Indonesian daily Sabbath School Lesson from the Adventist church

Pada usia 85 tahun, Kaleb terus menjadi teladan tentang apa yang dapat Tuhan capai melalui orang-orang yang hatinya sepenuhnya didedikasikan untuk Tuhan dan tujuan-Nya.

Kaleb setia sesuai namanya, menunjukkan kesetiaan tak tergoyahkan kepada Tuhannya. Ia membawa laporan positif, memimpin dalam sikap iman, bersedia berbicara yang dia tahu benar, meskipun ada pertentangan, bahkan dalam menghadapi kemungkinan kematian.

Teladan dari dua raksasa iman: Kaleb dan Yosua. Hal-hal yang membuat mereka menonjol dalam generasi mereka dan memainkan peran kunci dalam kehidupan umat Allah selama salah satu periode yang paling penting dalam sejarah Israel.

Upacara persiapan adalah waktu melakukan pemeriksaan diri, pengakuan dosa, pemberesan perbedaan paham. Saat Perjamun Kudus, waktu berjumpa dengan Kristus, berdiri dalam terang salib yang menyelamatkan, membuka jiwa pada sinar terang Matahari Kebenaran.

Saat umat berkumpul di Silo dan menempatkan Kemah Pertemuan di sana, Yosua mendirikan Kemah Suci Tuhan ketika tujuh suku Israel belum menerima tanah pusaka.

Salinan perjanjian itu perlu dituliskan di sebuah tugu yang dapat dilihat oleh semua orang.

Yosua membangun mazbah bagi Tuhan, kembali memimpin Israel ke dalam kehidupan yang taat kepada perjanjian.

Perayaan Paskah menandai era baru dalam sejarah generasi kedua Israel yang dimulai di padang gurun, menyeberangi Sungai Yordan, melaksanakan sunat, Paskah, menuju momen penting campur tangan ajain Tuhan untuk melawan musuh-musuh.

Perjanjian kita dengan Allah harus selalu menjadi jawaban syukur atas apa yang telah Allah capai bagi kita, bukan suatu tindakan untuk mendapatkan keuntungan dengan cara memenuhi tuntutan Allah secara legalistik.

Israel membaktikan diri mereka kepada Tuhan, terkadang dalam menghadapi bahaya yang akan datang. Yosua menuruti Tuhan dan mengambil keputusan yang tampaknya tidak masuk akal saat di zona perang.

Dosa mematikan yang telah memimpin kehancuran Akhan berakar pada sifat tamak. Di antara segala dosa, ketamakan inilah yang paling biasa terjadi dan yang paling dianggap remeh.

Allah memberi kesempatan bangsa-bangsa kafir mengenal-Nya & berbalik dari jalan yang jahat, dengan melihat perkara-perkara besar yang Allah lakukan bagi umat-Nya yang taat kepada-Nya. Seperti Rahab, belajar tentang Allah Israel melalui penaklukan Yeriko.

Akhan dengan keserakahannya, menyebabkan kekalahan Israel. Ia melanggar perjanjian dengan Allah, sampai akhir tetap bersembunyi, menghukum diri & keluarganya sampai mati dan menjadi contoh yang memalukan.

Allah sendiri bertindak sebagai saksi atas tindakan Akhan yang tidak terlihat. Kita harus sangat menyadari bahwa Allah mengetahui segala sesuatu yang kita lakukan, bahkan hal-hal yang tersembunyi. Kesadaran ini harus berdampak pada cara hidup kita.

Tuhan katakan, "Israel telah berdosa, dan mereka telah melanggar perjanjian-Ku yang Kuperintahkan kepada mereka" (Yosua 7: 11, NKJV).

Musuh yang paling berbahaya tidak berada di luar perkemahan, tetapi di dalam barisan mereka sendiri. Tantangan terbesar adalah sikap keras kepala dari orang-orang di dalam perkemahan mereka sendiri yang dengan sengaja mengabaikan perintah-perintah Tuhan.

Allah lambat untuk marah. Allah memberi bangsa-bangsa yang jahat masa percobaan agar mereka dapat mengenal Allah & karakter-Nya. Penghukuman diberikan karena mereka menolak untuk menerima Terang itu dan memilih jalan sendiri daripada jalan Allah.

Mesias digambarkan sebagai "Raja Damai”, mengantarkan sebuah kerajaan yang didominasi oleh damai, di mana singa dan anak domba akan merumput bersama tidak akan ada kehancuran atau luka, dan damai sejahtera akan berkuasa, mengalir seperti sungai

Sejak munculnya dosa di dunia, tidak ada lagi netralitas: seseorang bebas memilih berada di pihak Allah atau melawan Allah. Satu sisi menuju kehidupan, kehidupan kekal, dan sisi lainnya menuju pada kematian, kematian kekal.

Tujuan awal penaklukan adalah pengusiran penduduk Kanaan. Namun, mayoritas mengeraskan hati mereka, seperti Firaun, dan menyatu dengan budaya sedemikian rupa sehingga menghancurkan budaya mereka berarti juga harus menghancurkan mereka.

Allah sebagai hakim, berkomitmen untuk menerapkan, menstabilkan, dan mempertahankan aturan hukum, yang merupakan cerminan karakter-Nya.

Penduduk Kanaan diberi masa percobaan, masa belaskasihan, kesempatan menemukan Tuhan & karakter-Nya melalui kesaksian para nabi di antara mereka. Namun mereka menyia-nyiakan, terus melakukan perbuatan mengerikan sampai akhirnya Tuhan menghentikan mereka.

TUHAN Allahmu, Dialah yang berperang bagi kamu, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu.

Benturan kuasa jahat & kuasa Allah tidak dapat dihindari. Tuhan yang berdaulat atas alam semesta, turun tangan. Bukan maksud Allah agar bangsa Israel memperoleh negeri itu melalui peperangan, melainkan melalui penurutan kepada perintah-perintah Allah.

Hasil dari setiap pertempuran pada akhirnya berada di tangan Tuhan. Satu-satunya cara bangsa Israel dapat memengaruhi hasil dari konflik militer adalah melalui sikap iman atau ketidakpercayaan terhadap janji-janji Tuhan. Pilihan ada di tangan mereka.

Allah adalah sang pejuang; inisiatif adalah milik-Nya. Allah menetapkan strategi, menentukan cara, dan melakukan operasi militer-Nya. Jika Yahwe tidak berperang untuk Israel, mereka tidak memiliki kemungkinan untuk berhasil.

Tuhan adalah seorang pejuang. Pada akhirnya, Tuhan berperang melawan dosa dan tidak akan membiarkan konflik ini selamanya

Mahluk ciptaan Allah diberi kehendak bebas, prasyarat agar dapat mengasihi. Mereka bisa memilih bertindak sesuai dengan, atau melawan, kehendak Allah. Salah satu malaikat utama, Lucifer, memberontak melawan Allah, membawa banyak malaikat bersamanya.

Kristus menampakkan diri kepada Yosua bukan hanya sebagai Panglima bala tentara Israel yang sebenarnya, tetapi Panglima bala tentara malaikat yang tidak terlihat namun nyata yang terlibat dalam konflik yang jauh lebih besar.

Belum pernah ada hari seperti itu, baik dahulu maupun kemudian, bahwa TUHAN mendengarkan permohonan seorang manusia secara demikian, sebab yang berperang untuk orang Israel ialah TUHAN.

Israel rohani berada dalam bahaya yang lebih besar untuk melupakan Allah & dibawa ke dalam penyembahan berhala, dibandingkan umat Allah di masa lampau. Banyak berhala disembah, bahkan oleh orang-orang yang mengaku sebagai pemelihara Sabat.

Menyeberangi Laut Merah dan menyeberangi Sungai Yordan merupakan penanda era baru dalam sejarah Alkitab, dan keduanya memiliki makna simbolis. Yesus mengalami pengalaman menyeberangi "Laut Merah" dan "Sungai Yordan".

Secara umum, kita menganggap kelupaan sebagai sifat normal dari semua manasia. Namun, kelupaan dalam makna rohani dapat menyebabkan konsekuensi yang serius.

"Apa arti batu-batu ini bagimu?" Setiap generasi baru harus memahami dan menghayati maknanya secara pribadi, sehingga iman kepada Tuhan yang membuat mukjizat dan berbagai tindakan dahsyat dapat dipertahankan.

Allah Alkitab adalah "Allah yang hidup", aktif dan hidup, yang dapat dipercaya oleh umat-Nya dengan menantikan tindakan Allah demi mereka.

Mukjizat menyeberangi Sungai Yordan membuktikan kepada bangsa Israel bahwa janji Tuhan untuk menghalau bangsa-bangsa Kanaan dapat dipercaya. Tuhan yang sanggup mengeringkan Sungai Yordan, juga sanggup mengaruniakan negeri itu kepada mereka.

Melupakan kebutuhan rohani kita dapat memiliki konsekuensi yang lebih berat daripada sekadar mendapat denda

Kasih Allah begitu luas, begitu dalam, begitu sempurna, sehingga tembus ke mana-mana. Kasih Allah mengeluarkan orang-orang dari pengaruh Setan.

Allah menghormati pengakuan orang Gibeon atas supremasi Allah, serta keinginan mereka untuk berdamai dan tidak memberontak, serta kesediaan mereka untuk meninggalkan penyembahan berhala dan menyembah satu-satunya Allah yang benar.

Perkataan orang Gibeon mirip perkataan Rahab. Keduanya mengakui kuasa Allah Israel, keduanya mengakui keberhasilan Israel bukan prestasi manusia. Rahab mengakui dan sepenuhnya menyerah kepada Allah, orang Gibeon menggunakan tipu muslihat.

Dengan imannya yang baru muncul, Rahab mengambil janji-janji yang telah diberikan kepada bangsa Israel. Sebagai hasilnya, Rahab diselamatkan.

Di tengah-tengah budaya yang rusak dan korup serta gaya hidup Rahab yang penuh dosa, Allah, dalam kasih karunia-Nya, melihat secercah iman pada Rahab, untuk diselamatkan oleh Allah karena imannya.

Allah adalah Allah yang memberikan kesempatan kedua (bahkan berulang kali!). Alkitab menyebut kesempatan kedua sebagai "anugerah". Anugerah adalah menerima apa yang tidak layak kita terima. Pengajaran Alkitab penuh dengan konsep anugerah.

Israel memiliki kesempatan kedua memasuki Tanah Perjanjian, dan Yosua menjalankan misi dengan serius. Jaminan dukungan Ilahi tidak mengesampingkan tanggung jawab manusia. Kasih karunia Allah memiliki kemungkinan tak terbatas yang akan mengejutkan kita.

Defining success from a biblical perspective, looking at the position of prosperity in the definition of success according to the Christian faith.

Kesuksesan harus dilihat sebagai keadaan yang selaras dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip rohani yang menjadi dasar dari dunia ciptaan Tuhan dan yang dinyatakan dalam hukum-Nya.

Panggilan untuk menjadi kuat dan berani di sini tidak hanya berkaitan dengan semangat tempur atau strategi perang. Keberanian dan kekuatan diperlukan untuk tetap setia kepada Taurat dan petunjuk khususnya, yang mendasari perjanjian Israel dengan Yahwe.

Pada saat itu, Tanah Perjanjian adalah sebuah janji. Namun, Allah menyebutnya sebagai warisan bagi ahli waris janji-janji Allah.

Kitab Yosua memiliki empat bagian utama: Seberangi, Rebut, Bagi-bagi, Layani dengan setia patuhi hukum.

Yosua akan menyelesaikan pekerjaan yang semula diberikan kepada Musa. Yosua benar-benar menjadi Musa yang baru.