Kumpulan Arsip Suara yang berisi Kisah yang akan Kita Tertawakan di Masa Depan
Sudah bulan september, lagi 3 bulan udah 2023. Dan aku belum kaya juga.
Sejak masuk ke dunia thai enthusiast, aku sering banget nemu hal-hal yang berbau keberuntungan. Kalau dipikir-pikir, sebenarnya keberuntungan itu nggak ada…
Alasan kenapa aku 4 bulan ini nggak upload podcast, sekaligus episode penutup Katanya Podcast di tahun 2021
Sempat di bulan Juli 2021, disaat kasus covid-19 lagi parah-parahnya, gue jadi salah satu penyintasnya. Selama 12 hari isolasi mandiri dan mencoba untuk self healing di masa penyembuhan. Cukup sekali ini aja kena. Nggak mau lagi.
udah seneng nih kasus covid mereda, eh naik lagi! brekele memang! udah capek di PHP-in bakal buka pintu pariwisata internasional, ditambah PPKM, gimana makin nggak brekele?
Sebuah episode berisi cerita mengenai fenomena "Harga Teman". Nggak tahu siapa yang mulai duluan. Yang awalnya masih "oke-oke" aja ngasi harga teman, lama-lama menjadi sesuatu yang annoying banget untuk yang berusaha mendapatkan penghasilan tambahan.
karena gue nggak bisa tidur, jadi gue rekam suara; cerita soal habis vaksin yang bikin nyeri sebadan.
siapapun di belahan bumi ini; mau yang harta kekayaannya tujuh turunan nggak habis-habis, cantiknya silau karena kulitnya glowing, pintar sampai keterima di Harvard University, pasti pernah insecure. apalagi gue yang ngerasa biasa-biasa aja. selalu tiap malam berisik di kepala soal kekurangan yang nggak bisa gue ubah. proses buat redainnya emang butuh waktu yang nggak bisa di prediksi. akhirnya, gue tau caranya; bagaimana meredakan insecure gue yang segitu ganggunya di pikiran gue?
selamat menunaikan ibadah puasa hari kedua dan rahajeng galungan, gengs. karena episodenya dadakan, moon maap nih kalau ada yang nggak lancar ngomongnya. moon maap juga kalau ada jeda lama dan bunyi-bunyi tidak mengenakkan. anyway, dengerin aja langsung ceritanya ya.
awalnya, record topik ini gue rekam dalam format video dan berniat upload di IGTV. Lalu, ada beberapa kendala sehingga akhirnya gue mutusin ngubah formatnya dan upload di podcast :(. Gapapalah ya, yang penting isinya yang (mudah-mudahan) bisa kalian pahami. Cheers!
ngomongin soal Nyepi, yang gue inget adalah lihat langit malam hari. sudah setahun menunggu, hujan turun dan akhirnya gajadi liat bintang. Nyepi juga sinyal internet dibatasi, membuat beberapa yang memanfaatkan data selular harus libur sosmed sehari.
Sudahkah kalian bersyukur wahai penghuni bumi yang kalau akhir bulan suka merana? Sudahkah kalian bersyukur dengan benar? Kalau masih kebiasaan bersyukur dengan membandingkan diri dengan kekurangan orang lain punya, mending udahin deh~
Zodiak lo apa? kalau zaman ke belakang, suka baca zodiak di kalender Bali paling belakang. Selain itu, juga baca di tabloid, majalah atau koran (waktu itu media sosial belum ada). Bacaannya paling ngebahas seputar Asmara, Keuangan dan Kesehatan. Kalau sekarang, gue nggak begitu tertarik baca ramalan kayak gitu sih. Lebih suka melihat kepribadian orang tersebut berdasarkan zodiak dan risingnya (eitsss ini juga ada pengaruhnya sama lingkungan pergaulannya ya). Kalau lo gimana?
"Kamu siap aku ajak susah nggak?" adalah pertanyaan yang ngebuat gue mikir, "Kenapa gue yang susah-susah nyenengin diri, malah diajak hidup susah?". Iya tau, maksudnya kalau seumpama di tengah kehidupan yang nggak pasti ini, dihadapkan sesuatu yang sulit, mau nggak diajak cari solusi bareng-bareng dan tetap bareng? Gitu? Ya kalimat nanyanya jangan gitu dong....
ada banyak hal di 2019 yang nggak bisa didapetin di 2020. ternyata, luar biasa sampai di titik ini. terima kasih ya sudah bertahan.
Sudah jadi resiko orang Asia kalau kita-kita yang baru masuk usia 25 tahun, di cerca pertanyaan "Kapan Menikah?" seolah-olah menikah adalah pencapaian teratas, tertinggi dan final setiap orang. Padahal, menikah adalah keputusan yang nggak semudah membalikkan telapak tangan. Menikah bagi kami adalah tahap baru dalam kehidupan yang sangat mempengaruhi hidup. So, inilah alasan kenapa kita menunda menikah. Kolaborasi dengan Kak Hani dan Kak Silvi di Episode Penutup Season 1 #MenujuSeason2
Pengalaman ini masih ngebekas banget. Gimana nggak? Akibat dari kesimpulan mentah yang gue buat, ekspektasi yang gue buat berujung kecewa dan nangis bombay pada jam malam dan down selama 1 minggu. Saat kita diminta untuk temani seseorang cerita, ada baiknya kita bertanya: "Hanya ingin didengerin aja atau diberi saran?". Pada saat itu, gue hanya minta didengerin. Tidak mau diberi saran, pendapat atau yang sampai mengusik kehidupan pribadi gue. Dan episode ini, tercipta dari bentuk kemarahan gue #menujuseason2
di masa kita harus mencari kerja, kita sering bertanya-tanya: kira-kira kerjaan yang kayak gimana sih maunya? apa yang sesuai passion gue aja? apa passion gue? mungkin teman-teman juga ngerasa pekerjaan yang ditekuni saat ini itu nggak sesuai passion. Jadi, kudu gimana dong? Kali ini, gue ngajak Kak Hani dan Kak Silvi yang dimana kami bertiga juga masih mencari apa itu passion, ngebicarain masalah struggle dalam pekerjaan yang ditekuni dan passion yang kami punya #menujuseason2
Pernah nggak sih lo ngerasa sedih tapi susah banget mau dijelasin? Di hati itu kayak sepet banget pengen ngeluarin semua uneg-uneg, eh tapi susahnya minta ampun. Ngejelasin susah, nge-ekspresiinnya juga susah! Kalau lo pernah mengalami masa itu, tenang. Itu hal yang wajar dan mari berkumpul, karena gue lagi ada di fase ini. Dimana gue ngerasa sedih, tapi nggak bisa dijelasin, nggak bisa diekspresiin pakai air mata.
Ditolak PTN yang udah diimpikan bertahun-tahun? Sakit, jelas. Udah berjuang mati-matian tapi Tuhan nggak ngerestuin (atau faktor lain seperti orang dalam gitu, eheem) eh ditolak. Secara, kita kudu berebut beberapa kursi dari ratusan ribu pendaftar se-Indonesia. Sebenarnya, ditolak PTN bukan akhir dunia, karena masih ada jalan lain yang kudu kita lewati. Toh, ujung-ujungnya buat skripsi. But, gue nggak nyuruh kalian-kalian yang mau berjuang lagi untuk menyerah. Tetep usaha dan kalau emang nggak jodoh, jangan dipaksain....
standarisasi yang dipasang setiap masyarakat tentang batas maksimal usia menikah membuat sebagian menjadikan menikah adalah sebuah goals. sah saja sebenarnya. tapi, apa iya harus ada batasan maksimal menikah? apakah menikah cuma persoalan hidup bersama pasangan dan mempunyai anak? lalu, kalau ada yang mutusin nggak punya anak, apakah berarti pernikahan mereka nggak sempurna?
Kadang kalau perselingkuhan terjadi, kerap kali manusia-manusia dengan sotoynya menyalahkan korban. Yang gue ingin tanyakan sekarang, emang ada yang mau jadi korban? Kesalahan perselingkuhan, tidak akan pernah termaafkan (katanya)
Standar kecantikan itu nyiksa! Padahal sebagai perempuan, harusnya bebas dong mau cantik kayak gimana. Mau kulitnya hitam, putih, kuning langsat, coklat atau mejikuhibiniu juga nggak masalah. Ghibahan kali ini bersama senior waktu kuliah. Yuk mari simak.
Kejadian 'kebetulan' ini mengundang jiwa julid gue sebenarnya. Gue disini ngeluarin uneg-uneg yang... yah.. hanya bisa gue share disini. Semoga ketawa ya. _________________________ [DM] •http://instagram.com/indahhidayati (pribadi) •http://instagram.com/katanya.podcast (ig podcast) [Email] •katanyapodcast2@gmail.com _________________________
Di podcast episode ini, gue cerita dari kapan gue mengenal make up dan perbandingannya di jaman sekarang. Banyak yang berubah dan makin lama gue makin berpikir, apa cuma cantik wajah yang dikejar? Karena selama ini, gue merasa, cantik wajah itu selalu punya privilege dimanapun. Di episode ini pula, gue memberikan jawaban, pilih cantik wajah atau cantik personality? Daftar Kosmetik Anak di Pasaran: Shushu Cosmetics (http://shushu-sassy.com/company) -Luna Organics (https://lunaorganics.ph) -Amara Make Up (di distribusikan oleh PT. Gloria Origita Cosmetics) -Petite 'n Pretty (https://www.petitenpretty.com) -Hopscotch Kids (https://hopscotchkids.com/browse/beauty) Sumber: Femina Magazine No. 06/2019 _________________________ [DM] •http://instagram.com/indahhidayati (pribadi) •http://instagram.com/katanya.podcast (ig podcast) [Email] •katanyapodcast2@gmail.com _________________________
Menurut gue, selama pandemi ini berlangsung, banyak banget aspek yang terdampak. Gue ngambul 3 aspek yaitu Pendidikan, Ekonomi dan Kesehatan Mental. Nah sambil #DiRumahAja, kalian semua bisa nyimak pendapat gue di episode 08 ini! Layanan Psikolog Online: 1. Riliv: instagram.com/riliv 2. Pijar Psikologi: instagram.com/pijarpsikologi 3. Social Connect : instagram.com/socialconnect.id 4. Ibunda.id: instagram.com/ibunda.id 5. Psyline: https://psyline.id 6. Lewat Aplikasi Halodoc dan Alodokter yang dapat diunduh secara gratis lewat App Store/ Play Store
Berbicara mengenai kebaikan setiap manusia memang nggak ada habisnya. Dimulai dari hal kecil yang bisa memberikan dampak besar sampai hal besar yang memberikan dampak lebih besar lagi. Kadang kita memberi, bukan karena kita kaya. Tetapi, karena kita tahu bagaimana rasanya hidup susah. Nggak enak banget. Kali ini, saya mengajak Kak Reza (seorang perawat dan relawan aktif) untuk sharing tentang dunia kerelawanan yang sudah 5 tahun dia jalani. Seru sekali waktu berbicara dengan Kak Reza, banyak cerita menarik yang sayang banget kalau kamu skip.
Masih betah #DiRumahAja ? Di tengah pandemi ini, banyak manusia di bumi yang saling membantu satu sama lain yang terdampak --kita semua terdampak. Kali ini saya mau bagi tips bagi Generasi Millenials yang ingin memulai jadi relawan. Tipsnya sederhana aja sih, karena ini sesuai pengalaman pribadi. Simak sampai selesai ya!
'Sepik-Sepik' (read: Speak-Speak) Kita ambyar dulu ya malam ini sambil nemenin WFH klean bareng seorang dosen ambhyaaarr dan MC parttimer, Putri Wijayanthi (@sisunkistorange). Banyak candaan dan petuah dari si nona Pisces ini. Kita ngebahas Relationship in Quarter Life Crisis dan Career loh. Sangat disarankan memakai headset atau speaker. Tapi, jangan speaker masjid ya, ntar banyak yang jatuh cinta sama suara seksi kami. Hiks.
Siapa nih yang suka curhat? Curhat itu kependekan dari curahan hati. Bentuk penyampaiannya bisa bermacam-macam. Bisa dari lisan atau teks. Sering banget kalau kawula muda, seumuran aku ini, itu nyebutnya curcol atau bisa disebut curhat colongan. Topiknya macam-macam. Bahkan kucing nyungsep ke got aja bisa jadi bahan curhatan. Untuk curhat sendiri pun harus dengan orang yang bisa kita percaya. Takutnya, yang awalnya ingin membagi keluh kesah dan menjadi lega, malah terkena curhat shaming yang membuat hati jadi makin sesak. Orang-orang yang seperti apa ya, yang kudu kita jauhi kalau mau curhat?
Ulang tahun itu adalah sebuah momen yang kita alami 1 tahun sekali. Dengan cara sendiri –entah dalam kemewahan atau kesederhanaan. Paling umum itu ngerayain ulang tahun itu ada sebuah kue dengan lilin ulang tahun aneka warna atau angka, bersama orang-orang tersayang. Tapi yang bersejarah menurut aku adalah pas ulang tahun itu di caplokin telor, air, tepung dan kopi. Aku nggak tau darimana sejarah awal ngerayain ulang tahun dengan cara kayak gitu. Makin kesini, makin beda aja untuk memberikan ‘hadiah' yang berkesan untuk si ‘yang lagi ulang tahun'. Entah itu ngasi kado –dengan tujuan biar inget terosss siapa yang ngasi— ada juga yang ngasi ucapan paling pertama atau paling terakhir. Episode kali ini ngebahas Pentingnya ngucapin yang pertama atau terakhir dalam hal Ulang Tahun. Sebenarnya, penting nggak sih?
Salah satu teman saya, Nia, bercerita kepada saya tentang gundah gulananya karena standar tipe doi yaitu Cantik, Kaya dan Pintar. Secara nggak langsung, 3 tipe mutlak ini membuat Nia menjadi insecure. Gimana ya cara menyikapinya? Kamu bisa share cerita kamu dalam bentuk teks/pesan suara di: [DM] •http://instagram.com/indahhidayati (pribadi) •http://instagram.com/katanya.podcast (ig podcast) [Email] •katanyapodcast2@gmail.com
REVISI EMAIL!: katanyapodcast2@gmail.com _________________________ Katanya Podcast Eps 01 - Humble Bragging (with Indonesian Text). Istilah Humble Bragging diartikan sebagai sifat manusia yang merendah untuk meroket. Ini sering kita temukan di linimasa media sosial, maupun lingkungan sekitar. Nggak jarang kita yang ngeliat atau ngedengernya ikutan kesal