Indonesian daily Sabbath School Lesson from the Adventist church

Sebagian dari umat Ibrani adalah penyembah2 rohani, namun banyak di antara mereka yang hanya formalitas, tidak ada kesungguhan dalam pelayanan mereka. Sebagian lagi adalah penyembah berhala.

Yosua, seperti Paulus, "bertanding dalam pertandingan yang baik". Kunci keberhasilan Yosua dapat menolong keputusan yang perlu kita ambil hari ini agar dapat mengakhiri dengan baik, dengan jaminan keselamatan yang sama.

Ancaman penyembahan berhala bukanlah ancaman yang bersifat teoritis. Melayani Tuhan bukan hanya untuk generasi Yosua, tetapi juga untuk setiap generasi baru umat Allah yang akan membaca atau mendengar pesan ini.

Keputusan untuk melayani Tuhan adalah keputusan yang serius, dan haruslah keputusan diri sendiri, bukan keputusan yang dipaksakan oleh seorang pemimpin, atau siapapun juga. Ini dicapai melalui hubungan pribadi dengan Tuhan yang menyelamatkan.

Takut akan Tuhan, melayani Tuhan "dengan tulus dan setia", penurutan terhadap hukum & ketetapan Allah, konsistensi hati yang tidak terbagi, menghidupkan rasa syukur kepada Tuhan atas semua yang lebih dulu Tuhan lakukan bagi kita.

Yosua mengatakan “kamu ada di sana.” Singkatnya, pelajaran dari masa lalu harus diterapkan oleh setiap generasi baru. Allah yang telah bekerja bagi para leluhur di masa lalu siap untuk bertindak atas nama generasi sekarang.

"Pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah;... Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"

Dosa telah merusak peraturan & hukum Allah. Selama dosa ada, penderitaan & kematian tak dapat dihindari. Hanya karena Penebus telah menanggung kutuk dosa demi kita, maka manusia punya pengharapan melepaskan diri dari akibat dosa yang mengerikan.

Allah ingin masuk ke dalam sebuah hubungan pribadi yang intim dengan setiap orang yang membalas kasih-Nya. Dengan demikian, kasih-Nya yang universal kepada semua orang merupakan kerangka kerja bagi perwujudan kasih timbal balik yang bersifat sukarela.

Murka Tuhan adalah sikap kekudusan & kebenaran-Nya menghadapi dosa & kejahatan. Tuhan perang melawan dosa, di manapun dosa ditemukan. Murka Tuhan tidak pernah merupakan reaksi yang emosional, balas dendam, dan tidak dapat diprediksi.

Yosua menyatakan tugas Israel bukanlah yang bersifat militer. Tugas ini bersifat Rohani, berkaitan dengan penurutan kepada kehendak Allah dalam Taurat. Konflik tergenting yang mereka hadapi adalah konflik Rohani.

Keberhasilan selalu karena ketaatan pada Firman Tuhan. Kemenangan rohani atas dosa & pencobaan telah dijamin melalui pengorbanan & kebangkitan Yesus Kristus. Umat Allah saat ini harus terus mengandalkan Roh Kudus untuk kehidupan yang berkemenangan.

Kesetiaan Allah dalam menepati janji-janji-Nya memberi kita keyakinan bahwa tidak ada satu pun dari janji-janji Allah di masa depan yang akan gagal.

Yosua 23 lebih fokus pada masa depan dan bagaimana menyembah Tuhan, yaitu secara khusus. Yosua 24 mengulas tindakan-tindakan setia Tuhan di masa lalu, dengan tujuan untuk mendorong keputusan mengenai siapa yang layak disembah, yaitu Yahwe.

Sekalipun ada di bawah tuduhan palsu, pihak yang benar bisa berusaha untuk menjadi tenang & berpikir. Allah mengerti segala sesuatu yang disalahmengerti & disalahtafsirkan manusia. Kita dapat dengan aman menyerahkan perkara kita ke dalam tangan Allah.

Bersukacitalah dan pujilah Tuhan ketika perdamaian kembali tercapai.

"Jawaban yang lemah lembut meredam murka, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan amarah"

Pengalaman negatif di masa lalu, membentuk cara kita menghadapi kejadian serupa di masa depan. Hanya kasih karunia Allah yang dapat membantu kita memastikan bahwa tragedi masa lalu tidak menentukan cara kita memperlakukan sesama di masa kini.

Ketegangan muncul saat suku-suku dari timur dilaporkan telah mendirikan mazbah di tepi Sungai Yordan. Kurang konsultasi dengan Yosua, Eleazar & para pemimpin suku menciptakan ruang bagi kesalahpahaman yang berpotensi menimbulkan konflik mengerikan.

Kita berseru mohon kuasa Tuhan, yang berjanji menyertai &memampukan kita melakukan yangTuhan minta. Jika tetap setia dengan panggilan lebih tinggi di hadapan kita, kita termotivasi terus maju, terlepas dari tantangan & keputusasaan yang tak terelakkan.

Sebuah tantangan muncul dari kesalahpahaman yang besar di antara bangsa Israel.

Bukan dengan kekuatan angkatan bersenjata, bukan pula dengan kekerasan, kerajaan Allah dimenangkan, melainkan dengan jalan menanamkan prinsip yang baru dalam hati manusia

Kehidupan Yosua mencerminkan begitu banyak karakter yang menandakan pekerjaan dan pribadi Mesias. Kita juga harus menyediakan waktu untuk merenungkan kehidupan, karakter, dan ajaran Yesus. Ya, dengan melihat, kita diubahkan.

Mesias, yang digambarkan sebagai Yosua baru, memberikan warisan rohani kepada umat Israel baru.

Yosua ditampilkan sebagai Musa baru yang, dalam kehidupan generasi kedua, mengulangi langkah-langkah paling penting mengenai Eksodus dari Mesir. Kehidupan Musa dan Yosua menjadi gambaran Yesus, Sang Mesias yang akan datang.

Karena Penulis Ilahi Kitab Suci adalah satu, maka berbagai bagian dari Kitab Suci konsisten satu sama lain. Semua doktrin Alkitab akan selaras satu sama lain

Jadi, tipe (lambang) Alkitabiah dibentuk menurut rancangan Ilahi yang telah ada secara konkret, atau secara konseptual, di dalam pikiran Allah, dan berfungsi untuk membentuk kegenapan di masa depan (antitipe / penggenapan).

Kehidupan Yosua menubuatkan pelayanan Mesias dan menunjuk kepada simbolisme yang digenapi di dalam gereja, dan juga di dalam penggenapan sejarah manusia.

Israel dapat menjadikan tanah Kanaan milik mereka dalam kebenaran hanya melalui pendudukan, dengan mematuhi syarat-syaratnya, dengan menghayati iman yang hidup kepada Allah, dengan menerapkan janji-janji Allah kepada diri mereka sendiri.

Ketika bangsa Israel mengakui dosa-dosa mereka, bertobat, dan mencari Tuhan dengan segenap hati mereka, Tuhan menggenapi janji-Nya lagi, dan membawa mereka kembali ke negeri mereka sebagai tanda pemulihan.

Sebagai Bapa surgawi, Tuhan ingin anak-anak-Nya bermurah hati kepada yang kurang beruntung & di setiap tahun ketujuh agar mengizinkan tanah mereka untuk memberi makan kaum kurang beruntung ini.

Meskipun Tanah Kanaan adalah anugerah dari Tuhan, ada beberapa tantangan yang muncul ketika memiliki tanah itu. Umat Kristen saat ini menghadapi tantangan yang serupa dengan tantangan-tantangan yang berkaitan dengan pendudukan Tanah Perjanjian.

Israel menerima tanah itu sebagai hadiah dari Yahwe, dan Allah sendiri tetaplah pemiliknya. Mereka dapat memiliki tanah itu selama berada dalam hubungan perjanjian dengan Yahweh dan menghormati ajaran-ajaran perjanjian itu.

Taman Eden menjadi simbol kehidupan yang berkelimpahan, dan kita akan menemukan kembali motif-motifnya dalam tema Tanah Perjanjian. Tanah Perjanjian itu adalah milik Allah, sebagaimana Taman Eden adalah milik Allah.

Allah ingin mengajarkan pada bangsa Israel bahwa tanah itu bukan sebuah mimpi. Tanah itu dijanjikan kepada mereka dengan cara yang sangat nyata dan terukur. Namun, mereka harus membuat janji itu menjadi kenyataan dengan bertindak berdasarkan janji itu.

Melalui bergantung pada kuasa dari Kristus, Jenderal Perkasa Bala Tentara Surga, setiap prajurit salib yang sejati dapat menerima kekuatan dan keberanian untuk mengatasi rintangan-rintangan yang tampaknya tidak dapat diatasi."

Merenungkan teladan hidup para pahlawan iman yang luar biasa sangat penting bagi pertumbuhan rohani kita. Pada saat yang sama, teladan utama kita adalah Yesus Kristus kehidupan dan ajaran-Nya.

Yosua, pemimpin besar kedua Israel, yang membagi-bagikan tanah, justru terakhir menerima warisan, menunjukkan karakter mulianya sebagai pemimpin yang fokus pada hal paling penting, berada dekat rumah TUHAN seumur hidup.

Generasi bangsa Israel berikutnya, mengikuti teladan para raksasa iman: Kaleb dan Yosua. Ketika generasi yang lebih tua menutup pelayanan mereka, ada generasi baru yang siap menghadapi tantangan dan terus menggenapi rencana Allah bagi Israel.

Pada usia 85 tahun, Kaleb terus menjadi teladan tentang apa yang dapat Tuhan capai melalui orang-orang yang hatinya sepenuhnya didedikasikan untuk Tuhan dan tujuan-Nya.

Kaleb setia sesuai namanya, menunjukkan kesetiaan tak tergoyahkan kepada Tuhannya. Ia membawa laporan positif, memimpin dalam sikap iman, bersedia berbicara yang dia tahu benar, meskipun ada pertentangan, bahkan dalam menghadapi kemungkinan kematian.

Teladan dari dua raksasa iman: Kaleb dan Yosua. Hal-hal yang membuat mereka menonjol dalam generasi mereka dan memainkan peran kunci dalam kehidupan umat Allah selama salah satu periode yang paling penting dalam sejarah Israel.

Upacara persiapan adalah waktu melakukan pemeriksaan diri, pengakuan dosa, pemberesan perbedaan paham. Saat Perjamun Kudus, waktu berjumpa dengan Kristus, berdiri dalam terang salib yang menyelamatkan, membuka jiwa pada sinar terang Matahari Kebenaran.

Saat umat berkumpul di Silo dan menempatkan Kemah Pertemuan di sana, Yosua mendirikan Kemah Suci Tuhan ketika tujuh suku Israel belum menerima tanah pusaka.

Salinan perjanjian itu perlu dituliskan di sebuah tugu yang dapat dilihat oleh semua orang.

Yosua membangun mazbah bagi Tuhan, kembali memimpin Israel ke dalam kehidupan yang taat kepada perjanjian.

Perayaan Paskah menandai era baru dalam sejarah generasi kedua Israel yang dimulai di padang gurun, menyeberangi Sungai Yordan, melaksanakan sunat, Paskah, menuju momen penting campur tangan ajain Tuhan untuk melawan musuh-musuh.

Perjanjian kita dengan Allah harus selalu menjadi jawaban syukur atas apa yang telah Allah capai bagi kita, bukan suatu tindakan untuk mendapatkan keuntungan dengan cara memenuhi tuntutan Allah secara legalistik.

Israel membaktikan diri mereka kepada Tuhan, terkadang dalam menghadapi bahaya yang akan datang. Yosua menuruti Tuhan dan mengambil keputusan yang tampaknya tidak masuk akal saat di zona perang.

Dosa mematikan yang telah memimpin kehancuran Akhan berakar pada sifat tamak. Di antara segala dosa, ketamakan inilah yang paling biasa terjadi dan yang paling dianggap remeh.

Allah memberi kesempatan bangsa-bangsa kafir mengenal-Nya & berbalik dari jalan yang jahat, dengan melihat perkara-perkara besar yang Allah lakukan bagi umat-Nya yang taat kepada-Nya. Seperti Rahab, belajar tentang Allah Israel melalui penaklukan Yeriko.