POPULARITY
Industries can significantly accelerate their energy transition with the service my guest provide – a service that, unlike in most of Europe, has been used in Northern Europe for decades. It's called Energy as a Service. What can the rest of Europe learn from the Nordic approach? What works, and what doesn't? To answer these questions, I'm joined by Jonas Sjölander, the CEO of energy company Adven. Studio Energie: - Spotify https://open.spotify.com/show/0KlohEe25OsPECVzHLPdf5?si=77856cf560574df9 - Apple Podcasts https://podcasts.apple.com/us/podcast/studio-energie/id1356135690 - Soundcloud https://soundcloud.com/studio-energie
On this episode (Recorded 1/8/25), Tommy & Tristan discuss the progress on last year's D23 announcements, some Six Flags/Cedar Fair details, and an HHN discussion regarding last year and this upcoming year.Support the showBe sure to leave a rating and review on Apple Podcasts & Spotify, and subscribe to our Youtube channel! YouTubeFacebookInstagramXSupport the Show!Tommy & Tristan's NSFW Comedy Podcast (Explicit Content)
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Angelia dan Margaretha dari Paroki Katedral Roh Kudus Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Ibrani 1: 1-6; Mazmur tg 97: 1.2b.6.7c.9; Markus 1: 14-20 SAATNYA AHLI YANG BEKERJA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Saatnya Ahli yang Bekerja. Setelah masa Natal berlalu, memulai masa biasa ini kita diingatkan oleh profil Yohanes Pembaptis. Ia menemani kita dalam masa Adven, menjelang Natal dan masa Natal. Khususnya di dalam masa Natal, Yohanes selalu bersaksi tentang Yesus Kristus, yang puncaknya ialah dia yang membaptis Yesus di Sungai Yordan. Setelah peristiwa pembaptisan itu, pertanyaannya ialah: apa tugas Yohanes Pembaptis selanjutnya? Yohanes sendiri memberikan kita jawabannya, yaitu seperti yang dikatakan olehnya: “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yoh 3,30). Peristiwa Yohanes ditangkap, dipenjarakan, dan akhirnya dibunuh oleh raja Herodes membuktikan perkataannya tersebut. Lalu semua kesaksiannya tentang Yesus Kristus itu akhirnya memasuki realitasnya ketika Yesus Kristus tampil di depan umum dan mulai berkarya. Itu berarti ke dalam medan karya yang sesungguhnya, yaitu kebun anggur Tuhan dan dunia yang berisi seluk-beluk urusannya berada dalam tangan orang yang sesungguhnya, dan kita dapat menyebutnya dengan menyerahkan dunia untuk diurus oleh ahlinya. Yesus Kristus adalah ahli sesungguhnya karena Ia diutus oleh Bapa untuk mengurusi keselamatan dunia, dan ini tidak bisa ditangani oleh ahli atau pengurus yang lain dan mana pun. Dengan kata lain, seperti yang dikatakan oleh Surat kepada Orang Ibrani di dalam bacaan pertama, yang menjadi penentu segalanya ialah Tuhan Allah. Semua utusan Tuhan adalah perantara, seperti orang tua Yesus sendiri Yosef dan Maria. Mereka memiliki adalah manusia-manusia pilihan Allah. Bunda Maria sendiri mempercayakan semua panggilan hidupnya kepada Tuhan saja. Namun demikian, saat setelah nabi terakhir Yohanes Pembaptis, adalah saatnya Tuhan Allah berbicara dan berbuat melalui Anak-Nya sendiri, maka kehadiran Yesus Kristus adalah kehadiran Allah sendiri. Yesus Kristus yang kita sebut sebagai ahli sesungguhnya bagi urusan keselamatan dunia ini, tidak lain tidak bukan adalah Tuhan kita. Ia tidak pernah berbicara atau berbuat atas nama siapa-siapa, karena yang berbicara atas nama pihak lain ialah para nabi. Misalnya nabi selalu berkata, “Allah bersabda...”. Sebaliknya, Yesus Kristus di dalam perkataan-Nya, Ia selalu berkata: “Aku berkata kepadamu...” atau di dalam perbuatannya, Ia mengatakan: “Aku melakukan ini” dan “Aku berbuat itu”. Pada hari ini kita diberitahukan bagaimana Ia bertindak sendiri dalam memilih para murid, dan Ia berkata: “Mari, ikutlah Aku”. Yesus tidak memakai atas nama pihak yang lain. Yesus juga berkata dan berbuat langsung kepada diri kita masing-masing di dalam keadaan kita yang berbeda-beda tiap-tiap hari. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, buatlah kami selalu bersedia untuk menyanggupi undangan untuk mengikuti-Mu. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Meita Adhie Moelya dari Paroki Santo Yoseph di Keuskupan Purwokerto, Indonesia. 2 Samuel 7: 1-5.8b-12.16; Mazmur tg 89: 2-3.4-5.27.29; Lukas 1: 67-79 KUNJUNGAN LAKSANA FAJAR CEMERLANG Renungan kita pada tanggal 24 Desember pagi ini bertema: Kunjungan Laksana Fajar Cemerlang. Ada seorang bapak dan anaknya sedang bertengkar keras pada suatu malam sebelum tidur. Mereka hanya tidak sepaham dengan urusan bisnis keluarga yang mereka jalankan bersama-sama. Bahkan mereka tidak saling berdamai sampai masing-masing pergi tidur. Bagi sang anak, cara berpikir orang tua terlalu kuno, jadi itu dibiarkan saja seperti angin lalu. Tetapi bagi si Bapak, kata-kata kasar dan keras di antara mereka berdua sangat menusuk hati. Ia tidak bisa tidur. Posisi tidurnya yang terlentang, miring dan telungkup tidak bisa membuatnya tenang dan tertidur. Ia bangun dan duduk. Ia juga berdiri dan berjalan sebentar di dalam kamar. Ia tetap tidak bisa tidur. Ia hanya ingin malam itu cepat berlalu, kalau pagi datang membawa cahaya fajar yang cemerlang, ia ingin memandang wajah putranya itu yang tersenyum, sambil ia menyapanya, mengucapkan maaf, dan memeluk hangat anaknya. Ia ingin tinggalkan rasa benci, marah, dan jahat kepada anaknya. Doanya ialah sebagai berikut: supaya malam yang gelap itu lekas berlalu pergi, dan pagi segera datang supaya berdamai dengan putranya. Pengalaman seperti ini adalah pengalaman kita semua. Khususnya pada saat menyongsong hari raya Natal ini, banyak di antara kita ingin sekali dikunjungi dan ditemui fajar cemerlang sumber kehidupan, yaitu Tuhan sendiri. Zakaria menyampaikan nyayian pujiannya, dengan seruan bahwa Allah datang mengunjungi umat-Nya. Allah akan melepaskan mereka dari ikatan musuh-musuh dan lawan yang membenci mereka. Allah menghalau kegelapan dan menghadirkan terang bagi mereka yang sangat mengharapkan pembebasan dan keselamatan. Di pagi hari 24 Desember ini, surya pagi memberikan kita pesan bahwa cahayanya tidak redup, supaya membuat kita masing-masing dan keluarga-keluarga kita tetap bersuka cita sepanjang hari. Meskipun pada sorenya matahari akan terbenam dan malam pun menyusul, namun cahaya Yesus Kristus tidak ikut termakan oleh malam. Kita semua tetap mengalami bahwa Ia tetaplah fajar cemerlang, dan kita segera merayakan ulang tahun kelahirannya pada malam hari. Menurut nyanyian Zakaria, fajar itu ada di tempat yang tinggi, sehingga ia menyinari mereka yang mungkin masih berdiam dalam kegelapan dan naungan maut. Mau tidak mau harus diakui, ada sebagian sesama anggota Gereja yang sudah lama sekali belum mau didatangi cahaya itu, dan kali ini baru mau didatangi. Semua anggota Gereja, baik yang sudah mantap dalam persiapannya maupun yang sedang mematangkan persiapannya, marilah kita bersuka ria menyongsong Fajar Cemerlang yang datang mengunjungi kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah, semoga kami mantap dalam menyiapkan diri untuk perayaan Natal nanti malam. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
Kebaktian 1 Minggu Adven IV GKP Jemaat Bandung Minggu, 22 Desember 2024 pukul 07.00 WIB Tema : "Hidup Terhormat dengan Janji, Kebenaran dan Kasih" Bacaan Alkitab : Lukas 1 : 39-45 Pelayan Firman : Pdt. Stefanus N. Parinussa M.Th., M.Si. @GKP Bandung Desember 2024
Khotbah Kebaktian 2 Minggu Adven IV GKP Jemaat Bandung Minggu, 22 Desember 2024 pukul 09.30 WIB Tema : "Hidup Terhormat dengan Janji, Kebenaran dan Kasih" Bacaan Alkitab : Lukas 1 : 39-45 Pelayan Firman : Pdt. Stefanus N. Parinussa M.Th., M.Si. @GKP Bandung Desember 2024
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Rini, Hendry, Tirto dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Mikha 5: 1-4a; Mazmur tg 80: 2ac.3b.15-16.18-19; Ibrani 10: 5-10; Lukas 1: 39-45 TUBUH KRISTUS, TUBUH YANG MAHA KUASA Tema renungan kita pada hari Minggu Adven ke-4 ini ialah: Tubuh Kristus, Tubuh Yang Maha Kuasa. Menjelang perayaan besar kita, Hari Raya Natal, sangat tepat kalau kita merenungkan sedikit tentang Tubuh Kristus. Tradisi untuk mempersiapkan kandang Natal merupakan sesuatu yang selalu melengkapi kesibukan umat Katolik. Persiapan kandang Natal dilakukan baik di gereja-gereja maupun di rumah-rumah keluarga. Ada dua remaja kakak dan adiknya diminta orang tua mereka untuk membeli palungan dan bayi Yesus di toko rohani, sebab palungan dan bayi Yesus yang lama sudah rusak dan tidak layak dipakai. Ada banyak pilihan di toko tersebut. Setelah mereka berdua menyeleksi dari semua yang ada, dipilihlah bayi Yesus dengan wajah yang dihiasi senyuman ceria. Kedua remaja itu sangat senang memandang wajah bayi Yesus itu. Pada hari Natal, setiap orang dan keluarganya masing-masing perlu selalu memandang bayi itu, terutama di rumah masing-masing, karena dari sana keluar suka cita dan damai yang tidak akan berhenti. Hal ini sungguh mengisyaratkan bahwa tubuh Yesus itu begitu perkasa, luar biasa, dan maha kuasa. Tubuh itu ditetapkan Tuhan Allah untuk menjadi tubuh sebuah kerajaan yang tidak ada tandingannya di mana pun di dunia ini. Tubuh itu adalah Sabda Allah yang menjadi manusia. Tubuh itu Maha Kuasa karena penuh dengan Roh Kudus. Ia hadir di dunia sejak pembuahan di dalam rahim perawan Maria oleh Roh Kudus. Maria membawa tubuh itu untuk mengunjungi Elisabet. Roh yang sama di dalam Maria, memecahkan misteri sehingga Elisabet bersuka cita dan Yohanes di dalam kandungannya melonjak kegirangan. Maria pun bersuka ria untuk menyampaikan rasa syukur dan pujiannya kepada Allah, dan kita mengenal ungkapan imannya itu sebagai magnifikat. Tubuh itu akhirnya lahir dalam sebuah keadaan hina, miskin dan sangat rendah, di sebuah kota kecil Bethlehem, yang oleh nubuat Mika sebagai kota terkecil di antara kaum Yehuda. Kota terkecil melingkungi bayi mungil yang kecil. Tetapi Roh Kudus menggerakkan semua pihak dari surga dan bumi supaya menyambut tubuh itu. Termasuk di sini ialah tiga orang majus yang membawa persembahan berharga untuk menyembah tubuh tersebut yang masih berbaring di palungan. Roh Kudus berada di dalam tubuh itu, dari masa kanak-kanak Yesus yang penuh ajaib hingga Ia dewasa dalam pewartaan-Nya membangun Kerajaan Allah. Ia menggantikan bangunan bait suci yang hilang dalam waktu, dengan tubuh-Nya yang mati di salib demi menyelamatkan umat manusia. Di tubuh Gereja itu, ada tubuh Ekaristi yang menghidupkan semua anggotanya, dalam setiap zaman. Terima kasih Tubuh Kristus. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus Kristus, buatlah kami kudus ketika kami menerima Tubuh-Mu di dalam Ekaristi. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Anastasia dan Sania dari Paroki Katedral Roh Kudus Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kidung Agung 2: 8-14; Mazmur tg 33: 2-3.11-12.20-21; Lukas 1: 39-45 BERBAGI SUKA CITA Renungan kita pada hari ini bertema: Berbagi Suka Cita. Kita semua pernah mengalami kedatangan tamu. Tamu yang biasa ialah mereka yang sudah dikenal dan mengunjungi kita untuk menyalami atau menghadiri undangan. Mereka yang sekedar “numpang lewat” termasuk dalam kategori ini. Sering, meski tanpa memberi tahu lebih dahulu, mereka datang saja karena sebagai bagian dari kekeluargaan dan persahabatan. Ada tamu-tamu yang kedatangannya membuat kaget tuan rumah. Meski kedatangan mereka tidak diundang atau tidak ada pemberitahuan lebih dahulu, mereka diterima dalam kasih dan kebaikan sebagai sesama manusia. Makan siang atau malam Anda, bisa saja bersama seorang atau beberapa yang kebetulan ada di sekitarmu. Mereka adalah teman dalam waktu singkat atau mendadak. Di media sosial seperti fb atau yang lain, secara kebetulan, tamu yang datang justru lebih banyak. Atas nama persahabatan dan kebaikan, kita dengan senang hati menerima mereka. Dan ada tamu yang dikategorikan spesial. Kategori ini banyak jenisnya, misalnya komandan, pimpinan, bos atau manager. Orang tua dan sanak keluarga yang sangat dicintai dan dihormati juga menjadi spesial untuk disambut. Seorang penderma atau sponsor utama bagi suatu investasi juga dipandang spesial. Seorang yang suci, terhormat, agung dan mulia mendapatkan penyambutan yang istimewa dan diberikan tempat yang istimewa pula di dalam rumah kita. Untuk jenis yang terakhir ini, biasanya Tuhan atau mereka yang mewakili-Nya menjadi tamu kita. Kalau yang bukan Tuhan, aspek spesial mereka dapat berupa pemberian dalam bentuk barang dan jasa, dan mereka adalah pihak yang harus diberi perlakuan istimewa. Bahkan kamar tidur dan perlengkapan rumah dan fasilitas lain dikhususkan bagi mereka. Tetapi spesialnya Tuhan ialah karena Ia berbagi suka cita. Ini melebihi semua jenis barang dan jasa dari tamu spesial mana pun yang datang kepada kita. Tamu spesial dari Tuhan yang diperkenalkan kepada kita dalam bacaan-bacaan hari ini ialah mereka yang bukan untuk ditakuti bahkan disegani. Ia seperti kekasih atau sahabat terbaik. Kehadirannya membawa seisi rumah dan sekitarnya menjadi baru dan gembira. Ia juga menjadi seorang saudara atau teman yang setara dengan kita, dan ia ingin berbagi kebaikan, suka cita dan kemurahan Tuhan yang ia terima, supaya kita juga mendapatkan bagiannya. Model ini yang dilakukan oleh Bunda Maria kepada saudaranya Elisabeth. Anda dan saya dapat menjadi tamu spesial atau tuan rumah yang menyambut. Yang penting adalah Anda mesti berbagi suka cita, dan bukan yang lainnya. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus Kristus, ajarkanlah kami untuk selalu bersemangat dalam berbagi, bersyukur dan persembahan diri kami. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Ari dan Lani dari Paroki Santo Albertus de Trapani di Keuskupan Malang, Indonesia. Yesaya 7: 10-14; Mazmur tg 24: 1-2.3-4ab.5-6; Lukas 1: 26-38 SAAT INKARNASI Renungan kita pada hari ini bertema: Saat Inkarnasi. Kita selalu merenungkan tema besar Adven ini yaitu persiapan. Selama hari-hari yang lalu renungan kita menampilkan tokoh-tokoh istimewa yang dapat disebut kategori lingkaran dekat, yaitu mereka yang berperan utama untuk membantu persiapan itu. Hari ini bacaan-bacaan liturgis mengantar kita kepada suatu sisi persiapan inti, yang menampilkan tokoh-tokoh inti yang secara langsung menjadi instrumen bagi kelahiran Yesus Kristus. Mereka ini bukan lagi sebagai lingkaran dekat, tetapi sebagai pelaku utama untuk mewujudkan rencana Bapa yang amat dahsyat dalam sejarah keselamatan, yaitu inkarnasi. Kata inkarnasi ini ialah Sabda Allah yang abadi menjadi manusia. Putra Allah sebagai pribadi Tritunggal yang kedua, datang ke dunia yang kita kenal sebagai Yesus Kristus. Peristiwa inkarnasi itu masuk ke dalam dunia melalui pintu utama, yaitu salam dari surga yang besar dan ajaib. Kebesaran dan keajaiban Tuhan mengenai kedatangan Mesias yang sudah dipersiapkan jauh sebelumnya oleh para nabi, melalui pewartaan bacaan-bacaan hari ini mulai terbuka untuk ditampilkan. Penampilan ini menghadirkan tokoh-tokoh utama, yaitu malaikat agung Gabriel yang membawa kabar suka cita surgawi dari Allah, perawan Maria dari Nazareth di daerah Galilea, dan Yosef, calon suami perawan itu. Mereka adalah pelaku-pelaku utama yang berperan langsung untuk kehadiran Yesus Kristus di dunia. Kita sedang menuju ke puncak inkarnasi. Hari ini kita berada di pintu masuk, yaitu mengalami salam suka cita yang disampaikan kepada Maria, salam itu amat ajaib, dan jawaban Maria yang menjadi ungkapan iman yang begitu besar. Semua yang terjadi pada pintu inkarnasi ini mengkonfirmasi apa yang sudah disampaikan dahulu oleh nabi Yesaya ketika menyampaikan kabar suka cita ini kepada keluarga Daud, bahwa seorang perempuan akan melahirkan Emanuel. Jadi pintu salam yang besar dan ajaib ini memang sudah dirancang dan dipersiapkan untuk dibuka sudah sejak lama. Kita hendaknya tidak berada di luar lingkaran sekedar menyaksikan dan mengagumi saja. Sebaiknya kita masuk dan berada di dalam pintu itu supaya ikut mengalami salam yang besar dan ajaib itu. Lebih bagus lagi, salam yang berbunyi “Tuhan menyertaimu” juga masuk ke dalam diri kita masing-masing dan keluarga kita. Sungguh luar biasa terjadi inkarnasi, di mana Sabda yang kekal itu masuk dan berdiam di dalam kita. Persiapan kita sebenarnya ialah berada pada pintu inkarnasi itu, dan bukan jauh dari situ atau sekedar menonton. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan maha besar, semoga kami semakin bersuka cita ketika berada dalam persiapan yang sudah amat dekat ini untuk merayakan pesta kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kami. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Florensia dari Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Wae Kesambi di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Hakim-Hakim 13: 7.24-25a; Mazmur tg 71: 3-4a.5-6ab.16-17; Lukas 1: 5-25 PERSIAPAN AJAIB Tema renungan kita pada hari ini ialah: Persiapan Ajaib. Persiapan adalah tema utama masa Adven. Kita telah renungkan tentang persiapan besar seperti yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis dan Elia. Ada juga bentuk persiapan yang menonjolkan keadilan Tuhan bersama raja Daud, yang hasilnya berwujud pada diri Bunda Maria dan Santo Yosef. Lalu hari ini kita diperkenalkan dengan bentuk persiapan ajaib, dengan tokoh utama ialah istri Manoah atau ibu Samson, dan orang tua Yohanes Pembaptis, Zakariah dan Elisabeth. Kita menyebut sebuah persiapan ajaib, dan bukan hanya besar, karena dekat dengan peristiwa besar jauh lebih ajaib yaitu kelahiran juru selamat yang sudah sangat nyata. Kejadian ajaib dalam hidup Maria dan Yosef, serta berwujud pada kelahiran Yesus Kristus, jelas harus diantisipasi oleh suatu persiapan ajaib juga. Dan persiapan ajaib ini ialah kelahiran Samson dari ibunya yang sudah mandul, demikian juga kelahiran Yohanes Pembaptis dari Elisabeth yang juga diklaim mandul. Zakariah, suami Elisabeth juga masuk dalam lingkaran keajaiban ini. Kalau berani bertanya pada diri masing-masing, keajaiban apa yang mesti pas dipersiapkan untuk menyambut pesta kelahiran Yesus Kristus tahun ini? Sesuatu yang ajaib selalu membuat heran, kagum atau lebih tepatnya sesuatu yang baru. Mempunyai dan mengalami suatu hubungan yang istimewa dengan Tuhan tidak mesti yang besar dan megah. Ajaib atau yang baru tidak mesti juga yang sangat luar biasa. Yesus Kristus yang lahir dalam kesahajaan cukup memberikan kita gambaran bahwa ajaib itu adalah pengalaman menemukan terang dan jawaban tentang hidup kita di dalam Tuhan. Seseorang menuliskan pada dinding media sosialnya tentang persiapan ajaib keluarganya untuk Natal kali ini. “Anakku bungsu yang sudah pemuda, selama tahun-tahun belakangan tak bisa cocok dan sepikiran dengan kami orang tuannya. Baru sehari terakhir ini ia terbuka dan berbicara dengan kami. Kami sesungguhnya berhenti di tempat yang persis anak kami berada, supaya komunikasi kami bisa tersambung, pembicaraan menjadi cair, dan akhirnya tercapai solusi atas permasalahan kami. Semoga Natal ini menjadi satu pengalaman sangat indah dalam keluarga kami”. Sharing kecil ini merupakan satu persiapan ajaib, yang tentu saja akan diselaraskan dengan keajaiban kehadiran Tuhan Yesus Kristus. Kita sebagai pribadi, keluarga, dan komunitas perlu bersiap secara ajaib atau secara baru, supaya menemukan keselarasan itu. Jika tak ada sesuatu yang ajaib atau baru, bukankah nanti perayaan Natal menjadi biasa-biasa saja, tanpa sesuatu yang indah? Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan maha murah, jadikanlah kami pribadi-pribadi dan keluarga-keluarga yang dapat membuat hidup kami baru sebagai persiapan untuk hari Natal ini. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Makrina dan John dari Paroki Katedral Roh Kudus Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yeremia 23: 5-8; Mazmur tg 72: 2.12-13.18-19; Matius 1: 18-24 YOSEF, SEORANG AHLI HARI NATAL Renungan kita pada hari ini bertema: Yosef, Seorang Ahli Hari Natal. Injil Matius yang baru saja kita dengar menyebutkan bahwa di dalam mimpi seorang malaikat berbicara begini: Yosef, putra Daud, jangan takut mengambil Maria sebagai istrimu. Dia hamil itu dari Roh Kudus, bukan dari dirimu dan dari siapa-siapa. Anak yang akan dilahirkan oleh Maria, engkau mesti beri nama Yesus. Untuk memenangkan hati Yosef yang bakal kecewa dan malu, mengingat calon istrinya, Maria, telah kedapatan hamil, Tuhan punya strategi. Malaikat yang disuruh oleh Tuhan harus pintar-pintar membawa pesan, sehingga Yosef harus dibuat mengerti benar-benar apa yang sedang diperbuat Tuhan baginya. Malaikat langsung mengunci Yosef dari awal pembicaraan, dengan menyapanya sebagai anak dari keturunan Daud. Kalau mengaitkannya dengan Daud, raja yang agung dan mulia, sudah pasti sebagai keturunannya, ia tidak bisa mengelak. Ia harus patuh dan taat. Kita manusia juga selalu begitu. Jika nama orang besar atau orang yang sangat sakti di dalam keluarga dipakai untuk meyakinkan Anda, tentu saja Anda akan langsung mengamini. Kita tumbuh, berkembang, dan dididik untuk selalu mengikuti orang yang besar, mulia, agung, dan suci. Ketika misalnya Anda ingin berbohong atau mengungkapkan reaksi yang negatif, orang-orang yang luar biasa tersebut dihadirkan untuk membuat dirimu berpikir ulang tentang tindakanmu tersebut. Di sini Yosep sangat ahli untuk hari Natal, karena ia ikut menyiapkan kita supaya dapat mengontrol dan menguasai diri secara tepat dan baik. Kita sudah merayakan hari Minggu suka cita, kiranya kegembiraan akan hari Natal yang sudah mendekat, tidak membuat kita menjadi terlalu gembira karena bisa saja kita lupa akan hal yang esensial, yaitu batin dan roh kita perlu dimurnikan. Suka cita kita dalam menyongsong hari Natal, perlu kita lengkapi dengan tetap taat kepada Tuhan dalam hal kewaspadaan yang tinggi, supaya kita tidak terbawa oleh pengaruh atau godaan Setan yang membawa kita ke dalam dosa. Yosef sangat ahli untuk hari Natal, dan ia dapat mengajarkan kita dalam hal siap mengambil risiko dan teguh pada keputusan yang benar. Sebagai pribadi dan bersama, kita tentu akan membuat keputusan-keputusan yang membantu pertumbuhan iman kita dalam merayakan hari Natal dan Tahun Baru ini. Liburan Natal dan Tahun Baru juga kita jalani. Kiranya keputusan yang diambil secara pribadi maupun bersama, menghadirkan sikap iman yang benar. Biar ada risiko yang menjadi konsekuensi keputusan tersebut, namun risiko itu adalah untuk kebaikan. Santo Yosef yang suci, doakanlah kami. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, semoga kami meneladani Santo Yosef dalam persiapan hari raya Natal ini, dengan mampu menguasai diri dan teguh pada iman kepada-Mu. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Adi Wibowo Bunggulawa dari Paroki Santo Yoseph Pekerja Gotong-Gotong di Keuskupan Agung Makasar, Indonesia. Kejadian 49: 2.8-10; Mazmur tg 72: 1-2.3-4b.7-8.17; Matius 1: 1-17 KEADILAN TUHAN BERJAYA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Keadilan Tuhan Berjaya. Beberapa hari belakangan tokoh-tokoh kitab suci seperti Elia di Perjanjian Lama dan Yohanes Pembaptis di Perjanjian Baru menarik perhatian kita. Pada hari ini kita berkesempatan untuk berjumpa dengan tokoh perjanjian lama yang lain, yaitu raja Daud. Yakub yang disebut Israel, pada saat hendak meninggal dunia, ia memanggil anak-anaknya untuk memberikan mereka wasiat, dan yang mendapat wasiat untuk menurunkan kuasa keadilan Tuhan ialah Yehuda. Dari dialah datang raja Daud. Keturunan demi keturunan dari Yehuda ke Daud, akan sampai ke Yakub yang memperanakkan Yusuf suami Bunda Maria. Di dalam ruang kelas pada waktu pelajaran agama Katolik, seorang siswi protes keras kepada gurunya. Ia tidak ingin gurunya meneruskan pelajaran dengan menyebut nama Daud. Baginya Daud itu pembuat skandal ulung. Sebagai remaja perempuan, ia ingin supaya tokoh-tokoh besar dan pemimpin yang bersikap tidak adil, curang, pemuas nafsu birahi, pemerkosa seperti Daud tidak boleh dijadikan isi pelajaran karena ia tidak bisa menjadi contoh yang baik. Ibu gurunya berusaha untuk menenangkan suasana, karena provokasi gadis itu membuat teman-temannya menjadi gaduh karena mereka mengutuk tokoh Daud. Guru meyakinkan mereka semua, bahwa tokoh seperti Daud memiliki banyak kesamaan dengan banyak tokoh sejarah lainnya di dunia. Mereka tidak luput dari kesalahan dan dosanya. Mereka yang justru menciptakan ketidak-adilan. Oleh karena itu Tuhan ingin memunculkan keadilan yang menurut kehendak-Nya, meskipun melalui cara dan pribadi manusia yang berdosa. Keadilan Tuhan harus tetap jaya dan tidak boleh kalah dari tabiat jahat manusia. Ada seorang pemuda terlibat dalam pergaulan yang tidak sehat. Ia menghamili pacarnya dan studinya terganggu. Tingkahnya di rumah semakin aneh. Ia berubah menjadi keras dan bisa marah membabi buta. Pokoknya ia bertindak tidak adil. Tetapi kedua orang tuanya tidak putus asa. Mereka memilih jalan keadilan. Jalan kasih akan putranya. Anak itu lalu merasa diterima dengan baik. Ia tidak diperlakukan sebagai seorang yang gagal dan berdosa. Kedua orang tua itu sebenarnya sedang mempraktikkan keadilan Tuhan yang berjaya. Kita belajar dari Daud, bahwa kalau keadilan yang hanya menuruti kemauan manusia, yang terjadi ialah ketidak-adilan. Keadilan dari Tuhan akan mengubah ketidakadilan itu menjadi berkat dan keselamatan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa maha rahim, perkuatkanlah ketaatan dan kesetiaan iman kami, sehingga tidak goyah oleh aneka ancaman-ancaman di sekeliling kami. Salam Maria... Dalam nama Bapa...
Babakti 1 Minggu Adven III GKP Jamaah Bandung Minggu, 15 Desember 2024 tabuh 07.00 WIB Jejer : "Kedah Kumaha Kuring Sadaya ?" Aosan Alkitab : Lukas 3 : 7-18 Panglayan Firman : Pdt. Fierdhaus Yohanes Nyman, M.Si. @GKP Bandung Desember 2024
Kebaktian 2 Minggu Adven III GKP Jemaat Bandung Minggu, 15 Desember 2024 pukul 09.30 WIB Tema : "Apa Yang Harus Kami Perbuat ?" Bacaan Alkitab : Lukas 3 : 7-18 Pelayan Firman : Pdt. Fierdhaus Yohanes Nyman, M.Si. @GKP Bandung Desember 2024
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Florensia Dewi Wangary dan Kristanti dari Paroki Katedral Roh Kudus di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Bilangan 24: 2-7.15-17a; Mazmur tg 25: 4bc-5ab.6-7c.8-9; Matius 21: 23-27 JANGAN RAGU Renungan kita pada hari ini bertema: Jangan Ragu. Ada dua orang muda yang sedang berpacaran tetapi mereka menghadapi satu persoalan yaitu keraguan. Si pemuda dikenal sebagai pekerja keras, bertanggung jawab dan mau berkorban. Tetapi kelemahan utamanya ialah rasa ragunya yang berlebihan. Banyak sekali keputusannya dibuat karena sangat didesak atau ditekan. Tetapi cinta mereka berdua tetap terjalin. Si pemudi berusaha untuk mengimbangi dan berusaha sedemikian supaya keyakinan sang pacar lebih kuat lalu keraguannya hilang. Mereka berdua tidak sampai berpikir bahwa pacaran dan cinta yang semakin terjalin kuat itu akan gagal hanya karena faktor keraguan ada di satu pihak. Keraguan memang lebih condong kepada ketidakpastian di dalam membuat keputusan dan melakukan suatu tindakan, namun kelemahan itu dapat diatasi, karena mereka berdua menyadarinya dan bekerja sama untuk mengatasi. Yang sangat ditakuti akan terjadi ialah kalau seorang peragu berubah menjadi tidak percaya. Suatu ketidakpercayaan adalah sikap yang sudah melewati batas rasa bingung atau tidak pasti, dan menjadi sebuah sikap yang tetap secara negatif atau bertentangan dengan percaya. Orang yang tidak percaya sudah mencapai tingkat sempurna dari sifat peragu, bingung, curiga dan prasangka. Tidak percaya berarti tidak setuju, menolak dan melawan. Kejadian dengan Bileam, seorang nabi Baal orang-orang Kanaan yang diminta oleh para penguasa suku-suku setempat untuk bernubuat melawan kaum Israel yang sedang memasuki Kanaan, merupakan suatu contoh melawan keraguan. Roh Tuhan datang menghilangkan keraguan itu, dan Bileam justru berpihak kepada orang-orang Israel, pilihan Allah. Kepercayaan Bileam justru sangat berlawanan dengan orang-orang Kanaan dan para penguasa mereka. Para pemuka Yahudi menumpukkan keraguan yang besar, dengan mempertanyakan kuasa yang dipakai oleh Yesus Kristus. Mereka tidak percaya Yohanes Pembaptis dan Yesus. Puncaknya ialah baik Yohanes Pembaptis maupun Yesus dibunuh. Mereka sama sekali tidak percaya dengan kebenaran dari Tuhan. Banyak orang kudus di surga pernah menjadi pembawa terang bagi sesamanya ketika mereka masih hidup di dunia. Banyak orang benar di sekitar kita selalu berusaha untuk bersaksi tentang kebaikan dan kebenaran, supaya hidup kita sebagai pribadi dan bersama menemukan terang, dan dijauhkan dari kebingungan dan kesesatan. Terang yang kita dapatkan dari Roh Kudus harus dapat menghilangkan segala keraguan dan ketidakpercayaan manusia, khususnya kepada kebenaran ajaran Tuhan. Di dalam masa Adven ini, hendaknya tidak ada keraguan apa pun di dalam diri kita tentang kedatangan Tuhan kepada diri kita sendiri dan keluarga kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, semoga kami teguh dalam iman dan pengharapan akan kedatangan-Mu. Salam Maria... Dalam nama Bapa...
Dari Perjanjian Lama kita belajar bagaimana TUHAN memanggil Bangsa Israel dalam persekutuan dengan Dia, namun tidak semua orang Israel bergerak untuk menyambut panggilan TUHAN. Namun mereka yang rindu melihat Tuhan tidak akan diam, namun berusaha sekuat tenaga merespon panggilan-Nya. Dalam masa Adven ini, adakah kita merenungkan bagaimana kita menyambut Tuhan?Ev. Sri Umiyati P. dalam Ibadah Epiphaneia, 8 Desember 2024Kirim pesan
Khotbah Kebaktian 2 Minggu Adven 2 GKP Jemaat Bandung Minggu, 8 Desember 2024 pukul 09.30 WIB Tema : "Luruskan Jalan Bagi Tuhan" Bacaan Alkitab : Lukas 3 : 1-6 Pelayan Firman : Pdt. Gumilar Kristianto, M.Si. @GKP Bandung Desember 2024
Kebaktian 1 Minggu Adven 2 GKP Jemaat Bandung Minggu, 8 Desember 2024 pukul 07.00 WIB Tema : "Luruskan Jalan Bagi Tuhan" Bacaan Alkitab : Lukas 3 : 1-6 Pelayan Firman : Pdt. Gumilar Kristianto, M.Si. @GKP Bandung Desember 2024
Sama seperti umat Israel harus dengar-dengaran mendengar suara nafiri, demikianlah semua orang benar harus dengar-dengaran mendengarkan suara panggilan surgawi. Sembari menanti sangkakala berbunyi, apa yang saudara lakukan untuk melatih diri mendengar panggilan Tuhan?Ibu Ev. Sri Umiyati P. dalam Ibadah Epiphaneia, 1 Desember 2024.Kirim pesan
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Yane dan Makrina dari Paroki Katedral Roh Kudus di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yesaya 25: 6-10a; Mazmur tg 23: 1-3a.3b-4.5.6; Matius 15: 29-37 JAMUAN TUHAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Jamuan Tuhan. Masa Adven mewarnai langkah-langkah hidup iman kita penuh dengan pengharapan. Jika kita mencoba memetahkan tiga keutamaan besar: iman, kasih dan harapan untuk disesuaikan dengan semangat kita dalam masa Adven, tentu saja kita lebih memilih pengharapan. Bukan berarti masa Adven tidak terlalu memerlukan iman dan kasih. Keduanya tetap penting, namun perannya ialah membuat pengharapan kita menjadi kuat dan benar. Ada sebuah keluarga sedang menyiapkan segala sesuatu untuk berlibur bersama seluruh anggotanya di kampung halaman. Suami-istri dan ketiga anak merencanakan itu sejak liburan terakhir sekitar tiga tahun lalu. Urusan tugas kedinasan menuntut suami untuk bekerja di luar daerah selama jangka waktu yang ditentukan, dan ia harus membawa serta istri dan anak-anaknya. Harapan yang tinggi untuk berlibur, yang merupakan kesempatan langkah seluruh keluarga besar berkumpul, membuat keluarga tersebut mengusahakan segala sesuatu baik jasmani maupun rohani, supaya terwujudnya liburan bersama pada saat Natal dan Tahun Baru sungguh menjadi pengalaman spesial dan memberikan keuntungan tersendiri. Keadaan seperti inilah yang kita inginkan terjadi dengan masa Adven bagi setiap orang, keluarga dan komunitas kita. Kondisi iman kita dan yang terungkap dalam setiap jenis tindakan kasih, hendaknya membuat pengharapan kita yang tidak hanya benar atau sungguh-sungguh, tetapi juga besar. Mengapa pengharapan kita harus besar? Karena yang akan kita peroleh atau capai adalah juga besar. Kita tidak ingin bergaya seperti berharap kecil, atau kurang berharap dan tidak berharap, tapi nanti kaget sekali dengan pencapaian yang luar biasa. Ini bukan sebuah ungkapan iman yang sehat. Kita merayakan Ekaristi yang rutin di mana pembagian tubuh Kristus untuk sebanyak mungkin anggota Gereja yang layak menerimanya, merupakan kesempatan memelihara, menyuburkan, dan membesarkan iman kita. Kita juga dalam kesempatan masing-masing menjadi ekaristi bagi sesama yang kurang atau tidak mengalami perhatian dan kasih di dalam hidup mereka. Kita berbagi dari diri kita masing-masing, sehingga kasih Kristus yang ada di dalam diri kita dialami juga oleh mereka. Baik ekaristi di dalam gereja maupun ekaristi kehidupan nyata setiap pribadi dan keluarga, harapan besar yang ingin kita capai ialah perjamuan Tuhan yang memberikan kita kehidupan. Kitab nabi Yesaya sudah menubuatkan perjamuan ini akan terjadi, dan Yesus Kristus adalah perwujudannya. Namun perjamuan yang sempurna ialah pada akhir zaman, saat kita semua disatukan dalam Yesus Kristus. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa Surgawi, kuatkanlah pengharapan kami sekarang dan selama-lamanya. Kemuliaan kepada Bapa ... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Juan dan Loly dari Paroki Santa Maria Bunda Tak Bercela Orong di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 1 Korintus 9: 16-19.22-23; Mazmur tg 117: 1.2; Markus 16: 15-20 CELAKA KALAU TIDAK MEMBERITAKAN INJIL Tema renungan kita pada hari ini ialah: Celaka Kalau Tidak Memberitakan Injil. Gereja Katolik di Indonesia memandang spesial santo Fransiskus Xaverius. Misionaris asal Spanyol itu ikut menanamkan benih iman Kristiani di negeri kepulauan Indonesia. Ia tinggal di beberapa wilayah di Indonesia. Ia juga menjangkau sejumlah wilayah tetangga seperti Jepang, Cina, dan India. Setelah mengalami kematian sebagai martir di daerah sekitar perbatasan antara Tiongkok dan India, umat Kristen kemudian mengabadikan jenasahnya secara utuh yang masih tersimpan sampai sekarang di kota Goa, di India Timur Laut. Sebelum datangnya Fransiskus di sejumlah wilayah Asia, cerita lisan menuturkan bahwa ada sejumlah wilayah di Asia, dan juga Indonesia sudah didatangi lebih dahulu oleh beberapa misionaris. Berkat periode yang lebih awal itu, orang-orang Asia nampaknya mengalami suatu “Adven” akan Gereja Katolik dan pewartaan Injil. Mereka menantikan saat tepat untuk pewartaan Injil, terbentuknya komunitas Kristiani, dan persekutuannya dengan Gereja Universal. Pada masa penyebaran Injil oleh Fransiskus, sebuah potret Gereja Universal sudah tampak. Surat-surat yang Fransiskus kirim ke pimpinannya, Ignasius Loyola yang berada di Roma dan Eropa, sungguh menggambarkan bagaimana Fransiskus ingin melebarkan pewartaan Injil ke seluruh dunia dan tetap terhubung dengan Gereja Katolik yang utuh di bawah kepemimpinan Santo Petrus, yaitu dalam diri Paus yang berkedudukan di Roma. Semangat Fransiskus ini sangat mirip dengan Santo Paulus dalam kisah-kisahnya di Perjanjian Baru. Kalimat ungkapan Paulus yang terkenal: “Celakalah aku kalau tidak memberitakan Injil” dipraktekkan oleh Fransiskus. Orang-orang Asia, khususnya Gereja Katolik sangat mencintai Fransiskus. Bahkan untuk Gereja Katolik Indonesia, setiap tanggal kematiannya, 3 Desember, adalah sebuah pesta dalam liturgi. Ini berarti tempat Fransiskus ada di jantung hati-kehidupan iman Gereja Katolik Indonesia. Orang Asia dengan sangat mencintainya, sampai-sampai tempat sucinya di kota Goa India menjadi tempat ziarah rohani tingkat dunia, dan jenasahnya tersimpan di sana, bukan dibawah untuk disimpan di Eropa, atau khususnya di basilika Santo Ignasius Loyola di kota Roma. Fransiskus Xaverius adalah seorang martir Santo yang penuh dengan semangat “Adven”. Ia menginspirasikan seluruh Gereja dan kita masing-masing untuk merentangkan tangan dan melangkahkan kaki demi menjangkau orang lain yang belum dekat dengan Tuhan, supaya hidup kita semua selalu dalam siap-sedia, karena Tuhan akan kunjungi kita pada saat yang tidak kita sadari. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan semoga pada hari ini semangat hidup santo Fransiskus Xaverius memenuhi diri kami masing-masing, keluarga, komunitas, masyarakat dan Gereja kami. Salam Maria... Dalam nama Bapa ...
Khotbah Kebaktian 1 Minggu Adven 1 GKP Jemaat Bandung Minggu, 1 Desember 2024 pukul 07.00 WIB Tema : "Sudah Siap ?" Bacaan Alkitab : Lukas 21:25-33 Pelayan Firman : Pdt. Em. Engkih Gandakusumah, S.Th. @GKP Bandung Desember 2024
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Lastri dan Frater Ancik dari Paroki Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga di Keuskupan Ruteng, Indonesia. Yesaya 2: 1-5; Mazmur tg 122: 1-2.3-4a.4b-5.6-7.8-9; Matius 8: 5-11 JALAN UNTUK KITA BERJALAN Renungan kita pada hari ini bertema: Jalan Untuk Kita Berjalan. Kita semua tahu bahwa jalan setapak, jalan tikus, jalan sedang atau jalan besar berfungsi untuk kita berjalan di atasnya. Tapi banyak jalan kita sedang rusak parah di musim hujan. Selain itu jalan yang ditutup atau diblok akan mematikan orang. Misalnya orang sakit akhirnya mati karena jalan satu-satunya ke rumah sakit ditutup. Jalan-jalan fisik di sekitar kita banyak yang rusak dan sangat membahayakan. Ada juga jalan rohani, misalnya disebutkan jalan pikiranmu baik, itu berarti pikiranmu masuk akal dan dapat dimengerti apa yang engkau katakan. Ketika disebut jalannya acara lancar, itu berarti proses berlangsungnya kegiatan tersebut bagus. Sering terjadi kalau jalan pikiran kacau atau buntu. Sering juga terjadi proses acara kacau, bahkan bubar acaranya karena tidak dapat diatur. Ini semua sering terjadi dalam kehidupan kita di dunia ini dengan penyebabnya adalah kita manusia sendiri. Jika di sekitar kita ada banyak jalan yang rusak, kacau dan cenderung membawa celaka, apakah kita masih juga mengalami jalan Tuhan yang juga akan menyusahkan kita? Kita berharap tidak terjadi demikian. Kita berharap masa Adven ini tidak membuka peluang seperti itu kepada kita. Pertemuan kita sebagai umat beriman dengan suasana persiapan perayaan Natal nanti, antara lain menyemangati kita bahwa jalan Tuhan yang kita pakai untuk berjalan tak ada halangan dan tak bakal mencelakakan. Kita menginginkan jalan yang nyaman menuju ke perayaan Natal. Kedua bacaan kita hari ini menyemangati kita tentang jalan Tuhan yang menyenangkan dan membuat kita berjalan dalam optimisme dan sukacita. Nabi Yesaya mengajak kita untuk berjalan dalam terang Allah, meskipun memang kita sedang diliputi hidup yang remang-remang atau gelap. Tetapi ketika kita kembali tekun dalam semangat Adven ini, kiranya kita temukan terang pada Tuhan, karena di dalam dia tak ada jalan yang gelap. Orang-orang yang memerlukan rahmat dan berkat Tuhan, berjalan menuju Dia dan bukan berjalan menjauhi. Bahkan mereka yang belum mengenal-Nya juga menemukan jalan menuju kepada Dia. Ketika ada jalan buntu atau tertutup yang menyebabkan Anda tidak bisa sampai ke rumah saudara atau teman, jalan untuk dapat masuk ke hati mereka juga tertutup; mungkin jalan pikiran Anda yang terlalu berbelit-belit, suka kacau atau suka negatif. Ini yang menjadi penghambat bagi relasi yang harmonis. Mungkin jalannya proses pekerjaan atau kegiatan bersama terhambat karena egoisme dan menang sendiri. Masalah ini harus diterangi dan diperbaiki oleh kuasa Tuhan selama Adven ini. Terang Tuhan akan menghalau hambatan dalam bentuk apa pun, seperti yang dialami oleh perwira rumah ibadat di kapernaum yang bertemu Tuhan Yesus. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha baik, bimbinglah kami dalam terang di jalan-Mu supaya kami tidak goyah dan tersesat di jalan-Mu menuju kediaman-Mu. Amin. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa…
Kebaktian 2 Minggu Adven 1 GKP Jemaat Bandung Minggu, 1 Desember 2024 pukul 09.30 WIB Tema : "Sudah Siap ?" Bacaan Alkitab : Lukas 21:25-33 Pelayan Firman : Pdt. Em. Engkih Gandakusumah, S.Th. @GKP Bandung Desember 2024
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Rini, Tirto, Hendry dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yeremia 33: 14-16; Mazmur tg 25: 4bc-5ab.8-9.10.14; 1 Tesalonika 3: 12 - 4: 2; Lukas 21: 25-28.34-36 PERSIAPAN MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN Tema renungan kita pada hari Minggu pertama masa Adven ini ialah: Persiapan Menyambut Kedatangan Tuhan. Istilah “adven” lazimnya kita pahami sebagai penantian atau menunggu dengan penuh harapan. Jika orang menunggu tetapi tidak berharap, itu sama saja dengan sia-sia. Sebagai umat Gereja yang satu, kita tidak membuat suatu kegiatan menunggu dalam keadaan kosong atau kesia-siaan, tetapi harapan kita diperkuat dengan segala bentuk persiapan yang harus kita lakukan. Semua orang mengerti secara sederhana atau kompleks tentang membuat persiapan. Di dalam memulai tahun liturgi dan menjadi penyegaran atas semangat hidup iman kita ke depan, kita mesti mengetahui dan menjalankan persiapan itu secara utuh dan bertanggung jawab. Mengapa harus demikian? Seorang Bapak yang adalah aktivis di parokinya, memberikan alasan kepada istri dan anak-anaknya serta sanak keluarga lainnya, katanya: “Kalau mau adakan perjalanan, misalnya ke kota yang lain, untuk sampai ke tujuan dan menikmatinya kita mesti membuat suatu persiapan yang utuh”. Kita tidak hanya butuh kesehatan. Kita tidak hanya butuh makan untuk sehari atau dua. Kita tidak hanya butuh kendaraan. Kita tidak hanya butuh penginapan. Dan seterusnya. Jika dikumpulkan semua itu, maka persiapan itu menjadi utuh atau memadai. Demikian juga persiapan untuk menyambut Tuhan kita, haruslah secara utuh, dan kalau menjalankan dengan sepenuhnya, kita sudah bertanggung jawab tentang iman kita. Persiapan yang utuh berisi semua elemen dasar untuk seorang peziarah iman yang sejati. Pertama, seperti diwartakan dalam ketiga bacaan kita, Tuhan akan datang dari surga bagi kita dan ini disebut kedatangan kedua pada akhir zaman. Maka persiapan ini disebut eskatologis atau akhir zaman. Kedua, persiapan berkala, mengingat sekali lagi kita memasuki masa Adven. Kita tentu kembali merayakan pesta ulang tahun Yesus yaitu Natal yang amat kaya nilainya. Maka kita perlu membuat persiapan-persiapan. Ketiga, ada juga persiapan praktis seperti belanja kebutuhan Natal, dekorasi, pesta keluarga atau komunitas, latihan koor, pengakuan dosa, rekoleksi, misa kudus dan sebagainya. Keempat, persiapan rutin, yang meminta kita untuk senantiasa berjaga-jaga, karena Tuhan akan datang mengunjungi kita tiba-tiba. Persiapan dan kesiagaan tidak mengenal musim. Tiap saat secara rutin dan di mana saja kita diminta untuk bersiap selalu. Semua elemen ini mesti menjadi satu paket di dalam masa Adven ini, maka kita dapat membuat masa Adven ini penuh dengan isi, dan bukan sekedar sebuah rutinitas dan kebiasaan ungkapan iman kita. Marilah kita menikmati masa penantian ini. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Bapa maha baik, berikanlah kami semangat baru untuk memulai masa Adven ini dengan suka cita, supaya kami dapat menghayatinya dengan benar. Bapa kami... Dalam nama Bapa...
Send us a Text Message.Inspiring Adventurous Lives and Supporting Worthy Causes with Cathy O'DowdIn this episode, Cathy shares her 'Call to Adventure' by encouraging listeners to explore indoor rock climbing and to experience outdoor climbing for those already familiar with the sport. Additionally, she highlights a cause close to her heart, the Ruins Ori Women for Health project, which provides essential medical outreach in the Rwenzori Mountains of Uganda. This initiative, supported by the Friends of Kagando , demonstrates how small contributions can make a significant impact on remote communities.Please Visit Friends of KagandoSupport the Show.Thanks For Listening.If you enjoyed this episode, please leave a comment and subscribe for more exciting content. Follow us https://linktr.ee/adventurediaries for updates. Have a topic suggestion? Email us at ideas@adventurediaries.com. AdventureDiaries.com#AdventureDiaries #AdventureStories #NationalGeographic #Discovery #NaturalWorld
Send us a Text Message.In Adventure Diaries Season 2 Episode 4 with your host Chris Watson, we discuss the extraordinary life and adventures of Cathy O'Dowd. As a South African mountaineer, rock climber, and the first woman to summit Mount Everest from both the north and south sides, Cathy's journey is both inspiring and harrowing.From the flat plains of Johannesburg to the icy heights of the Himalayas, Cathy's story is filled with triumphs and tragedies. She recalls the harrowing experience of a storm on Everest in 1996, where a member of her team was tragically lost, highlighting the mental and physical challenges of mountaineering. "The static on the radio is desperately loud. You're barely hearing like one word in three through this gobbledy," Cathy recounts, capturing the chaos and danger faced by climbers.Cathy's adventures began with a summer camp in the Drakensberg, sparking a lifelong passion for climbing. She shares how she moved from local rock climbing to tackling some of the world's most challenging peaks. "I found rock climbing and it's not competitive. You don't have to win or lose. It's deeply personal. It's puzzle solving," Cathy explains, emphasizing the unique mental and physical aspects of climbing.Despite the inherent risks, Cathy has a philosophical approach to failure. She believes in "failing successfully," an idea that has shaped her resilience and determination. "On a big expedition, you can't escape failure. You don't get to the top, the media, the sponsors, they call it failure. But as a climber, there are two goals. Get to the top, come home alive," she notes, reflecting on the importance of survival and safety over summiting.This episode also delves into Cathy's broader impact on the mountaineering community, especially for women. She shares her views on the evolution of climbing and the increasing involvement of women in the sport. "More and more women are being able to say, I can do this. And they don't have to be the cool girl anymore. You don't have to go into the male culture. You can be out there with your girlfriends in your raging pink climbing vortex and doing cutting edge stuff," Cathy states, celebrating the diversity and inclusivity in modern mountaineering.Cathy's story is not just about climbing mountains but also about breaking barriers and inspiring others. Join us for an enthralling conversation with Cathy O'Dowd, a true adventurer who continues to push the limits and inspire others through her motivational speaking and personal experiences.Support the Show.Thanks For Listening.If you enjoyed this episode, please leave a comment and subscribe for more exciting content. Follow us https://linktr.ee/adventurediaries for updates. Have a topic suggestion? Email us at ideas@adventurediaries.com. AdventureDiaries.com#AdventureDiaries #AdventureStories #NationalGeographic #Discovery #NaturalWorld
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Hendry, Tirto, Rini dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. 2 Samuel 7: 1-5.8b-12.14a.16; Mazmur tg 89: 2-3.4-5.27.29; Roma 16: 25-27; Lukas 1: 26-38 MARILAH BERSAMA BERSERU “YA” Pada hari Minggu Adven ke-4, 24 Desember ini tema renungan kita ialah: Marilah Bersama Berseru “Ya”. Kita berseru “ya” kepada Tuhan atas iman yang kita miliki tentang Natal. Nanti malam kita rayakan itu secara bersama-sama, dengan seruan “ya” kita semua memberi fokus peringatan kelahiran Yesus Kristus. Kita bersama Perawan Maria menyerukan “ya” sebagai tanda penyambutan dan ungkapan “amin” bahwa Yesus sungguh berada bersama kita. Seruan “ya” bersama perawan Maria mengandaikan bahwa kita ingin menjadi para pendengar yang baik. Maria memberi contoh sebagai seorang pendengar yang baik. Atas kabar suka cita itu, ia mendengar penuh perhatian yang meski disertai bertanya, namun ia ingin memastikan kalau ia tidak salah mendengar kehendak Tuhan. Daud juga mendengar dengan baik lalu mengerti yang disampaikan kepadanya dari Tuhan. Ia mirip dengan Maria dalam berseru “ya” kepada kehendak Allah supaya bukan dirinya yang membangun rumah Allah. Mendengar merupakan syarat pertama untuk memberikan jawaban atau seruan ya. Tak mungkin ada suatu jawaban “ya” yang berarti menerima dan mengakui kalau orang tidak mengetahui sesuatu yang sebenarnya melalui mendengar. Kultur kita dan tentu saja iman kita ingin mendidik kita untuk mendengar dahulu, baru bisa menjawab. Kalau mendengar dahulu baru menjawab berarti orang mempunyai kemampuan untuk memperhatikan, menaruh hormat dan memberikan kesempatan bagi pihak yang berbicara. Sebaliknya jika gaya atau sikap yang menjawab dulu, baru nanti mendengar dan mengetahuinya bisa saja menjadi suatu yang menyesatkan. Ada satu kemampuan lain yang penting namun sering luput dari perhatian, yaitu ketika sudah mendengarkan dan memahami, kemampuan nalar itu perlu lebih bekerja untuk dapat memisahkan mana hal yang pantas untuk kemudian dengan jawaban “ya”, dan mana hal yang tidak pantas untuk harus dijawab tidak. Kalau yang berbicara dan meminta tanggapan itu adalah Tuhan, dan bisa saja melalui utusan-Nya, nalar dan iman kita bisa menangkapnya, maka kita menjawab “ya”. Panggilan untuk berdoa, berbuat amal, berkorban untuk kebaikan dan perbuatan kasih semacamnya, kita berkeyakinan untuk menjawab “ya”. Repotnya ialah panggilan atau dorongan yang menurut nalar, nurani dan iman kita bukan kepada kebaikan dan kebenaran, tetapi kepada kejahatan, penyesatan, kepalsuan dan dosa; ini harus dijawab dengan tidak. Sering tawaran dan dorongan ini justru lebih kuat, lalu menjadi godaan, dan akhirnya menjatuhkan seseorang. Ini yang harus dapat kita hindari. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha baik, berikanlah kami suka cita yang kuat karena sebentar lagi kami akan menikmati bersama Maria dan Yosef kelahiran Yesus Kristus, sang juru selamat dunia. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
Kebaktian Minggu Adven 4 GKP Jemaat Bandung Minggu, 24 Desember 2023 pukul 07.00 WIB Tema : "Perempuan Itu Bernama Maria" Bacaan Alkitab : Lukas 1 : 26-38 Pelayan Firman : Pdt. Em. Engkih Gandakusumah, S.Th. @GKP Bandung Desember 2023
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Felisitas, SJMJ dari Komunitas Suster SJMJ Bintang Kejora Ciputat, Paroki Santo Nikodemus Ciputat, Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Maleakhi 3: 1-4; 4: 5-6; Mazmur tg 25: 4bc-5ab.8-9.10.14; Lukas 1: 57-66 PERSIAPAN KELAHIRAN Renungan kita pada ini bertema: Persiapan Kelahiran. Sudah di depan mata hari kelahiran Yesus Kristus, maka persiapan yang paling pas bagi kita ialah persiapan kelahiran. Renungan kita kemarin-kemarin mengatar kita ke pintu kelahiran ini, di mana hari ini kita berjumpa dengan kelahiran Yohanes Pembaptis, yang membuka jalan bagi kelahiran sang Juru Selamat kita. Mungkin kedua bayi yang sudah berjumpa dalam kandungan ibu mereka masing-masing waktu perawan Maria berjumpa Elisabeth, sempat memberikan sein, bahwa Yohanes lahir lebih dahulu untuk memberikan pengumuman kepada seluruh dunia bahwa kelahiran sang Mesias akan menyusul. Kitab suci secara terang benderang mengisahkan bagaimana kedua utusan Allah itu lahir ke dunia satu menyusul yang lain. Kelahiran Yohanes pembaptis bermakna pertama-tama untuk menggenapi pernubuatan kitab suci atau rencana Allah bahwa nantinya ia menjadi suara yang berseru di padang gurun untuk menyiapkan jalan bagi datangnya sang Sabda. Selanjutnya kelahiran itu menjadi persiapan jalan pertobatan dan pembebasan orang-orang dari kegelapan dan kedosaan. Ini mulai dengan bapaknya sendiri, Zakariah yang terbuka mulutnya setelah membisu sebelum anaknya lahir. Kelahiran Yohanes menginspirasikan kita tentang lahir sebelum hari Natal. Secara rohani kita perlu lahir kembali. Kita mengingat kembali pembaptisan kita sebagai kelahiran baru di dalam Kristus. Kita juga mendapatkan pencurahan Roh Kudus melalui sakramen Krisma untuk dilahirkan dalam Roh Kudus. Setiap kali kita menghadiri perayaan Ekaristi, kelahiran baru diperoleh dengan masuknya firman Allah menjadi daging yang kita santap. Pengakuan iman melalui doa Aku Percaya dan doa-doa serta devosi-devosi memperkuat kelahiran kita kembali. Bagus jika tinggal beberapa saat hari raya Natal ini, kita luangkan waktu untuk merenungkan semua peristiwa iman saat kita mengalami dilahirkan kembali. Kita rekoleksi peristiwa-peristiwa kelahiran kita sepanjang tahun ini untuk menjadi pakaian pesta yang menutup diri kita, yang menjadi isi pikiran dan hati kita, yang menjadi bingkisan syukur, dan yang menjadi tanda persiapan kelahiran kita terbaru. Memang tepat dan bagus untuk suatu perjumpaan yang amat indah, yaitu perjumpaan kehidupan. Kita manusia terlahir kembali melalui Gereja yang kudus, Sabda kekal yang menjelmah menjadi manusia dalam suatu kelahiran melalui seorang perawan terberkati, masuk ke dalam Gereja yang sama. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha rahim, baharuilah diri kami dalam Roh–Mu supaya kami terlahir kembali menjadi baru, demi menyambut kelahiran Yesus Kristus, juru selamat dunia. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Priska, SJMJ dan Suster Paulina Ayu, SJMJ dari Komunitas Suster SJMJ Bintang Kejora Ciputat, Paroki Santo Nikodemus Ciputat, Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. 1 Samuel 1: 24-28; Mazmur tg 1 Sam 2: 1.4-5.6-7.8abcd; Lukas 1: 46-56 SUKA CITA YANG PANTAS Renungan kita pada hari ini bertema: Suka Cita Yang Pantas. Kita ingin memaknai suka cita yang pantas di sini sebagai suka cita dibawah kontrol kemampuan dan kesadaran kita. Mengapa? Karena kalau kegirangan luar biasa yang disebabkan oleh pengalaman besar dan ajaib, bisa jadi membuat seseorang lepas kontrol sehingga suka cita itu menjadi keterlaluan, dan akhirnya tidak bermakna lagi. Ada banyak contoh kegirangan dan suka cita yang berlebihan, mubasir dan tidak bermakna lagi. Misalnya pertemuan di antara teman lama amatlah berharga sehingga harus dirayakan sebagai pesta. Namun intensitas kegembiraan dan pesta itu membuat semakin ramai, ditambah dengan makan minum yang melampaui batas, yang akibatnya membuat mabuk dan orang-orang mulai saling ribut. Kekacauan dan perkelahian akhirnya tak terhindarkan. Maka hukum yang pas untuk mengatur sebuah pesta ialah suka cita yang pantas. Perlu ada kondisi-kondisi yang mesti diikuti supaya suka cita yang sangat mulia, karunia indah dari Tuhan, dan idaman setiap insan manusia tidak kemudian rusak dan tidak memberikan makna. Suka cita yang pantas mengharuskan orang-orang tetap rendah hati dan taat kepada Tuhan yang menyelenggarakan. Ada dua bentuk suka cita yang pantas yang dapat kita pelajari dari bacaan-bacaan hari ini. Pertama ialah sikap berbagi suka cita dan menguduskan itu dengan ucapan syukur. Ada pemain sepak bola yang saat mencetak gol, melakukan perayaan bersama, kemudian mengucapkan syukur kepada Tuhan. Sikap ini sebenarnya juga ditunjukkan oleh Hana yang melahirkan Samuel. Ia berbagi suka cita dengan imam Eli, ia lalu bersyukur kepada Tuhan. Perawan Maria juga mirip: ia mewartakan suka cita besarnya kepada saudarinya Elisabeth, lalu ia menyusul bersyukur dengan magnifikatnya. Berbagi kepada sesama kebahagiaan kita, kemudian kita kuduskan itu dengan bersyukur kepada Tuhan adalah sikap yang dapat mengatasi kesombongan kita. Kedua, perbuatan mempersembahkan diri kepada Tuhan sebagai hamba-Nya, untuk melayani Tuhan dan sesama. Dengan kata lain, orang yang berserah diri kepada Tuhan akan bersiap untuk berjuang, menghadapi tantangan, bekerja, bahkan menderita karena menjalankan semua kehendak Tuhan. Menjalankan kehendak Tuhan itu selalu berhadapan dengan kehendak duniawi yang pada prinsipnya bertentangan. Samuel dipersembahkan supaya Tuhan membuat dia nabi. Demikiannya juga Maria mempersembahkan diri sebagai hamba Tuhan, supaya ia bersama Anak Domba Allah yang sedang dikandungnya, siap menjalankan kehendak besar Bapa. Kita menjalankan kehendak Bapa dalam bentuk apa pun, ini berguna untuk mengatasi kesombongan kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus Kristus, ajarkanlah kami selalu untuk senantiasa bersemangat dalam berbagi, bersyukur dan persembahkan diri kami. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa ... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Paulina Ayu , SJMJ dan Suster Felisitas, SJMJ dari Komunitas Bintang Kejora Ciputat, Paroki Santo Nikodemus Ciputat, Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Kidung Agung 2: 8-14; Mazmur tg 33: 2-3.11-12.20-21; Lukas 1: 39-45 SALAM KEGIRANGAN Renungan kita pada hari ini bertema: Salam Kegirangan. Kita semua mengetahui istilah “bucin” atau kepanjangan dari “budak cinta”, yang menunjuk pada orang-orang yang sedang dilanda gairah cinta asmara. Ini bisa terjadi pada para remaja, orang muda dan orang dewasa. Umumnya pasangan yang dimabuk asmara saling bertukar salam dan pesan. Salah satu efek pesan yang diterima ialah pria atau wanita itu seperti meloncak kegirangan dengan cintanya yang berkobar-kobar. Ada satu salam yang datang dari surga yang pasti membuat kegirangan dengan sangat hebat. Salam itu ialah pesan inkarnasi, yaitu tentang kelahiran Yesus, sang Juru selamat. Ini sangat berbeda dengan kegirangan orang-orang yang dimabuk asmara. Kalau efek kegembiraan karena budak cinta sangat personal dan cepat hilang ditelan waktu, maka salam besar dan ajaib dari surga ialah suka cita segenap umat manusia, suatu kehidupan baru di seluruh muka bumi, dan bertahan sepanjang waktu sampai detik ini. Salam kegirangan itu menggerakkan seluruh kehidupan rohani kita di dunia ini. Kegirangan ini digambarkan secara simbolik oleh kitab Kidung Agung tentang kekasih jelita yang melompat-lompat di atas gunung-gunung, meloncat-loncat di atas perbukitan, dan sambil terdengar suara merdu yang bernyanyi dari tampak paras yang sangat jelita. Ini mengarahkan kita kepada Maria yang menerima kabar suka cita. Saudarinya Elisabeth ikut melompat-lompat karena bayi Yohanes dalam kandungannya tak menahan gembira dengan kunjungan janin Yesus sang juru selamat yang menghuni kandungan perawan Maria. Efek loncatan kegembiraan paling kentara ialah pada dua wanita yang sedang hamil. Pengalaman hamil memang sangat spesial bagi wanita, apalagi itu ada campur tangan dari surga. Para wanita di sekitar kita yang pernah dan sedang hamil, kehamilan itu mengisyaratkan suatu kerja sama begitu hebat dengan Tuhan untuk menciptakan dan memelihara kehidupan. Betapa ini juga merupakan loncatan kegembiraan bagi para suami yang ambil bagian langsung dalam proses kehamilan ini. Mereka juga ikut mengandung secara rohani karena pemberian cinta mereka sungguh berbuah. Suami-isteri atau bapa-ibu kiranya menjadi paling depan persiapan untuk Natal ini, untuk mewartakan kabar suka cita besar kehidupan ini. Efek salam besar dan ajaib paling nyata ialah hamil atau mengandung sebuah kehidupan, yang bukan hanya pengalaman wanita tetapi juga pengalaman kaum lekaki dan semua umat manusia. Secara umum kita semua anak Tuhan pantas mengandung curahan rahmat Roh Kudus untuk buah yang kita produksikan yaitu semangat hidup baru dan suka cita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan maha baik, berkatilah kami dengan kepenuhan suka cita dan semangat berkobar untuk menyambut kedatangan Yesus Kristus Tuhan kami. Salam Maria... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Brigita dan Patrisia dari Geraja Santo Bernabas, Paroki Pamulang, Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Yeremia 7: 10-14; Mazmur tg 24: 1-2.3-4ab.5-6; Lukas 1: 26-38 SAAT INKARNASI Renungan kita pada hari ini bertema: Saat Inkarnasi. Kita selalu merenungkan tema besar Adven ini yaitu persiapan. Selama hari-hari yang lalu renungan kita menampilkan tokoh-tokoh istimewa yang dapat disebut kategori lingkaran dekat, yaitu mereka yang berperan utama untuk membantu persiapan itu. Hari ini bacaan-bacaan liturgis mengantar kita kepada suatu sisi persiapan inti, yang menampilkan tokoh-tokoh inti yang secara langsung menjadi instrumen bagi kelahiran Yesus Kristus. Mereka ini bukan lagi sebagai lingkaran dekat, tetapi sebagai pelaku utama untuk mewujudkan rencana Bapa yang amat dahsyat dalam sejarah keselamatan, yaitu inkarnasi. Kata inkarnasi ini ialah Sabda Allah yang abadi menjadi manusia. Putera Allah sebagai pribadi Tritunggal yang kedua, datang ke dunia yang kita kenal sebagai Yesus Kristus. Peristiwa inkarnasi itu masuk ke dalam dunia melalui pintu utama, yaitu salam dari surga yang besar dan ajaib. Kebesaran dan keajaiban Tuhan mengenai kedatangan Mesias yang sudah dipersiapkan jauh sebelumnya oleh para nabi, melalui pewartaan bacaan-bacaan hari ini mulai terbuka untuk ditampilkan. Penampilan ini menghadirkan tokoh-tokoh utama, yaitu malaikat agung Gabriel yang membawa kabar suka cita surgawi dari Allah, perawan Maria dari Nazareth di daerah Galilea, dan calon suami perawan itu, Yosef. Mereka adalah pelaku-pelaku utama yang berperan langsung untuk kehadiran Yesus Kristus di dunia. Kita sedang menuju ke puncak inkarnasi. Hari ini kita berada di pintu masuk, yaitu mengalami salam suka cita yang disampaikan kepada Maria, salam itu amat ajaib, dan jawaban Maria yang menjadi ungkapan iman yang begitu besar. Semua yang terjadi pada pintu inkarnasi ini mengkonfirmasi apa yang sudah disampaikan dahulu oleh nabi Yesaya ketika menyampaikan kabar suka cita ini kepada keluarga Daud, bahwa seorang perempuan akan melahirkan Emanuel. Jadi pintu salam yang besar dan ajaib ini memang sudah dirancang dan dipersiapkan untuk dibuka sudah sejak lama. Kita hendaknya tidak berada di luar lingkaran sekedar menyaksikan dan mengagumi saja. Sebaiknya kita masuk dan berada di dalam pintu itu supaya ikut mengalami salam yang besar dan ajaib itu. Lebih bagus lagi, salam yang berbunyi “Tuhan menyertaimu” juga masuk ke dalam diri kita masing-masing dan keluarga kita. Sungguh luar biasa terjadi inkarnasi, di mana Sabda yang kekal itu masuk dan berdiam di dalam kita. Persiapan kita sebenarnya ialah berada pada pintu inkarnasi itu, dan bukan jauh dari situ atau sekedar menonton. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan maha besar, semoga kami semakin bersuka cita ketika berada dalam persiapan yang sudah amat dekat ini untuk merayakan pesta kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kami. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
Manchmal benötigt es nur wenige Dinge, um etwas richtig Gutes zu schaffen.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Ermelinda dari Gereja Santo Nikodemus, Paroki Ciputat dan Marlina dari Gereja Santa Bernadete, Paroki Cileduk, Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Hakim-Hakim 13: 2-7.24-25a; Mazmur tg 71: 3-4a.5-6ab.16-17; Lukas 1: 5-25 KEAJAIBAN UNTUK NATAL Tema renungan kita pada hari ini ialah: Keajaiban Untuk Natal. Seperti kita semua tahu, tema utama kita untuk masa Adven ialah persiapan. Kita telah beberapa kali renungkan tentang persiapan besar seperti yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis dan Elia. Ada juga bentuk persiapan yang menonjolkan keadilan Tuhan bersama raja Daud, yang keturunannya sampai pada diri Bunda Maria dan Santo Yosef. Lalu hari ini kita diperkenalkan dengan bentuk persiapan ajaib, dengan tokoh-tokoh ialah istri Manoah atau ibu Simson, dan orang tua Yohanes Pembaptis, Zakariah dan Elisabeth. Kita menyebut sebuah persiapan ajaib, dan bukan hanya besar, karena dekatnya peristiwa terbesar yang jauh lebih ajaib, kelahiran juru selamat, sudah sangat nyata. Kejadian ajaib dalam hidup Maria dan Yosef, serta berwujud pada kelahiran Yesus Kristus, jelas harus diantisipasi oleh suatu persiapan ajaib juga. Dan persiapan ajaib ini ialah kelahiran Simson dari ibunya yang sudah mandul, demikian juga kelahiran Yohanes Pembaptis dari Elisabeth yang juga diklaim mandul. Zakariah, suami Elisabeth juga masuk dalam lingkaran ajaib ini. Keajaiban apa yang dapat dipersiapkan untuk menyambut pesta ulang tahun kelahiran Yesus Kristus tahun ini? Sesuatu yang ajaib berarti membangkitkan rasa heran, kagum atas sesuatu yang baru. Kita mempunyai dan mengalami suatu hubungan yang istimewa dengan Tuhan tidak mesti yang besar dan megah. Ajaib atau yang baru tidak mesti juga yang sangat luar biasa. Yesus Kristus yang lahir dalam kesahajaan cukup menjelaskan bahwa ajaib ialah pengalaman menemukan terang dan jawaban tentang hidup kita di dalam Tuhan. Beberapa hari lalu seorang menulis di whatsapp group tentang persiapan ajaib pribadinya untuk merayakan Natal tahun ini. Ia menulis: Anakku bungsu yang sudah pemuda, yang selama 3 tahun tak bisa cocok dan sejalan pikiran dengan kami berdua orang tuannya. Baru sehari terakhir ini ia bisa terbuka dan menerima ketika kami berbicara. Kami yakin kami mesti berhenti sebentar di tempat yang persis anak kami berada, supaya komunikasi kami bisa tersambung, pembicaraan menjadi cair, dan akhirnya tercapai solusi permasalahan kami. Semoga Natal ini menjadi satu pengalaman sangat indah dalam keluarga kami. Sharing kecil ini merupakan satu persiapan ajaib, yang tentu saja akan diserasikan dengan keajaiban kehadiran Tuhan Yesus Kristus. Kita masing-masing pribadi dan keluarga kiranya bersiap secara ajaib atau secara baru, supaya menemukan keserasian itu. Jika tak ada sesuatu yang ajaib atau baru, bukankah nanti perayaan Natal menjadi biasa-biasa saja, tanpa sesuatu yang indah? Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan maha murah, jadikanlah kami pribadi-pribadi dan keluarga-keluarga yang dapat membuat hidup kami baru sebagai persiapan untuk hari Natal ini. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
Babakti 1 Minggu Adven 3 GKP Jamaah Bandung Minggu, 17 Desember 2023 tabuh 07.00 WIB Jejer : "Mapag Pangeran, Ngalakonan Caang" Aosan Alkitab : Yohanes 1 : 6-8 , 19-28 Panglayan Firman : Pdt. Fierdhaus Y. Nyman, M.Si @GKP Bandung Desember 2023
Kebaktian 2 Minggu Adven 3 GKP Jemaat Bandung Minggu, 17 Desember 2023 pukul 09.30 WIB Tema : "Menyambut Tuhan, Menghidupi Terang" Bacaan Alkitab : Yohanes 1 : 6-8 , 19-28 Pelayan Firman : Pdt. Fierdhaus Y. Nyman, M.Si. @GKP Bandung Desember 2023
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Brigita dari Gereja Santo Barnabas Paroki Pamulang dan Suster Felisitas dari Komunitas SJMJ Bintang Kejora Ciputat, Gereja Santo Nikodemus Ciputat Paroki, Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Yeremia 23: 5-8; Mazmur tg 72: 2.12-13.18-19; Matius 1: 18-24 TUHAN KEADILAN KITA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Tuhan Keadilan Kita. Jika raja Daud mendapat tempat begitu istimewa di dalam renungan kita dalam masa Adven, hal itu karena sejak ia terpilih menjadi raja Israel yang besar, ia sudah berurusan dengan keadilan baik di mata manusia maupun di hadapan Tuhan. Selain dirinya memang sangat istimewa sebagai teladan iman, ia juga punya sisi gelap sebagai manusia, khususnya karena telah bersikap tidak adil. Mungkin ada di antara kita akan segera protes, alasan Daud dijadikan tokoh persiapan penyambutan Mesias, juru selamat kita. Ia orang berdosa sehingga tidak diizinkan Allah untuk membangun bait suci di Yerusalem. Tangannya berlumuran darah karena berperang dan dosa susilanya, tidak bisa disamakan dengan Yohanes Pembaptis dan nabi Elia. Namun Daud tetap sebagai raja besar Israel dan ia pantas menjadi pelajaran berharga, terkait dengan kedatangan Tuhan sebagai juru selamat dan kedatangan-Nya yang kedua kalinya. Figur Daud mempunyai makna utama ialah Tuhan sebagai keadilan kita. Untuk Tuhan, keadilan itu dibuat pertama-tama berangkat dari diri-Nya, yaitu dengan merendahkan diri-Nya untuk menjadi manusia. Maka Ia memiliki keturunan pilihan, yaitu Daud yang ditetapkan sebagai raja yang menjadi simbol keadilan. Daud memang pendosa, tetapi ia setia dan taat kepada Tuhan. Ini adalah satu sisi keadilan. Dosa mengharuskan Daud untuk menerima konsekuensi hukuman atas dirinya, tetapi karena kesetiaannya kepada Tuhan, keturunannya dirahmati secara luar biasa. Padanya tak berlaku peribahasa buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Dosa biarlah Daud sendiri yang tanggung, rahmat dan berkat Tuhan tak berpindah dari keturunan itu. Dari keturunan itu datang Yosef dari Nazaret yang memperisteri Maria, meski melalu misteri intervensi Roh Kudus, demi kelahiran Mesias, juru selamat itu. Keadilan Tuhan tidak berisi tinggi hati, egois dan mencari menang sendiri. Keadilan itu harus berwujud pengosongan diri dan kerendahan hati, supaya tindakan-tindakan kita tanpa terikat kepentingan-kepentingan lain, selain taat dan setia kepada Tuhan. Itulah yang diperbuat Maria dan Yosef yang mempertegas pilihan Allah kepada Daud. Jika kita ingin menjadikan Daud sebagai teladan bagi hidup kita, itu adalah ketaatan dan kesetiaan yang dapat menjadi instrumen penyeimbang dan penangkal dosa-dosa yang telah kita perbuat. Orang yang taat dan setia tentu memilih untuk menjalankan penitensi sebagai silih atas dosa-dosa yang diperbuat, kemudian menjalankan nasihat atau petunjuk supaya besok atau lusa bakal menjadi orang yang beda, pribadi yang baru. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa maha rahim, perkuatkanlah ketaatan dan kesetiaan iman kami, sehingga tidak goyah oleh aneka ancaman-ancaman di sekeliling kami. Salam Maria... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
Kita sudah memasuki pertengahan masa Adven. Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari Minggu ini mengajak kita untuk semakin bersiap siaga penuh sukacita dalam mempersiapkan kedatangan Tuhan. Sudahkah kita bersukacita untuk mempersiapkan kedatanganNya?
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Hendry, Rini, Tirto dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Yesaya 61: 1-2a.10-11; Mazmur tg Luk 1: 46-48.49-50.53-54; 1 Tesalonika 5: 16-24; Yohanes 1: 6-8.19-28 MINGGU ADVEN SUKA CITA Pada hari Minggu ketiga Adven ini renungan kita bertema: Minggu Adven Suka Cita. Dengan menyebut minggu Adven suka cita kita tidak bermaksud untuk meremehkan hari minggu-hari minggu yang lain, khususnya dalam adven ini, sebagai minggu yang kurang atau tidak gembira. Esensi semua perayaan liturgi merupakan suatu pengalaman rohani yang menggembirakan, karena di sini ada perjumpaan dengan Tuhan dan sesama beriman. Di dini kabar gembira dibagikan, dan Sabda ini menjadi manusia untuk menjadi bagian hidup kita. Penamaan Minggu suka cita atau gaudete punya latar sejarah dan bermakna memperkuat ungkapan iman kita. Sejak abad ke-10 praktik membuat hari minggu ke-3 Adven spesial, di mana secara khusus Gereja membuat liturginya menandakan sebuah rasa suka cita, melalui antifon pembuka liturgi yang menggarisbawahi seruan “bersuka citalah atas saatnya penyambutan juru selamat yang datang”. Seruan ini diinspirasikan oleh kutipan dari Surat Paulus kepada jemaat di Filipi 4,4-5. Ini diperkuat dengan pilihan bacaan-bacaan liturgi Misa yang juga berisikan firman kegembiraan. Makna utama semua ini ialah sudah begitu dekatnya kedatangan juru selamat, jadi persiapan seluruh umat mau tak mau adalah bersuka cita. Pertanyaannya ialah: suka cita kita sebagai umat Allah seperti apa? Apakah itu sebagai pesta di mana kita berkumpul, makan dan minum? Jelas sekali suka cita yang dimaksudkan Minggu gaudete bukan seperti ini. Karena yang akan disambut adalah Yesus Kristus, Mesias dan juru selamat umat manusia, suka citanya adalah kehidupan rohani dan pembaharuan hidup. Hari minggu gaudete ini paling kurang memberikan tiga poin tanda suka cita iman kita. Pertama, supaya melampaui semua kegembiraan dunia ini yang hanya sementara, kita mempunyai sumber suka cita abadi ialah Roh Kudus yang memenuhi diri kita sejak pembaptisan dan melalui semua sakramen yang kita terima. Roh itu mengajarkan kita dalam segala kebenaran, dan Ia membaharui diri kita supaya mantap dan siap menerima kedatangan Tuhan di ulang tahunnya pada Natal ini dan kedatangan-Nya yang kedua. Kedua, hidup iman kita menjadi lebih kuat dan penuh suka cita kalau berisi doa-doa dan syukur yang benar. Orang yang berdoa, melambungkan pujian dan bersyukur adalah orang-orang yang bersuka cita. Ketiga, janji yang dikobarkan dalam masa Adven ialah kedatangan sang Terang, yaitu juru selamat kita. Terang yang datang menjumpai kita dan menerangi hidup kita. Tentu bukan sebaliknya, yaitu hidup dalam kegelapan dan ketakutan. Demikianlah kita memiliki tiga alasan penting untuk bersuka cita dalam menyambut Natal ini. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus Kristus, jadikanlah kami pembawa sabda kebenaran dan rahmat-Mu. Bantulah kami untuk menjadi saksi-saksi suka cita kepada sesama kami. Bapa kami... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Julianti dan Suster Veronika dari Komunitas Novisiat SJMJ Regina Caeli, Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta, Keuskupan Agung Semarang, Indonesia. Sirakh 48: 1-4.9-11; Mazmur tg 80: 2ac.3b.15-16.18-19; Matius 17: 10-13 ELIA, SI PEMBUAT SOLUSI Renungan kita pada hari ini bertema: Elia, Si Pembuat Solusi. Tokoh-tokoh penting yang dipakai oleh Tuhan sangat besar perannya untuk persiapan kita merayakan Natal. Kita sudah sering berjumpa dengan tokoh yang berdiri di garis batas perjanjian lama dan perjanjian baru, yaitu Yohanes Pembaptis. Ia sangat terkenal, bahkan sampai detik ini masih ada orang Israel memandang dia jauh lebih terkenal daripada Yesus Kristus. Suaranya jauh lebih berpengaruh dan karena orang-orang lebih suka penampilannya, mereka tertarik dengannya sambil kurang menyadari kalau di balik suara itu ada yang jauh lebih utama. Tetapi semangat Adven kita tak akan lengkap jika tidak menyinggung tokoh lain yang juga amat terkenal dalam perjanjian lama jauh sebelum Yohanes, yaitu nabi Elia. Dalam Injil hari ini, Yesus berbicara penuh kepastian dan menempatkan kedua tokoh ini dalam posisi yang sejajar. Artinya mereka berdua adalah nabi besar, dan lebih dari itu mereka mempunyai peran yang sama-sama besar, yaitu mempersiapkan umat Allah untuk menyambut Mesias. Kitab Putera Sirakh menggambarkan Elia yang datang sebagai pembawa terang dan pembaharu, dan itu ditegaskan lagi oleh Yesus dalam Injil Matius. Pada waktu penggambaran nabi Elia ini, Yohanes Pembaptis sedang melayani orang banyak. Jadi kenangan akan Elia menjadi kembali terang-benderang, bukan karena sebuah reinkarnasi. Tetapi misi atau tugas mereka sama, yaitu memberikan kesaksian bahwa keselamatan nyata dan telah ada. Perannya untuk membaharui hidup umat Allah harus berhadapan dengan aneka bentuk penolakan. Yesus tegaskan bahwa Elia jelas telah datang tetapi ia ditolak. Modus penolakan rupanya menjadi trend karena dialami bersama oleh Elia, Yohanes Pembaptis dan Yesus Kristus sendiri. Pada prinsipnya, kita semua paham bahwa penolakan terhadap Kristus berarti juga terhadap Tuhan Allah sendiri. Dalam bahasanya Yesus, ini adalah penolakan terhadap Roh Kudus. Lalu menjadi sangat jelas bahwa berdosa melawan Roh Kudus merupakan dosa yang tak bisa diampuni. Menolak Tuhan berarti tidak ada keselamatan. Kiranya kita yang mendengarkan firman hari ini tidak sampai masuk ke dalam kategori tersebut. Namun kita harus waspada supaya tidak memupuk potensi untuk menolak Tuhan, yaitu seperti menciptakan peluang atau mendukung orang lain tidak menjalankan hukum Tuhan; contoh hidup yang tidak baik dan menjadi skandal bagi orang lain; kita diam saja atau membiarkan terjadi perbuatan-perbuatan melawan Tuhan, dan seterusnya. Ini yang perlu dihindari terjadi dalam diri dan keluarga kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Semoga kami tanpa bosan dan lelah menerima peringatan dan koreksi yang datang dari mana pun yang tujuannya untuk memperbaiki hidup kami menjadi lebih baik ke depan. Kemuliaan kepada Bapa... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
Rachel Banks with Visit Panama City Beach returns to talk about The Panama City Beach Mardi Gras and Music Festival February 3rd and 4th at Pier Park, also Unwined and other big events coming soon. We also get into the latest from the Beach 95.1 Entertainment Desk: $5M Federal Lawsuit over a brand of whiskey that doesn't contain whiskey at your local Gas Stations or Convenience stores.
End Christmas Eve reflecting on the true peace of Christmas. Thanks for listening! Today's Mediation is read by Lucy I am originally from Motherwell, Scotland but moved to London to train and work in Musical Theatre after finishing High School. I live in London with my husband, Jan and have been married since 2009. As well as being a professional performer, I'm also a published poet and use my poetry to share my love for Jesus with both believers and non-believers alike. You can find my work at www.lucywallpoetry.co.uk.We hope that you have enjoyed this Evening Meditation from Our Daily Bread. You can find more exciting content from Our Daily Bread by following @ourdailybreadeurope on Facebook, Instagram, YouTube and TikTok. You can even sign up to receive Our Daily Bread Bible reading notes sent straight to your door for free: odb.org/subscribe
End your day reflecting on how God builds His peace in your heart. Thanks for listening! Today's Mediation is read by Lucy I am originally from Motherwell, Scotland but moved to London to train and work in Musical Theatre after finishing High School. I live in London with my husband, Jan and have been married since 2009. As well as being a professional performer, I'm also a published poet and use my poetry to share my love for Jesus with both believers and non-believers alike. You can find my work at www.lucywallpoetry.co.uk.We hope that you have enjoyed this Evening Meditation from Our Daily Bread. You can find more exciting content from Our Daily Bread by following @ourdailybreadeurope on Facebook, Instagram, YouTube and TikTok. You can even sign up to receive Our Daily Bread Bible reading notes sent straight to your door for free: odb.org/subscribe
End your day reflecting on the lasting peace that awaits you when Jesus returns. Thanks for listening! Today's Mediation is read by Lucy I am originally from Motherwell, Scotland but moved to London to train and work in Musical Theatre after finishing High School. I live in London with my husband, Jan and have been married since 2009. As well as being a professional performer, I'm also a published poet and use my poetry to share my love for Jesus with both believers and non-believers alike. You can find my work at www.lucywallpoetry.co.uk.We hope that you have enjoyed this Evening Meditation from Our Daily Bread. You can find more exciting content from Our Daily Bread by following @ourdailybreadeurope on Facebook, Instagram, YouTube and TikTok. You can even sign up to receive Our Daily Bread Bible reading notes sent straight to your door for free: odb.org/subscribe
End your day reflecting on the peace Jesus offers you, even when you feel unworthy. Thanks for listening! Today's Mediation is read by Lucy I am originally from Motherwell, Scotland but moved to London to train and work in Musical Theatre after finishing High School. I live in London with her husband, Jan and they've been married since 2009. As well as being a professional performer, I'm also a published poet and use my poetry to share my love for Jesus with both believers and non-believers alike. You can find my work at www.lucywallpoetry.co.uk.We hope that you have enjoyed this Evening Meditation from Our Daily Bread. You can find more exciting content from Our Daily Bread by following @ourdailybreadeurope on Facebook, Instagram, YouTube and TikTok. You can even sign up to receive Our Daily Bread Bible reading notes sent straight to your door for free: odb.org/subscribe
End your day reflecting on how God reigns over all your trials. Thanks for listening! Today's Mediation is read by Lucy I am originally from Motherwell, Scotland but moved to London to train and work in Musical Theatre after finishing High School. I live in London with her husband, Jan and they've been married since 2009. As well as being a professional performer, I'm also a published poet and use my poetry to share my love for Jesus with both believers and non-believers alike. You can find my work at www.lucywallpoetry.co.uk.We hope that you have enjoyed this Evening Meditation from Our Daily Bread. You can find more exciting content from Our Daily Bread by following @ourdailybreadeurope on Facebook, Instagram, YouTube and TikTok. You can even sign up to receive Our Daily Bread Bible reading notes sent straight to your door for free: odb.org/subscribe
We're diving into a four-week Advent series on the names of God. In Scripture, naming of people and places tends to be very important, and the same is true of the various names used for and to describe God. Benson & Sean will guide us through 20 of the most well-known names for God, and explore what they mean for us and how they help us better prepare our hearts for Jesus. Plus - a very special four-part Christmas countdown!
Yesaya 11:1-10 PENDAHULUAN Thomas Hobbes (1588-1679) seorang filsuf dari Inggris, mengatakan bahwa manusia telah menjadi: “homo homini lupus” atau serigala bagi sesamanya. HARAPAN MASA DEPAN. Di minggu Adven ini kita perlu merenungkan apa yang dikatakan oleh nabi Yesaya ketika ia menyuarakan firman Tuhan tentang harapan bagi Yehuda ditengah keterpurukan mereka DI Yesaya fasal 11 PENGHARAPAN ... Read more
The Adventure of Marco Polo continues with two back-to-back Episodes, 25 and 26. "Acmat the Magician" and "The Prince Says Farewell and the Journey Begins" - Produced, Directed and starring George Edwards... the man of 1000 voices who played as many as 5 different characters in many of the series he developed during the 1930's and 40's. This track will be stored in the playlist "Marco Polo" in the Soundcloud.com originating podcast.