POPULARITY
Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 26 April 2025Bacaan: "Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya. Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya." (2 Samuel 11: 2, 4) Renungan: Perhatikanlah, ketika seseorang tidak menyibukkan dirinya dan pikirannya untuk sesuatu yang benar, maka dia akan menyibukkan dirinya dan pikirannya dengan sesuatu yang tidak benar. Sebaliknya, perhatikan kata-kata orang bijak, "Maaf, saya tidak sempat memikirkan ajakan Anda untuk berbuat hal yang tidak benar, karena pikiran dan diri saya sibuk dengan hal-hal berguna." Kira-kira seperti itulah kaitannya perbuatan dosa yang dilakukan Daud yang diawali dari sotoh istana. Daud adalah seorang raja dari bangsa yang terbilang besar saat itu. Sebagai raja, Daud mempunyai kekuasaan atas apa saja di kerajaannya, termasuk kekuasaannya atas bawahannya, untuk menyuruh mereka maju berperang. Dikatakan bahwa pada waktu itu musim perang telah dimulai. Sementara pasukan bangsa Israel maju untuk berperang. Daud malah enak-enakan berada di istananya. Alkitab tidak menjelaskan apakah saat itu Daud sibuk untuk melakukan urusan di istananya, namun jelas dikatakan bahwa Daud sempat berjalan-jalan di atas sotoh istananya. Dari sotoh inilah dosa itu muncul. 2 Samuel 11:2 menjelaskan bahwa suatu kali pada waktu petang, yaitu ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, ia lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana. Dari sotoh itu Daud melihat seorang perempuan sedang mandi, yang dikatakan bahwa perempuan itu sangat elok rupanya. Sotoh sama artinya dengan atap atau pelataran atas rumah, di mana rumah, termasuk istana kerajaan orang Yahudi bentuknya datar, tidak lancıp. Kalau sotoh di rumah, biasanya difungsikan untuk menjemur jerami, sehingga menjadi biasa seorang perempuan bekerja di sotoh. Juga, bisa digunakan untuk merenung atau bermeditasi. Namun, apa pun itu fungsinya, baik di rumah maupun di istana, orang bisa berjalan-jalan di atas sotoh. Dijelaskan bahwa saat itu Daud sedang memanjakan dirinya dengan berjalan-jalan di sotoh, yang ternyata dosa menghampiri dirinya di sana. Tanpa sengaja, Daud melihat Batsyeba yang sedang mandi. Naluri kelaki-lakiannya muncul! Andai saja Daud bisa menguasai diri, maka penglihatan yang tidak disengaja ini tentu tidak akan menimbulkan perbuatan dosa. Namun, kita tahu bahwa akhirnya Daud berbuat dosa. Di satu sisi, terlalu sibuk bekerja sehingga kita melupakan istirahat dan kebutuhan rohani, itu tidak baik. Di sisi lain, terlalu santai juga tidak baik, karena biasanya orang yang santai akan tergoda dengan pikiran-pikiran yang tidak benar, apalagi jika ditambah dengan penglihatan yang tidak benar juga. Oleh sebab itu, kita tidak boleh terlalu bermalas-malasan. Kalau pun kita akan santai untuk beristirahat, tetaplah berusaha untuk selalu memikirkan hal-hal yang benar. Kita juga harus senantiasa mengisi kehidupan dengan berbagai macam kegiatan yang berguna. Jangan sampai sementara orang lain sibuk, kita malah malas. Ini berguna untuk menghindari atau mengalahkan datangnya godaan untuk berbuat dosa. Tuhan Yesus memberkati. Doa:Tuhan Yesus, mampukan aku untuk mengalahkan kemalasan dan untuk terus berpikir hal yang benar, sehingga aku tidak tergoda untuk berbuat dosa. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 8 April 2025Bacaan: Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf: "Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir." Sesudah itu Firaun menanggalkan cincin meterainya dari jarinya dan mengenakannya pada jari Yusuf; dipakaikannyalah kepada Yusuf pakaian dari pada kain halus dan digantungkannya kalung emas pada lehernya." (Kejadian 41:41-42) Renungan: Pada awalnya fungsi dari labirin adalah untuk memenjarakan seekor monster yang bernama Minotaurus, monster yang akhirnya berhasil dikalahkan oleh seorang pahlawan bernama Theseus. Labirin ini sangat memusingkan bahkan sampai sang pencipta sendiri, Daedalus, nyaris tidak bisa keluar lagi ketika dia mencoba untuk memasukinya. Seiring dengan perkembangan zaman dan bercampurnya negara-negara dengan berbagai bahasanya, maka labirin bukan lagi hanya mengacu kepada sebuah tempat dari mitos Yunani tersebut, melainkan labirin di dalam bahasa Inggris menjadi sebuah sinonim dari kata "maze", yang berarti sebuah jalinan yang ruwet dan berliku. Pernahkah kita terjebak pada situasi yang sangat rumit, ruwet, memusingkan, dan sepertinya tiada akhir? Kita terasa seperti sedang berada di dalam sebuah labirin yang menyesatkan dan tanpa jalan keluar. Ke mana pun kita melangkah, yang ada hanyalah jalan buntu. Banyak orang yang sampai kepada situasi ini, dan pada akhirnya menyerah untuk terus berjuang dan berharap. Mereka pasrah pada nasibnya tanpa mau berusaha untuk membuat perubahan. Banyak juga yang pada akhirnya melakukan perbuatan tercela berupa upaya bunuh diri. Ingatlah bahwa situasi seperti ini bukan hanya kita yang mengalami. Pertanyaannya, apakah kita ingin menyerah atau bangkit untuk membuat perubahan besar dalam hidup kita? Apakah kita akan menjadi pecundang atau pemenang? Mari kita lihat pada kehidupan seseorang yang sangat terkenal di dalam Alkitab. Kita mungkin sering mendengar kisah hidup orang ini. Namun kali ini, mari kita renungkan baik-baik dan coba untuk aplikasikan ke dalam hidup kita. Orang itu adalah Yusuf, anak kesayangan ayahnya. Semua saudaranya membencinya, mereka membully dirinya, membuangnya ke dalam sumur, dan bahkan hendak membunuhnya. Namun akhirnya mereka memutuskan untuk menjualnya kepada orang Mesir. Di Mesir dia bekerja sebagai budak. Apakah kondisi ini masih kurang buruk? Ternyata memang masih kurang, karena selanjutnya dia difitnah bertindak mesum kepada nyonyanya. Dia di penjarakan. Sampai di sini coba kita tempatkan diri pada posisi Yusuf. Bagaimana kira-kira perasaan kita jika saudara kandung kita sendiri melakukan hal yang sangat jahat kepada kita? Singkat cerita, Yusuf tidak menyerah dan lihatlah akhir hidupnya, dia diangkat Tuhan ke atas puncak gunung tertinggi. Labirin macam apa yang ada di depan kita saat ini? Jangan menyerah! Hadapilah bersama Tuhan, maka Dia akan menuntun kita kepada jalan keluar dari semua kesesatan dan kebuntuan hidup kita, serta membawa kita kepada puncak kehidupan. Tuhan Yesus memberkati. Doa:Tuhan Yesus, aku menyerahkan diriku dan segala permasalahan yang aku hadapi ke dalam tangan-Mu, sebab tanpa-Mu aku tidak bisa menemukan jalan keluar. Amin. (Dod).
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Ade dan Joma dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yesaya 58: 9b-14; Mazmur tg 86: 1-2.3-4.5-6; Lukas 5: 27-32TUHAN MEMANGGIL ORANG BERDOSA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Tuhan MemanggilOrang Berdosa. Seorang ketua Stasi di sebuah Paroki pelosok bercerita tentangpengalamannya menghadapi umatnya. Ketika ia bertemu seseorang yang menurutpandangannya tidak ada masalah di antara mereka, atau yang tidak punya konfliktertentu, si ketua Stasi itu merasa sangat nyaman untuk bertemu muka danberbicara. Ia merasa tanpa beban sehingga ia tenang dalam berbicara. Ia denganleluasa memakai segala kemampuan komunikasinya sehingga lawan bicaranya betahdan nyaman. Berbeda sekali keadaannya ketika ia harus berhadapandengan orang yang sedang dirundung masalah, sakit, konflik batin, putus asa, cek-coksuami-istri, dan yang sedang bergumul dengan dosa. Sering ia kehilangan arahdan fokus untuk berbicara mulai dari mana atau harus memberikan solusi sepertiapa. Si Bapak tiga anak itu selalu dihantui rasa kurang percaya bahwa padangandan nasihatnya berpotensi tidak menjadi solusi bagi orang yang sedangbermasalah. Maka ia sering memilih menghindar kalau yang dihadapi adalahmasalah-masalah rumit dan serius. Ia sengaja membiarkan saja atau sekedarmenunda-nunda. Persoalan rasa tidak nyaman, takut, ragu atau beratmenghadapi persoalan pada diri saudara atau sesama merupakan masalah yang umum.Kita semua memiliki kelemahan ini, yaitu perasaan tidak mampu, kurangpersiapan, tidak berdaya, atau tidak punya pengalaman. Ini sangat berbeda dengankuasa Tuhan. Ia maha kuasa dan maha rahim. Ia campur tangan dan bereskan segalapersoalan, masalah dan sakit pada manusia dan dunia seluruhnya. Salah satutindakan-Nya ialah seperti dikisahkan dalam bacaan Injil yang baru saja kitadengar. Ia bukan Tuhan yang bermasalah, tetapi Tuhan yangmenghadapi masalah manusia dan dunia ini dan Ia membereskan. Terhadap pendosakelas kakap atau berat sekalipun, Tuhan tidak mundur atau takut. Kepada Levi sipemungut cukai dan setiap pendosa lain, tindakan Tuhan yang nyata ialahmemanggilnya. Selanjutnya, setelah mereka mendengar dan menyerahkan dirikepada-Nya, Tuhan rela masuk ke dalam rumahnya, ke dalam dirinya dan hidupbersamanya. Ia berkuasa untuk mengubah diri kita menjadi baru kembali. Iabahkan memilih dan mengangkat kita untuk menjadi putra-putri terkasih-Nya. Iamenjadikan kita murid-murid Putra-Nya Yesus Kristus. Di dalam masa PraPaskah ini, salah satu tugas kitamasing-masing dan bersama ialah mengenali dan menyesali dosa-dosa kita. NabiYesaya di dalam kitabnya meminta supaya kita sadar selalu atasperbuatan-perbuatan kita. Jika kita bersalah, harus kita akui. Jika kita benardan baik, harus kita akui juga. Pada saat Tuhan memanggil atau menjumpai kita,kita tidak bisa berkompromi atau berargumen lagi. Kita hanya bisa menerimapanggilan itu, mengikutinya, dan menyanggupi apa yang hendak ia inginkan darikita.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Allah yang rahim,kami ini orang berdosa maka terimalah pengakuan dan penyesalan kami. Baharuilahkami. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam namaBapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Salesian Don Bosco Gerak di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yesaya 58: 1-9a; Mazmur tg 51: 3-4.5-6a.18-19; Matius 9: 14-15WAKTU TEPAT UNTUK BERPUASA Renungan kita pada hari ini bertema: Waktu Tepat UntukBerpuasa. Ada percakapan seru antara suami dan istri mengenai pelaksanaan puasamereka. Suami berkata bahwa ia menyesali perbuatannya yang lupa akan janjipuasanya. Ia mestinya berpuasa makan makanan tertentu yang merupakankesukaannya, tetapi sudah untuk kesekian kalinya ia melanggarnya. Ia memilihuntuk curhat kepada istrinya tentang kesalahannya tersebut. Istri justru mengakui juga pelanggaran puasanya.Sebenarnya ia sudah memutuskan untuk puasa makanan tertentu dan berhenti darikebiasaan gosip. Tetapi sudah beberapa kali ia melanggarnya. Mereka berduaakhirnya memahami, bahwa mereka tidak konsisten dengan waktu untuk berpuasa.Mereka sadar kalau puasa mereka tidak beraturan, dan harus dicari waktu yanglain untuk menebus puasa yang telah diabaikan. Melanggar keteraturan waktu sehingga regularitas puasamenjadi terganggu adalah persoalan umum yang dilakukan banyak orang Katolik.Sebenarnya bukan hanya puasa yang teratur, tetapi juga soal kehadiran dalamMisa harian atau mingguan, doa novena, pengakuan dosa sering menjadi tidakteratur. Dosa umum manusia ialah tidak konsisten dengan yang rutin atau regulerdalam ungkapan imannya kepada Tuhan. Hal ini selalu terjadi dalam berpuasa dantindakan matiraga lainnya, terutama dalam masa Puasa ini. Tentang ketidak-konsistenan waktu untuk berpuasa ini jugamenjadi suatu persoalan tersendiri pada zaman-nya Yesus. Umat Yahudi yangmengikuti pola pikir dan jalan kerohanian para ahli taurat dan orang Farisi,menjalankan dengan sangat ketat aturan berpuasa. Salah satunya ialah waktuberpuasa yang harus dipatuhi. Waktu yang utama ialah hari Sabat. Sekiranyasuami dan istri tadi sangat merasa bersalah dan akhirnya terpukul karena tidakregulernya berpuasa, ini adalah persoalan yang diutarakan oleh nabi Yesayatentang Tuhan dan sesama yang dituntut untuk melihat dan mengapresiasi puasaseseorang. Persoalan yang sama juga diutarakan oleh murid-muridYohanes kepada Yesus, tentang murid-murid Yesus yang tidak berpuasa. Yesusmemberikan jawabannya, bahwa waktu yang benar dan tepat untuk berpuasa ialahpada waktu diri kita dalam kehampaan dan dosa. Berarti pada saat-saat ini,Tuhan dirasakan jauh atau bahkan tidak berada bersama kita. Kita merasaditinggalkan atau mungkin menjadi terhukum karena dosa-dosa kita. Bila kitamenjadikan keadaan ini sebagai puasa yang sebenarnya, kita berusaha sekuatkemampuan kita untuk menjauhkan diri dari dosa-dosa yang menyiksa. Jadi kitamesti berbuat untuk melampaui kebiasaan reguler untuk tidak makan sesuatu ataupantang melakukan sesuatu.Marilah kita berdoa. Ya Tuhan, semoga kami dapat membaharuidiri dengan benar dan tepat melalui puasa dan pantang kami. SalamMaria... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Justin Tasman dan Ronald Gunawan dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Ulangan 30: 15-20; Mazmur tg 1: 1-2.3.4.6; Lukas 9: 22-25KEHILANGAN NYAWA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Kehilangan Nyawa.Di sejumlah katakombe di dalam kota Roma dan sejumlah kota lain, ditemukanribuan bahkan jutaan makam kuno. Di situ dikuburkan orang-orang Kristen yangdibunuh oleh kekuasaan kerajaan Romawi yang tidak mengenal Allah. Mereka yangterbunuh, hanya sejumlah kecil yang dikenal namanya dan ditetapkan sebagaisanto dan santa martir. Sebagian besar tidak dikenal. Mereka semua mengalamiapa yang dikatakan di dalam kitab suci, yaitu kehilangan nyawa demi Injil dankarena iman mereka kepada Tuhan Yesus Kristus. Kita dapat menyebut beberapa di antaranya, yaitu SantaPerpetua dan Santa Felisitas, Santa Agata, Santo Kalistus, Santo Aleksander danSanto Vitalis, mereka adalah para martir di kota Roma, sekitar abad ke-1 dan 2Gereja Kristen. Kehilangan nyawa yang demikian ialah tentang pengorbanan dirikarena mengikuti jejak Kristus. Ini tentu saja tidak berkaitan dengankehilangan nyawa dalam banyak bentuk lainnya yang bukan berdasarkan alasanmengikuti jalan Yesus Kristus. Kehilangan nyawa karena Yesus Kristus merupakansuatu cara mencapai kesempurnaan dengan masuk ke dalam persyaratan yangditetapkan oleh Yesus Kristus bagi setiap pengikut-Nya. Dalam arti yang tegas, seseorang mengalami kematian tubuhjasmaninya, karena ia mempertahankan imannya kepada Kritsus dan kebenaran yangmenjiwai seluruh hidupnya. Yesus menjadi contoh bagi jenis kematian ini, yaitukarena Ia sendiri dihukum mati dan wafat di salib. Cara ini kemudian diikutioleh sejumlah besar pengikut Kristus hingga pada saat ini. Baru-baru ini adakabar tentang seorang imam misionaris di Afrika Barat, yang berjuangmempertahankan gereja dan umat di parokinya dari serangkan kaum pemberontak. Iarela mati demi Gereja, dan ia pantas digelari martir. Model kehilangan nyawaseperti ini terdapat di seluruh dunia. Dalam arti yang lebih luas dan spiritual, kehilangan nyawaadalah sebuah penyerahan diri sesungguhnya kepada Tuhan melalui kesalehan,matiraga, pelayanan, dan persekutuan hidup bakti. Yesus mengatakan hal inibukan saja kepada para murid yang mengikuti Dia, tetapi kepada kita semua.Perkawinan antara pria dan wanita menuntut supaya setiap orang kehilangan dirisendiri, dan harus menyatu dengan pasangannya. Di dalam hidup membiara danimamat, seseorang harus meninggalkan segala kesukaan diri sendiri, supaya menyatudengan semangat hidup biara dan sebagai imam. Hal ini adalah cara hidup dasardalam menjawab panggilan Tuhan kepada setiap pribadi kita. Bagaimanapun, jawaban yang tulus dan penuh tanggung jawabatas panggilan itu adalah sama dengan memilih berkat dan kehidupan, bukanmemilih kutuk, seperti yang ditekankan oleh Kitab Ulangan dalam bacaan pertamahari ini.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Allah kami,semoga kami rela dan bahagia dalam segala pengorbanan diri, demi keselamatankami. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa ...
Kebaktian 1 Minggu VII Sesudah Epifania GKP Jemaat BandungMinggu, 23 Februari 2025 pukul 07.00 WIBTema : "Menabur Benci Menambah Kegelapan, Menabur Cinta Menghadirkan Masa Depan"Bacaan Alkitab : Lukas 6 : 27-36Pelayan Firman : Pdt. Dr. Hariman A. Pattianakotta, M.Th.@GKP Bandung Februari 2025
Kebaktian 2 Minggu VII Sesudah Epifania GKP Jemaat BandungMinggu, 23 Februari 2025 pukul 09.30 WIBTema : "Menabur Benci Menambah Kegelapan, Menabur Cinta Menghadirkan Masa Depan"Bacaan Alkitab : Lukas 6 : 27-36Pelayan Firman : Pdt. Dr. Hariman A. Pattianakotta, M.Th.@GKP Bandung Februari 2025
Kebaktian 2 Minggu VI Sesudah Epifania GKP Jemaat BandungMinggu, 16 Februari 2025 pukul 09.30 WIBTema : "Inversi Bahagia : Rengkuhan Kristus Bagi Kaum Papa"Bacaan Alkitab : Lukas 6 : 17-26Pelayan Firman : Pdt. Dr. Magyolin C. Tuasuun. M.Th.@GKP Bandung Februari 2025
Kebaktian 2 Minggu V Sesudah Epifania GKP Jemaat BandungMinggu, 9 Februari 2025 pukul 09.30 WIBTema : "Menjadi Pembawa Kabar Baik Yang Mengandalkan Firman Tuhan"Bacaan Alkitab : Lukas 5 : 1-11Pelayan Firman : Pdt. Gumilar Kristianto, M.Si.GKP Bandung Februari 2025
Khotbah Kebaktian 1 Minggu V Sesudah Epifania GKP Jemaat BandungMinggu, 9 Februari 2025 pukul 07.00 WIBTema : "Menjadi Pembawa Kabar Baik Yang Mengandalkan Firman Tuhan"Bacaan Alkitab : Lukas 5 : 1-11Pelayan Firman : Pdt. Gumilar Kristianto, M.Si.@GKP Bandung Februari 2025
Kebaktian 1 Minggu IV Sesudah Epifania GKP Jemaat Bandung Minggu, 2 Februari 2025 pukul 07.00 WIB Tema : "Memberitakan Kabar Baik : Tugas Panggilan Pelayanan dan Tanggung Jawab Sosial Gereja" Bacaan Alkitab : Lukas 4:22-30 Pelayan Firman : Pdt. Fierdhaus Yohanes Nyman, M.Si. @GKP Bandung Februari 2025
Kebaktian 2 Minggu IV Sesudah Epifania GKP Jemaat Bandung Minggu, 2 Februari 2025 pukul 09.30 WIB Tema : "Memberitakan Kabar Baik : Tugas Panggilan Pelayanan dan Tanggung Jawab Sosial Gereja" Bacaan Alkitab : Lukas 4:22-30 Pelayan Firman : Pdt. Fierdhaus Yohanes Nyman, M.Si. @GKP Bandung Februari 2025
Kebaktian 1 Minggu III Sesudah Epifania GKP Jemaat Bandung Minggu, 26 Januari 2025 pukul 07.00 WIB Tema : "Menghayati Roh Yang Memampukan Untuk Mewujudkan Injil" Bacaan Alkitab : Lukas 4:14-21 Pelayan Firman : Pdt. Julia Sri Tanjung, S.Si. @GKP Bandung Januari 2025
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Andre dan Felicia dari Paroki Roh Kudus Surabaya di Keuskupan Surabaya, Indonesia. 1 Yohanes 5: 14-21; Mazmur tg 149: 1-2.3-4.5-6a.9b; Yohanes 3: 22-30 SUKACITAKU PENUH Tema renungan kita pada hari ini ialah: Sukacitaku Penuh. Bahasa kitab suci ini, “Sukacita penuh” tidak gampang dimengerti banyak orang. Paling kurang oleh pemuda desa, Darius, yang sehari-harinya sebagai tukang mebel. Ia bukan pemilik mebel, tapi sebagai tukang yang dibayar oleh pemilik mebel. Ia ikut ibadat di lingkungannya, dan di sana dibicarakan bersama tentang sukacita yang penuh, inspirasi dari kesaksian Yohanes Pembaptis tentang diri Yesus dari Nazareth, ketika Yohanes mencapai sebuah prestasi rohani, karena menjadikan Yesus Kristus sebagai mempelai laki-laki bagi semua orang yang mengharapkan keselamatan. Bagi Yohanes, sukacitanya menjadi penuh karena Yesus memenuhi dirinya. Ini dinyatakan dengan jelas di dalam bacaan Injil pada hari ini. Pemuda itu disadarkan dalam sharing bersama di lingkungan itu, bahwa setiap bentuk perjumpaan dengan Tuhan yang mencerahkan dan membaharui hidup manusia, itu adalah tanda sukacita yang penuh, atau suatu kepenuhan hidup. Lalu ia bercerita bahwa, sebagai tukang mebel ia sebenarnya mengalami kehadiran Tuhan dan itu adalah sukacita yang ia miliki, namun ia tidak menyadarinya. Lemari, kursi, rak, meja, bangku, dan perabot lainnya selalu laku terjual. Bahkan para pembeli selalu memberikan apresiasi bahwa kualitas produksi usaha mebel itu bagus. Sukacita tukang mebel penuh karena berangkat dari cinta, berbuat karena cinta, dan berbagi dalam cinta. Tuhan Allah adalah cinta, begitu kata penginjil Yohanes. Pekerjaannya adalah untuk kesejahteraan keluarganya sendiri, kebaikan perusahaan, dan pelayanannya kepada para konsumen. Jika semua itu terlaksana dengan semestinya, lahirlah sukacita itu. Tuhan memberkati semuanya. Jadi pengalaman sederhana ini membuka kesadaran kita bersama bahwa tiap-tiap orang perlu memiliki tanggung jawab dalam hidupnya untuk menciptakan terjadinya sukacita itu. Sama seperti Yohanes Pembaptis dan tukang mebel itu, kita mestinya tidak mengada-ada untuk mencari dan menciptakan strategi pencarian Tuhan Yesus Kristus. Tuhan sudah ada dalam diri kita, dalam diri sesama kita, dan dalam keberadaan lingkungan di sekitar kita. Kita cukup saja meningkatkan kesadaran, mensyukuri hidup tiap-tiap harinya, dan menjalankan tugas-tugas kita tiap hari atas nama cinta kasih, di situlah mengalir dan bertumbuhnya karunia sukacita. Jangan lupa satu hal ini: dalam setiap perbuatan dan kegiatan tugas-tugas kita, mintalah Tuhan Yesus untuk menemani dan usahakan supaya orang-orang yang bersama dengan kita atau mereka yang kita layani, mengetahui bahwa melalui perbuatan kita, mereka berjumpa dengan Tuhan. Di situ akan selalu ada pengalaman suka cita yang tidak dapat hilang bersama angin yang berlalu. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, berkatilah kami hari ini supaya kami menjadi sumber suka cita bagi orang lain. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Angelina Tanardi dari Paroki Kristus Raja di Keuskupan Jayapura, Indonesia. 1 Yohanes 5: 5-13; Mazmur tg 147: 12-13.14-15.19-20; Lukas 5: 12-16 MENGALAHKAN DUNIA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Mengalahkan Dunia. Ada seorang anak SD kelas 1 pulang dari sekolah dan langsung bertemu ibunya, ia berkata: “Ma, aku sudah bisa membaca dan menulis dengan cepat.” Ibu ingin mengetes apakah anaknya benar atau belum. Lalu ibu meminta anaknya untuk membaca satu dua kata yang ditulisnya dalam selembar kertas. Anak juga diminta untuk menulis kembali kata-kata itu. Ternyata benar, ia sudah bisa membaca dan menulis dengan cepat. Sang ibu menjadi percaya dengan kemajuan anaknya. Pengalaman sederhana anak SD kelas 1 itu merupakan satu contoh kemampuan mengalahkan dunia. Di dalam dunia ini berkumpullah aneka macam kesulitan seperti kebodohan, kemalasan, kebosanan, kejahatan, sakit, derita, kebohongan dan lain sebagainya. Anak SD itu paling kurang sudah menempuh satu langkah maju, yaitu menang melawan dunia iliterasi, alias buta huruf. Pengalaman kecil itu membukakan kita sebuah cakrawala kesempatan dan pengalaman untuk mencapai kemajuan demi kemajuan dalam mengalahkan berbagai kesulitan, supaya hidup kita dapat melewati aneka tantangan dan halangan, dan akhirnya mencapai tujuan yang diharapkan. Tuhan sebenarnya punya rencana untuk mengalahkan dunia, yaitu sejak manusia jatuh pertama kali ke dalam dosa, yang akibatnya ialah seluruh isi dunia, termasuk pribadi-pribadi manusia terkena virus dosa. Rencana Tuhan itu disebut rencana keselamatan. Realisasi rencana itu sudah nyata, yaitu terjadinya inkarnasi yang ditandai dengan peristiwa besar kelahiran Yesus Kristus, yang baru saja kita rayakan peringatannya. Latar belakang dasar dan besar inilah yang selalu menjadi pegangan kita untuk setiap usaha atau proyek kita dalam mengalahkan dunia. Setiap kita atau keluarga dan kelompok telah mendapatkan kekuatan perutusan dari Yesus Kristus untuk mengalahkan dunia. Hal itu dikatakan dengan jelas oleh surat pertama Santo Yohanes pada hari ini, yaitu “Orang yang mengalahkan dunia adalah dia yang percaya pada Yesus sebagai Anak Allah”. Yesus sendiri sudah buktikan itu dalam setiap perkataan dan perbuatan-Nya, misalnya yang Ia lakukan dengan mengalahkan sakit kusta, sehingga penderita itu menjadi tahir. Seorang kepala sekolah berhasil disiplinkan beberapa gurunya yang melanggar aturan, ia kalahkan dunia kecurangan di sekolah yang dilakukan oleh oknum guru tertentu. Seorang wartawan kalahkan arus kebohongan yang berembus kuat oleh sebagian anggota masyarakat, dengan memberitakan kebenaran fakta suatu peristiwa. Setiap dari kita mampu mengalahkan dunia melalui pekerjaan dan profesi kita, dan yang sangat dibutuhkan ialah kemauan dan eksekusinya. Marilah kita berdoa. Dalam nama... Ya Tuhan, semoga kami semakin menjadi jujur dan tulus dalam perkataan dan tindakan. Bapa kami... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan olah Juan dan Loly dari Paroki Maria Bunda Tak Bercela Orong di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 1 Yohanes 4: 19 - 5: 4; Mazmur tg 72: 1-2.14.15bc.17; Lukas 4: 14-22a PADA HARI INI DIGENAPILAH KITAB SUCI Renungan kita pada hari ini bertema: Pada Hari Ini Digenapilah Kitab Suci. Banyak di antara kita mengakui kalau mereka sulit mengerti dan menghafal isi kitab suci. Ada seorang bapak berusia 70 tahun berkata bahwa ia sudah membaca kitab suci baik perjanjian lama maupun baru sejak masih di SD. Namun ia tidak mengerti hampir semua isinya, dan ia hanya menghafal dua ayatnya. Yang pertama ialah “Sarungkanlah pedangmu itu” di dalam Injil menurut Yohanes 18,11; dan yang kedua ialah ketika Yesus wafat di atas salib dan berkata terakhir kalinya: “Selesai sudah” dalam Injil menurut Yohanes 19,30. Keadaan bapak 70 tahun ini tidak jauh berbeda dengan kebanyakan umat beriman. Sebagian besar anggota Gereja berkata bahwa menghidupi atau menghayati kitab suci seperti mengampuni sesama, berdoa yang tekun, menjunjung tinggi nama Tuhan, dan melayani sesama, jauh lebih mudah dibandingkan dengan mengerti dan menghafal isi kitab suci. Sebagian lagi mempunyai pandangan bahwa lebih baik mereka yang punya pendidikan teologi dan kitab suci, yang berperan untuk mengajarkan dan memberikan pencerahan tentang isi kitab suci. Sedangkan umat kebanyakan cukup mendengarkan dan dibuat mengerti melalui proses pengajaran tersebut. Masih banyak lagi kisah dengan aneka situasinya tentang usaha membuat kitab suci menjadi bagian dari langkah hidup kita setiap hari. Jadi sebenarnya keadaan secara umum dalam kaitan bermanfaatnya kitab suci bagi hidup mereka, terletak pada pemahaman yang kurang diperhatikan di satu pihak, dan penghayatan dalam hidup nyata yang lebih muda di pihak lainnya. Perbedaan ini sangat terasa, ketika misalnya sebuah keluarga didatangi oleh para tetangga untuk ibadat lingkungan basis. Tuan rumah sangat ramah dan dikenal sangat bermurah hati. Kepada tetangganya itu, ia mengakui bahwa kitab suci yang dipajang di lemari tidak pernah dibuka sejak dibeli dua tahun lalu. Baginya lebih mudah mendengarkan homili pastor di gereja, daripada membaca sendiri di rumah. Keadaan seperti ini adalah kenyataan di banyak keluarga dan komunitas kita. Maka terhadap situasi ini, tema renungan kita hari ini ingin menegaskan sebuah komitmen: setiap hari diusahakan supaya ada penggenapan kitab suci kepada tiap-tiap orang dalam keluarga dan komunitas kita. Yesus membuka dan membaca kitab suci, dan ini merupakan dorongan bagi kita untuk melakukan yang sama. Kepada mereka yang punya kesempatan dan kemampuan untuk melakukannya, hendaknya melakukan itu dengan suka cita. Ada juga orang-orang mendengarkan yang dibaca atau diwartakan. Mereka yang punya kesempatan dan kemampuan, diusahakan supaya melakukannya. Yang penting ialah jangan sampai tidak melakukan kedua-duanya, maka tidak terjadi sama sekali penggenapan kitab suci di dalam hidup mereka. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus, buatlah kami tekun dengan Sabda-Mu, maka kami digenapi oleh firman-Mu. Salam Maria... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Florensia dari Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Wae Kesambi, Labuan Bajo, di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 1 Yohanes 4: 11-18; Mazmur tg 72: 1-2.10-11.12-13; Markus 6: 45-52 MELIHAT TUHAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Melihat Tuhan. Untuk orang-orang yang hidup dalam zaman yang sama, melihat Tuhan atau melihat Yesus merupakan sebuah kenyataan. Sedangkan masa setelah Yesus bangkit dan naik ke surga, bukan lagi melihat Tuhan dengan mata fisik, tetapi dengan mata rohani dan iman. Atas keterbatasan tersebut, Yesus meninggalkan ajaran-ajaran untuk memperkuat mata iman dan rohani, sehingga ketika orang-orang beriman mengalami perjumpaan dan melihat Tuhan, mereka tidak memakai indra matanya tetapi hati dan budinya. Salah satu cara melihat Tuhan dengan memakai kemampuan bukan indra mata ialah seperti yang terjadi dengan seorang anak kecil yang ingin melihat Tuhan. Ia bertanya kepada ibunya, “Ma, Tuhan itu seperti apa?” Ibunya agak bingung untuk menjawabnya. Kemudian ia menemukan jawabannya. Ia menarik anaknya mendekat, dan memeluknya erat-erat penuh kasih sayang. Lalu ia berkata kepada anaknya: “Tuhan yang kamu ingin lihat, adalah seperti itu.” Anak itu langsung mengerti, karena terbentuk kesadaran imannya bahwa Tuhan yang ia percayai adalah Dia yang memiliki segala kebaikan dan kasih sayang, dan ia alami itu melalui orang tuanya. Apa yang diperlihatkan oleh ibu dan anak itu adalah sebuah pemaknaan Tuhan sangat konkret, yang menurut Surat Yohanes yang pertama sebagai bacaan pertama hari ini, Tuhan Allah adalah kasih. Kitab suci mengajarkan tentang ini, demikian juga ajaran para Bapa Gereja dan seterusnya pengajaran-pengajaran di dalam Gereja. Sepuluh perintah Allah berisi satu hukum saja, yaitu cinta kasih, yang diwujudkan oleh setiap orang beriman kepada Tuhan dan sesamanya. Dengan lebih konkret, santo Yohanes menjelaskan bahwa kita tidak perlu risau atau terlalu mengada-ada untuk mencari Tuhan, bahkan dengan berbagai pengorbanan yang dilakukan. Cara kita melihat Tuhan, menurut dia ialah dengan berbuat kasih. Di dalam satu perbuatan kasih, misalnya mendengarkan dan memahami orang yang sedang berbicara kepada kita, yang dirasakan oleh orang-orang yang terlibat adalah sebuah kehadiran yang menguntungkan. Pihak yang berbicara dan mendengar saling menikmati keuntungannya. Mereka saling memperhatikan sama sekali tidak menjadi ancaman atau pengganggu bagi yang lainnya. Yesus yang tampak berjalan di atas air dan hadir di tengah para rasul-Nya adalah seorang yang memberikan rasa nyaman, tenang, dan damai. Bahkan Ia menjamin supaya para pengikut-Nya itu tidak usah takut. Perbuatan kasih kita mestinya bukan sebagai hal yang mengkuatirkan, mencurigakan atau menakutkan. Sebaliknya perbuatan kasih kita harus membawa keuntungan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah, penuhilah diri kami dengan iman yang kuat, supaya kami mampu menjalankan kehendak-Mu. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh John dan Christin dari Paroki Katedral Roh Kudus Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 1 Yohanes 4: 7-10; Mazmur tg 72: 1-2.3-4b.7-8; Markus 6: 34-44 KAMU HARUS MEMBERI MEREKA MAKAN Renungan kita pada hari ini bertema: Kamu Harus Memberi Mereka Makan. Di dalam doa “Bapa Kami', bagian kedua berupa permohonan, diawali dengan permintaan supaya Tuhan Allah memberikan makanan untuk kehidupan manusia pada saat ini, hari ini. Waktu sekarang atau hari ini adalah sebuah kenyataan, sebuah kehidupan yang sedang terjadi. Maka kebutuhan makanan untuk hari ini adalah konkret, yang mau tidak mau dipenuhi jika manusia tidak terancam bahaya kelaparan dan kematian. Ada seorang anak SD kelas 1 berdoa “Bapa kami” dan pada bagian permohonan “rezeki pada hari ini”, ia menggantikannya menjadi “berikan Papaku uang yang banyak”. Lalu ia pergi kepada Bapaknya dan melaporkan kalau ia berdoa supaya Tuhan Allah memberikan uang yang banyak kepada Bapaknya. Di malam harinya ketika Bapak pulang kerja, anak itu dihadiahi satu mobil-mobilan, yang sudah dimintanya beberapa kali. Bapaknya mendapatkan bonus dari pekerjaan yang mendatangkan keuntungan besar bagi perusahaan. Dari rezeki itu, ia membelikan hadiah bagi anaknya. Tuhan Yesus mengajarkan doa-Nya sendiri kepada kita, yang salah satu maksudnya ialah akses kita kepada Bapa menjadi langsung, demi mendapatkan apa yang kita minta. Pada waktu terjadi di pandang gurun di mana ribuan orang yang kelaparan setelah mendengarkan pengajaran Yesus, harus mendapatkan makanan pada saat itu juga. Yesus menghendaki supaya mereka harus mendapatkan akses langsung atas makanan yang diperlukannya. Sebuah campur tangan langsung demi menyediakan sebuah akses langsung terhadap makanan, merupakan kondisi-kondisi dasar untuk pemenuhan kebutuhan saat ini juga. Tuhan sangat bijaksana dalam menghadirkan sesama bagi kita: anggota keluarga sendiri, teman, kenalan, sahabat dan sesama umat manusia bahkan cakupannya cukup melalui media sosial. Network dalam dunia media massa dan sosial, menjadikan kita semua sebagai sesama dalam waktu dan tempat yang mudah dijangkau. Dalam konteks ini, sangat berlaku perintah Yesus pada hari ini: “Kamu harus memberi mereka makan” sanggup membangunkan kesadaran iman dan moral setiap orang untuk langsung menyediakan makanan bagi orang-orang yang membutuhkannya. Media-media yang menjadi instrumen penting untuk terjadinya interaksi antar manusia tersebut, selayaknya memegang prinsip bahwa peran mereka adalah menjadi tangan Tuhan. Allah adalah kasih, seperti yang diwartakan oleh Surat Pertama Yohanes, adalah terang yang menuntun pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan media-media, terutama dalam menyediakan akses langsung kebutuhan makanan pada hari ini bagi orang-orang yang membutuhkan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, jadikanlah kami saluran kasih-Mu kepada orang yang berkekurangan. Kemuliaan kepada Bapa ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Makrina dan Kristanti dari Paroki Katedral Roh Kudus Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 1 Yohanes 3: 22 - 4: 6; Mazmur tg 2: 7-8.10-11; Matius 4: 12-17.23-25 DUA JEMPOL UNTUK YESUS Renungan kita pada hari ini bertema: Dua Jempol Untuk Yesus. Ada satu pasangan lansia, kakek dan nenek, berbelanja di toko pakaian. Mereka membeli dua kaos seragam untuk masing-masing. Dua kaos itu berwarna hitam dan bagian depannya bergambar dua jempol berwarna putih dengan gambar dasar ialah wajah Tuhan Yesus. Pada waktu acara tahun baru bersama keluarga besar mereka berdua kompak memakai kaos baru tersebut. Semua orang, terutama cucu-cucunya, sangat senang dengan gaya kakek dan nenek. Satu persatu mereka bertanya alasan kakek dan nenek memakai kaos seragam. Kakek menjelaskan bahwa setiap saat dalam tahun baru ini, kita akan tetap memberi dua jempol kepada Tuhan Yesus. Pemberian jempol harus kompak, secara bersama-sama, dan tidak boleh kadang-kadang, tetapi terus menerus. Apa pun bentuk kepalsuan yang ingin menyesatkan kita dari iman kepada Tuhan Yesus harus dapat kita kalahkan. Penjelasan dan nasihat kekek diterima dengan semangat oleh semua orang dalam keluarga. Kalau ada nabi palsu yang muncul dan pergi, lalu ada diskusi tentangnya, itu dapat kita kategorikan sebagai selingan yang bisa kita terima atau tidak. Di dunia ini ada begitu banyak penyesatan dan pengaruh jahat yang tidak pernah berhenti mengganggu orang-orang beriman. Namun, Tuhan juga tidak pernah tidur. Ia senantiasa menjaga dan menyertai kita dengan Roh Kudus-Nya. Dengan kata lain, menurut Surat Pertama Yohanes dalam bacaan pertama hari ini, setiap kebenaran dalam kehidupan orang beriman, lahir dari Tuhan. Kebenaran yang datang dari Tuhan adalah mutlak dan tidak dapat diubah. Yesus Kristus telah lahir lebih dari 2000 tahun lalu, dan tidak bisa ada Yesus Kristus yang lain lagi. Semua orang yang muncul setelah Yesus tidak dapat menggantikan posisi Yesus sebagai Tuhan dan Mesias. Nabi yang terakhir ialah Yohanes Pembaptis dan setelah dia adalah Yesus. Yesus Kristus sebagai Tuhan dan penentu sejarah dunia ini memang tidak terbantahkan. Sejarah alam semesta dan dunia ini terbagi dalam dua periode utama, yaitu sebelum Yesus dan setelah Yesus. Maka kita akan kembali terus menerus untuk menjadikan firman Tuhan yang diwartakan dalam Injil hari ini, yaitu Kerajaan Allah ada bersama kita, sebagai pokok kehidupan kita. Kesaksian Yohanes Pembaptis tentang Yesus Kristus, bahwa Yesus adalah Tuhan dan Anak Allah merupakan pegangan kita yang utama. Dari-Nya lahir semua kebenaran yang dunia ikuti dan setiap orang yakini. Meskipun dunia ini akan selalu memunculkan penemuan dan perkembangan baru, semua itu akan selalu dihubungkan dengan kebenaran Tuhan Yesus Kristus. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Yesus, jadikanlah kami umat-Mu yang setia dan teguh pada kebenaran dari-Mu. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Retty dan John dari Paroki Katedral Roh Kudus Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 1 Yohanes 2: 22-28; Mazmur tg 98: 1.2-3ab.3cd-4; Yohanes 1: 19-28 TETAP SEBAGAI ORANG-NYA YESUS KRISTUS Tema renungan kita pada hari ini ialah: Tetap Sebagai Orang-nya Yesus Kristus. Kedua orang kudus yang kita peringati hari ini adalah para bapa Gereja, orang-orang cendekia Gereja yang sangat berjasa dalam memperkuat misi Gereja di daerah Asia Minor, yang sekarang Turki dan sekitarnya. Mereka berdua adalah contoh wajah dan tubuh Kristus di daerah Timur Tengah dan sebagian wilayah Eropa Timur. Sepanjang tahun ini kita akan dihadapkan oleh sebuah tantangan, dalam bentuk pertanyaan: “Siapakah engkau?”. Pertanyaan ini ialah yang ditanyakan oleh orang-orang kepada Yohanes Pembaptis soal identitasnya. Mereka sangat repot kalau ada orang begitu terkenal dan dipandang nabi, terutama pandangan mereka bahwa Mesias akan datang, atau nabi Elia yang suci itu bangkit lagi. Kesaksian Yohanes membuat mereka heran, takut, penasaran, kesal, marah, dan tertantang. Kalau selanjutnya kita sering atau selalu dihadapkan pada pertanyaan itu, apa kiranya jawaban kita yang terbaik? Semoga kita menoleh untuk melihat kedua santo tadi, Basilius dan Gregorius yang menjadi wajah dan pribadi Kristus di tempat mereka berkarya. Pandangan kita bisa lebih jauh lagi ke belakang, ada santo Paulus yang pandai, bijak dan berani. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma (12,5) dan surat pertama kepada jemaat di Korintus (1Kor 12,13), ia menulis: “Saya adalah salah satu anggota tubuh Krisus”. Pernyataan terkenal ini pantas menjadi pegangan kita di awal tahun 2025 ini, di mana dan kapanpun, kita adalah orang-orang-nya Yesus Kristus. Kalau itu adalah jawaban yang dapat dianggap umum, mestinya ada juga jawaban oleh setiap pribadi kita. Kita dibantu oleh Santo Yohanes dalam suratnya yang pertama, yang berkata bahwa sebagai orang-orang-nya Yesus Kristus, kita berkewajiban untuk tinggal di dalam Putra dan di dalam Bapa. Biarpun ada berbagai godaan, tantangan, dan ancaman, prinsip kita tetap sama, yaitu tinggal di dalam Tuhan. Biar badai, hujan, dan bencana silih berganti, iman dan pegangan kita kepada Tuhan tidak akan berubah. Kepada setiap pribadi kita juga, memberikan kesaksian yang sesungguhnya dan benar tentang Tuhan yang kita miliki, merupakan satu aspek dasar sebagai murid-murid Tuhan. Kita memiliki kewajiban untuk mewartakan diri Tuhan yang sesungguhnya, meskipun kita tahu dunia dan sekitarnya tidak gampang memahami dan menerimanya. Kita juga perlu menyampaikan kebaikan dan kasih Tuhan tanpa lelah atau bosan. Selain itu, sikap pasif atau menutup diri saja sambil tidak mewartakan Tuhan merupakan penyakit yang mematikan iman. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Bapa maha murah, semoga saya mengenal diri saya di dalam Yesus Kristus dengan sempurna. Bapa kami... Dalam nama Bapa...
Hai Wonder Kids, kembali dalam renungan anak GKY Mangga besar. Judul renungan hari ini adalah MENGHADAPI BADAI Mari kita membaca Firman Tuhan dari: ROMA 8:18 - Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Wonder Kids, banyak kemenangan terbesarmu bersama TUHAN akan berasal dari badai yang kamu hadapi, jika kamu menghadapinya bersama dengan TUHAN. Contohnya, ketika murid-murid Yesus sedang ada di Danau Galilea, mereka menghadapi badai yang hebat sehingga mereka pikir sebentar lagi bakal mati deh. Tapi Yesus hanya memberi perintah yang singkat kepada badai, dan saat itu juga badai berhenti dan angin ribut menjadi tenang. Para murid Yesus tidak bisa melupakan peristiwa itu. Jadi ketika mereka harus menghadapi badai yang lain berupa dipenjara, dipukul dan dianiaya, mereka tidak akan berhenti mengabarkan Injil tentang Yesus. Kenapa? Karena mereka tahu bahwa TUHAN lebih berkuasa dari badai apapun juga. Yuk, kita baca KISAH PARA RASUL 5: 40-42 yang menuliskan ini “Mereka memanggil rasul-rasul itu, lalu menyesah mereka dan melarang mereka mengajar dalam nama Yesus. Sesudah itu mereka dilepaskan. Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus. Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumah-rumah orang dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias”. Wonder Kids, seandainya kamu menghadapi badai yang terlalu besar untuk kamu tanggung sendiri, serahkan kepada Yesus. Serahkan ketakutan, kepahitan, kekuatiran, dan kesedihanmu kepada TUHAN. Ijinkan TUHAN menenangkan badaimu dan ijinkan TUHAN memakaimu untuk menceritakan tentang Tuhan Yesus kepada orang lain. Mari kita berdoa. Tuhan Yesus, ada saatnya ketika aku merasa kuatir dan takut, tapi aku mau percaya kepada-Mu untuk menolongku melewati badai apapun juga. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa, Amin. Wonder Kids, HARI INI, PERCAYALAH KEPADA TUHAN DALAM BADAI APAPUN JUGA. Tuhan Yesus memberkati.
Kebaktian Syukur dan Perayaan HUT ke-90 GKP Pelayanan Perjamuan Kudus Peneguhan Pengurus PDST 2024-2028 Minggu XXVI Sesudah Pentakosta GKP Jemaat Bandung Minggu, 17 November 2024 pukul 08.00 WIB Tema : "Sinergi Dalam Kemajemukan Untuk Kemajuan dan Pertumbuhan Gereja Kristen Pasundan" Bacaan Alkitab : 1 Korintus 3: 1-9 Pelayan Firman : Pdt. Gumilar Kristianto, M.Si. @GKP Bandung November 2024
Kebaktian 1 Minggu XXV Sesudah Pentakosta GKP Jemaat Bandung Minggu, 10 November 2024 pukul 07.00 WIB Tema : "Sinergi Dalam Kebaikan : Memberikan Yang Terbaik Untuk Tuhan" Bacaan Alkitab : 1 Tawarikh 29 :1 - 9 Pelayan Firman : Pdt. Fierdhaus Y. Nyman, M.Si. @GKP Bandung November 2024
Kebaktian 1 Minggu XXIV Sesudah Pentakosta GKP Jemaat Bandung Minggu, 3 November 2024 pukul 07.00 WIB Tema : "Satu Hati, Satu Suara, Memuliakan Allah" Bacaan Alkitab : Roma 15:1-13 Pelayan Firman : Pdt. Anna Savira S.Th. @GKP Bandung November 2024
Kebaktian 2 Minggu XXIV Sesudah Pentakosta GKP Jemaat Bandung Minggu, 3 November 2024 pukul 09.30 WIB Tema : "Satu Hati, Satu Suara, Memuliakan Allah" Bacaan Alkitab : Roma 15:1-13 Pelayan Firman : Pdt. Lidya Wardhani S.Si. @GKP Bandung November 2024
Kebaktian 1 Minggu XXI Sesudah Pentakosta GKP Jemaat Bandung Minggu, 13 Oktober 2024 pukul 07.00 WIB Tema : "Ikutlah Aku" Bacaan Alkitab : Markus 10 : 17-31 Pelayan Firman : Pdt. Gumilar Kristianto, MSi. GKP Bandung Oktober 2024
Kebaktian 2 Minggu XXI Sesudah Pentakosta GKP Jemaat Bandung Minggu, 13 Oktober 2024 pukul 09.30 WIB Tema : "Ikutlah Aku" Bacaan Alkitab : Markus 10 : 17-31 Pelayan Firman : Pdt. Gumilar Kristianto, MSi. GKP Bandung Oktober 2024
Kembali lagi Pak Kucing buat ngebahas game gacha nih! Sesudah reschedule berkali-kali, akhirnya kekabul hajatnya buat bahas printilan game Hoyoverse yang sudah dua tahunan rilis ini! Apakah HSR bakal jadi hit or miss? Apakah bisa lanjut bikin ketagihan dan direkomendasikan ke teman-teman? Pantau saja di episode satu ini!
Kebaktian 1 Minggu XX Sesudah Pentakosta Hari Pekabaran Injil Indonesia (HPII) & Hari Perjamuan Kudus Sedunia (HPKD) GKP Jemaat Bandung Minggu, 6 Oktober 2024 pukul 07.00 WIB Tema : "Jadilah Yang Pertama dan Mau Melayani" Bacaan Alkitab : Markus 9 : 30-37 Pelayan Firman : Pdt. Fierdhaus Y. Nyman, M.Si. @GKP Bandung Oktober 2024
Kebaktian 2 Minggu XX Sesudah Pentakosta Hari Pekabaran Injil Indonesia (HPII) & Hari Perjamuan Kudus Sedunia (HPKD) GKP Jemaat Bandung Minggu, 6 Oktober 2024 pukul 09.30 WIB Tema : "Jadilah Yang Pertama dan Mau Melayani" Bacaan Alkitab : Markus 9 : 30-37 Pelayan Firman : Pdt. Fierdhaus Y. Nyman, M.Si. @GKP Bandung Oktober 2024
Khotbah Kebaktian 1 Minggu XIX Sesudah Pentakosta GKP Jemaat Bandung Minggu, 29 September 2024 pukul 07.00 WIB Tema : "Menjadi Garam = Berdamai Dengan Perbedaan" Bacaan Alkitab : Markus 9 : 38-50 Pelayan Firman : Pdt. Albert Naibaho, M.Si. @GKP Bandung September 2024
Kebaktian 2 Minggu XIX Sesudah Pentakosta GKP Jemaat Bandung Minggu, 29 September 2024 pukul 09.30 WIB Tema : "Menjadi Garam = Berdamai Dengan Perbedaan" Bacaan Alkitab : Markus 9 : 38-50 Pelayan Firman : Pdt. Titin Meryati Gultom, S.Si., Th.M. @GKP Bandung September 2024
Kebaktian 1 Minggu XVIII Sesudah Pentakosta GKP Jemaat Bandung Minggu, 22 September 2024 pukul 07.00 WIB Tema : "Bijak dan Berbudi dalam Hidup Beriman" Bacaan Alkitab : Markus 9 : 30 - 37 Pelayan Firman : Pdt. Budi Triadi Kaidun, S.Th. @GKP Bandung September 2024
Kebaktian Minggu XVI Sesudah Pentakosta GKP Jemaat Bandung Minggu, 8 September 2024 pukul 07.00 WIB Tema : "Kasih Yang Menerobos Sekat" Bacaan Alkitab : Markus 7: 24 - 37 Pelayan Firman : Pdt. Gumilar Kristianto, M.Si. @GKP Bandung September 2024
Kebaktian Minggu XVI Sesudah Pentakosta GKP Jemaat Bandung Minggu, 8 September 2024 pukul 09.30 WIB Tema : "Kasih Yang Menerobos Sekat" Bacaan Alkitab : Markus 7: 24 - 37 Pelayan Firman : Pdt. Gumilar Kristianto, M.Si. @GKP Bandung September 2024
Kebaktian 2 Minggu XV Sesudah Pentakosta GKP Jemaat Bandung Minggu, 1 September 2024 pukul 09.30 WIB Tema : "Lihat Ke Dalam Hatimu" Bacaan Alkitab : Markus 7: 1 - 23 Pelayan Firman : Pdt. Obertina Yohanis, M.Th. @GKP Bandung September 2024
Kebaktian 1 Minggu XV Sesudah Pentakosta GKP Jemaat Bandung Minggu, 1 September 2024 pukul 07.00 WIB Tema : "Lihat Ke Dalam Hatimu" Bacaan Alkitab : Markus 7: 1 - 23 Pelayan Firman : Pdt. Fierdhaus Y. Nyman, M.Si. GKP Bandung September 2024
Kebaktian 1 Bulan Budaya GKP Klasis Priangan Minggu XII Sesudah Pentakosta - Nuansa Budaya Batak Simalungun GKP Jemaat Bandung Minggu, 11 Agustus 2024 pukul 07.00 WIB Tema : "Akulah Roti Kehidupan" Bacaan Alkitab : Yohanes 6 : 35, 41-51 Pelayan Firman : Pdt. Gumilar Kristianto, M.Si. @GKP Bandung Agustus 2024
Khotbah Kebaktian 2 Bulan Budaya GKP Klasis Priangan Minggu XII Sesudah Pentakosta - Nuansa Budaya Batak Simalungun GKP Jemaat Bandung Minggu, 11 Agustus 2024 pukul 09.30 WIB Tema : "Akulah Roti Kehidupan" Bacaan Alkitab : Yohanes 6 : 35, 41-51 Pelayan Firman : Pdt. Gumilar Kristianto, M.Si. @GKP Bandung Agustus 2024
Kebaktian 1 Bulan Budaya GKP Klasis Priangan Minggu XI Sesudah Pentakosta - Nuansa Budaya Tionghoa GKP Jemaat Bandung Minggu, 4 Agustus 2024 pukul 07.00 WIB Tema : "Roti Yang Memberi Hidup dan Mengenyangkan" Bacaan Alkitab : Yohanes 6 : 25 - 34 Pelayan Firman : Pdt. Em. Drs. Agustria Empi, M.Min @GKP Bandung Agustus 2024
Sapaan Lansia GKP Jemaat Bandung Kamis, 1 Agustus 2024 Tema : "Peranan Kaum Lanjut Usia Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan Negara Republik Indonesia" Bahan Alkitab : Yohanes 8:31-36 Pelayan Firman : Pdt. Em. Engkih Gandakusumah, S.Th. @GKP Bandung Agustus 2024
Kebaktian 1 Minggu X Sesudah Pentakosta GKP Jemaat Bandung Minggu, 28 Juli 2024 pukul 07.00 WIB Tema : "Sampai Ke Tujuan" Bacaan Alkitab : Yohanes 6 : 1-21 Pelayan Firman : Pdt. Fierdhaus Yohanes Nyman, M.Si. @GKP Bandung Juli 2024
Kebaktian 2 Minggu X Sesudah Pentakosta GKP Jemaat Bandung Minggu, 28 Juli 2024 pukul 09.30 WIB Tema : "Sampai Ke Tujuan" Bacaan Alkitab : Yohanes 6 : 1-21 Pelayan Firman : Pdt. Fierdhaus Yohanes Nyman, M.Si. @GKP Bandung Juli 2024
Sesudah sekian lama menghilang, Pak Kucing kembali untuk menggemparkan dunia podcast! Tapi apakah judul mencerimkan isi konten? Dengerin aja, selama hampir satu jam kedepannya, Pak Kucing bakal obrol tentang hobi-hobi baru, freetalk santai, and many more!
Kebaktian 2 Minggu IX Setelah Pentakosta GKP Jemaat Bandung Minggu, 21 Juli 2024 pukul 09.30 WIB Tema : "Menolong, Bukan Karena Pamrih, Melainkan Karena Bersyukur KepadaNya" Bacaan Alkitab : Markus 6 : 30-34, 53-56 Pelayan Firman : Pdt. Em. Aam Ramelan Sairoen, S.Th. M.Min. GKP Bandung Juli 2024
Kebaktian 1 Minggu VIII Sesudah Pentakosta, Kebaktian Perjamuan Kudus - Hari Pekabaran Injil GKP 2024. GKP Jemaat Bandung Minggu, 14 Juli 2024 pukul 07.00 WIB Tema : "Memadukan Karunia Untuk Keadilan dan Pemberadaan" Bacaan Alkitab : Efesus 1 : 3-14 Pelayan Firman : Pdt. Johanes Simanjuntak, S.Si @GKP Bandung Juli 2024
Kebaktian 2 Minggu VIII Sesudah Pentakosta Kebaktian Perjamuan Kudus - Hari Pekabaran Injil GKP 2024 GKP Jemaat Bandung Minggu, 14 Juli 2024 pukul 09.30 WIB Tema : "Memadukan Karunia Untuk Keadilan dan Pemberadaan" Bacaan Alkitab : Efesus 1 : 3-14 Pelayan Firman : Pdt. Yayan Hariyanto Yahya, S.Si. GKP Bandung Juli 2024
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 11 Maret 2024 Bacaan: "Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang." (Amsal 14:30) Renungan: Suatu hari, warga kota Atena memberikan sebuah meja marmer yang bagus sekali dari Italia Selatan untuk dihadiahkan kepada Plato karena dia diangkat sebagai warga Atena yang terhormat. Plato sangat senang, lalu ia mengundang semua teman-temannya untuk berpesta merayakannya. Semua teman-temannya datang, makan dan minum. Saat pesta itu hampir selesai, datanglah seorang teman Plato yang juga adalah seorang filsuf, dengan sepatu yang kotor karena telah berjalan berkilo-kilo meter dari desanya. Dia berkata, "Saudara-saudara, saya sangat menghormati Plato. Saya tahu Plato diangkat menjadi anggota warga kota yang mulia dan terhormat, serta juga dihadiahi sebuah marmer yang begitu indah." Kemudian dia langsung melompat ke atas meja marmer itu dengan sepatu kotornya dan menginjak-injak meja itu, "Supaya Plato tidak sombong, maka saya harus menginjak-injak meja ini untuk mengingatkannya. Saya menginjak-injak kesombongan Plato." Sesudah itu, orang tersebut turun dari meja. Apakah benar Plato sombong karena diangkat menjadi warga Atena yang terhormat? Tentu tidak, dia hanya menyelenggarakan pesta untuk merayakannya bersama teman-temannya. Apabila kita di posisi Plato pada saat itu, pasti kita akan marah besar. Tetapi Plato hanya terdiam sejenak, lalu ia masuk ke kamar dan keluar dengan sebuah sapu, dan menyapu meja yang kotor itu. Kata Plato, "Kawanku yang agung, dengan persahabatan yang begitu hebat, kamu rela datang dari tempat yang begitu jauh untuk merayakan keunggulan kamu, aku sangat berterima kasih. Aku lebih berterima kasih lagi, karena kamu telah menginjak-injak kesombonganku, tetapi sekarang, aku harus menyapu iri hatimu." Iri hati dan sombong itu saudara sepupu, apabila ada yang mengatakan kepada kita berulang-ulang bahwa kita sombong, tetapi sebenarnya kita tidak berlaku sombong, berarti orang tersebut sudah mulai iri kepada kita. Kita tidak perlu iri hati dengan apa yang dimiliki orang lain, karena sebenarnya kita memiliki kelebihan tersendiri. Raja Saul seharusnya bisa menjadi lebih baik jika dia mau belajar dari kelebihan Daud. Namun karena dia iri hati terhadap Daud, dia tidak berkembang. Bahkan sejak hari itu Saul selalu merancang hal yang jahat terhadap Daud, sehingga roh jahat berkuasa atas Saul. Ketika timbul kebencian terhadap orang lain, maka roh jahat akan berkuasa atas diri kita, dan hal itu dapat menimbulkan keinginan untuk menyingkirkan orang yang kita benci dengan tindakan yang kejam, misalnya dengan membunuh. Untuk itu, mari belajar menerima kelebihan orang lain dengan lapang dada dan dengan rendah hati belajar darinya. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk selalu mengasah talenta yang telah Kau berikan, sehingga aku memiliki kelebihan tersendiri dan tidak iri kepada orang lain. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 12 Desember 2023 Bacaan: "Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf: "Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir." Sesudah itu Firaun menanggalkan cincin meterainya dari jarinya dan mengenakannya pada jari Yusuf; dipakaikannyalah kepada Yusuf pakaian dari pada kain halus dan digantungkannya kalung emas pada lehernya." (Kejadian 41:41-42) Renungan: Pernahkah kita terjebak pada situasi yang sangat rumit, ruwet, memusingkan, dan sepertinya tiada akhir? Kita merasa seperti sedang berada di dalam sebuah labirin yang menyesatkan dan tanpa jalan keluar. Ke mana pun kita melangkah, yang ada hanyalah jalan buntu. Banyak orang yang sampai kepada situasi ini, dan pada akhirnya menyerah untuk terus berjuang dan berharap. Mereka pasrah pada nasibnya tanpa mau berusaha untuk membuat perubahan. Banyak juga yang pada akhirnya melakukan perbuatan tercela dengan bunuh diri. Ingatlah bahwa situasi seperti ini bukan hanya kita yang mengalami. Pertanyaannya, apakah kita ingin menyerah atau bangkit untuk membuat perubahan besar dalam hidup kita? Apakah kita akan menjadi pecundang atau pemenang? Mari kita lihat kisah kehidupan seseorang yang sangat terkenal di dalam Alkitab. Orang itu adalah Yusuf, anak kesayangan ayahnya. Semua saudaranya membencinya, mereka membully dirinya, membuangnya ke dalam sumur, dan bahkan hendak membunuhnya. Namun akhirnya mereka memutuskan untuk menjualnya kepada orang Mesir. Di Mesir dia bekerja sebagai budak. Apakah kondisi ini masih kurang buruk? Ternyata memang masih kurang, karena selanjutnya dia difitnah bertindak mesum kepada nyonyanya. Dia di penjarakan. Sampai di sini coba kita tempatkan diri pada posisi Yusuf. Bagaimana kira-kira perasaan kita jika saudara kandung kita sendiri melakukan hal yang sangat jahat kepada kita? Singkat cerita, Yusuf tidak menyerah dan lihatlah akhir hidupnya, dia diangkat Tuhan ke atas puncak gunung tertinggi. Labirin macam apa yang ada di depan kita saat ini? Jangan menyerah! Hadapilah bersama Tuhan, maka Dia akan menuntun kita kepada jalan keluar dari semua kesesatan dan kebuntuan hidup kita, serta membawa kita kepada puncak kehidupan. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku menyerahkan diriku dan segala permasalahan yang aku hadapi pada-Mu, sebab tanpa-Mu aku tidak bisa menemukan jalan keluar. Amin. (Dod).
Joshua Marthio - "Demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia." Ibrani 9:28