Individuals who Muslims believe were sent by God to various communities in order to serve as examples of ideal human behavior and to spread God's message on Earth
POPULARITY
Categories
Bismillah,1820. KEDUDUKAN KALIMAT "LAA ILAAHA ILLALLAH"Riyaadhush Shaalihiin Bab 49 | Menilai manusia sesuai apa yang nampak dan menyerahkan rahasia-rahasia mereka kepada AllahHadits ke-399 | Hadits Jundub bin Abdullah Radhiallahu ‘anhuDari Jundub bin Abdullah Radhiallahu ‘anhu,أَنَّ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم بعثَ بعْثاً مِنَالمُسْلِمِينَ إِلى قَوْمٍ مِنَ المُشْرِكِينَ ، وَأَنَّهُمْ الْتَقَوْا ، فَكَانَ رَجُلٌ مِنَ المُشْرِكِينَ إِذا شَاءَ أَنْ يَقْصِدَ إِلى رَجُلٍ مِنَ المُسْلِمِينَ قَصَدَ لَهُ فَقَتَلَهُ ، وَأَنَّ رَجُلاً مِنَ المُسْلِمِينَ قَصَدَ غَفْلَتَهُ ، وَكُنَّا نَتَحَدَّثُ أَنَّهُ أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ فَلمَّا رَفَعَ عليه السَّيْفَ ، قال : لا إِله إِلاَّ اللَّهُ ، فقَتَلَهُ ، فَجَاءَ الْبَشِيرُ إِلى رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، فَسَأَلَهُ ، وأَخْبَرَهُ ، حَتَّى أَخْبَرَهُ خَبَر الرَّجُلِ كَيْفَ صنَعَ ، فَدَعَاهُ فَسَأَلَهُ ، فقال : « لِمَ قَتَلْتَهُ ؟ » فَقَالَ: يا رسولَ اللَّهِ أَوْجَعَ في المُسْلِمِينَ ، وقَتلَ فُلاناً وفُلاناً وسَمَّى له نَفراً وإِنِّي حَمَلتْ عَلَيْهِ ، فَلَمَّا رَأَى السَّيْفَ قال : لا إِله إِلاَّ اللَّهُ . قال رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « أَقَتَلْتَهُ ؟ » قال : نَعمْ ، قال : « فَكيْفَ تَصْنَعُ بلا إِله إِلاَّ اللَّهُ ، إِذا جاءَت يوْمَ القيامَةِ ؟ » قَال يا رسولَ اللَّه اسْتَغْفِرْ لي . قال : « وكيفْ تَصْنَعُ بِلا إِله إِلاَّ اللَّهُ، إِذا جاءَت يَوْمَ القِيامَةِ ؟ » فَجَعَلَ لا يَزيدُ عَلى أَنْ يَقُولَ : « كيفَ تَصْنَعُ بِلا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ إذا جاءَتْ يَوْمَ القِيامَةِ » رواه مسلم ."Bahwa Rasulullah ﷺ mengirim sebuah pasukan dari kaum Muslimin menuju satu kaum dari orang-orang musyrik. Dan mereka pun saling berhadapan (berperang). Seorang laki-laki dari kaum musyrikin, tatkala dia mau mengincar seorang laki-laki dari kaum Muslimin, dia menghampirinya lalu membunuhnya, dan seorang laki-laki dari kaum Muslimin juga mengincar lalu membunuhnya. Kami berbincang-bincang bahwa dia adalah Usamah bin Zaid, di mana tatkala Usamah mengangkat pedang di atas kepalanya, dia tiba-tiba mengucapkan 'La Ilaha Illallah', namun dia tetap membunuhnya. Pembawa berita gembira datang kepada Rasulullah ﷺ beliau bertanya kepadanya, dan dia menjawabnya hingga dia menceritakan berita laki-laki tersebut bagaimana dia bertindak. Maka beliau memanggil Usamah dan bertanya, 'Mengapa kamu membunuhnya?' Dia menjawab, 'Wahai Rasulullah, dia telah merugikan kaum Muslimin. Dia membunuh fulan, fulan...' dia menyebut nama beberapa orang dan saya menghunuskan pedang di atas kepalanya, lalu ketika dia melihat pedang, dia berucap 'La Ilaha Illallah.' Rasulullah ﷺ bertanya, 'Apakah kamu membunuhnya?' Dia menjawab, ‘Ya.' Beliau bersabda, ‘Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha illallah' apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat?' Dia berkata, 'Wahai Rasulullah, mohonkanlah ampunan untukku.' Beliau bersabda, ‘‘Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha illallah' apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat? Maka beliau tidak lebih dari mengucapkan, 'Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha Illallah apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat?'" (HR. Muslim)
Bismillah,1821. APAKAH ENGKAU TELAH MEMBELAH DADANYA?Riyaadhush Shaalihiin Bab 49 | Menilai manusia sesuai apa yang nampak dan menyerahkan rahasia-rahasia mereka kepada AllahHadits ke-399 | Hadits Jundub bin Abdullah Radhiallahu ‘anhuDari Jundub bin Abdullah Radhiallahu ‘anhu,أَنَّ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم بعثَ بعْثاً مِنَالمُسْلِمِينَ إِلى قَوْمٍ مِنَ المُشْرِكِينَ ، وَأَنَّهُمْ الْتَقَوْا ، فَكَانَ رَجُلٌ مِنَ المُشْرِكِينَ إِذا شَاءَ أَنْ يَقْصِدَ إِلى رَجُلٍ مِنَ المُسْلِمِينَ قَصَدَ لَهُ فَقَتَلَهُ ، وَأَنَّ رَجُلاً مِنَ المُسْلِمِينَ قَصَدَ غَفْلَتَهُ ، وَكُنَّا نَتَحَدَّثُ أَنَّهُ أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ فَلمَّا رَفَعَ عليه السَّيْفَ ، قال : لا إِله إِلاَّ اللَّهُ ، فقَتَلَهُ ، فَجَاءَ الْبَشِيرُ إِلى رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، فَسَأَلَهُ ، وأَخْبَرَهُ ، حَتَّى أَخْبَرَهُ خَبَر الرَّجُلِ كَيْفَ صنَعَ ، فَدَعَاهُ فَسَأَلَهُ ، فقال : « لِمَ قَتَلْتَهُ ؟ » فَقَالَ: يا رسولَ اللَّهِ أَوْجَعَ في المُسْلِمِينَ ، وقَتلَ فُلاناً وفُلاناً وسَمَّى له نَفراً وإِنِّي حَمَلتْ عَلَيْهِ ، فَلَمَّا رَأَى السَّيْفَ قال : لا إِله إِلاَّ اللَّهُ . قال رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « أَقَتَلْتَهُ ؟ » قال : نَعمْ ، قال : « فَكيْفَ تَصْنَعُ بلا إِله إِلاَّ اللَّهُ ، إِذا جاءَت يوْمَ القيامَةِ ؟ » قَال يا رسولَ اللَّه اسْتَغْفِرْ لي . قال : « وكيفْ تَصْنَعُ بِلا إِله إِلاَّ اللَّهُ، إِذا جاءَت يَوْمَ القِيامَةِ ؟ » فَجَعَلَ لا يَزيدُ عَلى أَنْ يَقُولَ : « كيفَ تَصْنَعُ بِلا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ إذا جاءَتْ يَوْمَ القِيامَةِ » رواه مسلم ."Bahwa Rasulullah ﷺ mengirim sebuah pasukan dari kaum Muslimin menuju satu kaum dari orang-orang musyrik. Dan mereka pun saling berhadapan (berperang). Seorang laki-laki dari kaum musyrikin, tatkala dia mau mengincar seorang laki-laki dari kaum Muslimin, dia menghampirinya lalu membunuhnya, dan seorang laki-laki dari kaum Muslimin juga mengincar lalu membunuhnya. Kami berbincang-bincang bahwa dia adalah Usamah bin Zaid, di mana tatkala Usamah mengangkat pedang di atas kepalanya, dia tiba-tiba mengucapkan 'La Ilaha Illallah', namun dia tetap membunuhnya. Pembawa berita gembira datang kepada Rasulullah ﷺ beliau bertanya kepadanya, dan dia menjawabnya hingga dia menceritakan berita laki-laki tersebut bagaimana dia bertindak. Maka beliau memanggil Usamah dan bertanya, 'Mengapa kamu membunuhnya?' Dia menjawab, 'Wahai Rasulullah, dia telah merugikan kaum Muslimin. Dia membunuh fulan, fulan...' dia menyebut nama beberapa orang dan saya menghunuskan pedang di atas kepalanya, lalu ketika dia melihat pedang, dia berucap 'La Ilaha Illallah.' Rasulullah ﷺ bertanya, 'Apakah kamu membunuhnya?' Dia menjawab, ‘Ya.' Beliau bersabda, ‘Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha illallah' apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat?' Dia berkata, 'Wahai Rasulullah, mohonkanlah ampunan untukku.' Beliau bersabda, ‘‘Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha illallah' apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat? Maka beliau tidak lebih dari mengucapkan, 'Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha Illallah apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat?'" (HR. Muslim)
Bismillah,1822. AGAR ALLAH -TA'ALA HARAMKAN NERAKA ATASMU Riyaadhush Shaalihiin Bab 49 | Menilai manusia sesuai apa yang nampak dan menyerahkan rahasia-rahasia mereka kepada AllahHadits ke-399 | Hadits Jundub bin Abdullah Radhiallahu ‘anhuDari Jundub bin Abdullah Radhiallahu ‘anhu,أَنَّ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم بعثَ بعْثاً مِنَالمُسْلِمِينَ إِلى قَوْمٍ مِنَ المُشْرِكِينَ ، وَأَنَّهُمْ الْتَقَوْا ، فَكَانَ رَجُلٌ مِنَ المُشْرِكِينَ إِذا شَاءَ أَنْ يَقْصِدَ إِلى رَجُلٍ مِنَ المُسْلِمِينَ قَصَدَ لَهُ فَقَتَلَهُ ، وَأَنَّ رَجُلاً مِنَ المُسْلِمِينَ قَصَدَ غَفْلَتَهُ ، وَكُنَّا نَتَحَدَّثُ أَنَّهُ أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ فَلمَّا رَفَعَ عليه السَّيْفَ ، قال : لا إِله إِلاَّ اللَّهُ ، فقَتَلَهُ ، فَجَاءَ الْبَشِيرُ إِلى رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، فَسَأَلَهُ ، وأَخْبَرَهُ ، حَتَّى أَخْبَرَهُ خَبَر الرَّجُلِ كَيْفَ صنَعَ ، فَدَعَاهُ فَسَأَلَهُ ، فقال : « لِمَ قَتَلْتَهُ ؟ » فَقَالَ: يا رسولَ اللَّهِ أَوْجَعَ في المُسْلِمِينَ ، وقَتلَ فُلاناً وفُلاناً وسَمَّى له نَفراً وإِنِّي حَمَلتْ عَلَيْهِ ، فَلَمَّا رَأَى السَّيْفَ قال : لا إِله إِلاَّ اللَّهُ . قال رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « أَقَتَلْتَهُ ؟ » قال : نَعمْ ، قال : « فَكيْفَ تَصْنَعُ بلا إِله إِلاَّ اللَّهُ ، إِذا جاءَت يوْمَ القيامَةِ ؟ » قَال يا رسولَ اللَّه اسْتَغْفِرْ لي . قال : « وكيفْ تَصْنَعُ بِلا إِله إِلاَّ اللَّهُ، إِذا جاءَت يَوْمَ القِيامَةِ ؟ » فَجَعَلَ لا يَزيدُ عَلى أَنْ يَقُولَ : « كيفَ تَصْنَعُ بِلا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ إذا جاءَتْ يَوْمَ القِيامَةِ » رواه مسلم ."Bahwa Rasulullah ﷺ mengirim sebuah pasukan dari kaum Muslimin menuju satu kaum dari orang-orang musyrik. Dan mereka pun saling berhadapan (berperang). Seorang laki-laki dari kaum musyrikin, tatkala dia mau mengincar seorang laki-laki dari kaum Muslimin, dia menghampirinya lalu membunuhnya, dan seorang laki-laki dari kaum Muslimin juga mengincar lalu membunuhnya. Kami berbincang-bincang bahwa dia adalah Usamah bin Zaid, di mana tatkala Usamah mengangkat pedang di atas kepalanya, dia tiba-tiba mengucapkan 'La Ilaha Illallah', namun dia tetap membunuhnya. Pembawa berita gembira datang kepada Rasulullah ﷺ beliau bertanya kepadanya, dan dia menjawabnya hingga dia menceritakan berita laki-laki tersebut bagaimana dia bertindak. Maka beliau memanggil Usamah dan bertanya, 'Mengapa kamu membunuhnya?' Dia menjawab, 'Wahai Rasulullah, dia telah merugikan kaum Muslimin. Dia membunuh fulan, fulan...' dia menyebut nama beberapa orang dan saya menghunuskan pedang di atas kepalanya, lalu ketika dia melihat pedang, dia berucap 'La Ilaha Illallah.' Rasulullah ﷺ bertanya, 'Apakah kamu membunuhnya?' Dia menjawab, ‘Ya.' Beliau bersabda, ‘Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha illallah' apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat?' Dia berkata, 'Wahai Rasulullah, mohonkanlah ampunan untukku.' Beliau bersabda, ‘‘Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha illallah' apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat? Maka beliau tidak lebih dari mengucapkan, 'Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha Illallah apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat?'" (HR. Muslim)
¿Qué es tawba? (arrepentimiento)Hz. ‘Ali (ra) un día se encontró con un árabe en la mezquita, y éste estaba con sus brazos abiertos diciendo: “¡Astaghfirullah, Astaghfirullah, Astaghfirullah!”, como muchos de ustedes en sus tasbih diarios, cuando deben hacer cierto número de istighfar.Si uno dice: “¡Oh señor perdóname!”, solamente con la boca, entonces la boca está mintiendo, porque el resto no confirma esto que está diciendo.Así pues el hombre le pidió a Hz. ‘Ali (ra): “Ya, ‘Ali ¿Qué debo hacer para que esto que pido sea verdadero?” Hz. ‘Ali (ra) le dijo: “Yo te enseñaré. Primero que nada, cuando dices ‘Señor perdóname', debes nombrar el motivo por el que te estás arrepintiendo, aunque Tu Señor lo sabe muy bien”.Pero para darse cuenta de lo que uno hizo mal debe saber que está bien y qué está mal, es decir que uno debe darse cuenta, estar consciente de lo que está haciendo. Pero si uno está dormido e inconsciente, y no tiene el ‘ilm para saber lo que está mal y lo que está bien, uno solamente está hablando con la lengua, diciendo: “¡Oh señor perdóname!” Uno debe incluir en el arrepentimiento de qué es lo que uno se está arrepintiendo.En segundo lugar, uno debe al mismo tiempo, tener la intención, de allí en adelante, de no volver a cometer nunca más el pecado por el cual se está arrepintiendo. ¿Pero ustedes saben cuán a menudo nos damos cuenta de que hemos hecho algo mal, le hemos pedido a Allah (swt) que nos perdone, y los hacemos de nuevo?¡Ya Rab, despiértanos de este estado de inconsciencia, Ya Rab, haznos estar atentos, despiértanos de este estado de inconsciencia, Ya Rab, aparta nuestros corazones del amor de este mundo. Tú dices que no te contienen los dieciocho mil universos que has creado, pero dices que sí te contiene el corazón de Tu amado creyente. Ya Rab, perdónanos, ayúdanos a limpiar nuestros corazones. Ya Rab, nos has dado el honor de crearnos bajo la forma de seres humanos, y has enseñado a nuestro padre Adam (as) los divinos nombres que tenemos en nosotros mismos. Ia Rab, haznos amar a Rasulullah (saws) que nos has dado como un ejemplo. Ya Rab, perdónanos. Ya Rab, aumenta nuestro amor por Ti, aumenta nuestro amor por aquel que Tú más amaste, Hz. Muhammad (saws), Ya Rab, aumenta nuestro amor entre nosotros y une a la Ummah de Muhammad (saws). Tú dices que amas a los que se aman por Ti, haz que nos amemos el uno al otro por Ti! Al- Fatiha.El verdadero significado de la alquimia, el de la metamorfosis interior del ser humano, una tarea ardua y compleja. El sufismo como camino para alcanzar este proceso de purificación y transformación tanto interna como exterior. Un arduo combate que se libra en el interior del ser humano para recibir la gnosis y el Amor Divino. Para quienes creen que la felicidad está en la riqueza material, la promesa de la alquimia, la transformación del metal innoble en oro, ha sido durante siglos un El Dorado cargado de misterio y leyenda. Este libro habla del verdadero significado de la alquimia, el de la metamorfosis interior del ser humano, una tarea ardua y compleja que la Kimiya – esa filosofía y mística operativa que Europa recibió del oriente musulmán – esconde tras sus trabajos, operaciones y símbolos. Para el Imam Al-Gazzali, esa alquimia es el camino del sufismo, al que dedicó los últimos y más prolíficos años de su vida. El interés por Al-Gazzali, tanto en occidente como en el mundo islámico, no ha cesado en la época modernaa. Su rigor y sinceridad intelectual, unidas a una profunda espiritualidad, han trascendido los marcos culturales y temporales. Y a esto ha contribuído mucho su pluma, habilísima a la hora de ilustrar las enseñanzas con alegorías y argumentos originales. Célebre en su época en las dos orillas del mundo, lo sigue siendo hoy a nueve siglos de distancia.------------------------#algazzali #psicologíayespiritualidad #despertarespiritual
Bismillah,1813. SAAT RASULULLAH ﷺ MENGINGKARI TANPA MENYAKITIRiyaadhush Shaalihiin Bab 49 | Menilai manusia sesuai apa yang nampak dan menyerahkan rahasia-rahasia mereka kepada AllahHadits ke-399 | Hadits Jundub bin Abdullah Radhiallahu ‘anhuDari Jundub bin Abdullah Radhiallahu ‘anhu,أَنَّ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم بعثَ بعْثاً مِنَالمُسْلِمِينَ إِلى قَوْمٍ مِنَ المُشْرِكِينَ ، وَأَنَّهُمْ الْتَقَوْا ، فَكَانَ رَجُلٌ مِنَ المُشْرِكِينَ إِذا شَاءَ أَنْ يَقْصِدَ إِلى رَجُلٍ مِنَ المُسْلِمِينَ قَصَدَ لَهُ فَقَتَلَهُ ، وَأَنَّ رَجُلاً مِنَ المُسْلِمِينَ قَصَدَ غَفْلَتَهُ ، وَكُنَّا نَتَحَدَّثُ أَنَّهُ أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ فَلمَّا رَفَعَ عليه السَّيْفَ ، قال : لا إِله إِلاَّ اللَّهُ ، فقَتَلَهُ ، فَجَاءَ الْبَشِيرُ إِلى رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، فَسَأَلَهُ ، وأَخْبَرَهُ ، حَتَّى أَخْبَرَهُ خَبَر الرَّجُلِ كَيْفَ صنَعَ ، فَدَعَاهُ فَسَأَلَهُ ، فقال : « لِمَ قَتَلْتَهُ ؟ » فَقَالَ: يا رسولَ اللَّهِ أَوْجَعَ في المُسْلِمِينَ ، وقَتلَ فُلاناً وفُلاناً وسَمَّى له نَفراً وإِنِّي حَمَلتْ عَلَيْهِ ، فَلَمَّا رَأَى السَّيْفَ قال : لا إِله إِلاَّ اللَّهُ . قال رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « أَقَتَلْتَهُ ؟ » قال : نَعمْ ، قال : « فَكيْفَ تَصْنَعُ بلا إِله إِلاَّ اللَّهُ ، إِذا جاءَت يوْمَ القيامَةِ ؟ » قَال يا رسولَ اللَّه اسْتَغْفِرْ لي . قال : « وكيفْ تَصْنَعُ بِلا إِله إِلاَّ اللَّهُ، إِذا جاءَت يَوْمَ القِيامَةِ ؟ » فَجَعَلَ لا يَزيدُ عَلى أَنْ يَقُولَ : « كيفَ تَصْنَعُ بِلا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ إذا جاءَتْ يَوْمَ القِيامَةِ » رواه مسلم ."Bahwa Rasulullah ﷺ mengirim sebuah pasukan dari kaum Muslimin menuju satu kaum dari orang-orang musyrik. Dan mereka pun saling berhadapan (berperang). Seorang laki-laki dari kaum musyrikin, tatkala dia mau mengincar seorang laki-laki dari kaum Muslimin, dia menghampirinya lalu membunuhnya, dan seorang laki-laki dari kaum Muslimin juga mengincar lalu membunuhnya. Kami berbincang-bincang bahwa dia adalah Usamah bin Zaid, di mana tatkala Usamah mengangkat pedang di atas kepalanya, dia tiba-tiba mengucapkan 'La Ilaha Illallah', namun dia tetap membunuhnya. Pembawa berita gembira datang kepada Rasulullah ﷺ beliau bertanya kepadanya, dan dia menjawabnya hingga dia menceritakan berita laki-laki tersebut bagaimana dia bertindak. Maka beliau memanggil Usamah dan bertanya, 'Mengapa kamu membunuhnya?' Dia menjawab, 'Wahai Rasulullah, dia telah merugikan kaum Muslimin. Dia membunuh fulan, fulan...' dia menyebut nama beberapa orang dan saya menghunuskan pedang di atas kepalanya, lalu ketika dia melihat pedang, dia berucap 'La Ilaha Illallah.' Rasulullah ﷺ bertanya, 'Apakah kamu membunuhnya?' Dia menjawab, ‘Ya.' Beliau bersabda, ‘Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha illallah' apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat?' Dia berkata, 'Wahai Rasulullah, mohonkanlah ampunan untukku.' Beliau bersabda, ‘‘Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha illallah' apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat? Maka beliau tidak lebih dari mengucapkan, 'Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha Illallah apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat?'" (HR. Muslim)
Bismillah,1815. TUGAS BESAR RASULULLAH ﷺ Riyaadhush Shaalihiin Bab 49 | Menilai manusia sesuai apa yang nampak dan menyerahkan rahasia-rahasia mereka kepada AllahHadits ke-399 | Hadits Jundub bin Abdullah Radhiallahu ‘anhuDari Jundub bin Abdullah Radhiallahu ‘anhu,أَنَّ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم بعثَ بعْثاً مِنَالمُسْلِمِينَ إِلى قَوْمٍ مِنَ المُشْرِكِينَ ، وَأَنَّهُمْ الْتَقَوْا ، فَكَانَ رَجُلٌ مِنَ المُشْرِكِينَ إِذا شَاءَ أَنْ يَقْصِدَ إِلى رَجُلٍ مِنَ المُسْلِمِينَ قَصَدَ لَهُ فَقَتَلَهُ ، وَأَنَّ رَجُلاً مِنَ المُسْلِمِينَ قَصَدَ غَفْلَتَهُ ، وَكُنَّا نَتَحَدَّثُ أَنَّهُ أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ فَلمَّا رَفَعَ عليه السَّيْفَ ، قال : لا إِله إِلاَّ اللَّهُ ، فقَتَلَهُ ، فَجَاءَ الْبَشِيرُ إِلى رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، فَسَأَلَهُ ، وأَخْبَرَهُ ، حَتَّى أَخْبَرَهُ خَبَر الرَّجُلِ كَيْفَ صنَعَ ، فَدَعَاهُ فَسَأَلَهُ ، فقال : « لِمَ قَتَلْتَهُ ؟ » فَقَالَ: يا رسولَ اللَّهِ أَوْجَعَ في المُسْلِمِينَ ، وقَتلَ فُلاناً وفُلاناً وسَمَّى له نَفراً وإِنِّي حَمَلتْ عَلَيْهِ ، فَلَمَّا رَأَى السَّيْفَ قال : لا إِله إِلاَّ اللَّهُ . قال رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « أَقَتَلْتَهُ ؟ » قال : نَعمْ ، قال : « فَكيْفَ تَصْنَعُ بلا إِله إِلاَّ اللَّهُ ، إِذا جاءَت يوْمَ القيامَةِ ؟ » قَال يا رسولَ اللَّه اسْتَغْفِرْ لي . قال : « وكيفْ تَصْنَعُ بِلا إِله إِلاَّ اللَّهُ، إِذا جاءَت يَوْمَ القِيامَةِ ؟ » فَجَعَلَ لا يَزيدُ عَلى أَنْ يَقُولَ : « كيفَ تَصْنَعُ بِلا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ إذا جاءَتْ يَوْمَ القِيامَةِ » رواه مسلم ."Bahwa Rasulullah ﷺ mengirim sebuah pasukan dari kaum Muslimin menuju satu kaum dari orang-orang musyrik. Dan mereka pun saling berhadapan (berperang). Seorang laki-laki dari kaum musyrikin, tatkala dia mau mengincar seorang laki-laki dari kaum Muslimin, dia menghampirinya lalu membunuhnya, dan seorang laki-laki dari kaum Muslimin juga mengincar lalu membunuhnya. Kami berbincang-bincang bahwa dia adalah Usamah bin Zaid, di mana tatkala Usamah mengangkat pedang di atas kepalanya, dia tiba-tiba mengucapkan 'La Ilaha Illallah', namun dia tetap membunuhnya. Pembawa berita gembira datang kepada Rasulullah ﷺ beliau bertanya kepadanya, dan dia menjawabnya hingga dia menceritakan berita laki-laki tersebut bagaimana dia bertindak. Maka beliau memanggil Usamah dan bertanya, 'Mengapa kamu membunuhnya?' Dia menjawab, 'Wahai Rasulullah, dia telah merugikan kaum Muslimin. Dia membunuh fulan, fulan...' dia menyebut nama beberapa orang dan saya menghunuskan pedang di atas kepalanya, lalu ketika dia melihat pedang, dia berucap 'La Ilaha Illallah.' Rasulullah ﷺ bertanya, 'Apakah kamu membunuhnya?' Dia menjawab, ‘Ya.' Beliau bersabda, ‘Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha illallah' apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat?' Dia berkata, 'Wahai Rasulullah, mohonkanlah ampunan untukku.' Beliau bersabda, ‘‘Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha illallah' apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat? Maka beliau tidak lebih dari mengucapkan, 'Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha Illallah apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat?'" (HR. Muslim)
Bismillah,1816. TIPS MENJADI ORANG YANG LEMAH LEMBUTRiyaadhush Shaalihiin Bab 49 | Menilai manusia sesuai apa yang nampak dan menyerahkan rahasia-rahasia mereka kepada AllahHadits ke-399 | Hadits Jundub bin Abdullah Radhiallahu ‘anhuDari Jundub bin Abdullah Radhiallahu ‘anhu,أَنَّ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم بعثَ بعْثاً مِنَالمُسْلِمِينَ إِلى قَوْمٍ مِنَ المُشْرِكِينَ ، وَأَنَّهُمْ الْتَقَوْا ، فَكَانَ رَجُلٌ مِنَ المُشْرِكِينَ إِذا شَاءَ أَنْ يَقْصِدَ إِلى رَجُلٍ مِنَ المُسْلِمِينَ قَصَدَ لَهُ فَقَتَلَهُ ، وَأَنَّ رَجُلاً مِنَ المُسْلِمِينَ قَصَدَ غَفْلَتَهُ ، وَكُنَّا نَتَحَدَّثُ أَنَّهُ أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ فَلمَّا رَفَعَ عليه السَّيْفَ ، قال : لا إِله إِلاَّ اللَّهُ ، فقَتَلَهُ ، فَجَاءَ الْبَشِيرُ إِلى رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، فَسَأَلَهُ ، وأَخْبَرَهُ ، حَتَّى أَخْبَرَهُ خَبَر الرَّجُلِ كَيْفَ صنَعَ ، فَدَعَاهُ فَسَأَلَهُ ، فقال : « لِمَ قَتَلْتَهُ ؟ » فَقَالَ: يا رسولَ اللَّهِ أَوْجَعَ في المُسْلِمِينَ ، وقَتلَ فُلاناً وفُلاناً وسَمَّى له نَفراً وإِنِّي حَمَلتْ عَلَيْهِ ، فَلَمَّا رَأَى السَّيْفَ قال : لا إِله إِلاَّ اللَّهُ . قال رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « أَقَتَلْتَهُ ؟ » قال : نَعمْ ، قال : « فَكيْفَ تَصْنَعُ بلا إِله إِلاَّ اللَّهُ ، إِذا جاءَت يوْمَ القيامَةِ ؟ » قَال يا رسولَ اللَّه اسْتَغْفِرْ لي . قال : « وكيفْ تَصْنَعُ بِلا إِله إِلاَّ اللَّهُ، إِذا جاءَت يَوْمَ القِيامَةِ ؟ » فَجَعَلَ لا يَزيدُ عَلى أَنْ يَقُولَ : « كيفَ تَصْنَعُ بِلا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ إذا جاءَتْ يَوْمَ القِيامَةِ » رواه مسلم ."Bahwa Rasulullah ﷺ mengirim sebuah pasukan dari kaum Muslimin menuju satu kaum dari orang-orang musyrik. Dan mereka pun saling berhadapan (berperang). Seorang laki-laki dari kaum musyrikin, tatkala dia mau mengincar seorang laki-laki dari kaum Muslimin, dia menghampirinya lalu membunuhnya, dan seorang laki-laki dari kaum Muslimin juga mengincar lalu membunuhnya. Kami berbincang-bincang bahwa dia adalah Usamah bin Zaid, di mana tatkala Usamah mengangkat pedang di atas kepalanya, dia tiba-tiba mengucapkan 'La Ilaha Illallah', namun dia tetap membunuhnya. Pembawa berita gembira datang kepada Rasulullah ﷺ beliau bertanya kepadanya, dan dia menjawabnya hingga dia menceritakan berita laki-laki tersebut bagaimana dia bertindak. Maka beliau memanggil Usamah dan bertanya, 'Mengapa kamu membunuhnya?' Dia menjawab, 'Wahai Rasulullah, dia telah merugikan kaum Muslimin. Dia membunuh fulan, fulan...' dia menyebut nama beberapa orang dan saya menghunuskan pedang di atas kepalanya, lalu ketika dia melihat pedang, dia berucap 'La Ilaha Illallah.' Rasulullah ﷺ bertanya, 'Apakah kamu membunuhnya?' Dia menjawab, ‘Ya.' Beliau bersabda, ‘Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha illallah' apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat?' Dia berkata, 'Wahai Rasulullah, mohonkanlah ampunan untukku.' Beliau bersabda, ‘‘Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha illallah' apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat? Maka beliau tidak lebih dari mengucapkan, 'Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha Illallah apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat?'" (HR. Muslim)
Kuliah Tafsir Nurul Ehsan Jilid 4 yang berlangsung di Masjid At-taqwa, Taman Brown, Pulau Pinang pada 16 September 2019.~ Tabiat Saidatina Aishah, akan tanya Rasulullah bila tak faham sesuatu benda~ Kalau kita tak faham, was-was dan ragu-ragu tentang sesuatu benda~ Siapa yang kena hisab, seumpama kena azab~ Quran kata siapa yang terima rekod amalan di tangan kanan, dapat kebaikan~ Orang yang hisabnya di perincikan akan dapat susah~ Antara doa Nabi selepas solat, ialah supaya dihisab dengan cara mudah~ Apa yang dimaksudkan hisab yang mudah~ Hari yang dapat buku rekod, tapi buku rekod diperhalusi~ Sesiapa yang ditimpa musibah dalam dunia, kemudian dia sabar, Allah akan padam dosa-dosa dia~ Terpijak duri pun Allah ampunkan dosa, bagi orang yang sabar~ Zaman dulu nak jadi pemimpin kena boleh jadi imam~ Bila tiba sangkakala maka bermulalah hari susah~ Ayat Quran boleh menyebabkan hati takut sehingga pengsan~ Kita baca Quran tak rasa apa~ Video tentang penulis Quran Uthman Bin Taha~ Manusia yang masih hidup sampai hari ni, di Madinah~ Ada manusia yang hatinya keras kematu tak rasa apa bila dengar Quran~ Tak rasa takut kepada Allah~ Kisah seorang Arab Badwi yang datang tanya soalan kepada Nabi~ Apa yang dimaksudkan tiupan sangkakala?~ Maksud nama Iskandar Dzulkarnain~ Tanduk yang ditiup~ Sebaik-baik hari adalah hari Jumaat~ Antara kejadian yang berlaku pada hari Jumaat~ Perbanyakkan selawat pada hari Jumaat~ Selawat ini adalah isu besar dan dipersembahkan kepada Nabi setiap kali kita selawat~ Kita ucapkan selamat kepada Nabi sekali, Allah selamatkan kita 10 kali~ Doa untuk mak ayah kita, akan gembirakan mereka~ Macam mana selawat nak dipersembahkan kepada Nabi bila Nabi sudah meninggal?~ Allah mengharamkan bumi makan jasad para Nabi (dalil jenazah para Nabi tak reput)~ Kalau Yahudi nak buat gila~ Orang bukan Islam tanya pasal kiamat dengan nada olok-olok~ Biji mata akan terbelalak, bulan akan hilang cahaya~ Allah akan himpunkan sekali matahari dan bulan~ Gambaran kepada kiamat yang akan jadi satu hari nanti~ Bila berlaku kiamat, tiada tempat untuk menyorok dan selamatkan diri~ Bila mati, mulanya hisab amalan~ Diceritakan semula apa yang dibuat sepanjang hayat di dunia~ Anggota badan akan menjadi saksi kepada manusia~ Maksud dalam ayat dalam Surah Yassin~ Mata dan kulit tubuh kita akan bercakap mendakwa kita-- TAFSIR NURUL EHSAN JILID 4 MUKA SURAT 221 --~ Tafsir Surah Al-Maarij Ayat 8~ Hari langit seperti perak atau tembaga cair~ Bukit-bukit umpama bulu-bulu berterbangan~ Bila jadinya kiamat, semua jadi selfish~ Hari hilangnya kasih sayang~ Betapa sayangnya kepada anak, jika ditakdirkan anak sakit~ Dahsyatnya kiamat sehingga manusia tak sayang sesiapa pun~ Bila tiba suara jerkahan yang membinasakan~ Punya sayang ke bini sampai mak kecil hati~ Apabila berlakunya kiamat, ada dua kumpulan manusia~ Muka berseri-seri dan ketawa~ Muka orang kafir yang derhaka Allah pada hari kiamat~ Manusia bangkit dalam keadaan tidak berkasut, tidak berpakaian dan tidak berkhatan~ Bagaimana dengan aurat kita?~ Soalan relevan di atas dunia, tapi tidak lagi relevan di hari akhirat~ Kena jaga diri sebelum mati~ Sesungguhnya neraka itu menyala-nyala~ Orang yang tak percaya Quran atas dunia~ Kajian menunjukkan tempat sakit adalah di kulit~ Sahabat Ustaz yang diuji dengan sakit kulit kering~ Tak boleh bergerak sikit, kulit pecah~ Ada pendapat yang membolehkan solat jamak untuk orang yang sakit~ Kes-kes kelonggaran untuk jamakkan solat~ Neraka akan memanggil manusia yang ingkarSokong Projek Zonkuliah Dengan Menyumbang Ke Akaun Berikut : ➢ MAYBANK (Produksi Zonkita) - 557250054584➢ PAYPAL - paypal.me/DanaZK---☑● Doakan Dimurahkan Rezeki dan Diberikan Kesihatan Yang Baik Untuk Kami Teruskan Projek ZonKuliah ☑●✚ Untuk update terkini sila like Facebook Page kami : www.facebook.com/zonkuliah---#Zonkuliah #UstazShamsuri #KuliahAgama
Bismillah,1806. PENTINGNYA MENJAGA NYAWA DALAM ISLAM Riyaadhush Shaalihiin Bab 49 | Menilai manusia sesuai apa yang nampak dan menyerahkan rahasia-rahasia mereka kepada AllahHadits ke-399 | Hadits Jundub bin Abdullah Radhiallahu ‘anhuDari Jundub bin Abdullah Radhiallahu ‘anhu,أَنَّ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم بعثَ بعْثاً مِنَالمُسْلِمِينَ إِلى قَوْمٍ مِنَ المُشْرِكِينَ ، وَأَنَّهُمْ الْتَقَوْا ، فَكَانَ رَجُلٌ مِنَ المُشْرِكِينَ إِذا شَاءَ أَنْ يَقْصِدَ إِلى رَجُلٍ مِنَ المُسْلِمِينَ قَصَدَ لَهُ فَقَتَلَهُ ، وَأَنَّ رَجُلاً مِنَ المُسْلِمِينَ قَصَدَ غَفْلَتَهُ ، وَكُنَّا نَتَحَدَّثُ أَنَّهُ أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ فَلمَّا رَفَعَ عليه السَّيْفَ ، قال : لا إِله إِلاَّ اللَّهُ ، فقَتَلَهُ ، فَجَاءَ الْبَشِيرُ إِلى رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، فَسَأَلَهُ ، وأَخْبَرَهُ ، حَتَّى أَخْبَرَهُ خَبَر الرَّجُلِ كَيْفَ صنَعَ ، فَدَعَاهُ فَسَأَلَهُ ، فقال : « لِمَ قَتَلْتَهُ ؟ » فَقَالَ: يا رسولَ اللَّهِ أَوْجَعَ في المُسْلِمِينَ ، وقَتلَ فُلاناً وفُلاناً وسَمَّى له نَفراً وإِنِّي حَمَلتْ عَلَيْهِ ، فَلَمَّا رَأَى السَّيْفَ قال : لا إِله إِلاَّ اللَّهُ . قال رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « أَقَتَلْتَهُ ؟ » قال : نَعمْ ، قال : « فَكيْفَ تَصْنَعُ بلا إِله إِلاَّ اللَّهُ ، إِذا جاءَت يوْمَ القيامَةِ ؟ » قَال يا رسولَ اللَّه اسْتَغْفِرْ لي . قال : « وكيفْ تَصْنَعُ بِلا إِله إِلاَّ اللَّهُ، إِذا جاءَت يَوْمَ القِيامَةِ ؟ » فَجَعَلَ لا يَزيدُ عَلى أَنْ يَقُولَ : « كيفَ تَصْنَعُ بِلا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ إذا جاءَتْ يَوْمَ القِيامَةِ » رواه مسلم ."Bahwa Rasulullah ﷺ mengirim sebuah pasukan dari kaum Muslimin menuju satu kaum dari orang-orang musyrik. Dan mereka pun saling berhadapan (berperang). Seorang laki-laki dari kaum musyrikin, tatkala dia mau mengincar seorang laki-laki dari kaum Muslimin, dia menghampirinya lalu membunuhnya, dan seorang laki-laki dari kaum Muslimin juga mengincar lalu membunuhnya. Kami berbincang-bincang bahwa dia adalah Usamah bin Zaid, di mana tatkala Usamah mengangkat pedang di atas kepalanya, dia tiba-tiba mengucapkan 'La Ilaha Illallah', namun dia tetap membunuhnya. Pembawa berita gembira datang kepada Rasulullah ﷺ beliau bertanya kepadanya, dan dia menjawabnya hingga dia menceritakan berita laki-laki tersebut bagaimana dia bertindak. Maka beliau memanggil Usamah dan bertanya, 'Mengapa kamu membunuhnya?' Dia menjawab, 'Wahai Rasulullah, dia telah merugikan kaum Muslimin. Dia membunuh fulan, fulan...' dia menyebut nama beberapa orang dan saya menghunuskan pedang di atas kepalanya, lalu ketika dia melihat pedang, dia berucap 'La Ilaha Illallah.' Rasulullah ﷺ bertanya, 'Apakah kamu membunuhnya?' Dia menjawab, ‘Ya.' Beliau bersabda, ‘Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha illallah' apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat?' Dia berkata, 'Wahai Rasulullah, mohonkanlah ampunan untukku.' Beliau bersabda, ‘‘Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha illallah' apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat? Maka beliau tidak lebih dari mengucapkan, 'Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha Illallah apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat?'" (HR. Muslim)
Bismillah,1808. PERBEDAAN SAHABAT & ORANG MUNAFIK SAAT MELAKUKAN KESALAHANRiyaadhush Shaalihiin Bab 49 | Menilai manusia sesuai apa yang nampak dan menyerahkan rahasia-rahasia mereka kepada AllahHadits ke-399 | Hadits Jundub bin Abdullah Radhiallahu ‘anhuDari Jundub bin Abdullah Radhiallahu ‘anhu,أَنَّ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم بعثَ بعْثاً مِنَالمُسْلِمِينَ إِلى قَوْمٍ مِنَ المُشْرِكِينَ ، وَأَنَّهُمْ الْتَقَوْا ، فَكَانَ رَجُلٌ مِنَ المُشْرِكِينَ إِذا شَاءَ أَنْ يَقْصِدَ إِلى رَجُلٍ مِنَ المُسْلِمِينَ قَصَدَ لَهُ فَقَتَلَهُ ، وَأَنَّ رَجُلاً مِنَ المُسْلِمِينَ قَصَدَ غَفْلَتَهُ ، وَكُنَّا نَتَحَدَّثُ أَنَّهُ أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ فَلمَّا رَفَعَ عليه السَّيْفَ ، قال : لا إِله إِلاَّ اللَّهُ ، فقَتَلَهُ ، فَجَاءَ الْبَشِيرُ إِلى رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، فَسَأَلَهُ ، وأَخْبَرَهُ ، حَتَّى أَخْبَرَهُ خَبَر الرَّجُلِ كَيْفَ صنَعَ ، فَدَعَاهُ فَسَأَلَهُ ، فقال : « لِمَ قَتَلْتَهُ ؟ » فَقَالَ: يا رسولَ اللَّهِ أَوْجَعَ في المُسْلِمِينَ ، وقَتلَ فُلاناً وفُلاناً وسَمَّى له نَفراً وإِنِّي حَمَلتْ عَلَيْهِ ، فَلَمَّا رَأَى السَّيْفَ قال : لا إِله إِلاَّ اللَّهُ . قال رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « أَقَتَلْتَهُ ؟ » قال : نَعمْ ، قال : « فَكيْفَ تَصْنَعُ بلا إِله إِلاَّ اللَّهُ ، إِذا جاءَت يوْمَ القيامَةِ ؟ » قَال يا رسولَ اللَّه اسْتَغْفِرْ لي . قال : « وكيفْ تَصْنَعُ بِلا إِله إِلاَّ اللَّهُ، إِذا جاءَت يَوْمَ القِيامَةِ ؟ » فَجَعَلَ لا يَزيدُ عَلى أَنْ يَقُولَ : « كيفَ تَصْنَعُ بِلا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ إذا جاءَتْ يَوْمَ القِيامَةِ » رواه مسلم ."Bahwa Rasulullah ﷺ mengirim sebuah pasukan dari kaum Muslimin menuju satu kaum dari orang-orang musyrik. Dan mereka pun saling berhadapan (berperang). Seorang laki-laki dari kaum musyrikin, tatkala dia mau mengincar seorang laki-laki dari kaum Muslimin, dia menghampirinya lalu membunuhnya, dan seorang laki-laki dari kaum Muslimin juga mengincar lalu membunuhnya. Kami berbincang-bincang bahwa dia adalah Usamah bin Zaid, di mana tatkala Usamah mengangkat pedang di atas kepalanya, dia tiba-tiba mengucapkan 'La Ilaha Illallah', namun dia tetap membunuhnya. Pembawa berita gembira datang kepada Rasulullah ﷺ beliau bertanya kepadanya, dan dia menjawabnya hingga dia menceritakan berita laki-laki tersebut bagaimana dia bertindak. Maka beliau memanggil Usamah dan bertanya, 'Mengapa kamu membunuhnya?' Dia menjawab, 'Wahai Rasulullah, dia telah merugikan kaum Muslimin. Dia membunuh fulan, fulan...' dia menyebut nama beberapa orang dan saya menghunuskan pedang di atas kepalanya, lalu ketika dia melihat pedang, dia berucap 'La Ilaha Illallah.' Rasulullah ﷺ bertanya, 'Apakah kamu membunuhnya?' Dia menjawab, ‘Ya.' Beliau bersabda, ‘Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha illallah' apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat?' Dia berkata, 'Wahai Rasulullah, mohonkanlah ampunan untukku.' Beliau bersabda, ‘‘Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha illallah' apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat? Maka beliau tidak lebih dari mengucapkan, 'Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha Illallah apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat?'" (HR. Muslim)
Bismillah,1809. KALAU KAMU KASAR MEREKA AKAN MENJAUHRiyaadhush Shaalihiin Bab 49 | Menilai manusia sesuai apa yang nampak dan menyerahkan rahasia-rahasia mereka kepada AllahHadits ke-399 | Hadits Jundub bin Abdullah Radhiallahu ‘anhuDari Jundub bin Abdullah Radhiallahu ‘anhu,أَنَّ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم بعثَ بعْثاً مِنَالمُسْلِمِينَ إِلى قَوْمٍ مِنَ المُشْرِكِينَ ، وَأَنَّهُمْ الْتَقَوْا ، فَكَانَ رَجُلٌ مِنَ المُشْرِكِينَ إِذا شَاءَ أَنْ يَقْصِدَ إِلى رَجُلٍ مِنَ المُسْلِمِينَ قَصَدَ لَهُ فَقَتَلَهُ ، وَأَنَّ رَجُلاً مِنَ المُسْلِمِينَ قَصَدَ غَفْلَتَهُ ، وَكُنَّا نَتَحَدَّثُ أَنَّهُ أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ فَلمَّا رَفَعَ عليه السَّيْفَ ، قال : لا إِله إِلاَّ اللَّهُ ، فقَتَلَهُ ، فَجَاءَ الْبَشِيرُ إِلى رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، فَسَأَلَهُ ، وأَخْبَرَهُ ، حَتَّى أَخْبَرَهُ خَبَر الرَّجُلِ كَيْفَ صنَعَ ، فَدَعَاهُ فَسَأَلَهُ ، فقال : « لِمَ قَتَلْتَهُ ؟ » فَقَالَ: يا رسولَ اللَّهِ أَوْجَعَ في المُسْلِمِينَ ، وقَتلَ فُلاناً وفُلاناً وسَمَّى له نَفراً وإِنِّي حَمَلتْ عَلَيْهِ ، فَلَمَّا رَأَى السَّيْفَ قال : لا إِله إِلاَّ اللَّهُ . قال رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « أَقَتَلْتَهُ ؟ » قال : نَعمْ ، قال : « فَكيْفَ تَصْنَعُ بلا إِله إِلاَّ اللَّهُ ، إِذا جاءَت يوْمَ القيامَةِ ؟ » قَال يا رسولَ اللَّه اسْتَغْفِرْ لي . قال : « وكيفْ تَصْنَعُ بِلا إِله إِلاَّ اللَّهُ، إِذا جاءَت يَوْمَ القِيامَةِ ؟ » فَجَعَلَ لا يَزيدُ عَلى أَنْ يَقُولَ : « كيفَ تَصْنَعُ بِلا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ إذا جاءَتْ يَوْمَ القِيامَةِ » رواه مسلم ."Bahwa Rasulullah ﷺ mengirim sebuah pasukan dari kaum Muslimin menuju satu kaum dari orang-orang musyrik. Dan mereka pun saling berhadapan (berperang). Seorang laki-laki dari kaum musyrikin, tatkala dia mau mengincar seorang laki-laki dari kaum Muslimin, dia menghampirinya lalu membunuhnya, dan seorang laki-laki dari kaum Muslimin juga mengincar lalu membunuhnya. Kami berbincang-bincang bahwa dia adalah Usamah bin Zaid, di mana tatkala Usamah mengangkat pedang di atas kepalanya, dia tiba-tiba mengucapkan 'La Ilaha Illallah', namun dia tetap membunuhnya. Pembawa berita gembira datang kepada Rasulullah ﷺ beliau bertanya kepadanya, dan dia menjawabnya hingga dia menceritakan berita laki-laki tersebut bagaimana dia bertindak. Maka beliau memanggil Usamah dan bertanya, 'Mengapa kamu membunuhnya?' Dia menjawab, 'Wahai Rasulullah, dia telah merugikan kaum Muslimin. Dia membunuh fulan, fulan...' dia menyebut nama beberapa orang dan saya menghunuskan pedang di atas kepalanya, lalu ketika dia melihat pedang, dia berucap 'La Ilaha Illallah.' Rasulullah ﷺ bertanya, 'Apakah kamu membunuhnya?' Dia menjawab, ‘Ya.' Beliau bersabda, ‘Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha illallah' apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat?' Dia berkata, 'Wahai Rasulullah, mohonkanlah ampunan untukku.' Beliau bersabda, ‘‘Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha illallah' apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat? Maka beliau tidak lebih dari mengucapkan, 'Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha Illallah apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat?'" (HR. Muslim)
Bismillah,1807. JIKA PARA SAHABAT MELAKUKAN KESALAHANRiyaadhush Shaalihiin Bab 49 | Menilai manusia sesuai apa yang nampak dan menyerahkan rahasia-rahasia mereka kepada AllahHadits ke-399 | Hadits Jundub bin Abdullah Radhiallahu ‘anhuDari Jundub bin Abdullah Radhiallahu ‘anhu,أَنَّ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم بعثَ بعْثاً مِنَالمُسْلِمِينَ إِلى قَوْمٍ مِنَ المُشْرِكِينَ ، وَأَنَّهُمْ الْتَقَوْا ، فَكَانَ رَجُلٌ مِنَ المُشْرِكِينَ إِذا شَاءَ أَنْ يَقْصِدَ إِلى رَجُلٍ مِنَ المُسْلِمِينَ قَصَدَ لَهُ فَقَتَلَهُ ، وَأَنَّ رَجُلاً مِنَ المُسْلِمِينَ قَصَدَ غَفْلَتَهُ ، وَكُنَّا نَتَحَدَّثُ أَنَّهُ أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ فَلمَّا رَفَعَ عليه السَّيْفَ ، قال : لا إِله إِلاَّ اللَّهُ ، فقَتَلَهُ ، فَجَاءَ الْبَشِيرُ إِلى رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، فَسَأَلَهُ ، وأَخْبَرَهُ ، حَتَّى أَخْبَرَهُ خَبَر الرَّجُلِ كَيْفَ صنَعَ ، فَدَعَاهُ فَسَأَلَهُ ، فقال : « لِمَ قَتَلْتَهُ ؟ » فَقَالَ: يا رسولَ اللَّهِ أَوْجَعَ في المُسْلِمِينَ ، وقَتلَ فُلاناً وفُلاناً وسَمَّى له نَفراً وإِنِّي حَمَلتْ عَلَيْهِ ، فَلَمَّا رَأَى السَّيْفَ قال : لا إِله إِلاَّ اللَّهُ . قال رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « أَقَتَلْتَهُ ؟ » قال : نَعمْ ، قال : « فَكيْفَ تَصْنَعُ بلا إِله إِلاَّ اللَّهُ ، إِذا جاءَت يوْمَ القيامَةِ ؟ » قَال يا رسولَ اللَّه اسْتَغْفِرْ لي . قال : « وكيفْ تَصْنَعُ بِلا إِله إِلاَّ اللَّهُ، إِذا جاءَت يَوْمَ القِيامَةِ ؟ » فَجَعَلَ لا يَزيدُ عَلى أَنْ يَقُولَ : « كيفَ تَصْنَعُ بِلا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ إذا جاءَتْ يَوْمَ القِيامَةِ » رواه مسلم ."Bahwa Rasulullah ﷺ mengirim sebuah pasukan dari kaum Muslimin menuju satu kaum dari orang-orang musyrik. Dan mereka pun saling berhadapan (berperang). Seorang laki-laki dari kaum musyrikin, tatkala dia mau mengincar seorang laki-laki dari kaum Muslimin, dia menghampirinya lalu membunuhnya, dan seorang laki-laki dari kaum Muslimin juga mengincar lalu membunuhnya. Kami berbincang-bincang bahwa dia adalah Usamah bin Zaid, di mana tatkala Usamah mengangkat pedang di atas kepalanya, dia tiba-tiba mengucapkan 'La Ilaha Illallah', namun dia tetap membunuhnya. Pembawa berita gembira datang kepada Rasulullah ﷺ beliau bertanya kepadanya, dan dia menjawabnya hingga dia menceritakan berita laki-laki tersebut bagaimana dia bertindak. Maka beliau memanggil Usamah dan bertanya, 'Mengapa kamu membunuhnya?' Dia menjawab, 'Wahai Rasulullah, dia telah merugikan kaum Muslimin. Dia membunuh fulan, fulan...' dia menyebut nama beberapa orang dan saya menghunuskan pedang di atas kepalanya, lalu ketika dia melihat pedang, dia berucap 'La Ilaha Illallah.' Rasulullah ﷺ bertanya, 'Apakah kamu membunuhnya?' Dia menjawab, ‘Ya.' Beliau bersabda, ‘Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha illallah' apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat?' Dia berkata, 'Wahai Rasulullah, mohonkanlah ampunan untukku.' Beliau bersabda, ‘‘Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha illallah' apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat? Maka beliau tidak lebih dari mengucapkan, 'Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha Illallah apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat?'" (HR. Muslim)
Bismillah,1799. KAMI TIDAK AKAN MENINGGALKAN ENGKAU WAHAI RASULULLAHRiyaadhush Shaalihiin Bab 49 | Menilai manusia sesuai apa yang nampak dan menyerahkan rahasia-rahasia mereka kepada AllahHadits ke-397 | Hadits Abu Ma'bad Al-Miqdad bin Al-Aswad Radhiallahu 'anhu,Dari Abu Ma'bad Al-Miqdad bin Al-Aswad Radhiallahu 'anhu, beliau berkata,Saya mendengar Rasulullah bersabda,قلت لرِسُولِ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : أَرَأَيْتَ إِنْ لَقيتُ رَجُلاً مِنَ الكُفَّارِ ، فَاقْتَتَلْنَا ، فَضَرَبَ إِحْدَى يَدَيَّ بِالسَّيْفِ ، فَقَطَعهَا ثُمَّ لاذَ مِنِّي بِشَجَرَةٍ ، فقال : أَسْلَمْتُ للَّهِ ، أَأَقْتُلُهُ يا رسولَ اللَّه بَعْدَ أَنْ قَالَها ؟ فَقَالَ : « لا تَقْتُلْهُ » ، فَقُلْتُ يا رسُولَ اللَّهِ قطعَ إِحدَى يَدَيَّ ، ثُمَّ قال ذلكَ بَعْدَما قَطعَها ؟ فقال : « لا تَقْتُلْهُ ، فِإِنْ قَتَلْتَهُ ، فَإِنَّهُ بِمنَزِلَتِكَ قَبْلَ أنْ تَقْتُلَهُ . وَإِنَّكَ بِمَنْزِلَتِهِ قَبْلَ أَنْ يَقُولَ كَلِمَتَهُ التي قال."'Saya berkata kepada Rasulullah ﷺ, 'Beritahukan kepadaku bagaimana seandainya saya bertemu dengan seseorang dari kelompok orang-orang kafir, lalu kami bertempur, dia berhasil menyabet salah satu lengan saya dengan pedangnya hingga putus, kemudian dia berlindung dariku di balik sebatang pohon, lalu dia mengucapkan 'La Ilaha Illallah', maka apakah saya boleh membunuhnya, wahai Rasulullah ﷺ, setelah dia mengucapkannya?' Maka beliau menjawab, 'Jangan engkau membunuhnya.' Saya katakan, 'Wahai Rasulullah ﷺ, dia sudah memotong salah satu tangan saya, kemudian dia mengucapkan itu setelah dia memotongnya?' Maka beliau bersabda, 'Jangan engkau membunuhnya, karena kalau kamu membunuhnya, maka sesungguhnya kedudukannya sama dengan kedudukanmu sebelum kamu membunuhnya, dan kedudukanmu seperti kedudukannya sebelum dia mengucapkan kalimat yang dia ucapkan tadi'." (Muttafaq 'alaih).
Bismillah,1800. JANGAN KAU BUNUH DIARiyaadhush Shaalihiin Bab 49 | Menilai manusia sesuai apa yang nampak dan menyerahkan rahasia-rahasia mereka kepada AllahHadits ke-397 | Hadits Abu Ma'bad Al-Miqdad bin Al-Aswad Radhiallahu 'anhu,Dari Abu Ma'bad Al-Miqdad bin Al-Aswad Radhiallahu 'anhu, beliau berkata,Saya mendengar Rasulullah bersabda,قلت لرِسُولِ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : أَرَأَيْتَ إِنْ لَقيتُ رَجُلاً مِنَ الكُفَّارِ ، فَاقْتَتَلْنَا ، فَضَرَبَ إِحْدَى يَدَيَّ بِالسَّيْفِ ، فَقَطَعهَا ثُمَّ لاذَ مِنِّي بِشَجَرَةٍ ، فقال : أَسْلَمْتُ للَّهِ ، أَأَقْتُلُهُ يا رسولَ اللَّه بَعْدَ أَنْ قَالَها ؟ فَقَالَ : « لا تَقْتُلْهُ » ، فَقُلْتُ يا رسُولَ اللَّهِ قطعَ إِحدَى يَدَيَّ ، ثُمَّ قال ذلكَ بَعْدَما قَطعَها ؟ فقال : « لا تَقْتُلْهُ ، فِإِنْ قَتَلْتَهُ ، فَإِنَّهُ بِمنَزِلَتِكَ قَبْلَ أنْ تَقْتُلَهُ . وَإِنَّكَ بِمَنْزِلَتِهِ قَبْلَ أَنْ يَقُولَ كَلِمَتَهُ التي قال."'Saya berkata kepada Rasulullah ﷺ, 'Beritahukan kepadaku bagaimana seandainya saya bertemu dengan seseorang dari kelompok orang-orang kafir, lalu kami bertempur, dia berhasil menyabet salah satu lengan saya dengan pedangnya hingga putus, kemudian dia berlindung dariku di balik sebatang pohon, lalu dia mengucapkan 'La Ilaha Illallah', maka apakah saya boleh membunuhnya, wahai Rasulullah ﷺ, setelah dia mengucapkannya?' Maka beliau menjawab, 'Jangan engkau membunuhnya.' Saya katakan, 'Wahai Rasulullah ﷺ, dia sudah memotong salah satu tangan saya, kemudian dia mengucapkan itu setelah dia memotongnya?' Maka beliau bersabda, 'Jangan engkau membunuhnya, karena kalau kamu membunuhnya, maka sesungguhnya kedudukannya sama dengan kedudukanmu sebelum kamu membunuhnya, dan kedudukanmu seperti kedudukannya sebelum dia mengucapkan kalimat yang dia ucapkan tadi'." (Muttafaq 'alaih).
Bismillah,1804. PENTINGNYA BERTANYA "KENAPA?"Riyaadhush Shaalihiin Bab 49 | Menilai manusia sesuai apa yang nampak dan menyerahkan rahasia-rahasia mereka kepada AllahHadits Jundub bin Abdullah Radhiallahu ‘anhuDari Jundub bin Abdullah Radhiallahu ‘anhu,أَنَّ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم بعثَ بعْثاً مِنَالمُسْلِمِينَ إِلى قَوْمٍ مِنَ المُشْرِكِينَ ، وَأَنَّهُمْ الْتَقَوْا ، فَكَانَ رَجُلٌ مِنَ المُشْرِكِينَ إِذا شَاءَ أَنْ يَقْصِدَ إِلى رَجُلٍ مِنَ المُسْلِمِينَ قَصَدَ لَهُ فَقَتَلَهُ ، وَأَنَّ رَجُلاً مِنَ المُسْلِمِينَ قَصَدَ غَفْلَتَهُ ، وَكُنَّا نَتَحَدَّثُ أَنَّهُ أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ فَلمَّا رَفَعَ عليه السَّيْفَ ، قال : لا إِله إِلاَّ اللَّهُ ، فقَتَلَهُ ، فَجَاءَ الْبَشِيرُ إِلى رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، فَسَأَلَهُ ، وأَخْبَرَهُ ، حَتَّى أَخْبَرَهُ خَبَر الرَّجُلِ كَيْفَ صنَعَ ، فَدَعَاهُ فَسَأَلَهُ ، فقال : « لِمَ قَتَلْتَهُ ؟ » فَقَالَ: يا رسولَ اللَّهِ أَوْجَعَ في المُسْلِمِينَ ، وقَتلَ فُلاناً وفُلاناً وسَمَّى له نَفراً وإِنِّي حَمَلتْ عَلَيْهِ ، فَلَمَّا رَأَى السَّيْفَ قال : لا إِله إِلاَّ اللَّهُ . قال رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « أَقَتَلْتَهُ ؟ » قال : نَعمْ ، قال : « فَكيْفَ تَصْنَعُ بلا إِله إِلاَّ اللَّهُ ، إِذا جاءَت يوْمَ القيامَةِ ؟ » قَال يا رسولَ اللَّه اسْتَغْفِرْ لي . قال : « وكيفْ تَصْنَعُ بِلا إِله إِلاَّ اللَّهُ، إِذا جاءَت يَوْمَ القِيامَةِ ؟ » فَجَعَلَ لا يَزيدُ عَلى أَنْ يَقُولَ : « كيفَ تَصْنَعُ بِلا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ إذا جاءَتْ يَوْمَ القِيامَةِ » رواه مسلم ."Bahwa Rasulullah ﷺ mengirim sebuah pasukan dari kaum Muslimin menuju satu kaum dari orang-orang musyrik. Dan mereka pun saling berhadapan (berperang). Seorang laki-laki dari kaum musyrikin, tatkala dia mau mengincar seorang laki-laki dari kaum Muslimin, dia menghampirinya lalu membunuhnya, dan seorang laki-laki dari kaum Muslimin juga mengincar lalu membunuhnya. Kami berbincang-bincang bahwa dia adalah Usamah bin Zaid, di mana tatkala Usamah mengangkat pedang di atas kepalanya, dia tiba-tiba mengucapkan 'La Ilaha Illallah', namun dia tetap membunuhnya. Pembawa berita gembira datang kepada Rasulullah ﷺ beliau bertanya kepadanya, dan dia menjawabnya hingga dia menceritakan berita laki-laki tersebut bagaimana dia bertindak. Maka beliau memanggil Usamah dan bertanya, 'Mengapa kamu membunuhnya?' Dia menjawab, 'Wahai Rasulullah, dia telah merugikan kaum Muslimin. Dia membunuh fulan, fulan...' dia menyebut nama beberapa orang dan saya menghunuskan pedang di atas kepalanya, lalu ketika dia melihat pedang, dia berucap 'La Ilaha Illallah.' Rasulullah ﷺ bertanya, 'Apakah kamu membunuhnya?' Dia menjawab, ‘Ya.' Beliau bersabda, ‘Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha illallah' apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat?' Dia berkata, 'Wahai Rasulullah, mohonkanlah ampunan untukku.' Beliau bersabda, ‘‘Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha illallah' apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat? Maka beliau tidak lebih dari mengucapkan, 'Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha Illallah apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat?'" (HR. Muslim)
Bismillah,1801. KEBERKAHAN DI WAKTU PAGI Riyaadhush Shaalihiin Bab 49 | Menilai manusia sesuai apa yang nampak dan menyerahkan rahasia-rahasia mereka kepada AllahHadits ke-397 | Hadits Abu Ma'bad Al-Miqdad bin Al-Aswad Radhiallahu 'anhu,Dari Abu Ma'bad Al-Miqdad bin Al-Aswad Radhiallahu 'anhu, beliau berkata,Saya mendengar Rasulullah bersabda,قلت لرِسُولِ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : أَرَأَيْتَ إِنْ لَقيتُ رَجُلاً مِنَ الكُفَّارِ ، فَاقْتَتَلْنَا ، فَضَرَبَ إِحْدَى يَدَيَّ بِالسَّيْفِ ، فَقَطَعهَا ثُمَّ لاذَ مِنِّي بِشَجَرَةٍ ، فقال : أَسْلَمْتُ للَّهِ ، أَأَقْتُلُهُ يا رسولَ اللَّه بَعْدَ أَنْ قَالَها ؟ فَقَالَ : « لا تَقْتُلْهُ » ، فَقُلْتُ يا رسُولَ اللَّهِ قطعَ إِحدَى يَدَيَّ ، ثُمَّ قال ذلكَ بَعْدَما قَطعَها ؟ فقال : « لا تَقْتُلْهُ ، فِإِنْ قَتَلْتَهُ ، فَإِنَّهُ بِمنَزِلَتِكَ قَبْلَ أنْ تَقْتُلَهُ . وَإِنَّكَ بِمَنْزِلَتِهِ قَبْلَ أَنْ يَقُولَ كَلِمَتَهُ التي قال."'Saya berkata kepada Rasulullah ﷺ, 'Beritahukan kepadaku bagaimana seandainya saya bertemu dengan seseorang dari kelompok orang-orang kafir, lalu kami bertempur, dia berhasil menyabet salah satu lengan saya dengan pedangnya hingga putus, kemudian dia berlindung dariku di balik sebatang pohon, lalu dia mengucapkan 'La Ilaha Illallah', maka apakah saya boleh membunuhnya, wahai Rasulullah ﷺ, setelah dia mengucapkannya?' Maka beliau menjawab, 'Jangan engkau membunuhnya.' Saya katakan, 'Wahai Rasulullah ﷺ, dia sudah memotong salah satu tangan saya, kemudian dia mengucapkan itu setelah dia memotongnya?' Maka beliau bersabda, 'Jangan engkau membunuhnya, karena kalau kamu membunuhnya, maka sesungguhnya kedudukannya sama dengan kedudukanmu sebelum kamu membunuhnya, dan kedudukanmu seperti kedudukannya sebelum dia mengucapkan kalimat yang dia ucapkan tadi'." (Muttafaq 'alaih).
Bismillah,1803. BIJAK DALAM BERKOMUNIKASIRiyaadhush Shaalihiin Bab 49 | Menilai manusia sesuai apa yang nampak dan menyerahkan rahasia-rahasia mereka kepada AllahHadits ke-399 | Hadits Jundub bin Abdullah Radhiallahu ‘anhuDari Jundub bin Abdullah Radhiallahu ‘anhu,أَنَّ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم بعثَ بعْثاً مِنَالمُسْلِمِينَ إِلى قَوْمٍ مِنَ المُشْرِكِينَ ، وَأَنَّهُمْ الْتَقَوْا ، فَكَانَ رَجُلٌ مِنَ المُشْرِكِينَ إِذا شَاءَ أَنْ يَقْصِدَ إِلى رَجُلٍ مِنَ المُسْلِمِينَ قَصَدَ لَهُ فَقَتَلَهُ ، وَأَنَّ رَجُلاً مِنَ المُسْلِمِينَ قَصَدَ غَفْلَتَهُ ، وَكُنَّا نَتَحَدَّثُ أَنَّهُ أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ فَلمَّا رَفَعَ عليه السَّيْفَ ، قال : لا إِله إِلاَّ اللَّهُ ، فقَتَلَهُ ، فَجَاءَ الْبَشِيرُ إِلى رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، فَسَأَلَهُ ، وأَخْبَرَهُ ، حَتَّى أَخْبَرَهُ خَبَر الرَّجُلِ كَيْفَ صنَعَ ، فَدَعَاهُ فَسَأَلَهُ ، فقال : « لِمَ قَتَلْتَهُ ؟ » فَقَالَ: يا رسولَ اللَّهِ أَوْجَعَ في المُسْلِمِينَ ، وقَتلَ فُلاناً وفُلاناً وسَمَّى له نَفراً وإِنِّي حَمَلتْ عَلَيْهِ ، فَلَمَّا رَأَى السَّيْفَ قال : لا إِله إِلاَّ اللَّهُ . قال رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « أَقَتَلْتَهُ ؟ » قال : نَعمْ ، قال : « فَكيْفَ تَصْنَعُ بلا إِله إِلاَّ اللَّهُ ، إِذا جاءَت يوْمَ القيامَةِ ؟ » قَال يا رسولَ اللَّه اسْتَغْفِرْ لي . قال : « وكيفْ تَصْنَعُ بِلا إِله إِلاَّ اللَّهُ، إِذا جاءَت يَوْمَ القِيامَةِ ؟ » فَجَعَلَ لا يَزيدُ عَلى أَنْ يَقُولَ : « كيفَ تَصْنَعُ بِلا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ إذا جاءَتْ يَوْمَ القِيامَةِ » رواه مسلم ."Bahwa Rasulullah ﷺ mengirim sebuah pasukan dari kaum Muslimin menuju satu kaum dari orang-orang musyrik. Dan mereka pun saling berhadapan (berperang). Seorang laki-laki dari kaum musyrikin, tatkala dia mau mengincar seorang laki-laki dari kaum Muslimin, dia menghampirinya lalu membunuhnya, dan seorang laki-laki dari kaum Muslimin juga mengincar lalu membunuhnya. Kami berbincang-bincang bahwa dia adalah Usamah bin Zaid, di mana tatkala Usamah mengangkat pedang di atas kepalanya, dia tiba-tiba mengucapkan 'La Ilaha Illallah', namun dia tetap membunuhnya. Pembawa berita gembira datang kepada Rasulullah ﷺ beliau bertanya kepadanya, dan dia menjawabnya hingga dia menceritakan berita laki-laki tersebut bagaimana dia bertindak. Maka beliau memanggil Usamah dan bertanya, 'Mengapa kamu membunuhnya?' Dia menjawab, 'Wahai Rasulullah, dia telah merugikan kaum Muslimin. Dia membunuh fulan, fulan...' dia menyebut nama beberapa orang dan saya menghunuskan pedang di atas kepalanya, lalu ketika dia melihat pedang, dia berucap 'La Ilaha Illallah.' Rasulullah ﷺ bertanya, 'Apakah kamu membunuhnya?' Dia menjawab, ‘Ya.' Beliau bersabda, ‘Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha illallah' apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat?' Dia berkata, 'Wahai Rasulullah, mohonkanlah ampunan untukku.' Beliau bersabda, ‘‘Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha illallah' apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat? Maka beliau tidak lebih dari mengucapkan, 'Apa yang akan kamu lakukan dengan 'La Ilaha Illallah apabila kalimat itu datang pada Hari Kiamat?'" (HR. Muslim)
Bismillah,1802. HARUSKAH MENGECEK ISI HATINYA DULURiyaadhush Shaalihiin Bab 49 | Menilai manusia sesuai apa yang nampak dan menyerahkan rahasia-rahasia mereka kepada AllahHadits ke-398 | Hadits Usamah bin Zaid Radhiallahu ‘anhuDari Usamah bin Zaid Radhiallahu ‘anhu, beliau berkata,بعثَنَا رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم إلى الحُرَقَةِ مِنْ جُهَيْنَةَ ، فَصَبَّحْنا الْقَوْمَ عَلى مِياهِهمْ ، وَلحِقْتُ أَنَا وَرَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ رَجُلاً مِنهُمْ فَلَمَّا غَشِيناهُ قال : لا إِلهِ إلاَّ اللَّه ، فَكَفَّ عَنْهُ الأَنْصارِيُّ ، وَطَعَنْتُهُ بِرْمِحِي حَتَّى قَتَلْتُهُ ، فَلَمَّا قَدِمْنَا المَدينَةَ ، بلَغَ ذلِكَ النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، فقال لي : « يا أُسامةُ أَقَتَلْتَهُ بَعْدَ ما قَالَ : لا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ ؟ قلتُ : يا رسولَ اللَّه إِنَّمَا كَانَ مُتَعَوِّذاً ، فَقَالَ : « أَقًتَلْتَهُ بَعْدَ مَا قَالَ لا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ؟،» فَما زَالَ يُكَرِّرُهَا عَلَيَّ حَتَّى تَمنَّيْتُ أَنِّي لَمْ أَكُنْ أَسْلَمْتُ قَبْلَ ذلِكَ الْيَوْمِ . متـفقٌ عليه ."Kami diutus oleh Rasulullah ﷺ menuju marga Huraqah dari suku Juhainah, pagi hari kami menyerbu mereka di sumber mata air mereka. Saya dan seorang laki-laki dari kaum Anshar mengejar seorang dari mereka. Maka ketika kami telah mengepungnya, dia mengucapkan ‘La Ilaha illahllah', maka laki-laki dari Anshar tadi menahan dirinya, sedangkan saya menikamnya dengan tombakku hingga saya membunuhnya. Tatkala kami sampai di Madinah, berita itu sampai kepada Nabi ﷺ, maka beliau berkata kepadaku, 'Wahai Usamah, apakah kamu membunuhnya setelah dia mengucapkan ‘La Ilaha illahllah'? Saya menjawab, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya dia mengucapkannya hanya untuk melindungi dirinya saja.' Maka beliau mengucapkan, 'Apakah kamu membunuhnya setelah dia mengucapkan 'La Ilaha Illallah?' Beliau tidak henti-hentinya mengulang-ulang ucapan itu kepadaku, hingga saya berangan-angan seandainya saya belum masuk Islam sebelum hari itu." (Muttafaq ‘alaih)
Bismillah,1796. SELAYANG PANDANG AL-MIQDAD BIN ASWADRiyaadhush Shaalihiin Bab 49 | Menilai manusia sesuai apa yang nampak dan menyerahkan rahasia-rahasia mereka kepada AllahHadits ke-397 | Hadits Abu Ma'bad Al-Miqdad bin Al-Aswad Radhiallahu 'anhu,Dari Abu Ma'bad Al-Miqdad bin Al-Aswad Radhiallahu 'anhu, beliau berkata,Saya mendengar Rasulullah bersabda,قلت لرِسُولِ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : أَرَأَيْتَ إِنْ لَقيتُ رَجُلاً مِنَ الكُفَّارِ ، فَاقْتَتَلْنَا ، فَضَرَبَ إِحْدَى يَدَيَّ بِالسَّيْفِ ، فَقَطَعهَا ثُمَّ لاذَ مِنِّي بِشَجَرَةٍ ، فقال : أَسْلَمْتُ للَّهِ ، أَأَقْتُلُهُ يا رسولَ اللَّه بَعْدَ أَنْ قَالَها ؟ فَقَالَ : « لا تَقْتُلْهُ » ، فَقُلْتُ يا رسُولَ اللَّهِ قطعَ إِحدَى يَدَيَّ ، ثُمَّ قال ذلكَ بَعْدَما قَطعَها ؟ فقال : « لا تَقْتُلْهُ ، فِإِنْ قَتَلْتَهُ ، فَإِنَّهُ بِمنَزِلَتِكَ قَبْلَ أنْ تَقْتُلَهُ . وَإِنَّكَ بِمَنْزِلَتِهِ قَبْلَ أَنْ يَقُولَ كَلِمَتَهُ التي قال."'Saya berkata kepada Rasulullah ﷺ, 'Beritahukan kepadaku bagaimana seandainya saya bertemu dengan seseorang dari kelompok orang-orang kafir, lalu kami bertempur, dia berhasil menyabet salah satu lengan saya dengan pedangnya hingga putus, kemudian dia berlindung dariku di balik sebatang pohon, lalu dia mengucapkan 'La Ilaha Illallah', maka apakah saya boleh membunuhnya, wahai Rasulullah ﷺ, setelah dia mengucapkannya?' Maka beliau menjawab, 'Jangan engkau membunuhnya.' Saya katakan, 'Wahai Rasulullah ﷺ, dia sudah memotong salah satu tangan saya, kemudian dia mengucapkan itu setelah dia memotongnya?' Maka beliau bersabda, 'Jangan engkau membunuhnya, karena kalau kamu membunuhnya, maka sesungguhnya kedudukannya sama dengan kedudukanmu sebelum kamu membunuhnya, dan kedudukanmu seperti kedudukannya sebelum dia mengucapkan kalimat yang dia ucapkan tadi'." (Muttafaq 'alaih).(HR. Bukhari & Muslim)
Bismillah,1795. MENJAGA HARTA, DARAH & KEHORMATANNYARiyaadhush Shaalihiin Bab 49 | Menilai manusia sesuai apa yang nampak dan menyerahkan rahasia-rahasia mereka kepada Allah ﷻHadits ke-396 | Hadits Abu Abdullah Thariq bin Usyaim Radhiallahu 'anhu,Dari Abu Abdullah Thariq bin Usyaim Radhiallahu 'anhu, beliau berkata,Saya mendengar Rasulullah bersabda, مَنْ قال لا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ، وَكَفَرَ بِما يُعْبَدُ مِنْ دُونِ اللَّهِ ، حَرُمَ مالُهُ وَدَمُهُ ، وَحِسابُهُ على اللَّه تعالى » رواه مسلم ."Barangsiapa mengucapkan 'La Ilaha Illallah', dan kufur kepada semua sesembahan selain Allah, maka haram harta dan darahnya, sedangkan hisab amalnya kembali kepada Allah." (HR. Muslim)
Bismillah,1794. YANG KITA NILAI & YANG KITA SERAHKAN KEPADA ALLAHRiyaadhus ShaalihiinBab 49 | Menilai manusia secara nampak dan menyerahkan rahasia-rahasia mereka kepada Allah ﷻ Hadits ke-395 | Hadits Ibnu Umar -Radhiallahu anhuDari Ibnu Umar -Radhiallahu anhu Nabi ﷺ Bersabda,وعن ابن عمر رضي اللَّه عنهما ، أَن رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لا إِلهَ إِلاَّ اللَّه ، وَأَنَّ مُحَمَّداً رسولُ اللَّهِ ، ويُقِيمُوا الصَّلاةَ ، وَيُؤتوا الزَّكاةَ ، فَإِذَا فَعَلُوا ذلكَ ، عَصمُوا مِنِّي دِماءَهُمْ وَأَمْوالَهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ الإِسْلامِ ، وحِسابُهُمْ عَلى اللَّه تعالى » متفقٌ عليه ."Saya diperintahkan memerangi orang-orang hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada Rabb yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad itu adalah Rasulullah, dan mereka mendirikan shalat, serta menunaikan zakat. Apabila mereka melakukan hal tersebut, maka mereka telah melindungi darah dan harta mereka dariku, kecuali dengan hak Islam, sedangkan hisab amalnya kembali kepada Allah." (Muttafaq 'alaih)
Auto-generated transcript: Bismillah, walhamdulillah, wassalatu wassalamu ala rasulillah, wa ala alihi wa sahbihi wa man wala. And the Prophet sallallahu alayhi wa sallam taught us that any gathering in which Allah subhanahu wa ta’ala is not mentioned and in which salutations, salat and salam are not sent on Rasulullah sallallahu alayhi wa sallam will be… Continue reading Fulfill your purpose
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.Rasulullah ﷺ began looking for a new base for Islam because of the intense persecution Muslims faced in Makkah. In the 10th year of prophethood, his uncle Abu Talib — the leader of Banu Hashim, the Prophet's tribe — passed away. At that time, Makkah had no judicial system: your safety depended entirely on your tribal protection. As long as your tribe protected you, no one would harm you because your tribe could avenge any harm done.When Abu Talib passed away, leadership of Banu Hashim went to Abu Lahab, who refused to protect the Prophet ﷺ. With no protection, the Prophet's life was in danger. He went to Ta'if, hoping for refuge, but the people of Ta'if rejected him. He returned to Makkah with nowhere to turn, rejected by the people on earth.So, in the 11th year of prophethood, he adopted a new strategy: during Hajj, he would go to Mina, where tribes from all over Arabia camped in tents for three or four nights. He approached them one by one, seeking a tribe that would accept Islam and provide protection.First, he approached Banu Kindah — a once-powerful tribe that had lost its influence. The Prophet saw an opportunity for Kindah to regain prominence through Islam. Kindah, however, saw it only as a political opportunity: they told the Prophet they'd support him if leadership would pass to them after his death. The Prophet ﷺ refused, saying power belongs to Allah, who grants it to whomever He wills.He then approached Banu Shaiban ibn Tha'labah. Sayyidina Abu Bakr described them as the most virtuous and intelligent tribe in Arabia. The Prophet invited them to Islam and to become a new base for Muslims. But Banu Shaiban were bound by treaties with Rome and Persia, which they feared breaking if they supported the Prophet. They asked him to give them more time. The Prophet left, having been rejected again.On his way out, he met six men — not from a large or powerful tribe, but from the Khazraj. When the Prophet asked, “Who are you?” they replied, “We are Khazraj.” The Prophet ﷺ confirmed, “Khazraj living among the Jews?” They answered yes. Unlike the powerful tribes, these six men listened attentively to the Prophet's message. They didn't accept Islam immediately but were intrigued, promising to meet him the following year.They returned to Yathrib (Medina's old name) and shared the Prophet's message with their families. The next year, 12 people from Yathrib came to pledge allegiance to the Prophet ﷺ and accepted Islam. They asked the Prophet to send a teacher, and he sent Sayyidina Mus'ab ibn Umair, who led the first da'wah mission in Yathrib.The following year, in the 13th year of prophethood, 75 people from Yathrib came to pledge allegiance to the Prophet ﷺ — most from Khazraj, some from Aus. During the pledge, someone among them said: “How can we live safely in Medina while our Prophet remains oppressed in Makkah?” They invited the Prophet ﷺ to migrate. And the rest, as we say, is history: the Prophet ﷺ began encouraging companions to migrate, and eventually, Allah granted him permission to migrate himself.My dear brothers, this story teaches us powerful lessons:First, never underestimate small numbers. When building community strength, it's logical to seek powerful allies — and we should. But never forget the power of quality over quantity. The Prophet approached the mighty Kindah and wise Shaiban but didn't dismiss the small group of six sincere Khazraj. As we build our community, don't neglect people who may not seem influential today but are sincere seekers of truth.Second, community building requires cohesive teamwork across all segments of society. During the hijrah, the Prophet ﷺ worked with:* Sayyidina Abu Bakr, representing the elders.* Youth like Abdullah ibn Abu Bakr, who delivered food.* Sayyidatuna Asma bint Abu Bakr, a young woman who gathered intelligence.* Sayyidina Ali, a young man who risked his life sleeping in the Prophet's bed.* Abdullah ibn Urayqid, a skilled non-Muslim guide who honored his trust with the Prophet.The hijrah shows that everyone — elders, youth, men, women, Muslims, and even trustworthy non-Muslims — can contribute meaningfully to a cause. We cannot afford divisions: elders must not hoard power, and youth should not sit on the sidelines criticising. Both must collaborate.Third, when the Prophet ﷺ reached Medina, the first thing he built wasn't his own house — it was a masjid. After the masjid, he demarcated an area for a market. These two pillars — spiritual strength and economic strength — must go hand in hand.Our masajid should be open, welcoming, and function as community hubs. They should host worship, education, and community activities. But we must also build our economic strength: as a minority community, politicians won't listen to us because of our numbers, so we need economic power. This requires pooling our diverse talents — from money to skills — to establish projects that empower our community.In summary, here are the three key lessons from the hijrah:* Never underestimate the potential of small, sincere groups — success doesn't rely solely on numbers.* Build cohesive communities by involving people of all backgrounds, ages, genders, and talents.* Prioritise both spiritual and economic strength; they are inseparable for a thriving community.أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم. This is a public episode. If you'd like to discuss this with other subscribers or get access to bonus episodes, visit bequranic.substack.com/subscribe
https://editorayerrahi.com.ar/productos/la-alquimia-de-la-felicidad-tomo-4/¿Qué es tawba? (arrepentimiento)Hz. ‘Ali (ra) un día se encontró con un árabe en la mezquita, y éste estaba con sus brazos abiertos diciendo: “¡Astaghfirullah, Astaghfirullah, Astaghfirullah!”, como muchos de ustedes en sus tasbih diarios, cuando deben hacer cierto número de istighfar.Si uno dice: “¡Oh señor perdóname!”, solamente con la boca, entonces la boca está mintiendo, porque el resto no confirma esto que está diciendo.Así pues el hombre le pidió a Hz. ‘Ali (ra): “Ya, ‘Ali ¿Qué debo hacer para que esto que pido sea verdadero?” Hz. ‘Ali (ra) le dijo: “Yo te enseñaré. Primero que nada, cuando dices ‘Señor perdóname', debes nombrar el motivo por el que te estás arrepintiendo, aunque Tu Señor lo sabe muy bien”.Pero para darse cuenta de lo que uno hizo mal debe saber que está bien y qué está mal, es decir que uno debe darse cuenta, estar consciente de lo que está haciendo. Pero si uno está dormido e inconsciente, y no tiene el ‘ilm para saber lo que está mal y lo que está bien, uno solamente está hablando con la lengua, diciendo: “¡Oh señor perdóname!” Uno debe incluir en el arrepentimiento de qué es lo que uno se está arrepintiendo.En segundo lugar, uno debe al mismo tiempo, tener la intención, de allí en adelante, de no volver a cometer nunca más el pecado por el cual se está arrepintiendo. ¿Pero ustedes saben cuán a menudo nos damos cuenta de que hemos hecho algo mal, le hemos pedido a Allah (swt) que nos perdone, y los hacemos de nuevo?¡Ya Rab, despiértanos de este estado de inconsciencia, Ya Rab, haznos estar atentos, despiértanos de este estado de inconsciencia, Ya Rab, aparta nuestros corazones del amor de este mundo. Tú dices que no te contienen los dieciocho mil universos que has creado, pero dices que sí te contiene el corazón de Tu amado creyente. Ya Rab, perdónanos, ayúdanos a limpiar nuestros corazones. Ya Rab, nos has dado el honor de crearnos bajo la forma de seres humanos, y has enseñado a nuestro padre Adam (as) los divinos nombres que tenemos en nosotros mismos. Ia Rab, haznos amar a Rasulullah (saws) que nos has dado como un ejemplo. Ya Rab, perdónanos. Ya Rab, aumenta nuestro amor por Ti, aumenta nuestro amor por aquel que Tú más amaste, Hz. Muhammad (saws), Ya Rab, aumenta nuestro amor entre nosotros y une a la Ummah de Muhammad (saws). Tú dices que amas a los que se aman por Ti, haz que nos amemos el uno al otro por Ti! Al- Fatiha.El verdadero significado de la alquimia, el de la metamorfosis interior del ser humano, una tarea ardua y compleja. El sufismo como camino para alcanzar este proceso de purificación y transformación tanto interna como exterior. Un arduo combate que se libra en el interior del ser humano para recibir la gnosis y el Amor Divino. Para quienes creen que la felicidad está en la riqueza material, la promesa de la alquimia, la transformación del metal innoble en oro, ha sido durante siglos un El Dorado cargado de misterio y leyenda. Este libro habla del verdadero significado de la alquimia, el de la metamorfosis interior del ser humano, una tarea ardua y compleja que la Kimiya – esa filosofía y mística operativa que Europa recibió del oriente musulmán – esconde tras sus trabajos, operaciones y símbolos. Para el Imam Al-Gazzali, esa alquimia es el camino del sufismo, al que dedicó los últimos y más prolíficos años de su vida. El interés por Al-Gazzali, tanto en occidente como en el mundo islámico, no ha cesado en la época modernaa. Su rigor y sinceridad intelectual, unidas a una profunda espiritualidad, han trascendido los marcos culturales y temporales. Y a esto ha contribuído mucho su pluma, habilísima a la hora de ilustrar las enseñanzas con alegorías y argumentos originales. Célebre en su época en las dos orillas del mundo, lo sigue siendo hoy a nueve siglos de distancia.------------------------#algazzali #psicologíayespiritualidad #despertarespiritual
Wasiat Jibril Kepada Rasulullah adalah kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. pada Ahad, 19 Dzulhijjah 1446 H / Ahad, 15 Juni 2025 M. Kajian Tentang Wasiat Jibril Kepada Rasulullah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: أتاني جبريلُ ، فقال : يا محمدُ عِشْ ما شئتَ فإنك ميِّتٌ ، وأحبِبْ ما […] Tulisan Wasiat Jibril Kepada Rasulullah ditampilkan di Radio Rodja 756 AM.
Bismillah,1758. PIKIR ULANG SEBELUM MENZHALIMI PIHAK INIRiyaadhush Shaalihiin Bab 48 | Peringatan agar tidak menyakiti orang shalih, orang lemah, & orang fakirHadits ke-394 | Hadits Jundub bin Abdullah Radhiallahu ‘anhuDari Jundub bin Abdullah Radhiallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah ﷺ bersabda,« مَنْ صَلَّىصَلاَةَ الصُّبْحِ ، فَهُوَ في ذِمَّةِ اللَّه ، فَلا يَطْلُبَنَّكُمْ اللَّهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيءٍ ، فَإِنَّهُ مَنْ يَطْلُبْهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيءٍ ، يُدْرِكْهُ ، ثُمَّ يَكُبُّهُ عَلى وَجْهِهِ في نَارِ جَهَنَّمَ » رواه مسلم ."Barangsiapa melakukan Shalat Shubuh, maka dia berada dalam jaminan perlindungan Allah, maka jangan sampai Allah menuntutmu dengan sesuatu dari jaminanNya, karena barangsiapa dituntut olehNya dengan sesuatu dari jaminanNya, niscaya Dia mendapatkannya kemudian Dia menelungkupkan di atas wajahnya dalam Neraka Jahanam." (HR. Muslim)
Bismillah,1757. JANGAN MENYAKITI ORANG YANG SENANTIASA MENJAGA SHALAT SHUBUHRiyaadhush Shaalihiin Bab 48 | Peringatan agar tidak menyakiti orang shalih, orang lemah, & orang fakirHadits ke-394 | Hadits Jundub bin Abdullah Radhiallahu ‘anhuDari Jundub bin Abdullah Radhiallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah ﷺ bersabda,« مَنْ صَلَّىصَلاَةَ الصُّبْحِ ، فَهُوَ في ذِمَّةِ اللَّه ، فَلا يَطْلُبَنَّكُمْ اللَّهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيءٍ ، فَإِنَّهُ مَنْ يَطْلُبْهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيءٍ ، يُدْرِكْهُ ، ثُمَّ يَكُبُّهُ عَلى وَجْهِهِ في نَارِ جَهَنَّمَ » رواه مسلم ."Barangsiapa melakukan Shalat Shubuh, maka dia berada dalam jaminan perlindungan Allah, maka jangan sampai Allah menuntutmu dengan sesuatu dari jaminanNya, karena barangsiapa dituntut olehNya dengan sesuatu dari jaminanNya, niscaya Dia mendapatkannya kemudian Dia menelungkupkan di atas wajahnya dalam Neraka Jahanam." (HR. Muslim)
Bismillah,1755. UJIAN BAGI YANG KAYA & YANG MISKINRiyaadhus ShaalihiinBab 48 | Peringatan agar tidak menyakiti orang shalih, orang lemah, & orang fakirHadits ke-265 | Hadits Sa'ad bin Abi Waqqash Radhiallahu ‘anhuDari Sa'ad bin Abi Waqqash Radhiallahu ‘anhu, beliau berkata,عن سعد بن أَبي وَقَّاص رضي اللَّه عنه قال : كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم سِتَّةَ نفَر ، فقال المُشْرِكُونَ للنَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : اطْرُدْ هُؤُلاءِ لا يَجْتَرِئُون عليْنا ، وكُنْتُ أَنا وابْنُ مسْعُودٍ ورجُل مِنْ هُذَيْلِ وبِلال ورجلانِ لَستُ أُسمِّيهِما ، فَوقَعَ في نَفْسِ رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ما شاءَ اللَّه أَن يقعَ فحدث نفْسهُ ، فأَنْزَلَ اللَّهُ تعالى : { ولا تَطْرُدِ الَّذِينَ يَدْعُون رَبَّهُمْ بالْغَداةِ والعَشِيِّ يُريدُونَ وجْهَهُ } [ الأنعام : 52 ] رواه مسلم."Kami pernah bersama Nabi ﷺ sebanyak enam orang, maka orang-orang musyrik berkata kepada Nabi ﷺ 'Usirlah mereka agar mereka tidak bersikap lancang terhadap kami.' Enam orang itu adalah saya, Ibnu Mas'ud, seorang laki-laki dari Hudzail, Bilal, dan dua orang lagi yang tidak bisa saya sebutkan namanya, maka terbetiklah di hati Rasulullah ﷺ apa yang Allah kehendaki, lalu beliau berkata di dalam hatinya, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala "- menurunkan ayat, ‘Janganlah engkau mengusir orang-orang yang menyeru Rabbnya pada pagi dan petang hari, mereka mengharapkan keridhaan-Nya.' (Al-An'am: 52)." (HR. Muslim)
Bismillah,1754. LARANGAN MENGUSIR ORANG-ORANG SHALIHRiyaadhus ShaalihiinBab 48 | Peringatan agar tidak menyakiti orang shalih, orang lemah, & orang fakirHadits ke-265 | Hadits Sa'ad bin Abi Waqqash Radhiallahu ‘anhuDari Sa'ad bin Abi Waqqash Radhiallahu ‘anhu, beliau berkata,عن سعد بن أَبي وَقَّاص رضي اللَّه عنه قال : كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم سِتَّةَ نفَر ، فقال المُشْرِكُونَ للنَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : اطْرُدْ هُؤُلاءِ لا يَجْتَرِئُون عليْنا ، وكُنْتُ أَنا وابْنُ مسْعُودٍ ورجُل مِنْ هُذَيْلِ وبِلال ورجلانِ لَستُ أُسمِّيهِما ، فَوقَعَ في نَفْسِ رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ما شاءَ اللَّه أَن يقعَ فحدث نفْسهُ ، فأَنْزَلَ اللَّهُ تعالى : { ولا تَطْرُدِ الَّذِينَ يَدْعُون رَبَّهُمْ بالْغَداةِ والعَشِيِّ يُريدُونَ وجْهَهُ } [ الأنعام : 52 ] رواه مسلم."Kami pernah bersama Nabi ﷺ sebanyak enam orang, maka orang-orang musyrik berkata kepada Nabi ﷺ 'Usirlah mereka agar mereka tidak bersikap lancang terhadap kami.' Enam orang itu adalah saya, Ibnu Mas'ud, seorang laki-laki dari Hudzail, Bilal, dan dua orang lagi yang tidak bisa saya sebutkan namanya, maka terbetiklah di hati Rasulullah ﷺ apa yang Allah kehendaki, lalu beliau berkata di dalam hatinya, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala "- menurunkan ayat, ‘Janganlah engkau mengusir orang-orang yang menyeru Rabbnya pada pagi dan petang hari, mereka mengharapkan keridhaan-Nya.' (Al-An'am: 52)." (HR. Muslim)
Welcome back to Road to Hajj — where we explore the rituals of Hajj, their meanings, and the mysteries behind them.Tonight, though, we're going to take a step back from the rituals themselves. Instead, we're diving into an incredible historical moment — one that didn't just shape the Hajj… it changed the course of Islamic history forever.BeQuranic is a reader-supported publication. To receive new posts and support my work, consider becoming a free or paid subscriber.This moment happened on the last night of Hajj, 1,447 years ago.It was the spark that led to the Hijrah — the Prophet's migration to Madinah. And as we know, the Hijrah wasn't just a journey; it was the turning point. So important, in fact, that the Companions later decided to mark it as year one in the Islamic calendar.To really appreciate what happened that night, we need to rewind the story a bit — back two years before the Hijrah.Rewinding to the Nights of MinaAs you may know, during Hajj, the pilgrims spend the 11th, 12th, and 13th nights of Dhul-Hijjah in Mina. Even today, that practice continues.But let's go back to the 11th year of Prophethood, a couple of years before Islam had a home in Madinah.Every year during Hajj, tribes from across Arabia would travel to Mecca. And every year, the Prophet ﷺ would walk among them, calling people to Islam.But that year, something was different.The Prophet wasn't just doing da'wah — he was also searching for a tribe that would adopt and protect him. Why? Because just a year earlier, in the 10th year of Prophethood, the Prophet ﷺ had lost his greatest worldly protector — his uncle Abu Talib.Abu Talib, the chief of Banu Hashim, had shielded the Prophet from the worst of Quraysh's violence. While others like Bilal, Sumayyah, and Abdullah ibn Mas'ud were tortured — often brutally — the Prophet was relatively protected due to Abu Talib's status.BeQuranic is a reader-supported publication. To receive new posts and support my work, consider becoming a free or paid subscriber.But when Abu Talib passed away, his successor was Abu Lahab — a man who refused to support or protect Rasulullah ﷺ.With no protection left in Mecca, the Prophet ﷺ went to Ta'if, hoping its people might offer refuge. But they rejected him and humiliated him.Eventually, he returned to Mecca under the protection of Mut'im ibn ‘Adi, a nobleman from another tribe. It was only temporary — the Prophet knew he couldn't count on Mut'im forever.So he started reaching out to other tribes.He approached Banu Kindah, a once-powerful tribe. They were interested… but they wanted power. They asked, “If we support you, will we be rulers after you?” The Prophet ﷺ replied, “That's not for me to promise — that is for Allah to decide.”Their intentions weren't sincere, so he moved on.BeQuranic is a reader-supported publication. To receive new posts and support my work, consider becoming a free or paid subscriber.A Small Encounter with Big ConsequencesAnd then — walking through Mina — the Prophet ﷺ noticed a small group: just six young men.He asked them, “Who are you?”They replied, “We are the Khazraj.”The Prophet asked, “The same Khazraj who live near the Jews in Yathrib?”They said, “Yes, we are from Yathrib.”That caught the Prophet's attention.You see, the people of Yathrib had lived alongside the Jews for generations. They were familiar with the concept of prophethood, scripture, and divine revelation. And, at that time, Yathrib was suffering from ongoing tribal conflictbetween two Arab tribes — the Aus and the Khazraj. Many of their elders had been killed. The city was fractured, desperate for unity.The Prophet ﷺ spoke to them about Islam — with the same sincerity and passion he had shown the big tribes.And something clicked.They didn't pledge allegiance that year, but they said:“Let us return to our people and speak to them. If it's good, we'll come back to you next year.”Year 12 of Prophethood: Bay‘at al-‘Aqabah (1)The next year, 12 people came back — most from Khazraj, some from Aus. They met the Prophet at night during the days of Mina and pledged allegiance.This was the first Bay‘at al-‘Aqabah — named after the valley near Jamrat al-‘Aqabah, where the meeting took place. Today, that area has changed, but back then it was where the Hajj tents stood.This first pledge was spiritual — they promised:* Not to associate partners with Allah* Not to steal or commit zina* Not to kill* To obey the Prophet in goodnessAfter that, they requested the Prophet ﷺ to send someone back with them to teach them Islam.The Prophet chose Mus‘ab ibn ‘Umayr — a young, eloquent, wise man from Mecca. Mus‘ab went to Yathrib and taught, preached, built the foundation for what was to come.BeQuranic is a reader-supported publication. To receive new posts and support my work, consider becoming a free or paid subscriber.Year 13: Bay‘at al-‘Aqabah (2)A year later, they came again — this time, with 75 people.It was the 13th of Dhul-Hijjah, 13 years after revelation began.They came by night, secretly, when all the other pilgrims were asleep. This time, they didn't just want to learn Islam. They invited the Prophet ﷺ to migrate to their city, to Yathrib.They said:“It is unfair for us to be living in peace while our Prophet is being persecuted. Join us. Let us protect you.”The Prophet ﷺ said:“If I migrate to you, this pledge must not be just religious. It must also be political. You must defend me like you defend your own families.”One of them asked:“When Islam succeeds, will you leave us and return to Mecca?”The Prophet ﷺ replied:“Your blood is my blood. Your destruction is my destruction. We are one.”And one by one, all 75 pledged their allegiance. Then they all heard a loud scream from the middle of the desert.Rasulullah ﷺ said:“That scream you just heard — that was the scream of Iblis. He is furious that Islam has found a way out of Mecca.”The Road OpensFrom that point, the Prophet ﷺ began advising Muslims to migrate, one group at a time. Quietly, Muslims left Mecca and made their way to Yathrib.Eventually, the Prophet ﷺ himself made hijrah. He left Mecca a few months later, in Rabi‘ al-Awwal, and arrived in Yathrib — soon to be renamed al-Madinah al-Munawwarah.This moment changed everything.Islam went from being an oppressed minority to a rising force of justice — spreading across Arabia, and soon, to much of the world.That night — the 13th of Dhul-Hijjah, 1,447 years ago — in the small valley of Mina, the road to hijrah began.It wasn't part of the Hajj rituals —But it was written into the destiny of this Ummah.That's all for tonight's episode of Road to Hajj.Thanks for reading BeQuranic! This post is public so feel free to share it. This is a public episode. If you'd like to discuss this with other subscribers or get access to bonus episodes, visit bequranic.substack.com/subscribe
Here's a smooth, podcast-style version of your transcript with a clear structure, natural flow, and a catchy title:
Terguran keras untuk dusta atas nama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam و حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ يَعْنِي ابْنَ عُلَيَّةَ عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ صُهَيْبٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّهُ قَالَ إِنَّهُ لَيَمْنَعُنِي أَنْ أُحَدِّثَكُمْ حَدِيثًا كَثِيرًا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ تَعَمَّدَ عَلَيَّ كَذِبًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Ismail -yaitu Ibnu 'Ulayyah- dari Abdul Aziz bin Shuhaib dari Anas bin Malik bahwasanya dia berkata, 'Sesungguhnya sesuatu yang menghalangiku untuk menceritakan hadits yang banyak kepada kalian adalah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang sengaja melakukan kedustaan atas namaku, maka hendaklah dia menempati tempat duduknya dari neraka'."
Bismillah,Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ . فَقِيلَ كَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ قَبْلَ الْمَوْتِ .“Jika Allah menginginkan kebaikan untuk seorang hamba maka dia akan mempekerjakan/menggunakannya”, beliau ditanya, “Bagaimana Allah akan mempekerjakannya, wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?”, beliau menjawab: “Allah akan memberinya petunjuk untuk beramal shalih sebelum meninggal”.Saudaraku, ketika Allah Ta'ala menghendaki kebaikan pada seorang hamba, maka Allah Ta'ala akan gunakan dia untuk terus berada di jalan kebaikan sampai akhir hayatnya.Semoga kita termasuk hamba yang Allah Ta'ala pilih untuk selalu sibuk dalam kebaikan dan menjadi sosok yang dapat bermanfaat untuk sesama.Aamiin ya Rabbal ‘alamin.
Auto-generated transcript: Alhamdulillah Rabbil Alameen wa salatu wa salamu ala ashrafil anbiya wal mursaleen. Muhammad wa Rasulullah sallallahu alayhi wa ala alihi wa sallam. Tasliman kathira kathira. Fammabadu, my brothers and sisters, if I ask you how critical is Islam for you? Or if you ask me the same question, how daruri? To use the… Continue reading How important is Islam
Auto-generated transcript: Alhamdulillah. My brothers and sisters, let us put ourselves in the caravan going with Rasulullah sallallahu alaihi wasallam for Umrah. He invited us and we knew that the invitation was a result of Wahi. And so we were going with complete belief that we would be able to do Umrah. And then thank… Continue reading Benefit of Taqwa – #2
Auto-generated transcript: There is another Dua of Rasulullah which is mentioned in Baqariya Muslim. It is a Muslim’s declaration to turn to Allah SWT in every matter and to take care about His pleasure and His orders regarding every action. It is also a declaration to be friends for the sake of Allah and to… Continue reading Wealth and poverty are tests
Auto-generated transcript: As-Sulillah Al-A’laman Al-Reheem. Alhamdulillah Rabbil Alameen. Wa Salat wa Salamu Alaa Sherafi Al-Anbiyaib Al-Mursaleen Muhammad Rasulullah Sallallahu Alaihi wa ala alihi wa sahbihi wa sallam. Tasliman Kaseeraan Kaseeraan. Muhammad Bahu, my brothers and sisters, one of the most beautiful duas which we all know and which we do is the one that Rasulullah… Continue reading Dua after Salah
Auto-generated transcript: My brothers and sisters, the Dua’as of Rasulullah are the most comprehensive, the most beautiful, the most complete in the fewest possible words that you can imagine. And we ask Allah SWT to accept those Dua’as from us the way He accepted it from His Habib Sallallahu Alayhi wa’ala Alihi wasallam. Among those… Continue reading Duas to remember
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.Welcome to BeQuranic.Today is Monday, the 24th of Ramadan.That means tonight will be the eve of the 25th of Ramadan.And Rasulullah ﷺ said in a very well-known hadith:“Search for Laylatul Qadr in the last ten nights, on the odd nights.”So tonight is one of the last ten odd nights – it could be Laylatul Qadr.InshaAllah, let's make the most of this night.
This is a free preview of a paid episode. To hear more, visit bequranic.substack.comWelcome to BeQuranic – today is Thursday, the 20th of Ramadan.
This is a free preview of a paid episode. To hear more, visit bequranic.substack.comKey Themes and Concepts:1. Manifestations of Allah's Mercy (Rahmah):• Allah's Rahmah is demonstrated through His forgiveness.• Humans commit sins primarily due to a lack of self-control (Jahalah), not ignorance.• True repentance (Tawbah) involves acknowledging the wrongdoing, rectifying the error, and sincerely intending to not repeat it.BeQuranic is a reader-supported publication. To receive new posts and support my work, consider becoming a free or paid subscriber.2. Making Up Missed Worship (Qada):• If prayers (Salah), fasting, or Zakat were missed, they must be made up.• Calculation of missed Salah doesn't require precision; an estimate (ballpark figure) suffices.• Method suggested: Regularly pray additional Qada prayers after daily obligatory prayers. During Ramadan, Taraweeh prayers can also count toward Qada prayers.• Allah completes and forgives sincerely intended Qada that remain unfinished at death.3. Balancing Worship and Social Life:• Islam discourages isolating oneself from society for the sake of making up missed prayers or worship.• Worship and daily life can coexist without the need for complete isolation.4. Understanding of Ayat (Verses):• Allah repeats reminders through different angles and perspectives (multiple verses addressing the same topic) to foster deeper understanding.• Rejection of clear signs and reminders characterises criminals (Mujrimin).5. Rasulullah ﷺ as the “First Muslim”:• Not chronological but emphasising being foremost in dedication and sincerity.• Encouragement to excel spiritually and to always strive for the highest reward.
Assalamualaikum,Welcome to BeQuranic. Today is 16th of Ramadan which means we have officially crossed the half-way mark of this blessed month. Make sure that we make good use of the remaining days and increase our acts of worship.BeQuranic is a reader-supported publication. To receive new posts and support my work, consider becoming a free or paid subscriber.Our ayat of the week for Week 6 this term is Surah ar-Rahman 46 - 55. These ayat contains 204 letters. Rasulullah told us that every letter is rewarded with 10 hasanat and that would make this passage 2040 hasanat. And that is when you recited it in normal months. But in Ramadan our deeds are multiplied. So the simple act of reciting a few ayat of the Quran brings immense reward in this blessed month.Practice and don't forget to log your time for Tilawa-thon. This is a public episode. If you'd like to discuss this with other subscribers or get access to bonus episodes, visit bequranic.substack.com/subscribe
This is a free preview of a paid episode. To hear more, visit bequranic.substack.comIntroduction: Passing the Halfway Mark• Tonight is the 16th night of Ramadan. We now begin reciting Dua Qunut in Witr.Tafseer of Surah Al-An'am (Verses 49–54)Verse 49 (Recap):• Those who reject Allah's signs will experience severe punishment, even from a slight “touch” of torment.BeQuranic is a reader-supported publication. To receive new posts and support my work, consider becoming a free or paid subscriber.Verse 50: The Prophet's ﷺ Humanity and Limits of Knowledge• “I do not claim to have the treasures of Allah, nor do I know the unseen, nor am I an angel.”• Rasulullah ﷺ clarifies three important points to the Quraysh:1. No worldly wealth guaranteed from following him.2. Limited knowledge of the unseen (Ghayb).3. Human nature, not angelic, making him relatable as a role model.Levels of Ghayb (Unseen Knowledge):• Ghayb Nisbi (relative unseen): known to some, not to others (e.g., something behind a person's back).• Ghayb revealed to the Prophet ﷺ: through revelation or special events (Isra' wal Mi'raj).• Ultimate Ghayb: known exclusively by Allah.Significance:• Prophet ﷺ never spoke about the unseen without divine guidance, demonstrated by his silence when awaiting revelation (e.g., Surah Al-Kahf incident).Prophetic Lesson on Saying “InshaAllah”:• Prophet ﷺ taught to always use “InshaAllah” sincerely when referring to future plans. It should not be misused as a subtle refusal or insincere promise.
Auto-generated transcript: My brothers and sisters, in a Hadith narrated by Anas bin Malik, somebody asked Rasulullah sallallahu alaihi wasallam, they said which is the best fasting after Ramadan? And he said it is the fasting in Shaban in preparation for Ramadan. So we are in Shaban. I remind myself and you, let us fast… Continue reading ROI – #2 The post ROI – #2 appeared first on Mahmood Habib Masjid and Islamic Centre - We came to give, not to take..
Mengapa Rasulullah Melarang Menyakiti Ayam Jantan? adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Riyadhus Shalihin Min Kalam Sayyid Al-Mursalin. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Mubarak Bamualim, Lc., M.H.I. pada Selasa, 28 Rajab 1446 H / 28 Januari 2025 M. Kajian sebelumnya: Diharamkannya Mengatakan Syahinsyah (Raja Diraja) kepada Penguasa Kajian Tentang […] Tulisan Mengapa Rasulullah Melarang Menyakiti Ayam Jantan? ditampilkan di Radio Rodja 756 AM.
Auto-generated transcript: Arabic My brothers and sisters, this issue of Tawbah and Istifar is so important. You know the Hadith of Rasulullah sallallahu alaihi wasallam in Musnad ibn Ahmad where Rasulullah sallallahu alaihi wasallam said that when a person makes Tawbah and Istifar continuously, when a person does a lot of it, then Allah subhanahu… Continue reading Every sinner has a future The post Every sinner has a future appeared first on Mahmood Habib Masjid and Islamic Centre - We came to give, not to take..