POPULARITY
Categories
Bismillah,208. SALAH PAHAM MEMBACA KEGAGALAN | Tadzkiratus saami' | Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri
Bismillah,INGIN PAHALA HIJRAH?Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri -hafizhahumullah-Video Pendek dari Kajian“Amalan Dan Keutamaan Bulan Dzulqa'dah”
Bismillah,BULAN YANG FATAL UNTUK BERDOSA?Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri -hafizhahumullah-Video Pendek dari Kajian“Amalan Dan Keutamaan Bulan Dzulqa'dah”
Bismillah,209. AGAR MENJADI ORANG BERUNTUNG | Tadzkiratus saami' | Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri
Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri - Sedihnya Didiamkan
Bismillah,208. Tadzkiratus saami' | Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri
Bismillah,ISTIGHFAR, TAUBAT, BANGKIT!Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri -hafizhahumullah-Video Pendek dari Kajian Serial Istiqomah“Tidak Ada Manusia yang Sempurna”
Bismillah,INGIN ISTIQAMAH? JAGA INI!Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri -hafizhahumullah-Video Pendek Dari Kajian Serial Istiqamah“Ingin Istiqamah? Jaga Lisan Anda I Serial Istiqamah”
Bismillah,1726. Riyaadhush Shaalihiin | Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri
Khutbah Jum'at - Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, Lc. hafızhahullahu. Judul : Keistimewaan Sya'ban & Persiapan Ramadhan. Sumber : YouTube.
Khutbah Jum'at - Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, Lc. hafizhahullahu. Judul : Nikmat Dunia yang Tertinggi. Sumber : Youtube.
Bismillah, KITA BUKAN SIAPA-SIAPA...Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri -hafizhahumullah-Video pendek dari Kajian Rutin Serial Tadzkiratus Saami' Wal Mutakallim Fii Adabil 'Alim Wal Muta'alim197 “Kunci Ketinggian Adalah Kerendahan”
Khutbah Jum'at Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, Lc. hafizhahullahu. Judul : Capek (Lelah) Bukanlah Hambatan. Sumber : YouTube.
Bismillah, 'SELF BLAMING' YANG POSITIF?Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri -hafizhahumullah-Video pendek dari Kajian Rutin Serial Tadzkiratus Saami' Wal Mutakallim Fii Adabil 'Alim Wal Muta'alim195. “Apakah Ilmuku Bermanfaat?”
Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, Lc. - Punya Semuanya Tapi Tetap Gagal
Bismillah, TELAT KE KAJIAN, LANJUT ATAU PULANG?Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri -hafizhahumullah- Video pendek dari kajian Tadzkiratus Saami' Wal Mutakallim Fii Adabil 'Alim Wal Muta'alim193 “'Plot Twist' dari Allah untuk Orang Riya”
Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, Lc. - Rambu Memasuki Taman Surga
Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri- Hafidzahullah ta'ala - Pengaruh Maksiat Ke Fisik Kita
Dalam Islam, kebahagiaan sejati terletak pada kedekatan dengan Allah SWT dan menjalani hidup sesuai dengan ajaran-Nya. Agar hidup selalu bahagia, seorang Muslim dianjurkan untuk menjaga keseimbangan antara aspek duniawi dan ukhrawi (akhirat).
Dalam Islam, kemajuan seseorang tidak diukur semata-mata dari kecepatan, melainkan dari niat, usaha, dan keteguhan hati dalam menjalankan perintah Allah SWT. Allah menilai hamba-Nya berdasarkan kesungguhan dalam berusaha dan terus berusaha memperbaiki diri, meskipun progresnya terasa lambat. Al-Qur'an mengingatkan kita bahwa setiap langkah kecil menuju kebaikan, selama dilakukan dengan ikhlas dan konsisten, tetap mendapat pahala besar di sisi-Nya. Kesabaran dan tawakkal (berserah diri kepada Allah) juga menjadi kunci, karena Allah mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya dan menentukan waktu yang paling tepat bagi setiap pencapaian.
Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri - 168. Dampak Ketika Hati Berpaling - Kitab Al-wabilush Shayyib
Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, Lc. - Tips Menghilangkan Penyakit Hati
Bismillah, KITA NGERASA PANTAS?Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri - hafizhahullah -Video pendek diambil dari Kajian Serial Tadzkiratus Saami' Wal Mutakallim Fii Adabil 'Alim Wal Muta'alim175 “Kiat Mengevaluasi Diri”
Bismillah, 1500. KISAH DIJAMUNYA TAMU RASULULLAH ﷺ Riyaadhush Shaalihiin | Tanya Jawab Bab 46 | Bagaimana Mencintai Karena Allah, Anjuran Mencintai karena Allah, Mengungkapkan Cinta kepada yang Kita Cintai, & Apa yang Diucapkan Jika Mengungkapkannya QS. Al-Hasyr: 9 Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, وَٱلَّذِينَ تَبَوَّءُو ٱلدَّارَ وَٱلْإِيمَٰنَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِى صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ أُوتُوا۟ وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung. (QS. Al-Hasyr: 9) === Saksikan Hasil RekamanKajian Rutin Serial Riyaadhush Shaalihiin bersama:
Bismillah, 1496. OBAT HASAD PALING MUJARAB Riyaadhush Shaalihiin Bab 46 | Bagaimana Mencintai Karena Allah, Anjuran Mencintai karena Allah, Mengungkapkan Cinta kepada yang Kita Cintai, & Apa yang Diucapkan Jika Mengungkapkannya QS. Al-Hasyr: 9 Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, وَٱلَّذِينَ تَبَوَّءُو ٱلدَّارَ وَٱلْإِيمَٰنَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِى صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ أُوتُوا۟ وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung. (QS. Al-Hasyr: 9) === Saksikan Hasil RekamanKajian Rutin Serial Riyaadhush Shaalihiin bersama:
Bismillah, 1497. PUNCAKNYA KEDERMAWANAN Riyaadhush Shaalihiin Bab 46 | Bagaimana Mencintai Karena Allah, Anjuran Mencintai karena Allah, Mengungkapkan Cinta kepada yang Kita Cintai, & Apa yang Diucapkan Jika Mengungkapkannya QS. Al-Hasyr: 9 Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, وَٱلَّذِينَ تَبَوَّءُو ٱلدَّارَ وَٱلْإِيمَٰنَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِى صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ أُوتُوا۟ وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung. (QS. Al-Hasyr: 9) === Saksikan Hasil RekamanKajian Rutin Serial Riyaadhush Shaalihiin bersama:
Bismillah, 181. SEMUANYA PEMBERIAN & AMANAH DARI ALLAH Tadzkiratus saami' wal mutakallim fii adabil 'alim wal muta'alim (Adab Penuntut Ilmu dan Adab Para Ahli Ilmu) Karya Ibnul Jama'ah Bab 2, Pasal 1, Poin 9 (Halaman 35, penerbit Pustaka Al-Ihsan) OBAT UJUB DI ANTARANYA: Ia mengingat bahwa ilmu, pemahaman, kecerdasan otak, kefasihan dan sebagainya dari kenikmatan-kenikmatan merupakan karunia Allah Subhanahu wa Ta'ala serta amanah yang Allah Subhanahu wa Ta'ala titipkan kepadanya agar ia menjaganya dengan sebaik-baiknya. Sungguh Dzat yang telah memberikan kenikmatan tersebut maha mampu untuk mencabutnya dalam waktu sekejap. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala mencabut ilmu dari Bal'am dalam sekejap mata, dan hal itu bukanlah perkara yang sulit bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman أَفَأَمِنُوا۟ مَكْرَ ٱللَّهِ ۚ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلْقَوْمُ ٱلْخَٰسِرُونَ Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi. (QS. Al-A'raf: 99) === Saksikan Hasil RekamanKajian Rutin Serial Tadzkiratus Saami' Wal Mutakallim Fii Adabil 'Alim Wal Muta'alim bersama,
Bismillah, 1498. MERASA GAGAL MENJADI AYAH Riyaadhush Shaalihiin | Tanya Jawab Bab 46 | Bagaimana Mencintai Karena Allah, Anjuran Mencintai karena Allah, Mengungkapkan Cinta kepada yang Kita Cintai, & Apa yang Diucapkan Jika Mengungkapkannya QS. Al-Hasyr: 9 Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, وَٱلَّذِينَ تَبَوَّءُو ٱلدَّارَ وَٱلْإِيمَٰنَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِى صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ أُوتُوا۟ وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung. (QS. Al-Hasyr: 9) === Saksikan Hasil RekamanKajian Rutin Serial Riyaadhush Shaalihiin bersama:
Bismillah, 1499. KAMU SIH TERLALU BAIK Riyaadhush Shaalihiin | Tanya Jawab Bab 46 | Bagaimana Mencintai Karena Allah, Anjuran Mencintai karena Allah, Mengungkapkan Cinta kepada yang Kita Cintai, & Apa yang Diucapkan Jika Mengungkapkannya QS. Al-Hasyr: 9 Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, وَٱلَّذِينَ تَبَوَّءُو ٱلدَّارَ وَٱلْإِيمَٰنَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِى صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ أُوتُوا۟ وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung. (QS. Al-Hasyr: 9) === Saksikan Hasil RekamanKajian Rutin Serial Riyaadhush Shaalihiin bersama:
Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri - 176. 3 Rumus Mengevaluasi Diri - Tadzkiratus Saami'
Bismillah, 1495. BERSIHNYA HATI KAUM ANSHOR Riyaadhush Shaalihiin Bab 46 | Bagaimana Mencintai Karena Allah, Anjuran Mencintai karena Allah, Mengungkapkan Cinta kepada yang Kita Cintai, & Apa yang Diucapkan Jika Mengungkapkannya QS. Al-Hasyr: 9 Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, وَٱلَّذِينَ تَبَوَّءُو ٱلدَّارَ وَٱلْإِيمَٰنَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِى صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ أُوتُوا۟ وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung. (QS. Al-Hasyr: 9) === Saksikan Hasil RekamanKajian Rutin Serial Riyaadhush Shaalihiin bersama:
Menjaga penampilan yang cantik dan rupawan adalah anjuran dalam Islam sebagaimana yang diajarkan dalam Al-Quran, Sunnah, dan Hadist. Rasulullah bersabda bahwa Allah itu indah dan menyukai keindahan, sehingga menjaga penampilan termasuk bagian dari ibadah. Dalam Surah Al-A'raf ayat 31 disebutkan bahwa setiap kali menunaikan shalat hendaklah berpenampilan yang baik. Hal ini menunjukkan pentingnya menjaga penampilan sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat Allah serta sebagai bentuk ibadah kepada-Nya. Dengan demikian, muslimah dianjurkan untuk tetap berpenampilan cantik dan rupawan dengan memperhatikan adab-adab berpakaian sesuai dengan ajaran agama Islam agar senantiasa tampil sopan dan menarik tanpa melanggar batasan syariat.
Allah menginginkan agar hamba-Nya menjadi baik dengan memiliki ciri-ciri yang terpuji, seperti yang terdapat dalam Al-Quran dan Hadist. Rasulullah bersabda bahwa sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya. Dalam Surah Al-Hujurat ayat 13 disebutkan bahwa Allah menciptakan manusia dari berbagai bangsa dan suku agar saling mengenal satu sama lain, bukan untuk saling merendahkan. Oleh karena itu, orang yang diinginkan Allah agar menjadi baik adalah orang yang memiliki akhlak mulia, rendah hati, bersikap adil, serta menjaga hubungan baik dengan sesama manusia tanpa memandang perbedaan status sosial atau etnis.
Dalam menjalani bulan Ramadhan, kunci utama untuk merasakan kenikmatan adalah dengan memperbanyak ibadah, bersedekah, dan meningkatkan kebaikan. Seperti yang disebutkan dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 183, "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." Rasulullah juga bersabda dalam hadist riwayat Bukhari dan Muslim bahwa "Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." Dengan melakukan amalan-amalan baik selama bulan suci ini sesuai dengan ajaran agama Islam, kita dapat meraih kenikmatan spiritual dan mendekatkan diri kepada-Nya.
Memiliki sahabat shalih adalah anugerah besar dalam kehidupan seorang Muslim. Ajaran Nabi Muhammad memberikan penekanan yang kuat terhadap pentingnya memilih teman dengan bijak. Sebagaimana disampaikan dalam hadis, "Seseorang itu (akan mendapatkan) agama temannya, maka hendaklah salah seorang di antara kalian memperhatikan siapa yang menjadi temannya." (HR. Abu Dawud) Al-Quran juga memberikan pedoman dalam surat Al-Kahfi [18]: 28, "Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharapkan keridhaan-Nya." Dengan menjalin persahabatan yang baik, kita dapat saling mengingatkan pada kebaikan, menjauhi yang munkar, serta memberikan dukungan dan doa satu sama lain. Kebersamaan dengan sahabat shalih bukan hanya memperkaya hidup ini secara sosial, tetapi juga menjadi fondasi bagi pertumbuhan spiritual dan kesejahteraan di dunia dan akhirat.
Untuk menjadikan harimu berkah, Islam mengajarkan untuk memanfaatkan waktu dengan bijaksana. Rasulullah SAW (Shallallahu 'Alaihi Wasallam) bersabda, "Dua nikmat yang banyak orang banyak di antara mereka merugi dalam memanfaatkannya: kesehatan dan waktu luang." (Hadis riwayat Bukhari). Untuk menjaga waktu agar menjadi berkah, pertama-tama, perhatikan shalat lima waktu sebagai pijakan utama dalam sehari-semuamu. Selain itu, luangkan waktu untuk membaca Al-Quran, berdoa, dan berdzikir. Berusaha untuk memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain dengan berbuat kebaikan dan menghindari perilaku yang tidak produktif. Hindari pemborosan waktu pada aktivitas yang tidak memberikan manfaat dan jauhi hal-hal yang menghambat produktivitas. Selalu evaluasi dan perbaiki kegiatan harianmu untuk menciptakan keberkahan dalam waktu yang diberikan Allah. Dengan kesadaran akan pentingnya waktu, kita dapat menjadikan setiap momen sebagai peluang untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan meraih berkah-Nya.
Muhasabah dalam Islam mengajarkan pentingnya introspeksi diri dengan tujuan perbaikan spiritual. Ini melibatkan evaluasi yang jujur terhadap tindakan, pikiran, dan niat, didorong oleh keinginan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Muhasabah memberikan landasan untuk pertumbuhan dan kesempurnaan pribadi dengan bimbingan ilahi. Di sisi lain, self-blaming yang berlebihan dapat merusak kepercayaan diri dan menghambat perkembangan. Oleh karena itu, Islam mendorong muhasabah yang sehat, di mana individu merenungkan tindakan mereka secara objektif, melihat kesalahan sebagai peluang untuk belajar, dan bertekad memperbaiki diri dengan petunjuk dan rahmat Allah, sambil menghindari self-blaming yang merugikan. Dengan pendekatan ini, seseorang dapat mencapai pertumbuhan spiritual dan perkembangan positif dalam hidup mereka.
Saat kita menyadari bahwa nikmat bisa dicabut kapan saja, itu menjadi pengingat bagi kita untuk hidup dengan kesyukuran, ketaatan, dan kesadaran akan Allah. Kita seharusnya tidak menjadi sombong atau lalai dalam menjalani kehidupan, melainkan selalu mengingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah anugerah dari-Nya yang harus dijaga dan diharga
Tips untuk mendapatkan cinta dan penghargaan atas sikap tawadhu (rendah hati) dalam Islam melibatkan mempertahankan niat yang tulus karena Allah, menghindari riya' (pamer), berlaku sederhana, mengakui kesalahan dengan rendah hati, bersyukur dalam segala situasi, berbicara dengan lemah lembut, memenuhi kewajiban agama dan sosial dengan tekun, menerima pujian dengan tulus, menghargai kebaikan orang lain, pahami kebesaran Allah, dan hindari mengejar kepentingan pribadi. Dalam setiap interaksi, ingatkan diri akan pentingnya tawadhu, serta belajar dari kehidupan Rasulullah sebagai contoh utama dalam menerapkan sikap ini. Dengan konsistensi dalam berusaha, sifat tawadhu akan menjadi sumber cinta dan penghargaan yang diberikan oleh Allah dan manusia.
Dalam menghadapi bencana, jaga lisan agar tidak mengucapkan perkataan yang buruk. Rasulullah saw. mengingatkan agar bersabar, mengucapkan doa, dan menyampaikan kata-kata yang membangun. "Siapa yang percaya kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam." (Hadis, HR. Bukhari) Bersyukurlah dalam setiap keadaan dan ingat, "Kami milik Allah dan kami akan kembali kepada-Nya." (Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un). Jagalah ucapan agar tidak menyebarkan fitnah atau menyakiti orang lain. Dengan cara ini, kita dapat melewati cobaan dengan baik dan menjaga hubungan harmonis dengan Allah dan sesama manusia.
Allah SWT telah memberikan kita petunjuk yang jelas melalui Alquran dan Sunnah-Nya untuk menjadi orang yang beruntung di dunia dan akhirat. Dengan mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, serta selalu berdoa dan beribadah dengan sungguh-sungguh, kita bisa meraih kebahagiaan di dunia dan mendapatkan tempat di surga-Nya di akhirat kelak. Seperti firman Allah dalam Alquran Surat Al-An'am ayat 162: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman, mereka akan mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk". Demikian pula dalam hadis riwayat Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang meniti suatu jalan dalam menuntut ilmu, maka Allah SWT akan memudahkan baginya jalan menuju surga". Oleh karena itu, marilah kita selalu berusaha untuk mempelajari dan mengamalkan ajaran agama Islam dengan sebaik-baiknya.
Menurut Al-Quran dan Sunnah Nabi, cara hidup bahagia adalah dengan senantiasa mengikuti ajaran agama yang benar, menjalankan ibadah dengan khusyuk, menghindari perbuatan dosa, dan selalu berusaha untuk bermanfaat bagi sesama. Selain itu, memiliki kehidupan yang sederhana, memenuhi hak-hak keluarga dan tetangga, serta selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan juga merupakan kunci dari kebahagiaan hidup.
Hari-hari dalam bulan Dzulhijah merupakan kesempatan yang istimewa bagi umat Muslim untuk memperbanyak ibadah dan mengingat Allah. Selama bulan ini, umat Muslim dihimbau untuk meningkatkan kegiatan ibadah, seperti berdzikir, membaca Al-Quran, berdoa, dan melakukan amalan kebaikan lainnya. Selain itu, momen penting seperti ibadah haji dan penyembelihan hewan kurban juga menjadi bagian dari pengingat akan kebesaran Allah dan ketaatan kepada-Nya. Dengan menjadikan setiap hari dalam bulan Dzulhijah sebagai kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah, umat Muslim dapat meraih keberkahan dan keberlimpahan spiritual dalam hidup mereka.
Kisah penyembelihan Ismail mengajarkan pentingnya kesetiaan dan ketaatan kepada Allah. Nabi Ibrahim menunjukkan kesediaan yang luar biasa untuk memenuhi perintah Allah meskipun tindakan itu sangat berat dan melibatkan pengorbanan yang besar. Hikmah ini mengingatkan kita untuk selalu setia dan tunduk kepada perintah Allah dalam setiap aspek kehidupan kita.
Perlombaan yang pasti kalah adalah perlombaan untuk memuaskan nafsu duniawi semata. Ketika seseorang hanya berlomba-lomba untuk mencari kesenangan materi, popularitas, atau kekuasaan yang sementara, mereka pasti akan merasa kekalahan dalam jangka panjang. Karena dunia ini sementara, harta yang dikejar akan hilang, popularitas akan memudar, dan kekuasaan akan sirna.
Berbakti kepada kedua orang tua adalah kewajiban yang dijunjung tinggi dalam Islam. Hal ini mencakup penghormatan, pengasuhan, dan perhatian yang tulus kepada mereka. Berbakti kepada orang tua merupakan jalan menuju keberkahan dan kesuksesan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Konten ini mengajak untuk merenung tentang keutamaan dan kebahagiaan yang terkandung dalam berbakti kepada kedua orang tua. Dalam Islam, berbakti kepada orang tua dianggap sebagai salah satu amal yang paling dicintai oleh Allah SWT.
Konten "Egoisme dalam Islam" membahas tentang sikap egois yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Islam menekankan pentingnya sikap saling peduli, berbagi, dan mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan diri sendiri. Konten ini mengajak untuk merenung tentang dampak negatif egoisme terhadap hubungan sosial, keadilan, dan kesetaraan dalam masyarakat Muslim. Dalam Islam, sikap egois dianggap merusak harmoni dan solidaritas umat. Konten ini menguraikan ajaran Islam yang mendorong sikap saling memberi, toleransi, dan kerjasama dalam mengatasi egoisme. Menyadari bahwa kebahagiaan sejati terletak pada kepedulian dan kebaikan terhadap sesama, konten ini mengajak untuk mengatasi egoisme dengan mempraktikkan kesederhanaan, berbagi dengan orang lain, dan memberikan perhatian kepada mereka yang membutuhkan. Dalam konteks ekonomi, konten ini mengingatkan bahwa Islam mendorong pemerataan rezeki dan menolak ketamakan yang merugikan orang lain. Dengan menumbuhkan sikap tidak egois, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil, berempati, dan harmonis, sesuai dengan nilai-nilai Islam yang mengajarkan kasih sayang, kedermawanan, dan persaudaraan.
Menerima masa lalu adalah proses yang berkelanjutan dan memerlukan ketekunan. Dalam Islam, penting untuk mengembangkan kesadaran diri, meningkatkan hubungan dengan Allah SWT melalui ibadah dan berpegang teguh pada ajaran-Nya. Dengan mempraktikkan nilai-nilai Islam, kita dapat menghadapi masa lalu dengan penuh keikhlasan, penerimaan, dan optimisme, dan menjalani hidup yang bermakna serta penuh harapan di masa depan.
Kebahagiaan sejati diperoleh melalui taat kepada Allah, mengikuti ajaran-Nya, dan menjalankan kehidupan yang beretika. Menjual kebahagiaan untuk mendapatkan kesengsaraan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Islam mendorong umatnya untuk mencari kebahagiaan yang berkelanjutan dengan mengikuti jalan yang diridai Allah dan menjalankan tindakan yang baik. Namun, Islam juga mengajarkan bahwa kehidupan di dunia ini tidaklah sempurna. Terdapat ujian, cobaan, dan kesulitan yang mungkin dihadapi oleh individu. Namun, melalui ketekunan, ketabahan, dan keyakinan pada Allah, umat Muslim diajarkan untuk menghadapi kesulitan dan kesengsaraan dengan kesabaran dan kepercayaan bahwa Allah akan memberikan keberkahan dan balasan di dunia akhirat.
Ibadah haji dan umrah diperintahkan agar segera ditunaikan. Bagaimana tidak, ibadah haji adalah salah satu rukun Islam. Yang namanya rukun, merupakan pendiri tegaknya sesuatu yang dibangun diatasnya.