Buddhist term
POPULARITY
In this Wednesday Night Dharma Talk coinciding with Upaya's Being With Dying program, Frank Ostaseski breaks open the conversation of caring for those near death or in the dying process. Like curling up with a good […]
Wacana menghapus batas usia dalam lowongan kerja kembali mengemuka. Kementerian Ketenagakerjaan tengah mengkaji kemungkinan menghapus diskriminasi melalui aturan khusus atau revisi undang-undang. Menaker Yassierli bilang ini demi dunia kerja yang lebih inklusif. Di Jawa Timur, pemprov sudah menerbitkan Surat Edaran (SE) yang melarang diskriminasi usia di lowongan kerja pada awal Mei 2025 lalu. Batasan usia kerja belakangan memang mulai mengusik publik, karena dinilai tidak adil. Apalagi, badai PHK dan pengangguran makin menjadi. Sementara, kondisi pasar kerja terbatas, ditambah ada batasan usia pelamar kerja, yang akhirnya menyulitkan para pencari kerja terserap ke sektor formal. Upaya penghapusan batas usia kerja juga diperjuangkan hingga jalur Mahkamah Konstitusi. Karyawan swasta, Leonardo Olefins Hamonangan mengajukan permohonan uji materi terkait pasal ini di UU Ketenagakerjaan.Mengapa batasan usia pelamar kerja mesti dihapus? Bagaimana tanggapan pengusaha terkait wacana ini? Apa saja dampaknya? Kita bahas topik ini di Ruang Publik KBR bersama Ketua Komite Regulasi dan Hubungan Kelembagaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Myra Hanartani dan Pemohon Gugatan Syarat Usia dalam Lowongan Kerja, Leonardo Olefins Hamonangan.
Upaya pemerintah Provinsi Jawa Barat menertibkan ormas yang menganggu stabilitas dan investasi, mendapat perlawanan dari ormas. Namun belakangan, sejumlah instansi menyatakan dukunganya untuk menindak tegas ormas yang melanggar, hingga dibubarkan. Bagaimana mengatasi permasalah ormas? Narasumber: Ketua Umum Ikatan Sarjana dan Profesi Perpolisian Indonesia (ISPPI) Komisaris Jenderal Polisi (Purn), Ito Sumardi.
Jody Hojin Kimmel, Sensei - ZMM - 4/25/25 - Skillful means, “Upaya,” are forms that the teachings take throughout our practice. How do we take up everything, including the edges that appear, rather than fight against them? How do we use our practice to explore and expand our capacity to be alive, fulfilled, and responsive to the world? - Dharma Talk during the Apple Blossom Sesshin 2025 Fusatsu Ceremony.
Presiden kedua Indonesia, Soeharto kembali diusulkan sebagai calon Pahlawan Nasional 2025. Usulan ini disampaikan Kementerian Sosial bersama Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP), pada Maret 2025. Menteri Sosial, Saifullah Yusuf mengatakan pengusulan dilakukan berjenjang, mulai dari tingkat daerah hingga ke pemerintah pusat serta melibatkan sejarawan, akademisi, hingga tokoh agama.Penolakan datang dari kelompok masyarakat sipil dan keluarga korban kekerasan dan pelanggaran HAM di era pemerintahan Soeharto. Pemberian gelar pahlawan dinilai mengkhianati upaya penuntasan kejahatan HAM masa lalu. Petisi tolak pemberian gelar pahlawan nasional pada Soeharto juga diluncurkan Gerakan Masyarakat Sipil Adili Soeharto (Gemas).Layak kah Soeharto mendapat gelar Pahlawan Nasional? Bagaimana pengaruhnya terhadap upaya penuntasan pelanggaran HAM masa lalu? Ruang Publik KBR menghadirkan Prof. Asvi Warman Adam, Sejarawan sekaligus Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Dimas Bagus Arya, Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS).*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Tiga hakim Pengadilan Tindak Pidana (Tipikor) Jakarta, Djuyamto, Agam Syarif Baharuddin, dan Ali Muhtarom ditahan akibat terjerat kasus suap. Ketiganya menerima suap sebesar Rp60 miliar pada kasus korupsi ekspor minyak kelapa sawit yang melibatkan PT Wilmar Group, PT Permata Hijau Group, dan PT Musim Mas. Kejaksaan Agung menetapkan tersangka lainnya, termasuk Ketua PN Jaksel Muhammad Arif Nuryanta, panitera Wahyu Gunawan, dan dua pengacara. Kasus suap dan korupsi hakim bukan hal baru. Sebelumnya suap melibatkan hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya saat memutus bebas terdakwa pembunuhan Ronald Tanur. Rentetan kasus ini menggerus kepercayaan publik terhadap lembaga peradilan.Anggota Komisi III DPR RI, Hinca Panjaitan menyebut ini sebagai pertanda jebolnya integritas hakim.Upaya apa yang harus segera dilakukan untuk mengembalikan integritas hakim dan kepercayaan masyarakat? Ruang Publik KBR menghadirkan Mantan Penyidik KPK, Yudi Purnomo, Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Yassar Aulia, dan Rangga Lukita Desnata, Perwakilan Solidaritas Hakim Indonesia sekaligus Hakim di PN Bireun, Aceh.*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Kebakaran hebat terus melanda wilayah hutan di Rusia dan semakin meluas. Ribuan hektare lahan hangus terbakar, memicu kekhawatiran global soal dampak lingkungan dan perubahan iklim. Upaya pemadaman terus dilakukan, namun cuaca ekstrem jadi tantangan utama.
Puncak Arus Balik Hari Ini, Apa-apa Saja Evaluasinya | Bahas Tarif Impor Amerika, Prabowo Temui Anwar Ibrahim | Kuasa Hukum Keluarga Juwita Desak Dilakukan Penyelidikan Saintifik*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Sebuah Puisi: TOLAK INGINDitulis & Disuarakan oleh Ardi Kamal KarimaPuisi "Tolak Ingin" karya Ardi Kamal Karima menggambarkan kegelisahan yang mendalam melalui metafora tubuh dan elemen alam. Angin yang "berkeliaran di rongga dada" dan "menggulung paru-paru" melambangkan kecemasan yang menggerogoti ketenangan batin. Citra termometer dari "air mata kaca" dan "skala hari-hari yang tak terbaca" menegaskan ketidakstabilan emosi, seolah pengarang terjebak dalam waktu yang kacau dan tak terukur. Upaya untuk "berkeringat" yang berubah menjadi "alfabet tercecer" merepresentasikan kegagalan mengekspresikan diri secara utuh—setiap huruf (a: aku, b: basi, c: cemas) menjadi fragmen perasaan yang tak tersampaikan, berubah menjadi "awan asam lambung" yang menyakitkan.Puisi ini juga mengeksplorasi hubungan dengan waktu yang terasa mengancam. Jam dinding yang "menjilat jarum detik" dan "gigi-gigi waktu bersuara setengah gila" mencitrakan waktu sebagai entitas yang menggerogoti, sementara sang aku hanya menjadi "saksi bisu". Keterasingan semakin kuat saat malam (3.00 pagi) "menggigit bantal", mengisyaratkan insomnia dan kesendirian. Bahkan organ tubuh seperti hati dan empedu digambarkan tak saling memahami, menandakan disintegrasi diri. "Jamu dan rempah" yang disebut sebagai "iklan menipu" menyiratkan kekecewaan pada solusi instan, baik fisik maupun psikis, yang gagal menyembuhkan luka batin.Di akhir puisi, keputusasaan mengeras saat "angin bersarang di tulang busuk", simbol kehancuran diri yang tak terelakkan. Burung-burung yang terbang "ke utara, atau ke mana saja, selain menuju diriku" mencerminkan keinginan untuk kabur dari realitas, namun sang aku justru terperangkap dalam tubuhnya sendiri. Demam yang tak kunjung pecah meski "seluruh apotek menjual parasetamol" menunjukkan kegagalan obat-obatan atau motivasi untuk menyembuhkan. "Botol-botol kepercayaan kadaluarsa" menjadi klimaks dari kehancuran: kepercayaan pada diri, harapan, atau sistem pendukung telah runtuh, meninggalkan sang aku dalam ruang hampa yang gelap dan tanpa jalan pulang.#ardikamal #literasi #penulis #dialogue #dialog #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyairindonesia #syaircinta #cinta #manusia #tolakingin #keinginan #ingin #nafsu #monologue
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan bahwa pasokan listrik selama Hari Raya Idulfitri berada dalam kondisi aman dan terkendali. Selain itu, Kementerian ESDM juga menegaskan pentingnya kesiapan infrastruktur kelistrikan demi menjamin keamanan dan kenyamanan masyarakat dalam merayakan hari besar keagamaan. Upaya antisipatif dan pengawasan ketat terus dilakukan untuk mencegah gangguan pasokan listrik di berbagai wilayah.
Kemendagri: Ratusan Daerah Tak Ada Upaya Konkret Tangani Inflasi | Pengangkatan Tertunda, Calon ASN/PPPK Bingung dan Kecewa | BMKG: Banjir Jabodetabek Bukan Hanya soal Curah Hujan*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Para petugas Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS bertanggung jawab untuk memeriksa barang-barang yang keluar dari negara ini. Salah satu tugas mereka adalah mencegah pengiriman mobil curian ke Afrika yang banyak dilakukan melalui Pelabuhan Baltimore di negara bagian Maryland.
Tim SAR Gabungan kembali melanjutkan pencarian jurnalis Metro TV, Sahril Helmi, yang hilang dalam insiden meledaknya kapal RIB 04 Ternate saat melakukan misi kemanusiaan pencarian nelayan di perairan Oba, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara. Sejak pukul setengah 5 pagi tadi, Tim SAR Gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Basarnas, dan Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub, melakukan penyisiran di perairan Oba untuk mencari jurnalis Metro TV Sahril Helmi yang hingga saat ini belum ditemukan. Kepala Kantor SAR Ternate, Iwan Ramdani, mengatakan bahwa pencarian dibagi menjadi tiga tim. Sebelumnya, kapal RIB 04 milik Basarnas yang mengangkut 11 penumpang meledak saat melakukan misi kemanusiaan untuk menolong nelayan yang mesin kapalnya mati di tengah laut. Namun, naas musibah ini menyebabkan 3 orang tewas dan 1 jurnalis masih hilang.
Maraknya penyebaran informasi palsu di media sosial mendorong sejumlah jurnalis di Mozambik untuk memerangi misinformasi dan disinformasi di garis depan. Para jurnalis ini bertekad memberikan informasi yang akurat dan objektif lewat pengecekan fakta yang disertai data dan analisis.
Upaya pembongkaran pagar laut kembali dilanjutkan kemarin, meskipun cuaca mendung dan angin bertiup kencang. Pembongkaran pagar laut masih menggunakan cara yang sama, yaitu mengikat deretan bambu dengan tali, kemudian ditarik menggunakan kapal.
Text me your feedback.This preview pod explores the concept of upaya (skillful means) and its relevance in today's polarized world + how this focus will be reflected in the next iteration of the show. Jen emphasizes the importance of developing presence and awareness in order to meet life's challenges with courage and heart.Highlights include: • Cultivating what Roshi Joan Halifax calls a strong back and soft front• What kind of awareness is needed for this moment• Recognizing "lab time" on the mat as preparation for real-life challenges • Building a diverse toolkit of practices for various situations Listener feedback and support is essential to the evolution of the how, so don't forget to fill out the survey form: https://airtable.com/appM7JWCQd7Q1Hwa4/pagRTiysNido3BXqF/form~ ~ ~SMP welcomes your comments and questions at feedback@skillfulmeanspodcast.com. You can also get in touch with Jen through her website: https://www.sati.yoga Fill out this survey to help guide the direction of the show: https://airtable.com/appM7JWCQd7Q1Hwa4/pagRTiysNido3BXqF/form To support the show, consider a donation via Ko-Fi.
Returning to the practice of equanimity keeps you both grounded and receptive, especially during times of turmoil and uncertainty.About Roshi Joan Halifax:Roshi Joan Halifax speaks to Buddhists and non-followers alike on such universal topics as compassion, suffering, and what it is to be human. As Founder, Abbot, and Head Teacher of Upaya, her vision for the Zen Center embraces comprehensive Buddhist studies, meditation, service, dharma art, and environmental action as integrated paths cultivating peace and interconnectedness.To find this meditation in the Happier Meditation app, you can search for “Strong Back, Soft Front.”See Privacy Policy at https://art19.com/privacy and California Privacy Notice at https://art19.com/privacy#do-not-sell-my-info.
Kru pilot perempuan pertama di Malawi berupaya menginspirasi generasi penerbang berikutnya dengan menggelar pameran dirgantara bersama Angkatan Udara Malawi. Ajang yang dihadiri sekitar 1.000 anak kurang mampu ini memberi kesempatan kepada mereka untuk melihat langsung pesawat terbang dari dekat.
Mulai 1 Januari 2025, seluruh transaksi kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah wajib menggunakan katalog elektronik versi 6.0. Presiden Prabowo Subianto mengeklaim e-katalog versi terbaru ditujukan untuk mendorong transparansi dan efisiensi pengadaan barang dan jasa pemerintah. Upaya digitalisasi diharapkan bisa mengurangi potensi korupsi Di sisi lain, meski e-katalog sudah terbit berjilid-jilid, tetapi korupsi pengadaan barang dan jasa juga tetap marak. Berdasarkan data KPK per 10 Januari 2024, kasus korupsi pengadaan barang dan jasa menjadi kasus kedua terbesar setelah gratifikasi atau penyuapan. Apa kelemahan e-katalog selama ini sehingga koruptor masih leluasa beraksi? Bagaimana memastikan katalog elektronik versi teranyar, bisa efektif tekan korupsi? Seperti apa kesiapan pemda menyongsong era e-katalog jilid 6 ini? Kita bincangkan bersama Direktur Eksekutif KPPOD Herman N. Suparman dan Mantan Penyidik KPK Yudi Purnomo. *Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
startggl.com - WA: 0812-8886-1818 | Upaya apa aja yang sudah kamu lakukan untuk merawat usus kamu? Apa kamu sudah cukup minum air? Apa kebutuhan serat harianmu sudah terpenuhi? Apa pola makanmu sudah baik? Coba deh dengerin review dari member GGL ini yang udah nyobain produk buatan Coach Dien & Natasya untuk merawat kesehatan usus dan meningkatkan metabolisme tubuh Mau 1-on-1 with Coach Natasya seperti dia? Gabung GGL Reset Metabolisme di link atas deskripsi ini dan dapatkan akses eksklusif konsultasi langsung bareng Coach Dien & Natasya! Pantengin terus perjalanan GGL untuk mewujudkan #1JutaNyawa yang lebih sehat dan memiliki hidup yang lebih baik Jangan lupa follow:Instagram: @dienlimano @natasyalimano @gakgendutlagiTikTok: @dienlimano @natasyalimano @lifeatgglLemon8: @gakgendutlagi @natasyalimano YoutubeFacebook #NASMCertifiedPersonalTrainer#ACECertifiedPersonalTrainer #TanyakankePT #dienandmey #CaraPintarHidupSehat
In Part 1 of the Awakened Action series, Roshi Joan Halifax expresses heartfelt gratitude for the Upaya community—residents, staff, teachers, and participants, both onsite and online—who have come together to cultivate a space for connection, learning, […]
In this Wednesday Night Dharma Talk and prequel to the upcoming Awakened Action program at Upaya, Dr. Wendy Lau offers a heartfelt reflection on the intertwined relationship between practice and […]
Musim gugur menandai migrasi ratusan juta burung di Amerika Serikat. Tapi banyak burung terluka atau mati karena bertabrakan dengan gedung-gedung tinggi. Berbagai upaya warga di Chicago, AS, berupaya menyelamatkan burung-burung tersebut.
Sensei Noah Kodo Roen discusses the rich meaning and history of the Gate of Sweet Nectar liturgy, and its importance to the White Plum Lineage of which Upaya is a […]
Perayaan Halloween akhir Oktober kembali diwarnai tingginya pembelanjaan konsumen Amerika, meski konsumen tetap berhemat di tengah tingginya inflasi. Berbagai tips beredar di antara konsumen dan orang tua anak untuk membeli kostum lebih terjangkau, sambil mengurangi dampak lingkungan perayaan ini.
VOA This Morning Podcast - Voice of America | Bahasa Indonesia
Partai Republik dan Partai Demokrat di AS sama-sama berupaya mencegah terjadinya kecurangan jelang Pemilu AS. Sementara di Indonesia, PTUN tunda pembacaan keputusan soal keabsahan Gibran sebagai calon wakil presiden.
Senseis Kozan and Monshin introduce 2024 Upaya's Fall Practice Period exploring the golden age of Zen during the Tang Dynasty, focusing on its cultural influences and historical challenges. They bring […]
VOA This Morning Podcast - Voice of America | Bahasa Indonesia
Upaya pembunuhan terhadap Trump pada akhir pekan lalu menimbulkan pertanyaan baru soal kekerasan politik di AS. Sementara itu, musuh-musuh AS meningkatkan upaya memengaruhi hasil pemilihan presiden dan pemilihan-pemilihan penting lainnya.
VOA This Morning Podcast - Voice of America | Bahasa Indonesia
Seorang laki-laki yang diduga terlibat dalam upaya pembunuhan yang menarget mantan Presiden AS Donald Trump pada hari Senin didakwa dengan kejahatan senjata api federal. Sementara itu, Australia menjatuhkan sanksi terhadap Iran atas pelanggaran HAM pada peringatan dua tahun kematian Mahsa Amini.
Kartel politik dalam pilkada Jakarta kali ini memunculkan skenario kotak kosong. Peluang Anies makin tipis, setelah koalisinya digembosi. Jika benar terjadi, rakyat harus melawan bencana demokrasi ini dengan memilih kotak kosong. - - - Kunjungi s.id/dukungtempo untuk mendapatkan diskon berlangganan Tempo Digital. Unduh aplikasi Tempo untuk membaca berbagai liputan mendalam Tempo.
Frank Kilmer first meditated with Chogyam Trungpa then Dainin Katagiri then Richard Baker. He studied with other Zen and Tibetan teachers. He lives in Santa Fe where he managed Upaya's plant for some years. He's a a great plumber too. He has a lot of juicy tidbits to share from all these years of Buddhist study and practice. Check him out in this podcast.
Sadar gak sih kalau budaya kita mulai terkikis akibat orang-orang tertarik dengan budaya luar? Di sini, Nathan Santoso, Co-Founder dari Iwak Arumery, akan menceritakan pentingnya menjaga budaya lokal dan upaya dirinya untuk mengangkat kembali segala hal yang menunjukkan identitas bangsa. Upaya tersebut dia lakukan dengan memperkenalkan salah satu budaya minum khas Nusantara, yaitu arak.Tonton video selengkapnya di #RayJansonRadio #426 ARAK, BUDAYA, IDENTITAS BANGSA! WITH NATHAN SANTOSO | RAY JANSON RADIO Enjoy the show! Instagram:Nathan Santoso: https://www.instagram.com/nathansantoso/Iwak Arumery: https://www.instagram.com/drink.iwak/ DON'T FORGET TO LIKE AND SUBSCRIBE ! Ray Janson Radio is available on: Spotify: https://spoti.fi/2lEDF01 Apple Podcast: https://apple.co/2nhtizq Google Podcast: https://bit.ly/2laege8i Anchor App: https://anchor.fm/ray-janson-radio TikTok: https://www.tiktok.com/@rayjansonradio Let's talk some more: https://www.instagram.com/rayjanson #RayJansonRadio #FnBPodcast #Indonesia #SatuIndonesiaRasa
On Sunday former president Trump was wounded by a would-be assassin. It's a shocking twist in a U-S election campaign that has sent shockwaves through his supporters and spurred fears of violence to come. - Pada hari Minggu, mantan presiden Trump terluka oleh calon pembunuh. Ini adalah perubahan mengejutkan dalam kampanye pemilu AS yang telah mengejutkan para pendukungnya dan memicu ketakutan akan terjadinya kekerasan.
VOA This Morning Podcast - Voice of America | Bahasa Indonesia
Donald Trump umumkan calon wakil presiden pilihannya, J.D. Vance, yang merupakan salah satu cawapres termuda sejak Richard Nixon pada 1952. Sementara itu, Biden dan Trump gunakan platform mereka untuk serukan persatuan, walau keduanya tetap berbicara secara terbuka seputar perbedaan mereka.
The Upaya garden ceremony begins with Wendy Johnson and Alonso Méndez preparing elements of fire, incense, seeds, water, and flowers while discussing their significance and importance in ceremony. The session moves to the practical […]
At the opening of Upaya's Young Adult retreat, Sensei Shinzan speaks on the practice of beginner's mind. In our culture, we are deeply conditioned to know, to think linearly, and […]
Upaya menaikkan biaya uang kuliah tunggal (UKT) di perguruan tinggi merupakan bukti nyata komersialisasi pendidikan. Perguruan tinggi kini seolah seperti perusahaan yang harus menghasilkan laba. Lagi-lagi masyarakat yang harus menjadi korban. --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/apakatatempo/message
The program opexning warmly welcomes participants to Upaya's spring practice period. Roshi Joan emphasizes the importance of this practice period, dedicated to exploring the teachings of Vasubandu, a fourth and […]
Fresh off a two-week pilgrimage to Japan, Roshi Joan and Upaya's priests share reflections on their experience. For Roshi Joan, this pilgrimage was about connecting to the historical roots of […]
At the end of Upaya's practice period studying Vasubandhu's Yogacara teachings, Sensei Shinzan shares with us the story of Vasubandhu's awakening. Vasubandhu, a diligent student attached to his ascetic form […]
“Things are heating up all over the world. . .we as Buddhas practice in the raging fire.” In this dharma talk, Upaya visiting teacher Sensei Cynthia Kear navigates practice in […]
In this Best of Awake in the World podcast episode Michael begins by discussing death and Japan's earthquake. Using the image of the burning house and a father trying to save his children, he teaches how we need to leave our burning houses on our own steam, nobody can do it for us. The father in the parable, like the Buddha, uses skillful means to teach a path of freedom. And, is it ok to lie to uphold compassion? Recorded on March 29, 2011. The Awake in the World podcast is brought to you by the generosity of our amazing Patreon supporters, making it possible for us to keep Michael's archive of teachings available to the public. To become a patron, visit: patreon.com/michaelstone.
In this Best of Awake in the World podcast episode, Michael teaches that it's not enough that our intentions are clear, our actions need to make a difference. Being a Bodhisattva means serving all beings including one's self, yet this can only occur when we see all beings as Buddhas. Recorded on March 16, 2011. As we unearth some of the long-lost episodes of the 2011 Lotus Sutra collection we'll be adding podcast episodes as they go up to playlist here: https://soundcloud.com/michaelstoneteaching/sets/lotus-sutra The Awake in the World podcast is brought to you by the generosity of our amazing Patreon supporters, making it possible for us to keep Michael's archive of teachings available to the public. To become a patron, visit: patreon.com/michaelstone.
In the opening dharma talk of Upaya's Winter Ango, Sensei Matthew Kozan Palevsky delves into Case 2 from the Blue Cliff Record, a koan titled “The Ultimate Path is Without […]
**Please note special day and time for this call. "Creation is moving toward us; life is moving toward us all the time. We back away, but it keeps pushing toward us. Why not step forward and greet it?" -Rev. Roshi Joan Halifax In a catastrophe-turned-blessing, Roshi Joan Halifax discovered her rich inner world at four years of age when she contracted a virus that left her legally blind for two years. Today, as a Zen Buddhist teacher, anthropologist, ecologist, social justice activist, and hospice caregiver, she demonstrates a deep capacity to hold societal challenges and catastrophes for the blessing of our collective inner as well as outer development and conscious evolution. Born in 1942 in New Hampshire, Roshi Joan started out as a scientist in the field of medical anthropology and psychology. During her university years, she became drawn into participating in the US civil rights movement and in anti-war protests in the 1960s. She was first introduced to Buddhism and meditation when she worked at the Universities of Miami and Columbia, and was instrumental in developing the dialogue between science and Buddhism. Roshi Joan is the founder and abbot of the Upaya Zen Center, a place she calls a "refuge of practice, learning and service for our complicated and fraught world". Upaya is a culturally diverse place, where meditation and compassion meet to reduce suffering and celebrate the gift of life. Realizing early on how much misery is rooted in the fear of death, Joan set an intention to be present for people going through the death and dying process. She became a pioneer in the field of end-of-life care and works in other areas where hope is scarce. She has served as a hospice caregiver and Buddhist teacher in conventional medical centers and other clinics in remote areas, such as the Himalayas, where she has worked with death row inmates and refugees. Joan`s work with dying people and their relatives as well as her efforts as a social and environmental activist have been recognized and awarded internationally. She is now present as we face collective fears of extinction and death of our social systems, our planetary ecologies, and our very notions of humanity in an age of machines. She is an artist, a prominent author of many books, a teacher, an abbot, and founder of the Nomad`s Clinic in Nepal. Most of all, though, Roshi Joan is living her Buddhist vision with everything she does. Apathy is not an enlightened path, she says. Instead, she advocates engaged Buddhism, social activism and, most of all, compassion as responses to the multifaceted crises we are confronted with today. Join us for an inspiring conversation with this renowned Buddhist teacher, compassionate caregiver, and social activist. **Please note special day and time for this call (Friday instead of Saturday).
**Please note special day and time for this call. "Creation is moving toward us; life is moving toward us all the time. We back away, but it keeps pushing toward us. Why not step forward and greet it?" -Rev. Roshi Joan Halifax In a catastrophe-turned-blessing, Joan Halifax discovered her rich inner world at four years of age when she contracted a virus that left her legally blind for two years. Today, as a Zen Buddhist teacher, anthropologist, ecologist, social justice activist, and hospice caregiver, she demonstrates a deep capacity to hold societal challenges and catastrophes for the blessing of our collective inner as well as outer development and conscious evolution. Born in 1942 in New Hampshire, Joan started out as a scientist in the field of medical anthropology and psychology. During her university years, she became drawn into participating in the US civil rights movement and in anti-war protests in the 1960s. She was first introduced to Buddhism and meditation when she worked at the Universities of Miami and Columbia, and was instrumental in developing the dialogue between science and Buddhism. Joan is the founder and abbot of the Upaya Zen Center, a place she calls a "refuge of practice, learning and service for our complicated and fraught world". Upaya is a culturally diverse place, where meditation and compassion meet to reduce suffering and celebrate the gift of life. Realizing early on how much misery is rooted in the fear of death, Joan set an intention to be present for people going through the death and dying process. She became a pioneer in the field of end-of-life care and works in other areas where hope is scarce. She has served as a hospice caregiver and Buddhist teacher in conventional medical centers and other clinics in remote areas, such as the Himalayas, where she has worked with death row inmates and refugees. Joan`s work with dying people and their relatives as well as her efforts as a social and environmental activist have been recognized and awarded internationally. She is now present as we face collective fears of extinction and death of our social systems, our planetary ecologies, and our very notions of humanity in an age of machines. She is an artist, a prominent author of many books, a teacher, an abbot, and founder of the Nomad`s Clinic in Nepal. Most of all, though, Joan is living her Buddhist vision with everything she does. Apathy is not an enlightened path, she says. Instead, she advocates engaged Buddhism, social activism and, most of all, compassion as responses to the multifaceted crises we are confronted with today. Join us for an inspiring conversation with this renowned Buddhist teacher, compassionate caregiver, and social activist. **Please note special day and time for this call (Friday instead of Saturday).
“Climate and biodiversity loss could be nature's invitation to humanity to either fish or cut bait.” Here, Upaya friend and architect of the 2015 Paris Climate Agreement, Christiana Figueres delivers […]
In this warm talk, Sensei Kathie Fischer explores the classic Zen poem The Sandokai, translated at Upaya as “The Identity of Relative and Absolute”. Weaving through the history of Buddhist […]
What happens when three wise women get together? Just an incredible series of new, mind-blowing conversations, that's all. In this week's episode we are THRILLED to bring you an edited version of the AMAZING ten-part video series Uncertainty and Possibility -Meeting the Climate Future featuring Buddhist teacher, Roshi Joan Halifax; writer/activist Rebecca Solnit and of course, our own remarkable Christiana Figueres. Recorded by our friends at Upaya Zen Centre earlier this year while the three women were together in person, please do be sure to check out the full series in its entirety! During the course of these discussions, Roshi Joan, Rebecca and Christiana go deep on topics ranging from personal reflections on climate grief, to how to be present to the current climate reality, to how we can rewrite the current narrative of the anthropocene. We guarantee you will leave this conversations with a deepened understanding of the transformation, both personal and systemic, required to meet the challenges of the climate crisis. Huge thanks goes to the team at Upaya who recorded these interviews and kindly allowed us use of their audio, and to Roshi Joan Halifax, Rebecca Solnit and Christiana for the rich conversation. If the episode leaves you wanting to hear more from these wonderful women, you can download the previous Outrage + Optimisms episodes where Roshi Joan Halifax and Rebecca Solnit feature as guests. Please remember to send in your questions for the Listener mailbag episode we are doing at the end of October. Either submit through our social media channels or email: contact@globaloptimism.com NOTES AND RESOURCES Upaya Zen Centre Website | Instagram | Facebook Ten-part Video Series Video Series: Uncertainty and Possibility—Meeting the Climate Future - Upaya Zen Center GUESTS Roshi Joan Halifax Instagram | Twitter | Facebook | flickr Rebecca Solnit Website | Twitter Rebecca's organisation Not Too Late co-founded with Thelma Young Lutunatabua. Website Learn more about the Paris Agreement. It's official, we're a TED Audio Collective Podcast - Proof! Check out more podcasts from The TED Audio Collective Please follow us on social media! Twitter | Instagram | LinkedIn