This is a channel that curates experiences, ideas, and information on topics around well-being and personal development. I retell content from books, articles, and journals, as well as inspirations I got from people I've met. Hosted by @nan_sky Share your
Kebiasaan, baik atau buruk, pasti dilakukan karena suatu alasan. Kebiasaan, baik atau buruk, dilakukan karena ia memberikan manfaat (kesenangan) buat seseoang walaupun bisa saja efeknya sebetulnya buruk . Ini kenapa anjuran sederhana yang bilang untuk "stop kebiasaan buruk" jarang sekali berhasil buat seseorang 'hijrah' dari kebiasaan buruknya. Ini kenapa framing "replacing your bad habits with good ones" bisa lebih membantu seseorang untuk menghentikan kebiasaan buruknya. Source: https://jamesclear.com/
Sering kali orang enggan mengakui kalau lagi bingung. Wajar aja karena memang masih ada aja yang mengaitkan kebingungan dengan kebodohan. Padahal sebenernya bingung bisa bermanfaat dalam proses pembelajaran kita, selama kita ga denial, mengakui kalau kita lagi bingung & melakukan sesuatu untuk menyelesaikannya. Kebingungan adalah peluang untuk kita bisa jadi "tau" & nambah wawasan.
Semua orang pasti pernah ngalamin jenuh. Jenuh sebenarnya hanyalah sebuah sinyal yang kasih tau ke diri kita bahwa kita butuh new activity or kita butuh menghadirkan 'meaning' ke rutinitas atau kehidupan kita. It's how we respond to boredom yang akhirnya bisa bikin jenuh akan jadi baik atau buruk. Saat jenuh hadir, luangkan waktu untuk refleksi apa yang membuat kita merasa jenuh. Cari tau ke dalam diri apa yang bikin kita ga puas. Informasi2 yang kita dapat dari hasil refleksi ini yang kita gunakan sebagai panduan untuk menuntun kita melakukan tindakan yang solutif & produktif.
Sebagian besar orang sering kali mudah menyimpulkan emosi dirinya or orang lain. Gampang melabelkan lagi depresi lah, anxiety, stres, dan lain sebagainya, padahal bisa jadi saat itu kita lagi physically ga nyaman aja. Memahami gimana emosi terbentuk dan meyakini bahwa kita sesungguhnya punya kemampuan untuk mengontrol emosi, sangat membantu diri untuk lebih 'waras.' Sources: Video ted-talk Professor Lisa Feldman Barrett (seorang neuroscientist & emotion researcher) https://www.youtube.com/watch?v=0gks6ceq4eQ How Emotions are Made (Cinematic Lecture): https://www.youtube.com/watch?v=0rbyC5m557I&t=2021s
Putus asa biasanya muncul saat kita mengalami kegagalan. Tapi ada juga orang2 yang merespon kegagalan dengan semangat untuk memperbaiki diri. Respon yang berbeda terhadap kegagalan erat kaitannya dengan teori diri yang dianut seseorang. Orang yang gampang nyerah, mudah putus asa adalah orang-orang yang menganut teori entitas. Sebaliknya, yang bersukacita dengan tantangan & menormalisasi kegagalan adalah mereka-mereka penganut teori inkremental. Kamu masuk yang mana ni? Source: Book: "Self-Theories: Their Role in Motivation, Personality, and Development" by Carol S. Dweck
Kalau kamu tipe planner, melakukan hal2 yang spontan pasti bakal sulit banget (I feel you :-)) Tapi sebenernya kita bisa kok menghadirkan sedikit spontanitas di hari-hari kita dengan hal2 sederhana yang surprisingly bisa fun juga. Source: https://www.lifehack.org/articles/productivity/10-simple-ways-add-spontaneity-into-your-daily-routine.html
Berasa lagi seret ide? Mo liburan buat cari inspirasi tapi lagi belum bisa cuti. Well jangan sedih, mungkin kamu cuma butuh ngerapihin pola tidur aja, supaya inspirasi datang & ide-ide kreatif bermunculan.
Bicara tentang waktu luang, mungkin sebagian besar dari kita berharap bisa punya banyak sekali waktu luang. Tapi ternyata menurut penelitian, waktu luang yang kelewat banyak sama ga baiknya dengan memiliki waktu luang yang sedikit. Waktu luang yang sedikit bikin kita stres. Sementara kalau waktu luang kita terlalu tinggi, kita juga berpotensi untuk jadi 'unhappy' karena berasa ga produktif. Source: https://www.apa.org/news/press/releases/2021/09/too-much-free-time
Masih di #30HariBersuara, Day 2 temanya adalah "Semangat." Salah satu hal yang sering berhasil bikin saya semangat adalah dengan menjaga rutinitas pagi hari yang 'sehat.' Saya nerapin formula rutinitas pagi ala Robin Sharma di bukunya "The 5 a.m Club" yang intinya ngisi 1 jam awal setelah bangun tidur dengan kegiatan2 yang peruntukannya (1) Spiritual boost; (2) Physical fitness, (3) New Learning
Meramaikan challenge The Podcasters Indonesia dengan suka cita. Semoga istiqomah yes & bisa finish strong sampai hari ke-30 :-) Di tema Day 1 "Panggilan", saya bahas soal 'name-calling' yang ternyata salah satu bentuk verbal bullying, but sadly tanpa sadar sering kita lakukan.
Seorang psikiater kenamaan dunia, Dr. Amen, pada tahun 1990an pertama kali memperkenalkan ANTS (Automatic Negative Thoughts) yang menjabarkan 9 pikiran negatif yang umum ada di pikiran kita. Untuk mengontrol ANTS, ada 5 langkah yang bisa diterapkan. Salah satunya adalah dengan menuliskan pikiran negatif tersebut & membangun percakapan diri dengan mempertanyakan kebenaran/akurasi dari pikiran-pikiran negatif tersebut. Some useful links: https://www.amenclinics.com/blog/do-you-have-an-ant-infestation-in-your-head/ https://brainmd.com/blog/how-to-stop-negative-thoughts/ https://www.collaborativeawareness.com/post/2015/12/18/9-types-of-ants-automatic-negative-thoughts-that-invade-our-relationships-and-how-to-exte
Beberapa dari kita mungkin saat ini sedang menjalani masa transisi dari WFH ke WFO. Buat sebagian orang, perubahan ini berarti juga merombak kembali rutinitas harian yang selama 18 bulan ini sudah terprogram WFH. Langkah-langkah kecil yang saya kutip dari artikel WIRED ini mungkin bisa ngebantu kamu untuk 'menjaga' fokus ketika terpaksa harus kembali bekerja dari kantor & hopefully bisa bikin kamu 'less senewen.' Reading source: https://www.wired.co.uk/article/how-to-focus-concentrate
Mungkin kamu sudah cukup familiar dengan digital detox? Pernah menerapkan puasa media sosial tapi kok malah tambah senewen? Don't worry, you're not alone. Saya juga ngalamin ini, sampai akhirnya saya menemukan konsep digital decluttering yang ternyata jauh lebih membantu. Digital Decluttering ngajarin kita untuk memiliki (kembali) kontrol penuh terhadap ruang digital dan cara kita memanfaatkannya. Bersih2 ruang digital mulai dari mengorganisir data dan dokumen, menyingkirkan sampah2 digital, mengontrol penggunaan media sosial ternyata doable sekali & benefitnya langsung berasa (mudah2an juga bisa lebih long-term ya :-)). Some useful articles: https://www.lifehack.org/articles/technology/10-digital-decluttering-projects-you-need.html https://www.bbc.com/future/article/20190104-are-you-a-digital-hoarder https://www.psychologytoday.com/intl/blog/science-practice/201909/is-it-time-declutter-your-social-media
Selama ini mungkin kita merasa cukup karena punya support network yang selalu siap mejadi "cheerleader" kita. Sebenernya ada 1 lagi yang kita butuhin yaitu "challenge network"; orang-orang yang sayang sama kita, tapi ekspresi dukungannya ke kita adalah lewat kritik-kritik pedas yang kadang buat kita risih & jadi ngejauhin mereka. Kita ga sadar bahwa sebenarnya mereka ini berjasa banget buat bantu kita menemukan "blind spot" kita (titik2 lemah kita yang sering luput dari radar kita). Mereka seperti "Bobo" buat kita (read: teman belajar, walau tanpa bermain, hehe). Source: Bukunya Adam Grant "Think Again: The Power of Knowing What You Don't Know."
Kenapa kok kadang kita suka susah ya mengakui kesalahan & lalu mengubah pandangan lama kita? Kenapa kalau dapet kritik, kita bawaannya senewen & defensif? Dalam bukunya "Think Again," Adam Grant ngajak pembacanya untuk rethinking, unlearning, & relearning. Think like a Scientist adalah mindset yang perlu diterapkan supaya seseorang terlatih untuk lebih fleksibel dalam menerima informasi, ide, insight & perspektif baru dan menjadi adaptif dalam belajar hal baru & membuat perubahan. Source: Buku "Think Again: The Power of Knowing What You Don't Know" by Adam Grant
Apa yang bisa dilakukan untuk membentengi diri dari badai disinformasi, hoax, or konten2 yang menyesatkan? Mike Caulfield, seorang pakar literasi informasi digital dari Washington State University punya resep jitu yang namanya "SIFT" Stop Investigate the Source, Find Better Coverage Trace Claims, Quotes, and Media to the Original Context Episode ini mengupas 4 elemen SIFT; skill dasar banget yang dibutuhkan netizen kalau mau lebih 'cakap' dalam mengonsumsi & berbagai informasi di media digital. Useful links: https://infodemic.blog/ https://www.youtube.com/watch?v=HXr-tdbYOmA
Episode ini berisi cuplikan dari buku "the Lyrics of Self-Acceptance" oleh R. Yuki Agriardi yang baru banget rilis 29 Juni lalu. Buku ini memuat 100 gambar yang dibuat oleh penulis dengan lirik-lirik pendek kontemplatif. Buku ini cocok buat kamu yang suka sama buku2 bertema well-being tapi ga kepengen yang isinya "instructional" :-) Juga pas buat kamu penikmat diksi2 puitis tapi suka cape baca puisi2 panjang, dan tentunya juga untuk kamu penyuka gambar.
Procrastination jadi isu yang lumayan sering muncul ketika masa-masa Work From Home (WFH). Sebenernya apa yang menyebabkan kita procrastinate? Gimana caranya mengenali diri kalau kita lagi procrastinate? Apa yang perlu dilakukan supaya kita bisa "berdaya" untuk mengatasi procrastination? Di episode ini saya retelling hasil bacaan2 saya tentang procrastination yang "semoga" bisa menjawab 4 pertanyaan itu :-) Sumber bacaan: https://www.sciencefocus.com/science/procrastination/ https://www.psychologicalscience.org/observer/why-wait-the-science-behind-procrastination https://accountabilityworks.com/ Music: JuliusH from Pixabay.com
Di episode ini saya membahas tentang minimalism tapi lebih ke aspek filosofisnya. Dari buku-nya Fumio Sasaki "Goodbye Things: The New Japanese Minnimalism," saya belajar bahwa minimalisme bukan soal seberapa sedikit barang yang kita punya, tapi bagaimana menciptakan (dan memelihara) "awareness" untuk bisa peka dalam menentukan mana yang esensial dan mana yang ga penting. Dan lalu menjadi selektif dalam memfokuskan energi ke hal-hal yang esensial saja. Sederhana tapi dalem :-) (Music by JuliusH from Pixabay)
Setiap harinya kita bernafas sebanyak 25.000 kali. Pernah mikirin ga apakah di ribuan nafas itu kita udah gunakan dengan maksimal? Setelah baca bukunya James Nestor: "Breath: the New Science of a A Lost Art," saya jadi belajar banyak tentang cara bernafas yang proper: hal yang selama ini saya pikir ga perlu dipikirin. Catatan saya tentang buku itu dituangin di sini. Check it out. But first, shut your mouth & breath
Mungkin kita udah cukup kenyang menelan nasihat or anjuran untuk "positive thinking." Pernah kepikiran ga kalo dalam konteks mencapai mimpi, "positive thinking" saja seringkali malah ga membantu? Sejumlah riset nunjukin bahwa membawa serta hambatan2 or hal2 negatif dalam pikiran justru penting untuk menambah motivasi dalam upaya mencapai mimpi while "keeping our feet on the ground." (Sumber: buku "Rethinking Positive Thinking: Inside the New Science of Motivation" by Gabriele Oettingen)
Episode ini merangkum catatan2 kecil saya dari bukunya Matthew Walker "Why We Sleep" which i found it very life-changing (at least buat saya sendiri ☺️). Tidur yang selama ini kerap kali kita abaikan ternyata manfaatnya banyak banget untuk kesehatan kognitif dan fisik kita. Karena abai, often times kita ga sadar that we are actually sleep-deprived & are continuing disrupting our body system, our brain. Catatan ini jauh dari rangkuman buku, karena pastinya banyak hal2 penting lainnya yang kamu bisa dapetin di bukunya. So go check out the book yourselves, you will learn & more importantly you'll appreciate your body more. Link untuk tips tidur sehat: https://magazine.medlineplus.gov/pdf/MLP_Summer2012web.pdf
How do you feel with your technology/social media use? Are you happy? Do feel distracted? Do you wanna change your relationship with tech/social media? This episode is inspired by a thought-provoking netfilx documentary "the Social Dilemma" (produced by Jeff Orlowski) and an insightful book "Irresistable: the Rise of Addictive Technology and the Business of Keeping us Hooked" (written by Adam Alter). These two are good resources if you are concerned about your technology use.
Seorang teman baik saya, Ara Wiraswara, yang juga seorang survivor covid-19 berbagi cerita tentang inisiatif "temanco"; sebuah support group untuk memberikan pendampingan psikis & ekonomi bagi para pejuang covid-19. Follow IG @salam.aid untuk informasi lebih lanjut #covid19 dan untuk donasi, bisa klik melaui kitabisa.com/bantupasiencovidlawansendiri atau bisa melalui Go Give dari aplikasi Gojek kamu.
Bicara tentang kebiasaan baru, saya coba gali dari beberapa buku dan artikel untuk memahami lebih dalam soal "habit formation" dari sudut pandang science. Hope you find it useful :)
Pepatah "sharing is caring" tidak melulu relevan terutama jika dikaitkan dengan "Personal Hygiene Standards."
Sesi ini untuk menghidupkan kembali esensi dari media literacy; salah satu skill supaya bisa survive dari badai "infodemic" ini. Enjoy :)
Sesi Retelling kali ini saya membahas tentang self-compassion yang saya pelajari dari website self-compassion.org. Semoga menjadi pengingat untuk mampu berbaik hati & berlaku lembut terhadap diri sendiri :)
Ini adalah flashback ke masa2 indah perjalanan berburu beasiswa dengan segala dinamikanya & tips yang juga akan saya bagi :)
Biar bisa sayang, kenalan dulu aja kali ya :)