POPULARITY
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Rini Sudarno dari Gereja Santo Ambrosius, Paroki Villa Melati Mas di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Kisah Para Rasul 5: 34-42; Mazmur tg 27: 1.4.13-14; Yohanes 6: 1-15.MENJADI ALATNYA TUHAN Renungan kita pada hari ini bertema: Menjadi AlatnyaTuhan. Pengalaman dan hidup beriman dalam semangat Paskah, tidak hanya untukmasa Paskah ini tetapi berguna selama hidup kita di dunia ini. KebangkitanYesus Kristus menjiwai seluruh hidup kita. Dalam periode ini Yesus tidak hadirsecara fisik di tengah-tengah kita, tidak seperti pernah dahulu Ia bersamadengan orang sezaman-Nya. Ia sudah berada di sisi kanan Bapa di surga, dan Iamenyertai kita setiap saat melalui Roh-Nya. Apakah yang mesti kita perbuat untuk membuat iman kitamenjadi mantap dan bertahan dalam semangat Paskah ini? Inspirasi bacaan-bacaanpada hari ini memberikan jawabannya, yaitu supaya kita menjadi alat-alat-nyaTuhan. Pelayanan Yesus Kristus melalui Gereja sebagai lembaga tetap berlangsunghingga saat ini, yang sasaran utamanya ialah kawanan umat manusia yang ada disekeliling kita. Boleh jadi mereka itu adalah saudara dan teman sendiri. Bolehjadi mereka adalah banyak orang yang kurang kita kenal. Boleh jadi mereka ialahorang-orang yang dipercayakan Tuhan kepada kita untuk dididik dan dibina. Menjadi alat-Nya Tuhan merupakan suatu panggilan Kristianiyang mendasar, seperti kata Pemazmur: Inilah aku Tuhan, untuk melakukankehendak-Mu ( Mz. 40). Hidup dengan menghayati panggilan untuk menjadi alatTuhan, ialah membuat Tuhan sungguh hadir secara nyata dan pribadi dengantugas-tugas pelayanan Yesus Kristus yang adalah penyelamat, penyembuh,pengajar, pembawa kebenaran, penghibur, dan pengampun. Panggilan ini tertujukepada setiap dari kita sebagai imam, biarawan, dan awam. Menjalankan panggilanini berarti kita berbuat atas nama Tuhan Yesus Kristus dan membuat Dia bekerjasecara nyata. Contoh nyatanya ialah seperti para rasul yang bertahandalam kebenaran Injil yang diwartakannya, meski mereka dipenjara dan diadiliMahkamah Agama Yahudi. Seorang imam Yahudi terkenal, Gamaliel, juga berbicaraatas nama kebenaran dan sekaligus membela perbuatan-perbuatan para rasul.Mereka adalah instrumen-instrumen ajaran dan pengetahuan iman yang benar.Kemudian pada suatu kesempatan yang lain, para rasul berperan menjadi jembatanbagi pemberian makanan kepada ribuan orang yang kelaparan setelah lelah mendengarkanpengajaran Yesus Kristus. Seorang anak yang menyediakan seporsi kecil roti danikan juga tampil sebagai alat-Nya Tuhan bagi terciptanya mujizat penggandaanroti dan ikan. Mereka adalah instrumen kemurahan Tuhan bagi kebutuhan ragawimanusia. Kita dapat menjadi alat-alat Tuhan dalam kondisi dankemampuan setiap pribadi atau kelompok masing-masing. Semua itu bergantung padakesediaan kita.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha murah,perkuatkan kami supaya kami dapat menjadi alat-alat-Mu yang benar dan berguna,terutama bagi sesama kami. Salam Maria... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Yelvina Puspita Buresari dan Josef Ardiansyah dari Paroki Katedral Roh Kudus di Keuskupan Labuan Bajo, Indoensia. Bilangan 21: 4-9; Mazmur tg 102: 2-3.16-18.19-20; Yohanes 8: 21-30TIANG KEMULIAAN Renungan kita pada hari ini bertema: Tiang Kemuliaan.Tiang kayu palang atau lazimnya disebut salib, sebelum menjadi salib Yesusadalah sebuah tanda kehinaan luar biasa. Pribadi manusia yang dihukum di salibialah seorang penjahat yang paling rendah martabatnya. Tetapi ketika mulaidengan Yesus Kristus yang dihukum berat dengan targetnya ialah kematian-Nya disalib, makna salib itu berubah. Bagi para pengikut Kristus, salib adalah tandakemuliaan. Meskipun demikian, mereka yang tidak percaya Kristus tetapmenganggap salib sebagai sebuah penghinaan yang sangat memalukan atau sekedarsimbol kebodohan dan kehampaan. Salib sebagai sebuah tiang kemuliaan untuk Yesus Kristusmemiliki makna keselamatan. Pada zamanMusa dan bangsa Israel mengembara di padang gurun, salib belum mereka kenal.Tiang palang itu baru menjadi populer ketika bangsa penjajah Romawimenjadikannya sebagai sarana untuk menghukum para penjahat kerajaan. Tetapisebagai tiang yang tertanam di tanah dan bermakna keselamatan, fungsi itu sudahdikenal oleh Musa dan bangsa terpilih. Menurut kitab Bilangan bab 21, ulartembaga yang ditaruh pada tiang menjadi tujuan pandangan orang-orang yangdipagut ular liar, dan mereka menjadi sembuh. Mereka tidak mati atau binasakarena ular, tetapi selamat dan pulih kembali. Sejak kayu palang ditaruh di pundak Yesus dalam kisahsengsara-Nya dan khususnya saat Ia bergantung hingga wafat di atasnya, maknakeselamatan yang ditampilkan oleh salib disempurnakan menjadi kemuliaan.Keselamatan itu sebagai sebuah pembebasan dari ikatan-ikatan yang menyiksa atauyang membawa derita. Dari keselamatan, seseorang dinaikkan ke tempat yangtinggi yaitu tempat Yesus Kristus bersama Bapa dan Roh Kudus berada. Di atassalib itu tubuh Yesus yang mati bergantung tetapi Roh-Nya bangkit dengan mulia,seperti yang dikatakan-Nya sendiri di dalam Injil tadi: “Apabila kamu telahmeninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia.” Kita sedang menuju pada peringatan sengsara Yesus Kristusdari taman Getsemani ke bukit Golgota. Hal ini mengingatkan kita akanpengalaman penderitaan kita masing-masing atau orang lain di sekeliling kita.Yesus menderita sangat hebat dengan buktinya Ia bergantung pada salib, yangmengingatkan kita akan hebat dan parahnya penderitaan yang pernah kita alami.Roh dan jiwa kita tidak mesti terbelenggu oleh tubuh yang didera beratnya salibpenderitaan. Tubuh kita memang akhirnya mati dan hancur, tetapi roh dan jiwakita akan bertahan untuk melewati keselamatan dan sampai kepada kemuliaan.Mengikuti Yesus Kristus berarti kita harus melewati penderitaan tubuh kita,karena kita sudah dijanjikan hasil terbaiknya yang akan menyusul, yaitukeselamatan dan kemuliaan di dalam surga. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus yang mulia,semoga kami senantiasa gembira dan suka cita dengan salib yang ada pada kamimasing-masing. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 7 April 2025Bacaan: "Dari pada-Mulah kiranya datang penghakiman: mata-Mu kiranya melihat apa yang benar." (Mazmur 17:2) Renungan: Kemarahan itu bagaikan ranjau kehidupan, artinya, sesuatu yang mampu memiliki daya yang menghancurkan hidup kita. Dengan demikian, berhentilah untuk marah karena kemarahan tidak pernah akan mengerjakan kebenaran Tuhan. Kemarahan akan mengerdilkan kekuatan Tuhan di dalam kehidupan kita. Kemarahan mengangkat damai sejahtera Tuhan di dalam kehidupan kita. Kemarahan membuat kita tidak dapat berdoa. Demikianlah kemarahan akan membawa kita dari satu kerugian rohani kepada kerugian rohani yang lain, dan akhirnya mendamparkan kita pada kepahitan. Seseorang berkata, "Barang siapa yang membiarkan dirinya dikuasai amarah biasanya akan seperti sebuah pesawat yang mendarat di tempat yang salah. Bukankah firman Tuhan pun mengajarkan kepada kita, "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu." Artinya, kita boleh marah tetapi jangan membiarkan amarah itu menguasai diri kita. Serahkan mereka yang telah menimbulkan kemarahan kita kepada kasih karunia Tuhan. Biarkan Tuhan yang beracara di dalam setiap permasalahan yang ada. Bagian kita hanyalah menjaga hati dari sampah-sampah kehidupan seperti itu, karena firman Tuhan berkata, "Buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu." Dan kita akan melihat betapa indahnya menjalani hidup yang tanpa menyimpan kemarahan dan sakit hati. Ingatlah, kita memiliki Tuhan sebagai hakim yang adil yang akan memunculkan kebenaran kita seperti siang. Bagian kita hanyalah menyediakan sebuah tanah hati yang terpupuk dengan indah oleh kebenaran-kebenaran firman Tuhan. Dengan demikian, kita harus selalu waspada untuk membereskan setiap kemarahan yang muncul di dalam hati kita. Jangan biarkan berlarut-larut karena kemarahan dapat memadamkan api Roh-Nya di dalam diri kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa:Tuhan Yesus, aku memaafkan setiap orang yang telah menyakiti hatiku dan aku serahkan mereka ke dalam belaskasihan-Mu. Amin. (Dod).
Dengarkan Firman Tuhan yang dapat mengubah hidup saudara, dan pastinya selalu baru setiap pagi
Dia adalah Penasihat yang luar biasa, tak terbatas dalam kebijaksanaan dan kekuatan; dan jika kita mau mengakui kuasa Roh-Nya, dan tunduk untuk dibentuk oleh-Nya, kita akan berdiri sempurna di dalam Dia.
Dia adalah Penasihat yang luar biasa, tak terbatas dalam kebijaksanaan dan kekuatan; dan jika kita mau mengakui kuasa Roh-Nya, dan tunduk untuk dibentuk oleh-Nya, kita akan berdiri sempurna di dalam Dia.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Rini, Tirto, Hendry dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yesaya 53: 10-11; Mazmur tg 33: 4-5.18-19.20.22; Ibrani 4: 14-16; Markus 10: 35-45 YESUS MODEL PENGORBANAN DIRI KITA Tema renungan kita pada hari Minggu Biasa ke-29 ini ialah: Yesus Model Pengorbanan Diri Kita. Para pengikut Kristus ingin meneladani gurunya Yesus Kristus dalam hal berkorban diri. Kita sering menyatakan kasih kepada orang yang kita kasihi, misalnya dengan ungkapan berikut ini: “Demi cintaku kepadamu”, atau “Aku mengasihimu dengan tulus-iklas”, atau “Aku rela berkorban untukmu”. Ketika Anda pada suatu kesempatan mendapat kasih dan kemurahan dari seseorang, Anda menyadari dan mengakui bahwa orang tersebut mengasihimu. Anak-anak mengalami itu ketika orang tuanya sangat berkorban bagi mereka. Pasangan-pasangan suami-istri saling menikmati kasih sayang di antara mereka. Seorang sahabat merasakan betapa ia dikasihi sahabat-sahabatnya. Kita bahagia dan bersyukur dengan pengalaman-pengalaman seperti ini. Kita ingin membalas kasih atau perhatian itu dengan kasih dan perhatian yang sama. Kasih berbalas kasih tentu saja menghasilkan suatu kehidupan yang diinginkan kita semua. Bacaan-bacaan kita pada hari Minggu ini menguraikan bagaimana Yesus Kristus adalah Tuhan yang sangat berkorban bagi kita. Yesus menyatakan diri-Nya untuk kesekian kalinya kepada para murid-Nya dan kita semua bahwa Ia rela menyerahkan nyawa-Nya demi keselamatan kita. Pernyataan itu jelas menggambarkan pengalaman sengsara dan wafat-Nya pada malam dan hari Jumat Agung. Jika kita mendengar dan menerima pernyataan diri seseorang saudara atau sahabat bahwa ia sungguh pertaruhkan dirinya untuk kebaikan kita, pasti bukan saja rasa haru yang menguasai kita, tetapi juga bangga dan bahagia karena ia sangat berani dan rela melakukannya. Yesus Kristus telah membuktikan ungkapan-Nya itu sejak lebih dari 2000 tahun lalu. Kitab nabi Yesaya dalam bacaan pertama mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Yesus Kristus, dilakukan dalam bentuk yang sama oleh semua keturunan setelah Dia. Yesus adalah Putra Sulung dan kita adalah putra dan putri Allah setelah Kristus dalam hal pengorbanan diri. Yesus Kristus sebagai Imam Agung kita di surga memberikan kita Roh-Nya, supaya memastikan babwa kita selalu berpegang pada jalan pengorbanan diri atau jalan salib ini. Untuk mempertahankan prinsip dan cara hidup Kristiani ini, kita diminta oleh Surat kepada orang-orang Ibrani di dalam bacaan kedua supaya pengorbanan diri itu tetap menjadi ibadah, yaitu ungkapan iman yang terus menerus kita nyatakan. Baik di dalam doa iman kita “Aku Percaya” maupun di dalam penghayatan hidup, semangat pengorbanan diri itu menjadi ciri khas kita yang mengikuti Sang Juru Selamat Yesus Kristus. Hidup Kristen yang tidak mengenal pengorbanan diri dan tidak mau mengikuti jalan Yesus Kristus ini adalah hanya sebuah kesia-siaan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus, kobarkanlah semangat berkorban di dalam diri kami sehingga kami semakin menyerupai Engkau dalam berkorban diri seturut kehendak-Mu. Bapa kami ... Dalam nama Bapa ...
Dengarkan Firman Tuhan yang dapat mengubah hidup saudara, dan pastinya selalu baru setiap pagi
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 1 Oktober 2024 Bacaan: "Dari pada-Mulah kiranya datang penghakiman: mata-Mu kiranya melihat apa yang benar." (Mazmur 17:2) Renungan: Seseorang menggambarkan kemarahan sebagai ladang ranjau kehidupan. Artinya, sesuatu yang mampu mempunyai kekuatan untuk menghancurkan hidup kita. Maka dari itu, berhentilah marah karena marah tidak akan pernah menghasilkan kebenaran Tuhan. Kemarahan akan mengecilkan kuasa Tuhan dalam hidup kita. Kemarahan mengangkat kedamaian Tuhan dalam hidup kita. Kemarahan membuat kita tidak bisa berdoa. Dengan demikian kemarahan akan membawa kita dari satu kehilangan rohani ke kehilangan lainnya, dan pada akhirnya membawa kita ke dalam kepahitan. Will Rogers berkata, "Barangsiapa yang membiarkan dirinya dikuasai amarah biasanya akan seperti sebuah pesawat yang mendarat di tempat yang salah. Bukankah firman Tuhan juga mengajarkan kita, “Apabila kamu menjadi marah marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam sebelum padam amarahmu.” Artinya, kita boleh marah tapi jangan biarkan amarah itu menguasai diri kita. Serahkan mereka yang telah menimbulkan kemarahan kita kepada kasih karunia Tuhan. Biarkan Tuhan yang beracara di dalam setiap permasalahan yang ada. Bagian kita hanyalah menjaga hati dari sampah-sampah kehidupan seperti itu, karena firman Tuhan berkata, "Buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu." Dan kita akan melihat betapa indahnya menjalani hidup yang tanpa menyimpan kemarahan dan sakit hati. Ingatlah, kita memiliki Tuhan sebagai hakim yang adil yang akan memunculkan kebenaran kita seperti siang. Bagian kita hanyalah menyediakan sebuah tanah hati yang terpupuk dengan indah oleh kebenaran-kebenaran firman Tuhan. Dengan demikian, kita harus selalu waspada untuk membereskan setiap kemarahan yang muncul di dalam hati kita. Jangan biarkan berlarut-larut karena kemarahan dapat memadamkan api Roh-Nya di dalam diri kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku mengampuni setiap orang yang telah menyakiti hatiku dan aku serahkan mereka kepadaMu karena Engkau adil adanya. Amin. (Dod).
Dengarkan Firman Tuhan yang dapat mengubah hidup saudara, dan pastinya selalu baru setiap pagi
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Salesian Don Bosco Gerak di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yeremia 7: 1-11; Mazmur tg 84: 3.45-6a.8a.11; Matius 13: 24-30 TUHAN MELIHAT SENDIRI KEADAAN KITA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Tuhan Melihat Sendiri Keadaan Kita. Di sebuah sekolah dasar Katolik, sejak dari gerbang sudah ada peringatan supaya setiap orang yang memasuki area sekolah harus tertib. Untuk menjadi tertib, ada sebuah tulisan ukuran besar di gerbang yang mengatakan: “Anda berada di tempat ini sebagai orang yang beriman.” Di sepanjang koridor pada tiga gedung sekolah dan di dalam setiap ruang kelas terdapat banyak tulisan yang dihiasi gambar-gambar suci yang berbeda-beda. Paling banyak tulisan dapat dibaca dengan jelas oleh para siswa, yang mengatakan: “Tuhan Sedang Melihatmu”, dan sebagian lain tulisan berkata: “Tingkah laku dan kata-katamu sedang diawasi oleh Tuhan.” Ada sebagian kecil tulisan berkata: “Tuhan selalu menyertaimu.” Menurut kesaksian para guru dan juga orang tua siswa, metode pendidikan iman dengan menggunakan tulisan dan gambar-gambar suci sangat bermanfaat bagi para siswa. Ada seorang siswa yang baru tamat SDK ini ketika ditanya tentang hal paling berkesan tentang pendidikan iman yang diperolehnya di sekolah, ia dengan jujur berkata bahwa, Tuhan sendiri yang melihat keadaan di sekolah dan terutama kehidupan para siswa. Setiap orang sangat menyadari penyertaan Tuhan padanya sehingga tingkah laku dan perkataannya tidak sampai melanggar perintah dan sopan santun. Tuhan melihat sendiri keadaan kita merupakan suatu pegangan prinsip dalam kehidupan setiap orang beriman. Tuhan mahatahu dan mahabijaksana, maka tidak seorang pun luput dari penglihatan dan pengawasan-Nya. Di dalam kitab nabi Yeremia pada hari ini, Tuhan menyuruh nabi untuk memberi peringatan kepada umat Allah bahwa tingkah laku mereka yang melanggar janji untuk setia kepada Allah tidak dapat disembunyikan. Mereka berpaling dari Allah dan menyembah Baal sungguh sangat nyata dan tidak dapat ditutupi. Tuhan sendiri sedang melihat keadaan mereka, dan Ia sungguh sakit hati karenanya. Ketika Tuhan Yesus membuat perumpamaan tentang ladang yang ditumbuhi bersama antara benih yang baik dan ilalang, pengajaran yang diberikan kepada para murid-Nya ialah bahwa Tuhan memberi ijin dan melihat keadaan bertumbuh bersama di antara keduanya. Tuhan memberi kebebasan dan membiarkan mereka tumbuh. Selama waktu dan musim berjalan di mana mereka hidup berdampingan, Tuhan tetap melihat dan mengawasi. Tentu saja kita berpikir dan berharap bahwa benih yang baik jangan sampai terhimpit, tersesat dan akhirnya menjadi mati. Kita juga dapat berharap bahwa ilalang jangan sampai menjadi tirani yang sangat menyiksa dan sungguh mematikan. Ketika hidup kita sebagai orang-orang beriman senantiasa diperkuat oleh keyakinan bahwa Tuhan selalu melihat sendiri keadaan kita, sebenarnya ini sama artinya dengan berkata bawha Tuhan beserta kita. Janji Tuhan Yesus sebelum naik ke surga ialah Ia senantiasa menyertai kita sampai akhir zaman. Ia menyertai kita dengan Roh-Nya. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan, perkuatkanlah iman kami supaya kami selalu menyadari penyertaan-Mu tiap hari. Kemuliaan kepada Bapa ... Dalam nama Bapa ...
Dengarkan Firman Tuhan yang dapat mengubah hidup saudara, dan pastinya selalu baru setiap pagi.
Pentakosta di Yerusalem bukanlah penyataan karunia Tuhan yang pertama kali. Ribuan tahun sebelumnya, 50 hari setelah bangsa Israel dibebaskan dari perbudakan Mesir, Tuhan menyatakan diri-Nya kepada seluruh bangsa; memberikan karunia-Nya dengan menyatakan hukum-hukum-Nya sehingga Israel menjadi suatu bangsa yang beradab dan berbakti kepada Tuhan. Kini, ribuan tahun setelah Roh-Nya yang kudus dikaruniakan kepada para Kristen mula-mula, bagaimanakah kita yang mengaku sebagai pengikut Kristus masa ini hidup di dalam Roh-Nya yang kudus? Ev. Sri Umiyati P. dalam Ibadah Pentakosta, 19 Mei 2024.Kirim pesan
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Johanes Bambang dan Yuliana Manjung dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Kisah Para Rasul 20: 28-38; Mazmur tg 68: 29-30.33-35a.35b-36c; Yohanes 17: 11b-19 BERBAGI ROH KUDUS Renungan kita pada hari ini bertema: Berbagi Roh Kudus. Maksud ungkapan berbagi Roh Kudus ini ialah bahwa setelah menerima pencurahan dan dinaungi Roh Kudus, seseorang itu mendapat perutusan untuk berbagi karunia Roh Kudus itu kepada orang lain. Ia membagikannya sejalan dengan perutusan, misalnya sebagai orang tua yang membawa Roh Kudus itu ke dalam keluarga di mana ayah dan ibu menghadirkan relasi perkawinan mereka yang baik, sehingga memberikan pengaruh positif bagi segenap keluarga. Masing-masing saling menyapa secara baik dan positif sehingga berpengaruh sehat dan positif juga di dalam keluarga. Ada begitu banyak contoh bagaimana kita masing-masing dapat berbagi Roh Kudus. Pada momen perpisahan dengan para pemimpin jemaat di Efesus, Paulus menguatkan hati mereka dengan penegasan bahwa Roh Kudus telah menetapkan mereka. Paulus telah ditetapkan lebih dahulu oleh Roh Kudus, maka ia berbagi peneguhan penetapan ini kepada jemaat yang lain. Mereka bersama-sama dalam satu nasib, yaitu dikuasai dan dipenuhi Roh Kudus. Peneguhan ini bertujuan untuk saling menguatkan dan memberikan semangat. Mengapa harus berbagi Roh Kudus? Ada beberapa alasan mendasar. Pertama karena Tuhan Allah sendiri sudah berbagi dari diri-Nya sendiri. Dia adalah Allah yang suci dan murni di dalam surga, mau berbagi hidup-Nya dengan manusia sehingga Putra Allah menjadi Yesus Kristus, kemudian Yesus sendiri mengutus Roh-Nya bagi kita. Allah sudah berbagi, maka kita harus juga bisa berbagi. Kedua, Roh Kudus bergerak dan berkegiatan. Ia menggerakkan setiap pribadi dalam Gereja Perdana lalu menginisiatifkan kegiatan-kegiatan mereka sehingga mereka tidak tinggal diam atau bersembunyi. Masing-masing dari mereka bergerak dan keluar ke setiap penjuru dunia untuk bersaksi tentang Yesus Kristus. Kalau Tuhan sudah bergerak dan berkegiatan, maka kita harus juga berbuat demikian, terutama berbagi kepada orang lain. Ketiga, Gereja itu inklusif dan menaati perintah Yesus untuk menjadikan seluruh bangsa murid-murid-Nya. Maka tak ada cara lain yang paling pas kecuali menggerakkan setiap pengikut Kristus untuk berbagi semangat Roh Kudus, yaitu menyampaikan segala kebaikan, suka cita dan kebenaran kepada seluruh dunia. Berbagi kepada sesama di dalam persekutuan Yesus Kristus merupakan bentuk konkret implementasi semangat persekutuan di antara kita yang menjadi isi doa Yesus Kristus bagi kita. Semoga kita menjadi satu seperti Dia dengan Bapa satu. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus Kristus, di dalam saat-saat penantian datangnya Roh Kudus, kami menaruh iman kami kepada-Mu sebagai guru dan Tuhan kami. Kuatkanlah kami dengan berkat dan kasih-Mu supaya dalam penantian ini kami selalu fokus dengan penuh devosi dan mawas diri. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Salesian Don Bosco Gerak di Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Kisah Para Rasul 19: 1-8; Mazmur tg 68: 2-3.4-5ac.6-7b; Yohanes 16: 29-33 ROH KUDUS MENOLONG KITA MEMANGGUL SALIB Renungan kita pada hari ini bertema: Roh Kudus Menolong Kita Memanggul Salib. Ada seorang anak digandeng tangan oleh ibunya ketika mereka mengikuti doa bersama dalam kelompok, yaitu ibadat Jalan Salib. Ibadat itu di lakukan di tempat terbuka di dalam sebuah taman biara. Anak itu berkata kepada ibunya: “Jangan gandeng tanganku, Mama. Kalau tanganku dipegang, aku tidak dapat memikul salib, seperti yang dilakukan oleh Yesus!” Perkataan anak itu benar. Ia mengerti bahwa dalam memanggul salib, setiap orang harus dalam keadaan bebas, tidak boleh ada halangan atau bahkan ada orang lain yang memegang tangan kita sehingga kita tidak dapat memegang salib dengan leluasa dan semampu kita. Ketika kita sanggup memikulnya, kita menikmatinya. Sesungguhnya kita memanggul salib tiap hari. Salib yang diberikan oleh Tuhan sesuai dengan kemampuan kita masing-masing, memang sebagai sebuah beban dan penderitaan. Tetapi kita mesti memanggulnya, membawanya setiap saat kita berada dan pergi, lalu sampai pada saatnya kita bersuka cita karena salib itu menjadi jaminan untuk kita menjadi gembira bersama Tuhan. Di akhir sebuah penderitaan dan salib ada kebahagiaan yang lebih besar daripada sebelumnya. Kita sudah paham dan yakin bahwa Roh Kudus mengajarkan kita dalam segala kebenaran. Salah satunya ialah kebenaran salib. Yang dimaksudkan kebenaran salib ialah penderitaan dan duka dalam dan bersama Yesus Kristus menjadi pembenaran bagi kita. Melalui salib kita dibebaskan dari dosa dan pengaruh-pengaruhnya dan kita diperkenankan masuk ke dalam kemuliaan Tuhan. Salib itu suatu kemenangan dan kemuliaan. Ia bukan sekedar penderitaan yang sia-sia, suatu kebodohan dan skandal. Kita tak usah kuatir atau malu dengan salib karena Yesus sendiri sudah melakukannya. Yesus memberikan kita karunia terbaik, ialah Roh-Nya sendiri dan itu berarti kita dibaptis dalam Roh Kudus. Kita semua sudah menerimanya melalui sakramen baptis kita, atau sama dengan yang diterima oleh Apollos dan teman-temannya dalam kisah penginjilan Gereja Perdana. Ada penumpangan tangan saat Roh Kudus memenuhi diri kita pada saat Krisma. Hari Raya Pentakosta merupakan peringatan Sakramen Penguatan di mana kita dibaharui di dalam Roh Kudus. Roh Kudus itulah yang memperkuatkan kita dengan iman, keberanian, ketekunan dan kesetiaan supaya kita mampu menjalani hidup kita selanjutnya meski akan berhadapan dengan banyak rintangan dan kesulitan. Dalam memikul salib masing-masing, Roh Kudus hadir bersama kita. Setelah melewati kesulitan dan penderitaan itu, Roh Kudus juga tetap bersama kita dalam segala suka cita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Allah Bapa yang maha kuasa, semoga kami tetap dalam kerinduan dan semangat untuk menyambut Roh Kudus-Mu, dan terima kasih karena Yesus Putra-Mu tetap menjadi bagi kami jalan yang benar dan pasti untuk sampai kepada-Mu. Salam Maria... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
Janji Allah akan datangnya Penebus dari keturunan Hawa yang akan meremukkan kepala ular, yaitu Setan, telah digenapi dalam Yesus. Janji Yesus akan datangnya Roh-Nya yang kudus yang menyertai setiap orang percaya setelah kebangkitan-Nya pun telah digenapi. Sudah pastilah janji akan datang-Nya kembali juga akan tergenapi. Banyak orang yang mengatakan menanti Dia datang. Namun apakah semua yang menanti, menanti-Nya dengan bekerja bagi Tuhan atau dengan diam saja?Ibu Ev. Sri Umiyati P. dalam Ibadah Kenaikan Tuhan Yesus, 9 Mei 2024.Kirim pesan
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Rini dan Tirto dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Kisah Para Rasul 1: 1-11; Mazmur tg 46: 2-3.6-7.8-9; Efesus 1: 17-23; Markus 16: 15-20 YESUS NAIK KE SURGA Renungan kita pada hari ini bertema: Yesus Naik Ke Surga. Apakah Yesus benar-benar Naik ke Surga? Apakah memang surga itu ada di atas? Dari mana penulis Kisah Para Rasul mendapatkan gambaran tentang naik ke surga? Ini adalah contoh pertanyaan-pertanyaan yang sering dilontarkan di antara kita. Gambaran itu tidak dikarang-karang, tetapi sudah digunakan dalam Perjanjian Lama. Kitab Kejadian berkata bahwa Bangsawan Henock diangkat ke surga (Kej 5,24). Nabi Elia “dibawa” ke surga (2Raja-raja 2,9-15). Ini semua memberikan kisah yang sangat menarik. Gambaran di dalam kitab suci ditampakkan sedemikian akan apa yang indera kita tidak dapat menangkap secara normal, yaitu tentang masuknya Yesus ke dalam kemuliaan Bapa. Hidup-Nya kini berbeda sama sekali dari kehidupan kita. Ia tidak dapat dilihat, disentuh, tidak bisa ditandai secara fisik karena sudah menjadi bagian dari dunianya Allah. Ia hanya dapat ditangkap dengan iman kita dan satu-satunya cara untuk membicarakan tentangnya ialah melalui gambaran-gambaran. Gambaran tentang kenaikan ke surga ini ada kaitannya dengan para rasul yang melihat ke surga pada saat Yesus naik ke surga. Kebiasaan orang-orang yang melihat ke atas memang dipakai oleh penulis Kisah. Surga itu memang ada di atas sana, ditandai dengan adanya awan sebagai suatu simbol yang biasa ditemukan di dalam Perjanjian Lama yang menunjukkan kehadiran Allah di tempat-tempat tertentu (Kel 13,22). Yesus menuju ke atas, dan pada tujuan yang sama itulah kita akan mengarahkan perjalanan kita setelah dari dunia ini. Selama 40 hari antara kebangkitan Kristus dan Kenaikan Yesus ke Surga, Yesus Kristus menghabiskan saat-saat-Nya memberikan warisan-warisan rohani yang diperlukan oleh orang-orang pilihan-Nya. Pada umumnya masa 40 hari berarti penantian, suatu periode persiapan bagi para rasul dan murid-murid Tuhan. Mereka adalah murid-murid pertama Yesus dari Nazareth dan memiliki hak penuh untuk berbicara dalam nama-Nya karena mereka telah menerima semua pesan-Nya. Mereka harus memulainya dari Yerusalem setelah menerima Roh yang dijanjikan Yesus. Setelah menyaksikan Kenaikan Yesus, para rasul mengambil tugas penginjilan seluruh dunia. Mereka diberi kuasa Yesus sendiri. Tugas ini juga diberikan kepada kita anggota Gereja untuk membuat Kristus itu hadir di tengah dunia. Kita merasa nyaman dan yakin dengan tugas ini karena Yesus memberikan jaminan: “Aku akan senantiasa menyertai kalian sampai akhir zaman”. Jadi Yesus naik ke surga tidak berarti Ia pergi jauh meninggalkan kita, tetapi Ia pergi supaya Roh-Nya yang punya giliran bekerja di dalam dan bersama kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus yang baik, kuatkanlah iman kami akan tujuan kami ke surga dan hidup kami di dunia ini yang dipenuhi oleh Roh Kudus-Mu. Kemuliaan... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Salesian Don Bosco Gerak di Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Kisah Para Rasul 5: 34-42; Mazmur tg 27: 1.4.13-14; Yohanes 6: 1-15 MENJADI ALAT TUHAN Renungan kita pada hari ini bertema: Menjadi Alatnya Tuhan. Pengalaman dan hidup beriman dalam semangat Paskah, tidak hanya terjadi dalam masa Paskah ini tetapi selama hidup di dunia ini. Kebangkitan Yesus Kristus menjiwai seluruh hidup kita. Dalam periode ini Yesus tidak hadir secara fisik di tengah-tengah kita, tidak seperti pernah dahulu Ia bersama dengan orang-orang sezaman-Nya. Ia sudah berada di sisi kanan Bapa di surga, dan untuk menyertai kita setiap saat, Roh-Nya yang hidup bersama kita di dalam Gereja dan masyarakat. Apakah yang mesti kita perbuat untuk membuat iman kita menjadi mantap dan bertahan dalam semangat Paskah ini? Inspirasi bacaan-bacaan pada hari ini memberikan jawabannya, yaitu supaya kita menjadi alat-alat Tuhan. Pelayanan Yesus Kristus melalui Gereja sebagai lembaga tetap berlangsung hingga saat ini, yang sasaran utamanya ialah kawanan umat manusia yang ada di sekeliling kita. Boleh jadi mereka itu adalah saudara dan teman sendiri. Boleh jadi mereka adalah banyak orang yang kurang kita kenal. Boleh jadi mereka adalah orang-orang yang dipercayakan Tuhan kepada kita untuk dididik dan dibina. Menjadi alat Tuhan merupakan suatu panggilan Kristiani yang mendasar, seperti kata pemazmur: Inilah aku Tuhan, untuk melakukan kehendak-Mu (Mz. 40). Hidup dengan menghayati panggilan untuk menjadi alat Tuhan, ialah membuat Tuhan sungguh hadir secara nyata dan pribadi dengan tugas-tugas pelayanan Yesus Kristus yang adalah penyelamat, penyembuh, pengajar, pembawa kebenaran, penghibur, dan pengampun. Panggilan ini tertuju kepada setiap dari kita sebagai imam, biarawan, dan awam. Menjalankan panggilan ini berarti kita berbuat atas nama Tuhan Yesus Kristus dan membuat Dia bekerja secara nyata. Contoh nyatanya ialah seperti para rasul yang bertahan dalam kebenaran Injil yang diwartakannya, meski mereka dipenjara dan diadili Mahkamah Agama Yahudi. Seorang imam Yahudi terkenal, Gamaliel, juga berbicara atas nama kebenaran dan sekaligus membela perbuatan-perbuatan para rasul. Mereka adalah instrumen-instrumen ajaran dan pengetahuan iman yang benar. Kemudian para rasul yang menjadi jembatan bagi pemberian makanan kepada ribuan orang yang kelaparan setelah lelah mendengarkan pengajaran Yesus Kristus. Seorang anak yang menyediakan seporsi kecil roti dan ikan juga tampil sebagai alat Tuhan bagi terciptanya mujizat perbanyakan roti dan ikan. Mereka adalah instrumen-instrumen kemurahan Tuhan bagi kebutuhan ragawi manusia. Kita dapat menjadi alat-alat Tuhan dalam kondisi dan kemampuan setiap pribadi atau kelompok masing-masing. Semua itu bergantung pada kesediaan kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha murah, perkuatkan kami supaya kami dapat menjadi alat-alat-Mu yang benar dan berguna, terutama bagi sesama kami. Salam Maria... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Viktorikus Ranggu dan Edel Baben dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Kisah Para Rasul 4: 13-21; Mazmur tg 118: 1.14-15a.16a.18.19-21; Markus 16: 9-15 DARI DAMAI PASKAH KE PERUTUSAN PASKAH Tema renungan kita pada hari ini ialah: Dari Damai Paskah Ke Perutusan Paskah. Pesan-pesan Yesus Kristus yang bangkit tentang Damai Paskah melalui serangkaian penampakan diri-Nya berbuah pada suatu ketahanan iman. Damai Paskah bagaikan bekal rohani yang menyeluruh. Di dalamnya terdapat semua elemen tentang Injil Yesus Kristus dan ajaran-ajaran kebajikan Kristiani. Singkatnya mereka sudah dipersiapkan secara lahiriah dan batiniah untuk menghadapi dua hal besar. Pertama yaitu, ketika Yesus harus naik ke surga dan mereka mesti sudah dibiasakan dengan penyertaan Tuhan di dalam Roh-Nya. Yang kedua ialah, mereka diharapkan bersedia jiwa dan raga untuk menjalankan perutusan-perutusan dari Tuhan. Banyaknya perutusan itu terbagi dalam perutusan masing-masing pribadi para murid, dan perutusan bersama atau komunitas yang dinamakan Gereja Kristus. Jadi terang kitab suci pada hari ini dengan jelas mengatakan bahwa pertumbuhan iman Gereja perdana bergerak dari damai Paskah ke perutusan Paskah. Perutusan itu terungkap dalam perintah Yesus: Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Petrus dan Yohanes selalu tampil sebagai sebuah tim yang mewakili perutusan komunitas. Mereka membawa nama Yesus Kristus dan juga komunitas beriman, yaitu Gereja perdana. Di samping itu, setiap rasul dan murid lainnya memilih jalannya sendiri sebagai pribadi dalam usaha menunaikan tugas perutusan tersebut. Karena mereka sudah disiapkan dengan baik oleh Yesus sendiri, keberanian dan ketegasan iman mereka tumbuh menjadi kuat. Mereka dengan tegas berpihak kepada Yesus, yaitu kebenaran mutlak yang diyakininya, meski ditantang dengan amat keras oleh para pemuka agama Yahudi. Kesiapan dan kematangan iman-lah yang membuka pintu kepada kemartiran seperti Yesus Kristus yang sudah lebih dahulu mengalami kematian yang keji. Mereka, satu per satu, akan berhadapan dengan segala situasi entah mendukung, entah menolak, entah sangat keras melawan mereka. Intinya, mereka tidak mundur selangkah pun ketika pewartaan Injil Yesus Kristus mendesak untuk disampaikan kepada semua orang dan perlawanan datang bertubi-tubi. Perutusan Paskah berupa: pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk, merupakan perutusan yang diamanatkan kepada seluruh Gereja dan setiap anggotanya. Setiap pengikut Kristus saat ini melakukan perutusan itu atas nama Gereja dengan kepalanya Yesus Kristus. Secara formal, perutusan itu kita terima saat selesai ibadat dan Ekaristi. Pemimpin ibadah selalu mengatakan di akhir perayaan: Marilah pergi, kita diutus. Kalau secara informal dan pribadi, kita mengambil tanggung jawab ini untuk menjadi saksi-saksi Kristus di mana pun dan kapan pun dalam hidup ini. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus, sertailah dan lindungilah kami dalam perutusan kami masing-masing. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa .... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
Dengarkan Firman Tuhan yang dapat mengubah hidup saudara, dan pastinya selalu baru setiap pagi.
Dengarkan Firman Tuhan yang dapat mengubah hidup saudara, dan pastinya selalu baru setiap pagi.
Joshua Marthio - 1 Tesalonika 4:7-8 (TB) Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus. Karena itu siapa yang menolak ini bukanlah menolak manusia, melainkan menolak Allah yang telah memberikan juga Roh-Nya yang kudus kepada kamu.
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 30 Januari 2024 Bacaan: "Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya." (Mazmur 73:1) Renungan: Hati adalah sumber dari segala sesuatu yang ingin kita lakukan. Apa yang kita pikirkan asal muasalnya dari keinginan hati. Baik buruknya perbuatan tergantung dari hati kita. Oleh sebab itu hati merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Dari hati yang bersih akan lahir perbuatan baik. Hati yang tulus akan mengeluarkan kata-kata yang bijak dan enak didengar serta menyejukkan pendengarnya. Perkataan dan perbuatan terpuji lahir dari hati yang bersih dan tulus. Kita menyadari bahwa selama ini kita tidak selalu mempunyai hati yang bersih dan tulus. Mungkin kita pernah menyakiti hati sesama bahkan menyakiti hati Allah juga. Padahal Tuhan Allah sangat menyukai dan berkenan kepada orang-orang yang tulus dan bersih hatinya. Bukankah kita juga selalu ingin menyenangkan hati Allah? Ketika kita gagal melakukannya dalam keseharian kita, kita membutuhkan per tolongan-Nya. Mari kita mohon kepada-Nya agar kita dimampukan oleh Roh-Nya, "Jadikanlah hatiku tahir ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!" Mintalah per tolongan-Nya agar kita sungguh-sungguh dan terus berubah ke arah yang lebih baik. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, tolonglah aku untuk selalu memiliki hati yang bersih dan tulus sehingga perkataan dan sikapku tidak melukai hati sesamaku. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 27 Januari 2024 Bacaan: "Tuhan itu dekat dengan orang-orang yang patah hati." (Mazmur 34:19) Renungan: Rachmat Kartolo pernah menyanyikan lagu berjudul "Patah Hati", dengan penggalan liriknya, "Patah hatiku jadinya. Merana berputus asa." Lagu tahun 1980-an yang terkenal ini berbicara tentang kepahitan yang dialami oleh seorang yang ditinggalkan kekasihnya. Tidak ada seorang pun yang ingin mengalami patah hati atau sakit hati. Patah hati atau sakit hati terjadi karena hubungan yang rusak tanpa cinta. Pemazmur Daud merasakan kepahitan dan kesedihan selama hubungannya dengan Raja Saul yang ia hormati dan kasihi berlangsung tidak baik. Daud dipandang sebagai musuh, bukan lagi sebagai teman atau sahabat. Daud merasa hanya TUHAN yang masih menyayangi dan melindunginya. Itulah sebabnya ia berkata, “Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya." Hubungan Tuhan dengan orang-orang benar itu tidak pernah jauh. TUHAN tidak pernah membuat orang yang dikasihi-Nya patah hati. Jika kita merasa patah hati atau sakit hati, merana dan sedih karena mengalami hubungan yang rusak dengan kekasih, rekan kerja, atau sahabat, ingatlah bahwa ada TUHAN yang hidup dan penuh kasih sebagai sahabat baik bagi kita. TUHAN tak pernah jauh dari kita. Dia sungguh dekat. Ungkapkanlah segala rasa yang kita alami kepada-Nya: rasa kecewa, marah, pahit, atau sakit hati. Mintalah kekuatan dan penghiburan kepada Roh-Nya yang Kudus. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus yang baik, aku bersyukur karena Engkau adalah Allah yang terus mau menjadi sahabat dekatku. Peganglah tanganku dan jangan biarkan aku menjauh dari-Mu. Amin. (Dod).
Kitab Mazmur tidak berasal dari manusia tetapi dari Tuhan, yang mengilhami pikiran mereka, berbicara kepada kita melalui para hamba-Nya dan Roh- Nya. Yesus, para rasul, para penulis Perjanjian Baru mengutip kitab Mazmur dan menyebutnya sebagai Kitab Suci.
Kitab Mazmur tidak berasal dari manusia tetapi dari Tuhan, yang mengilhami pikiran mereka, berbicara kepada kita melalui para hamba-Nya dan Roh- Nya. Yesus, para rasul, para penulis Perjanjian Baru mengutip kitab Mazmur dan menyebutnya sebagai Kitab Suci.
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 11 Desember 2023 Bacaan: "Dari pada-Mulah kiranya datang penghakiman: mata-Mu kiranya melihat apa yang benar." (Mazmur 17:2) Renungan: Seseorang menggambarkan kemarahan bagaikan ranjau kehidupan. Artinya, sesuatu yang mampu memiliki daya yang menghancurkan hidup kita. Dengan demikian, berhentilah untuk marah karena kemarahan tidak pernah akan mengerjakan kebenaran Tuhan. Kemarahan akan mengerdilkan kekuatan Tuhan di dalam kehidupan kita. Kemarahan mengangkat damai sejahtera Tuhan di dalam hidup kita. Kemarahan membuat kita tidak bisa berdoa. Kemarahan akan membawa kita dari satu kerugian rohani kepada kerugian rohani yang lain, dan akhirnya menjerumuskan kita ke dalam kepahitan. Orant lain pernah berkata, "Barang siapa yang membiarkan dirinya dikuasai amarah biasanya akan seperti sebuah pesawat yang mendarat di tempat yang salah." Bukankah firman Tuhan juga mengajarkan demikian kepada kita, “Jika kamu marah, janganlah berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu." Artinya, kita boleh marah tapi jangan biarkan amarah itu menguasai diri kita. Serahkan mereka yang telah menimbulkan kemarahan kita kepada kasih karunia Tuhan. Biarkan Tuhan yang beracara di dalam setiap permasalahan yang ada. Bagian kita hanyalah menjaga hati dari sampah-sampah kehidupan seperti itu, karena firman Tuhan berkata, "Buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu." Dan kita akan melihat betapa indahnya menjalani hidup yang tanpa menyimpan kemarahan dan sakit hati. Ingatlah, kita memiliki Tuhan sebagai hakim yang adil yang akan memunculkan kebenaran kita seperti siang. Bagian kita hanyalah menyediakan sebuah tanah hati yang terpupuk dengan indah oleh kebenaran-kebenaran firman Tuhan. Dengan demikian, kita harus selalu waspada untuk membereskan setiap kemarahan yang muncul di dalam hati kita. Jangan biarkan berlarut-larut karena kemarahan dapat memadamkan api Roh-Nya di dalam diri kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku memaafkan semua orang yang telah menyakiti hatiku dan aku serahkan mereka pada-Mu agar mereka pun mampu memiliki hati seperti hati-Mu, hati yang penih kasih pada semua orang. Amin. (Dod).
Dengarkan Firman Tuhan yang dapat mengubah hidup saudara, dan pastinya selalu baru setiap pagi.
Dengarkan Firman Tuhan yang dapat mengubah hidup saudara, dan pastinya selalu baru setiap pagi.
Roma 8 : 12-17, TB2
Dengarkan Firman Tuhan yang dapat mengubah hidup saudara, dan pastinya selalu baru setiap pagi.
Dengarkan Firman Tuhan yang dapat mengubah hidup saudara, dan pastinya selalu baru setiap pagi.
Kepada Yesus, yang mengosongkan diri-Nya untuk keselamatan umat manusia yang sesat, Roh Kudus diberikan tanpa ukuran.
Renungan harian "AGAMA YANG BERSINAR" - 02 JULI 2023
Kepada Yesus, yang mengosongkan diri-Nya untuk keselamatan umat manusia yang sesat, Roh Kudus diberikan tanpa ukuran.
Dengarkan Firman Tuhan yang dapat mengubah hidup saudara, dan pastinya selalu baru setiap pagi.
Dengarkan Firman Tuhan yang dapat mengubah hidup saudara, dan pastinya selalu baru setiap pagi.
Kebangkitan Tuhan Yesus bukan hanya disaksikan oleh satu atau dua orang dalam satu kali yang membuat kesaksian mereka dapat diragukan. Yesus yang telah mati dan dikuburkan, bangkit pada hari yang ketiga, menyatakan diri-Nya kepada murid-murid-Nya, bahkan makan bersama dan mengulang janji akan diberikan-Nya Roh-Nya pada mereka. Kebangkitan-Nya menggenapkan firman yang telah diucapkan-Nya, dan janji pun diberi-Nya untuk Roh-Nya yang akan terus menyertai mereka yang menanti kedatangan-Nya.Ev. Sri Umiyati P. dalam Ibadah Minggu Epiphaneia, 16 April 2023.
Dengarkan Firman Tuhan yang dapat mengubah hidup saudara, dan pastinya selalu baru setiap pagi.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Tirto, Rini, Hendry dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Kisah Para Rasul 2: 1-11; Mazmur tg 104: 1ab.24ac.29c-30.31.34; 1 Korintus 12: 3b-7.12-13; Yohanes 20: 19-23 HEMBUSAN SANG ILAHI Tema renungan kita pada hari ini Minggu, hari raya Pentakosta ini ialah: Hembusan Sang Ilahi. Ada sepasang suami istri yang sudah berusia di atas 60 tahun. Anak-anak dan cucu sudah tinggal di rumahnya masing-masing. Sang istri menderita katarak pada kedua matanya yang mengakibatkan ia tidak bisa melihat sama sekali. Suami yang harus mendampingi dan menolongnya setiap saat. Anak-anak dan cucu-cucu sering bergantian melayani juga. Wanita itu dapat mengenal dengan persis dan menyebut nama orang yang sedang berada di dekatnya dan melayaninya dengan merasakan bau yang berbeda-beda dari setiap orang. Suami memberinya bau yang berbeda dari pada anak, mantu, dan cucu. Meskipun orang yang melayaninya tidak mengeluarkan suara, ia dapat memastikan siapa sebenarnya orang itu cukup dengan mengenal bau yang keluar dari tubuh orang tersebut. Ia berkata bahwa kemampuan ini bukan karena ia seorang yang hebat, tetapi karena suatu pembiasaan yang ia jalani setiap saat sejak kedua matanya buta. Hubungan kita dengan Roh Kudus adalah seperti yang terjadi dengan ibu yang buta itu dengan anggota keluarga yang melayaninya. Kita tidak bisa dan tidak akan melihat tampak konkret Roh Kudus seperti apa. Kalau dahulu Gereja Perdana di Yerusalem, jemaat menyaksikan dengan mata sendiri Yesus yang bangkit berdiri di tengah-tengah mereka, berbicara dengan mereka, mengutus mereka, dan menghembusi Roh-Nya kepada mereka. Keadaan kita jauh berbeda. Kita hanya dapat mengetahui Roh Kudus dengan merasakan kehadirannya, yaitu bau-Nya yang sangat indah dan menarik kita semua kepada-Nya. Baunya Roh Kudus adalah bau cinta kasih Allah sendiri. Roh Kudus memberikan hembusan cinta kasih Tuhan ke dalam diri kita sehingga kita mendapatkan semangat baru dan kemampuan untuk berbicara yang dimengerti oleh banyak orang lain, terutama ketika kita melayani sesama yang sedang menderita. Dengan demikian diri kita penuh dengan semangat cinta untuk kita hembusi ke dalam dunia ini, sehingga semua orang mendapatkan keharuman yang indah. Di dalam dunia ini bercampur bau cinta atau benci, rajin atau malas, berani atau takut, pandai atau kurang pandai yang berbeda dari satu orang ke orang yang lain. Tetapi nafas cinta kasih Allah hanya satu, yang dihembuskan Roh Kudus, supaya mempersatukan dan menjiwai semua. Hembusan kebencian manusia diatasi oleh hembusan cinta kasih Allah. Hembusan kemalasan dan hilangnya semangat manusia, diatasi oleh hembusan kasih ilahi yang mencurahkan semangat baru. Dan seterusnya. Jadi hembusan sang ilahi adalah Roh Kudus yang berhembus untuk menyebarkan cinta kasih Allah kepada kita semua. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Allah yang maha baik, kami bersyukur atas hari Minggu Pentekosta ini yang membuka kesadaran dan batin kami akan kehadiran-Mu tanpa henti melalui Roh Kudus-Mu. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa ... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
Dengarkan Firman Tuhan yang dapat mengubah hidup saudara, dan pastinya selalu baru setiap pagi.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Denny Surijanto dan Mandalina Salawah dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Kisah Para Rasul 20: 28-38; Mazmur tg 68: 29-30.33-35a.35b-36C; Yohanes 17: 11b-19 BERBAGI KARUNIA ROH KUDUS Renungan kita pada hari ini bertema: Berbagi Karunia Roh Kudus. Ada satu kelompok orang muda masuk ke dalam gereja untuk berdoa. Mereka berjumlah tujuh orang, empat perempuan dan tiga laki-laki. Mereka semua heran dengan dekorasi di samping altar berupa gambar tujuh karunia Roh Kudus. Masing-masing memilih satu karunia Roh yang dianggapnya paling cocok dengan karakter dan keadaan pribadinya, yaitu karunia kebijaksanaan, pengertian, nasihat, pengetahuan, kesalehan, keperkasaan (kekuatan), dan takut akan Tuhan. Setelah berdoa, mereka kembali dengan hati yang penuh gembira. Ada sebuah niat yang baik dan mulia dari mereka sebagai satu kelompok orang muda Katolik dan sebagai pribadi masing-masing. Mereka ingin memberikan kesaksian kepada orang muda Katolik lain, supaya membawa semua orang muda Katolik di dalam persekutuan dan persaudaraan Kristiani yang baik. Mereka juga ingin menjadi rasul-rasul Kristus yang dengan rela dan tekun berbagi karunia-karunia Roh Kudus kepada sesamanya, khususnya di tempat mereka hidup dan bertumbuh. Mereka menjadi berguna kalau mereka berbagi karunia Roh Kudus. Mengapa harus berbagi Roh Kudus? Ada beberapa alasan mendasar. Pertama karena Tuhan Allah sendiri sudah berbagi dari diri-Nya sendiri. Tuhan Allah berbagi hidup-Nya dengan manusia sehingga Putera Allah menjadi Yesus Kristus, kemudian Yesus sendiri mengutus Roh-Nya bagi kita. Allah sudah berbagi, maka kita harus juga bisa berbagi. Tujuan utama berbagi ini ialah supaya persatuan dan kesatuan itu dapat diwujudkan, seperti inti doa Yesus yang diwartakan bacaan Injil pada hari ini. Berbagi karunia Roh bertujuan untuk persatuan. Kedua, Roh Kudus bergerak dan berkegiatan. Ia menggerakkan setiap pribadi dalam Gereja Perdana lalu menginisiatifkan kegiatan-kegiatan mereka sehingga mereka tidak tinggal diam atau bersembunyi. Santo Paulus harus bergerak dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain, karena ia harus mengembangkan Gereja ke seluruh pelosok bumi. Kita juga dipenuhi dan digerakkan oleh Roh Kudus agar kita dapat berbagi kasih karunia Tuhan kepada orang lain. Ketiga, Gereja itu inklusif dan menaati perintah Yesus untuk menjadikan seluruh bangsa murid-murid-Nya. Maka tak ada cara lain yang paling pas kecuali menggerakkan setiap pengikut Kristus untuk berbagi karunia-karunia Roh Kudus, yaitu menyampaikan segala kebaikan, suka cita dan kebenaran kepada seluruh dunia. Berbagi kepada sesama di dalam persekutuan Yesus Kristus merupakan hukum yang tidak dilalaikan. Berbagi kepada sesama manusia yang lain merupakan perwujudan tugas Gereja kita yang apostolik. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Yesus Kristus, di dalam saat-saat penantian datangnya Roh Kudus, kami menaruh iman kami kepada-Mu sebagai guru dan Tuhan kami. Kuatkanlah kami dengan berkat dan kasih-Mu supaya dalam penantian ini kami selalu fokus dengan penuh devosi dan mawas diri. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Veronika Ertha Rahayuni dan Hagung Sipri dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Kisah Para Rasul 19: 1-8; Mazmur tg 68: 2-3.4-5ac.6-7b; Yohanes 16: 29-33 ROH KUDUS MENOLONG KITA MEMANGGUL SALIB Tema renungan kita pada hari ini ialah: Roh Kudus Menolong Kita Memanggul Salib. Di dalam pelajaran agama, seorang murid bertanya kepada gurunya: “Kita sedang dalam masa Paskah dan menanti datangnya Roh Kudus pada hari Pentakosta, tapi kenapa pelajarannya tentang salib dan penderitaan? Di mana gembiranya Bu?” Ibu guru yang sudah berpengalaman itu menjawab dengan memakai analogi ibu yang sedang hamil. Persis ibu anak yang bertanya itu sedang hamil adiknya yang kedua. “Kalian di rumah sedang gembira menantikan kelahiran adikmu kan? Itu adalah kabar gembira. Tapi ibumu menanggung beban berat setiap hari, dan terlebih lagi nanti saat melahirkan. Semua itu adalah salib dan penderitaan. Tapi setelah melahirkan, kalian pasti menjadi lebih gembira daripada sekarang.” Murid itu terdiam dan setuju. Kita semua juga setuju bahwa salib yang diberikan Tuhan memang sesuai dengan kemampuan kita masing-masing, dan itu adalah beban yang membuat kita menderita. Tetapi kita mesti memanggulnya setiap hari, lalu sampai pada saatnya kita bersuka cita karena salib itu menjadi jaminan untuk kita menjadi gembira bersama Tuhan. Di akhir sebuah penderitaan dan salib ada kebahagiaan yang lebih besar daripada sebelumnya. Roh Kudus memiliki tugas perutusan untuk mengajarkan kita dalam segala kebenaran. Salah satunya ialah kebenaran salib. Yang dimaksudkan kebenaran salib ialah penderitaan dan duka bersama Yesus Kristus menjadi pembenaran bagi kita, karena melalui itu kita dibebaskan dari dosa dan kita diperkenankan masuk ke dalam kemuliaan Tuhan. Salib itu suatu kemenangan dan kemuliaan. Kita hendaknya tidak melihatnya sebagai penderitaan yang sia-sia, suatu kebodohan dan skandal. Yesus telah memanggul salib dan dengan itu Ia menaklukkan dunia. Jadi kita tidak usah kuatir atau malu dengan salib. Yesus memberikan kita karunia terbaik, ialah Roh-Nya sendiri dan itu berarti kita dibaptis dalam Roh Kudus. Kita semua sudah menerimanya melalui sakramen baptis. Karunia yang sama juga yang diterima Apollos dan teman-temannya dalam kisah penginjilan Gereja Perdana. Ada penumpangan tangan saat kita menerima Sakramen Penguatan sehingga kita dipenuhi Roh Kudus. Kita akan membaharui pencurahan Roh Kudus itu pada hari raya Pentakosta nanti. Roh Kudus itulah yang membuat kita mampu menghadapi banyak rintangan dan kesulitan yang ada di depan kita. Dalam memikul salib masing-masing, Roh Kudus hadir bersama kita. Setelah melewati kesulitan dan penderitaan itu, Roh Kudus juga tetap bersama kita dalam segala suka cita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Allah Bapa yang maha kuasa, semoga kami tetap dalam kerinduan dan semangat untuk menyambut Roh Kudus-Mu, dan terima kasih karena Yesus Putera-Mu tetap menjadi bagi kami jalan yang benar dan pasti untuk sampai kepada-Mu. Salam Maria... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
Roma 8:9-11 "Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah tinggal di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena pembenaran. Jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, tinggal di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya yang tinggal di dalam kamu."
Kasih itu tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri, ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain, dan hati di mana kasih berkuasa, tidak akan diisi dengan nafsu atau balas dendam.
Jika kita menatap matahari bahkan sesaat dalam kemuliaan meridiannya, ketika kita memalingkan mata kita, gambar matahari akan muncul dalam segala hal yang kita lihat.
Dengan hati bersyukur pada Allah yang kudus, syukur diberikannya Anak-Ny Yesus. // Allah tidak dapat mencurahkan Roh-Nya apabila sifat cinta diri dan pemanjaan diri begitu menonjol.
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 7 Februari 2023 Bacaan: "TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia." (Bilangan 6:25) Renungan: Eceng gondok yang memenuhi permukaan danau merupakan ancaman besar bagi kelangsungan ekosistem di dalamnya. Dengan tumbuh suburnya tanaman gulma air tersebut, penyusutan dan pendangkalan danau terjadi dengan cepat karena eceng gondok yang mati atau mengering akan turun mengendap ke dasar danau. Keberadaan tanaman ini juga dapat menghalangi masuknya sinar matahari ke danau sehingga tumbuhan-tumbuhan dan hewan-hewan tidak dapat bertahan akibat kurangnya kadar oksigen dalam air Bagaikan eceng gondok yang menghambat pertumbuhan, demikianlah saat kita menutup hati dari terang kasih Tuhan. Ketika kebenaran-Nya tidak lagi tertanam dalam hati kita, dengan mudahnya arus dunia akan menenggelamkan kita sehingga iman kita tidak dapat bertumbuh dan hidup kita berantakan. Melangkah keluar dari naungan pemeliharaan-Nya akan membuat kita kehilangan harapan. Penulis Amsal mengingatkan kita untuk memberikan hati bagi Tuhan supaya kita dapat hidup. Namun, ketika kita menjauh dari hadirat-Nya, kegelapanlah yang akan menaungi sehingga hidup pun menjadi suram. Mengundang Tuhan untuk bertakhta di dalam hati kita akan menjadikan berkat-berkat-Nya mengalir sepanjang waktu. Mendekatlah kepada Tuhan karena la adalah sumber kehidupan yang sejati sehingga tidak akan ada lagi beban-beban yang menekan. Hari-hari kita akan terasa hampa ketika kita memilih untuk mengikuti jalan kita sendiri. Ketika kita menjauh dari anugerah-Nya, segala sesuatunya akan terasa meresahkan, seolah kepahitan datang tanpa henti. Bahkan pencapaian tinggi kita sekalipun tidak dapat memuaskan jiwa kita karena di luar Tuhan, hidup senantiasa kering dan tidak berarti. Dengan melibatkan Tuhan dalam segala hal, kita akan melihat bagaimana dengan Roh-Nya dan tangan-Nya yang perkasa, kita akan dapat melalui berbagai tantangan yang menghadang sehingga siang dan malam ada kelegaan bagi jiwa kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, bawalah aku untuk semakin dekat pada-Mu, sehingga hidupku senantiasa aman dalam perlindungan-Mu. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 4 September 2022 "Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan." (Ibrani 12:14) Renungan: Ada seseorang yang tidak suka ganti-ganti tas. Kalau sudah nyaman dengan satu tas, ia pasti akan menggunakan tas itu setiap hari selama berbulan-bulan. Suatu hari ia merasakan tas ransel yang ia kenakan terasa begitu berat, hingga ia heran dan bertanya-tanya pada diri sendiri. Seingatnya tidak banyak barang yang ia bawa. Karena penasaran dengan beban berat itu, ia akhirnya membongkar tas tersebut. Bagian demi bagian ia periksa dan ternyata ada banyak kertas bekas, tisu, bungkus permen dan barang-barang yang sebenarnya tidak perlu ia bawa. Seperti halnya sampah-sampah dan barang-barang yang tidak perlu dibawa dalam tas, terkadang kita pun berlaku demikian dengan pikiran kita sendiri. Tidak jarang kita menyimpan pikiran sia-sia, seperti pesimis, merendahkan diri sendiri dan orang lain, keluhan, kesedihan, kemarahan dan sebagainya. Padahal ada hal yang jauh lebih penting untuk kita pikirkan yaitu hikmat Allah yang lebih tinggi dari hikmat manapun. Hikmat Allah sangat penting bagi kehidupan kita sebagai pengikut Yesus, sebab tanpa hikmat-Nya, kita tidak akan pernah bisa mengerti hal-hal yang sifatnya rohani. Tanpa hikmat Allah akan sulit untuk kita memahami ajaran yang berasal dari pada-Nya. Hikmat Allah hanya bisa kita miliki saat kita hidup bersama dengan-Nya. Pertanyaannya, sudahkah kita membina hubungan yang dekat dengan Roh Allah? Saat ini kiranya kita berkomitmen untuk hidup dalam kekudusan dan takut akan Allah. Karena hanya dengan demikianlah Roh-Nya yang kudus akan tinggal tetap dalam diri kita. Jangan sampai kita didapati penuh dengan sampah. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, penuhilah aku dengan Roh-Mu, sehingga aku dapat menjaga kekudusan hidupku. Amin. (Dod).