penjelasan bahwa PraPaskah itu berbeda dari masa-masa yanglain. Anak-anak diberitahu bahwa sebelum pergi ke sekolah,mereka bersama orang tuannya menghadiri misa pagi di gereja. Umat akanditerimakan abu pada kepala mereka. Ini hanya terjadi satu kali dalam satutahun, di mana anak-anak diikut- sertakan dalam Misa pagi. Meskipun tidakgampang meyakinkan mereka, tetapi akhirnya mereka mengerti dan ingin ikut sertadalam Misa pagi Rabu Abu. Dari semua persiapan di rumah, persiapan batin danpikiran, diarahkan untuk hari Rabu Abu, khususnya bahwa anak-anak dapatdiajarkan tentang pengorbanan diri. Itu adalah cara bagaimana keluarga tersebutmenghayati imannya. Dengan kata lain, keluarga tersebut dan semua umat yanglain akan mempersembahkan pengosongan diri mereka. Inti pengosongan diri ialahbahwa kita sadar akan dosa-dosa, menyesalinya, dan berniat untuk membaharuidiri kita. Menurut kitab Putra Sirakh, kita datang kepada Tuhan tidak bolehdalam keadaan kosong, tetapi harus membawa sesuatu yang bermakna bagi diri kitamasing-masing, dan yang berkenan kepada Tuhan. Ajaran Yesus Kristus dan aturanGereja meminta supaya kita melepaskan segala sesuatu dari kekayaan dunia ini,supaya kita tidak terikat dengannya, sambil kita datang kepada Tuhan. Jadi kita memang mengosongkan diri kita dengan melepaskansemua barang dan hal duniawi, tetapi kita sebenarnya membawa kepada Yesus apayang kita pertahankan, yaitu iman, kasih dan pengharapan kita. Kita perluberkomitmen untuk bersama dengan Tuhan sepanjang hidup ini, cinta kasih yangkita bagikan kepada sesama, dan pengharapan keselamatan bagi kita di akhirat,semua ini adalah bingkisan persembahan kepada Tuhan. Singkatnya, secara materikita adalah kosong atau hampa, tetapi kita penuh dengan komitment persekutuandengan Tuhan. Itu adalah persembahan utama kita.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan, terimalahsetiap persembahan syukur dan permohonan kami setiap hari. Salam Maria penuhrahmat ... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Yudith Embulaba dan Laurens Embulaba dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Sirakh 17: 24-29; Mazmur tg 32: 1-2.5.6.7; Markus 10: 17-27LONCENG PRAPASKAH Tema renungan kita pada hari ini ialah: Lonceng PraPaskah.Dengan telah melewati hari Minggu biasa yang ke-8 kemarin, dalam minggu iniyaitu hari Rabu, Gereja kita merayakan hari Rabu Abu. Dari sini, mulailah kitamemasuki masa Prapsakah. Di dalam tahun liturgi, kita mengakhiri masa biasayang berjalan selama 8 minggu dari masa Natal, dan kita akan memberikan fokusperjalanan iman kita kepada misteri-misteri Paskah Yesus Kristus. Masa Pra-Paskah membawa kita untuk sampai kepada peristiwainti yaitu Pekan Suci. Kita menjadikan masa Pra Paskah sebagai saat-saatpersiapan, yang ditandai dengan bentuk-bentuk disiplin Kristiani berupa puasa dan pantang, sertatindakan-tindakan pertobatan. Berkaitan dengan disiplin dan tindakan ini, padahari Rabu Abu, bagian dari liturgi ini ialah penerimaaan abu bagi setiappengikut Kristus. Pelayan yang menandakan abu pada kepala kita menyerukankata-kata ini: Bertobatlah dan percayalah kepada Injil. Seruan pertobatan secara prinsipil datang dari YesusKristus. Ia mengungkapkan perintah Allah yang sudah disampaikan sejak dahulu dizaman para nabi, yaitu manusia harus bertobat dari dosa-dosanya supaya menjadiselamat. Pada hari ini firman Tuhan yang diwartakan sesuai dengan tata liturgiGereja mengungkapkan seruan tersebut. Jika dianalogikan dengan lonceng gereja,kapel, atau biara yang berguna untuk menyampaikan perhatian kita atas sebuahkegiatan yang akan segera berlangsung, firman Tuhan pada hari ini dapat kitapandang sebagai sebuah saat lonceng PraPaskah berbunyi. Kitab Putera Sirakh memusatkan perhatian kita kepadaseruan dan perintah yang berbunyi: Bertobatlah kepada Tuhan dan hentikanlahdosa-dosamu. Lonceng itu berbunyi dengan isinya berupa perintah tersebut, makasetiap dari kita diingatkan bahwa Rabu Abu sudah di depan mata dan masa PraPaskah akan segera kita lalui. Seorang pencuri yang sudah dikenal umum dilingkungannya, juga mendengar bunyi lonceng ini. Apakah yang menjadi reaksinyayang sesungguhnya? Ia mendengar itu, bisa sebagai orang yang mau bertobat, atauorang yang merasa berat untuk bertobat karena mencuri adalah kesukaannya. Biasanya, manusia tidak begitu mudah dan cepatberubah. Kalau si pencuri itu meskipunimannya mendorong dan harapannya besar untuk berubah, ia membutuhkan sebuahproses transisi yang sulit. Kebiasaan dan kesukaan yang besar harus dihentikan,pasti membutuhkan penyangkalan diri yang sangat berat. Hal itu sama dengansulitnya seorang yang diminta Yesus untuk menjual segala harta miliknya,kemudian mengikuti Yesus Kristus dengan tidak membawa apa-apa untuk kelangsunganhidupnya. Intinya, kita memang dituntut untuk mengubah diri kita sebagaipendosa, meski hal itu berat untuk dilakukan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, ampunilahdosa-dosa kami dan bebaskanlah kami dari segala kejahatan dalam hidup ini yangancaman bagi keselamatan kami. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam namaBapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Rini, Hendry, Tirto dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Sirakh 27: 4-7; Mazmur tg 92: 2-3.13-14.15-16; 1 Korintus 15: 54-58; Lukas 6: 39-45KARUNIA UNTUK BERBICARA Tema renungan kita pada hari Minggu Biasa ke-8 ini ialah:Karunia Untuk Berbicara. Kemampuan berbicara adalah hekekatnya Tuhan Allah.Tindakan-Nya dalam menciptakan adalah melalui berbicara. Kemudian dalamberkomunikasi dengan manusia, Tuhan Allah berbicara. Singkatnya, Iamengungkapkan diri-Nya kepada manusia melalui firman-Nya dan supaya didengardan dipahami, Ia berbicara. Dalam gambar dan rupa Allah, kita diberikan kemampuanuntuk berbicara. Ini adalah salah satu karunia dasar yang mencirikan manusiayang pada prinsipnya berbeda dari makluk hidup lainnya. Manusia berbicaradengan menggunakan bahasa yang ia tahu dan pakai dalam hidup sosialnya. Pada hari ini bacaan-bacaan suci mengajak kita untukmerenungkan tentang kemampuan kita berbicara yang dikehendaki Tuhan. Tuhan mausupaya kita berbicara seperti diri-Nya dalam menciptakan, mengasihi,menyampaikan kebenaran, dan mengucapkan syukur. Ini adalah perbuatan-perbuatanberbicara yang dapat kita kategorikan dalam suasana damai dan tenang. Selain itu, di dalam suasana krisis, konflik, dan sakit,kemampuan kita berbicara juga harus sama dengan yang Tuhan perbuat. Ia adalahpengasih, pengampun, penyembuh, dan penyelamat. Kita hendaknya mengungkapkanmaaf, mengakui kesalahan, menghibur yang menderita, mengajak dialog, mengoreksidengan baik, memberikan solusi, dan berdiam atau hening. Tidak berbicara namundiungkapkan dalam gerak dan simbol, juga sangatlah penting. Karena begitu pentingnya kita berbicara, yaitumenyampaikan kehendak dan perintah Tuhan baik dalam suasana damai maupunkrisis, kita perlu memperhatikan batasan-batasannya yang disampaikanbacaan-bacaan pada hari ini. Kitab Putera Sirakh mengingatkan kita untukmenghindari dosa yang keluar dari mulut pada waktu berbicara, karena hal itulangsung dari hati dan pikiran. Sebaiknya sebelum berbicara, mantapkanlah duluisi hati dan pikiran. Sebab jika faktor itu diabaikan, akibatnya selalu buruk.Menyesal kemudian tidak berguna. Komunikasi kita dengan sesama berawal dari hati danpikiran. Komunikasi itu adalah buah-buah yang mengungkapkan siapa sebenarnyadiri kita. Ini adalah pesan Injil Lukas kepada kita, yang intinya ialah supayakita tidak menjadi munafik: antara hati/pikiran dan perkataan tidak sejalan.Yang berbahaya ialah pembicaraan manis dan menarik, tetapi pikiran dan hatisedang marah. Pada waktunya nanti, perang akan meledak. Maka firman Tuhanmelalui santo Paulus ingin menyadarkan kita untuk tidak diperbudak oleh budayakematian ini. Kita harus teguh dalam pekerjaan Tuhan untuk mewartakan yangbenar dan baik. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus, bantulahkami untuk selalu berbicara tentang suka cita Injil, yaitu kebenaran dankebaikan. Semoga kami selalu berbicara di dalam nama-Mu yang kudus. Kemuliaankepada Bapa ... Dalam nama Bapa...
Syalom Keluarga Damai! Sapaan Damai Sejahtera atau disingkat SAMAS merupakan sebuah renungan singkat yang tayang setiap hari Senin-Sabtu. SAMAS tidak hanya dibawakan oleh pendeta/hamba Tuhan, tetapi juga akan dibawakan oleh siapapun yang ingin berbagi sapaan Tuhan kepada dirinya. Semoga kita dapat menemukan damai sejahtera yang datangnya dari sapaan Tuhan kepada setiap kita melalui SAMAS ini. Tuhan Yesus memberkati!
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Aureli Endo dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Sirakh 17: 1-15; Mazmur tg 103: 13-14.15-16.17-18a; Markus 10: 13-16DOA DAN DUKUNGN BAGI GENERASI MUDA Renungan kita pada hari ini bertema: Doa Dan Dukungan BagiGenerasi Muda. Di sini kita menyebut generasi muda dengan maksud untuk mencakupsemua kelompok muda, yaitu dari kanak-kanak, anak-anak, remaja, dan orang muda.Di mana-mana, generasi ini dipandang sebagai elemen masyarakat dan Gereja yangselain dibanggakan tetapi juga diremehkan. Contoh sederhana, anak yang lahir sangat dibanggakan orangtuanya sebagai karunia dari Tuhan. Namun demi kerja dan nafkah, anak seringditinggalkan. OMK sering dipuji atas semangat dalam keterlibatannya, namunsering juga suara mereka tidak didengar, dan kurang dukungan finansial olehGereja untuk kegiatan mereka. Bagaimanapun, segmen generasi muda tidak bisa disepelekanbegitu saja. Energi mereka sangatlah kuat. Bahkan jika hal ini dipandang darikaca mata politik, segmen mereka sangat diperlukan untuk mendukung elektoralpemilu baik parlemen maupun presidensial dan kepala daerah. Tuhan Yesus memintaperhatian kita akan energi generasi muda, atau lebih khusus lagi anak-anak danorang muda dihargai dan dijadikan pendukung kehidupan pada umumnya. Yesus menerima dan memberkati mereka. Yesus jugamenjadikan mereka model bagi pencapaian dan pemilikan kerajaan Allah. Tuhanmenyamakan kerajaan Allah dengan anak-anak kecil. Mengapa? Mereka pada umumnya yang diremehkan, dipandangkecil, dan yang tidak akses banyak kesempatan. Tetapi Tuhan memilih untukmenjadi kecil, menjadi terendah, bahkan yang teraniaya. Dia sendiri menyamakandiri-Nya dengan anak-anak kecil. Ia selalu berkata bahwa yang terkecil adalahyang terbesar. Ini adalah bagian dari cara penyangkalan diri yangditeladankan oleh Yesus Kristus. Kita semua yang mengikuti Dia, dituntut untukmenghayati bentuk-bentuk penyangkalan diri, supaya kita menjadi selamat danmendapatkan tempat di dalam kerajaan Allah. Sebagai suatu bentuk tindakankonkret, kita mesti selalu memberikan tempat yang spesial kepada generasi muda.Tempat yang spesial itu ialah bahwa mereka selalu menjadi prioritas untukdidoakan dan didukung. Tuhan menyamakandirinya dengan mereka, maksudnya untuk menarik perhatian kita kepada mereka. Generasi muda yang rapuh, labil, sakit dan miskin menarikperhatian kita. Demikian juga generasi muda yang berbakat, sehat, semangatbelajar, dan berprestasi, tentu tidak luput dari perhatian kita. Mereka tentusaja harus didukung dan didoakan, supaya energi mereka yang amat kuat ituakhirnya bermanfaat untuk kemajuan hidup bersama yang lebih baik, daripadasebagai potensi yang dimanfaatkan untuk merugikan diri mereka sendiri dan oranglain.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Allah, semogagenerasi muda dalam setiap tingkat kehidupan selalu mengikuti jalan YesusKristus, sang Guru. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Yuliana Sukha dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Sirakh 6: 5-17; Mazmur tg 119: 12.16.18.27.34.35; Markus 10: 1-12UKURAN KESETIAAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Ukuran Kesetiaan. Adasepasang suami-istri terlihat saling mengasihi dan sering bermesrahan, namunnampaknya banyak orang tidak tahu kalau mereka memiliki persoalan pribadi yangcukup mengganggu. Di depan anak-anak mereka terlihat kompak, namun merekasembunyikan kelemahan masing-masingnya. Di tengah orang-orang sekitar, merekaterlihat serasi, namun ada konflik di antara pasangan itu yang tidak ingindiperlihatkan. Inti persoalan di antara dua pribadi pasangan itu ialahkesalah-pahamannya tentang mengungkapkan rasa memiliki di antara mereka. Istrimempersoalkan bahwa suami hanya berkata dan berjanji tentang kesetiaan, tetapidi dalam prakteknya kosong. Misalnya, sering istri dijanji untuk ditemanibelanja atau pergi rekreasi bersama anak-anak, namun suami tak pernah satu kalipun menepatinya. Beberapa tahun terakhir, ia tidak ditemani suami pada waktu iamerayakan ulang tahunnya. Suami sangat sibuk dengan pekerjaan dinas. Alasan yang diberikan oleh suami ialah bahwa ia selalumengungkapkan perhatian dan kesetiaannya melalui pemenuhan segala kebutuanmateri bagi istri, anak-anak dan keluarga secara keseluruhan. Hal ini jelasmenggambarkan bahwa pandangan dan pemahaman tentang kesetiaan keduanya sangatberbeda. Istri ingin supaya ukuran kesetiaan dari suami adalah nyata dalambentuk kehadiran dan kebersamaannya. Sementara suami beranggapan bahwakesetiaan itu diwujudkan melalui pemenuhan segala kebutuhan materi untuk rumahtangga. Yang penting makan, minum, pakai, belanja, dan bekerja terjamin. Ukuran kesetiaan itu seperti apa sebenarnya? Padaprinsipnya, kesetiaan sering dirasakan kegunaannya ketika ia diukur secarakualitatif. Misalnya pemakaian kata sifat baik sekali, sangat baik, cukup baik,lumayan menggembirakan; atau kurang dan tidak baik. Kepuasan akan pengalamantentang kesetiaan mudah untuk kita terima seperti dalam ungkapan: “kesetiaannyabaik sekali”, atau “kesetiaannya sangat tidak menyenangkan”. Singkatnya, denganpernyataan kualitatif kesetiaan ini, kita dibantu untuk menilai bahwa kesetiaanseseorang pada saat tertentu baik atau tidak baik. Selain dari itu, kita juga dapat memandang dan menilaikesetiaan secara kuantitatif, yaitu sebuah ukuran untuk mengungkapkan bahwakesetiaan itu berdurasi sesaat, beberapa waktu, atau selamanya. Tuhanmenciptakan ikatan cinta antara laki-laki dan perempuan, lalu menetapkan bahwaperkawinan mereka didukung oleh kesetiaan dengan ukuran kuantitatif, yaituuntuk selamanya. Dengan ukuran kuantitatif ini, kesetiaan yang baik atau tidakbaik akan sangat berpengaruh membentuk kesetiaan seseorang itu bertahan atau tidakbertahan. Bacaan-bacaan suci kita hari ini sungguh mengajarkan kita tentangkesetiaan yang bertahan sampai selamanya.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan dan Allahkami, perkuatkanlah kesetiaan kami, terutama kesetiaan kepada-Mu dan kepadasesama kami. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Ratna dan Raymond dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Sirakh 5: 1-8; Mazmur tg 1: 1-2.3.4.6; Markus 9: 41-50JANGAN MENUNDA PERTOBATAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Jangan MenundaPertobatan. Seorang siswa mulai belajar mengisap rokok sejak memasuki SMP.Pertama-tama ia belajar dari bapaknya di rumah yang sangat gemar merokok. Disekolah pun ia mengikuti kebiasaan para guru yang merokok. Di antara temansebaya, mereka berbagi rasa suka-ria dan bangga untuk merokok. Ibunya menasihatkan supaya ia berhenti merokok. Iaberjanji bahwa setelah selesai ujian kenaikan kelas, ia berhenti. Tetapi iatidak menepati janjinya, bahkan ia semakin suka merokok. Ia berkata kepadaibunya untuk berhenti nanti setelah kelas dua. Ternyata janjinya itu tidakdibuktikan setelah di kelas dua, dan seterusnya di kelas tiga, hingga ia tamat SMP.Di SMA, kesukaannya merokok tidak terbendung lagi. Ia merokok dengansebebas-bebasnya. Banyak orang menegur, menasihatkan dan mengusulkancara-cara agar ia menghentikan kebiasaan merokok. Tetapi ia selalu berkatabahwa nanti ia akan berhenti merokok. Ia menunda sekali, berikutnya menunda,dan berikut lagi menunda. Sampai ia selesai kuliah dan mulai bekerja, ia sudahmenjadi seorang pencandu. Ia selalu merokok dan satu-satunya saat ia tidakmerokok ialah ketika sedang tidur. Pada akhirnya konsekwensi itu datang. Iamulai mengeluh sakit kepala. Ketika didiagnosa oleh dokter, kabar buruk bagai menamparkeras wajahnya ialah, bahwa ia diserang kanker paru-paru. Dokter mendapatkan semua cerita hidupnya dan kesimpulanyang dikatakan ialah, bahwa laki-laki itu selalu menganggap remeh semua nasihatdan peringatan untuk berhenti merokok. Sebagai akibatnya, ia selalumenunda-nunda janjinya untuk berhenti merokok. Akhirnya, penundaan panjang itumengirim dia ke situasi pahit dengan vonis dokter bahwa kanker paru-paru yangmenyerangnya akan segera menentukan nasib hidup dan matinya. Nasihat dan peringatan untuk tidak menunda-nundapertobatan bukan hanya untuk si lelaki tadi. Jauh sebelum datangnya Yesus kedalam dunia, kitab Putera Sirakh sudah memberikan peringatan kepada setiapmanusia untuk tidak menunda-nunda pertobatan. Setiap dari kita pasti tidakmemiliki kekuasaan sempurna untuk melawan dan menghalau dosa. Besar atau kecil,sedikit atau banyak, kita pernah jatuh dalam dosa. Namun demikian, Tuhan sudahmenyediakan jalan pertobatan sebagai cara untuk mendapatkan kebebasan dan keselamatan.Jadi pertobatan itu mutlak untuk dilakukan saat ini dan di tempat ini, agarkita dapat selamat dan bahagia. Penyesalan kemudian sangat tidak berguna.Pertobatan menjadikan kita selamat meski kondisi kita sudah terlanjur lukakarena dosa, daripada kondisi dengan lengkap tetapi ternyata kita tidakselamat.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus,perkuatkanlah iman kami akan semangat pertobatan demi keselamatan kami.Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
Syalom Keluarga Damai! Sapaan Damai Sejahtera atau disingkat SAMAS merupakan sebuah renungan singkat yang tayang setiap hari Senin-Sabtu. SAMAS tidak hanya dibawakan oleh pendeta/hamba Tuhan, tetapi juga akan dibawakan oleh siapapun yang ingin berbagi sapaan Tuhan kepada dirinya. Semoga kita dapat menemukan damai sejahtera yang datangnya dari sapaan Tuhan kepada setiap kita melalui SAMAS ini. Tuhan Yesus memberkati!
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Adrianus A. Guntur dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Sirakh 4: 11-19; Mazmur tg 119: 165.168.171.172.174.175; Markus 9: 38-40MELAWAN IRI HATI DAN CEMBURU Renungan kita pada hari ini bertema: Melawan Iri Hati danCemburu. Orang sering menaruh dua kelemahan manusiawi ini sebagai sifat-sifatyang mirip bahkan sama. Namun sebenarnya keduanya jelas berbeda. Seorang yang iri hati dapat terlihat ketikadirinya sakit hati dan marah karena sesamanya jauh lebih pintar dan punyabanyak relasi, sedangkan dirinya tidak pintar dan selalu mendapat julukan dunguoleh orang-orang di sekitarnya. Jadi iri hati adalah sifat yang timbul karenaada kekurangan pada diri sendiri. Orang yang dikuasai sikap iri hati selalutidak aman, terusik atau terganggu karena kebaikan, keberhasilan ataukeunggulan orang lain. Sedangkan seorang pencemburu mengalami suasana kekacauanhati yang berbeda. Misalnya Leah, seorang gadis remaja yang pintar, sopan danbaik hati. Segala yang positif pada dirinya itu membuat dirinya percaya diri.Kedua orang tuanya begitu sayang dan sangat mendukungnya. Ia mendapatkan segalaperhatian dari orang tuanya. Tetapi pada saat yang sama ia juga merasa kurangnyaman dan kuatir, jangan-jangan perhatian dan kasih sayang orang tuanya ituterbagi-bagi juga kepada sepupunya yang tinggal bersama mereka. Oleh karena ituLeah menjadi cemburu kepada sepupunya itu. Jadi perbedaan antara iri hati dan cemburu ialah ini: kitacemburu terhadap apa yang ada pada orang lain, sedangkan kita iri hati terhadapapa yang ada pada diri kita. Keduanya kalau tidak diatur atau diarahkan denganbaik akan berbuah menjadi marah, benci dan tidak suka. Itu semua adalah dosa.Maka Tuhan Yesus berkata bahwa kita tidak boleh iri hati karena semua kemurahanberasal dari Bapa. Setiap orang dikarunia segala sesuatu cukup untuk ia dapathidup, bertumbuh, berkembang dan selamat. Yang penting kita masing-masing tetapberterima kasih kepada Bapa dan berusaha mewujudkan kehendak Tuhan yang adapada kita. Injil pada hari ini memberikan contoh konkret bagaimanaYesus berhadapan dengan sikap negatif para rasul karena sifat irihati dancemburunya. Mereka melihat orang lain yang bukan bagian dari kelompoknyaberbuat baik dan melayani orang lain. Tuhan membela dan mendukung pihak yanglain itu, jelas membuat mereka cemburu. Mereka menyadari bahwa orang laintersebut ternyata berbuat mirip atau bahkan lebih baik, sehingga sifat irihatinya mucul dengan begitu kuat. Mereka bahkan nekat untuk mencegah pihak laintersebut. Bagaimana untuk melawan iri hati dan cemburu itu, kitabPutera Sirakh mengajarkan kita untuk bersikap bijaksana. Menurutnya, hidupbijaksana akan dicintai oleh Tuhan. Hidup penuh syukur adalah kebijaksanaan.Hidup menurut karunia masing-masing adalah kebijaksanaan. Hidup yang benar itubijaksana.Marilah kita berdoa. Dalam nama ... Ya Tuhan, penuhilah kamidengan rasa bersyukur dan komitmen akan kebenaran-Mu, supaya kami dapat melawansifat iri hati dan cemburu di dalam diri kami. Salam Maria...Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Maria Madonna Lamatokan dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Sirakh 2: 1-11; Mazmur tg 37: 3-4.18-19.27-28.39-40; Markus 9: 30-37COBAAN SEPANJANG JALAN KEPADA TUHAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Cobaan SepanjangJalan Kepada Tuhan. Banyak sekali kata-kata dan nasihat bijak yang meneguhkaniman agar kita betah, senang dan ingin tinggal di dalam Tuhan. Ada banyak doadan lagu yang mengungkapkan betapa pentingnya hal ini. Misalnya lagu “BetapaIndah Rumah-Mu Tuhan” atau doa keluarga yang rutin mengucapkan rumusan ini: “Kamiselalu ingin tinggal bersama-Mu ya, Tuhan.” Hal tentang tinggal dan hidup di dalam Tuhan adalah tujuaniman kita. Kita semua memiliki niat yang mulia ini. Panggilan Tuhan bagi setiappribadi hendak membawanya sampai kepada tujuan ini. Setiap jenis panggilanadalah baik, mulia, dan mengungkapkan kehendak Tuhan bagi yang bersangkutan.Harga diri dan kekhasan seseorang sangat bergantung pada panggilan yangdimilikinya. Hal yang sangat penting untuk kita renungkan ialahperjalanan untuk sampai kepada tujuan. Yang penting di sini ialah bagaimanaperjalanan yang dilalui oleh masing-masing dari kita. Ini adalah proses, dankita semua yang menjalani proses itu menyadari kemurahan dan kasih Tuhan yangmenyertai kita. Tuhan senantiasa setia dengan janji-Nya untuk melindungi kita.Ia juga tidak sampai hati membiarkan kita tersesat bahkan hilang dari genggamankasih-Nya. Atas dasar pemahaman ini, kita dapat mengerti bagaimanakitab Putera Sirakh menyinggung tentang tantangan dan halangan yang menyertaiperjalanan iman kita, dan yang tentunya tidak bisa kita hindari. Semua jenistantangan dan halangan merupakan bagian yang menyatu dengan keadaan konkretdiri kita sendiri. Kelemahan diri, pengaruh dari lingkungan atau dunia sekitar,dan kuasa Setan tetap membayangi dan siap untuk mengganggu kita. Penulis kitab menyadarkan kita untuk selalu bersiapterhadap semua kesulitan tersebut. Ia mengatakan bahwa setiap orang yangmengabdi Tuhan dan sedang menuju kepada persekutuan dengan-Nya, harusmenghadapi kesulitan. Analoginya ialah emas yang hendak dibuktikan keasliannya,memang harus mengalami pembakaran. Jadi cobaan, tantangan, dan kesulitanmerupakan kesempatan bagi kita untuk diuji sehingga kita menjadi murni bagiTuhan. Simbolisasi yang Yesus pakai untuk mengungkapkan kesetiaankita dalam berhadapan dengan segala cobaan, tantangan dan kesulitan ialahbagaimana kita dapat menjadi seperti anak kecil. Hal ini adalah satu bentukpenyangkalan diri. Semua kesulitan dan cobaan nampaknya memang membuat kitamenjadi kecil dan tidak berdaya, tetapi Tuhan sebenarnya sudah menyediakantempat istimewa bagi siapa saja yang mampu menjalankan cara pengosongan diriseperti Tuhan Yesus sendiri.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, kuatkanlahdan mampukanlah kami bila kami menjadi lemah. Bapa kami yang ada di surga ...Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Yuliana Manjung dan Johanes Bambang dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Sirakh 1: 1-10; Mazmur tg 93: 1ab.1ac-2.5; Markus 9: 14-29PENGUSIRAN ROH JAHAT Tema renungan kita pada hari ini ialah: Pengusiran RohJahat. Ada seorang datang dari kampung atau stasi untuk menemui Pastor Paroki.Jarak stasi ke pastoran sekitar 20 kilometer. Orang itu berjalan kaki selamatiga jam lamanya. Ia akhirnya dapat bertemu Pastor Paroki dan berkesempatanberbicara untuk menyampaikan beberapa hal tentang kehidupan rohani dirinyasendiri dan keluarganya. Di dalam pembicaraan itu, ia mendapatkan pencerahan bahwasarana yang dipakai oleh orang Kristen untuk mengusir setan ialah doa. Ketikaia bertanya tentang doa apa yang harus dipakai untuk mengusir setan, jawabanyang ia peroleh ialah Doa Tuhan Yesus. Kitab suci menerangkan bahwa “Bapa kami”merupakan doa Yesus sendiri yang Ia telah ajarkan kepada kita. Selain itu, kitab suci juga menggambarkan bahwa doa TuhanYesus terlihat dari sikap berdoa-Nya, yaitu memandang ke atas, menyebut nama “Bapa”,mengucap berkat, mengucap syukur dan mendoakan orang-orang yang kepada-Nya Bapadi surga percayakan untuk dilayani. Di dalam bacaan Injil pada hari ini,tindakan Yesus untuk mengusir setan ialah dengan menegur, memberi perintah danmengusir roh jahat. Tindakan seperti ini juga menjadi sebuah doa yang terungkapdalam suatu sikap yang tegas, menuntut dan melawan dengan keras. Jadi doa pengusir roh jahat sesungguhnya ialah doa dantindakan Yesus sendiri. Bisa jadi para rasul yang tidak mampu mengusir rohjahat yang menyebabkan seorang itu buta dan tuli, tidak memakai doa dan sikapYesus yang tegas kepada roh jahat. Mereka mungkin mengalah atau menyerah karenatampaknya perbuatan roh jahat jauh lebih hebat dan menakutkan. Atau bisa sajamereka memilih memakai kekuatan mereka sendiri yang pada akhirnya mereka tidakmampu mengusir roh jahat itu. Asumsi tentang ketidakmampuan para rasul itu bisa jadimenggambarkan keadaan kita pada umumnya ketika terjadi kerasukan roh jahat diantara kita, misalnya pada seorang saudara atau saudari kita. Banyak kejadiankerasukan menunjukkan bahwa anggota keluarga dan teman-teman yang berada disekitar orang kerasukan kesulitan bahkan tidak mampu meladeni perilaku setan.Mereka kemudian meminta Pastor untuk melakukan pengusiran setan. Memang benar, seorang Pastor mempunyai otoritas untukmengusir setan. Namun jika pada kesempatan seorang Pastor tidak dapat hadir danmembuat pengusiran setan atau roh jahat, seorang atau beberapa orang Kristendapat melakukannya. Syarat utamanya ialah mereka harus berdoa dan bertindakdalam nama Tuhan Yesus Kristus. Mereka diharuskan memakai tindakan-tindakantegas seperti yang dilakukan oleh Yesus Kristus terhadap roh jahat.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan Yesus,mampukanlah kami dengan kuasa-Mu agar kami dapat mengusir roh-roh jahat yangmengancam hidup kami. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Hendry, Rini, Tirto dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 1 Samuel 26: 2.7-9.12-13.22-23; Mazmur tg 103: 1-2.3-4.8.10.12-13; 1 Korintus 15: 45-49; Lukas 6: 27-38CINTA GANTI BENCI Tema renungan kita pada hari Minggu Biasa ke-7 ini ialah: Cinta GantiBenci. Kita sudah biasa tahu atau sering diberitahu, berdasarkan kitab suci, tentanghukum “mata ganti mata”. Hukum ini mirip dengan karma atau yang juga dinamakantabur tuai. Hukum rimba juga bisa dikategorikan dalam pemahaman ini, karena disini sangat mengandalkan yang kuat mengalahkan yang lemah. Jadi upaya mainkuasa, kekuatan, nafsu jahat dan mematikan pihak lain, menghadirkan wajahkebencian sebagai representasi sifat manusia yang destruktif. Sikap benci terungkap dalam suatu tendesi umum yaitu menghancurkan,melumpuhkan dan meniadakan pihak lawan atau musuh. Pihak-pihak yang bermusuhantidak mungkin menyimpan rasa cinta, hormat, dan dukungan terhadap lawannya.Yang ada ialah kumpulan benci, marah, dan penghinaan kepada lawannya. Tujuanperjuangannya ialah menghabiskan musuh tersebut, karena dianggap sebagaipenghalang dan kompetitor bagi pencapaian tujuan dan keinginannya. Makamenghancurkan lawan adalah tugas yang dipentingkan. Naluri tidak suka dan tidak senang kepada pihak lain adalah bagian darikodrat manusia. Apa yang kodrati ini jika tidak dikelola dan ditaruh di dalamkeutamaan penguasaan diri, ia akan berkembang menjadi sebuah sifat benci.Setiap orang, hal atau suasana yang berbeda dan berlawanan dengan diriseseorang yang bersifat demikian, pasti dianggap sebagai musuh yang harusdimatikan dan dikalahkan. Kitab suci memberikan kita banyak contoh tentangkebencian terhadap pihak lain, dan upaya membinasakan mereka. Salah satunya ialah kisah tentang raja Saul yang membenci Daud dan inginsekali menghabiskannya. Kisah seperti ini dapat kita temukan sepanjang waktukehidupan ini, termasuk saat ini di tengah kehidupan kita. Santo Paulusmenasihatkan kita, supaya kedagingan kita harus dikuasai kerohanian. Janganselalu membiarkan nafsu kedagingan dan jasmani itu teramat kuat berkuasa, yangberakibat pada perlakukan terhadap sesama atau saudara hanya sebagai objek danmusuh. Jika Roh Kudus yang menguasai diri kita maka sesama dan saudara akandihargai dengan sesungguhnya. Penghargaan harus berpatokan pada rumusan cinta menggantikan benci. Jikarumusannya ialah benci menggantikan cinta atau benci berbalas benci, tujuankita untuk sampai kepada Tuhan segala cinta tidak akan tercapai. Kita tidakmungkin menjadi sempurna seperti Bapa yang sempurna adanya. Kita tentu hanyamenemukan kehancuran dan kebinasahan. Maka Tuhan Yesus melalui Injil pada hariini mengajarkan kita satu sisi kekuatan dari cinta-Nya, yaitu mengasihi danmendoakan para musuh atau orang-orang yang melawan kita. Kitab pertama Samueljuga memberikan kita contoh bagaimana Daud berbaik hati kepada Saul. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Allah, penuhilah kami dengan cinta-Musupaya kami mampu mengampuni seperti diri-Mu. Kemuliaan... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Wati Ontong dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 1 Petrus 5: 1-4; Mazmur tg 23: 1-3a.3b-4.5.6; Matius 16: 13-19SATU UNTUK SEMUA, SEMUA UNTUK SATU Renungan kita pada hari ini bertema: Satu Untuk Semua,Semua Untuk Satu. Pada suatu hari Minggu tengah hari yang cerah, cuaca dilapangan Santo Petrus di Vatikan bertemperatur sekitar 26 derajat. Bagikebanyakan orang cuaca itu tergolong panas. Semua orang berkeringat. Namunmereka tetap semangat memadati lapangan itu untuk berdoa Angelus bersama PausFransiskus dan mendengarkan pengajarannya yang hanya berdurasi 5-10 menit. Begitu tampak Bapa Suci jauh di atas jendela balkonapartemen Vatikan, dan yang ditampilkan dalam layar elektronik di sisilapangan, semua orang bertepuk tangan. Dari keramaian itu terdengar sejumlahteriakan seperti “Viva Paus”, atau “Hidup Fransiskus”. Ada satu teriakan yangcukup unik yang kedengaran cukup keras ialah: “Satu untuk Semua, Semua untukSatu.” Bisa dimaklumi, dalam pemandangan kerumunan besar bersama dengan BapaSuci Fransiskus, orang-orang tentu merasa cocok sekali untuk memakai seruanyang unik tersebut. Dalam pemahaman yang sederhana, kita dapat mengatakanbahwa satu orang pribadi Paus Fransiskus adalah untuk semua anggota GerejaKatolik seluruh dunia. Demikian juga sebaliknya, semua orang di dalam GerejaKatolik menyatukan dirinya di bawah satu kepala, yaitu Paus Fransiskus. Didalam renungan yang lebih mendalam, kita perlu menempatkan keyakinan kitatentang persekutuan dan kebersamaan itu di dalam terang Kitab Suci. Dikatakanbahwa Tuhan menghendaki kita untuk menjadi satu sama seperti Dia dan Bapa adalahsatu. Semua yang dikumpulkan di dalam nama Yesus Kristus adalah satu Roh,sehingga setiap orang dan semuanya dibaptis ke dalam satu tubuh saja. Maka sebagai bagian dari puncak penghayatan iman kitaialah bahwa kita menerima dan menjadi bagian di dalam persekutuan dengan Tuhandan dengan sesama orang beriman. Tuhan menyediakan instrumen praktis untukmembuat kita menjadi satu, dan di dalam dunia ini Ia menjadikan Paus sebagaitanda pusat persekutuan kita. Yesus pertama kali menetapkan simbol persatuandan persekutuan itu dengan menjadikan Petrus, rasul-Nya yang pertama, sebagaibatu karang, dan dipercayakan untuk menjalankan tugas merawat dan menjagapersekutuan. Apa yang dipikirkan dan dilakukan Paus, ialah atas perintah Tuhan. Pada hari ini, pesta Takhta Santo Petrus, kita mendoakanBapa Suci dan persatuan Gereja kita sebagai Katolik, yaitu universal. Di dalamdoa-doa dan terutama Ekaristi, pada saat menerima Komuni Kudus, hendaknya kitamemperkuatkan semangat persekutuan di dalam iman dan kasih. Kita menjadikanpersekutan nyata melalui hormat, kasih dan ketaatan kepada Bapa Suci. Bersamadan bersatu di antara kita dan dengan Paus, kita bersatu dengan Kristus sebagaikepala kita. Kita semua adalah anak-anak Bapa.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan, penuhilahBapa Suci dengan segala kebijaksanaan, dan perkuatkanlah persekutuan kami. Bapakami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Fransiskus Asisi Datang dan Maria Goreti Jaimun dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kejadian 11: 1-9; Mazmur tg 33: 10-11.12-13.14-15; Markus 8: 34 - 9: 1KEHILANGAN DIRI Renungan kita pada hari ini bertema: Kehilangan Diri.Seorang remaja perempuan baru saja merayakan ulang tahun yang ke-17. Ia sangatbahagia atas dukungan keluarga dan semua temannya, karena baginya ulang tahunke-17 adalah puncak kehidupannya sebagai seorang remaja. Ada banyak harapan dannasihat disampaikan kepadanya. Yang pasti semua itu menghibur dan menguatkandia. Ia mendapat kesempatan untuk memberikan sambutan pada haribahagianya itu. Dalam sambutan itu, sebagai prinsip hidupnya ke depan, iamengutip kata-kata dari Santo Yakobus di dalam perjanjian baru yang berbunyi:iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati. Ia sendiri sebenarnya tidak begitupaham dengan kutipan kitab suci tersebut. Beberapa hari sebelum perayaan ulang tahunnya, ia menemaniibunya belanja di pasar. Ini adalah kali yang kedua ia temani ibunya belanja,setelah kali pertamanya pada waktu ia masih di bangku SD. Ia baru menyadarisaat itu, ketika ibu tidak normal dalam mengangkat barang-barang belanjaan. Tangan kanannya agak lumpuh karena kecelakaan sepeda motordi waktu lalu saat sedang berjalan ke pasar. Ia sangat kasihan kepada ibunyayang selama ini bekerja bagi keluarganya tetapi hanya dengan tangan kirinyayang normal. Berangkat dari kesadaran itu, ia tidak lagi membiarkan ibunyamengangkat barang-barang berat, yang bisa menyebabkan kehilangan keseimbangan.Ia harus selalu membantu ibunya, untuk meringankan beban kerja ibu. Remaja itu mengerti bahwa ibunya telah mengalamikehilangan diri, atau melakukan pengorbanan diri yang besar, demi kebaikan dansuka cita di dalam keluarga. Ia juga semakin mengerti, bahwaperbuatan-perbuatan seperti melayani, berkorban demi kebaikan orang lain, bahwarela kehilangan diri sendiri, demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar adalahsuatu kesaksian iman yang sesungguhnya. Maka ia sangat suka dengan kutipankitab suci tersebut. Kehilangan diri atau kehilangan nyawa merupakan tindakanutama Tuhan Yesus Kristus, mulai dari lahir sampai wafat-Nya di salib. Intinyaialah sebuah pengorbanan diri bukan untuk keuntungan diri sendiri, tetapi untukkebaikan orang lain dan kepentingan yang lebih besar. Tindakan kasih inilahyang menjadi syarat utama untuk menjadi pengikut Kristus dan untuk mencapaikeselamatan. Suatu pengalaman kehilangan diri atau kehilangan nyawaharus dengan perbuatan nyata, dan tidak bisa hanya dengan teori atau kata-kata.Oleh karena itu percakapan, pengajaran atau kotbah tentang kehilangan nyawabelum dapat menyelamatkan diri kita, karena belum menjadi kenyataan.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, semoga kamiselalu menunjukkan pengorbanan diri kami di dalam kenyataan. Bapa kami yang adadi surga ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Laurens Emulaba dan Yudith Emulaba dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kejadian 9: 1-13; Mazmur tg 102: 16-18.19-21.29.22-23; Markus 8: 27-33PERJANJIAN YANG MULIA Renungan kita pada hari ini bertema: Perjanjian YangMulia. Setiap ada kesempatan atau pengalaman yang menimbulkan kekacauan dalam batindan keraguan akan panggilannya, Bruder Yosef selalu teringat akan perjanjianmulia, yaitu kaul-kaul kebiaraannya. Suster Yosefa juga, ketika bentrok ataukonflik dengan sesamanya di dalam biara yang membuatnya merasa tidak nyamandengan panggilannya, ia kembali dikuatkan saat berpikir tentang kaul-kaul suciyang sudah diucapkannya dengan sikap yang mulia. Sama berkualitasnya dengan kaul-kaul kebiaraan, ialahjanji perkawinan suami dan istri. Mereka tentu saja pernah mengalami goncangandan krisis di dalam kehidupan, dan membuat mereka sepertinya merasa beratsekali untuk mempertahankannya. Tetapi mereka juga diingatkan kembali untukberpikir tentang janji suci perkawinan yang amat mulia, yang pernah merekaucapkan kepada satu sama lain. Sebuah perjanjian mulia memiliki kekuatan untukmengikat dengan sedemikian kuatnya, seperti mengikatkan langit dan bumi. Selain kaul-kaul kebiaraan dan perkawinan, ada juga janjipermandian dan janji imamat, serta berbagai sumpah yang berkekuatan hukum didunia dan di akhirat, semua itu memiliki dimensi keagungan dan kemuliaan.Ikatan yang kuat dan berisi tanggung jawab yang besar, membuat perjanjian itubermuatan resiko yang besar pula, khususnya ketika terjadi kelalaian ataukegagalan dalam mewujudkannya. Seseorang atau pihak yang membuat janji atauyang menjalankannya, menaruh nasib hidupnya dalam perwujudan janji itu. Hubungan kita dengan Tuhan pada prinsipnya ditandai denganjanji-janji. Prinsipnya ialah Tuhan Allah menetapkan janji untuk diwujudkandalam hidup dan pekerjaan-pekerjaan kita. Demikan juga kita membuat janjisupaya menandakan cinta dan ketaatan kita kepada Tuhan. Hal ini seperti sebuahjanji yang mempertemukan langit dan bumi. Dari atas Tuhan menetapkan janji, dandari bawah kita mengimani janji tersebut dan ingin selalu berpegang padanya.Semua janji yang berkaitan dengan kehidupan kita sebagai pengikut Kristus,adalah ungkapan perjanjian dari atas dan dari bawah: Tuhan menetapkan dan kitamengikuti serta mewujudkannya. Ketika Tuhan berjanji melalui Nuh bahwa umat manusia“beranakcucu, bertambahbanyaklah, dan penuhilah bumi”, perwujudannya ialah adapada kita. Ketika Tuhan Yesus dan para murid menemukan satu kesepakatanperjanjian tentang identitas Yesus sebagai “Mesias”, perwujudan pengakuan Yesussebagai Mesias dari Allah, sebagai isi Injil untuk diwartakan ke seluruhpenjuru bumi, adalah ada pada pihak kita. Sampai sekarang, tuntutan pewartaanini tetap menjadi isi kegiatan pastoral, katekisasi, penginjilan dan pelayanankita. Marilah kita berdoa. Dalam nama... Ya Yesus, bantulah kamiselalu untuk berpegang dan menunaikan janji-janji suci kami. Kemuliaan kepadaBapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Bernadete Lamatokan dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kejadian 8: 6-13.20-22; Mazmur tg 116: 12-13.14-15.18-19; Markus 8: 22-26MELIHAT DUNIA BARU Tema renungan kita pada hari ini ialah: Melihat DuniaBaru. Pembersihan muka bumi dari dosa dan kejahatan oleh Tuhan memberikan hasilyang langsung dilihat ialah tampak sebuah dunia baru. Pembersihan halaman ataurumah yang kotor, akan menampilkan tampaknya yang baru, yaitu bersih dan indah.Seorang yang baru saja selesai menerima sakrament tobat, ia telah dibuatmenjadi baru, hidupnya diperbaharui, hatinya bersih, dan pikirannya disegarkan. Setelah pertengkaran dua kakak-beradik dan tidak salingberbicara selama tiga tahun, mereka bersepakat untuk mengakhiri perang danmemulai hidup yang baru. Pertama kali bertemu, yang satu melihat yang lainnyadengan pandangan yang baru. Masing-masing menganggap saudaranya telah lahirkembali. Masing-masing tidak ingin terjebak untuk kembali ke masalah merekayang lalu. Masing-masing ingin melihat dan memperlakukan saudaranya sepertitidak pernah terjadi masalah di antara mereka. Kehidupan baru telah mulai diantara mereka. Kebutuhan kita untuk melihat dan menikmati dunia baruadalah amanat firman Tuhan bagi umat manusia yang dikasihi Tuhan. Alasan utamaadanya kebutuhan ini ialah bahwa dunia lama sudah waktunya untuk berlalu. Dunialama secara prinsipil ditandai dengan dosa yang merupakan buah-buah nyatakejatuhan manusia ke dalam dosa. Entah melalui sebuah proses yang radikalseperti revolusi dan perjuangan fisik, entah melalui sebuah proses pembaharuanmental spiritual, dunia baru sungguh dikehendaki oleh Tuhan dan yang didambakanoleh umat manusia. Ini adalah sebuah kehidupan yang diselamatkan. Kisah di dalam kitab Kejadian tentang Nuh dan sanakkeluarganya mengalami dunia baru setelah air bah berlalu, merupakan wujudkeselamatan itu. Bersama dengan air bah berlalu, berlalu juga semua bentukkejahatan dan dosa yang sudah terlanjur memenuhi muka bumi. Di dalam kontekshidup beriman dan menggereja saat ini, air bah mengingatkan kita akan segalabentuk proses pembaharuan yang kita jalani secara prinsipil dan rutin sebagaipara pengikut Kristus. Dengan kata lain, dunia lama yang ditandai dengan kejahatandan dosa, harus ditinggalkan melalui sebuah proses perjuangan dan ketegasan. Di dalam dunia yang baru, Pembaptisan kita adalah saatpembaharuan yang sangat mendasar. Kita juga menjalani berbagai pembaharuanrutin seperti latihan rohani, pemeriksaan batin, sakramen tobat dan matiraga.Gereja kita menggunakan cara-cara ini untuk menjadikan kita baru kembali. Sebabketika kita berada di dalam suasana dosa, kita sama dengan orang buta atausetengah buta. Kita tidak dapat melihat dengan pasti kebaikan dan kebenaran.Tetapi setelah halangan-halangan terlepas, kita akan melihat segala sesuatudengan sangat jelas.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus, buatlahhidup kami kembali menjadi baru, sehingga kami dibaharui juga di dalam sukacita-Mu dan menjadi orang-orang yang dikasihi Bapa di surga. Salam Maria penuhrahmat... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Vitalis Jelanu dan Veronika Sempang dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kejadian 6: 5-8; 7: 1-5.10; Mazmur tg 29: 1a.2.3ac-4.3b.9b-10; Markus 8: 14-21PEMBERSIHAN MUKA BUMI DARI DOSA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Pembersihan MukaBumi Dari Dosa. Pembersihan tempat-tempat yang kita pakai seperti ruangan,halaman, lapangan, lingkungan dari sampah, merefleksikan kebutuhan kita akansuasana dan lingkungan yang bersih. Kebersihan menjadi tanda keindahan,kesehatan, keadaban, dan martabat manusia. Kebersihan juga sebagai tandaberiman. Orang beriman memilih jalan pemurnian dalam sikap dantingkah lakunya, dalam semua bentuk relasi, dan dalam ketakwaan yang membuathati dan jiwanya berdiam di dalam Tuhan dan Tuhan di dalam dia. Hati, jiwa danroh manusia yang kotor tidak bisa menjadi instrumen yang pantas dalam membangunrelasi yang mantap, baik dengan Tuhan maupun dengan sesama. Misalnya hati danjiwa yang kotor atau sesak dengan dosa-dosa, sangat mungkin relasi yangdibangun dan dikembangkan jelas penuh dengan segala kehinaan dan derita. Dimensi rohani yang bersih menuntut keseimbangannya dengankebersihan badan. Tubuh kita yang bersih dan sehat merupakan rumah bagi hatidan jiwa untuk bertumbuh dengan semestinya. Seorang biarawan yang beribadatharian dan meditasi, atau seorang Katolik yang menghadiri perayaan Ekaristi,ketika tubuh mereka sangat lelah, mereka dengan mudah hanyut dalam tidur. Hatidan jiwa mereka tidak bisa terbuka untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Demikianjuga jika hati kita tidak nyaman dan sedang kacau, kita tidak punya niatapa-apa untuk bertemu dan berbicara dengan orang-orang di sekeliling kita. Pada hari ini Kitab Kejadian menggambarkan bagaimana Tuhansangat prihatin dengan kotornya muka bumi ini yang dipenuhi dosa. Kejahatanyang dipimpin oleh Setan dan disebarluaskan kelompok manusia yang merupakankaki tangannya, mengakibatkan dunia ini begitu menakutkan. Tuhan tidak inginsemua manusia dan lingkungan hidupnya binasa oleh kuasa kejahatan. Maka Iaberkeputusan untuk membersihkannya. Model penyelamatan Tuhan Allah ialah:orang-orang pilihan diselamatkan sedangkan mereka yang jahat harus menerimakebinasannya karena kejahatan yang dilakukannya. Nuh menjadi pilihan Allah. Ia dan keluarganya selamat.Melalui pembaptisan dan pengudusan diri untuk menjadi anggota Gereja, kitasudah resmi menjadi pilihan Tuhan Yesus dan mendapatkan rahmat keselamatan.Kita adalah Nuh-Nuh pada zaman ini. Gaya hidup dan pandangan Farisi atau paraahli taurat yang tidak mengakui Yesus sebagai Putera Allah, tidak ada di dalamdiri kita. Masalah yang kita hadapi ialah sering tidak menyadari kehadiran dankuasa-Nya yang menyelenggarakan hidup kita. Kekurangan ini yang perlu diperhatikandan dibaharui, sehingga kita tetap berada di jalan keselamatan Yesus Kristus.Pembaharuan diri merupakan cara yang tepat untuk mencapai keselamatan itu. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Yesus, semogakami selalu dipenuhi dengan suka cita Injil-Mu yang menyelamatkan. Bapa kamiyang ada di surga ... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Mandalina Salawa dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kejadian 4: 1-15.25; Mazmur tg 50: 1.8.16bc-17.20-21; Markus 8: 11-13PEMBUNUHAN PERTAMA Renungan kita pada hari ini bertema: Pembunuhan Pertama.Sudah sekian lama entah berapa tahun yang lalu, telah terjadi aksi pembunuhan pertamasejak penciptaan. Pembunuhan itu terjadi antara saudara di dalam keluarga, yangsatu bernama Kain dan yang lain Habel. Menurut kitab Kejadian, Kain marah, irihati, benci, dan sakit hati karena Tuhan berkenan dengan persembahan Habel,sedangkan persembahannya tidak dilirik oleh Tuhan. Jadi pembunuhan pertama olehmanusia kepada manusia lain terjadi di dalam keluarga. Pembunuhan pertama itu dimungkinkan oleh marah, sakithati, benci di dalam diri seorang yang mengetahui bahwa saudaranya ternyatalebih baik dari pada dirinya. Kemarahan dan sakit hati itu datang dari hatiyang tidak bersih, belum dewasa dan sudah dirusaki oleh kejahatan. Kemarahandan sakit hati tidak datang dari luar, tetapi dari diri sendiri, yang tidakingin dengan kebaikan dan kebenaran, tetapi lebih memilih kejahatan. Buktinyaialah ketika Kain menampakkan muka yang tidak ceria, muram, tidak bahagia, dantidak berbuat baik, Tuhan Allah mengatakan bahwa dosa sudah mengintip di mukapintu dan siap kapan saja untuk memperdayai Kain. Setan dan segala daya kejahatannnya sangat senang danselalu mengintip di pintu. Ia siap seratus persen untuk mengisi kekuatannyaketika kesempatan itu ada. Siapa pun dia, seperti Kain, yang tidak berbuatbaik, sedih, tidak bahagia, selalu berpikir negatif, dan punya pandangan liar,aneh, serta tidak mengindahkan kehendak Tuhan atas dirinya, adalah kesempatanpaling terbuka bagi Setan dan kuasa jahatnya. Sebenarnya, ketika di dalamkeadaan seperti itu, sudah ada peringatan bahwa “Setan sedang mengintip di pintu”dan orang yang diingatkan itu menyadari. Ia juga tahu seperti apa kekuatanSetan. Tetapi peringatan itu tidak diindahkan. Dan ia jatuh ke dalam dosa. Iaadalah Kain dan juga siapa pun di antara kita yang tidak mau mengindahkanperingatan apa pun. Di dalam tugas-Nya di depan publik, Yesus juga memberikanperingatan banyak sekali kepada para rasul, murid-murid dan semua saja yangmendapatkan kesembuhan dan pengampunan dari-Nya. Mereka mengindahkan peringatanitu dan mereka diselamatkan. Sedangkan orang-orang Farisi dan para ahli taurattidak pernah mengindahkan, maka dosa mereka besar sekali. Mereka sama denganKain, tidak mendapatkan tempat di hati Tuhan dan tidak mendapatkan keselamatan. Pada hari ini kita diajak untuk mengingat bahwa pembunuhanpertama itu berlanjut sampai sekarang dalam bentuk pembunuhan fisik, mental dankarakter. Kita harus menghentikannya saat ini juga, meskipun Setan selalumengintip, tetapi kita harus kuat dan tidak boleh memberinya kesempatan.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, semoga kamiselalu mengindahkan perintah dan peringatan-Mu sepanjang waktu. Kemuliaankepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam namaBapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Tirto, Rini, Hendry dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yeremia 17: 5-8; Mazmur tg 1: 1-2.3.4.6; 1 Korintus 15: 12.16-20; Lukas 6: 17.20-26JALAN KEBAHAGIAAN Renungan kita pada hari Minggu Biasa ke-6 ini bertema:Jalan Kebahagiaan. Di dalam dunia kita ini promosi untuk menjadi bahagiasangatlah banyak. Sebuah toko di transmart mempromosi barang dagangan seperties krim dalam aneka sajian, kemudian tulisan iklan berukuran besar dan menonjol adalah: “Bawa PulangKebahagiaan”. Penjualan apartemen juga memiliki cara jitu untuk menarikpeminat, maka iklan mereka berbunyi: “Beli Apartemen Dapat Suami” atau “Beli ApartmenDapat Isteri”. Tiap saat kita temukan iklan yang menawarkan kebahagiaanmelalui media digital, cetak, billboard, audio, televisi dan melalui mediasosial. Segmen masyarakat yang memikili kebutuhan atau keinginan yang dapatdijawab oleh tawaran iklan itu, diarahkan untuk memenuhinya. Jika dapatmemenuhinya, hidupnya menjadi nyaman. Kenikmatan dimiliki dan semangat hidupmeningkat. Kehidupan yang mencapai tahap seperti ini wajar sekali dipandangsebagai kebahagiaan. Orang-orang kebanyakan ketika mendapatkan kesenangan, rasaenak akan makanan, kepuasan hati di tengah teman-teman, tujuan tercapai setelahperjuangan besar dan panjang, mereka merasa bahagia. Setiap orang menemukanjalan-jalan kebahagiaannya. Semua jalanitu bisa saja berwujud cara-cara yang positif dan sehat atau cara-cara negatifdan tidak sehat. Hal itu sangat bergantung pada pilihan, kehendak bebas, dankedewasaan setiap orang. Kita sangat pahami bahwa kebutuhan di dunia ini tidakterbatas. Satu pencapaian yang dipenuhi tidak menjamin rasa bahagia sepanjangmasa. Ada kebutuhan lain lagi datang, dan orang berusaha mewujudkannya, dantetap berlanjut seperti itu. Jadi banyak jalan untuk kebahagiaan tersebutmembuka peluang untuk penggunaan cara-cara yang bebas sesuai dengan keinginandunia ini, dan kebahagiaan yang dihasilkan tidak bertahan selamanya. Dengankata lain, jalan kebahagiaan adalah kebebasan dan kebahagiannya sementara. Ada satu jalan kebahagiaan yang pasti dan yang memberikankebahagiaan untuk selamanya, ialah jalan kebagiaan dalam spiritualitaspenyangkalan diri. Misalnya, orang perlu memiliki semangat kemiskinan akanharta duniawi, supaya hatinya menyediakan ruang yang cukup bagi Tuhan. Rasabahagia dari sikap ini akan bertahan, bahkan dapat menjadi kekuatan dalambekerja dan melayani. Segala keterbatasan dan kesulitan perlu kita hadapidengan kekuatan dari Tuhan, karena Dialah yang mencukupi semuanya. Hidup denganspiritualitas ini adalah menjalankan semangat kebangkitan, sebagai antisipasiuntuk kebahagiaan abadi yang sudah disediakan oleh Tuhan bagi kita semua.Marilah kita berdoa. Dalam nama ... Ya Tuhan, perkuatkanlahiman dan semangat kami sehingga kami sungguh mengandalkan Engkau saja dalamhidup kami, terutama dalam mencapai kebahagiaan . Salam Maria...Dalm nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Viktorimus Ranggu dan Edeltrudis Baben dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kejadian 3: 9-24; Mazmur tg 90: 2.3-4.5-6.12-13; Markus 8: 1-10BEKERJA UNTUK MAKAN Renungan kita pada hari ini bertema: Bekerja Untuk Makan.Dengan memiliki gambar dan rupa Allah seturut penciptaannya, manusia memilikikualitas hidupnya sebagai animal rasionale, atau ras binatang yangberakal budi. Meskipun kenyataannya bahwa dosa pertama memberikan konsekuensiyang besar, yaitu dikeluarkannya pasangan manusia dari taman Firdaus, akal buditetap berperan untuk menjamin bahwa hidupnya akan berada di jalan untukmencapai kebaikan dan kebahagiaan sempurna. Ketika seseorang sedang mengalami putus asa, tertekan yangluar biasa, atau derita yang besar, bantuan yang sangat ia perlukan ialahsupaya pikirannya perlu bekerja dan tidak boleh kosong atau terganggu. Ia harusdibantu untuk berpikir tenang, diberikan kata-kata yang menguatkan, dijauhidari informasi yang menambah kekalutan atau keresahan dalam berpikir. Akalbudinya yang tenang, damai dan segar, akan membantu dirinya untuk berwawasanluas dalam menghadapi kesulitan tersebut. Jika positive thinking yang adadi dalam akal budinya, maka ia dapat dianggap mampu menghadapi kesulitan itu. Kita dapat mengerti bagaimana peran akal budi pada diriAdam dan Hawa yang sudah terlempar di luar Firdaus. Ketika Tuhan memerintahkanmereka untuk menyambung hidupnya dengan mengolah tanah dari mana ia diambil, disitu terdapat kepercayaan secara implisit meminta manusia untuk menggunakanakal budinya untuk bekerja dan mengatur hidupnya. Ia juga harus tetapmengandalkan kuasa Allah supaya membimbing dan menerangi akal budinya, sehinggahidupnya tidak boleh menjadi lebih jelek lagi. Perintah untuk mengolah tanah ialah perintah untukbekerja. Sebelum Musa mendapat sepuluh perintah Allah di Gunung Sinai, manusiatelah lebih dahulu mendapat perintah untuk bekerja. Ia harus bekerja supayabisa makan. Bahan makanan merupakan buah dari pekerjaannya mengolah tanah danmemanfaatkan tetumbuhan dan isi bumi yang dipercayakan Tuhan kepadanya. Kitabekerja di dalam hidup kita, melalui beban tugas, tanggung jawab, profesi,kewajiban, pelayanan, dan pengabdian, merupakan cara kita taat kepada Tuhan. Dengan demikian orang yang tidak bekerja, menolak untukbekerja, melemparkan pekerjaan kepada orang lain, merendahkan pekerjaan, danmenyiksa atau mematikan orang lain dengan pekerjaan yang melewati batas, adalahmelawan Tuhan, alias dosa. Tuhan Yesus memang memberikan ribuan orang makanansecara gratis, tetapi Ia juga mengingatkan bahwa makanan tidak boleh didapatkanseperti turun dari langit dan kita dengan gampang mendapatkannya. Kitasebaliknya harus bekerja. Kita bekerja menjalankan firman Tuhan dan kehendak-Nya,maka buahnya ialah makanan bagi hidup kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, berikankami kesehatan yang baik dan kemampuan yang cukup untuk bekerja yangbertanggung jawab sehingga memberi manfaat baik bagi hidup kami. Bapa kami yangada di surga ... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Nancy Phanasta dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kejadian 3: 1-8; Mazmur tg 32: 1-2.5.6.7; Markus 7: 31-37GAMBAR DAN RUPA ALLAH SEBAGAI MANUSIA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Gambar Dan RupaAllah Sebagai Manusia. Makhluk manusia yang diciptakan Tuhan Allah menurutgambar dan rupa Allah merupakan sebuah anugerah. Martabat mulia dan istimewaitu diberikan atas kehendak Tuhan, dan bukan karena manusia menginginkannya.Salah satu dimensi yang diberikan kepada manusia ialah kebebasan dan hak untukmenikmati kehidupan di dunia yang dipercayakan sepenuhnya ke dalam tanganmanusia. Tetapi kepercayaan itu memiliki batasnya, yaitu sebagai manusia. Hal itu berarti manusia menggunakan kebebasan dankepercayaan Tuhan sejauh kemampuannya sebagai manusia. Posisi dan martabatmanusia tetap sebagai manusia. Ia tidak bisa berubah posisi ke tempatnya TuhanAllah. Begitulah maksud Tuhan menganugerahi keistimewaan kepada manusia, tetapimanusia juga diberikan satu batas yang tidak bisa ia lewati. Hal ini samadengan bapak dan ibu akan tetap menjadi bapak dan ibu bagi anak-anaknya sampaimereka mati. Tidak mungkin terjadi bahwa anak-anak suatu ketika berganti posisimenjadi orang tua, sedangkan orang tua menjadi anak-anak. Pergantian seperti itu hanya terjadi sebagai sebuah dramaatau sandiwara. Tetapi sebagai sesuatu yang merupakan kodrat dan identitas,pada prinsipnya adalah tetap seperti demikian. Dalam konteks ini, judulrenungan itu sudah bagus dengan mengatakan: manusia itu istimewa sebagaimanusia dan titik. Tidak usah ditambah dengan sambungan “dan”, “atau”, “juga”.Maksudnya bahwa manusia tidak boleh diberikan satu alternatif lain, supaya iabisa menggunakan kebebasannya untuk memilih alternatif lain selain sebagai manusia. Justru tambahan ini dianggap Setan sebagai cela. Iamenggodai manusia supaya menyamai kekuasaan Tuhan. Manusia tergoda danterjadilah kejatuhannya pertama ke dalam dosa. Ada ungkapan atau pepatah umumyang mengatakan begini: kekuatan atau keunggulanmu adalah juga kelemahanmu!Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah sebagai manusia, yang berartiia sangat unggul dibandingkan dengan semua jenis ciptaan lainnya di bumi.Bahkan manusia diberi kepercayaan untuk memperhatikan dan mengolah ciptaan yanglain, sekaligus sebagai pelindungnya. Tetapi keunggulan dan keistimewaan itu sekaliguskelemahannya. Ketika ia tidak bisa menggunakan kekuatannya itu secara bijaksanadan benar, itu menjadi cela bagi Setan untuk memperdayai manusia. Salah satucara dalam menggunakan kekuatan dengan benar dan tanggung jawab, ialah denganmenjadi pelayan, penolong, penghibur dan penyembuh sesama yang menderita danyang membutuhkan pertolongan. Yesus menjadi teladan kita untuk perbuatan baikini. Kalau kita menyibukkan diri kita untuk berbuat baik dan melayani, Setanakan sulit memperdayai kita.Marilah kita berdoa. Dalam nama... Ya Tuhan, penuhilah kamidengan kuasa-Mu agar kami mampu mengalahkan kuasa yang jahat. Kemuliaan kepadaBapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Dony Hari Nugroho dan Y. Sandra Isrudianti dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kejadian 2: 18-25; Mazmur tg 128: 1-2.3.4-5; Markus 7: 24-30PASANGAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Pasangan. Salahsatu ciri kualitas ciptaan sejak awal mula diadakan oleh Pencipta ialahpasangan. Langit dipasangkan dengan bumi. Darat dipasangkan dengan laut. Siangdipasangkan dengan malam. Panas dipasangkan dengan dingin. Sampai kepadaciptaan yang disebutkan sebagai gambaran dan rupa Allah sendiri, juga dibuatberpasangan laki-laki dan perempuan. Memiliki pasangan adalah kodrati dandiciptakan. Ada diskusi di antara siswa SMA yang baru selesaimengikuti pelajaran agama. Mereka membahas di antara mereka sendiri tentanghidup berpasangan. Seorang mengatakan: “Tuhan sangat bijaksana, denganmemberikan ciptaan-Nya berpasangan agar mereka saling menjaga dan membantu.”Seorang lagi berkomentar: “Sungguh tidak baik jika ciptaan itu sendiri-sendiri,ia tidak bisa memberikan keunikannya yang berbeda dari yang lain, yaitupasangannya.” Yang satu lagi berkata: “Berpasangan itu syarat untukkeseimbangan dan keindahan. Kalau sendiri saja tidak seimbang, tidak indah, dan tidak menarik.” Lalu anak yang ke-4 punya kesempatan untuk bicara. Iabertanya kepada teman-temannya: “Tuhan Allah berpasangan dengan apa atausiapa?” Sampai pada tahap diskusi itu, mereka perlu waktu untuk berpikir danmerenung. Lalu akhirnya mereka sepakati jawabannya. Karena Tuhan Allah adalahpencipta, maka sangat wajar Ia berpasangan dengan ciptaan, yaitu hasilbuatan-Nya sendiri. Sejak awal mula dikatakan bahwa semua yang diciptakan itubaik adanya, jadi Ia berpasangan dengan semua yang baik itu, apa yang Ia buatdari kekuasaan-Nya. Singkatnya, hidup kita adalah pantas, indah, danbermartabat yang sudah ditentukan oleh Tuhan kalau berpasangan. Sebagai ciptaanyang paling mulia, atau masterpiece – ciptaan puncak atau terbaik Allah, priadan wanita diberikan hidup bersama-sama melalui sebuah rancangan yang membuatmereka bergantung satu sama lain. Bahasa yang paling pas untuk ketergantunganitu ialah cinta. Dari segi biologis, cinta dibangun melalui pengenalan bahwapria sungguh berbeda daripada wanita, demikian juga sebaliknya. Jika tidak adaperbedaan atau keunikan, cinta pasti tidak menarik. Dari segi rohani, cinta kepada pasangan diungkapkan denganmengikuti teladan Tuhan Allah, yaitu pengorbanan diri. Berkorban bagipasangannya merupakan cinta yang sejati. Tuhan Allah begitu mencintai manusiasebagai pasangan-Nya, maka Ia berkorban menjadi sama dengan manusia, di dalamdiri Yesus Kristus. Yesus Kristus juga begitu mencintai kita, seperti yangdilakukan kepada orang wanita kafir demi kesembuhan anaknya, maka kita dimintauntuk melakukan yang sama. Allah memerintah kita untuk mencintai pasangan kitamasing-masing. Tidak ada satu pun manusia di dunia ini yang tidak punyapasangan!Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan, jadikanlahkami sejati bagi pasangan kami masing-masing sesuai kehendak-Mu. Salam Mariapenuh rahmat, Tuhan sertamu ... Dalam nama Bapa ...
As social workers, how often do we hold the expectation that people should tell us the truth? How does that contradict with our mainstream entertainment, a tv show that is focused on lies and deception? In this short episode I'm inviting you to think about why people lie, and why we should avoid taking it personally as social workers. Recommended reading:https://www.glamourmagazine.co.uk/article/the-traitors-unconscious-biasA great read on organisational deception with definitions of different types of lies:Jenkins, S., & Delbridge, R. (2020). Exploring Organizational Deception: Organizational Contexts, Social Relations and Types of Lying. Organization Theory, 1(2).An alternative perspective on lying for patients in dementia care:Frederik Schou-Juul & Sigurd Lauridsen. (2024) Caregivers' perceptions of lying to people with dementia in Denmark: a qualitative study. Aging & Mental Health 28:11, pages 1471-1478.Lets connect!To book in a free 15 minute chat with me, to talk about training, development, courses or membership email vicki@socialworksorted.com Sign up to my free newsletter Join The Collective Ebook Guides Email: vicki@socialworksorted.comLinkedIn: Vicki Shevlin Instagram.com/@vickishevlin_Youtube.com/@socialworksortedFacebook.com/socialworksortedDisclaimer Thank you so much for listening. Please rate, review and share with one other person - it makes such a difference and I really appreciate your support.
Pernah nggak kamu mikir kalau kamu cuma orang biasa aja dan nggak ada yang spesial? Kalau iya, stop deh! Kali ini, saya bakal bahas kenapa kamu sebenarnya unik dan spesial dengan caramu sendiri. Kita semua punya keunikan diri yang bikin kita berbeda dari orang lain, entah dari pengalaman hidup, kepribadian, atau cara kita melihat dunia. Jadi, nggak perlu ragu lagi deh buat merasa spesial! Yuk, simak informasi ini dan mulai kenali keistimewaan yang kamu punya. Karena setiap orang itu istimewa dan kamu unik dengan caramu sendiri! Leave a comment and share your thoughts: https://open.firstory.me/user/clhb6d0v60kms01w226gw80p4/comments Powered by Firstory Hosting
Pembawa Renungan : RD. Stevanus Micky Kojongian Manado Mrk. 6:17-29.
MALAM SERAM, PODCAST CERITA SERAM | ZIANA ZAIN KONSERT 2024, 28 SEPT 2024 STAR THEATREDapatkan tiket anda untuk Ziana Zain Konsert 2024 Singapore pada 28 Sept 2024, 8 malam di The Star Theatre.Tiket amat terhad dan hanya tinggal untuk 2 kategori sahaja.Suka bacaan kisah-kisah seram, sila subscribe ke saluran Malam Seram! Malam Seram LIVE show Isnin hingga Khamis 11 malam dan Jumaat 11.59 malam MALAM SERAM adalah segmen LIVE perkongsian pengalaman seram dan misteri. Anggap ia hanya sekadar perkongsian sahaja. Jangan mudah percaya dan terlalu taksub dengan apa yang anda dengar! MALAM SERAM The Horror Talk Show Bukan Sekadar Cerita Seram.Become a supporter of this podcast: https://www.spreaker.com/podcast/malam-seram--3347472/support.