Semoga bulan juni esok yang dijelang adalah sebuah bulan kemenangan. Bismillah. Siap sambut challenge Podcast Festival selama 30 hari.
Bagi pengusaha, masalah bukanlah sebuah aib. Masalah adalah bagian dari leadership, bagian dari enterpreneurship, bahkan bagi seorang muslim masalah adalah sebuah pendakian spiritual. Jangan tanya kenapa mereka bisa. Karena mereka telah melakukan apa yang tidak Anda lakukan. So, miliki iman yang membaja, usaha yang tidak biasa, dan jangan kaget kalau Allah wujudkan apa yang Anda minta. Semangat! :)
“Lurusnya niat dalam beramal sangat berkaitan erat dengan niatnya menuntut ilmu.” tutur murobi Bambang Susanto dalam forum Muta'allim di Griya Terapi Al-Qur'an Yogyakarta. Beliau juga membacakan bait-bait syair milik gurunda Ummat, Abu Hanifah rahimahullahu ta'ala. Yang disenandungkan oleh al-Ustadz Qowamuddin Hammad bin Ibrahim bin Isma'il ash-Shaffar al-Anshari; “Barang siapa mencari ilmu demi hari kiamat, ia meraih keutamaan petunjuk. Betapa ruginya orang-orang yang mencari ilmu demi meraih keutamaan manusia.”
"Demi Allah," kata Mu'awiyah di sela isaknya, "memang benar apa yang engkau katakan tentang ayah Hasan itu, moga-moga Allah merahmatinya. Tetapi, bagaimana engkau dapati dirimu dengan kehilangannya, hai Dhirar?"
“Andai Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam berpikir sebagaimana engkau menalar, akan adakah Islam di muka bumi?” tutur nasihatnya. “Maksudmu brother?” kawannya pun terbelalak.
“Tidak saudaraku, tunjukkan saja jalan ke pasar!” tutur 'Abdurrahman bin 'Auf RA dengan sahaja. Kisah ini tentu sudah masyhur di telinga kita. Bekerja keras nan gigih penuh dengan keyakinan kepada Allah Ta'ala, bahwa Dia tak pernah menyia-nyiakan iman dan amal kita. Memaknai kerja keras dengan menujukkan kesungguhan kita kepada Allah. Miliki iman yang membaja, usah yang luar biasa, dan jangan kaget kalau Allah wujudkan apa yang kita minta.
Awal-awal, saya tertakjub membaca kisah ini; bahwa Sang Nabi hari itu berdo'a. Di padang Badar yang tandus dan kering, semak durinya yang memerah dan langitnya yang cerah, sesaat kesunyian mendesing. Dua pasukan telah berhadapan. Tak seimbang memang. Do'a itulah yang mencenungkan saya. “Ya Allah,” lirihnya dengan mata kaca, “jika Kau biarkan pasukan ini binasa, Kau takkan disembah lagi di bumi! Ya Allah, kecuali jika Kau memang menghendaki untuk tak lagi disembah di bumi!” gemetar bahu itu oleh isaknya, dan selendang di pundaknya pun luruh seiring gigil yang menyesakkan. Entah mengapa, para peyakin sejati justru selalu menyisakan ruang di hatinya untuk bertanya, atau menagih. Bagaimanakah selengkapnya? Yuk bersama kita menyimaknya.
Maka keyakinan macam apakah yang sehat bagi jiwa dan raga seseorang? Apakah keyakinan itu berbentuk ketenteraman nan datar, garis lurus tanpa gelombang, dan kemapanan tanpa gejolak? Ataukah justru, keyakinan yang sehat adalah keyakinan yang penuh guncangan rasa; sedih, kecewa, marah, bimbang, berat, cemburu, bersemangat, bergairah, berharap-harap, meluap-luap? Para Ulama mengistilahkannya sebagai iman yang berdiri di antara khauf dan raja', antara takut dan harap, tidak merasa aman dari azab-Nya sekaligus berprasangka baik akan surga-Nya. Benarkah demikian kawan?
"Ya Rasulullah! Kenapa engkau memalingkan wajah setelah sejenak melihat jasad syuhada, sahabat kita Zahid?" Tanya salah seorang sahabat. "Aku malu." Jawab singkat Rasulullah tersimpul malu. "Loh, kenapa ya Rasulullah?" Tanyanya lagi. "Karena aku melihat sahabat kita ini menjemput syahid juga ia dijemput oleh bidadari. Dan aku tak sengaja melihat betisnya yang tersingkap. Dan aku malu." Jelas Rasulullah.
Pemuda, golden time. Waktu emas untuk berkarya. Tentu sebagai seorang pemuda yang tertancap dalam-dalam didadanya keyakinan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala menjadikan karyanya sebagai wasilah taqwa. Gimana tuh? Udah deh simak aja. Boleh juga kritikkan dan masukkannya. Hehe, afwan mingkum.
"Siap-siap habis ini sering dapet boncabe dari saya ya, dan jangan kaget ya." Bigitu kurang lebih tutur coach Dias saat membinai para calon podcaster Linimasanewscom. "Dan jangan baperan ya, wkwkwk" Sambung bunda Aishaa digrub sebelah.
"Siapa mendalami agama Allah, Allah mencukupi pikiran dan memberinya rezeki dari arah yang tidak ia sangka-sangka" tutur sahabat Nabi, Abdullah bin Harits bin Jaza' Az-Zubaidi
2 jenis tawakal: 1. Tawakkalul wakil: tawakalnya seseorang yang hatinya merasa tenteram akan pemberian Allah Swt. Tawakal jenis ini adalah tawakalnya Mukmin biasa di mana seseorang akan mempercayakannya kepada Allah Swt., karena ia yakin bahwa Allah Swt. menaruh belas kasihan terhadap dirinya. 2. Tawakkalut taslim: tawakalnya seseorang yang sudah merasa cukup menyerahkan masalahnya hanya kepada Allah Swt., karena ia yakin bahwa Allah Swt. sudah memahami keadaan dirinya. Ini berarti ia tidak lagi membutuhkan hal lain selain Allah swt. Tingkatan tawakal seperti ini merupakan tawakalnya para Nabi dan Wali. Allahu a'lam...
Teriring memori nasihat gurunda yang ku cinta karena-Nya, "Mas Ghazi, Antum harus paham. Bahwa kekuatan seorang Muslim bukan terletak pada siapa dia dan apa yang dia punya. Bukan! Bukan di situ letaknya. Tapi letak itu berada saat ia sedang tak berdaya, di saat ia berada di titik terendah dalam hidupnya, di saat dia menggantungkan seluruh hidupnya kepada Allah. Benar! Letak itu berada pada seberapa jauhnya ia menggantungkan seluruh hidupnya kepada Allah 'Aza Wa Jalla."
Ya Allah jadikanlah hamba termasuk orang-orang yang bertawakal dan istiqamah ya Allah, begitu juga yang membaca tulisan ini. Aamiin aamiin aamiin yaa Rabbalalamin.
Pengusaha sukses? Banyak. Pengusaha kaya? Banyak. Pengusha populer? Banyak. Pengusaha apa lagi? O ya. Pengusha zuhud? Wah keren tuh, gas-gas-gas jadi pengusha zuhud. Kek gimana tu ya? Gas juga simaknya, hihihi.
Tiada hari di bulan juni 2021 ini tanpa podcast. Itu juga butuh sabar, sabar terus.
Belajar tanpa do'a adalah sombong. Do'a tanpa belajar sama dengan bohong.
Sabar juga perlu menejemen kawan, iyakan? Menejemen sabar kita saat berada dalam ujian kesengsaraan dan saat berada dalam ujian kenikmatan. Loh, gimana tuh? Yuklah simak ajah.
Waduh, bagaimana tuh sabar dalam ujian pencarian dan penantian? Yuk simaklah. Eh, ada yang lupa. Comot dulu tutur Coach Akhmad Adiasta, "elu mau deketin dia, deketin AKU dulu dong..."
"Seseorang tidak akan sanggup mengorbankan kepentingannya demi menerapkan pemikiran dan mengemban dakwah serta mengalami kondisi yang jungkir balik, kecuali orang pilihan. Orang yang tidak memiliki syarat dan karakter yang dibutuhkan, akan berguguran dan pasti berguguran bagaimanapun mereka menyembunyikan kelemahan mereka." - Syaikh Abdul Qodim Zallum -
Kebahagiaan para pengemban dakwah bukan karena kekayaanya, jabatan menterengnya, kedekatannya dengan penguasa, bukan pula istri 4 ia punya. Hahaha. Terus apa?
Semoga Allah menjadikan saya, Anda, kita semua termasuk orang-orang yang ikhlas. Aamiin.
Andaikan Kaum Muslimin Mau Mengamalkan Islam. Maka kehinaan-kehinaan yang menimpa Ummat hari ini tidak akan pernah terjadi. Teriring memori statement Umar bin Khattab, "Kalian dimuliakan dengan Islam, dan kalian dihinakan tatkala meninggalkan Islam!".
Apakah iya? Kenapa bisa?
Apapun alasannya. Dua kata jawabnya. Komitmen. Konsisten.
Bismillah. Konsisten. Komitmen. Laa haullaa wa laa quwwata illaa billaah. Teriring quotes syaikh Taqiyuddin an-Nabhani "Letakkanlah garis yang lurus disamping garis yang bengkok!"
Bagi yang di Jogja kita bisa jumpa. Kita jumpa bedah buku Ta'lim al-Muta'allim bersama. Di Griya Terapi Al-Qur'an Jogjakarta. Met jumpa.
Siapa bilang manja gak boleh? Boleh kog. Boleh banget malah. Manja sama Allah
Ilmu ialah mahkota yang jubahnya adalah manfa'at. Apa guna mahkota bila raja berjalan telanjang? Apa guna ijazah bila pelajar berhambur tak tuai manfa'at?
Ijazah itu bukan tanda seseorang pernah berpikir. Itu hanyalah tanda seseorang pernah sekolah.
Manusia dalam tradisi sufi sering dinyatakan dengan tiga sebutan: (1) sebagai tujuan akhir dari penciptaan, (2) sebagai miniatur dari alam semesta, (3) sebagai cermin atau bayangan Tuhan.
Huh. Masih proses ngepodkes. Semoga selalu berproses. Huh. Salam sukses.
...llmu ialah mahkota yang jubahnya adalah manfa'at. Apa guna mahkota bila raja berjalan telanjang? Apa guna ijazah bila pelajar tak tuai manfa'at?...
Nunggu challenge biar gak kaku, coba-coba aja ah podkesan lagi.
Ah. Asal baca aja. Itu pun masih terbata-bata. Apalagi logat inggrisnya. Aaanncuuuurr Bro.
Maaf ada suara-suara yang masuk, hihihi. Mohon pemaklumannya. Anak kontrakkan. Bhineka tunggal atap. Wkwkw. #challenge5
Ngobrol santai bersama bang Ade tentang Asamara dan Politik. Jangan fokus ke sama yang bersin. Hahaha. Tetap berjuang dimanapun kita berada.
Kebahagian itu apa sih? Mau mendapatkan seseorang yang didambakan? Hahaha.
Didengarkan ya. Disitu sudah ada penjelasan kog.
Semoga kedepanya Allah mudahkan saya berpodcast. Dan dijadikan salah satu podcaster terbaik disisi-Nya. Aamiin. Hamba-MU yang fakir, Muhammad Raden Ghazi✍
Tiba-tiba. Tiba-tiba aja. Banyak dateline. Banyak tugas. Suntuk. Termasuk tugas ngepodcast. Eee, main-main sudah dikontrakkan. Ada Abang Fainal sedang ngeteh, sekalian deh ajak ngobrol. Tau-tau aja. Tiba-tiba. Sekalian belajar ngepodcast sambil ngobrol nih. Hehehe. Mohon pemaklumanya ya.
Yaaahh... Beginilah, semoga termaklumi. Hihihi. Perdana podcast untuk selesaiin challenge coach Akhmad Adiasta.