Jurnal suara oleh Dipo Wirangga. Ada #Monolog dimana saya bicara sendiri, ada #JurnalTemenSekolahan dimana saya bicara sambil ditemani. #KarenaGerakPerluMikir
Pernah mimpi seram? Aku pernah dan aku mau cerita nih
Hanya butuh 5 menit waktu untuk mensyukuri hari dan mengingat detail dari hari-hari ini. Kutuliskan dalam buku, kulisankan dalam siniar.
Dipo disini cerita tentang kontemplasi hariannya yang dicatat di smartphone dengan bantuan beberapa aplikasi. Mungkin cocok buat temen-temen ya yang lagi nyari aplikasi di gawai masing-masing untuk mencatat keuangan, jurnal pribadi, catatan pekerjaan, membentuk kebiasaan baru sampai konsultasi psikologi online. HabitBull Presently Lifesum Google Keep Intellect Fabulous Duolingo Money Manager Inti dari ini adalah disiplin dan konsistensi ya! Hehehehe.
Dipo ngomongin tentang obsesinya terhadap bersih-bersih, gimana kesalnya melihat orang-orang yang selalu bangun siang dan tipis-tipis membedah lirik lagu sambil ketawa-tawa.
#30haribersuara resmi di hari ke 30! Beberapa resolusi yang ingin kujalankan di tahun 2021 ada dalam episode ini.
Here's my small recap on 2020 for #30haribersuara. Not so funny, but still relatable for some people. Lah apaan tiba-tiba bahasa inggrisan wkwk.
Saya (masih ditengah hingar-bingar aktivitas rumah makan) bercerita dalam #30haribersuara mengenai bergerak maju, memaafkan diri sendiri dan memulai lembaran baru lagi.
I'm in hurry situation on this #30haribersuara episode! Ada ribut-ributnya, ada sambil ngelayanin pelanggan juga, ada sambil nerima pembayaran juga hahaha. Mostly ngomongin tentang ketenangan. Akhir. Menutup buku dan konsep Zen atau Zuhud.
#30haribersuara di episode ini, saya merasa tidak menang banyak. Saya banyak bersyukur saja dengan hal-hal lalu yang telah membentuk pribadi saya. Masakan mama, baca-baca di perpustakaan karena dijemput telat pas SD, sampai kemampuan untuk menikmati cerita dalam berbagai medium.
Kekalahan lekat dengan persepsi bahwa hidup ini adalah lomba. Pun sudah belajar untuk tidak terjebak dalam siklus polybius tersebut, saya masih sering merasa dipecundangi nasib.
Ada 3 pesan yang ingin kusampaikan dalam episode #30haribersuara kepada 3 orang yang pernah hadir dalam hidup saya.
Penyesalan-penyesalan yang saya ceritakan dalam #30haribersuara di @podcast.mdbg episode ini, banyak mengarah ke persimpangan hidup yang sulit dipilih. Masa lalu juga jadi seru kalau dibicarakan terkait dengan penyesalan. Enjoy this episode, please
Membicarakan #Kematian dalam #30haribersuara di episode ke-22 ini, saya lebih terdengar mensyukuri apa-apa yang telah terjadi. Baik-buruk yang terjadi hanyalah masalah persepsi. Waktu + Tragedi = Komedi. Semoga kita semua bisa mentertawakan masa lalu, hadir untuk masa kini dan bersiap untuk masa depan, yaitu kematian.
Sepertinya episode #Pengakuan dalam #30haribersuara inilah yang paling singkat. I'm trying to make it. I'm just unsure about this episode
Saya membicarakan hal-hal yang memberi saya inspirasi dalam #30hariberusara di episode ke-20 ini. Banyak berbicara tentang sastra, cerpen, novel, para penulis kesukaan dan film-film yang ada-ada saja metaforanya. Saya lebih suka unsur intrinsik dibandingkan dengan unsur ekstrinsik suatu karya. Mungkin juga saya yang suka kejauhan untuk mikirin realitas kedua. Istilah jeleknya mungkin "sibuk di dalam kepala sendiri" wkwkwk.
Saya membicarakan #tradisi yang biasa saya lakukan dengan keluarga terdekat dalam tantangan #30haribersuara kali ini. We're arguing and loving each other at the same time. Lucu gak sih dinamika hidup begini?
Seneng banget dengan tema kali ini di #30haribersuara karena latar belakang keluarga saya memang pengusaha kuliner di Kota Bukittinggi. Cerita tentang (kebanyakan) bagaimana perspektif Ibu saya tentang makanan. Ibarat seniman, Ibuku boleh dibilang maestro di bidang makanan. Boleh diadu dengan shokugeki kaya di anime Food Wars wkwkwk.
#30haribersuara kali ini, saya membicarakan arti liburan secara personal. Ga harus berkepanjangan dan kemana-mana, hal-hal kecil yang bisa dilakukan dirumah saja bagi saya sudah jadi liburan. Mungkin bisa jadi referensi temen-temen buat quick escape dari rutinitas ya!
#30haribersuara bertema mudik kali ini, saya mengingatkan diri sendiri akan kebahagiaan-kebahagiaan kecil saat pulang mudik. Melihat jendela kereta, beli pop mie di kereta dan tidur seadanya di dalam kereta ekonomi. Terimakasih kemenhub terdahulu karena kinerja mereka, saya memiliki kenangan ini.
#30haribersuara kali ini, saya agak lost in translation tentang tema kali ini sih. Jadinya, saya lebih ngomongin tentang pengendalian diri atau determinisme aja deh.
Konsep mencintai diri sendiri ini banyak saya jelaskan dalam episode #30haribersuara kali ini. Mostly, saya melihat dari sudut pandang filosofi stoa yang saya kenal melalui Om Henry Manampiring. Trikotomi kendali, Amor fati, Ataraxia, Premeditatio Malorum dan Memento Mori. Penasaran?
Episode #30haribersuara ini membuat saya banyak bernostalgia di zaman SD dulu. Betapa indahnya dering telpon rumah yang kita tak sangka penerimanya adalah diri kita sendiri hahaha.
#30haribersuara ngomongin tentang bucin, ada tips nih buat kamu para pemuda-pemudi yang sukanya gaspol dan lupa dengan diri sendiri! Wkwkwk.
Masih bertahan di #30haribersuara, saya ngomongin tentang persimpangan hidup yang satu-satu saya hadapi. Ada curcolnya juga. Seperti biasa, ada trivia tembang kesukaan saya Bimbang yang dibawakan oleh teh Melly Goeslaw. Berasa Rangga AADC aku tuh kalo dengerin lagu tersebut. Mostly ngomongin finansial, desire, renjana dan juga asmara.
Saya ngomongin pertemanan dengan kesan skeptis dan sinis dikit ini dalam episode 10 #30haribersuara kali ini. Insya Allah lucu kok wkwk. Dengerin deh teasernya diatas. Btw, ilustrasi teaser diatas diambil dari salah satu serial sitkom favorit saya, Friends. Ada di netflix dan denger-denger masa kontraknya bakalan selesai bulan Mei 2021 nanti. Buruan go give a shot!
#30haribersuara dalam episode ke sembilan, saya cerita tentang hal-hal paradoksal dalam keluarga yang saya pikir lucu. Lucu itu subjektif ya, hehehe.
Dalam episode ke delapan #30haribersuara saya membicarakan kekhawatiran generasi masa sekarang dalam konteks berpasang-pasangan. Little less I knew, perselingkuhan di generasi baby boomer bisa terjadi HANYA karena reuni sekolahan, reuni kampus, you name it. Bagaimana generasi kita dengan kemajuan teknologi digital dan sosial media yang berakibat kita bisa mengetuk pintu quick escape kapan saja? I'm sounds too worried in this episode.
Topik ini kedengarannya terlalu muda untuk usia saya wkwk. Pendekatan. PDKT. Still, i'll make it for #30haribersuara dong. Bagi orang yang lagi semangat-semangatnya mencari cinta, coba pelajari trikotomi kendali dalam filosofi stoa yang dibicarakan @haisitta dalam podcastnya Stoacast Id. She's quite inspiring lho ~
Perjumpaan ada yang sekilas, ada yang lekat. Ada yang lambat dan ada yang cepat. Perihal durasi tidak jadi persoalan, yang terpenting perjumpaan itu akankah menjadi lekat atau hilang cepat. Episode #30haribersuara kali ini kayanya saya banyak curhatnya deh. Membicarakan tentang perjumpaan yang berujung kesalahan, hingga bisa melahirkan kebijaksanaan.
Ngomongin keinginan, jujur saja aku pengen jadi kaya. Punya uang berjuta-juta. Kan kuberi, Ayah Bunda... (kalau kamu nyanyi, ketaker umurnya yaaa wkwk). Namun jelas, keinginan-keinginanku sepertinya standar saja. Kebebasan finansial, kestabilan emosi, dan juga hidup yang bahagia. Jelasnya bisa kamu dengar sendiri ya di episode #30haribersuara kali ini.
Entah mengapa jika ngomongin kata "rencana", pikiranku gak jauh dari kata finansial, pasangan atau asmara, dan ketenangan. Dalam #30haribersuara episode keempat ini, saya banyak membicarakan rencana yang satu-satu mulai bergeser karena realita, kehendak tuhan dan semestanya, serta lagunya @kuntoajiw yang berjudul Rancang Rencana. Dia salah satu mas-mas yang jago merangkai kata menurut saya.
Keputusan adalah memilih diantara sekian banyak pilihan dan kemungkinan. Choices lead to another choiches. Saya disini bercerita tentang pilihan-pilihan apa yang telah saya putuskan dalam hidup sehingga di titik ini saya bisa berkata "that was good old times. Semoga kita semua mendapatkan kebijaksanaan itu kini atau nanti.
Saya bercerita tentang sebab saya membuat jurnal suara ini. Kebanyakan tentang ke-aku-annya sih. Ditambah lagi dengan betapa sadarnya orang barat sana untuk membuat dokumentasi di beberapa momen penting hidup. Pemikiran yang tertuang bisa jadi kapsul waktu dan membuat kenangan untuk masa depan. "kok gua dulu mikir gini ya?" mungkin ucapku sambil terkekeh. Hidup di zaman digital begini yang apa-apa bisa serba gratis, kenapa tidak dimanfaatkan? #30haribersuara
Dipo Wirangga bercerita tentang dirinya secara personal. Info yang biasanya kamu temukan saat masih kelas di Sekolah Dasar, saling bertukar info mafa, mifa, tanggal ulang tahun dan sebagainya. Sebenarnya tidak sereceh itu juga sih hahaha. #30haribercerita yang diinisiasi oleh @thepodcasters.id membuka jalan bagi para siniar muda untuk mencoba kapasaitas diri untuk menjadi konsisten dalam menjalankan hobi. Ikutan lah!
#Monolog kali ini, saya banyak membicarakan tentang perspektif. Pengalaman tidak berpuasa yang tidak leluasa, dan polemik mayoritas-minoritas yang ada di Indonesia.
Nahwan ngobrol bareng saya di #JurnalTemenSekolahan mengenai buku-buku yang ia dan kami suka. Saat-saat penolakan atas penyeragaman agar terlihat edgy, juga berbagai macam hal detil yang biasanya saya atau kamu sering lewatkan. Ini, Podcast Mikir Dulu Baru Gerak.
Saya sebenarnya banyak melantur di episode #monolog kali ini. Saya membicarakan apa yang lewat di kehidupan saya, analog maupun digital. Ya, ini kan untuk kenang-kenangan saja. Jadi, tidak apa-apa ya?
Temui Mushlihatul Ashfia (Mumus for short) di segmen #JurnalTemenSekolahan minggu ini. Mumus cerita tentang kehidupan SMAnya, sedih-sedihnya jadi anak yang ortunya sibuk diwaktu kecil (saya bisa relate ini sih) dan keteguhan prinsipil mengenai nilai kehidupan dalam sudut pandang agama. Cheers!
#monolog ini berbicara sedikit tentang kejadian-kejadian politik tempo hari dan lebih ke pembicaraan mengenai bagaimana otak manusia bisa mengolah suatu informasi menjadi kesenangan. Kesenangan orang kan berbeda-beda (kalau boleh secara jahat saya sebut tingkat kesenangan yang bervariasi) maka dari itu, kasihan ya orang yang susah senang diluaran sana. Eh cukup deh curhatnya, selamat mendengarkan!
Saya bertemu Ilham Adyatma (akrab disapa Atmo) dalam #JurnalTemenSekolahan, salah satu teman se-slta saya yang kini mengabdi menjadi tenaga pengajar (mudarris/ustadz) di pesantren lulusan kami terdahulu. Obrolan kami seputar gaya pendidikan pesantren masa kini yang mulai berubah, pendapat mengenai apa-apa yang hangat dimasa sekarang dengan sudut pandang agama, hingga menjadi orang "tengah" atau ummatan wasaton. Selamat mendengarkan.
#monolog kali ini, @po_alam sebenernya marah-marah aja tentang jahatnya warganet kalau ngetik, gimana perspektif satu arah yang bisa membentuk hal tersebut, dan puji-pujian untuk para admin korporasi media sosial Twitter diluar sana yang pintar-lucunya patut diacungi jempol. Sedikit-sedikit ada, lah, ngomongin tentang politik, citra publik kelompok, manajemen krisis pr, dan serangkain ke-soktahu-an lainnya.
Temui Faiq di #JurnalTemenSekolahan episode ini. Ia bercerita mengenai hobinya yang menjadi cita-cita, tantangannya yang membuat impian itu tidak patah melainkan melengkung seperti rotan, menjadi pribadi yang realistis, sampai keinginan menjadi orang tua yang melek dengan eksistensi anaknya sendiri di sosial media. Happy listening!
Iya, judulnya gak salah kok. Media massa mainstream kadang bisa jadi pengelabu paling terpercaya, dan RUU permusikan sebenarnya bukan kiamat sugro juga bagi pelaku seni di bidang musik. Mungkin bukan tolak, tapi revisi. Itu menurut saya. Kebanyakan sih, saya berpendapat subjektif mengenai hilangnya validitas media massa mainstrem dikalangan warganet, RUU Permusikan yang ada benarnya, sampai "ukhti-ukhti" yang anti Valentine's Day. Happy listening!
Temui Anggia Adriadna Miranda, salah satu teman saya di pondok pesantren beberapa tahun lalu. Di #JurnalTemenSekolahan ini, Anggia bercerita mengenai pilihannya untuk berwirausaha dibidang fashion, latar belakang orang tuanya yang memang pengusaha, ketatnya persaingan dalam industri mode dan labelling yang masih lekat di kehidupan masyarakat kita. Happy listening and happy weekend everybody!
Di #monolog kali ini, saya membicarakan kesukaan saya dengan sastra indonesia. Puisi, cerpen, rima kata dan metafora-metafora yang ajaib. Ada sedikit sangkut pautnya dengan Jepang, seni berdiam diri, sampai keindahan-keindahan yang abstrak sesuai perspektif subjektif saya. Happy listening!
Faisal "Onad" Akbar bercerita di mengenai hobi barunya dibidang fotografi, bagaimana menghadapi masa sulit perkuliahan terlebih saat harus pindah jurusan, dan hal jujur mengenai kedua orang tuanya. Inilah Segmen #JurnalTemenSekolahan.
Di episode #monolog kali ini, saya banyak ngomongin tentang ke-skeptis-an mengenai perkembangan teknologi. Mulai dari self driving car, mainan pemuas libido, sampai layanan antar makanan online dihadapkan kalau kita sudah tua nanti. Sebandel apa kita? Sumber: https://youtu.be/xcBJ-vA5AoE https://youtu.be/FBRSR_LGlOE https://youtu.be/3yTSyARcfjI http://nationalgeographic.grid.id/amp/13288541/membuat-daun-telinga-dari-jaringan-lemak
Dalam episode ini, teman saya Hasan menceritakan tentang ketekunannya menggeluti hobi sejak smp-sma yang kandas ditengah bangku perkuliahan, perombakan cita-cita total setelahnya, kekaguman atas tatanan sosial masyarakat desa, dan angan-angan tentang menjadi orang tua. Inilah segmen #JurnalTemenSekolahan.
Kamu pernah nggak ngerasa udah memberikan yang terbaik tapi tidak mendapatkan timbal balik? Atau sudah usaha melayani tapi tidak kunjung diapresiasi? Kayaknya, sengaja tidak sengaja saya pernah jadi dua-duanya deh. Yang kecewa atau yang mengecewakan. Tapi, ya gitu. Pamrih untuk hal yang kamu lakukan itu boleh kok (asal engga berlebihan). Juga jangan lupa dengan perlakuan apa yang orang lain suka!
Jurnal Temen Sekolahan sebenernya adalah project dimana saya ingin merekam pemikiran temen-temen di sekitar saya. Apa yang mereka inginkan sekarang, cita-cita mereka, lingkungan didik dari orang tua dll. Mirip waktu jaman sd kita ngisi biodata kita di kertas binder temen sekelas. Meet Ma'ruf Harry, temen gue yang bisa dibilang abstrak dalam pemikiran. Dia cerita tentang masa kecil, pengaruh orang tua, dan keinginan untuk memperbaiki apa yang berantakan sekarang. Happy listening.