Bersama Dr. Firman Kurniawan, mari kita mendengar beragam dilema yang muncul di tengah kehidupan masyarakat seraya berkembangnya teknologi informasi.
Risiko hidup yang akrab dengan teknologi yang mampu menciptakan simulasi alam semesta, membentuk persepsi dengan perantara teknologi. Hari ini alam semesta yang dinikmati manusia, adalah alam semesta yang hadir lewat Instagram, diulas oleh Influencer dan dinilai berdasar rating. Semuanya terdigitalisasi. Pertemuan langsung panca indera dengan fenomena alam kian jarang terjadi. Lalu apa yang selanjutnya terjadi? Mempersepsi alam dengan cara ini, selain panca indera yang kian tumpul dan alam semesta yang tak hadir utuh?
AI yang terus berkembang, selain menumbuhkan harapan juga menghadirkan ketakutan. Manfaat AI yang tak terbantahkan diikuti ancaman tak relevannya lagi manusia dan bakal digantikan AI. Namun sebatas itukah? Retasnya batas, batas terjauh yang mampu ditembus AI adalah ketakutan manusia yang sesungguhnya. Batas yang hampir tiada mengikis kepastian yang digenggam manusia. Itulah sumber ketakutannya.
Berangkat dari kenyataan makin terkikisnya semangat berdialog, buku Digital Dilemma 3 ini diluncurkan. Matinya Dialog adalah keadaan yang bakal mengantar pada keadaan penuh pertengkaran, rasa benar sendiri, mengacu pada ciri-ciri tertentu sebagai dasar berpikir dan bertindak. Seluruhnya mengarah pada dangkalnya cara berpikir yang kian luas. Dengan argumen yang disusun konseptual, matinya dialog ini hendak ditembus. Bagaimana uraiannya? Ikuti perbincangan Dr. Firman Kurniawan bersama Host cerdas Nigar Pandrianto.
Minggu-minggu ini, jagad media sosial disibukkan oleh perseteruan sesama penggemar boy band ternama Korea. Satu pihak merasa bebas berekspresi, sedangkan pihak yang lain menganggap dilontarkannya hinaan pada pesohor yang dikaguminya. Ujungnya, muncul tuntutan permintaan maaf oleh pihak yang dianggap menghina. Apa yang sesungguhnya terjadi di balik fenomena ini? Mengapa terjadi sikap irasional pada kelompok tertentu, dan menunjukkan sikap perlu membela? Apakah ini fenomena yang hanya terjadi di media sosial ? Akan dikupas dalam pandangan teoritis tanpa memihak. Ikuti pembahasan menariknya.
Menjelang Bulan Ramadhan berakhir, ada satu kebiasaan masyarakat baru, yang akhir-akhir ini mengemuka: relasi saling berkirim hampers. Tak berhenti sampai di situ, oleh penerimanya hampers diposting di berbagai platform media sosial. Argumennya, sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada pemberi. Relasi sosial yang marak ini, nampaknya berkembang jadi budaya pop urban, yang berkembang sebagai fetishisme baru. Relasinya bukan sekedar pemberian perhatian, apresiasi, atau simpati. Terdapat pertukaran simbolik untuk menyatakan 'diri ada'. Ini berlaku baik bagi pemberi maupun penerima. Tendensi itu makin kuat lewat posting di media sosial. Apa implikasi sosial budayanya? Adakah sisi negatif dari budaya urban baru ini? Simak perbincangan menariknya di episode ini.
Kecanduan bisa pada obyek dan material apapun. Kecanduan kerja, kecanduan obat terlarang, kecanduan games, Kecanduan makanan, kecanduan rokok, kecanduan pornografi, dan kali ini yang dibahas adalah kecanduan internet. Ini sering disebut sebagai internet addictive disorder. Angka laporan globalnya naik. Tentu ini seiring praktik hidup yang berpindah ke internet, maka perilaku perilaku Kecanduan turut bermigrasi pada perangkat berbasis internet dan menimbulkan adikku pada internet. Bagaimana proses terjadinya kecanduan, apa kerugiannya dan bagaimana jalan keluarnya. Yuk simak pembahasannya!
Pada tiap peperangan, selain jatuhnya korban jiwa dan kerugian material, juga berlaku: "kebenaran ikut jadi korbannya". Ini terjadi, manakala masing-masing pihak yang berseteru, demi bangkitkan moral tempur, mengobarkannya lewat propaganda. Makin banyak beroleh dukungan, makin baik akibatnya. Validitas informasi tak lagi terlalu dipentingkan. Itu pula yang terjadi di jagad media sosial. Di tengah kecamuk Perang Rusia VS Ukraina, masing-masing pihak yang berseteru memproduksi dan mendistribusi content media sosial, demi negaranya. Satu peristiwa yang sama, tersaji dalam dua sudut pandang yang berhadap-hadapan Kebenaran tak lagi jelas ada di mana. Keadaan ini kian rumit, manakala raksasa-raksasa platform global tak netral jaga jarak. Lalu bagaimana menemukan kebenaran, di tengah puing-puing reruntuhan perang?
Muncul trend, dibutuhkannya jasa menutup akun medsos yang melayani berbagai kalangan. Tumbuhnya layanan ini nampaknya merupakan akibat adanya kesadaran melindungi data pribadi. Yang ketika terlanjur jadi jejak digital, dapat membahayakan karir, masa depan dan kredibilitas karakter. Bagaimana harusnya melindungi data pribadi? Dan bagaimana data pribadi dapat dimanfaatkan pihak lain untuk merusak kredibilitas seseorang? Mari ikuti perbincangannya.
Pemahaman yang makin lengkap pada penjangkitan Covid-19 dan makin meratanya penerimaan vaksin oleh warga di berbagai negara dunia, menjadikan pandemi lebih terkendali. Pola penularan dan mutasi varian virus yang dikenali, memudahkan manajemen pengendalian penyakit. Keadaan dunia lebih baik, pandemi diperkirakan berubah status menjadi endemi. Di sisi lain perilaku digital yang terbentuk seiring adaptasi pada berbagai ketebatasan hidup membawa perubahan hidup yang signifikan. Juga bagi masyarakat Indonesia. Seperti apakah perubahan perilaku digital yang terjadi pada masyarakat Indonesia? Mari simak perbincangannya.
Indonesia dengan 280an juta penduduknya dan lebih dari 73% di antaranya telah terhubung dengan internet, memiliki potensi ekonomi digital yang tinggi. Nilai ekonomi akan terus mengalami pertumbuhan manakala transformasi digital berlangsung secara sistematis. Persoalannya, selain urusan teknologi maupun fasilitas penunjangnya yang terus dikembangkan, kesiapan sumberdaya manusia menduduki posisi sentral. Seperti apakah kesiapan SDM Indonesia menghadapi makin tumbuhnya ekosistem digital yang berlangsung di seluruh dunia? Perbincangan ini dapat dinikmati di channel Youtube Digital Dilemma dan Spotify dengan akun yang sama: Digital Dilemma
Menilik perkembangan teknologi informasi yang tak terbendung perkembangannya, dan senantiasa bergerak maju, banyak problem-problem sosial yang dialami masyarakat, pada akhirnya menemukan penyelesaian. Utopia yang ditawarkan teknologi, satu persatu tercapai. Namun sayangnya karakteristik khas teknologi yang sering memisahkan konteks dari kontennya, sering jadi kelemahan. Dalam keadaan itu, akankah teknologi informasi mampu jadi solusi bagi persoalan-persoalan sosial manusia ? Perbincangan ini dapat dinikmati di channel Youtube Digital Dilemma dan Spotify dengan akun yang sama : Digital Dilemma
Metaverse, sebagai bentuk perkembangan teknologi kontemporer, menawarkan hadirnya esensi berikut sensasi di dunia virtual. Praktik-praktik relasi sosial hingga biologis dapat dialami dan dihayati sebagaimana keadaan di dunia analog. Selain menghadirkan tatanan baru dan berpotensi menimbulkan situasi chaos ketika tidak dipahami secara utuh, sesungguhnya metaverse menawarkan peluang-peluang baru yang tak tersedia di dunia analog. Terlepas dari itu semua, apakah hadirnyan dunia paralel yang identik ini merupakan ekspresi ketakpuasan manusia pada semesta analog yang dialaminya? Yuk simak pembahasannya yang seru namun ringan hingga selesai. Perbincangan ini juga dapat dinikmati pada channel youtube : Digital Dilemma.
Episode ini tayang sedikit terlambat. Kami membahas tentang maraknya ucapan selamat atas kemenangan Greysia Polii dan Apriyani Rahayu, Ganda Putri Badminton Indonesia, meraih medali emas pada Olimpiade Tokyo 2020.
Ternyata ada beberapa hal yang berkorelasi dengan munculnya FOMO. Simak perbincangannya di episode ini.
Kenapa banyak bahasan tentang kehidupan pribadi muncul di media sosial? Simak penjelasannya. Bagi teman-teman yang ingin mendapatkan buku Digital Dilemma 2 bisa kontak ke Instagram @firmankurniawan atau melalui Shopee dan Tokopedia Kepik Candy.
Adakah kebebasan di media digital? Simak diskusinya. Daging semua nih guys! Bagi teman-teman yang ingin mendapatkan buku Digital Dilemma 2 bisa kontak ke Instagram @firmankurniawan atau melalui Shopee dan Tokopedia Kepik Candy.
Misinformasi masih berseliweran dimana-mana. Kenapa ini tak kunjung usai ya? Simak pembahasannya. Bagi teman-teman yang ingin mendapatkan buku Digital Dilemma 2 bisa kontak ke Instagram @firmankurniawan atau melalui Shopee dan Tokopedia Kepik Candy.
Emosi kita ada harganya. Bisa dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk mendapatkan hasil tertentu. Kok bisa ya? Simak penjelasannya di episode kali ini. Bagi teman-teman yang ingin mendapatkan buku Digital Dilemma 2 bisa kontak ke Instagram @firmankurniawan atau melalui Shopee dan Tokopedia Kepik Candy.
15 Juni diperingati sebagai Hari Media Sosial Nasional. Bagaimana penggunaan media sosial oleh masyarakat Indonesia saat ini? Mari simak ulasan Dr. Firman Kurniawan. Bagi teman-teman yang ingin mendapatkan buku Digital Dilemma 2 bisa kontak ke Instagram @firmankurniawan atau melalui Shopee dan Tokopedia Kepik Candy.
Ada yang eneg sama chatting, telfonan, atau bahkan sama handphone-nya? Jangan-jangan kamu anxiety. Yuk simak perbincangannya. Bagi teman-teman yang ingin mendapatkan buku Digital Dilemma 2 bisa kontak ke Instagram @firmankurniawan atau melalui Shopee dan Tokopedia Kepik Candy.
Lagi-lagi ada data yang bocor. Setiap terjadi, perbincangan tentang perlindungan data pribadi selalu mencuat. Simak perkembangannya hingga saat ini. Bagi teman-teman yang ingin mendapatkan buku Digital Dilemma 2 bisa kontak ke Instagram @firmankurniawan atau melalui Shopee dan Tokopedia Kepik Candy.
Lagi seru nih. Mari kita kupas! Bagi teman-teman yang ingin mendapatkan buku Digital Dilemma 2 bisa kontak ke Instagram @firmankurniawan atau melalui Shopee dan Tokopedia Kepik Candy.
Simak ulasan tentang buku terbaru Dr. Firman Kurniawan di episode kali ini. Bagi teman-teman yang ingin mendapatkan buku ini bisa kontak ke Instagram @firmankurniawan atau melalui Shopee dan Tokopedia Kepik Candy.
Simak review film dokumenter Coded Bias di episode ini.
Kok netizen Indonesia doyannya nge-gas terus di media sosial ya? Yuk, simak penjelasannya.
Pandemi COVID-19 membawa perubahan luar biasa pada penggunaan media sosial. Ada yang baik, ada yang buruk. Yuk simak diskusinya!
Google mengeluarkan laporan Year in Search Indonesia 2020. Ada 5 tren pencarian pengguna Google selama 2020. Apa saja yang banyak dicari oleh masyarakat Indonesia? Yuk simak!
Ingin tahu bagaimana dunia pekerjaan selama pandemi COVID-19 di Portugal? Simak perbincangan di episode ini.
Bagaimana kondisi literasi digital masyarakat Indonesia saat ini? Yuk simak perbincangannya.
Apa saja yang tak berubah setelah pandemi? Cintaku padamu, mungkin.. Yuk simak!
Hmm.. dunia digital bisa bikin capek? Masa sih? Yuk simak..
Indonesia negara dengan keberadaban digital terendah ke-4? Simak ulasannya di episode ini.
Diskusi panjang tentang UU ITE dan media sosial dari 3 generasi umur yang berbeda. Mari simak!
Sebuah pertanyaan yang mungkin perlu kita renungkan. Yuk simak diskusinya!
Digital Nomad jadi salah satu cara hidup yang populer di era kenormalan baru. Simak diskusi tentang Digital Nomad di episode ini.
Cepat dan tepat jadi sebuah dilemma saat ini. Mari simak penjelasannya bersama-sama.
Digital Dilemma kembali! Di Season 2 ini kami mulai dengan pembahasan tentang Jurnalisme Firasat. Apa itu? Mari dengarkan bersama.
Sebuah catatan dan diskusi bersama Dr. Dian Budiargo mengenai program Pembelajaran Jarak Jauh yang berlangsung selama pandemi COVID-19 berlangsung. Mari simak perbincangannya.
Kembali berbicara mengenai New Normal. Apa sih yang baru?
Bersama Mbak Marlina, kita berbagi cerita kondisi terkini di Belanda dalam menghadapi pandemi COVID-19.
Sebuah segmen baru dari kami. Kami sediakan ruang untuk personal/lembaga/organisasi/perusahaan untuk bercerita tentang apa yang dilakukan, program kerja, rencana-rencana baru, atau apa saja. Kali ini, kita ngobrol bareng Badan Informasi Geospasial (BIG). Ada yang tahu mereka apa? Yuk simak..
Berbicara tentang new normality dan knowledge sharing industry.
Bersama Eva Masrieva, seorang jurnalis Voice of America (VoA) Indonesia, kita berbincang seputar COVID-19. Yuk simak cerita dari Amerika Serikat..
[Edisi telat upload] Kami berbincang di Hari Kartini. Berdiskusi tentang meningkatnya KDRT selama masa isolasi ini, kesetaraan jender, dan masih banyak lagi. Mari disimak.
Bisa ya berinovasi di tengah situasi seperti ini? Hmm. Masa sih?
Bersama Ajeng Patria Meilisa, kita berdiskusi tentang komunikasi keluarga di tengah pandemi COVID-19.
Bersama Dr. Dian Budiargo, kita akan berdiskusi tentang komunikasi keluarga selama masa pandemi COVID-19.
Tak hanya fisik yang perlu dijaga selama pandemi ini. Simak penjelasan Dr. Firman Kurniawan di episode ini.