Kumpulan kotbah Ibadah Hari Minggu Keluarga Epiphaneia Surakarta.✉ kelg.epiphaneia@outlook.com
Kirim pesan
TUHAN sudah menjanjikan Tanah Kanaan kepada keturunan Abraham, bahkan sebelum keturunan itu diberikan TUHAN kepadanya. Nyatanya, tanah yang dijanjikan itu bukanlah tanah kosong tak berpenghuni. Tanah itu didiami beberapa bangsa dengan kehidupan dan kebiasaannya masing-masing. Mengapa Tuhan menjanjikan tanah itu bahkan menyuruh Bangsa Israel menghabisi penduduknya? Dimanakah TUHAN yang Maha Pengasih itu? Tidak adilkah TUHAN yang menyatakan diri-Nya kepada Abraham, bahkan kepada jutaan manusia di Padang Gurun Sinai? Atau, adakah yang kita lewatkan dari apa yang telah dinyatakan TUHAN melalui hukum-hukum-Nya?Ev. Sri Umiyati P. dalam Ibadah Epiphaneia, 11 Mei 2025.Kirim pesan
Perjalanan dengan Tuhan, bukanlah perjalanan yang pasif atau membosankan. Ada kehidupan di dalamnya, ada firman dan tuntunan diberikan-Nya. Waktu yang Tuhan janjikan sebagai jawaban-Nya atas keluhan ke-10 pengintai Israel telah hampir usai, generasi yang padanya Tuhan murka karena tidak menghargai janji-Nya. Lalu, apakah generasi Israel yang baru ini layak menerima kegenapan janji Tuhan? Bagaimana dengan kita yang juga telah menerima penyataan Tuhan? Apakah kita sudah hidup berjalan tanpa keluhan sehingga dapat ikut masuk ke Tanah Perjanjian?Ibu Ev. Sri Umiyati P. dalam Ibadah Epiphaneia, 4 Mei 2025.Kirim pesan
Apakah dukacita yang amat membuat para murid lupa akan perkataan Tuhan Yesus, ataukah karena para murid lupa perkataan Yesus maka mereka berdukacita? Bagaimanapun, dalam dukacita karena Guru dan Sahabat yang mereka kasihi dan hormati baru saja dianiaya dan dibunuh, dan dalam ketakutan kalau-kalau mereka yang juga membunuh Yesus kemudian datang pada mereka, para murid tidak meninggalkan perintah Tuhan yang tertulis. Kesedihan mereka tidak membuat kasih dan kerja para murid bagi Tuhan luntur. Dan Tuhan memberikan hadiah bagi mereka yang menanti Dia; kegenapan perkataan-Nya tentang kegembiraan yang tidak dapat dirampas dari mereka yang menanti-Nya.Ev. Sri Umiyati P. dalam Ibadah Kebangkitan Tuhan Yesus, 20 April 2025.Kirim pesan
Banyak orang yang percaya kepada Yesus sebagai Mesias yang dinubuatkan dan beberapa kali Tuhan Yesus mengatakan kepada para murid dan orang-orang yang mengikuti dan mendengar ajaran-Nya bahwa Ia akan ditinggikan. Kita mungkin mengartikan ini sebagai kemuliaan yang diterima Yesus, namun mereka yang saat itu mendengar perkataan-Nya merasa heran dan beberapa terkejut. Adakah pengertian kita tentang Anak Manusia yang ditinggikan itu sama dengan arti perkataan Yesus?Ibu Ev. Sri Umiyati P. dalam Ibadah Jumat Agung Epiphaneia, 18 April 2025.Kirim pesan
Perbaraan yang disiapkan 250 pengikut Korah di depan pintu Kemah Pertemuan tetap tinggal dan menjadi kudus bagi Tuhan, meskipun tidak dengan 250 orang yang mempersembahkannya karena hidup mereka tidak kudus. Bagaimana dengan hidup kita? Jika kita berkata mau mempersembahkan hidup kita kepada Tuhan sebagai persembahan yang kudus dan hidup, apakah kita menjaganya tetap kudus sehingga layak dipersembahkan kepada Tuhan?Ibu Ev. Sri Umiyati P. dalam Ibadah Epiphaneia, 30 Maret 2025.Kirim pesan
Kirim pesan
Kisah yang gamblang tentang perjalanan bangsa Israel di padang gurun membantu kita untuk melihat perjalanan iman kita sendiri bersama Tuhan. Meskipun TUHAN hadir di tengah umat-Nya dan menunjukkan kekudusan-Nya, banyak yang terpilih untuk melayani-Nya justru merasa tidak puas dengan apa yang dikaruniakan-Nya. Seperti Korah dan para sekutunya, mereka lupa akan kebesaran, karya, dan kekudusan Tuhan yang telah dinyatakan-Nya di hadapan bangsa yang besar itu. Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga sering melupakan siapa Tuhan sehingga kita pun marah dan merasa posisi yang Tuhan berikan pada kita adalah salah?Ibu Ev. Sri Umiyati P. dalam Ibadah Epiphaniea, 2 Maret 2025.Kirim pesan
TUHAN tidak memandang bulu untuk siapapun menjadi bagian umat-Nya, bukan hanya orang Israel, namun setiap orang yang mau mendengarkan suara-Nya. Bukan hanya dalam Perjanjian Baru, namun sudah dinyatakan-Nya pada bangsa yang ditebus-Nya itu sejak Hukum Taurat diberikan-Nya. Maukah saudara mendengarkan panggilan-Nya?Ev. Sri Umiyati P. dalam Ibadah Epiphaneia, 23 Februari 2025.Kirim pesan
Setelah menolak tanah yang baik yang dijanjikan Tuhan pada mereka, Bangsa Israel menangis karena hukuman Tuhan datang. Mereka bergerak maju ingin merebut tanah itu, ingin melakukan firman Tuhan yang kemarin mereka hinakan. Namun apakah Tuhan masih berkenan? Mereka pikir mereka melakukan perkataan Tuhan, namun perkataan yang mana? Apakah firman itu masih jadi bagian mereka? Bagaimanakah seharusnya pertobatan dilakukan?Ev. Sri Umiyati P. dalam Ibadah Epiphaneia, 9 Februari 2025.Kirim pesan
Sebagai orang beriman, kita tahu dan percaya bahwa Tuhan mendengar. Namun sering kita tidak memperhatikan apa yang Tuhan dengar dan apakah Tuhan senang dengan yang didengarkan-Nya. Bagaimana kotbah kali ini menolong hidup dan perkataan kita berkenan didengar Tuhan?Ibu Ev. Sri Umiyati P. dalam Ibadah Epiphaneia, 2 Februari 2025.Kirim pesan
"Orang Kristen kan boleh saja berbuat dosa, karena sudah ada yang menanggung." Begitulah kira-kira pandangan beberapa orang tentang kekristenan. Mungkin karena sikap orang Kristen sendiri yang berbuat sesuka hati merasa sudah dikasihi. Padahal Bangsa Israel yang adalah umat pilihan Tuhan, yang menerima langsung penyataan Tuhan dari atas Gunung Sinai namun tidak menghargai Tuhan, pada mereka ada ganjaran. Jika umat-Nya saja tidak disayangkan-Nya, masihkah kita mau berbuat seenaknya?Ibu Ev. Sri Umiyati P. dalam Ibadah Epiphaneia, 19 Januari 2025.Kirim pesan
Kita sering mengatakan percaya pada janji Tuhan, bahkan banyak yang menuntut janji tergenapi. Namun apakah kita menyediakan waktu untuk merenungkan janji-janji Tuhan dan dengan teliti mempelajari kegenapannya? Siapakah yang dapat menikmati janji yang Tuhan telah berikan?Ev. Sri Umiyati P. dalam Ibadaha Epiphaneia, 12 Januari 2025.Kirim pesan
Taurat Tuhan memberi kita pengajaran bahwa akibat dosa bukanlah suatu hal yang ringan dan tidak dapat diselesaikan dalam sekejap mata, sehingga kita dapat mengerti betapa karunia yang Kristus berikan atas pengampunan dosa dan pemulihan. Siapapun dapat berbuat dosa, dan bagaimana kita belajar dari tokoh Alkitab berikut sehingga kita tidak main-main dengan anugerah yang Tuhan telah berikan?Ibu Ev. Sri Umiyati P. dalam Ibadah Epiphaneia, 5 Januari 2025.Kirim pesan
Melayani Tuhan tidak berarti lepas dari segala masalah hidup, masalah bahkan dapat datang dari tempat yang dekat. Namun orang yang benar tidak berdosa karena masalah itu, sebab orang yang percaya Tuhan tidak dipermalukan. Kali ini, kita akan merenungkan sikap Musa ketika menghadapi masalah dan bagaimana Tuhan sendiri yang membelanya. Apakah kita juga bisa hidup benar seperti yang Musa lakukan?Ev. Sri Umiyati P. dalam Ibadah Epiphaneia, 29 Desember 2024.Kirim pesan
Bukan matahari sumber terang itu, dan bahkan segala terang yang tercipta tidak dapat menerangi kegelapan hati manusia. Namun Terang yang sesungguhnya telah datang. Adakah kedatangan-Nya seperti manusia pada umumnya atau sudahkah ada tertulis tentang-Nya? Sudahkah Terang itu ada di dalam hidup saudara?Ev. Sri Umiyati P. dalam Ibadah Natal Epiphaneia, 25 Desember 2024.Kirim pesan
Tiang awan dan tiang api yang menjadi simbol penyertaan Tuhan bagi Bangsa Israel selama berjalan di padang gurun seringkali tidak dipedulikan mereka, dan mereka pun bersungut karena Tuhan mereka lupakan dan firman-Nya tidak mereka ingat. Namun bagaimana dengan kita sekarang yang sudah memiliki firman-Nya yang tertulis, bahkan Roh Kudus-Nya yang menuntun kita? Apakah kita pun juga tidak mempedulikan tuntunan-Nya?Ibu Ev. Sri Umiyati P. dalam Ibadah Epiphaneia, 22 Desember 2024.Kirim pesan
Dari Perjanjian Lama kita belajar bagaimana TUHAN memanggil Bangsa Israel dalam persekutuan dengan Dia, namun tidak semua orang Israel bergerak untuk menyambut panggilan TUHAN. Namun mereka yang rindu melihat Tuhan tidak akan diam, namun berusaha sekuat tenaga merespon panggilan-Nya. Dalam masa Adven ini, adakah kita merenungkan bagaimana kita menyambut Tuhan?Ev. Sri Umiyati P. dalam Ibadah Epiphaneia, 8 Desember 2024Kirim pesan
Sama seperti umat Israel harus dengar-dengaran mendengar suara nafiri, demikianlah semua orang benar harus dengar-dengaran mendengarkan suara panggilan surgawi. Sembari menanti sangkakala berbunyi, apa yang saudara lakukan untuk melatih diri mendengar panggilan Tuhan?Ibu Ev. Sri Umiyati P. dalam Ibadah Epiphaneia, 1 Desember 2024.Kirim pesan
Dalam Perjanjian Lama, TUHAN memberikan pekerjaan kepada para imam dan orang Lewi yang harus dikerjakan sesuai dengan tempat dan jabatan yang Tuhan berikan. Melakukan dengan gegabah berarti dosa, sehingga firman TUHAN harus diingat sungguh untuk dapat melakukan tugas pelayanan dengan benar. Bagaimana dengan pekerjaan pelayanan kita di masa anugerah ini?Ibu Ev. Sri Umiyati dalam Ibadah Epiphaneia, 3 November 2024.Kirim pesan
Keluhan Bangsa Israel selama di padang gurun sering kita bahas. Namun bagaimana dengan ketaatan mereka? Pernahkah saudara merenungkan kehidupan mereka setiap hari dengan TUHAN yang hadir di tengah-tengah mereka? Teladan apa yang dapat kita ambil dari pengaturan Tuhan atas Bangsa Israel di padang gurun?Ev. Sri Umiyati P. dalam Ibadah Epiphaneia, 27 Oktober 2024.Kirim pesan
TUHAN, Allah orang Israel, bukan hanya membebaskan mereka dari perbudakan Mesir -- suatu hal yang mustahil secara manusia -- namun juga memanggil mereka untuk beribadah kepada-Nya, menentukan hari-hari peringatan untuk merayakan pekerjaan-Nya. Waktu-waktu peringatan pekerjaan Tuhan dibuat-Nya tepat, bahkan untuk hari yang belum ada pun dibuat-Nya tepat. Percayakah saudara akan setiap perkataan Tuhan?Ev. Sri Umiyati P. dalam Ibadah Epiphaneia, 29 September 2024.Kirim pesan
TUHAN yang Mahabesar, yang menciptakan langit, bumi, dan seluruh isinya berkenan menyatakan diri-Nya sehingga manusia dapat mengenal-Nya. Dia menyatakan keberadaan-Nya yang mulia dan kudus, dan demikian menetapkan bagaimana manusia harus datang kepada-Nya sehingga mereka tidak mati. Bagaimana dari penyataan-Nya kepada Bangsa Israel di padang gurun kita dapat melihat kekudusan dan kemuliaan-Nya sehingga kita dapat datang dan hidup di hadirat-Nya?Ev. Sri Umiyati P. dalam Ibadah Epiphaneia, 22 September 2024.Kirim pesan
Kehidupan peribadatan Bangsa Israel di padang gurun mengajarkan kita banyak respon dan sikap manusia terhadap penyataan Tuhan. Upah pun Tuhan berikan kepada setiap orang sesuai dengan respon mereka kepada Tuhan. Tuhan menyatakan kemuliaan dan kekudusan-Nya baik kepada yang taat total, maupun kepada yang teledor; yang membedakan adalah yang taat dapat melihat kemuliaan Tuhan sebagai berkat, namun hukuman bagi yang teledor. Bagaimana dengan saudara? Sudahkah saudara memilih untuk taat?Ev. Sri Umiyati P. dalam Ibadah Epiphaneia, 8 September 2024.Kirim pesan
TUHAN membebaskan Bangsa Israel dari perbudakan Mesir untuk menjadikan mereka milik-Nya. Milik TUHAN yang taat dikuduskan-Nya dengan firman-Nya sehingga mereka dapat melihat kemuliaan Tuhan. Hal ini tidak berubah setelah Tuhan Yesus datang sebagai manusia, karena Dia sendiri mengatakan bahwa mereka yang suci hatinyalah yang dapat melihat Allah. Apakah kita sudah memberikan hati dan seluruh kehidupan kita disucikan oleh-Nya?Ibu Ev. Sri Umiyati P. dalam Ibadah Epiphaneia, 1 September 2024.Kirim pesan
Upah dosa adalah maut. Itulah yang telah difirmankan TUHAN kepada Adam sejak manusia diciptakan. Tuhan telah menyatakan kekudusan-Nya dan menghendaki mereka yang dipanggil-Nya untuk hidup kudus. Meski demikian, manusia pertama memilih untuk berdosa dan tidak ada korban apapun yang sempurna untuk menggantikan hukuman atas dosa itu. Namun karena karunia Tuhan yang besar, Dia memberikan diri-Nya menggantikan manusia menjadi korban sehingga manusia tidak mati dan dapat hidup untuk kemuliaan Tuhan. Masih main-mainkah kita dengan dosa?Ev. Sri Umiyati P. dalam Ibadah Epiphaneia, 25 Agustus 2024.Kirim pesan
TUHAN, Allah orang Israel telah menyatakan kemuliaan-Nya berulang kali di dalam awan. Bukan hanya dalam Perjanjian Baru saat Tuhan Yesus dibaptis Yohanes, namun juga dalam Perjanjian Lama ketika Bangsa Israel berkemah di Padang Gurun Sinai. Adakah arti dari penyataan Tuhan tersebut?Ev. Sri Umiyati P. dalam Ibadah Epiphaneia, 18 Agustus 2024.Kirim pesan
Memang sangat membosankan jika hanya membaca peraturan-peraturan Tuhan dalam pembuatan dan penentuan Kemah Suci. Namun jika kita mempelajarinya, kita dapat mengerti bagaimana TUHAN menyatakan diri-Nya sebagai Tuhan yang kudus, yang cermat, yang teratur. Bagaimanakah kita melayani Tuhan yang demikian? Mari kita belajar bersama menurut yang tertulis dalam Keluaran 38.Ibu Ev. Sri Umiyati P. dalam Ibadah Epiphaneia, 28 Juli 2024.Kirim pesan
Melanjutkan perenungan dari perintah Tuhan untuk mempersiapkan Kemah Suci dan segala peralatan ibadah kepada-Nya, bagaimana kita belajar untuk bekerja dan melayani Tuhan bukan dengan cara sendiri namun dengan cara dan ketentuan yang Tuhan berikan. Adakah kita alat bagi kemuliaan-Nya?Ev. Sri Umiyati P. dalam Ibadah Epiphaneia, 21 Juli 2024.Kirim pesan
Banyak orang Kristen yang mengatakan "Tuhan melihat hati." Namun apakah hanya hati yang Tuhan lihat dalam melayani Dia? Mari kita bersama melihat penyataan Tuhan akan kekudusan-Nya melalui firman-Nya akan tabut suci, dari semula Dia memerintahkan, pembuatannya, dan penyataan kekudusan-Nya berikutnya melalui keberadaan tabut itu.Ibu Ev. Sri Umiyati P. dalam Ibadah Epiphaneia, 14 Juli 2024.Kirim pesan
TUHAN, Allah orang Israel yang menyatakan diri-Nya di Padang Gurun Sinai kepada seluruh umat, TUHAN yang sama yang memperlihatkan kepada Musa detail kemah tempat ibadah kepada-Nya diselenggarakan. Begitu mahal, begitu rumit, begitu indah meski tidak seorangpun dari orang awam boleh masuk ke kemah itu. Bagaimana kita, yang dalam Perjanjian Baru dinyatakan sebagai Bait Suci Tuhan? Apakah kita juga menjaga hidup kita mahal, dengan detail yang indah, serta kudus untuk ibadah kita kepada Tuhan?Ev. Sri Umiyati P. dalam Ibadah Epiphaneia, 7 Juli 2024.Kirim pesan