POPULARITY
Take sebelum SBY turun gunung. Mata Najwa adu gagasan. Kaesang ketum PSI. Dan Pengumuman Podcast Festival StandUpIndo. Seperti biasa jangan lupa trakteer.id/podcastsenenkemis
3 bakal calon presiden (Bacapres), Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto memaparkan gagasannya dalam acara yang diselenggarakan di Universitas Gadjah Mada berkolaborasi dengan Narasi dalam Mata Najwa on Stage bertajuk “Bacapres Bicara Gagasan”, Selasa 19 September 2023. Secara bergantian para bacapres memaparkan gagasan yang disambut antusias. Kami akan membahas jalannya acara tersebut langsung bersama pembawa acara sekaligus Jurnalis Senior, Najwa Shihab. #TalkHighlight
Najwa Shihab memulai langkahnya sebagai mahasiswi hukum. Sebelum menuntaskan studinya, Najwa mencicipi dunia jurnalistik dan jatuh hati dengan dunia itu. Kemudian, Najwa memulai bagian baru dari hidupnya sebagai jurnalis politik hingga saat ini lebih dikenal melalui program ‘Mata Najwa.' Pada perjalanannya, Najwa ingin menyuguhkan konten wawancara politik untuk audiens anak muda. Langkah untuk mematahkan stigma anak muda antipolitik. Bagaimana kisah Najwa Shihab mengemas konten politik untuk anak muda? Dengarkan kisah Najwa Shihab berikut ini! MEDIO by KG Media Instagram: https://www.instagram.com/mediobykgmedia TikTok: https://www.tiktok.com/@mediobykgmedia Saran dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id
Catatan Najwa berisi refleksi Najwa Shihab atas isu yang dibahas di program Mata Najwa. Dengan gaya rima yang khas, Catatan Najwa menggelitik dengan sindiran, menohok tajam, kadang seperti ajakan merenung. Inilah narasi-narasi terbaik Mata Najwa yang akan terus relevan dibaca kapan pun.
Frontline Boys Podcast is back! Di episode kali ini, kami mengulas serta sedikit memberikan prediksi berbagai pertandingan Persib di Piala Menpora. Tak ketinggalan aksi Eko Maung di Mata Najwa dan Aura Kasih yg mulai caper di Twitter. Selengkapnya : --- Send in a voice message: https://anchor.fm/frontlineboys33/message
Bekerjasama dengan Playfest Narasi, We Discuss hari ini diambil dari sesi Instagram Live kami bersama Najwa Shihab. Sebagai salah satu jurnalis yang sangat dihormati, media Narasi dan acara Mata Najwa telah berhasil mengundang perhatian generasi muda untuk kembali menyimak isu-isu politik dan sosial di negara kita. Dengan segala yang sudah kita lewati di tahun 2020 ini, M. Hilmi dan Najwa Shihab melihat potensi-potensi yang dimiliki anak muda untuk tetap bertahan, juga apa yang dapat kita lakukan untuk menghadapi masa depan yang tidak pasti.
Setiap pemimpin akan melalui masa ‘bulan madu' dengan pendukungnya pada tahun-tahun pertama menjabat. Begitu janji-janji politiknya tidak kunjung terealisasi, tahun-tahun berikutnya akan terisi oleh kritik. Apalagi jika kebijakannya tidak berpihak pada kepentingan publik. Hal ini juga berlaku pada presiden Joko Widodo. Di satu tahun periode kedua pemerintahannya, Presiden Joko Widodo banyak ditempa kritik. Terkait pelemahan KPK, sengkarut penanganan pandemi COVID-19, kisruh omnibus law Cipta Kerja, hingga makin maraknya represi di ranah digital. Tempo mengambil peran untuk aktif mengkritik pemerintah. Hingga beberapa pihak beranggapan Tempo selalu ‘menyerang' pemerintahan Jokowi. Namun faktanya, berdasarkan arsip, Tempo selalu mengkritik pemerintahan apabila tidak sejalan dengan kepentingan publik -terlepas dari siapapun presidennya. Di episode 50 ini, Arif Zulkifli (Azul) dan Lisa Siregar ditemani oleh Robertus Robet, membedah sejumlah opini yang pernah diangkat Tempo saat mengkritik Susilo Bambang Yudhoyono, Megawati, hingga Gus Dur. Selamat mendengarkan. Tautan arsip opini Tempo yang dibahas: Kapankah Gusdur Berhenti Terbang Jangan Perpanjang Darurat Militer Aceh SBY-JK, Duet atau Duel Rapor yang Tak Mengesankan Sumber klip audio: Jokowi Bantah Dinasti Politik, Akui Gibran dan Bobby Susah Cari Partai © 2020 KOMPASTV Harga Masker Mahal, Menkes: Salahmu Sendiri Kok Beli Ya © 2020 KOMPASTV Menkominfo: Kalau Menurut Pemerintah Hoaks, Ya Hoaks (Part 4) | Mata Najwa © 2020 Najwa Shihab Temu Wicara Presiden Soeharto pada Hari Anak Nasional di Istana 13-07-1994 © HM Soeharto
Ngobrolin ttg Among Us, Mata Najwa, dan pilihan mindset dalam hidup : pragmatis atau idealis
Un.mute about imagination that leads to opportunities for a lifetime, a curious self-made, and an importance of today. Naya Anindita is an Indonesian film maker, director, and screenwriter that believes in a higher vision of herself and fascination. She first known from a web tour series, “Jalan Jalan Men!” then joined “Mata Najwa” in 2010s before she started full-time as a filmmaker. “Sundul Gan” a movie about Kaskus and Eggnoid (2019) Sci-Fi genre, have successfully paved her path to the industry. You can talk for hours about how many countries she's visited, the different career role she played, or how she start off as a bully-victim in high school. Her trial and error in her career and her persistency will keep your jaw drop for the next hour. Listen all about it in today's un.mute! --- Send in a voice message: https://anchor.fm/claudia-helena-johan/message Support this podcast: https://anchor.fm/claudia-helena-johan/support
Dialog Najwa Shihab dengan bangku kosong di segmen acara Mata Najwa ramai diperbincangkan di media sosial. Ada yang menganggap hal ini sebagai sarkasme jurnalisme yang keren tetapi ada juga yang tidak suka dengan adanya segmen seperti itu. Di Perspektif kali ini, @fernaldy.s membagikan pendapatnya tentang fenomena unik ini dan mencoba membahas signifikansi dari pendapat/sikap seorang pemimpin di tengah krisis.
karena Mbak Najwa Shihab membuat video yang sangat menarik soal Pak Menkes Terawan yang tidak datang atas undangan hadir di Mata Najwa, doi videoin dirinya ngobrol sama kursi kosong seakan ngobrol sama Pak Menkes. Kayaknya kasian Mbak Nana ga ditanggepin jadi duo host tampan mencoba menjawab pertanyaan Mbak Nana, seakan mereka perwakilan Kemenkes. Mau tau apa aja jawaban host2 iseng kita ke Mbak Nana? Yuk cuss di play. (segala yang ditampilkan hanyalah humor dan tidak bermaksud menyinggung siapa saja) --- Send in a voice message: https://anchor.fm/anamnesa/message
#matanajwamenantiterawan jadi trending dan banjir komentar pro kontra. Bisa dipahami kegemasan sebagian publik yang diwakili Najwa Shihab atas absennya Menkes Terawan dalam berbagai momen penting.
Najwa Shihab kembali membuat "ulah". Nana, panggilan akrabnya, selalu pintar untuk menggelitik narasumbernya dengan pertanyaan tajam ketika membawakan acaranya, Mata Najwa. Kali ini berbeda, ia mewawancarai monolog kursi kosong yang di representasikan sebagai Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto. Sebab sering kali di undang, Menteri Terawan pun tak bisa memenuhinya. Akhirnya, Episode tersebut viral dengan meme yang tersebar di media sosial
Majunya anak dan menantu Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution, dalam pemilihan wali kota Solo dan Medan memang tidak melanggar aturan. Tetapi, kemunculan sanak keluarganya di kancah perpolitikan Indonesia merupakan cerminan dari makin kentalnya nepotisme dalam sirkulasi elite di negeri ini. Jokowi memang tidak sendirian. Adapula anak Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Siti Nur Azizah, yang maju dalam pemilihan Wali Kota Tangerang Selatan. Sebelumnya, anak Presiden Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani, duduk di kursi menteri. Anak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono, sempat maju pada pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Hal ini membuktikan kalau peta perpolitikan hanya berputar pada kalangan terbatas. Padahal sebagai presiden yang lahir dari rakyat, Presiden Jokowi harusnya menyadari bahaya politik dinasti. Jokowi pun hendaknya menghindarkan keluarga dan kerabatnya masuk ke kancah politik demi memutus rantai nepotisme para elite politik di negeri ini. Baca laporan lengkap “Panggung Politik Trah Jokowi” di majalah.tempo.co atau Tempo Apps. Sumber klip audio: (1) Bila Anak Berpolitik? Ini Jawaban Presiden Jokowi ; Sehari Bersama Presiden Jokowi © 2018 CNN Indonesia (2) Jokowi Akui Kedua Anaknya Belum Tertarik Politik © 2018 CNN Indonesia (3) Rahasia Keluarga Jokowi: Gibran, "Saya Tertarik Politik" (Part 5) | Mata Najwa © 2018 Najwa Shihab (4) Resmi! Gibran Daftar Bakal Calon Wali Kota Solo © 2019 KOMPASTV (5) Alasan Gibran Ingin Daftar Calon Wali Kota Solo - Liputan 6 Siang © 2019 SCTV
Setelah sempat hits di Mata Najwa, kali ini Galih Sulistyaningra (@galihtyanr) akan bercerita di Podcast Deddy Corbuzier, eh salah Podcast AOH maksudnya. Galih akan bercerita mengenai pandangannya terhadap pendidikan, kenapa mau jadi PNS, dan kenapa mau jadi guru SD. Kalo Guru SD kayak Galih semua, anak-anak SD disuruh PSBB malah ngotot belajar di kelas pasti.
Di episode kedua ini, Mas Legal re-upload ulasan Mata Najwa. Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly berencana membebaskan napi termasuk napi koruptor karena Corona. Alasan utamanya, lapas yang kelebihan kapasitas akan membuat penyebaran virus ini tidak terkendali dan jika satu tertular akan membahayakan semua. Secara prinsip alasan ini sangat bisa diterima. Kondisi lapas kita memang tidak manusiawi, orang bertumpuk seperti pindang, bahkan tidur bergantian. Tapi alasan ini menjadi mengada-ada ketika kita bicara soal napi koruptor. Sel bagi koruptor berbeda dengan tahanan lain. Di Lapas Sukamiskin misalnya, satu napi satu kamar. Lengkap dengan fasilitas pula. Alih-alih berdesak-desakan dengan napi lain sehingga bisa tertular Corona, para koruptor di Sukamiskin bahkan bisa mandi air panas di kamar mandi pribadi dan olahraga dengan alat khusus di dalam sel eksklusif mereka. Dari hampir 250 ribu napi di seluruh negeri, napi korupsi jumlahnya 4500-an. Jadi sekitar 1,8 persen dari total napi. Pembebasan napi koruptor dengan tujuan menghambat penyebaran COVID-19 di Lapas menjadi tidak relevan, karena angkanya sangat kecil dibanding napi lain. Menjadi wajar jika sejumlah pegiat antikorupsi curiga kebijakan membebaskan napi koruptor ini hanyalah akal-akalan saja. Sudah beberapa kali Kementerian Hukum dan HAM berupaya untuk meringankan hukuman koruptor lewat revisi peraturan perundangan. Jadi Pak Menteri yang terhormat, supaya kita tidak curiga macam-macam, coba dibuka dulu ke publik, narapidana kasus korupsi apa dan di mana yang menempati sel berdesak-desakan seperti napi umum pencuri ayam yang bahkan tidurnya harus bergantian? Oh ya, sekalian kalau memang mau cek lapas koruptor, titip cek lagi sel Papa Setya Novanto dan kawan-kawannya di Sukamiskin, masih di sel lagi nonton Netlifx, atau lagi plesiran makan di warung Padang?
Talks about Sci-fi, Mata Najwa and Eggnoid Back when youtube series weren’t a thing you probably heard a series called “Jalan Jalan Men” that featured Naya with her now husband, Petra a.k.a Jebraw. But despite her love with the outdoors and being filmed, Naya have directed a few movies including “Sundul gan” A movie about Kaskus’ early days and also a movie called “Berangkat!”. We sat down to talk about the most recent one, Eggnoid coming to cinema this December. Listen why you should be the first to watch and how you can be a difference to the world of moving images in this country. --- Send in a voice message: https://anchor.fm/makna-talks/message
Sebuah perkenalan (lagi) dari podcast baru (lagi) tentang sebuah usaha untuk mengupas segala sesuatu dengan bahasa sehari hari.. ben empuk ngono... bersama saya sendiri host dan tuan rumah Podcast Omongono.. Hanli Wian (ben mirip "Mata Najwa") salam Mbois!
PSSI BISA APA? seperti yang di bahas oleh MATA NAJWA. Kali ini kita NGOCEH tentang pendapat kita soal topik yang sedang panas ini, kalo kalian pendukung GARUDA kalian enggak mau lewatin episode ini
Sepak bola Indonesia tercoreng. Skandal pengaturan skor kembali menyeruak setelah acara talkshow Mata Najwa di Trans7 pada Rabu (19/12) malam lalu kembali menampilkan tema PSSI Bisa Apa Jilid 2. Andi Darussalam Tabusala, mantan manajer timnas Indonesia di Piala AFF 2010 mengungkap adanya skandal pengaturan skor yang melibatkan beberapa pemain Indonesia di leg pertama partai final melawan Malaysia. Tapi, Andi tidak mau mengungkap secara detail dan cuma mau blak-blakan jika pihak kepolisan memanggilnya secara resmi. Simak obrolan kami di era in podcast. Cara baru buat kamu dapatin berita dengan asyik.
Episode ini adalah segmen "PETJAH-IN" segmen dimana saya berpodcast ria dengan seseorang yg pecah nan hacep banget pastinya, dan untuk kali ini bersama OBED KRESNA (Presiden Mahasiswa BEM KM UGM). Pada episode ini membahas mengenai BEM KM UGM, apa-apa yang terjadi ketika Obed datang ke Mata Najwa juga tanggapannya terhadap aksi kartu kuning untuk Jokowi, juga kondisi sosial media dalam perspektif mahasiswa. Seru ga? Engga ya? Yauda pecahin aja. Yang mau kenal lebih jauh sama obed, bisa di kepoin sosmednya ya; instagram: https://www.instagram.com/obedkresna/ twitter; https://twitter.com/obedkresna Appreciating is easy, just let me know via my social media or mail me: Instagram: https://www.instagram.com/mantjah/ Twitter: https://www.twitter.com/mantjah/ Email: podcastpetjah@gmail.com
Komentar sok tau gue tentang acara Mata Najwa edisi Kartu Kuning untuk Jokowi