Renungan Hari Minggu berdasarkan bacaan Kitab Suci kalender liturgi Gereja Katolik Roma
Mungkin kita sudah lama jadi orang Kristen. Dan barangkali kita sering ditanya orang tentang Siapa Yesus menurut diri kita pribadi, bukan? Apakah jawaban anda itu merupakan kebenaran yang didasari oleh iman atau percaya dengan tulus hati dan didasari atas hubungan yang sangat pribadi dengan Yesus, atau jawaban itu hanya sekedarnya karena pemikiran otak nalar kita?
Supaya kita sembuh total, ya kita harus taat nasihat dokter sekali pun harus berulang kali periksa atau perawatan. Bagaimana, jika kita mengalami di saat-saat doa kita belum dkabulkan oleh Tuhan? Adakah kita tetap terus berdoa atau ngambek karena Tuhan tidak mau mendengar atau menjawab doa kita?
Kita memang harus hati-hati terhadap kiriman-kiriman pengajaran iman, yang mungkin saja berisikan “ragi” yaitu pikiran-pikiran duniawi, tidak alkitabiah, yang menyebabkan kita justru menjauh atau melawan Kristus dan FirmanNya. Apakah anda setia mengikuti ajaran iman dari Gereja yang kudus, katolik dan apostolik?
Kita juga sering bersikap seperti orang Farisi. Tuhan telah banyak memberikan berkat dan rahmatNya kepada kita. Itulah tanda kasih Tuhan. Semoga kita senantiasa bersyukur kepada Tuhan dan semakin percaya akan kasih setiaNya pada kita. Bersyukur dan percaya adalah tanda iman kita kepada Tuhan. Minta tanda apa lagi kepada Tuhan?
Tidak sedikit orang yang memiliki harta banyak, namun merasa hatinya hampa. Sementara itu, mereka yang katakanlah hidup dalam kekurangan hartawi, tetapi hati dan hidupnya rukun, damai dan bahagia. Lalu, kebahagiaan macam apa yang sebenarnya kita inginkan atau butuhkan?
Ketika Yesus menyatakan belas kasihNya untuk memberi mereka makan, malahan para murid mengatakan, “Bagaimana di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?” Pernyataan para murid itu menunjukkan bahwa mereka masih tidak mampu mengenal diri Yesus. Nah, bagaimana diri kita sebagai orang beriman, pengikut Kristus?
Peringatan Hari Orang Sakit Sedunia, mengajak kita hendaklah kita bermurah hati, sama seperti Allah Bapa adalah murah hati. Kehadiran dan kedekatan kita untuk membantu sesama yang menderita dan kita hantar mereka dalam doa kepada Allah. Nah, bagaimana dengan kita, adakah juga mau jadi orang baik bagi sesama, membantu atau menghantar mereka yang sakit, bermasalah kepada Yesus dalam doa kita ?
Dalam bacaan Injil kita dengarkan bahwa ada seorang perempuan Siro-Fenisia, yang tahu bahwa Yesus masuk ke daerahnya, maka ia pun berusaha untuk menemui Yesus. Kedatangannya itu ditanggapi oleh Yesus dengan kata-kata yang “nylekit” atau menyakitkan hati yang mendengarnya. Namun, perempuan Siro-Fenisia ini tidak terpengaruh akan kata-kata Yesus itu. Lalu, bagaimana jika kita selama ini doa kita lama tidak dibalas Tuhan?
Seperti halnya mata air yang kotor tentu mengalirkan air yang kotor pula, bukan?. Demikian halnya jika pikiran atau hati yang jahat, pastilah akan mengeluarkan pikiran atau sikap hati yang jahat, keinginan dan nafsu yang jahat, dan segala perkataan dan perbuatan yang jahat pula. Bagaimana sikap hati anda?
Kita diajak untuk tidak ingin menjadi orang munafik, yang beda kata, beda pikiran dan hati dengan perbuatan; jangan sampai kita ini terlalu mengutamakan kemegahan asesoris keagamaan dan peraturan-peraturan yang kaku, melainkan kita diajak untuk membangun sikap hati yang terarah pada rencana dan kehendak Allah. Nah, bagaimana sikap hidup anda?
Jika kita ingin sembuh dari sakit penyakit, mari kita terlebih dahulu untuk mempunyai kebutuhan kesembuhan batin, rohani atau iman kita dengan datang kepada Tuhan lewat doa pribadi, menerima sakramen rekonsiliasi, ekaristi atau pengurapan orang sakit. Nah, bagaimana kita selama ini ketika mengalami sakit penyakit atau bermasalah ?
Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari Minggu Biasa V ini mengajak kita untuk mampu memiliki “penglihatan”, yaitu kemampuan untuk melihat kehadiran, kebesaran, kemuliaan atau kemahakuasaan Tuhan. Semoga dengan penyertaan Roh Kudus, kita dimampukan untuk memiliki “penglihatan” ilahi dan mewujudkan tugas perutusan kita dengan sukacita. Amin. Semoga Tuhan memberkati kita dan Selamat Berhari Minggu.
Dengan sejenak bersama Yesus kita akan mendapat kekuatan rohani atau iman agar kita semakin berhikmat, lebih daripada memohon berkat-berkat yang sifatnya lahiriah. Adakah anda meluangkan waktu khusus untuk Tuhan?
Jika hati nurani dikuasai dendam, akan timbul sikap dan tindakan jahat. Sebagai murid dan pengikut Tuhan, mari kita menjadi seperti Yohanes Pembaptis, orang yang suci dan hidupnya benar di hadapan Allah. Bagaimana dengan hati nurani dan iman anda?
Berkat sakramen baptis, kita ini mendapatkan tugas perutusan untuk mengajar, memberi kesaksian iman bahkan menyembuhkan orang sakit. Mari kita gunakan waktu kita dan diri kita yang masih sehat ini untuk menanggapi tugas perutusan Tuhan dengan sukacita. Nah, bagaimana anda?
Hari ini Gereja merayakan pesta Yesus dipersembahkan di kenisah Allah. Tindakan Maria dan Yusuf, yang mempersembahkan Yesus, itu tidak hanya untuk menunjukkan ketaatan mereka pada hukum Taurat yang berlaku, tetapi juga mau menunjukkan imannya kepada Allah. Lalu, bagaimana dengan diri kita, orang tua kristiani ini ? Adakah kita juga mempersembahkan anak-anak kita kepada Allah lewat GerejaNya ?
Sebagai orang beriman, kita perlu membangun sikap iman bahwa ketika kita mendambakan kesembuhan atau kehidupan kembali iman atau rohani kita, maka kita harus mendekatkan diri kepada Yesus. Apakah kita selalu mendengarkan tanggapan Yesus lewat doa-doa kita?.
Mari kita selalu bersukacita memberitakan kebaikan kuasa Tuhan atau apa yang telah diperbuat Tuhan atas diri kita ke banyak orang, agar nama Tuhan semakin dimuliakan dan iman kita semakin diteguhkan, serta mereka semakin percaya bahwa Yesus sungguh yang punya kuasa atas diri kita. Adakah anda sudah melakukannya?
Sebagai umat Allah, kita semua dipanggil untuk menjalankan tugas kenabian, yang telah Yesus wariskan kepada GerejaNya. Meski dalam menjalankan tugas kenabian itu kita mendapatkan tantangan, hambatan, kita percaya bahwa jika tugas kenabian kita didasari atas kasih, maka di situlah Tuhan hadir. Bagaimana tugas kenabian Anda selama ini?
Ketika kita ada amukan masalah atau persoalan hidup, kita sering kali merasa bingung, pikiran tidak fokus dan hati dipenuh dengan rasa cemas, takut, dsb. Lebih dari itu, sering kali kita tidak menyadari bahwa Tuhan selalu menyertai kita, bukan?.
Iman yang sekecil apa pun kepada Tuhan, yang kita miliki, tetaplah kita percayakan kepada Tuhan sendiri untuk memberikan daya pertumbuhan dan menghasilkan buah sesuai dengan kehendakNya.
Sebagai pengikut Tuhan, mari kita terapkan ajaran Tuhan tentang cara berpikir, cara pandang atau perbuatan yang baik, positip terhadap sesama maupun situasi yang ada. Mari kita menjadi pelita kasih Tuhan, yang selalu bersinar terang bagi sesama lewat sikap dan perbuatan baik. Bagaimana dengan diri Anda?
Harus kita hargai untuk mereka yang dengan sukacita telah meluangkan waktu dan dirinya untuk menjadi rekan kerja Tuhan, entah itu di tanah misi, ketegorial-kategorial di paroki atau pelayanan-pelayanan lainnya. Tentu kita berharap bahwa semua pekerjaan pelayanan itu adalah demi kemuliaan nama Tuhan, bukan demi kepentingan diri sendiri. Nah, bagaimana dengan diri Anda ?
Dari sabda Tuhan hari ini, kita diajak untuk juga melakukan apa yang Yesus lakukan, yaitu menjalankan misi kasih Allah. Dan perintahNya itu jelas tidak berat. Nah, bagaimana dengan diri kita? Adakah kita sebagai umatNya mampu untuk menuruti perintahNya tersebut, yaitu mengasihi?
Dari pengalaman hidup, kita sering mengabaikan peran kasih Tuhan atas diri kita. Iman kita degil. Apakah anda mau berusaha membuang kedegilan diri kita dengan senantiasa bersyukur dan semakin percaya akan kehendak Tuhan?
Sebagai murid Tuhan, kita harus punya kepekaan hati untuk bertanggung jawab dan peduli kepada orang miskin atau yang menderita. Jika kita mau membantu, mari kita lakukan dengan ihklas dan jangan takut kehabisan atau merasa rugi. Nah, bagaimana dengan sikap kepedulian anda?
Kita percaya bahwa di dalam Nama Yesus ada kekuatan Ilahi. Bagaimana dengan diri anda, adakah berniat untuk mencari, menemukan Yesus dan bahwa dalam Yesus membuat kita semakin beriman kepadaNya?
Tentu kita sudah memiliki aneka angan-angan, cita-cita atau rencana untuk kehidupan kita di sepanjang tahun baru ini. Seperti tiga orang majus, adakah anda mau dituntun oleh Yesus, Sang Terang Sejati ?.
Sebagai umat beriman, mari dalam semangat Injil hari ini, kita bersama seluruh umat beriman berusaha untuk mewujudkan tata dunia yang damai. Dan semoga di sepanjang tahun ini Allah menganugerahi kita kebahagiaan, kesehatan dan kesejahteraan dalam kehidupan kita masing-masing. Selamat Tahun Baru 2022.
Melalui bacaan Injil Suci pada akhir tahun ini, kita diajak untuk bersyukur dan berpengharapan terus menerus kepada Allah atas penyertaanNya. Adakah anda percaya Allah tetap beserta kita?
Kita mungkin rajin berdoa atau berpuasa. Namun seringkali tidak tahan untuk menunggu jawaban dari Allah. Sabar menunggu adalah latihan untuk setia dan memiliki pengharapan akan Allah. Apakah anda sabar menunggu Allah?
Jika Yusuf dan Maria taat kepada kehendak Allah, maka demikianlah seharusnya para orang tua menyerahkan anak-anak dengan tulus hati kepada Allah. Bagaimana dengan anda?
Ada berbagai bahaya yang mungkin mengancam iman dan hidup kita. Sebagai orang beriman, kita percaya bahwa jika kita taat pada bimbingan Allah, pastilah Allah selalu menyertai dan menyelamatkan kita. Anda percaya ?
Kita mudah percaya berdasarkan "katanya". Kalau pun ada fakta, toh kadang masih butuh pembuktian. Semoga kita bisa menjadi murid yang dikasihi Tuhan, karena iman kita akan Yesus yang sungguh bangkit dari kematianNya.
Tidak ada keluarga yang sempurna. Ada banyak hal lain yang merupakan pernak-pernik kehidupan berkeluarga kita. Membangun keluarga yang harmonis, bahagia dan utuh tidaklah mudah. Mari kita selalu berdoa bersama angggota Keluarga Kudus Nazaret agar hidup kita pun seperti keluarga Yesus, Maria dan Yusuf. Bagaimana dengan keluarga anda?
Jika hidup kita mau dibimbing dengan Terang, maka hidup kita tidak akan berjalan di dalam kegelapan. Maukah memiliki Sang Terang itu ?
Makna nama Yohanes, dikatakan Zakharia lewat nubuatannya, bahwa Yohanes akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; ia akan berjalan mendahului untuk mempersiapkan jalan bagi Yesus; ia akan menyerukan pertobatan agar banyak orang percaya kepada Mesias. Itulah makna nama Yohanes. Apakah sikap hidup kita selaras dengan dengan nama yang kita miliki ?
Kita percaya bahwa melalui orang tua, Allah menetapkan dan memberkati nama kita. Nama Yohanes, yang berarti Yang Penuh Anugerah, karena memang hidup Yohanes adalah anugerah bagi kita umat beriman untuk mengenal Yesus, Sang Juruselamat. Lalu, apa makna nama anda?
Maria mengakui Allah telah berbuat banyak dan besar baginya. Maria mengakui ternyata ia pun membutuhkan keselamatan yang datang dari Allah. Bagaimana dengan anda?
Perayaan Natal semakin dekat. Mari kita seperti Elisabet, kita siapkan hati kita untuk menyambut Maria, “ibu Tuhanku”, yang akan datang mengunjungi kita. Semoga dalam bimbingan Roh Kudus kita dimampukan untuk berjaga-jaga, bersiap diri dalam iman untuk menyambut kedatangan Yesus, Sang Juruselamat.
Berkat imannya yang tanggap akan rencana Allah, Maria pun dengan rendah hati menerima kabar dan tawaran ilahiah itu dengan penuh sukacita. Mari kita sambut kabar kelahiran Yesus dengan hati penuh sukacita dan dengan penuh iman kita menanggapi kehadiran Yesus, yang sungguh adalah Juruselamat kita.
Masa Adven tidak kita berhentikan dengan kurun waktu yang berpusatkan pada perayaan Natal saja, yang kita rayakan sebagai kedatangan Yesus dalam kemanusiaanNya, yang lahir di kandang Betlehem. Mari kita memusatkan perhatian iman kita pada kasih keberpihakan Allah untuk membebaskan umatNya dan kita bersiap siaga menyambut kedatangan sang Pembebas kita.
Kita pun sering gundah gulana, sehingga sulit untuk bersikap atau membuat keputusan dengan tepat dan benar. Jika kehidupan kita sedang risau, galau atau mengalami beban berat sehingga kita sulit untuk membuat keputusan, hendaknya kita seperti st. Yusuf hening sejenak dan berdoa mohon bimbingan Roh Kudus. Dan ketika anda berdoa, undanglah dan ajaklah St. Yusuf untuk berdoa bersama kita dan mendoakan untuk kita.
Dengan mendalami silsilah Yesus kita pun juga menjadi bagian dari kekerabatan Yesus, kita adalah bersaudara dalam Yesus. Semoga kita pun menjadi bagian dari jalan keselamatan dunia yang dirancang oleh Allah sendiri untuk keselamatan manusia.
Dengan karunia sakramen baptis hendaknya kita mau terbuka hati seperti Yohanes Pembaptis, diutus untuk menjadi jalan Tuhan bagi keselamatan dunia.
Walau sudah lama jadi orang Katolik, sudah rajin membaca Kitab Suci, berdoa atau aktif dalam menggereja, ikut kategorial ini itu, tetapi bagaimana kadar beriman anda terhadap Yesus ?.
Hidup beriman itu adalah bukan tentang apa yang selalu kita katakan tentang Allah, melainkan kesediaan kita dalam menanggapi kehendak Allah dengan perbuatan-perbuatan baik dan nyata. Mari kita hidup dalam pimpinan kehendak Allah, bukan kehendak diri sendiri.
Memang tidaklah mudah bagi kita untuk memahami atau menentukan dengan pasti dari mana asal muasal kuasa seseorang itu mampu kebal diri, menyembuhkan atau melakukan sesuatu di luar nalar pikiran kita. Kalau misalnya, ketika kita mendoakan orang sakit kepada Allah dan terjadi kesembuhan, percayalah itu kuasa dari Allah. Kita percaya bahwa setiap dari kita diberi kuasa oleh Tuhan lewat sakramen baptis. Namun, kuasa yang diberikan oleh Tuhan itu adalah untuk menuntun kita, agar kita semakin beriman pada Tuhan, bukan untuk kekuasaan, status kesalehan diri atau tanda kehebatan diri kita. Mari kita rendah hati dan percaya akan kuasa ilahi dalam diri Yesus.
Minggu III dalam masa Adven ini, kita diminta untuk mempersiapkan diri dengan penuh sukacita, tidak hanya untuk menyambut dan merayakan kedatangan kemanusiaan Yesus pada hari Natal nanti, tetapi juga ungkapan kerinduan yang penuh sukacita kita untuk menyambut kedatanganNya kembali kelak. Adakah hati anda bersukacita menyambut kedatangan kembali Tuhan?.
Meski kita sudah menjadi orang Katolik, jangan-jangan kita pun seperti para murid Yesus, yang tidak mampu mengenal Yesus dengan benar. Benarkah anda demikian?
Mari kita baca dan dalami Kitab Suci sesering mungkin dan mengikuti pengajaran-pengajaran iman yang benar dari magisterium Gereja kita. Dengan demikian, maka kita akan menjadi generasi yang sungguh beriman akan Yesus Kristus.